Anda di halaman 1dari 1

Berita Update

Beranda News

NEWS

Hukum 100 Harian dalam Islam


yang Perlu Diketahui Umat
Muslim

Berita Update

Konten dari Pengguna

1 Juli 2022 20:55 · waktu baca 2 menit

Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari


redaksi kumparan

Ilustrasi Hukum 100 Harian dalam Islam. Foto. dok. Faseeh


Fawaz. (Unsplash.com)

ADVERTISEMENT

Tradisi 100 harian dalam Islam menjadi salah satu


hal yang cukup sering dijumpai di berbagai kalangan
umat Muslim di sekitar kita. Namun bagaimana
hukum 100 harian dalam Islam? Untuk
mengetahuinya secara lengkap, mari kita simak
ulasan lengkapnya dalam artikel berikut.

ADVERTISEMENT

Hukum 100 Harian dalam Islam yang


Perlu Diketahui Umat Muslim

Menggelar acara tahlilan dalam rangka 3 harian atau


bahkan 100 harian setelah kerabat meninggal dunia
merupakan salah satu kebiasaan yang sudah lama
dilakukan umat Muslim di Indonesia. Amalan ini
ditunaikan karena dipercaya memiliki keutamaan
yang bermanfaat.

Ilustrasi Hukum 100 Harian dalam Islam. Foto. dok.


Muhammad Adil (Unsplash.com)

Sebagaimana yang dikutip dari buku Yasin Dan


Tahlil Disertai Transliterasi & Makna Tahlil, M
Quraish Shihab (2012:8), tahlil dibaca dengan
tujuan agar mendapat pengampunan dari Allah SWT
bagi saudara Muslim yang meninggal dunia untuk
meninggikan derajatnya di sisi Allah. Biasanya
tahlilan digelar sebagai peringatan 3, 7, 40 hingga
100 hari orang yang meninggal.

Bagaimana hukum 100 harian dalam Islam? Di


Indonesia, sebagian umat Muslim mempercayai
bahwa menggelar 100 harian dengan tahlilan atau
mendoakan orang meninggal adalah haram. Hal ini
disebabkan karena amalan ini menyerupai ritual
agama lain.

ADVERTISEMENT

Hal ini didukung dengan kebiasaan yang ditemukan


di Arab seperti Mekkah dan Madinah yang juga
tidak pernah melakukan tahlilan sebagai peringatan
100 harian setelah seseorang meninggal dunia. Tak
hanya itu, sebagian umat Muslim juga meyakini
bahwa peringatan 100 harian bukanlah ajaran
Islam.

Ilustrasi Hukum 100 Harian dalam Islam. Foto. dok. Rachid


Oucharia (Unsplash.com)

Pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya


juga tidak ditemukan secara jelas tentang tradisi
bacaan tahlilan dalam peringatan 100 harian yang
saat ini banyak ditunaikan umat Muslim. Tradisi
tahlilan dan 100 harian ini muncul sejak ulama
muta’akhirin, tepatnya sekitar abad ke-11 H. Maka
dari itu, kita tidak dapat menemukan hadits shahih
yang menjelaskan tentang amalan 100 harian.

Namun begitu, kaum Nahdliyin di Indonesia


menunaikan tradisi 100 harian dengan tahlilan
masih terus diamalkan hingga saat ini. 100 harian
ini dianggap boleh diamalkan asalkan dengan niat
dan tujuan baik. Selain bacaan tahlil, ada beberapa
jenis bacaan yang biasa diamalkan di peringatan 100
harian.

ADVERTISEMENT

Sebagaimana yang disebutkan dalam buku berjudul


Misteri Surat Yasin, Ust. Syamsudin Noor (2009:5)
juga menyebutkan tahlil adalah zikir secara
berjamaah dengan membaca surat tertentu, ayat
tertentu, kalimat dzikir, sholawat, dan doa-doa
khusus. Umumnya surat yang dibaca pada tahlilan
selain al fatihah adalah surat Yasin.

Itu dia penjelasan mengenai hukum 100 harian


dalam Islam yang dapat Anda jadikan pengetahuan
tambahan dalam menjalani ajaran umat Muslim.
Semoga bermanfaat. (DAP)

Hukum Islam Muslim

· Laporkan tulisan

Tim Editor

Bagikan:

Baca Lainnya

Hadits tentang Palestina di Akhir


Zaman yang Harus Diketahui
Umat Muslim

Sunnah Shalat dalam Ajaran


Islam yang Perlu Diamalkan Umat
Muslim

Hukum Menyakiti Hati Orang Lain


dalam Islam

Trending di News

Viral Mahasiswa UGM Diduga


Berbuat Mesum Saat KKN

Mario Dandy Jadi Tersangka


Pencabulan Terhadap Perempuan
A

Alasan Danny Pomanto


Tinggalkan NasDem: karena
NasDem Calonkan Anies
Baswedan

UGM Minta Maaf atas Heboh


Mahasiswa 'Mesum' Saat KKN

Kalimantan Tak Kebal Gempa,


Aktivitas Sesar Meningkat 3 Kali
Lipat

kumparanPLUS

Lorong Sesat BARU BARU

Al-Zaytun Kalimantan Tak Siapa sih Anak


3 Konten Kebal Gempa Skena?
2 Konten 3 Konten

Don't Worry! Semua Misi Bisnis


#PastiAdaSolusi
[PR]

Anda mungkin juga menyukai