Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama : Selah Seven


Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan)
Materi Pokok : Kerajaan-kerajaan maritim di Indonesia masa Hindu-Budha
Alokasi Waktu : 4 X 45 Menit (1 x Pertemuan)
Tahun Pelaajaran : 2022/2023

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning peserta didik mampu
menganalisis materi tentang kerajaan-kerajaan maritim Indonesia masa Hindu
dan Budha. Peserta didik mampu mengerti, paham dan menganalisis bagaimana
perkembangan kerajaan maritim Indonesia masa Hindu Budha dari berbagai aspek
kehidupan. Peserta didik mampu bekerjasama dalam kerja kelompok, menghargai
pendapat orang lain serta mampu mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan
kelas dan membuat laporan kelompok.
B. INDIKATOR PEMBELAJARAN
a. Mendeskripsikan munculnya negara-negara kerajaan Hindhu-Buddha di Indonesia
b. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha
di Indonesia

C. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
1. Kegiatan Pendahuluan Waktu
- Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti
berdoa, absensi, menyiapkan buku pelajaran, memasangkan LCD pada 15 Menit
laptop (character building).
- Peserta didik diminta untuk memperhatikan kebersihan di lingkungan
sekitar.
- Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat
pembelajaran.
- Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi, literasi, dan karakater yang
harus dicapai, cakupan materi dan lingkup penilaian serta penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus (comunication).
- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi yang akan
dipelajari. (Critical Thinking)
- Mengaitkan materi pembelajaran dengan surat Albaqarah ayat 170 (PAI)
dan pepatah Minangkabau Kampuang ba nan tuo, rumah batungganai,
suku bapangulu. (BAM).
2. Kegiatan Inti Waktu
stimulation
- Peserta didik dibentuk ke dalam kelompok-kelompok kecil dan setiap 150
kelompok diberi tugas. menit
- Guru menampilkan gambar/vidio tentang kerajaan-kerajaan pada masa
Hindu-Budha untuk menstimulus peserta didik.
problem statement
- Setelah vidio selesai diputar, guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengajukan pertanyaan. Dari pertanyaan yang diajukan peserta
didik tersebut selanjutnya guru merumuskan sebuah topik diskusi (critical
thinking, communication).
data collection
- Guru memfasilitasi peserta didik mencari dan menemukan informasi
dengan menggunakan sumber buku atau sumber di internet (literacy) dan
mengaitkannya dengan seruan agama tentang pentingnya membaca seperti
dalam surat Al ‘Alaq ayat 1 (PAI). verification
- Setelah peserta didik memperoleh jawaban selanjutnya seluruh anggota
kelompok menganalisis bagaimana pengaruh dari kerajaan-kerajaan masa
Hindu-Budha terhadap lingkungan sosial budaya di Minangkabau saat ini
(BAM, critical thinking, collaboration, communication).
- Salah satu anggota membuat mine maping dan mengisi LKPD yang telah
disediakan oleh guru, sedangkan anggota yang lain berdiskusi menemukan
informasi.
- Mine maping yang sudah selesai dikumpulkan kepada guru untuk diberi
nilai dan akan dipresentasikan oleh peserta didik dipertemuan selanjutnya.
3. Kegiatan Penutup Waktu
- Memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran 15 menit
- Peserta didik menyimpulkan pembelajaran (dibimbing oleh guru)
- Memberikan tugas untuk setiap kelompok membuat PPT untuk ditampilkan
pada sesi diskusi di pertemuan selanjutnya.
- Peserta didik diminta untuk memperhatikan kebersihan di lingkungan
sekitar.
- Menutup kegiatan dengan berdoa bersama.

