Anda di halaman 1dari 39

Mungkinkah Peran

Industri Bersandar
pada Industri Pulp
dan Paper?
Buku Analisis Pembangunan Industri
Edisi IV - 2021
Mungkinkah Peran
Industri Bersandar
pada Industri Pulp
dan Paper?
Buku Analisis Pembangunan Industri
Edisi IV - 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ i


BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A. Perkembangan Ekonomi Nasional dan Industri Pengolahan Nonmigas ................... 1
B. Industri Pulp dan Kertas di Indonesia ........................................................................ 3
C. Jenis Produk Industri Kertas dan Barang dari Kertas................................................. 7
BAB II KINERJA INDUSTRI PULP DAN KERTAS ........................................................... 10
A. Pertumbuhan Industri Pulp dan Kertas ................................................................... 10
B. Ekspor Impor Industri Pulp dan Kertas .................................................................... 16
C. Perkembangan Investasi Industri Kertas dan Barang dari Kertas ........................... 20
BAB III PELUANG, PERMASALAHAN DAN TANTANGAN INDUSTRI PULP DAN
KERTAS............................................................................................................................... 25
A. Peluang Industri Pulp dan Kertas Nasional.............................................................. 25
B. Permasalahan dan Tantangan Industri Pulp dan Kertas ......................................... 28
BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 31
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 31
B. Rekomendasi Kebijakan........................................................................................... 32

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Perkembangan Ekonomi jauh lebih rendah, yaitu hanya


Nasional dan Industri sebesar 0,74% (yoy).
Pengolahan Nonmigas Dari sisi produksi, berkurang
jauhnya kontraksi pertumbuhan
Masih terjadinya kontraksi ekonomi Indonesia pada triwulan I
pertumbuhan pada konsumsi 2021 antara lain disebabkan oleh
rumah tangga dan investasi menurun tajamnya kontraksi
menyebabkan masih terjadinya pertumbuhan pada Industri
pertumbuhan negatif pada Pengolahan Nonmigas, dan juga
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada sektor industri pengolahan
pada triwulan I 2021, namun secara keseluruhan (migas dan
dengan kontraksi yang jauh lebih nonmigas). Pada triwulan I 2021
rendah dibandingkan dengan industri pengolahan nonmigas
pertumbuhan pada tahun 2020. mengalami kontraksi pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,71% (yoy), yang jauh lebih
pada triwulan I 2021 tercatat rendah dari kontraksi
mengalami kontraksi sebesar pertumbuhan pada triwulan IV
0,74% (yoy), yang sudah lebih baik 2020 yang sebesar 2,22% (yoy).
dari pertumbuhan negatif sebesar Lebih-lebih jika dibandingkan
2,19% (yoy) pada triwulan IV 2020. dengan kontraksi pertumbuhan
Pada triwulan I 2021 konsumsi pada triwulan II 2020 yang sebesar
rumah tangga yang memberikan 5,74% (yoy).
kontribusi terbesar masih Dengan kontraksi pertumbuhan
mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,71% tersebut, maka
sebesar 2,23% (yoy), dimana pada kinerja pertumbuhan industri
triwulan IV 2020 mengalami nonmigas pada triwulan I 2021
kontraksi sebesar 3,61% (yoy). berada sedikit di atas kinerja
Sementara itu investasi fisik pertumbuhan ekonomi nasional,
(Pembentukan Modal Tetap Bruto) yang pada triwulan I 2021
yang pada triwulan IV 2020 masih mengalami kontraksi pertumbuhan
mengalami kontraksi pertumbuhan lebih tinggi, yaitu sebesar 0,74%.
sebesar 6,63% (yoy), pada triwulan Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
I 2021 mengalami kontraksi yang sektor industri nonmigas pada

1
periode tersebut berada di atas Industri Tekstil dan Pakaian Jadi,
rata-rata kinerja pertumbuhan yang mencapai kontraksi sebesar
seluruh sektor ekonomi dalam 13,28% (yoy). Kemudian diikuti oleh
Produk Domestik Bruto (PDB). kelompok Industri Alat Angkutan
Masih terjadinya kontraksi yang turun sebesar 10,93% (yoy).
pertumbuhan Industri Non Migas Lalu kelompok Industri
pada triwulan I 2021 disebabkan Pengolahan Tembakau yang
karena terjadinya kontraksi mengalami kontraksi sebesar
pertumbuhan pada sebanyak tujuh 9,58% (yoy), serta kelompok
(7) kelompok industri, sedangkan Industri Kayu, Barang dari Kayu
sebanyak delapan (8) kelompok dan Gabus dan Barang Anyaman
industri mengalami pertumbuhan dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
positif. Dan dari ke-8 kelompok yang terkontraksi sebesar 8,51%
industri yang mengalami (yoy).
pertumbuhan positif, sebanyak tiga Sementara itu Industri Kertas dan
kelompok industri mengalami Barang dari Kertas; Percetakan
pertumbuhan yang tinggi, dan Reproduksi Media Rekaman
sementara lima kelompok industri merupakan kelompok industri
lainnya mengalami pertumbuhan yang pada triwulan I 2021
moderat. Kontraksi pertumbuhan mencatatkan kontraksi
terbesar terjadi pada kelompok pertumbuhan yang paling rendah,

2
yaitu sebesar 2,67% (yoy). sebagai negara yang masih
Kontraksi ini sedikit membaik dari memiliki hutan cukup luas,
kontraksi pertumbuhan berpotensi menjadi salah satu
sebelumnya yang sebesar 2,98% pemain dunia di bidang industri
(yoy) pada triwulan IV 2020. pulp dan kertas karena
ketersediaan hutan, sebagai
sumber utama bahan baku, masih
B. Industri Pulp dan Kertas di merupakan penggerak utama bagi
Indonesia berkembangnya industri ini.
Industri pulp dan kertas Disamping memiliki hutan yang
merupakan salah satu industri cukup luas dan iklim tropis yang
hasil hutan yang sangat penting. memungkinkan tanaman tumbuh
Hampir tidak ada aktivitas lebih cepat, Indonesia juga
kehidupan manusia yang tidak memiliki sumber-sumber bahan
memanfaatkan komoditi industri baku alternatif, seperti limbah
ini, mulai dari aktivitas kehidupan pertanian.
di rumah tangga, perkantoran, Indonesia memiliki potensi hutan
industri, pendidikan, perdagangan nomor tiga terbesar di dunia
dan lain sebagainya. Indonesia (setelah Brasil dan Zaire) dalam

