Anda di halaman 1dari 6

Judul Pelatihan: Belajar Melayani Klien untuk Calon Analis Keuangan

Modul: Pemberian Konsultasi Perlindungan Kekayaan melalui Asuransi

Dasar-Dasar, Jenis, dan Karakteristik Asuransi

A. Kekayaan yang Dapat Diasuransikan

1. Asuransi Harta Benda merupakan produk asuransi yang menjamin kerusakan


atau kerugian pada harta benda akibat kebakaran, bencana alam, kerusuhan,
atau kerusakan lainnya yang timbul dari suatu kejadian yang tiba-tiba.
Keuntungan/Manfaat:
● Memberikan perlindungan pada harta benda berupa gedung/bangunan
rumah, kantor, hotel, pabrik, toko, dan lain-lain, berikut isinya (perabotan,
perlengkapan, furniture, mesin-mesin, persediaan bahan baku serta barang
jadi dan lain-lain) terhadap kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh
resiko kebakaran, kejatuhan pesawat terbang, sambaran petir, peledakan dan
asap dan/atau penyebab lainnya yang dijamin dalam polis.
● Selain itu, disediakan juga jaminan atas kerugian sebagai akibat terganggunya
usaha (business interruption) yang disebabkan kebakaran

2. Asuransi Uang Memberikan kompensasi atau penggantian kepada tertanggung


dalam hal uang dicuri apakah dari tempat usahanya, dari rumahnya sendiri atau
uang tersebut dibawa oleh tertanggung atau orang lain yang ditunjuknya atau
ditugaskannya ke atau dari bank.
Jenis dan manfaat uang yang diasuransikan:
● Cash in Save
Menjamin uang yang oleh polis tersebut dipersamakan dengan uang (seperti
cek, uang kontan, wesel atau materai) yang disimpan dalam safe atau strong
room terhadap resiko pencurian atau perampokan atau usaha pencurian atau
perampokan setelah pencuri atau perampok masuk dengan cara paksa dan
kekerasan ke dalam lokasi dimana safe atau strong room tersebut dijamin.
● Cash in Transit
Menjamin uang yang oleh polis tersebut dipersamakan dengan uang (seperti
cek, uang kontan, wesel atau materai) selama uang atau harta benda tersebut
berada dalam perjalanan dibawa oleh tertanggung sendiri atau oleh orang
lain terhadap resiko pencurian atau perampokan yang didahului atau disertai
kekerasan/ancaman dan atau tindakan menakuti terhadap tertanggung atau
orang lain yang ditugaskannya.
● Cash in Cashier Box
Menjamin uang atau harta benda lain yang oleh polis tersebut dipersamakan
dengan uang (seperti cek, uang kontan, wesel atau materai) sebagai akibat
langsung dari pencurian atau perampokan atau usaha-usaha pencurian atau
perampokan selama jam kerja.
● Hole In One
Memberikan kompensasi atau penggantian sebesar hadiah yang diperjanjikan
kepada pemain golf dalam hal terjadi “hole in one” dalam suatu pertandingan
golf.
● Glass Insurance
Memberikan kompensasi atau penggantian atas risiko-risiko yang dijamin
dalam polis sebagai penyebab pecahnya kaca gedung yang diasuransikan.
● Billboard Insurance
Memberikan kompensasi atau penggantian atas risiko-risiko yang dijamin
dalam polis sebagai penyebab rusaknya billboard yang diasuransikan.

B. Dasar-Dasar Hukum Asuransi


Bab I: Ketentuan Umum
Bab pertama membahas ketentuan umum seputar dasar asuransi. Dalam bab ini,
yang perlu dipahami adalah sejumlah definisi yang dimuat dalam Pasal 1 UU
Perasuransian. Definisi tersebut dapat dijadikan landasan untuk memahami dasar
hukum asuransi, dasar hukum asuransi jiwa, dan dasar hukum asuransi syariah.

Bab II: Ruang Lingkup Usaha Perasuransian


Bab kedua membahas ruang lingkup usaha perasuransian, meliputi penyelenggaraan
yang dapat dilakukan perusahaan asuransi.