D. ASSESMEN/PENILAIAN

SIKAP : Menunjukkan sikap Aktif dan bisa Bekerjasama dalam Diskusi


Kelompok
 Teknik : Non Tes
 Bentuk : Observasi / Pengamatan
 Instrumen : Jurnal Penagamatan

PENGETAHUAN : Mengerjakan soal yang diberikan guru


 Teknik : Tes
 Bentuk : Testertulis (Uraian)
 Instrumen : Terlampir

KETERAMPILAN : Pengamatan dalam Menerapkan Konsep, Prinsip dan Strategi


Pemecahan
• Teknik : Tes
• Bentuk : Portofolio
• Instrument : Terlampir

E. PROGRAM REMEDIAL PENGAYAAN


1) Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD belum
tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalaui remedial teaching
(klasikal), atau tutor sebaya, atau penugasan dan diakhiri dengan tes
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes
remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk
penugasan tanpa tes tertulis kembali.
2) Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
• Peserta didik yang mencapai nilai n(ketuntasan) < n < n (maksimum)
diberikan materi masih dalam cakuopan KD dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan
• Peserta didik yang mencapai nilai n>n> (maksimum) diberikan materi
melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan taambahan.

F. SUMBER PEMBELAJARAN / ALAT/ MEDIA


a. Sumber Pembelajaran
• Buku siswa sejarah untuk SMA /MA Kelas XI Penerbit Cempaka Putih
• Modul sejarah kelompok peminatan kelas XI SMA/MA
• Multimedia interktif dan internet
• Sumber lain yang relevan
b. Alat
• Spidol dan papan tulis
• Laptop dan infokus
• Slide presentasi (ptt)
c. Media
• Worksheet atau Lembar Kerja Siswa
• Lembar Penilaian
• Perpustakaan Sekolah

Mengetahui, Diperiksa oleh Selangit, desember 2023


Kepala SMA Negeri selangit Wakil Kurikulum Guru Bidang Studi,

Firdaus, S.Pd, M.M Farisa Engrini,S.Si Dian Jayafitri, S.Pd


NIY. 47119671214199607 NIY. 57719790404200608
LAMPIRAN 1

MATERI PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1

I. PROSES MASUK AGAMA HINDU-BUDHA

Bagaimana dengan persiapan Anda untuk mempelajari materi ajar ini? Mudah-
mudahan Anda benar-benar siap, agar kesuksesan dapat Anda raih.
Seperti yang telah Anda ketahui melalui pendahuluan, bahwa agama Hindu- Budha
berasal dari India, kemudian menyebar ke Asia Timur. Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Timbul suatu pertanyaan bagaimana proses masuknya agama Hindu-
Budha ke Indonesia? Dan bagaimana pengaruhnya terhadap kebudayaan Indonesia?
Untuk mengetahui jawaban tersebut, silakan Anda pelajari uraian materi berikut ini!
Proses Masuknya Agama Hindu dan Budha ke Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara
dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang
merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.
Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda amati gambar peta jaringan perdagangan laut
Asia Tenggara berikut ini:

Gambar Peta jalur perdagangan laut Asia Tenggara


Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera)
tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina
dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam
perdagangan tersebut.
Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia
dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu
penyebab masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia.
Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu - Budha ke
Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikian para ahli
memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu - Budha atau
kebudayaan India ke Indonesia.

A. Hipotesa
Untuk penyiaran Agama Hindu ke Indonesia, terdapat beberapa pendapat/hipotesa
yang membawa agama yaitu antara lain:
1. Hipotesis Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang
membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit,
karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit
yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan
kerajaan di Indonesia.
2. Hipotesis Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu
masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke
Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
3. Hipotesis Brahmana, diutarakan oleh J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindu
masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana
yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum
Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau
sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
4. Hipotesis Sudra, diutarakan Von van Faber mengungkapkan bahwa peperangan
yang tejadi di India telah menyebabkan golongan sudra menjadi orang buangan.
Mereka kemudian meninggalkan India dengan mengikuti kaum waisya. Dengan
jumlah yang besar, diduga golongan sudralah yang memberi andil dalam penyebaran
budaya Hindu ke Nusantara.
5. Hipotesis Arus Balik, dikemukakan oleh FD. K. Bosh. Hipotesis ini menekankan
peranan bangsa Indonesia dalam proses penyebaran kebudayaan Hindu dan Budha di
Indonesia. Menurutnya penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh para
cendikiawan atau golongan terdidik.

