net/publication/341539787
CITATIONS READS
0 2,639
1 author:
Ade Heryana
Universitas Esa Unggul
63 PUBLICATIONS 3 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Kajian Antrian Pelayanan Pendaftaran Pasien BPJS Kesehatan RSU Kabupaten Tangerang Tahun 2018 View project
All content following this page was uploaded by Ade Heryana on 21 May 2020.
PENGERTIAN HIPOTESIS
dilakukan melalui pengukuran estimasi (uji estimasi), juga dapat dilakukan dengan uji
hipotesa. Sebelum membahas tentang uji hipotesa, ada baiknya kita memahami
atau kesimpulan sementara atau dugaan yang bersifat logis tentang suatu populasi.
hipotesis? Hipotesis bisa berasal dari: 1) hasil penelitian; atau 2) pengalaman. Misalnya
seorang ahli Kesmas menyatakan bahwa penderita ISPA di sebuah Puskesmas 5%, atau
edukasi tentang HIV/Aids rata-rata 30 orang per bulan. Kedua pernyataan tersebut
masih berupa dugaan namun sifatnya logis karena bisa berasal dari hasil penelitian
UJI HIPOTESIS
Hipotesis memiliki sifat yang sementara, sehingga sebuah hipotesis bisa benar
dan bisa juga salah. Maka nilai hipotesis ini harus dibandingkan dengan nilai statisik
1
Pengertian parameter adalah sebuah bilangan nyata, dimana bilangan ini menyatakan sebuah karakteristik
dari populasi. Contoh: mean, varians, atau simpangan baku dari populasi. Sedangkan karakteristik pada suatu
sampel disebut statistik.
1
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
a. Perbedaan antara nilai statistik sampel dengan nilai hipotesis cukup besar, maka
b. Perbedaan antara nilai statistik sampel dengan nilai hipotesis kecil, maka hipotesis
Kadang kala kita menemukan hal meragukan. Misalnya (Budiarto, 2001), rata-
rata jumlah pengunjung per hari sebanyak 60 orang. Maka kita akan menemukan tiga
kemungkinan:
maka pada kondisi seperti ini kita tidak mungkin menerima hipotesis, namun
Karena kemungkinan akan timbul kondisi pada nomor (3) tersebut, maka hipotesis
harus diuji menggunakan kriteria tertentu, agar dapat ditarik kesimpulan secara
obyektif.
hipotesis, sehingga kesimpulan atau hasil dari uji hipotesis secara statistik hanya
menghasilkan keputusan tentang perbedaan antara nilai statistik sampel dengan nilai
parameter populasi.
2
Sampai saat ini belum ada metode statistik untuk menolak hipotesis, sehingga istilah “menerima hipotesis”
sebenarnya adalah “tidak menolak hipotesis”. Adapun istilah “menerima hipotesis” hanyalah kesepakatan saja.
2
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
Hipotesis selalu dinyatakan dengan hipotesis nol3 atau dengan simbol H0. Pada
dasarnya H0 merupakan parameter yang akan kita uji (nilai sementara atau dugaan
sementara). Misalnya jika kita akan menguji hipotesis yang menyatakan bahwa rata-
rata kadar gula darah adalah 100, maka dapat ditulis dengan:
𝐻0 : 𝜇 = 100
Simbol di atas menyatakan bahwa 100 adalah hipotesis nol rata-rata populasi.
𝜇 𝐻0
Simbol tersebut menyatakan rata-rata nilai hipotesis populasi. Simbol ini ditulis jika
nilai hipotesis rata-rata populasi dinyatakan dalam perhingan statistik. Misalnya jika
ditulis
𝜇 𝐻0 = 100
Berarti dikatakan bahwa rata-rata nilai hipotesis nol parameter populasi sama dengan
100.
