Makalah Wabi Sabi
Makalah Wabi Sabi
Dosen Pengampu:
Aulia Arifbillah Anwar,S.S,M.Hum
Oleh:
Kelompok 8
Naylaa Dwi Aliyyah NIM. 12423082
Hani Dwi Fadillah NIM.12423084
Fira Varadilla NIM.12423061
KELAS 1B
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG
FAKULTAS SASTRA
INSTITUT PENDIDIKAN DAN BAHASA INVADA CIREBON
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Aulia Arifbillah
Anwar,S.S,M.Hum sebagai dosen pengampu mata kuliah Nihonjijo yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 8
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Filosofi Wabi-Sabi..........................................................................................2
2.2 Sejarah Singkat Wabi-Sabi.............................................................................2
2.3 Definisi Wabi-Sabi.........................................................................................3
2.4 Manfaat Mempelajari Filosofi Wabi-Sabi.....................................................5
2.4.1 Membantu Kita Menghargai Keindahan Dalam Kesederhanaan............5
2.4.2 Mendorong Kita Untuk Lebih Merelakan Perubahan dan Kehilanga.....5
2.4.3 Mengajarkan Kesederhanaan dan Keterbukaan.......................................5
2.4.4 Mendorong Kreativitas dan Inovasi.........................................................5
2.4.5 Membantu Kita Mencapai Kedamaian Batin..........................................5
2.5 Penerapan Wabi-Sabi.....................................................................................6
2.5.1 Penerapan dalam Rumah Tangga............................................................6
2.5.2 Penerapan Dalam Bidang Kesenian.........................................................8
2.5.3 Penerapan dalam bidang Arsitektur.......................................................11
2.5.4 Penerapan dalam bidang makanan.........................................................12
BAB III KESIMPULAN........................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
Gambar 5 Ikebana
Puisi Jepang
Puisi yang memiliki isi yang sedikit dan lebih pendek dibandingkan
puisi dari Barat. Salah satu bentuk puisi Jepang yang paling terkenal
adalah haiku. Haiku biasa hanya ditulis dengan tiga kalimat, dan
mempunyai pola puisi 5-7-5.
Kesenian Keramik
Kerajinan yang terdapat banyak di Jepang, seperti mangkuk
teh, stoples, vas bunga, wadah dupa, dan lainnya. Jenis
tembikar raku menjadi salah satu karya keramik paling berharga. Mangkuk
teh raku pertama kali dibuat oleh Chojiro, seorang pembuat ubin, dengan
bantuan Rikyū.
Patung
Pada 21 Mei 1972, patung Pieta buatan Michaelangelo dirusak oleh
orang yang tak dikenal, orang itu menghantam Pieta dengan palu sebanyak
15 kali sambil berteriak “aku adalah yesus! Ibuku tidak terlihat seperti
itu”. Patung itu dapat diselamatkan tetapi tidak dengan hidung maria. Italia
mau tidak mau harus merestorasi patung yang baru, tetapi itu bukan buatan
michaelangelo. Walaupun patung yang asli itu rusak tetapi karena bagian
yang rusak itulah yang membuat pieta terlihat lebih sempurna.
Novel
Novel berjudul ‘Joseito’ karya Dazai Osamu. Novel ini bercerita
tentang kehidupan tokoh Joseito yang mempunyai nilai-nilai
individual (honne), dan Joseito ingin menyamakannya dengan nilai-nilai
kolektif (tatemae). Namun Joseito tidak bisa menyatukan dua nilai yang
bertolak belakang itu dan menerima kontradiksi.
Taman Zen
Taman Zen ( 枯山水 Karesansui) atau dapat disebut sebagai taman
batu Jepang, memiliki sebuah istilah yaitu sebuah taman yang ada di
kuil Zen Budhism di Kyoto. Taman Zen adalah taman kering, taman yang
dilukis dengan pasir dan batu. Taman Zen pada umumnya dibuat tanpa
adanya air, tapi inilah keunikan taman Zen, walau disebut taman kering,
ukiran pasir tersebut membentuk sebuah lukisan dengan arah aliran air
yang melewati batu-batu kali, sehingga orang-orang yang melihatnya bisa
berimajinasi jika taman Zen tersebut adalah air yang mengalir.
Gambar 13 Sushi
BAB III
KESIMPULAN
III.1 Kesimpulan
Sederhananya, wabi sabi memberi anda izin untuk menjadi diri sendiri. Ini
mendorong untuk melakukan yang terbaik tetapi tidak membuat diri sakit dalam
mengejar tujuan kesempurnaan yang tidak dapat dicapai. Ini dengan lembut
menggerakkan anda untuk rileks, memperlambat dan menikmati hidup. Dan ini
menunjukkan bahwa keindahan dapat ditemukan di tempat yang paling tidak
terduga, menjadikan setiap hari sebagai pintu menuju kesenangan.
Pola pikir wabi sabi bisa menjadi penawar yang berguna bagi mereka yang
dihanui oleh momok perfeksionis dan kebutuhan untuk mengatasi perfeksionisme.
Secara keseluruhan, mempelajari filosofi wabi sabi dapat membantu kita
mencapai kehidupan yang lebih sederhana, terbuka, kreatif, dan damai. Karena
dalam konsep pemikiran wabi sabi, terdapat kesadaran akan keberadaan manusia
dai dalam semesta dadan pentingnya hidup dalam harmoni dengan lingkungan
sekitar.
Pertanyaan dari Faridah Salamah: “Makna Cangkir teh yang berbeda beda
pada perayaan minum teh di Jepang”
Jawaban:
Cangkir teh yang berbeda-beda pada perayaan minum teh mencerminkan nilai-
nilai budaya dan estetika yang mendalam. Sebagai contoh, cangkir teh yang
12
13
digunakan dalam upacara teh mungkin dipilih berdasarkan musim atau tema
tertentu untuk meningkatkan pengalaman esetetis dan spiritual.
14
DAFTAR PUSTAKA
Hisamatsu, S. (1982). Zen and the fine art. Tokyo; New York Kondansha International.
Kempton, B. (2018). Wabi Sabi: Japanese Wisdom for a Perfectly Imperfect Life. Little,
Brown Book Group.
Koren, L. (1994). Wabi-Sabi for Artists, Designers, Poets, & Philosopher. Point Reyes, CA:
imperfect publishing.
Lawrence, R. G. (2004). The Wabi-Sabi House: The Japanese Art of Imperfect Beauty.
New York: Clarkson Potter.
Muhammad, S. (2023, May 1). Japanese Concept 4:Wabi Sabi. Retrieved from Linkedin.
Saito, Y. (2007). The Moral Dimension of Japanese Aesthetic. The Journal of Aesthetics
and Art Criticism, 85-97.
Seidel, J., & David, W. J. (2014). Wabi Sabi and the Pedagogical Countenance of Names.
15-25.
Suzuki, D. T. (1960). Zen and Japanese Culture. New York: Pantheon Books.
Syam. (2013, march thursday,28). Haiku dan alam di jepang. Retrieved from Dunia
Syam.