Pada dasarnya kelima teori tersebut memiliki kelemahan yaitu karena golongan
ksatria dan waisya tidak mengusai bahasa Sansekerta. Sedangkan bahasa Sansekerta
adalah bahasa sastra tertinggi yang dipakai dalam kitab suci Weda. Dan golongan
Brahmana walaupun menguasai bahasa Sansekerta tetapi menurut kepercayaan Hindu
kolot tidak boleh menyebrangi laut. Indonesia dalam proses penyebaran kebudayaan
Hindu dan Budha di Indonesia, dilakukan oleh para cendikiawan atau golongan
terdidik. Dalam penyebaran budayanya melakukan proses penyebaran yang
terjadi dalam dua tahap yaitu sebagai berikut:
Pertama, proses penyebaran di lakukan oleh golongan pendeta Budha atau para
biksu, yang menyebarkan agama Budha ke Asia termasuk Indonesia melalui jalur
dagang, sehingga di Indonesia terbentuk masyarakat Sangha, dan selanjutnya orang-
orang Indonesia yang sudah menjadi biksu, berusaha belajar agama Budha di India.
Sekembalinya dari India mereka membawa kitab suci, bahasa sansekerta, kemampuan
menulis serta kesan-kesan mengenai kebudayaan India. Dengan demikian peran aktif
penyebaran budaya India, tidak hanya orang India tetapi juga orang-orang Indonesia
yaitu para biksu Indonesia tersebut. Hal ini dibuktikan melalui karya seni Indonesia
yang sudah mendapat pengaruh India masih menunjukan ciri-ciri Indonesia.
Kedua, proses penyebaran kedua dilakukan oleh golongan Brahmana terutama aliran
Saiva-siddharta. Menurut aliran ini seseorang yang dicalonkan untuk menduduki
golongan Brahmana harus mempelajari kitab agama Hindu bertahun-tahun sampai
dapat ditasbihkan menjadi Brahmana. Setelah ditasbihkan, ia dianggap telah
disucikan oleh Siva dan dapat melakukan upacara Vratyastome / penyucian diri untuk
menghindukan seseorang

Jadi hubungan dagang telah menyebabkan terjadinya proses masuknya penganut


Hindu -
Budha ke Indonesia. Beberapa hipotesis di atas menunjukan bahwa masuknya
pengaruh Hindu - Budha merupakan satu proses tersendiri yang terpisah namun tetap
di dukung oleh proses perdagangan.
Untuk agama Budha diduga adanya misi penyiar agama Budha yang disebut dengan
Dharmaduta, dan diperkirakan abad 2 Masehi agama Budha masuk ke Indonesia.
Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan arca Budha yang terbuat dari perunggu
diberbagai daerah di Indonesia antara lain Sempaga (Sulsel), Jember (Jatim), Bukit
Siguntang (Sumsel). Dilihat ciri-cirinya, arca tersebut berasal dari langgam
Amarawati (India Selatan) dari abad 2 - 5 Masehi. Dan di samping itu juga ditemukan
arca perunggu berlanggam Gandhara (India Utara) di Kota Bangun, Kutai (Kaltim).

B. Ajaran Agama
1. Agama Hindu
Agama Hindu berkembang di India pada ± tahun 1500 SM. Sumber ajaran Hindu
terdapat dalam kitab sucinya yaitu Weda. Kitab Weda terdiri atas 4 Samhita atau
“himpunan” yaitu:
1) Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada para dewa.
2) Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci.
3) Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara keselamatan. 4) Atharwa
Weda, berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit.

