Anda di halaman 1dari 4

UNGKAPAN

KATA
BERSAMA
MUDA
BERSUARA
PART I

Cewek Manja: Keseharian yang Ceria


(Ayu Sriwahyuni)

Aku tahu, nih, kadang-kadang, ya... aku suka terdengar manja gitu, kan? Dan
mungkin kamu juga sering ngeliat temen-temen kita yang, well, terkenal dengan
sebutan cewek manja. Nah, hari ini kita mau bongkar-bongkar, nih, tentang
keseharian cewek manja yang sebenernya.

Jadi, kamu tau ga, seringkali aku mikir, "Apa sih yang bikin kita suka terlihat manja?"
Padahal, dalam banyak kesempatan, kita ini bisa banget, loh, mandiri dan kuat. Tapi
entah kenapa, kata 'cewek manja' itu melekat banget.

Aku gak bisa ngehindar dari fakta bahwa, iya sih, aku suka dimanja. Kadang-
kadang, di balik keliatan manja, ada juga sisi kita yang butuh perhatian dan kasih
sayang, kan? Bukannya lemah, tapi lebih ke... manusiawi aja.

Kamu pernah nggak mikir, gimana sih pandangan orang luar tentang cewek manja?
Ada stereotip yang nempel banget. Tapi tau ga, seringkali, di balik kelembutan kita,
ada kekuatan yang ga terlihat oleh mata kasar. Dan itu lho, seharusnya jadi hal yang
diapresiasi. Pernah ga ngerasa, gimana ya rasanya jadi cewek manja di zaman
sekarang? Bukan berarti kita ga bisa ambisius, kok. Kita bisa banget! Kita punya hak
untuk mengejar impian kita, tanpa harus kehilangan sisi kelembutan kita.

Dan tau ga, kita punya kekuatan yang luar biasa di dalam hubungan. Kelembutan
kita bisa menjadi kekuatan besar yang mendukung hubungan kita, tapi ya, bukan
berarti kita lemah. Ini soal kecerdasan emosional yang kita punya.

Buat teman-teman cewek manja di luar sana, kita nggak perlu takut buat
mengekspresikan diri. Kita punya hak untuk bahagia dan menghargai diri kita
sendiri. Jangan biarkan label 'cewek manja' membatasi potensi kita. Kita bisa
lampaui itu semua!

Jadi, gimana? Cewek manja itu nggak cuma tentang keliatan lemah atau manja
doang, tapi juga tentang kekuatan, ambisi, dan kecerdasan emosional. Yuk! kita
terus mengungkap keseharian yang ceria, dengan bangga menjadi cewek manja
versi kita sendiri!
Part II

Mencintai Dalam Diam


(Ayu Sriwahyuni)

Aku yakin, kamu pernah merasakan itu juga, kan? Ketika kita suka sama seseorang,
tapi sungkan mengumbar kata-kata manis atau demonstratif di depan umum,
tapi...hati kita penuh dengan perasaan yang sulit diungkapkan. Kadang-kadang, aku
suka mikir, "Gimana ya rasanya kalo aku bisa bilang ke dia semua yang ada di
hatiku?" entah kenapa, kata itu berat banget diucapin. Ya... Mungkin antara takut
ditolak atau khawatir akan mengubah dinamika hubungan yang buat aku nyaman .

Aku percaya, cinta tak selalu perlu diungkapkan dengan kata-kata bombastis.
Kadang, tatapan mata dan senyuman kecil sudah cukup menjadi bahasa yang
paling indah. Kita bisa saling merasakan, meski tanpa harus terucap.

Pernah nggak, kamu merasa seperti punya rahasia indah yang hanya kamu yang
tahu? Itu seperti memiliki dunia kecil sendiri di dalam hati, tempat di mana perasaan
tumbuh tanpa batasan kata-kata. Bukan berarti kita menutup diri dari komunikasi,
tapi menurutku mencintai dalam diam punya keunikan sendiri. Ada kelembutan
dalam menyimpan perasaan, seperti sebuah lukisan yang tercipta dari keheningan
dan sentuhan hati.

Aku suka inget momen-momen kecil yang menyenangkan bersamanya. Meski


kadang diam-diam berbagi kebahagiaan dalam diam, tapi rasanya begitu berarti.
Seperti memiliki kenangan pribadi yang hanya milik kita berdua. Satu hal yang aku
tau. Ketika mencintai dalam diam, kita belajar menghargai kehadiran tanpa perlu
memaksa eksistensi. Kita saling memberi ruang untuk tumbuh, namun tetap dekat
dalam kebersamaan tanpa kata-kata yang terlalu berlebihan.

Jadi, gimana dengan kamu? Pernah enggak sih merasakan hal serupa? Rasanya
cinta ini enggak selalu harus diungkapkan dengan kata-kata, kan? Mencintai dalam
diam juga punya keindahannya sendiri. Semoga suatu saat, kita bisa menemukan
keberanian untuk mengungkapkannya, atau mungkin, biarkan saja menjadi rahasia
indah dalam hati kita.

Anda mungkin juga menyukai