Bab III: Bentuk Badan Hukum dan Kepemilikan Perusahaan Perasuransian


Bab ketiga membahas dasar hukum asuransi berupa bentuk badan hukum asuransi
dan kepemilikan perusahaan perasuransian. Pasal 6 ayat (1) UU Perasuransian
menerangkan bahwa ada tiga bentuk badan hukum penyelenggaraan usaha
perasuransian, yakni perseroan terbatas (PT), koperasi, dan usaha bersama.

Bab IV: Perizinan Usaha


Bab keempat menerangkan dasar hukum asuransi terkait perizinan usaha yang harus
dimiliki oleh perusahaan perasuransian. Perizinan tersebut meliputi kewajiban
mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan sebelum menjalankan usaha.

Bab V: Penyelenggaraan Usaha


Bab kelima membahas dasar hukum asuransi terkait penyelenggaraan perusahaan
perasuransian.

Bab VI: Tata Kelola Usaha Perasuransian Berbentuk Koperasi dan Usaha Bersama
Bab keenam berisi tentang pengelolaan perusahaan perasuransian berbentuk
koperasi atau usaha bersama. Pasal 35 UU Perasuransian menerangkan ketentuan
yang salah satunya berisikan, Setiap anggota dari perusahaan asuransi ini wajib
menjadi pemegang polis dari perusahaan yang bersangkutan.

Bab VII: Peningkatan Kapasitas Asuransi, Asuransi Syariah, Reasuransi, dan


Reasuransi Syariah dalam Negeri
Bab ketujuh menerangkan ketentuan bahwa perusahaan asuransi, perusahaan
asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah wajib
mengoptimalkan pemanfaatan kapasitas asuransi dalam negeri.

Bab VIII: Program Asuransi Wajib


Bab kedelapan menerangkan sejumlah ketentuan program asuransi wajib. Pasal 39
UU Perasuransian menerangkan bahwa program asuransi wajib harus
diselenggarakan secara kompetitif.

Bab IX: Perubahan Kepemilikan, Penggabungan, dan Peleburan


Bab kesembilan ini menerangkan dasar hukum asuransi akan persetujuan OJK
terhadap perubahan kepemilikan. Setiap perubahan kepemilikan, baik karena
peleburan atau penggabungan, wajib mendapat persetujuan dari OJK.

Bab X: Pembubaran, Likuidasi, dan Kepailitan


Ketentuan Pasal 42 UU Perasuransian menerangkan bahwa penghentian kegiatan
perusahaan perasuransian wajib melaporkan kepada OJK dengan terlebih dahulu
menyelesaikan seluruh kewajibannya. Setelah menyelesaikan seluruh kewajibannya,
OJK mencabut izin usaha yang bersangkutan. Kemudian, Pasal 43 UU Perasuransian
menerangkan bahwa setelah izin usahanya dicabut, perusahaan wajib menghentikan
kegiatan usahanya.

Bab XII: Profesi Penyedia Jasa Bagi Perusahaan Perasuransian


Pasal 55 ayat (1) UU Perasuransian menerangkan bahwa profesi tersebut terdiri atas:
1. konsultan aktuaria;
2. akuntan publik;
3. penilai; dan
4. profesi lain sesuai ketetapan OJK.

Bab XIII: Pengaturan dan Pengawasan


Dalam bab ini, diterangkan bahwa pengaturan dan pengawasan usaha perasuransian
dilakukan oleh OJK. Sehubungan dengan itu, OJK harus mengupayakan terjadinya
persaingan usaha yang sehat di bidang ini.

Bab XIV: Asosiasi Usaha Perasuransian


Bab keempat belas membahas kewajiban setiap perusahaan perasuransian untuk
menjadi anggota salah satu asosiasi usaha perasuransian yang sesuai dengan jenis
usahanya.

Bab XV: Sanksi Administratif


Bab kelima belas membahas sejumlah sanksi administratif terhadap pelanggaran UU
Perasuransian. Pasal 71 ayat (2) UU Perasuransian menerangkan bahwa sanksi
administratif yang diberikan kepada orang atau perusahaan asuransi yang melanggar
dasar asuransi ini

Bab XVI: Ketentuan Pidana


Setiap orang yang menjalankan kegiatan usaha asuransi, usaha asuransi syariah,
usaha reasuransi, atau usaha reasuransi syariah tanpa izin usaha dipidana dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun dan pidana denda paling banyak Rp200
miliar (Pasal 73 ayat (1) UU Perasuransian).

