Bab 2 - Pembibitan
Bab 2 - Pembibitan
Lahan bibitan harus sudah dalam kondisi bersih lengkap dengan instalasi air dan jaringan
jalan sebelum penanaman kecambah dimulai.
Perusahaan hanya menerapkan cara pembibitan dua tahap dan tidak menerapkan cara
pembibitan satu tahap.
Tujuan penerapan sistem irigasi yang tepat adalah untuk menjamin bahwa masing-masing
polybag bibit memperoleh air yang cukup setiap hari untuk mendapatkan pertumbuhan yang
optimal.
Penyiraman bibit menggunakan sistem pengairan berkabut (mist irrigation). Air yang
digunakan harus bermutu baik dan bersih dengan pH air minimum 4.
Kapasitas mesin dan pompa air yang digunakan dengan sistem Mist Irrigation saling terkait
dengan layout instalasi irigasi dan ukuran pipa-pipanya sesuai dengan kondisi di lapangan.
Lokasi mesin pompa air sebaiknya jauh dari sungai (jarak disesuaikan dengan lebar sungai)
untuk menghindari pencemaran air .
Tabel 4. Ukuran pompa dan mesin air untuk bibitan di areal datar
10 Ha 100 x 65 – 250 30 HP
Pipa PVC AW 6”
Pipa PVC AW 6”
Pipa PVC AW 4”
Tujuan pre-nursery adalah memberi waktu lebih longgar untuk membuat persiapan areal
bibitan dan mempersempit tempat pemeliharaan bibit selama 3 bulan pertama atau memiliki 4
– 5 helai daun untuk memudahkan pemeliharaan yang optimal.
Ukuran polybag kecil adalah 0,075 mm x 15 cm x 23 cm lay flat (setelah diisi akan
berdiameter ± 10 cm dan tinggi ± 17,5 cm) berwarna hitam dengan dua baris lubang
perforasi berjarak 3 cm x 3 cm. Letak lubang dimulai dari 1/3 bagian atas kantong plastik ke
arah bawah.
a. Persiapkan bedengan dengan lebar 120 cm dan panjang yang disesuaikan dengan
kondisi areal (10 – 15 m), jarak antar bedengan 70 cm. Tanah bedengan ditinggikan ±
5 cm dengan mengikis tanah dari area antar bedengan, sehingga air tidak akan
tergenang di bedengan. Dipasang papan lebar 10 cm atau bambu di sepanjang pinggir
bedengan untuk menahan agar polybag tidak tumbang.
b. Polybag disusun secara rapat pada bedengan. Dalam 1 bedeng areal pre-nursery dapat
disusun sebanyak 1.200 s/d 1.800 polybag kecil.
Pada waktu penerimaan, peti harus diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari
langsung, dibuka dan tiap-tiap kantong harus diperiksa. Setiap kantong kecambah harus
dibiarkan terbuka selama beberapa menit untuk memungkinkan terjadinya pergantian udara.
Kecambah harus segera ditanam pada hari diterima.
Pada waktu akan dilakukan penanaman, kecambah harus diperiksa dan dipisahkan yang
abnormal. Keputusan untuk membuang kecambah abnormal harus dibuat oleh Asisten
bibitan dan tidak boleh didelegasikan kepada pekerja. Kriteria kecambah abnormal :
Embrio yang sedang berkembang masih terlampau lemah dan harus diperlakukan dengan
hati-hati. Kecambah harus selalu berada pada tempat yang terlindung sejak diterima sampai
selesai ditanam.
Apabila plumula kembar, maka yang lebih lemah harus dibuang dan kecambah ditanam
seperti biasa. Setelah selesai penanaman kecambah, seluruh kemasan (kotak ataupun
plastik) dikumpulkan pada tempat tersendiri.
a. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari selama 30 menit atau setara dengan 6
mm curah hujan untuk setiap penyiraman.
b. Bila malam hari ada curah hujan > 10 mm, tidak perlu dilakukan penyiraman pada
keesokan pagi hari, dan penyiraman sore hari bergantung pada kelembaban tanah di
polybag.
c. Bila pagi hari turun hujan > 10 mm, maka tidak perlu penyiraman pagi dan sore.
Bila ada genangan air yang tertahan di polybag setelah penyiraman, maka buat tambahan
lubang pada polybag dengan cara menusuk menggunakan tusuk bambu beridiameter 5 mm.
