Anda di halaman 1dari 1

‫معهد "شجرة للعلم" لسالمي‬

PONDOK PESANTREN “TUNAS ILMU”


KEDUNGWULUH KALIMANAH PURBALINGGA JAWA TENGAH

Serial Fiqih Pendidikan Anak - No: 1

PROLOG1
Berbicara tentang anak, kita semua rata-rata memiliki keinginan yang sama. Manakala anak
lahir, kita berharap agar anak tersebut tumbuh lucu dan sehat. Segala upaya dilakukan untuk
mewujudkan itu. Walaupun harus mengorbankan waktu, biaya dan tenaga. Sebenarnya hal
tersebut manusiawi dan wajar-wajar saja. Namun yang tidak wajar adalah bila menganggap bahwa
sehat dan lucu saja sudah cukup.
Kita menginginkan anak kita cerdas dan mengukir segudang prestasi. Demi menggapai angan-
angan tersebut, kita rela melakukan apapun walaupun terasa berat. Inipun masih dalam taraf
kewajaran. Namun yang tidak benar adalah jika kita menganggap bahwa kecerdasan dan prestasi
duniawi adalah segala-galanya.
Sebab seluruh hal tersebut di atas belum tentu menghasilkan kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
Betapa sering kita mendengar orang tua yang pusing tujuh keliling, akibat tingkah polah
anaknya yang selalu membuat gara-gara. Padahal dulunya semasa kecil dia begitu sehat dan amat
menggemaskan. Bukan sekali atau dua kali kita menyaksikan orang tua yang semasa mudanya
bekerja keras membanting tulang memeras keringat, demi masa depan anaknya. Namun, di
penghujung usia, justru tidak segan-segan si anak membentak orang tuanya, seperti membentak
seekor binatang yang hina. Atau mencampakkan tumbuh renta itu ke panti jompo, tanpa perasaan
bersalah atau berdosa. Na’udzubillah min dzalik..
Itu baru di dunia. Belum jika kita berbicara tentang alam akhirat. Akankah seabreg prestasi
duniawi dan sederet gelar yang disandang anak, membantu nasib kita di hadapan Allah? Terlebih
bila ternyata mereka bukanlah generasi salih, yang setia untuk mendoakan kedua orang tuanya.
Sebelum itu semua terjadi, mari kita tilik kembali usaha apa yang telah kita lakukan untuk
melahirkan anak-anak yang salih dan salihah? Ketahuilah bahwa mendidik anak itu membutuhkan
kesungguhan! Memerlukan pengorbanan! Menuntut keikhlasan dan kesabaran! Serta yang paling
penting adalah membutuhkan ilmu yang memadai juga taufik dari Allah ta’ala..
Persiapan materi saja tidak cukup, jika kita menginginkan generasi yang handal. Sebab, betapa
banyak hal-hal yang tidak bisa dibeli dengan materi.
Maka, mari kita terus berusaha untuk berbekal ilmu yang memadai. Tidaklah berlebihan bila
dikatakan bahwa ilmu pendidikan anak adalah cabang ilmu khusus yang harus dikuasai setiap orang
tua, bahkan sebelum mereka berpredikat sebagai orang tua. Agar kita betul-betul menjadi orangtua
yang sebenarnya, bukan sekedar orang yang lebih tua dari anaknya!
Amat disayangkan, betapa banyak suami yang menyandang gelar bapak hanya karena istrinya
melahirkan. Sebagaimana banyak wanita disebut ibu, semata-mata karena dialah yang melahirkan.
Bukan karena mereka menyiapkan diri menjadi orangtua. Bukan pula karena mereka memiliki
kepatutan sebagai orangtua. Semoga Allah menjauhkan kita dari tipe orang tua seperti itu. Amien.
 Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga,17 Shafar 1434 / 31 Desember 2012

1
Disadur oleh Abdullah Zaen, Lc, MA dari buku “Mencetak Generasi Rabbani” karya Ummu Ihsan Choiriyyah dan
Hal - 1

Abu Ihsan al-Atsary (hal. 1-4) dengan beberapa perubahan.

Nomor Statistik Pondok Pesantren : 510033030094 ALAMAT: Kedungwuluh Rt. 08 Rw. 02 Kalimanah Purbalingga 53371 Jawa
Tengah Indonesia
 0281 6597674  081319839320 WEB: http://tunasilmu.com EMAIL: pesantren.tunasilmu@gmail.com RADIO Insani 88,8 FM Live Streaming:
http://insanifm.com/
Rek BNI Cab. Purbalingga no: 0194910585 a/n: Yayasan Islam Tunas Ilmu Purbalingga

Anda mungkin juga menyukai