Seperti disebutkan di atas sebuah hipotesis berdasarkan hasil uji statistik yang
- Bila kesimpulan hasil uji hipotesis adalah menerima hipotesis nol, maka secara
statistik dapat dikatakan bahwa: a) tidak terdapat perbedaan antara variabel yang
- Bila kesimpulan hasil uji hipotesis adalah menolak hipotesis nol, maka secara
3
Bukan Hipotesis “o” (dengan huruf o)
3
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
Kesimpulan untuk menolak hipotesis nol juga berarti kita menerima hipotesis
lain, yang disebut dengan hipotesis alternatif (Ha). Sifat dari hipotesis ini berlawanan
atau 2) Ha : > 10% penderita PJK; atau 3) Ha : < 10% penderita PJK
Sehingga berdasarkan contoh di atas, bila kita menolak hipotesis nol, maka terdapat
tiga kemungkinan hipotesis alternatif. Namun bila menolak hipotesis alpa, maka kita
Ketiga jenis hipotesis alternatif dan hipotesis nol tersebut di atas, bila
a. Uji hipotesis dua sisi atau two tail, dengan pernyataan H0 : = x dan Ha : ≠ x,
sehingga H0 tidak sama dengan Ha atau terdapat nilai yang lebih besar atau lebih
kecil dari batas kritis. Dari gambar tersebut, terdapat dua daerah penolakan
hipotesis nol, dan secara statistik disebut pengujian dua arah atau dua pihak.
Daerah penerimaan
4
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
b. Uji hipotesis satu sisi atau one tail, dengan pernyataan H0 : = x dan Ha : > x,
sehingga H0 lebih besar dari Ha atau terdapat nilai yang lebih besar dari batas
kritis. Dari gambar tersebut, terdapat satu daerah penolakan hipotesis nol di
kanan, dan secara statistik disebut pengujian satu arah atau satu pihak.
Daerah penerimaan
Batas kritis
Daerah kritis
c. Uji hipotesis satu sisi atau one tail, dengan pernyataan H0 : = x dan Ha : < x,
sehingga H0 lebih kecil dari Ha atau terdapat nilai yang lebih kecil dari batas kritis.
Dari gambar tersebut, terdapat satu daerah penolakan hipotesis nol di kiri, dan
Daerah penerimaan
Batas kritis
Daerah kritis
5
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
1. Bila kita tidak mengetahui sama sekali kondisi populasi yang akan diuji maka
2. Bila kita memiliki perkiraan bahwa nilai hasil perhitungan statistik sampel lebih
besar atau lebih kecil dari batas tertentu, maka sebaiknya menggunakan uji
Uji hipotesis merupakan rangkaian prosedur yang sistematik dan wajib diikuti
oleh peneliti dalam menguji dugaan penelitian. Prosedur tersbut terdiri dari:
dengan:
𝐻0 : 𝜇 = 𝑎
Dimana a = statistik sampel (rata-rata, proporsi, varians, simpangan baku)
peneliti akan menguji perbedaan tinggi badan siswa SD negeri dan swasta.
2. Tentukan nilai yang akan digunakan
Nilai disebut juga kesalahan tipe 1 atau derajat kemaknaan atau
siginificance level. Nilai ini harus dibuat saat merencanakan penelitian. Untuk
penelitian di bidang kesehatan umumnya menggunakan 0,05 dan 0,01.
penerimaan hipotesis nol yang dinyatakan dalam bentuk luas area dalam kurva
distribusi normal yaitu area di luar daerah penerimaan. Daerah tersebut disebut
juga daerah penolakan atau daerah kritis (lihat gambar 4 di bawah). Pada daerah
ini juga terdapat peluang untuk terjadinya kesalahan (error) untuk menerima dan
6
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
menolak hipotesis. Jadi sebenarnya nilai ini menentukan apakah antara nilai
pengujian hipotesis sebanyak 100 kali (atau 100 x penelitian) terhadap sebuah
fenomena kesehatan. Dengan menggunakan niai sebesar 0,05 atau 5%, maka
akan terdapat 5 kali uji hipotesis (5 = 100 x 5%) yang nilai pengukuran statistiknya
terletak di luar daerah penerimaan atau terletak di daerah penolakan. Bila kejadian
tersebut sebanyak 8 kali (lebih besar dari 5%), maka dianggap terlalu banyak untuk
Kesalahan bisa dan mungkin saja terjadi karena kita menggunakan statistik sampel
untuk menilai parameter populasi sehingga tidak mungkin tepat benar dengan
parameter populasi.
