Anda di halaman 1dari 3

SHOPFLOOR LEADERSHIP TRAINING PROGRAM

SHOPFLOOR LEADERSHIP SKILLS


Seringkah kita sulit untuk mengatur anak buah? atau Sudah sesuaikah wewenang kita gunakan
terhadap anak buah kita? atau anak buah yang tidak puas terhadap kepemimpinan kita? dan
masih banyak yang lain. Apalagi ditambah dengan tuntutan dari atasan, yang selalu ingin
mendapatkan lebih dari apa yang sudah kita berikan. Hal ini sering terjadi bagi seorang leader.
Seorang leader yang situasional secara fungsi dipengaruhi oleh pribadi dirinya, anak buahnya, dan
lingkungannya. Mudah untuk menjelaskan, tetapi tidak mudah untuk dijalankan. Seorang leader
harus dapat mengembangkan kemampuan dan keahliannya dalam memimpin anak buah secara
efektif dan efisien. Dan juga memahami gaya kepemimpinan yang baik sesuai dengan situasi dan
anak buahnya.
Salah satu keahlian yang sangat perlu dimiliki oleh seorang leader adalah berkomunikasi. Namun,
Salah pengertian, salah persepsi atau salah mengartikan, tidak tahu maksudnya, dan sebagainya
adalah masalah dalam berkomunikasi. BIla ini tidak dikelola dengan baik, sebuah perusahaan
akan sulit untuk maju dan berkembang. Komunikasi yang sempurna, bukan berarti hanya untuk
mencegah hilangnya profit namun juga kerugian karena informasi yang tidak tepat sasaran. Tetapi
informasi yang dikirim harus benar-benar ditangkap 100% oleh sipenerima informasi. Metode
komunikasi ala jepang – HORENSHO adalah metode yang dilakukan oleh orang jepang untuk
meminimalisir atau menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terjadi. Metode ini sudah lama
dikembangkan dan memberikan dampak yang luar biasa bagi perkembangan bisnis di jepang.
Tujuan:
Melaksanakan fungsi dan peran sebagai seorang Leader untuk mencapai sasaran.
Mampu memimpin, berkomunikasi, memotivasi, dan mengembangkan kelompok kerjanya
secara lebih efektif dan efisien.
Melatih peserta untuk dapat melaksanakan pola komunikasi secara efektif dan efisien di
tempat kerja masing-masing.
Menumbuhkan sikap proaktif sebagai salah satu cara mengembangkan komunikasi yang
sempurna.
Memiliki sikap mental positif.
Topik pelatihan:
Pendahuluan
o Perkenalan
o Menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Organisasi, dan tanggungjawab leader.
o Dimana posisi kita sebagai seorang leader?
o Tugas dan tanggungjawab seorang leader.
o Sasaran seorang pemimpin.
o Konsep seorang leader yang profesional.
Kepemimpinan di tempat kerja.
o Konsep sebuah kepemimpinan.
o Wewenang dan karakteristik seorang leader.
o Kuesioner potret diri: “Apa gaya saya?”
 Pembahasan
o Gaya kepemimpinan yang digemari.
o Kunci sebuah kepemimpinan yang efektif.
o Kuesioner potret anak buah: “Apa tipe anak buahku?”
o Mengenal tipe anak buah.
 Kartu Mati.
 Banteng.
 Santai.
 Bintang lapangan.
o Gaya kepimipinan vs tipe anak buah.
o Simulasi.
 Pembahasan.
Memotivasi & mendorong semangat kerja.
o Mengapa perlu motivasi?
o Kuesioner potret diri: “Sampai dimana motivasi saya?”.
 Pembahasan.
o Konsep motivasi yang popular.
 Maslow, Mc. Gregor, dan lain-lain.
o Cara-cara memotivasi diri dan anak buah.
o Proaktif vs Reaktif
Mengembangkan anak buah dengan metode COACHING & MENTORING
o Konsep coaching dan mentoring
o Mengapa coaching dan mentoring itu perlu?
o Cara melaksanakan coaching dan mentoring.
o Langkah GROW sebagai tahapan dalam coaching dan mentoring.
o Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam coaching dan mentoring.
Komunikasi yang efektif:
o Konsep komunikasi ala jepang.
o Faktor-faktor dalam berkomunikasi.
o The Do dalam melaksanakan komunikasi yang praktis.
o The Don’ts dalam berkomunikasi.
Hubungan Antar Manusia.
o Hubungan Antar Manusia: Aksi vs Reaksi.
o Proses Hubungan Antar Manusia.
o Yang diperboleh Hubungan Antar Manusia.
o Yang perlu dihindarkan dalam Hubungan Antar Manusia
o Studi kasus: Joko Lelono.
 Pembahasan.
Action plan
o Pedoman pelaksanaan kepemimpinan efektif yang lebih lanjut di tempat kerja
masing-masing.
Metode pelatihan:
Metode pelatihan akan ditekankan untuk pelatihan orang dewasa yang diselenggarakan secara
partisipatif, aktif dalam suasana yang menyenangkan dengan berbagai metode yang
dipergunakan:
 Pre-test and Post-test.
Tes ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman para peserta, baik sebelum dilakukan
training dan sesudah dilakukan training.
 Kuliah singkat.
Memberikan pemahaman kepada para peserta melalui slide presentasi dalam bentuk
power point. Dan disesuaikan dengan kebutuhan terhadap materi-materi yang perlu diingat
oleh para peserta setelah pelatihan.
 Simulasi/Games/Roleplay.
Metode ini diberikan agar para peserta dapat mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari
melalui simulasi/games sehingga para peserta juga dapat menyadari dan merasakan
kegagalan-kegagalan apa saja yang terjadi agar pada saat ditempat kerja kesalahan-
kesalahan tadi dapat diminimalisir.
 Video training.
Memberikan contoh-contoh terhadap topik yang sedang dipelajari, agar para peserta dapat
memahami hal-hal yang perlu dilakukan dan dihindari.
 Questionnaire.
Format isian yang terdiri dari satu atau beberapa lembar ini bertujuan agar para peserta
dapat mengukur dan mengetahui “hal-hal yang telah dilakukan selama ini” melalui
beberapa pertanyaan maupun pernyataan yang harus dilakukan secara spontan.
 Sharing & diskusi.
Metode ini bertujuan untuk saling bertukar informasi tentang pengalaman-pengalaman,
baik dari pengajar maupun dari peserta.
 Action plan (Rencana Tindakan)
Metode ini bertujuan untuk merencanakan implementasi dari topik-topik yang sudah
dibahas dan mengajak para peserta untuk dapat mengatasi kendala-kendala yang
menghambat tercapainya sasaran kerja.
Durasi pelatihan: 2 hari – (16 jam efektif).
Peserta: Leader, foreman.

Anda mungkin juga menyukai