3
bidang luas area dan potensi mencapai 11,26 juta hektar dari
produksi hasil hutan. Dengan iklim tahun 2014 sebesar 10,54 juta
tropis, produksi kayu di Indonesia hektar. Dengan realisasi
tumbuh lebih cepat dibandingkan penanaman tumbuhan pada HTI
dengan hutan di negara pesaing selama 5 tahun (2014-2019)
yang beriklim subtropik. Karena mengalami fluktuasi, namun
hanya Indonesia dan Brasil yang terjadi tren penurunan sebesar
dianggap berpeluang mem- 2,37%. Sedangkan produksi kayu
produksi pulp secara efisien, maka bulat pada HTI juga mengalami
Indonesia dapat dikatakan memiliki peningkatan sehingga pada tahun
keunggulan komparatif dalam hal 2019 mencapai 40,02 juta m3.
produktivitas bahan baku. Dengan berkembang dan
Bahan baku yang digunakan oleh meningkatnya kapasitas produksi
industri kertas umumnya berasal maupun pembangunan pabrik baru
dari pulp yang terbuat dari kayu industri pulp dan kertas Indonesia,
atau virgin pulp. Bahan baku lain kebutuhan bahan baku kayu
yang biasanya juga digunakan diharapkan dapat dipenuhi dari
adalah bahan baku non kayu yaitu pemanfaatan HTI.
kertas bekas. Bahan baku utama Namun, bahan baku dari virgin pulp
yang digunakan dalam produksi berasal dari 2 (dua) jenis serat
virgin pulp adalah kayu yang kayu yang saling melengkapi, yakni
berasal dari hutan tanaman serat kayu pendek dan serat kayu
industri (HTI). Hutan tanaman panjang. Serat pendek diperoleh
industri merupakan hutan yang dari tanaman berdaun lebar (long
memproduksi tanaman dengan leaf) atau dengan nama lain untuk
menerapkan budidaya kehutanan jenis kayu ini adalah hardwood,
untuk memenuhi bahan baku contohnya adalah Acacia Mangium,
industri dengan tujuan menjadi Eucalyptus sp, Albazia sp,
sebuah hutan yang secara khusus Peronema Canescens dan lain-
dapat dieksploitasi tanpa lain. Hasil pengolahan kayu serat
membebani hutan alami. pendek ini disebut Leaf Bleach
Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Kraft Pulp (LBKP) yang mempunyai
Hutan Kayu pada Hutan Tanaman karakteristik dapat membentuk
Industri (IUPHHK-HTI) terus formasi lembaran yang lebih baik.
mengalami peningkatan dari tahun Sedangkan serat panjang
ke tahun berdasarkan data diperoleh dari jenis-jenis kayu
Kementerian Lingkungan Hidup berdaun jarum (needle leaf), atau
dan Kehutanan, hingga tahun 2019 dengan nama lain disebut

4
softwood. Kayu jenis ini banyak Hidup dan Kehutanan, Menteri
tumbuh di daerah yang beriklim Perindustrian dan Kepala
dingin dan subtropis, sehingga di Kepolisian Negara, Nomor 482
Indonesia dipenuhi melalui impor Tahun 2020, Nomor
untuk kebutuhan terhadap bahan S.235/MENLHK/PSLB3/PLB.3/5/20
baku berjenis kayu serat panjang, 20, Nomor 715 Tahun 2020, Nomor
contoh dari jenis kayu ini adalah KB/1/V/2020 tentang Pelaksanaan
pinus, cemara dan Agathis. Hasil Impor Limbah Non-Bahan
pengolahan kayu serat panjang ini Berbahaya dan Beracun (B3)
disebut dengan Needle Bleached sebagai Bahan Baku Industri yang
Kraft Pulp (NBKP) yang memiliki ditetapkan toleransi impuritas
karakteristik kekuatan dan impor limbah non B3 untuk kertas
kemampuan ikatan yang baik. dan plastik sebesar 2% yang akan
Selain dari virgin pulp, bahan baku diturunkan secara bertahap.
yang digunakan dalam proses Sedangkan dalam ketentuan
produksi industri kertas adalah internasional Institute of Scrap
kertas bekas untuk memproduksi Recycling Industries (ISRI) telah
kertas packaging dan brown paper. membagi kertas bekas menjadi
Kebutuhan kertas bekas untuk beberapa grade diantaranya kertas
industri kertas di Indonesia sekitar kardus bekas (Old Corrugated
6-7 juta ton per tahun, sekitar Containers/OCC), kertas koran
setengahnya sudah bisa dipasok bekas (Old Newspaper/ONP),
dari dalam negeri sedangkan kertas putih bertulisan (Sorted
sisanya masih impor dikarenakan White Ledger/SWL) dan kertas
konsumsi kertas di Indonesia hasil rumah tangga (Mixed Paper)
masih cukup rendah serta dengan kriteria kualitas dibedakan
keberadaan kertas bekas di dengan tingkat prohibitive
Indonesia tersebar di berbagai materials (setiap bahan yang dapat
wilayah, belum ada skema membuat kertas bekas tidak dapat
pengumpulan sampah kertas digunakan untuk spesifikasi
bekas daur ulang serta pemilahan tertentu atau bahan yang dapat
sampah yang baik di Indonesia. merusak mesin/peralatan) dan
outthrows (jenis kertas lain yang
Permasalahan impor kertas bekas
dianggap tidak sesuai dan akan
adalah pada batasan toleransi
mempengaruhi mutu kertas yang
tingkat impuritas yang telah
dihasilkan). Rentang nilai untuk
ditetapkan melalui surat
prohibitive materials berkisar 0 –
keputusan bersama (SKB) Menteri
2% dan outthrows berkisar 1 – 5%.
Perdagangan, Menteri Lingkungan

5
Sementara itu industri pulp dan kertas sebagai sektor strategis,
kertas merupakan salah satu dengan membuat kebijakan untuk
industri yang cukup berkembang di meningkatkan daya saing
Indonesia. Saat ini Indonesia menghadapi perdagangan bebas.
mempunyai 99 perusahaan industri Pengembangan industri pulp dan
pulp dan kertas, dengan 89 kertas dilakukan melalui
perusahaan produsen kertas yang pendekatan klaster industri,
tersebar di pulau Jawa dan dengan fokus pengembangan
Sumatera, sedangkan sisanya industri kertas di Pulau Jawa,
merupakan perusahaan produsen sedangkan industri pulp diarahkan
pulp, dengan 5 perusahaan ke luar Pulau Jawa khususnya
diantaranya merupakan Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
perusahaan produsen pulp yang Permintaan global akan produk
terintegrasi dengan industri kertas industri pulp dan kertas Indonesia
atau industri tissue dan diperkirakan akan terus
sebagainya. Dengan jumlah meningkat, baik untuk konsumsi
industri pulp dan kertas tersebut, dalam negeri maupun untuk
mampu menyerap tenaga kerja ekspor. Hal ini antara lain berupa
langsung kurang lebih sebanyak produk kertas tissue, kertas
261 ribu orang serta 1,1 juta orang kemasan, dan sebagainya. Dengan
tenaga kerja tidak langsung tren transaksi e-commerce yang
sepanjang rantai nilai industri pulp makin meningkat, hal tersebut
dan kertas. akan mendorong kebutuhan kertas
Pertumbuhan industri pulp, kertas untuk kemasan kertas dan karton
dan barang kertas tersebut akan terus tumbuh. Selain untuk
didorong oleh semakin tingginya kebutuhan kertas, industri pulp
permintaan domestik dan global dewasa ini juga sudah berkembang
seiring dengan semakin tingginya untuk produk hilir lainnya, yaitu
perkembangan ilmu pengetahuan produk dissolving pulp sebagai
dan arus informasi. Di tengah bahan baku rayon untuk industri
perkembangannya tersebut, upaya TPT (Tekstil dan Produk Tekstil).
untuk terus meningkatkan daya Saat ini, kebutuhan kertas dunia
saing pulp, kertas dan barang sekitar 394 juta ton. Pertumbuhan
kertas terus dilakukan guna kebutuhan kertas dunia
menghadapi persaingan global diperkirakan tumbuh rata-rata 2,1
yang kian ketat. persen per tahun, dan pada tahun
Kementerian Perindustrian telah 2020 yang lalu kebutuhan kertas
menempatkan industri pulp dan dunia diperkirakan mencapai 490