Di samping kitab Weda, umat Hindu juga memiliki kitab suci lainnya yaitu:
1) Kitab Brahmana, berisi ajaran tentang hal-hal sesaji.
2) Kitab Upanishad, berisi ajaran ketuhanan dan makna hidup.
Agama Hindu menganut polytheisme (menyembah banyak dewa), diantaranya
Trimurti atau “Kesatuan Tiga Dewa Tertinggi” yaitu:
1) Dewa Brahmana, sebagai dewa pencipta.
2) Dewa Wisnu, sebagai dewa pemelihara dan pelindung. 3) Dewa
Siwa, sebagai dewa perusak.
Selain Dewa Trimurti, ada pula dewa yang banyak dipuja yaitu Dewa Indra pembawa
hujan yang sangat penting untuk pertanian, serta Dewa Agni (api) yang berguna
untuk memasak dan upacara-upacara keagamaan. Menurut agama Hindu masyarakat
dibedakan menjadi 4 tingkatan atau kasta yang disebut Caturwarna yaitu:
1) Kasta Brahmana, terdiri dari para pendeta.
2) Kasta Ksatria, terdiri dari raja, keluarga raja, dan bangsawan.
3) Kasta Waisya, terdiri dari para pedagang, dan buruh menengah.
4) Kasta Sudra, terdiri dari para petani, buruh kecil, dan budak.
Selain 4 kasta tersebut terdapat pula golongan pharia atau candala, yaitu orang di luar
kasta yang telah melanggar aturan-aturan kasta.
Orang-orang Hindu memilih tempat yang dianggap suci misalnya, Benares sebagai
tempat bersemayamnya Dewa Siwa serta Sungai Gangga yang airnya dapat
mensucikan dosa umat Hindu, sehingga bisa mencapai puncak nirwana.
2. Agama Buddha
Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama di India pada tahun ± 531 SM.
Ayahnya seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya. Buddha artinya
orang yang telah sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara.
Kitab suci agama Buddha yaitu Tripittaka artinya “Tiga Keranjang” yang ditulis
dengan bahasa Poli. Adapun yang dimaksud dengan Tiga Keranjang adalah: 1)
Winayapittaka : Berisi peraturan-peraturan dan hukum yang harus dijalankan
oleh umat Buddha.
2) Sutrantapittaka : Berisi wejangan-wejangan atau ajaran dari sang
Buddha.
3) Abhidarmapittaka : Berisi penjelasan tentang soal-soal keagamaan.
Pemeluk Buddha wajib melaksanakan Tri Dharma atau “Tiga Kebaktian” yaitu:
1) Buddha yaitu berbakti kepada Buddha.
2) Dharma yaitu berbakti kepada ajaran-ajaran Buddha.
3) Sangga yaitu berbakti kepada pemeluk-pemeluk Buddha.
Disamping itu agar orang dapat mencapai nirwana harus mengikuti 8 (delapan) jalan
kebenaran atau Astavidha yaitu:
1) Pandangan yang benar.
2) Niat yang benar.
3) Perkataan yang benar.
4) Perbuatan yang benar.
5) Penghidupan yang benar.
6) Usaha yang benar.
7) Perhatian yang benar.
8) Bersemedi yang benar.
Karena munculnya berbagai penafsiran dari ajaran Buddha, akhirnya menumbuhkan
dua aliran dalam agama Buddha yaitu:
1) Buddha Hinayana, yaitu setiap orang dapat mencapai nirwana atas usahanya
sendiri. 2) Buddha Mahayana, yaitu orang dapat mencapai nirwana dengan usaha
bersama dan saling membantu.
Pemeluk Buddha juga memiliki tempat-tempat yang dianggap suci dan keramat yaitu:
1) Kapilawastu, yaitu tempat lahirnya Sang Buddha.
2) Bodh Gaya, yaitu tempat Sang Buddha bersemedi dan memperoleh Bodhi.
3) Sarnath/ Benares, yaitu tempat Sang Buddha mengajarkan ajarannya pertama kali.
4) Kusinagara, yaitu tempat wafatnya Sang Buddha.
C. Proses Interaksi Masyarakat
Indonesia sebagai daerah yang dilalui jalur perdagangan memungkinkan bagi para
pedagang India untuk sungguh tinggal di kota pelabuhan-pelabuhan di Indonesia guna
menunggu musim yang baik. Mereka pun melakukan interaksi dengan penduduk
setempat di luar hubungan dagang. Masuknya pengaruh budaya dan agama
HinduBudha di Indonesia dapat dibedakan atas 3 periode sebagai berikut.
1. Periode Awal (Abad V-XI M)
Pada periode ini, unsur Hindu-Budha lebih kuat dan lebih terasa serta menonjol
sedang unsur/ ciri-ciri kebudayaan Indonesia terdesak. Terlihat dengan banyak
ditemukannya patung-patung dewa Brahma, Wisnu, Siwa, dan Budha di kerajaan-
kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara dan Mataram Kuno.
2. Periode Tengah (Abad XI-XVI M)
Pada periode ini unsur Hindu-Budha dan Indonesia berimbang. Hal tersebut
disebabkan karena unsur Hindu-Budha melemah sedangkan unsur Indonesia kembali
menonjol sehingga keberadaan ini menyebabkan munculnya sinkretisme (perpaduan
dua atau lebih aliran). Hal ini terlihat pada peninggalan zaman kerajaaan Jawa Timur
seperti Singasari, Kediri, dan Majapahit. Di Jawa Timur lahir aliran Tantrayana yaitu
suatu aliran religi yang merupakan sinkretisme antara kepercayaan Indonesia asli
dengan agama HinduBudha.
Raja bukan sekedar pemimpin tetapi merupakan keturunan para dewa. Candi bukan
hanya rumah dewa tetapi juga makam leluhur.
3. Periode Akhir (Abad XVI-sekarang)
Pada periode ini, unsur Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan periode sebelumnya,
sedangkan unsur Hindu-Budha semakin surut karena perkembangan politik ekonomi di
India.
Di Bali kita dapat melihat bahwa Candi yang menjadi pura tidak hanya untuk memuja
dewa. Roh nenek moyang dalam bentuk Meru Sang Hyang Widhi Wasa dalam agama
Hindu sebagai manifestasi Ketuhanan Yang Maha Esa. Upacara Ngaben sebagai objek
pariwisata dan sastra lebih banyak yang berasal dari Bali bukan lagi dari India
Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia

