Disusun oleh
Dewi Agustina ( 15230002)
PGMI-1
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan kemudahan
bagi saya sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Antkorupsi , yang mana
dengan tugas ini saya sebagai siswa dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang
diberikan dosen pengampu. Makalah yang berjudul tentang “Penanganan korupsi
agar benar benar hilang”. Mengenai penjelasan lebih lanjut saya memaparkannya
dalam bagian pembahasan makalah ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dosen , Mustofa Kamal M.Ag selaku dosen mata kuliah Antikorupsi yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat, maka saya sebagai penulis
mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka saya
terima untuk meningkatkan kualitas makalah ini.
Penulis
ii
Dewi Agustina
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penanganan korupsi,merupakan tantangan serius di berbagai negara
di seluruh dunia.Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk
mengurangi tingkat korupsi, masih banyak pekerjaan yang harus di lakukan
agar korupsi benar- benar hilang dari semua lapisan masyarakat. Latar
belakang penanganan korupsi ini melibatkan aspek politik,hukum,sosial
dan budaya.
Pertama - tama , upaya penanganan korupsi peril melibatkan
reformasi sistem politik,sistem politik yang bersih dan transparan dapat
menjadi pondasi utama untuk mengurangi praktik korupsi.Ini mencakup
reformasi pemilihan umum, peningkatan akuntabilitas partai politik, dan
peningkatan partisipasi public dalam proses politik.Pembentukan lembaga
– lembaga indenpenden untuk mengawasi tindakan pejabat public dan partai
politik juga penting agar korupsi tidak dapat berkembang tanpa hambatan.
Aspek hukum juga memainkan peran sentral dalam penanganan
korupsi. Diperlukan peraturan hukum yang ketat dan penegakan hukum
yang adil dan efisien. Perlu ditingkatkan kapasitas penyelidikan dan
penuntutan, serta keberanian dalam mengadili bahkan pejabat tinggi yang
terlibat dalam korupsi. Pelibatan masyarakat sipil dan media dalam
pemantauan tindakan hukum dapat menjadi instrumen penting dalam
memastikan keadilan.
Pendidikan dan perubahan budaya juga harus menjadi fokus utama
dalam latar belakang penanganan korupsi. Pembentukan nilai-nilai etika
dan moral sejak dini dapat membantu menciptakan generasi yang tidak
hanya cerdas secara akademis tetapi juga etis. Program pendidikan anti-
korupsi dan penanaman sikap integritas sejak usia dini dapat membentuk
dasar untuk perubahan budaya jangka panjang.
Dengan pendekatan yang holistik dan terintegrasi, bersama dengan
komitmen yang kuat dari pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta,
penanganan korupsi memiliki potensi untuk menciptakan perubahan yang
1
signifikan. Langkah-langkah ini bukan hanya tentang menghukum pelaku
korupsi tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang tidak
memungkinkan korupsi tumbuh. Hanya dengan kombinasi berbagai strategi
ini, diimbangi dengan komitmen yang berkelanjutan, kita dapat mengarah
pada masyarakat yang bebas dari korupsi. enanganan korupsi merupakan
ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dalil tentang larangan korupsi dalam islam
2. Apa saja langkah langkah pemberantasan korupsi
3. Negara apa saja yang di jadikan sebagi acuan anti korupsi
4. Bagaimana Analisis konseptuaal
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana dalil tentang larangan korupsi
menurut islam
2. Untuk mengetahui apa saja Langkah -langkah pemberantasan
korupsi
3. Untuk mengetahui negara mana saja yang di jadikan acuan bebas
korupsi
4. Untuk mengetahui bagaimana memahai analisis konsptual
2
BAB II
PEMBAHASAN
َام ِإلى بِهَا ٓ وت ُ ْدلُواَ بِ ْٱلب َٰـ ِط ِلَ بيْن ُكم أ ْم َٰول ُكم تأ ْ ُكلُ ٓواَ وَل
َِ ْٱل ُح َّك
َن ف ِر ًۭيقا ِلتأ ْ ُكلُوا
َْ ل ِم َ ِ َّٱْلثْ َِم ٱلن
َِ اس أ ْم َٰو ِ ْ ِ ت ْعل ُمونَ وأنت َُْم ب١٨٨
Artinya :
“ an janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain
di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan
berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
3
2. (Q.S. an -Nisa ayat 29)
ََ أَن َِإ ََّٰٓل َِبٱ ْلبَـ ِط َِل بَ ْينَكُم ْم َولَكُمََأ تَأ ْ ُكلُ ٰٓواَ ََل َءا َمنُواَ ٱلَّذ
ِين يَـٰٓأَيُّ َها
َ َۚمن ُك َْم تَ َراضَ عَن تِ َجـ َرةَ تَك
َُون َ ُن َۚأَنف
ِ س ُك َْم تَ َْقتُلُ ٰٓواَ َو ََل ََّ ِهََََٱللَ إ
َ َر ِح ًۭيما ِب ُك َْم ك٢٩
ََان
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.