6
juta ton. Industri pulp Indonesia berdasarkan strukturgrade
dewasa ini dengan kapasitas (kelas)-nya. Pulp and Paper
mencapai 11,83 juta ton per tahun Product Council (2010)
menempati peringkat delapan mengkategorikannya sebagai
dunia dan industri kertas dengan berikut:
kapasitas sebesar 17,94 juta ton 1. Kertas
per tahun menempati peringkat
a) Newsprint
enam dunia. Keunggulan daya
saing ini antara lain karena Merupakan istilah yang
Indonesia memiliki potensi bahan digunakan untuk
baku pulp dan kertas yang cukup menunjukkan kertas dengan
besar dari HTI. berat antara 40g/m2 sampai
dengan 57g/m2, yang
Konsumsi kertas di Indonesia saat
umumnya digunakan untuk
ini tercatat baru sekitar 32,6 kg per
penerbitan surat kabar.
kapita, yang dapat dikatakan masih
Sebagian besar diproduksi
sangat rendah. Sebagai
dengan menggunakan
perbandingan, konsumsi kertas
mechanical wood pulp dan
per kapita di Amerika Serikat
sebagian di antaranya
mencapai sekitar 324 kg, Belgia
chemical wood pulp.
sekitar 295 kg, Denmark sekitar
270 kg, Kanada sekitar 250 kg, dan b) Printing & Writing Papers
Jepang sekitar 242 kg. Kondisi ini Kertas ini digunakan untuk
menunjukkan masih besarnya keperluan percetakan dan
peluang pengembangan industri bisnis seperti percetakan
kertas di Indonesia, lebih-lebih buku, majalah dan poster,
dengan semakin dibatasinya keperluan tulis menulis,
penggunaan plastik, baik sebagai pembuatan sketsa dan
bahan packaging maupun sebagai gambar, stok dasar
kemasan pembungkus berbagai wallpaper, lapisan kotak,
produk konsumsi masyarakat. duplikasi, tablet atau blok,
label, litograf, uang kertas,
stok kartu tabulasi dan
C. Jenis Produk Industri Kertas
kertas untuk kitab suci.
dan Barang dari Kertas
c) Kraft Papers
Industri pulp, kertas dan barang
Merupakan kertas yang
dari kertas menghasilkan produk
pembuatannya didominasi
yang terstandardisasi. Tiap jenis
dari wood pulp yang
produk dapat dikategorikan

7
diproduksi dengan proses membuat kotak yang
sulphate pulping. Kraft diproduksi oleh pabrik.
papers tersebut teksturnya b) Containerboard
kasar dan terkenal dengan Pada umumnya digunakan
kekuatannya. Kraft papers dalam produksi kotak
yang masuk pada kelas kontainer untuk pengiriman
unbleached digunakan dan produk karton
terutama sebagai corrugated lainnya.
pembungkus atau bahan
pengepak. Pada umumnya
dapat dikonversi menjadi 3. Wood Pulp
produk yang bervariasi, a) Chemical Paper Grade Pulp
seperti sebagai tas belanja, Pulp yang diperoleh dengan
amplop, karung dan cara menambahkan bahan
sebagainya. kimia baik dengan proses
d) Tissue & Speciality sulfat, soda maupun sulfit
Tissue meliputi semua jenis pada bahan baku kayu baik
kertas yang digunakan untuk dari jenis konifer maupun
keperluan kesehatan yang non konifer untuk
bisa dibuang setelah dipakai. memperoleh serat yang
Umumnya jenis kertas ini terpisah dari komponen
mudah menyerap dan lainnya.
mempunyai tekstur yang Pulp jenis ini dapat melalui
lembut. Sementara itu proses bleaching untuk
specialty paper berupa tahapan lebih lanjut maupun
kertas yang memiliki tidak. Pulp ini
karakteristik fisik yang diklasifikasikan menjadi
spesifik, pada umumnya beberapa jenis yaitu
dimaksudkan untuk unbleached sulphite pulp,
penggunaan akhir tertentu. bleached sulphite pulp,
unbleached sulphate pulp,
dan bleached sulphate pulp.
2. Paperboard (Kertas Karton)
b) Semi-Chemical Pulp
a) Boxboard
Pulp yang diperoleh dengan
Merupakan istilah yang
cara menggiling bahan
digunakan untuk
baku kayu baik dari jenis
menunjukkan paperboard
konifer maupun non konifer
yang digunakan untuk

8
dan penambahan bahan c) High Yield & Mechanical
kimia untuk memudahkan Paper Grade Pulp
proses pemisahan serat Pulp yang diperoleh dengan
dari komponen lainnya. cara menggiling bahan baku
Menurut urutan dan kayu baik dari jenis
pentingnya perlakuan konifer maupun non konifer
(treatment), pulp ini untuk memisahkan serat
memiliki beberapa nama dari komponen lainnya.
seperti: semi-chemical, Biasanya juga disebut
chemi-groundwood, chemi- sebagai groundwood pulp
mechanical, dan lain-lain. dan refiner pulp.
Pulp jenis ini dapat melalui Pulp jenis ini dapat melalui
proses bleaching untuk proses bleaching untuk
tahapan lebih lanjut maupun tahapan lebih lanjut maupun
tidak. tidak.

9
BAB II
KINERJA INDUSTRI PULP DAN KERTAS

A. Pertumbuhan Industri Pulp dan dan setelah pertumbuhan Industri


Kertas Logam dasar yang sebesar 2,76%
(yoy). Karena pertumbuhan positif
Berbeda dengan kondisi lainnya hanya terjadi pada industri
kebanyakan industri, Industri Makanan dan Minuman yang
Kertas dan Barang dari Kertas; tumbuh sebesar 0,22% (yoy),
Percetakan dan Reproduksi Media sedangkan sebanyak sebelas
Rekaman baru mengalami industri lainnya mengalami
penurunan (kontraksi pertumbuhan negatif. Namun pada
pertumbuhan) pada triwulan III triwulan III dan triwulan IV 2020,
2020. Pada triwulan I dan triwulan seperti kebanyakan industri
II 2020 industri ini masih lainnya, pertumbuhan Industri
mencatatkan pertumbuhan positif, Kertas dan Barang dari Kertas;
yang bahkan pada triwulan I 2020 Percetakan dan Reproduksi Media
menjadi industri dengan Rekaman juga tercatat mengalami
pertumbuhan kedua tertinggi pertumbuhan negatif, masing-
setelah Industri Kimia, Farmasi masing sebesar 1,42% (yoy) dan
dan Obat Tradisional yang tumbuh 2,98% (yoy), sehingga untuk
sebesar 5,59% (yoy). Pada triwulan seluruh tahun 2020 industri ini
I 2020 tersebut Industri Kertas dan tercatat tumbuh sebesar 0,22%.
Barang dari Kertas; Percetakan
Selanjutnya pada triwulan I 2021,
dan Reproduksi Media Rekaman
ketika sebanyak tujuh industri
mengalami pertumbuhan sebesar
masih mengalami kontraksi
4,5% (yoy).
pertumbuhan, Industri Kertas dan
Pada triwulan II 2020 Industri Barang dari Kertas; Percetakan
Kertas dan Barang dari Kertas; dan Reproduksi Media Rekaman
Percetakan dan Reproduksi Media merupakan industri yang
Rekaman mengalami pertumbuhan mencatatkan kontraksi
sebesar 1,10% (yoy). Pertumbuhan pertumbuhan yang paling rendah,
ini merupakan pertumbuhan ketiga yaitu sebesar 2,67% (yoy).
terbesar setelah pertumbuhan Kontraksi ini sedikit membaik dari
Industri Kimia, Farmasi dan Obat kontraksi pertumbuhan
Tradisional sebesar 8,65% (yoy),

