Anda di halaman 1dari 11

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

Modul 2 Pembelajaran Sosial Emosional

Dra. Supriatin ulan


Peserta Rekognisi Kepala S MK P usat K e ungg
sebagai Guru Penggerak
Konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional
ditinjau dari Filosofi Ki Hajar Dewantara

Dalam aspek Kepemimpinan Sekolah, secara bertahap, diharapkan Kepala


Sekolah secara kreatif memiliki kepemimpinan pembelajaran serta dapat
melakukan pengembangan diri dan orang lain.
Pondasi program SMK Pusat Keunggulan kedua adalah menyelenggarakan
pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan karakter yang sesuai
nilai-nilai Pancasila dan penguatan kompetensi sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja.
pengembangan dan penguatan karakter dalam nilai-nilai Pancasila dan
kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, mari kita refleksikan
kembali pemikiran Ki Hajar Dewantara
Penguatan Karakter Sesuai Nilai-Nilai Pancasila
berdasarkan Pemikiran Ki Hajar Dewantara

1. Peran pendidik sebagai pamong yang menuntun.


2. Kekuatan kodrat anak sebagai dasar dalam memperbaiki laku
mereka.
3. Keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia dan anggota
masyarakat sebagai tujuan segala ikhtiar dan upaya yang
dilakukan (well-being sebagai makhluk sosial dan pribadi)
4. Murid mengalami proses pembelajaran yang menstimulasi
perhatian, rasa ingin tahu, penalaran, mengambil makna,
menghasilkan aksi/tindakan nyata
Pembelajaran sosial emosional berdasarkan kerangka CASEL
(Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning)
CASEL adalah sebuah konsep pembelajaran yang mengintegrasikan
pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran akademik. Hal tersebut
bertujuan untuk mendorong perkembangan anak secara positif dengan
program yang terkoordinasi antara berbagai pihak dalam komunitas sekolah.

Dampak positif terciptanya pembelajaran sosial emosional ketika lingkungan di


sekitar anak ikut berkontribusi dalam pembelajaran;
a. Lingkungan kelas yang mendukung pembelajaran dan iklim di kelas.
b. Lingkungan sekolah yang memiliki budaya, praktik, dan kebijakan yang positif.
c. Lingkungan keluarga yang secara aktif menjadi mitra belajar yang otentik.
d. Lingkungan/komunitas di sekitar siswa yang memberikan kesempatan belajar
yang selaras dengan perkembangan siswa
Kompetensi Sosial Emosional (KSE)

Kompetensi Sosial Emosional dapat diartikan sebagai Kompetensi yang


berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap mengenai aspek
sosial dan emosional.
Kompetensi sosial emosional telah menjadi garda terdepan dalam
kesuksesan kita berelasi dengan orang lain, dan juga memahami serta
mengelola diri kita sendiri.
Terdapat 5 Kompetensi sosial dan emosional, yaitu: kesadaran diri,
manajemen diri, kesadaran sosial, Kompetensi berelasi, dan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab.
Jenis Kompetensi Sosial Emosional (KSE)

1. Kesadaran diri: kemampuan memahami emosi, pikiran, dan prinsip atau nilai-
nilai diri sendiri yang semua hal tersebut mempengaruhi perilaku kita.
2. Manajemen diri: kemampuan mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri
secara efektif dalam berbagai situasi sehingga mencapai tujuan dan aspirasi.
3. Kesadaran sosial: kemampuan memahami sudut pandang dan dapat
berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar
belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda.
4. Kompetensi berelasi: kompetensi untuk membangun dan mempertahankan
hubungan- hubungan yang sehat dan suportif. Misalnya berkomunikasi
5. Pngambilan keputusan yang bertanggung jawab: kemampuan untuk
mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian,
pertimbangan standar-standar etis dan rasa aman, serta untuk
mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan
Berkesadaran Penuh (mindfulness)

Kesadaran Penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 (lima)


Kompetensi Sosial dan Emosional.
Praktik kesadaran penuh dapat membantu menyikapi, memproses, dan
merespon permasalahan yang dihadapi agar fokus pada situasi tertemtu.
Praktik kesadaran penuh yang efektif turut dapat menumbuhkan
kebaikan dalam diri seseorang dan meningkatkan empati yang memunculkan
inisiatif untuk memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan.
Contoh praktik kesadaran penuh adalah teknik STOP dapat dilakukan
kapan saja dan di mana saja karena napas ada dalam diri setiap orang.
teknik STOP (S=Berhenti sejenak; T=Take a breath=bernapas seperti
biasa; O=Observe=Amati sensasi pada tubuh, pikiran, perasaan, dan
lingkungan Anda; P=Proceed.=Lanjutkan kembali aktivitas.
Dimensi, Elemen - Sub-elemen Fase E Profil Pelajar Pancasila

Selengkapnya bisa dipelajari pada tautan berikut


Ti m P SE
aja ra n S osial
(Pembe l 1. Lia Amalia, M.Farm, Gr
2. Eka Fauzia Maulidya, S.Pd
Emo sio na l) 3. Linda Apriani, S.Pd
4. Ratih Purwasih, S.Pd
5. Yadhi Purnomo, S.Pd
Hasil refleksi
Tabel Identifikasi
Penerapan PSE
Dok u m en
Hasil D isk u si
Hasil RTL Tabel
oleh Ti m PS E Rencana Tindak
Lanjut
Terima Kasih
Tergerak - Bergerak - Menggerakkan

Anda mungkin juga menyukai