A. KERAJAAN KUTAI
Kerajaan Kutai atau Kerajaan Kutai Martadipura (Martapura) merupakan kerajaan Hindu
yang berdiri sekitar abad ke-4 Masehi di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Kerajaan ini
dibangun oleh Kudungga. Diduga ia belum menganut agama Hindu.
Peninggalan terpenting kerajaan Kutai adalah 7 Prasasti Yupa, dengan huruf Pallawa dan
bahasa Sansekerta, dari abad ke-4 Masehi. Salah satu Yupa mengatakan bahwa "Maharaja
Kundunga mempunyai seorang putra bernama Aswawarman yang disamakan dengan
Ansuman (Dewa Matahari). Aswawarman mempunyai tiga orang putra. yang paling
terkemuka adalah Mulawarman.” Salah satu prasastinya juga menyebut kata
Waprakeswara yaitu tempat pemujaan terhadap Dewa Syiwa.

B. TARUMANEGARA
Kerajaan Tarumanegera di Jawa Barat hampir bersamaan waktunya dengan Kerajaan
Kutai. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada
tahun
358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382 – 395). Maharaja
Purnawarman adalah raja Tarumanegara yang ketiga (395 – 434 M). Menurut Prasasti
Tugu pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga
sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Baik sumber-sumber prasasti maupun sumber-
sumber Cirebon memberikan keterangan bahwa Purnawarman berhasil menundukkan
musuh-musuhnya. Prasasti Munjul di Pandeglang menunjukkan bahwa wilayah
kekuasaannya mencakup pula pantai Selat Sunda. Diperkirakan pusat Kerajaan
Tarumanegara berada di daerah Bekasi. Wilayah kekuasaannya membentang dari daerah
Bekasi di timur sampai ke Banten Selatan di Barat.
Dari kerajaan Tarumanegara ditemukan sebanyak 7 buah prasasti. Lima diantaranya
ditemukan di daerah Bogor. Satu ditemukan di desa Tugu, Bekasi dan satu lagi ditemukan
di desa Lebah, Banten Selatan. Prasasti-prasasti yang merupakan sumber sejarah Kerajaan
Tarumanegara tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prasasti Kebon Kopi, ditemukan di kampung muara Hilir cibungbulang
Bogor,pada prasasti terdapat bekas dua telapak kaki gajah arwata,gajah penguasa
Taruma negara.
2. Prasasti Tugu, ditemukan di cilincing,Jakarta Utara ,berisi penggalian saluran
gomati yang panjangya 11 km.
3. Prasasti Munjul atau Prasasti Cidanghiyang, berisi pujian atas kebesaran dan
keagungan raja Purnawarman.
4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor berisi lukisan sepasang telapak kaki yang
dianggap sama dengan telapak kaki dewa wisnu.
5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor belum dapat terbaca.
6. Prasasti Jambu, Bogor berisi mengagungkan kebesaran dan keperkasaan raja
purnawarman baik dalam memerintah maupun dalam peperangan.
7. Prasasti Pasir Awi, Bogor.belum dapat terbaca.