Bab XVII: Ketentuan Peralihan


Diterangkan bahwa perusahaan perasuransian, perusahaan agen asuransi, dan
perusahaan konsultan aktuaria yang telah mendapatkan izin usaha pada saat
diundang-undangkannya UU Perasuransian dinyatakan telah mendapat izin usaha
dan tetap dapat menjalankan kegiatan usahanya.

Bab XVIII: Ketentuan Penutup


Bab kedelapan belas membahas ketentuan penutup dari UU Perasuransian sebagai
dasar hukum asuransi yang berlaku saat ini. Pasal 90 UU Perasuransian menerangkan
bahwa sejak dasar hukum asuransi ini mulai berlaku, UU 2/1992 dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
C. Jenis dan Karakteristik Produk Asuransi

1. Asuransi Jiwa
Jenis asuransi satu ini dikenal memberikan keuntungan finansial pada
tertanggung atas kematiannya. Sistem pembayaran untuk jenis asuransi jiwa pun
bermacam-macam. Ada perusahaan asuransi yang menyediakan pembayaran
setelah kematian dan yang lainnya bisa memungkinkan tertanggung untuk
mengklaim dana sebelum kematiannya.
2. Asuransi Kesehatan
Jenis asuransi satu ini juga cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Asuransi
kesehatan merupakan produk asuransi yang menangani masalah kesehatan
tertanggung karena suatu penyakit serta menanggung biaya proses perawatan.
3. Asuransi Kendaraan
Asuransi kendaraan yang paling populer di Indonesia adalah jenis asuransi mobil
yang fokus terhadap tanggungan cedera kepada orang lain atau terhadap
kerusakan kendaraan orang lain yang disebabkan oleh si tertanggung. Asuransi ini
juga bisa untuk membayar kehilangan atau kerusakan kendaraan bermotor
tertanggung.
4. Asuransi Kepemilikan Rumah dan Properti
Asuransi ini memberikan proteksi terhadap kehilangan atau kerusakan yang
mungkin terjadi pada barang-barang tertentu milik pribadi tertanggung. Asuransi
ini juga melindungi dan memberikan keringanan bilamana rumah atau properti
tertanggung lainnya mengalami musibah seperti kebakaran.
5. Asuransi Pendidikan
Asuransi pendidikan merupakan alternatif terbaik dan solusi menjamin
kehidupan yang lebih baik terutama pada aset pendidikan anak. Biaya premi yang
harus dibayarkan tertanggung kepada perusahaan asuransi berbeda-beda sesuai
dengan tingkatan pendidikan yang ingin didapatkan nantinya.
6. Asuransi Bisnis
Asuransi ini merupakan layanan proteksi terhadap kerusakan, kehilangan,
maupun kerugian dalam jumlah besar yang mungkin terjadi pada bisnis
seseorang. Asuransi ini memberikan penggantian dari kerusakan yang diakibatkan
oleh kebakaran, ledakan, gempa bumi, petir, banjir, angin ribut, hujan, tabrakan,
hingga kerusuhan.
7. Asuransi Umum
Asuransi umum atau general insurance merupakan proteksi terhadap resiko atas
kerugian maupun kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum pada pihak
ketiga. Jaminan asuransi umum ini sifatnya jangka pendek (biasanya sekitar satu
tahun).
8. Asuransi Kredit
Asuransi kredit merupakan proteksi atas resiko kegagalan debitur untuk melunasi
fasilitas kredit atau pinjaman tunai seperti modal kerja, kredit perdagangan, dan
lain-lain. Kaitannya erat dengan jasa perbankan terutama di bidang perkreditan.
9. Asuransi Kelautan
Jenis asuransi satu ini khusus ada di bidang kelautan yang fungsinya memastikan
pengangkut serta pemilik kargo. Resiko yang mungkin terjadi sehingga
terbentuknya asuransi ini adalah kerusakan kargo, kerusakan kapal, dan melukai
penumpang.
10. Asuransi Perjalanan
Secara keseluruhan, fungsi asuransi perjalanan tak jauh beda dengan fungsi
asuransi biasa sebagai salah satu bentuk proteksi kepada nasabah dengan jangka
waktu pendek yaitu selama pembeli premi melakukan perjalanan hingga kembali
pulang.

Anda mungkin juga menyukai