م ُِث ۚ ٱ ْل ِقيَ ٰـ َم ِة يَ ْو َم غَل ِب َما ِِيَأْت يَ ْغلُ ْل َو َمن ۚ يَغُل أَن ِلنَ ِبى َكانَ َو َما
ت ما نَ ْفس ُكل ت ُ َوف ٰى َ ظلَم َل َوهُ ْم َك
ْ َسب ْ ُ ونَ ُِي١٦١
Artinya:
Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta
rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan
rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang
membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri
akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan
(pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya. 1
1
Rozin Moh, alfi Musonnif ahmad, Korupsi dalam Perspektif Al-Qur’an, Vol.3.No2,Al-
ITAQ,2017
4
B. Langkah Pemberantasan Korupsi
Untuk mengatasi berbagai hambatan korupsi telah dan sedang
dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mendesain ulang pelayanan publik, terutama pada bidang-bidang yang
berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan kepada masyarakat
sehari-hari. Tujuannya adalah untuk memudahkan masyarakat luas
mendapatkan pelayanan publik yang profesional, berkualitas, tepat
waktu dan tanpa dibebani biaya ekstra/ pungutan liar.
Langkah-langkah prioritas ditujukan pada: (a) Penyempurnaan Sistem
Pelayanan Publik; (b) Peningkatan Kinerja Aparat Pelayanan Publik;
(c) Peningkatan Kinerja Lembaga Pelayanan Publik; dan (d)
Peningkatan Pengawasan terhadap Pelayanan Publik, dengan
kegiatankegiatan prioritas sebagaimana terlampir dalam matriks.
b. Memperkuat transparansi, pengawasan dan sanksi pada kegiatan-
kegiatan pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi dan sumber
daya manusia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan akuntabilitas
Pemerintah dalam pengelolaan sumber daya negara dan sumber daya
manusia serta memberikan akses terhadap informasi dan berbagai hal
yang lebih memberikan kesempatan masyarakat luas untuk
berpartisipasi di bidang ekonomi. Langkah-langkah prioritas ditujukan
pada: (a) Penyempurnaan Sistem Manajemen Keuangan Negara; (b)
Penyempurnaan Sistem Procurement/ Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah; dan (c) Penyempurnaan Sistem Manajemen SDM
Aparatur Negara, dengan kegiatan-kegiatan prioritas.
c. Meningkatkan pemberdayaan perangkatperangkat pendukung dalam
pencegahan korupsi. Tujuannya adalah untuk menegakan prinsip “rule
of law,” memperkuat budaya hukum dan memberdayakan masyarakat
dalam proses pemberantasan korupsi. Langkah-langkah prioritas
ditujukan pada: (a) Peningkatan Kesadaran dan Partisipasi
Masyarakat; dan (b) Penyempurnaan Materi Hukum Pendukung.
d. Tampaknya memasukan ke lembaga pemasyarakatan (penjara) bagi
koruptor bukan merupakan cara yang menjerakan atau cara yang
5
paling efektif untuk memberantas korupsi. Apalagi dalam praktik
lembaga pemasyarakatan justru menjadi tempat yang tidak ada
bedanya dengan tempat di luar lembaga pemasyarakatan asal nara
pidan korupsi bisa membayar sejumlah uang untuk mendapatkan
pelayanan dan fasilitas yang tidak beda dengan pelayanan dan fasilitas
di luar lembaga pemasyarakatan. Oleh karena itu, muncul istilah
lembaga pemasyarakatan dengan fasiltas dan pelayanan mewah.
Melihat pada kondisi seperti ini, maka perlu dipikirkan cara lain agar
orang merasa malu dan berpikir panjang untuk melakukan korupsi.