C. KERAJAAN SRIWIJAYA
Keadaan alam Pulau Sumatera dan sekitarnya pada abad ke-7 berbeda dengan keadaan
sekarang. Sebagian besar pantai timur baru terbentuk kemudian. Oleh karena itu Pulau
Sumatera lebih sempit bila dibandingkan dengan sekarang, sebaliknya Selat Malaka lebih
lebar dan panjang. Beberapa faktor yang mendorong perkembangan kerajaan Sriwijaya
menjadi kerajaan besar antara lain sebagai berikut :
1. Letaknya yang strategis di Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran dan
perdagangan internasional.
2. Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina melintasi selat Malaka,
sehingga membawa keuntungan yang besar bagi Sriwijaya.
3. Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan kerajaan Kamboja
memberikan kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim
(sarwajala) yang selama abad ke-6 dipegang oleh kerajaan Funan
Kerajaan Sriwijaya memiliki wilayah kekuasaan yang luas sehingga dikenal dengan
Negara nasional Indonesia pertama .Sriwijaya menjadi pusat agama Budha di Asia
Tenggara,Mahaguru yang terkenal adalah Syakyakirti dan Darmapala. Berdasarkan berita
dari I Tsing ini dapat kita ketahui bahwa Sriwijaya merupakan pusat agama Budha. Dalam
sebuah bukunya yang ditulis selama tahun 690 sampai 692, I Tsing menyatakan bahwa
pada saat itu Kerajaan Melayu sudah dikuasai oleh Sriwijaya. I Tsing juga menjelaskan
bahwa sekitar tahun 690 Sriwijaya telah meluaskan wilayahnya dengan menaklukkan
kerajaankerajaan di sekitarnya. Hal ini juga diperkuat oleh 5 buah prasasti dari Kerajaan
Sriwijaya yang kesemuanya ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno.
Prasasti-prasasti tersebut adalah sebagai beikut :
1. Prasasti Kedukan Bukit ( 683 M ).ditemukan didaerah kedukan bukit di tepi sungai
Tatang dekat Palembang.
2. Prasasti Talang Tuwo ( 684 M ),ditemukan di Talang Tuo dekat Palembang.
3. Prasasti Kota Kapur ( 686 M )di temukan didawrah Bangka berisi usaha Sriwijaya
menaklukan bumi Jawa.
4. Prasasti Telaga Batu di temukan di dekat Palembang berisi kutukan raja terhadap
mereka yang melakukan kejahatan dan tidak taat pada perintah raja.
5. Prasasti Karang Birahi ( 686 M )ditemukan ditepi sungai Merangin Jambi berisi
agar kerajaan Sriwijaya dijauhkan dari segala tindakan kejahatan dan mminta
kepada dewa menghukum siapa saja yang berbuat jahat kepada Sriwijaya.
6. Prasasti Palas Semah ditemukan di Lampung Selatan, berisi bahwa Lampung
Selatan telah dikuasai oleh sriwijaya.

Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya berasal dari catatan Dinasty Tang dan cacatan dari I-
tsing serta Prasasti dari luar negri seperti : 1 .Prasasti Ligor. ( Malaysia ) 2. Prasasti
Canton.( Cina ).
3 Prsasti Nalanda ( India ).
Letak Sriwijaya strategis membawa keberuntungan dan kemakmuran. Walaupun
demikian, letaknya yang strategis juga dapat mengundang bangsa lain menyerang
Sriwijaya.
Beberapa faktor penyebab kemunduran dan keruntuhan :
1. Adanya serangan dari Raja Dharmawangsa 990 M.
2. Adanya serangan dari kerajaan Cola Mandala yang diperintah oleh Raja
Rajendracoladewa.
3. Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275 - 1292,
semakin melemahkan kedudukan Sriwijaya.
4. Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudra Pasai.
5. Adanya serangan kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah
Mahapatih Gajah Mada, 1477. Sehingga Sriwijaya menjadi taklukkan Majapahit.
6. Sriwijaya terdesak oleh perkembangan kerajaan Thailand yang meluaskan diri ke
semenanjung malaysia.
7. Sriwijaya demakin lemah setelah mengalami kemunduran perekonomian dan
perdagangan karena bandar-bandar penting melepaskan diri.

D. KERAJAAN MAJAPAHIT
Setelah Kertanegara terbunuh oleh Jayakatwang, 1292. Raden Wijaya menantu
Kertanegara berhasil melarikan diri ke Madura untuk minta bantuan Arya Wiraraja, bupati
Sumenep. Atas nasihat Arya Wiraraja, Raden Wijaya menyerahkan diri kepada
Jayakatwang. Atas jaminan dari Arya Wiraraja, Raden Wijaya diterima dan diperbolehkan
membuka hutanTarik yang terletak di dekat Sungai Brantas. Dengan bantuan orang-orang
Madura, pembukaan hutan Tarik dibuka dan diberi nama Majapahit.
Kemudian datanglah pasukan Tartar yang dikirim Kaisar Kubilai Khan untuk
menghukum raja Jawa. Walaupun sudah mengetahui Kertanegara sudah meninggal,
tentara Tartar bersikeras mau menghukum raja Jawa. Hal ini dimanfaatkan oleh Raden
Wijaya untuk membalas dendam kepada Jayakatwang. Jayakatwang berhasil dihancurkan.
Pada waktu tentara Tartar hendak kembali kepelabuhan, Raden Wijaya menghancurkan
tentaraTartar, Setelah berhasil mengusir tentara Tartar, Raden Wijaya dinobatkan sebagai
Raja Majapahit dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana pada tahun 1293.
Kertarajasa meninggal pada tahun 1309. Satu-satunya putra yang dapat menggantikannya
adalah Kalagamet. la dinobatkan sebagai raja Majapahit dengan gelar Sri Jayanagara. Ia
bukanlah raja yang cakap. Selain itu ia juga mendapatkan banyak pengaruh dari Mahapati.
Akibatnya masa pemerintahannya diwarnai dengan adanya beberapa kali pemberontakan.
Pemberontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti, pada tahun 1319.
Kuti berhasil menduduki ibukota Majapahit, sehingga Jayanagara harus melarikan diri ke
desa Bedander yang dikawal oleh pasukan Bhayangkari dipimpin oleh Gajah Mada.
Pemberontakan Kuti ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada. Karena jasanya Gajah Mada
diangkat sebagai Patih Kahuripan. Pada tahun 1328 Jayanagara mangkat dibunuh oleh
tabib istana, Tanca. Tanca kemudian dibunuh oleh Gajah Mada. Jayanagara tidak
meninggalkan keturunan.
Karena Jayanagara tidak mempunyai keturunan, maka yang berhak memerintah
semestinya adalah Gayatri atau Rajapatni. Akan tetapi Gayatri telah menjadi bhiksuni.
Maka pemerintahan Majapahit kemudian dipegang oleh putrinya Bhre Kahuripan dengan
gelar Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani. la menikah dengan Kertawardhana.
Dari perkawinan ini lahirlah Hayam Wuruk. Pada tahun 1331 terjadi pemberontakan
Sadeng dan Keta (di daerah Besuki). Pemberontakan yang berbahaya ini dapat ditumpas
oleh Gajah Mada. Karena jasanya Gajah Mada diangkat sebagai Patih Mangkubumi
Majapahit. Pada saat pelantikan, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa (Amukti
Palapa).
Pada tahun 1350 M, lbu Tribhuwanatunggadewi, Gayatri meninggal. Sehingga
Tribhuwana turun tahta. Penggantinya adalah putranya yang bernama Hayam Wuruk yang
bergelar Rajasanagara. Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dengan gajah Mada
sebagai Mahapatihnya, Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Dengan Sumpah
Palapa-nya Gajah Mada berhasil menguasai seluruh kepulauan Nusantara ditambah
dengan Siam, Martaban (Birma), Ligor, Annom, Campa dan Kamboja.
Pada tahun 1364, Patih Gajah Mada wafat ditempat peristirahatannya, Madakaripura, di
lereng Gunung Tengger. Setelah Gajah Mada meninggal, Hayam Wuruk menemui
kesulitan untuk menunjuk penggantinya. Akhirnya diputuskan bahwa pengganti Gajah
Mada adalah empat orang menteri.
Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389. Ia disemayamkan di Tayung daerah Berbek,
Kediri. Seharusnya yang menggantikan adalah puterinya yang bernama
Kusumawardhani.
Namun ia menyerahkan kekuasaannya kepada suaminya, Wikramawardhana. Sementara
itu
Hayam Wuruk juga mempunyai anak laki-laki dari selir yang bernama Bhre Wirabhumi
yang telah mendapatkan wilayah keuasaan di Kedaton Wetan (Ujung Jawa Timur). Pada
tahun 1401 hubungan Wikramawardhana dengan Wirabhumi berubah mejadi perang
saudara yang dikenal sebagai Perang Paregreg. Pada tahun 1406 Wirabhumi dapat
dikalahkan di dibunuh. Tentu saja perang saudara ini melemahkan kekuasaan Majapahit.
Sehingga banyak wilayah-wilayah kekuasaannya melepaskan diri.
LAMPIRAN 3
INSTRUMEN PENILAIAN