10
sebelumnya yang sebesar 2,98% kedua setelah industri Tekstil dan
(yoy) pada triwulan IV 2020. Pakaian Jadi pada tahun 2019,
dengan pertumbuhan sebesar
Sebelumnya, Industri Kertas dan
8,86%.
Barang dari Kertas; Percetakan
dan Reproduksi Media Rekaman Namun, sesungguhnya industri ini
mengalami pertumbuhan yang mulai mengalami kenaikan
relatif tinggi, yaitu sebesar 12,49% pertumbuhan yang berarti sejak
(yoy) pada triwulan II 2019, yang semester II 2018. Pada triwulan III
kemudian melambat drastis 2018 Industri Kertas dan Barang
menjadi sebesar 6,94% (yoy) dari Kertas; Percetakan dan
pada triwulan III 2019 dan Reproduksi Media Rekaman
naik lagi menjadi sebesar 7,10% mengalami pertumbuhan yang
(yoy) pada triwulan IV 2019. Relatif relatif tinggi, yaitu sebesar 5,04%
tingginya pertumbuhan industri ini (yoy), dari pertumbuhan negatif
sepanjang tahun 2019 menjadikan sebesar 3,03% (yoy) pada triwulan
industri ini sebagai industri yang II 2018. Pertumbuhan ini kemudian
mengalami pertumbuhan tertinggi meningkat drastis menjadi sebesar

11
10,28% (yoy) pada triwulan IV 2019, lebih besar lagi. Apalagi dengan
namun kemudian melambat pertumbuhannya yang relatif tinggi
menjadi sebesar 9,22% (yoy) pada sejak triwulan IV 2018, bahkan
triwulan I 2019. Namun karena hingga triwulan I 2020. Walaupun
pada semester I 2018 Industri tidak terlalu besar, namun industri
Kertas dan Barang dari Kertas; pulp dan kertas berkontribusi
Percetakan dan Reproduksi Media cukup signifikan pada
Rekaman mengalami kontraksi perekonomian Indonesia. Pada
yang cukup besar, maka untuk 2020, Industri Kertas dan Barang
keseluruhan tahun 2018 industri ini dari Kertas; Percetakan dan
hanya mencatatkan pertumbuhan Reproduksi Media Rekaman
sebesar 1,43%. berkontribusi sekitar 4.01%
terhadap industri pengolahan non-
Melihat kebutuhan kertas dunia
migas atau sekitar 0,72% terhadap
yang relatif tinggi, sementara
PDB total.
konsumsi kertas di Indonesia juga
masih cukup rendah, maka industri Tapi sebelumnya kontribusi
pulp dan kertas Indonesia industri ini tercatat lebih besar lagi,
merupakan industri yang sangat yaitu sebesar 5,32% terhadap
potensial untuk dikembangkan industri pengolahan non-migas,

12
atau hampir 1% terhadap PDB total pertumbuhan industri pulp dan
pada tahun 2010. Kontribusi ini kertas sejak semester II 2018
menurun sejalan dengan hingga tahun 2019 menaikkan
melambatnya pertumbuhan, atau kembali kontribusi industri ini.
menurunnya produksi pulp dan Kontribusi yang sebesar 3,95%
kertas Indonesia, sehingga pada pada tahun 2019 mengalami
tahun 2018 kontribusinya tercatat peningkatan pada tahun 2020
hanya sekitar 3,89%. Hal ini sebesar 4,01% seiring dengan
disebabkan karena pada tahun tumbuh positifnya industri ini
2012, 2013, dan 2015 industri ini meskipun mengalami perlambatan
mengalami kontraksi dibanding tahun 2019, di tengah
pertumbuhan, dimana pada tahun mayoritas kelompok industri yang
2012 Industri Kertas dan Barang mengalami kontraksi pertumbuhan
dari Kertas; Percetakan dan pada tahun 2020. Tumbuh
Reproduksi Media Rekaman positifnya Industri Kertas dan
mengalami penurunan sebesar Barang dari Kertas; Percetakan
2,89%. Selanjutnya dengan dan Reproduksi Media Rekaman
meningkatnya kembali pada masa pandemi ini
13
dikarenakan adanya peningkatan tahun 2018 menjadi sebesar 23,37%
produksi kertas di beberapa sentra pada tahun 2019. Sedangkan
industri, selain juga permintaan Industri Kertas dan Barang dari
luar negeri yang mengalami Kertas naik dari pertumbuhan
pertumbuhan. sebesar 0,40% pada tahun 2018
menjadi sebesar 7,13% pada tahun
Jika dilihat berdasarkan KBLI 2
2019. Kecuali pada tahun 2014,
digit, pada tahun 2019 kenaikan
kenaikan pertumbuhan Industri
pertumbuhan Industri Kertas dan
Pencetakan dan Reproduksi Media
Barang dari Kertas; Percetakan
Rekaman cenderung selalu lebih
dan Reproduksi Media Rekaman
tinggi sejak tahun 2011, yang
terutama terjadi pada Industri
berdampak pada semakin
Pencetakan dan Reproduksi Media
berkurangnya dominansi Industri
Rekaman yang naik dari
Kertas dan Barang dari Kertas
pertumbuhan sebesar 10,95% pada
dalam Industri Kertas dan Barang

14
dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
Reproduksi Media Rekaman secara sebesar 7,43%, maka pada tahun
keseluruhan. Jika pada tahun 2014 2019 kontribusi Industri Kertas dan
kontribusi Industri Kertas dan Barang dari Kertas turun menjadi
Barang dari Kertas pada Industri sebesar 88,66% dan Industri
Kertas dan Barang dari Kertas; Pencetakan dan Reproduksi Media
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman naik menjadi sebesar
Rekaman masih sebesar 92,57%, 11,34%.
dan Industri Pencetakan dan