2.4.6. Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma di dalam polybag dan di luar polybag dilakukan secara manual
(mencabut) dan tidak boleh menggunakan herbisida. Gulma hasil pencabutan harus
dikumpulkan (tidak berserak) dan ditimbun pada satu tempat yang sudah disiapkan.
2.4.8. Pemupukan
a. Berikan tanda bibit afkir dengan cara tancapkan lidi pada baby polybag (dilakukan
oleh asisten)
b. Esok harinya dilaporkan kepada Estate Manager (EM) untuk mendapat persetujuan.
c. Angkat dan singkirkan semua bibit afkir dari bedengan sebelum dilakukan
pemindahan bibit sehat ke polybag besar.
d. Musnahkan semua bibit afkir pada tempat khusus dan tidak berserakan.
e. Catat dan laporkan semua bibit yang diafkir.
2.4.9.2. Beberapa ciri fisik bibit yang diafkir di pre-nursery.
a. Pucuk bengkok atau daun berputar.
Kondisi ini diakibatkan oleh penanaman kecambah yang dilakukan terbalik dan/atau
karena faktor genetik dan dapat diketahui dari daun-daun yang tumbuhnya melengkung
membentuk setengah lingkaran.
b. Daun lalang atau daun sempit (Narrow grass leaf).
Bibit tumbuh dengan bentuk daun yang sempit memanjang dan tegak menyerupai daun
lalang, merupakan faktor genetik.
c. Daun kerdil dan sempit (Stump/little leaf).
Perkembangan helai daun nampak kerdil dan sempit.
d. Daun menyempit dan tegak (Acute/erect leaf).
Bibit dengan daun menyempit dan tegak.
e. Daun yang menggulung (Rolled leaf).
Helai daun dari bibit tidak membuka secara normal, tetapi tergulung di sepanjang
batang daun sehingga menyerupai bentuk tombak. Gejala berat disebabkan oleh faktor
genetik.
Polybag bekas tidak ditinggalkan di lapangan tetapi harus dikumpulkan di tempat yang telah
ditentukan, selanjutnya mengacu pada SOP pengelolaan limbah B3.
Transplanting ke main nursery dilakukan pada bibit yang berumur 3 - 4 bulan atau memiliki
4 - 5 helai daun.
Ukuran polybag besar adalah 0,15 mm x 40 cm x 50 cm lay flat (setelah diisi tanah diameter
± 25 cm dan tinggi ± 39 cm) berwarna hitam dengan empat baris lubang perforasi berjarak 5
cm. Letak lubang perforasi ber-diameter 5 mm dalam barisannya dimulai dari 15 cm bagian
atas kantong plastik ke arah bawah sebanyak 5 lubang dengan jarak masing-masing
lubang 5 cm. Total lubang perforasi sebanyak 80 buah.
Untuk sisipan dicadangkan sebanyak 1 bibit Advance Planting Material (APM) per hektar
ditanam pada polybag ukuran 0,18 mm x 50 cm x 60 cm.
Polybag harus sudah siap diisi tanah minimal 4 minggu sebelum pemindahan bibit dari pre-
nursery, untuk mendapatkan tingkat kepadatan tanah yang stabil setelah dilakukan
penyiraman setiap hari.
Tata cara pelaksanaan transplanting dari polybag kecil ke polybag besar dilakukan sebagai
berikut :
a. Untuk tempat pemindahan bibit polybag kecil dibuat beberapa kotak kayu, dan dapat
menggunakan pisau silet/cutter untuk menyayat polybag kecil. Dibutuhkan kereta
sorong atau trailer mini tractor untuk memindahkan kotak berisi bibit kecil dari pre-
nursery.
b. Pastikan polybag besar sudah tersusun benar dengan posisi tegak dan telah diisi tanah.
c. Satu hari sebelum transplanting, siram tanah di polybag besar sampai jenuh air, guna
memudahkan pembuatan lubang tanam pada keesokan harinya.
d. Buat lubang di tengah polybag dengan menggunakan alat pelubang yang sudah
dipersiapkan. Kedalaman lubang dibuat ± 20 cm atau disesuaikan dengan tinggi tanah
di polybag kecil.
e. Siram bibit di pre-nursery sebelum dipindahkan.
f. Angkat bibit pre-nursery hati-hati dan disusun ke atas masing-masing kotak kayu
sebagai tempat pengangkutannya dan diangkut ke lokasi polybag besar.
g. Turunkan bibit dilokasi polybag besar dan letakkan hati-hati satu demi satu di samping
masing-masing polybag besar.
h. Apabila menggunakan cutter, sayat polybag kecil secara vertikal di sepanjang sisinya,
keluarkan bibit lengkap dengan tanahnya dari polybag kecil secara hati-hati, masukkan
ke dalam lubang tanam di polybag besar. (Bila lubang terlalu dalam harus terlebih
dahulu diisi tanah untuk disesuaikan kedalamannya, dan bila lubang terlalu dangkal
harus terlebih dahulu didalamkan). Tekan sedikit untuk memadatkan tanah dan lakukan
penambahan tanah sehingga permukaan tanah dari polybag kecil sama dengan
permukaan tanah polybag besar atau ± 5 cm di bawah bibir polybag besar.
i. Lakukan penyiraman secukupnya segera sesudah transplanting.