Daerah penerimaan
Gambar 4. Daerah Penolakan dan Penerimaan Uji Hipotesis dengan Nilai = 0,05
p (p value) dengan nilai . P value adalah peluang nilai sampel terletak di luar
daerah penerimaan atau di dalam daerah kritis. Bila p value lebih kecil dari maka
7
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
kesimpulannya hipotesis nol ditolak atau ada perbedaan antara statistik sampel
sehingga semakin sering hipotesis ditolak walaupun hipotesis benar atau peluang
untuk menolak hipotesis yang benar (disebut kesalahan tipe 1 dengan simbol ).
Sebaliknya semakin kecil nilai maka semakin luas daerah penerimaan hipotesis,
sehingga semakin sering hipotesis diterima walaupun hipotesis tersebut salah atau
peluang untuk menerima hipotesis yang salah (disebut kesalahan tipe 2 dengan
simbol ). Hubungan kesalahan tipe 1 dan kesalahan tipe 2 disajikan pada tabel
berikut.
Hipotesis
Kesimpulan
Benar Salah
Menerima Hipotesis Tidak ada kesalahan Kesalahan Tipe 2 ()
Menolak Hipotesis Kesalahan Tipe 1 () Tidak ada kesalahan
statistik pada data, misalnya uji normalitas. Bila hasil uji statistik menunjukkan
distribusi normal, maka uji statistik yang cocok adalah uji statistik parametrik.
Sedangkan jika data menunjukkan tidak terdistribusi normal, maka uji statistik
5. Menentukan kriteria untuk menolak dan menerima hipotesis nol (H0) sesuai
8
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
Seperti dijelaskan di muka bahwa jika hasil uji normalitas menunjukkan data
tidak terdistribusi normal maka uji statistik yang cocok digunakan adalah statistik non
tidak normal bahkan tidak diketahui sama sekali. Misalnya: data lamanya penyakit, atau
kedokteran, sering penarikan kesimpulan untuk uji hipotesa dilakukan dengan jumlah
sampel yang kecil, sehingga uji statistik non parametrik sering dipakai dalam dalam
penelitian bidang kesehatan, karena uji ini tidak bergantung pada jenis distribusi.
9
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
4. Kadang tidak dibutuhkan urutan atau jenjang secara formal, karena sering
dijumpai hasil pengamatan dengan nilai kualitatif seperti “lebih besar dibanding
yang lain”. Pada penelitian perilaku kesehatan hal tersebut sering dijumpai;
kelamahannya seperti:
mahasiswa dari 3,90 lalu 3,84 lalu 3,80 lalu 3,78 lalu 3,70 dan seterusnya. Pada
1,2,3,4,5 dan seterunya. Jika ada perubahan informasi nilai IPK misalnya 3,80
menjadi 3,82 maka hal tersebut tidak dihiraukan karena tetap ada di urutan 3.
2. Hasil uji statistik tidak setajam statistik parametrik. Interval estimasi dengan
statistik non paramatrik pada confidence interval 95% bisa dua kali lebih besar
yang hanya membanding dua kelompok atau lebih dengan sampel kecil hal ini
tidak masalah, namun pada penelitian Kesmas yang melibatkan masyarakat hal ini
10
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
Pemilihan jenis uji statistik non parametrik ditentukan oleh jenis penelitian,
jenis data. Secara ringkas pemilihan jenis uji statistik non parametrik disajikan pada
tabel 2.
non parametrik yang tepat pertimbangan yang utama adalah jenis penelitian. Terdapat
empat jenis penelitian yang perlu diperhatikan yaitu Deskriptif, Komparatif, dan
perbandingan atau tanpa menghubungkan antara variabel yang satu dengan yang
lain. Alat analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif yaitu mean, median,
baik, Prestasi kerja perawat ruang rawat inap baik, Pertumbuhan kunjungan poli
pemerintah; 2) Prestasi kinerja dokter spesialis lebih baik dibandingkan dengan dokter
11
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
penelitian yang dilakukan untuk tujuan menganalisis hubungan atau pengaruh antara
dua variabel atau lebih. Jika hanya bertujuan menganalisis hubungan antarvariabel
korelasional artinya di antara dua variabel atau lebih yang diuji bersifat setara dan
simetris artinya tidak ada yang berfungi sebagai variabel bebas atau tidak bebas.