15
B. Ekspor Impor Industri Pulp dan tercatat sekitar USD 1,81 miliar atau
Kertas naik sebesar 9,56% terhadap nilai
ekspornya pada triwulan I 2020.
Sebagai penghasil devisa, pada
Dilihat dari komoditasnya, pulp
tahun 2020 Industri Kertas dan
(bubur kertas) merupakan
Barang dari Kertas; Percetakan
komoditas terbesar dalam
dan Reproduksi Media Rekaman
menghasilkan devisa pada Industri
juga mengalami penurunan nilai
Kertas dan Barang dari Kertas;
ekspor, yaitu sebesar USD 424,1
Percetakan dan Reproduksi Media
juta (5,81%), dari sebesar USD 7,30
Rekaman. Komoditas ini juga
miliar pada tahun 2019 menjadi
merupakan komoditas industri ke-
sebesar USD 6,88 miliar pada
10 terbesar dalam menghasilkan
tahun 2020, sementara pada tahun
devisa. Pada tahun 2020 nilai
2019 nilai ekspor industri ini
ekspor pulp (bubur kertas)
mencatatkan kenaikan sebesar
mengalami penurunan sebesar
0,06% dari nilai ekspor tahun 2018.
USD 246,3 juta atau sekitar 8,86%,
Pada triwulan I 2021 nilai ekspor
yaitu dari sebesar USD 2,78 miliar
Industri Kertas dan Barang dari
pada tahun 2019 menjadi sebesar
Kertas; Percetakan dan
USD 2,53 miliar pada tahun 2020.
Reproduksi Media Rekaman
Sementara pada triwulan I 2021

16
komoditas ini tercatat mengalami sebesar 5,51%. Pada tahun 2020
kenaikan sebesar 16,10%, yaitu dari lalu, penurunan impor terbesar
sebesar USD 608 juta pada terjadi pada bubur kertas (pulp)
triwulan I 2020 menjadi sebesar yang mencapai sebesar USD 278,0
USD 705,9 juta pada triwulan I 2021. juta (25,51%), dimana pada tahun
2019 komoditas ini tercatat juga
Industri Kertas dan Barang dari
sudah mengalami penurunan
Kertas; Percetakan dan
impor sebesar 13,63%. Dengan
Reproduksi Media Rekaman juga
penurunan nilai impor yang lebih
merupakan industri yang
besar pada tahun 2020, maka
melakukan impor, baik sebagai
surplus neraca perdagangan
barang konsumsi maupun sebagai
Industri Kertas dan Barang dari
bahan baku. Pada tahun 2020 nilai
Kertas; Percetakan dan
impor industri kertas dan pulp juga
Reproduksi Media Rekaman pada
mengalami penurunan yang cukup
tahun 2020 mengalami kenaikan,
besar, yaitu sebesar USD 647,7 juta
yaitu menjadi sebesar USD 4,17
(19,34%), dari sebesar 3,35 miliar
miliar dari sebesar USD 3,95 miliar
pada tahun 2019 menjadi sebesar
pada tahun 2019. Sebelumnya pada
USD 2,70 miliar pada tahun 2020,
tahun 2019 surplus neraca
sementara pada tahun 2019 nilai
perdagangan juga telah mengalami
impor industri ini juga turun

17
kenaikan yang cukup berarti, yaitu Amerika Serikat memang
dari sekitar USD 3,75 miliar pada merupakan negara pengekspor
tahun 2018. pulp serat panjang terbesar di yang
menguasai sekitar 26% pasar di
Impor Bahan Baku Pulp dan Kertas dunia pada tahun 2020. Dan
Untuk memenuhi kebutuhan bahan Amerika Utara (Amerika Serikat
baku berjenis kayu berserat dan Kanada) menyumbang hampir
panjang yang banyak tumbuh di dari setengah ekspor ke seluruh
wilayah yang beriklim dingin dunia. Amerika Serikat memiliki
maupun subtropis, Indonesia industri pulp dan kertas yang telah
melakukan impor dari beberapa berkembang pesat dan maju selain
negara. didukung oleh kerja sama yang
dilakukan Amerika Serikat dengan
Impor terbesar pulp serat panjang International Trade Administration
pada tahun 2020 berasal dari (ITA) yang bertujuan untuk
Amerika Serikat dengan berat mengidentifikasi peluang ekspor
272,9 ribu ton atau senilai USD dan mengurangi hambatan
167,2 juta, dengan tren mengalami perdagangan bagi industri.
peningkatan selama 5 tahun Sedangkan Kanda memiliki potensi
terakhir (2016-2020) sebesar 10%. bahan baku dari hutan yang luas.

18
Selain mengimpor dari Amerika selama 5 tahun terakhir (2016-
Utara, pulp serat panjang 2020) berasal dari Amerika Serikat
Indonesia juga berasal dari dengan berat rata-rata 612,2 ribu
Perancis, Swedia, Selandia Baru, ton atau senilai USD 98,6 juta per
Finlandia serta Chili dengan berat tahun. Kemudian disusul dari Italia
impor pada tahun 2020 secara 311 ribu ton (USD 46,5 juta), Inggris
berurutan sebesar 134,7; 62,2; 28,5; 292,6 ribu ton (USD 45,9 juta),
25,5; dan 18,8 ribu ton. Secara Australia 251,2 ribu ton (USD 41,1
keseluruhan, total impor pulp serat juta), dan Singapura 187,8 ribu ton
panjang Indonesia mengalami (USD 34,9 juta). Secara total, rata-
fluktuasi selama 5 tahun terakhir rata impor kertas bekas Indonesia
namun terjadi tren peningkatan, dari seluruh dunia selama 5 tahun
dengan rata-rata nilai impor setiap terakhir sebesar 2,72 juta ton dan
tahun mencapai USD 522,9 juta dan pada tahun 2020 mencapai 3,0 juta
berat rata-rata sebesar 748,0 ribu ton. Impor kertas bekas ini untuk
ton. memenuhi setengah dari
kebutuhan bahan baku industri
Sementara itu, untuk memenuhi
kertas Indonesia yang berkisar 6
kebutuhan bahan baku kertas
sampai 7 juta ton per tahun.
bekas, impor terbesar rata-rata

19
C. Perkembangan Investasi tahun 2020 mencapai 33,0%
Industri Kertas dan Barang terhadap total investasi nasional
senilai Rp. 826,3 triliun, kemudian
dari Kertas
meningkat menjadi 40,2% pada
Total investasi sektor industri pada triwulan I 2021 dari total investasi
tahun 2020 mencapai Rp. 272,9 nasional sebesar Rp. 104,8 triliun.
triliun (PMA+PMDN), atau Kontribusi pada triwulan I 2021 ini
meningkat cukup signifikan lebih tinggi dari rata-rata
sebesar 26,4% dari total investasi kontribusi sektor industri sejak
pada tahun 2019 yang mencapai Rp. 2016 sampai Maret 2021 yang
215,9 triliun. Peningkatan investasi tercatat sebesar 36,3% dan
ini juga berlanjut pada triwulan I merupakan kontribusi tertinggi
2021 yang tercatat senilai Rp. 88,3 sejak triwulan II 2017.
triliun atau naik sebesar 37,9% Investasi industri mulai tergeser
dibanding periode yang sama tahun oleh sektor tersier (jasa) sejak
2020. Dengan capaian nilai tahun 2016. Pada triwulan I 2016,
investasi tersebut, kontribusi kontribusi sektor industri
investasi sektor industri pada mencapai 69,2% sedangkan sektor