Cara yang dapat dilakukan antara lain adanya ketentuan untuk
mengumumkan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
atas kasus korupsi melalui media masa. Ketentuan ini selain untuk
memberikan informasi kepada publik juga sekaligus sebagai sanksi
moral kepada pelaku tindak pidana korupsi. Selain itu, perlu juga
ditambah sanksi pencabutan hak kepada terdakwa kasus korupsi. Hal
ini sangat penting untuk memberikan pembelajaran bahwa pengemban
jabatan publik adalah pribadi yang bermoral dan berintegritas tinggi
e. Penegakan hukum dalam rangka pemberantasan korupsi ini harus
dilakukan secara terpadu dan terintegrasi dengan satu tujuan, yaitu
untuk memberantas korupsi. SDM penegak hukum harus berasal dari
orang-orang pilihan dan mempunyai integritas tinggi. Sudah saatnya
diakhiri terjadinya ego sektoral atau ego institusional di antara lembaga
penegak hukum. Negara juga perlu memikirkan bagaimana agar
tingkat kesejahteraan bagi para penegak hukum itu baik, tidak
berkekurangan dan menjadi penegak hukum yang bersih. Bagaimana
bisa bersih, kalau sapu yang digunakan untuk membersihkan adalah
sapu kotor.2
2
Wicipro Setiadi, Korupsi di Indonesia,Vol.15.NO3. LEGISLASI INDONESIA,
(Jakarta:VETERAN.2018)
6
C. Negara -negara yang dijadikan sebagai acuan sebagai Negara
Antikorupsi.
Masih saja kita melihat berita pada koruptor tertangkap, tidak ada
habisnya bnyaknya kasus penyuapan, akibatnya tentu saja
perekonomian yang melemah, layanan public dan Kesehatan yang
buruk, atau pembangunan yang terhambat.
7
pada tahap penuntutan. Dari adanya kesamaan wewenang tersebut
dapat memunculkan adanya tumpang tindih kewenangan atau over
lapping di antara masing-masing pihak.
Dengan adanya kesamaan tesebut diperlukan adanya koridor
kusus untuk membatasi kewenanagan masing-masing agar pada
pelaksanaannya tidak terjadi benturan kewenangan. Kewenangan
kejaksaa untuk melakukan penyidikan disebutkan dalam Undang-
Undang Nomor. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia. Berdasarkan pasal 30 UU Kejaksaan, kejaksaaan
berwenang untuk melakukan penyidikan terhadap tindak pidana
tertentu termasuk tindak pidana korupsi. Sedangkan kewenangan
Kejaksaan dalam melakukan penuntutan telah dinyatakan secara
tegas di dalam Pasal 1 dan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 16
Tahun 9 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, yang
menegaskan bahwa penuntut Umum adalah kejaksaan yang telah
diberikan kewenangan oleh undang-undang kejaksaan. Sesuai
dengan ketentuan Pasal 33, kejaksaan dalam pelaksanaan tugas dan
wewenang, kejaksaan membina hubungan kerja sama dengan badan
penegak hukum dan keadilan serta badan negara atau instansi lainya
Sedangkan pada Komisi Pemberantasan Korupsi,
kewenangannnya diberikan oleh Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, KPK
bertugas untuk melakukan penyelidikan, penyidikan, dan
penuntutan terhadap tindak pidana korupsi. Dalam Pasal 11
Undang-Uundang KPK selanjutnya membatasi bahwa kewenangan
KPK melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan dibatasi
pada tindak pidana korupsi yang: 1. melibatkan aparat penegak
hukum, penyelenggara negara, 2. mendapat perhatian yang
meresahkan masyarakat; 3. menyangkut kerugian negara paling
sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). Dengan kesamaan
8
wewenang tersebut agar tidak menimbulkan benturan kewenangan
pada saat penangan perkara korupsi maka koordinasi antra
Kejaksaan dan KPK tersebut sangat mutlak diperlukan. Walaupun
dalam pelaksanaanya tedapat faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hubungan tersebut diantaranya 10 adalah adanya
pengambil alaihan kewenangan penyidikan atau penuntutan dari
KPK terhadap perkara korupsi yang sedang ditangani. Pengambil
alihan kewenangan penyidikan dan penuntutan oleh KPK tersebut
dapat menimbulkan ketidak harmonisan diantara Kejaksaan dan
KPK atau dengan pengambil alihan kewenangan tersebut dapat juga
tidak berdampak pada hunbungan keduanya. Semua itu tergantung
pada bagaimana proses hubungan dan koordinasi diantara
Kejaksaan dan KPK pada saat penaganan perkara korupsi.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Meskipun pemberantasan korupsi menghadapi berbagai kendala, namun
upaya pemberantasan korupsi harus terus-menerus dilakukan dengan
melakukan berbagai perubahan dan perbaikan.
Perbaikan dan perubahan tersebut antara lain terkait dengan lembaga
yang menangani korupsi agar selalu kompak dan tidak sektoral, upaya-
upaya pencegahan juga terus dilakukan, kualitas SDM perlu ditingkatkan,
kesejahteraan para penegak hukum menjadi prioritas.
Meskipun tidak menjamin korupsi menjadi berkurang, perlu
dipikirkan untuk melakukan revisi secara komprehensif terhadap Undang-
Undang tentang Pemberantasan Korupsi
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6506788/4-dalil-al-qur’an-yang-
mengharamkan-tindak-korupsi-dalam-islam/amp pada tanggal 10 Januari
2023
11