Namun pada penelitian kausal, variabel yang diteliti bukan melihat simetris atau
terbagi menjadi dua yaitu dependen (berpasangan, paired) atau independen (bebas,
diukur dalam waktu yang bersamaan dengan mengontrol variabel yang diteliti (yang
12
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
diberi intervensi atau tidak diberi intervensi), umumnya pada penelitian eksperimen.
Sedangkan hubungan sampel independen yaitu dua sampel atau lebih yang tidak
saling berkaitan diukur dua kali atau lebih, umumnya pada penelitian survey.
membandingkan prestasi kerja perawat sebelum dan sesudah diberi motivasi kerja.
13
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
6. UJI KORELASI/ASOSIASI
a. Untuk jenis data ordinal/peringkat
- Uji Bivariat (dua kelompok data ordinal)
14
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
15
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
16
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
17
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
REFERENSI
Budiarto, Eko (2012). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
LATIHAN SOAL
ambulans rutin tidak masuk bengkel lebih besar daripada rutin masuk bengkel,
dengan = 5%. Uji statistik non parametrik apakah yang cocok untuk menguji
hipotesa tersebut?
A. Uji binomial
B. Uji Runs
C. Uji Chi-square
D. Uji Wilcoxon
E. Uji McNemar
Alasan ................................................................................................................................................
2. Dalam suatu kantin di rumah sakit, terdapat sekelompok karyawan wanita yang
sedang makan siang. Dari sekelompok karyawan itu ada 18 orang diambil
Dalam pertanyaan itu disediakan dua alternative jawaban yaitu akan mengambil
cuti besar sebelum melahirkan (kode 1) atau sesudah melahirkan (kode 0).
Wawancara dilakukan secara berurutan, yaitu mulai dari No.1 dan berakhir
No.18. Jika peneliti ingin mengetahui atau menguji apakah pengumpulan data
sesuai?
18
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
A. Uji binomial
B. Uji Runs
C. Uji Chi-square
D. Uji Wilcoxon
E. Uji McNemar
Alasan ................................................................................................................................................
dan buah dengan berat badan warga suatu desa. Dipilih 25 orang warga, lalu
ditimbang BB nya dengan katagori indeks massa tubuh (IMT) <23 normal dan
IMT >=23 tidak normal. Warga dianjurkan untuk konsumsi banyak buah dan
sayur (tidak semua sampel mengkonsumsi banyak buah dan sayur). Hasil
IMT sebelum dan sesudah intervensi (diet konsumsi buah sayur), uji statistik non
A. Uji McNemar
C. Uji Median
19
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
ALASAN .............................................................................................................................................
4. Suatu survey ingin mengetahui apakah ada hubungan Asupan Lauk dengan
120 orang yang terdiri dari 50 orang asupan lauknya baik dan 70 orang asupan
yang asupan lauknya baik, ada 10 orang yang dinyatakan anemia. Sedangkan
dari 70 orang yang asupan lauknya kurang ada 20 orang yang anemia. Jika
peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan proporsi anemia pada kedua
C. Uji Median
D. Uji Mann-Whitney
E. Uji Wilcoxon
Alasan .................................................................................................................................................
A. Uji Wilcoxon
C. Uji Mann-Whitney
20
Uji Statistik Non Parametrik | Ade Heryana, SST, MKM
Alasan .................................................................................................................................................
pimpinan Puskemas ingin mengetahui apakah ada hubungan antara nilai skor
motivasi dengan skor kinerja, maka uji statistik apa yang cocok?
D. Uji Friedman
Alasan .................................................................................................................................................
21