20
jasa hanya 20,8%, namun peranan penting dalam
kontribusi sektor jasa terus penyerapan tenaga kerja, kinerja
meningkat dan mencapai puncak ekspor dalam menghasilkan
pada triwulan III 2019 mencapai devisa, serta peningkatan nilai
63,7% sedangkan kontribusi sektor tambah.
industri menurun sampai 20,8%.
Berdasarkan jenis investasi,
Kemudian sejak triwulan IV 2019,
industri manufaktur masih
kontribusi investasi sektor industri
didominasi oleh investasi PMA
terus menunjukkan perbaikan dan
dengan komposisi dengan
berlanjut hingga triwulan I 2021,
perbandingan rata-rata sebesar
namun belum bisa menyamai
67:33 dari tahun 2016 sampai
kontribusi pada tahun 2016 yang
dengan triwulan I 2021, bahkan
mencapai 54,8%.
pada triwulan I 2021 peranan
Peningkatan investasi sektor investasi PMA pada industri
industri perlu terus didorong manufaktur mencapai 74% atau
mengingat industri manufaktur senilai USD 4,47 miliar, capaian ini
merupakan sektor andalan untuk meningkat 47,7% bila dibanding
mendorong pertumbuhan ekonomi nilai investasi PMA industri
nasional. Sektor industri memiliki manufaktur pada triwulan I 2020.

21
Hal ini menunjukkan bahwa di signifikan. Ini mengindikasikan
tengah pandemi, Indonesia masih bahwa para pelaku industri dalam
dipercaya oleh para pelaku industri negeri masih berusaha untuk
global untuk menanamkan melakukan ekspansi di tengah
modalnya. terpaan pandemi COVID-19.
Sementara itu, investasi PMDN Dengan kenaikan investasi
industri manufaktur juga industri manufaktur yang cukup
menunjukkan peningkatan sebesar signifikan pada triwulan I 2021
16,1% pada triwulan I 2021 dibanding terhadap triwulan I 2020, maka
periode yang sama tahun 2020. sebagian besar (16 dari 26) jenis
Secara triwulanan, sejak triwulan I industri mengalami kenaikan
tahun 2018, investasi PMDN investasi. Kenaikan investasi
industri manufaktur menunjukkan terbesar terjadi pada Industri
tren peningkatan meskipun tidak Makanan yang naik Rp. 9,65 triliun

22
atau sebesar 93,6%, dengan triwulan I 2021 sebesar Rp. 1,9
capaian investasi pada triwulan I triliun atau 66,6% dengan capaian
2021 mencapai Rp. 20,0 triliun. investasi mencapai Rp. 4,75 triliun
Kenaikan terbesar selanjutnya dari senilai Rp. 2,85 triliun pada
terjadi pada Industri Kendaraan triwulan I 2020. Dengan demikian,
Bermotor, Trailer dan Semi Trailer investasi Industri Kertas dan
sebesar Rp. 6,97 triliun atau Barang dari Kertas mengalami
594,0%. Sedangkan penurunan kenaikan ke-4 terbesar dari
investasi terbesar dialami Industri seluruh jenis sektor industri
Karet, Barang dari Karet dan manufaktur setelah kenaikan
Plastik, dari Rp. 3,03 triliun pada terbesar pada Industri Makanan,
triwulan I 2020 menjadi Rp. 2,09 Industri Kendaraan Bermotor,
triliun pada triwulan I 2021 atau Trailer dan Semi Trailer serta
turun sebesar 31,1%. Industri Logam Dasar.
Sementara itu, investasi Industri Kenaikan investasi Industri Kertas
Kertas dan Barang dari Kertas dan Barang dari Kertas ini
sendiri mengalami kenaikan pada terutama disebabkan oleh

23
tingginya kenaikan investasi PMDN kemudian disusul investasi berasal
mencapai 173,7% atau naik senilai dari Bermuda yang menyumbang
Rp. 1,89 triliun, sedangkan investasi 13,8%, Jepang 2,16%, Thailand 1,2%,
PMA juga mengalami kenaikan dan Tiongkok 0,8%.
meskipun hanya 0,5% atau senilai
Sedangkan untuk tujuan investasi,
Rp. 9,49 miliar. Peningkatan yang
provinsi Sumatera Selatan masih
tinggi pada investasi PMDN
menjadi primadona tujuan
Industri Kertas dan Barang dari
investasi Industri Kertas dan
Kertas menyebabkan perubahan
Barang dari Kertas selama tahun
komposisi dari yang sebelumnya
2020 sampai dengan triwulan I 2021
didominasi oleh investasi PMA,
dengan nilai investasi mencapai
pada triwulan I 2021 berbalik
Rp. 11,11 triliun. Tujuan investasi
menjadi didominasi oleh investasi
terbesar selanjutnya adalah
PMDN dengan perbandingan 63:37.
provinsi Jawa Timur senilai Rp.
Berdasarkan asal negara, 4,62 triliun, Riau Rp. 2,67 triliun,
investasi PMA Industri Kertas dan Jawa Barat Rp. 1,84 triliun, dan
Barang dari Kertas dari tahun 2020 Jawa Tengah Rp. 323,5 miliar. Hal
sampai dengan Triwulan I 2021 ini dikarenakan memang sebagian
terbesar berasal dari Singapura besar industri pulp dan kertas
dengan kontribusi mencapai 79,3%, tersebar di Sumatera dan Jawa.

24
BAB III
PELUANG, PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
INDUSTRI PULP DAN KERTAS

A. Peluang Industri Pulp dan pada tahun 2021 sebesar


Kertas Nasional 33,2% dengan nilai transaksi
sebesar Rp. 337 triliun.
Industri pulp dan kertas nasional Jumlah pengguna e-
memiliki prospek yang cukup commerce di Indonesia juga
cerah di masa depan, dan tumbuh pesat, pada 2021
berpeluang untuk terus diproyeksikan mencapai 158,6
berkembang. Hal ini antara lain juta pengguna dari sekitar
didukung oleh: 70,1 juta pengguna pada tahun
2017 atau terjadi peningkatan
1) Besarnya peluang pasar baik
126%. Berkembangnya e-
di dalam negeri dan di pasar
commerce tak lepas dari
internasional. Peluang pasar
keterbatasan mobilitas
kertas di pasar domestik
masyarakat imbas kebijakan
masih terbuka lebar karena
pemerintah dalam menekan
masih rendahnya konsumsi
laju penyebaran virus COVID-
kertas per kapita di dalam
19, sehingga cenderung
negeri.
memilih melakukan transaksi
Prospek permintaan secara daring. Selain itu juga
meningkat pada kertas terjadi pergeseran perilaku
kemasan (packaging), kertas masyarakat yang lebih
karton serta tissue, banyak menggunakan
disebabkan meningkatnya peralatan elektronik dalam
tren belanja daring melalui e- era digital, serta memandang
commerce dan perkem- kemudahan dan kenyamanan
bangan tren gaya hidup sehat. dalam jual-beli daring.
Menurut Bank Indonesia, Penetrasi marketplace juga
transaksi e-commerce pada berperan dalam upaya
tahun 2020 meningkat 23,1% meningkatkan keamanan dan
bila dibanding tahun 2019 kemudahan serta promosi
menjadi Rp. 235 triliun dan besar-besaran dalam
diprediksi naik lebih tinggi menarik minat konsumen.