2.5.6 Perawatan
Perawatan bertujuan membersihkan gulma yang tumbuh di dalam maupun di luar di antara
polybag.
Penyiraman mist irrigation setara dengan 6 mm curah hujan untuk setiap kali penyiraman.
Penyiraman harus dilakukan pagi dan sore. Penjelasan lebih lanjut lihat butir 2.4.5.4.
Mulsa diberikan secara merata di atas permukaan tanah dalam polybag segera setelah
penanaman. Mulsa yang dianjurkan adalah cangkang, apabila tidak tersedia cangkang
dapat juga digunakan fiber atau potongan lalang kering.
2.5.6.5. Pemupukan
2.5.6.6. Seleksi
Bibit-bibit afkir hasil penyeleksian harus segera dimusnahkan dan polybag bekas bibit
dikumpulkan pada tempat tersendiri.
2.7.2. Penyiraman
Sistem mist irrigation yang ada dapat dipertahankan. Agar mendapatkan tinggi semprotan
2,0 m, tekanan pengoperasian dari selang harus dipertahankan pada 0,8 kg/cm2, dengan
jarak barisan 1,3 m maka selang irigasi diletakkan pada setiap dua baris. Bilamana
pertumbuhan bibit cukup tinggi maka penyemprotan polybag akan terhalangi, namun
pengairan harus terus dilakukan sampai kelembaban tanah di areal pembibitan terpenuhi.
Hal ini di lakukan karena akar bibit kelapa sawit sudah penetrasi ke dalam tanah.
2.7.5. Pemupukan
2.8.1.2. Cara
Pemangkasan secara kerucut pada semua pelepah dengan ketinggian 120 cm pada
pelepah terluar sampai dengan 150 cm pada pucuk dari permukaan tanah di dalam polybag.
Parang yang digunakan harus tajam
2.8.1.3. Penyiraman
Penyiraman yang cukup dibutuhkan sesaat setelah dilakukan pemangkasan kerucut.
Kekurangan air dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada bibit yang telah
dipangkas.
Tiga bulan sebelum penanaman di lapangan, harus dilakukan pemang-kasan akar dengan
cara memutar polybag dengan arah yang berlawanan. Penyiraman yang teratur akan
memastikan bahwa bibit-bibit akan pulih kembali. Tiga minggu setelah pemangkasan akar,
polybag harus diputar kembali untuk mencegah pertumbuhan akar ke dalam tanah. Pada
sore hari sebelum pemindahan tanaman, bibit-bibit harus disiram dengan cukup guna
mengurangi resiko kekurangan air pada saat ditransportasi dan penanaman di lapangan.
Bibit yang tertahan di pembibitan selama lebih dari 24 bulan diperkirakan sudah berbunga.
Bunga ini harus dibuang pada saat pemangkasan pelepah.
2.10. PRA-PENANAMAN/PENANAMAN
Penanaman APM di lapangan harus dilakukan pada saat musim hujan. Penanaman pada
periode musim kering yang sudah diperkirakan, harus dihindari.
Sesaat sebelum dilakukan pindah tanam, pelepah bibit kelapa sawit harus diikat dengan
menggunakan tali rafia pada 2 titik. Upaya ini akan memudahkan pemuatan dan
pengangkutan bibit tersebut ke lokasi penanaman. Bilamana terjadi penundaan antara
pengangkutan ke lokasi dan penanaman di lapangan, bibit kelapa sawit harus disiram lagi
hingga mencapai kejenuhan.
Selama proses penanaman, harus diteliti bahwa tanah di sekeliling bibit telah dipadatkan.
Saat pemadatan tanah, tali rafia yang digunakan dilepaskan sehingga pelepah-pelepah
dapat kembali ke posisi alaminya.
Anak daun tidak pecah Antar daun terlalu rapat Antar daun terlalu jarang
Arief Prasetiyono
Chief Operational Officer