Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurul Shifa Andiyani

NIM : 1212090127

Kelas : 4D

Paradigma Pembelajaran IPS di SD/MI

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu pembelajaran tentang menganalisis dan


mempelajari masalah-masalah sosial dari berbagai aktivitas dalam kehidupan sosial atau
bermasyarakat. Pada pembelajaran IPS di tingkat SD/MI diharapkan peserta didik mampu
menyelesaikan persoalan yang terjadi di lingkungan masyarakat atau sekolah (Herijanto,
2012). Pembelajaran IPS di SD/MI bertujuan agar siswa memiliki kepedulian terhadap
lingkungan sosialnya melalui pemahaman terhadap nilai-nilai kebudayaan sosial, kemudian
mampu memahami potensi untuk mengembangkan diri siswa. Pembelajaran IPS melatih
siswa sejak dini untuk menghasilkan warga negara yang mampu untuk memecahkan
masalah berdasarkan pemikirannya serta berdasarkan moral dan nilai yang terbentuk oleh
diri-sediri dan lingkungan sekitarnya. Nilai-nilai yang terdapat dalam pembelajaran IPS di
SD/MI yaitu antara lain; nilai teoritis yakni siswa dibina agar mengembangkan daya
pikirnya untuk mempelajari realitas kehidupannya, selanjutnya nilai praktis yakni siswa
dibina agar peserta didik mampu menghadapi permasalahannya sendiri, kemudian nilai
edukasi yakni bahan ajar yang dipelajari dalam pembelajaran IPS tidak serta merta teori,
realitas sosial dan data saja, melainkan juga mengangkat permasalahan sosial yang terjadi,
melalui pembinaan edukatif tidak terbatas pada pengetahuan saja, namun lebih mendalam
dalam perilaku afektifnya (Siska, 2016). Pada jenjang SD/MI, pembelajaran IPS memuat
berbagai kajian ilmu seperti; sejarah, kebudayaan (antropologi), ekonomi, hukum, dan letak
geografi.

B. Hakikat Pembelajaran IPS di SD/MI

Pada hakikatnya pembelajaran IPS sangat penting untuk diajarkan kepada siswa sejak
menempuh sekolah dasar. Dapat dilihat dari banyaknya siswa yang masih belum memahami
sepenuhnya setiap materi yang diajarkan pada pelajaran IPS. Di era revolusi 4.0 ini pendidik
dapat menfasilitasi peserta didik untuk dapat berpikir kritis terhadap masalah sosial dan
kehidupan sosial, serta kreatif dalam menanggapi hal-hal yang berhubungan dengan
kehidupan sosial. Pendidik harus mampu mengarahkan peserta didik untuk berdiskusi
terhadap sesama dan juga melakukan kerja sama untuk menanggapi hal-hal dalam kehidupan
bermasyarakat. Pembelajaran IPS pada tingkat sekolah dasar (SD) harus dibelajarkan
kepeserta didik secara kontruktivis.terdapat 5 (lima) metode yang dapat diajarkan pada
pembelajaran IPS antara lain cooperative based learning, design based learning, inquiry
based learning, project based learning, dan problem based learning

C. Perkembangan IPS di Indonesia


Adanya pembelajaran IPS di Indonesia bertujuan untuk membantu generasi-generasi muda
dalam mengembangkan kemampuan membuat keputusan sebagai warga negara dari
beragam
budaya. Selama ini pembelajaran IPS di Indonesia dan berbagai negara lain masih kurang
menarik. Salah satu penyebab utamanya adalah faktor guru. Kemampuan guru
membelajarkan IPS secara bermakna, sehingga IPS menjadi mata pelajaran yang kurang
menarik dan menantang. Selain masalah guru, menurut Zamroni,(Zamroni, n.d.) masalah
lain pendidikan IPS adalah kurang tegasnya body of knowledge IPS di Indonesia. Meskipun
didukung oleh
berbagai sumber belajar seperti guru, rencana kreatif pelajaran, pelatihan intern, dukungan
orangtua dan dukungan sekolah tetap saja siswa sering memiliki sikap negatif terhadap IPS.

Referensi

Azizah, A. A. M. (2021). Analisis Pembelajaran IPS di SD/MI Dalam Kurikulum 2013. JMIE
(Journal of Madrasah Ibtidaiyah Education), 5(1), 1.

Hopeman, T. A., Hidayah, N., & Anggraeni, W. A. (2022). HAKIKAT, TUJUAN DAN
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN IPS YANG BERMAKNA PADA PESERTA DIDIK
SEKOLAH DASAR. Jurnal Kiprah Pendidikan, 1(3), 141-149.

Setyowati, R., & Fimansyah, W. (2018). Upaya peningkatan citra pembelajaran IPS bermakna di
Indonesia. Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia), 3(1), 14-17.

Anda mungkin juga menyukai