25
Pemanfaatan big data dapat persen, melampaui Amerika
meningkatkan preferensi Utara (22%) dan Eropa Barat
berdasarkan minat (17%). Penggunaan kertas
konsumen. kemasan akan semakin
Permintaan produk kertas meningkat dikarenakan
kemasan containerboard dan pergeseran penggunaan
boxboard pada tahun 2021 plastik kepada bahan yang
diproyeksikan tumbuh 2 lebih ramah lingkungan
persen. Permintaan (sustainable packaging).
diprediksi meningkat 2) Tersedianya potensi
khususnya pada segmen pengembangan bahan baku
kertas kemasan untuk produk yang masih cukup besar.
pangan yang memiliki food
grade. Berdasarkan riset Potensi bahan baku alternatif
McKinsey, Tiongkok menjadi industri pulp dan kertas di
pasar pangsa pengemasan Indonesia didukung oleh
terbesar pada tahun 2022 keanekaragaman tumbuhan
dengan pangsa sekitar 28 yang ada di Indonesia. Telah

26
banyak dilakukan penelitian nomor 1 di dunia. Setiap
terkait bahan baku alternatif satuan berat tandan buah
non-kayu untuk pulp segar (TBS) kelapa sawit bisa
diantaranya adalah kenaf, menghasilkan 21-23 persen
bambu, tandan kosong kelapa tandan kosong kelapa sawit.
sawit, rami, serat daun nanas, Selama ini tandan kosong
dan kapuk. kelapa sawit lebih banyak
Dari penelitian yang telah dimanfaatkan untuk bahan
dilakukan, baik serat maupun bakar ketel pabrik CPO dan
batang utuh kenaf dapat untuk pupuk perkebunan
menghasilkan pulp dengan sawit itu sendiri.
kualitas setara dengan pulp Tandan kosong kelapa sawit
dari kayu pinus maupun memiliki kandungan selulosa
akasia. Tanaman kenaf antara 41 sampai 46 persen
memiliki beberapa kelebihan dengan panjang serat antara
dibandingkan dengan kayu 0,76-1,2 mm sehingga bisa
pinus atau Eucalyptus antara dimanfaatkan untuk bahan
lain mudah dibudidayakan, baku pulp dan kertas.
umurnya pendek (4 – 5
bulan), mampu beradaptasi 3) Adanya keunggulan
dengan lingkungan sehingga komparatif yang didukung
dapat ditanam sepanjang oleh biaya produksi yang
tahun, serta memiliki bahan relatif rendah.
kering lebih tinggi per satuan
4) Semakin terbatasnya potensi
luas dan waktu. Dalam luasan
pengembangan para pesaing
saru hektar umumnya kenaf
di tingkat global untuk
dapat menghasilkan 2,5 – 3,5
pengembangan industri pulp
ton serat kering atau 8 – 12
dan kertas di masa depan.
ton batang kering.
Sedangkan potensi pada 5) Masih besarnya minat
tandan kosong kelapa sawit investor asing untuk
diperoleh dari fakta bahwa menanamkan modalnya di
Indonesia memiliki luas industri pulp dan kertas di
perkebunan sawit sebesar Indonesia, karena Indonesia
16,4 juta hektar dan produksi memiliki keunggulan
kelapa sawit mencapai 51,8 komparatif yang menjanjikan
juta ton per tahun menjadi profit yang relatif tinggi.

27
B. Permasalahan dan Tantangan produksi perusahaan pulp
Industri Pulp dan Kertas dan kertas di Indonesia relatif
tinggi. Sampai saat ini
Meskipun Industri pulp dan kertas
industri pulp dan kertas
memiliki peluang yang besar untuk
belum mendapatkan harga
tumbuh, namun perlu untuk
gas tertentu (USD 6/MMBTU)
mengatasi beberapa
sesuai dengan Peraturan
permasalahan yang harus diatasi,
Presiden Nomor 121 Tahun
antara lain:
2020.
1) Industri pulp dan kertas
menjadi salah satu industri Selain itu, dalam rangka
skala besar yang menggunakan peluang yang ada,
menggunakan lahan luas, serta untuk memperbesar
bahan baku kayu, serta jam perannya di dunia internasional,
produksi pabrik yang tiada terdapat beberapa tantangan yang
henti. Hal ini menimbulkan harus dihadapi, antara lain:
berbagai persoalan terkait
1) Berkaitan dengan isu
lingkungan, kebakaran hutan
lingkungan.
dan lahan.
a. Beberapa industri pulp
2) Pasokan bahan baku kertas dan kertas nasional
bekas dari dalam negeri baru berskala kecil dan
mencapai 50% dari kebutuhan berumur tua. Karena
8,2 juta ton industri kertas teknologinya ketinggalan,
coklat, sementara bahan maka penggunaan air dan
baku impor menghadapi energinya relatif masih
persoalan terkait aturan tinggi (boros) dan
batas impuritas 2% yang sulit instalasi penanganan
dipenuhi. Aturan ini juga limbahnya relatif
membuat negara pengekspor sederhana sehingga tidak
enggan memasok kertas dapat berfungsi secara
bekas kepada Indonesia. maksimal.

3) Industri pulp dan kertas juga b. Beberapa areal HTI-pulp


menghadapi persaingan belum clear & clean
dengan kertas impor. (masih terdapat
masalah/konflik dengan
4) Relatif masih mahalnya harga masyarakat). Hal ini telah
gas industri, sehingga biaya menghambat

28
diperolehnya sertifikasi 2) Berkaitan dengan Peraturan
yang dilihat dari aspek Daerah.
kelestarian fungsi sosial. a. Masih maraknya
c. Daya dukung HTI pada pungutan tarif/retribusi
beberapa industri pulp daerah, yang
tidak mencukupi meningkatkan biaya
kapasitas terpasang produksi, sehingga telah
industrinya. Hal ini telah mengurangi daya saing
menghambat dipenuhinya industri pulp dan kertas
sistem verifikasi legalitas nasional di pasar global;
kayu (SVLK). b. Masih lemahnya
d. SVLK berlaku wajib untuk koordinasi antar daerah
produk kayu olahan, atau antar sektor, baik
khususnya produk bubur yang menyangkut
kertas dan kertas, sejak 1 mengenai peraturan
Januari 2013. Melalui perundangan-undangan
sistem itu Indonesia (kebijakan) maupun
mensyaratkan dokumen dalam pelaksanaannya,
V-legal untuk produk yang menyulitkan pelaku
industri kehutanan, bisnis serta menghambat
khususnya bubur kertas perkembangan industri
dan kertas. pulp dan kertas.
e. Legalitas produk ini mulai
3) Masalah Perubahan perilaku
dari sumber bahan baku
konsumen ke arah industri
sampai diperdagangkan
digital finansial (perlu insentif
untuk ekspor sesuai
pendanaan investasi).
Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 64 Pengembangan industri pulp
Tahun 2012 tentang
dan kertas memerlukan
Ketentuan Ekspor Produk investasi yang besar. Oleh
Industri Kehutanan, karena itu dibutuhkan
karena salah satu pendanaan dengan bunga
kriterianya adalah yang kompetitif.
sumber bahan baku
harus jelas.