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP


Nama Satuan pendidikan : SMA Negeri selangit
Tahun pelajaran : 2022/2023
Kelas/Semester : XI / Semester Ganjil
Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan)
Kejadian/ Butir Pos/ Tindak
No Waktu Nama
Perilaku Sikap Neg Lanjut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
INSTRUMEN PENILAIAN HARIAN (PH) PENGETAHUAN
Kisi kisi

Kompetensi IPK Materi Indikator Soal Bentu N


Dasar k Soal o
3.1 • Peserta didik Kerajaankerajaa 1. Peserta didik Uraia 1
Menganalisi mampu n maritim di mampu n
s mengidentifik Indonesia pada mengidentifika
kerajaanker asi masa si kerajaan-
ajaan kerajaankerajaa HinduBudha kerajaan
maritim n maritim di maritim di
Indonesia Indonesia pada Indonesia pada
pada masa masa Hindu- masa
Hindu dan Budha HinduBudha
Buddha • Peserta didik 2. Peserta didik
dalam mampu mampu 2
sistem menganalisis menganalisis
pemerintaha sistem sistem
n pemerintahan, pemerintahan
, sosial, sosial, kerajaan Kutai
ekonomi, ekonomi, dan 3. Peserta didik
dan kebudayaan mampu
kebudayaan masyarakat menganalisi
serta Indonesia pada s sistem 3
pengaruhny masa ekonomi
a dalam perkembanga n pada masa
kehidupan kerajaan
kerajaankerajaa
masyarakat Tarumanegara
n HinduBuddha
Indonesia 4. Peserta didik
pada masa mampu
kini. menganalisis
sistem ekonomi 4
kerajaan
Sriwijaya
5. Peserta didik
mampu
menganalisis 5
sistem politik
dan ekonomi
kerajaan
Majapahit
Soal
1. Apa saja kerajaan-kerajaan maritim di Indonesia yang bercorak Hindu-Budha ?
2. Mengapa Aswawarman yang dianggap sebagai Wamsakerta dan bukan
Kudungga ?
3. Langkah apa yang dilakukan oleh Raja Purnawarman dalam menyejahterakan
masyarakat kerajaan Tarumanegara ?
4. Jelaskanlah faktor yang menyebabkan Sriwijaya menjadi kerajaan yang besar pada
masanya ?
5. Pada masa pemerintahan siapa kerajaan Majapahit mengalami kejayaan dan apa
faktor yang menyebabkan kejayaan tersebut ?

Anda mungkin juga menyukai