29
4) Masalah Lain menentukan harga acuan.
AS mengacu pada harga
a. Adanya tuduhan dumping pulp asal Malaysia yang
dari berbagai negara. lebih tinggi dibandingkan
Amerika Serikat dan Indonesia. Akibatnya,
Australia menganggap produsen Indonesia
Indonesia melakukan dituding memberikan
praktik Particular Market subsidi atas produk
Situation (PMS). Tudingan ekspornya.
aksi dumping pulp dan
kertas asal Indonesia b. Perubahan perilaku
disebabkan oleh konsumen ke arah
perbedaan AS dalam industri digital.

30
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan selulosa lainnya seperti bambu,


kenaf, sabut kelapa, dan tandan
Industri pulp dan kertas
kosong kelapa sawit. Potensi
merupakan industri yang memiliki
pemanfaatan tandan kosong
potensi besar untuk terus
kelapa sawit didukung oleh luas
dikembangkan. Industri ini telah
lahan serta produksi kelapa sawit
berkembang pesat di Asia
Indonesia merupakan yang
Tenggara terutama Indonesia dan
terbesar di dunia, sedangkan
negara-negara Amerika Latin
selama ini sebagian besar tandan
seperti Chili, Brasil, dan Uruguay
kosong kelapa sawit baru
dan mulai menggeser negara-
dimanfaatkan menjadi pupuk
negara North America dan
perkebunan kelapa sawit sendiri
Scandinavia (NORSCAN) sebagai
dan bahan bakar (sebagai
negara produsen terbesar pulp dan
biomass) pada proses produksi
kertas. Prioritas pengembangan
industri CPO. Bahan baku ini juga
industri pulp dan kertas di
dapat diolah menjadi dissolving
Indonesia telah tercantum dalam
pulp (rayon) sebagai bahan baku
Rencana Induk Pengembangan
untuk industri tekstil dan produk
Industri Nasional (RIPIN) 2015-
tekstil.
2035.
Industri pulp Indonesia menempati
Indonesia memiliki keunggulan
urutan kedelapan dunia,
komparatif terutama pada
sedangkan industri kertas
penyediaan bahan baku. Indonesia
menempati peringkat keenam
yang memiliki iklim tropis,
dunia. Sementara untuk di Asia,
membutuhkan waktu untuk
industri pulp Indonesia menempati
penyediaan bahan baku yang lebih
peringkat ketiga dan industri
singkat bila dibandingkan dengan
kertas menempati urutan keempat
negara-negara subtropis seperti
setelah Tiongkok, Jepang dan India.
Amerika Serikat dan Eropa.
Hal ini menandakan bahwa industri
Potensi bahan baku industri pulp
pulp dan kertas Indonesia memiliki
dan kertas yang tinggi baik dari
daya saing yang tidak kalah dengan
hutan tanaman industri/HTI (kayu)
negara lain.
maupun bahan baku alternatif

31
Kontribusi Industri Kertas dan commerce ikut mendongkrak
Barang dari Kertas; Percetakan pertumbuhan industri pulp dan
dan Reproduksi Media Rekaman kertas khususnya pada produk
terhadap Industri Pengolahan kertas kemasan dan kertas karton.
Nonmigas menunjukkan pening- Baik di pasar domestik maupun
katan di masa pandemi, pasar ekspor, kebutuhan akan
kontribusinya yang sebesar 3,95% packaging juga akan meningkat
pada tahun 2019 mengalami terutama negara-negara Asia,
peningkatan pada tahun 2020 Amerika Utara dan Eropa Barat,
sebesar 4,01%. Tumbuh positifnya selain juga dibatasinya
Industri Kertas dan Barang dari penggunaan plastik karena isu
Kertas; Percetakan dan lingkungan, peluang ini harus bisa
Reproduksi Media Rekaman pada ditangkap industri untuk
masa pandemi ini dikarenakan mengembangkan pasar ekspor.
adanya peningkatan produksi Selain itu, kebutuhan akan tissue
kertas di beberapa sentra industri, juga akan tumbuh seiring dengan
selain juga permintaan luar negeri meningkatnya kesadaran
yang mengalami pertumbuhan. masyarakat akan hidup sehat.
Kinerja ekspor industri pulp dan B. Rekomendasi Kebijakan
kertas menunjukkan tren
Untuk memanfaatkan peluang dan
peningkatan selama 5 tahun
mengatasi hambatan/tantangan
terakhir. Ekspor pulp Indonesia di
disarankan hal-hal sebagai
pasar internasional memiliki
berikut:
market share sekitar 5,2%
Sedangkan market share industri 1. Industri pulp dan kertas yang
kertas Indonesia di pasar umurnya sudah tua dan
internasional sekitar 2,35% yang kapasitasnya relatif kecil perlu
menempatkan Indonesia pada segera melakukan restruk-
urutan ke-14 negara eksportir turisasi dalam rangka
kertas terbesar di dunia. Dengan meningkatkan efisiensi dan
peningkatan permintaan dunia memperbaiki daya saingnya,
terhadap kertas, maka peluang termasuk perbaikan di dalam
Indonesia untuk mengembangkan penanganan masalah
industri kertas masih sangat lingkungan.
besar.
2. Secara terus menerus dan
Perkembangan transaksi dan
berkelanjutan mempromo-
melesatnya jumlah pengguna e-
sikan dan mengingatkan
32
industri pulp dan kertas dipastikan dapat diterima oleh
nasional agar menerapkan negara tujuan ekspor maupun
prinsip-prinsip cleaner importir tanpa memper-
production dan ecoefficiency syaratkan sertifikasi lainnya.
dalam rangka meningkatkan
daya saing. 5. Industri pulp, kertas dan
barang dari kertas merupakan
3. Untuk meningkatkan daya bagian dari forestry industry,
saing industri pulp, kertas dan mengingat sumber bahan
barang dari kertas Indonesia, bakunya berasal dari hutan.
dapat dilakukan beberapa hal: Oleh karena itu upaya-upaya
a) mengusahakan penca- untuk meningkatkan daya
paian skala ekonomis saing harus berlandaskan
dalam produksi dan pada tetap terpeliharanya
distribusi; kelestarian hutan agar tercipta
b) menentukan segmentasi sustainable development.
pasar yang tepat;
6. Penggunaan kertas bekas di
c) meningkatkan nilai produk dalam negeri sebagai bahan
(value upgrading); baku dapat ditingkatkan
d) menjaga stabilitas kuantitasnya. Tingginya impor
perekonomian. kertas bekas menyebabkan
rantai pasok yang kurang
efisien. Dalam rangka
4. Mengoptimalkan implementasi
meningkatkan jumlah kertas
sertifikasi bahan baku seperti
bekas maka perlu perbaikan
SVLK. Penerapan SVLK perlu
dalam skema pengumpulan
didukung oleh semua pihak
serta pemilahan sampah.
yang menunjukkan legalitas
Kesadaran masyarakat juga
bahan baku serta upaya
penting akan nilai dari kertas
mendukung kelestarian
bekas yang masih dapat didaur
sepanjang rantai pasok. SVLK
ulang.
dan dokumen V-Legal harus

33
Pusat Data dan Informasi
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53, Lt. 3
Hotline: (021) 5265029
www.kemenperin.go.id

Anda mungkin juga menyukai