Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Didascein Bahasa, Mei 2018, Vol 3 No 2 P-ISSN 2477-1910

E-ISSN 2621-3877

THE LANGUAGE ACQUISITION OF SENTENCES TYPES BY AUTISM


CHILDREN OF PELITA HATI ELEMENTARY SCHOOL PALEMBANG

Tresiana Sari Diah Utami


Universitas Katolik Musi Charitas
tresiana@ukmc.ac.id

ABSTRACT: This study entitled language acquisition of sentences types by


autism children of Pelita Hati elementary school Palembang. The research
problem is how far did the autism children acquire the language?. This Study
aimed to describe the type of acquisition of sentence forms of autism children.
It used descriptive method. The data was gained from these utterances; it was
produced by the second graders of Pelita Hati Elementary School Palembang.
The data was collected by observation, note taking, and recording. The result
showed that all of sentences acquired by the students had achieved declarative,
interogative, imperative sentence. Meanwhile, the exclamative sentences had
not been acquired yet.

Keywords: children with special needs, sentences.

PEMEROLEHAN BENTUK-BENTUK KALIMAT ANAK AUTIS


YAYASAN PELITA HATI PALEMBANG

ABSTRAK: Penelitian ini berjudul Pemerolehan Kalimat Anak Autis


Yayasan Pelita Hati Palembang. Rumusan masalah penelitian ini
adalah bagaimanakah pemerolehan kalimat yang sudah mampu
diproduksi anak autis Yayasan Pelita Hati Palembang. Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan jenis-jenis pemerolehan bentuk-bentuk
kalimat anak autis Yayasan Pelita Hati Palembang. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah
ujaran-ujaran yang diproduksi oleh anak autis kelas II Sekolah Pelita
Hati Palembang (SD Autis). Data dikumpulkan dengan teknik
pengamatan, teknik catat, dan teknik perekaman. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dari semua bentuk kalimat yang dikemukakan
Alwi, dkk, anak autis telah memperoleh kalimat deklaratif, kalimat
interogatif, dan kalimat imperatif, sedangkan kalimat eksklamatif belum
diperoleh dalam penelitian ini.

Kata kunci: anak berkebutuhan khusus, kalimat.

46
Jurnal Didascein Bahasa, Mei 2018, Vol 3 No 2 P-ISSN 2477-1910
E-ISSN 2621-3877

PENDAHULUAN pada bayi sampai usia kurang lebih enam

B ahasa
komunikasi
sebagai

diperoleh sejak kecil. Potensi berbahasa


alat
manusia
tahun (Purnomo, 2002).

bahasa
Penelitian
pada
tentang
umumnya
pemerolehan
dilakukan
seorang anak dibawanya sejak lahir. terhadap output yang dihasilkan anak,
Sejak dini bayi telah berinteraksi di karena sulitnya mengamati bagaimana
dalam lingkungan sosialnya. Setiap anak proses itu terjadi. Pemerolehan bahasa
sejak lahir sudah dilengkapi dengan anak dapat dikatakan mempunyai ciri-
perangkat yang memungkinkannya ciri kesinambungan, memiliki suatu
memperoleh bahasa Chomsky rangkaian kesatuan, yang bergerak dari
menamakannya dengan Language ucapan satu kata sederhana menuju
Acquisition Device (disingkat LAD) (Sri gabungan kata yang lebih rumit.
Utari Subyakto, Nababan, 1992). Pemerolehan bahasa kedua (second
Dengan adanya LAD, seorang anak language acquisition) merupakan
tidak perlu lagi menghafal dan penguasaan bahasa setelah anak-anak
menirukan pola-pola kalimat agar atau orang dewasa menguasai suatu
mampu menguasai bahasa itu. Ia akan bahasa. Pemerolehan bahasa kedua dapat
mampu dengan sendirinya mengucapkan terjadi pada anak-anak dan dapat pula
kalimat yang belum pernah didengar terjadi pada orang dewasa. Pemerolehan
sebelumnya dengan menerapkan kaidah- bahasa kedua terjadi secara alamiah
kaidah tata bahasa yang secara tidak setelah seseorang menguasai suatu
sadar diketahui melalui LAD. bahasa sebagai bahasa pertamanya. Sifat
Pemerolehan bahasa adalah proses alamiah yang merupakan ciri
penguasaan bahasa secara alamiah. pemerolehan bahasa juga berlaku pada
Dimaksudkan adalah proses penguasaan pemerolehan bahasa kedua ini
bahasa secara langsung melalui interaksi (Purnomo, 2002).
atau komunikasi dengan masyarakat Pemerolehan sintaksis diperoleh
pemakai bahasa itu. Dapat juga setiap anak dimulai dari satu kata, dua
dikatakan bahwa pemerolehan bahasa kata, dan multi kata. Mulai dari kata
merupakan proses penguasaan bahasa hingga kalimat. Ujaran satu kata pada
yang berlangsung secara alamiah karena anak sudah muncul ketika mereka
pemerolehan bahasa pertama terjadi memasuki umur lebih kurang satu

47
Jurnal Didascein Bahasa, Mei 2018, Vol 3 No 2 P-ISSN 2477-1910
E-ISSN 2621-3877

setengah tahun. Berikut contohnya, informasi dan memiliki intonasi final


[mam] ‘makan‘, [bem] ‘mobil‘, ataupun akhir nada turun.
[bo’] ‘tidur‘. Dari contoh-contoh tersebut Berbeda dengan anak normal, anak
tampak bahwa anak tersebut telah yang memiliki kelainan belum tentu
mampu memproduksi ujaran satu kata mampu memperoleh kalimat secara
dan memilih suku terakhir untuk sempurna, misalnya anak autis. Autis
mewakili maksud ucapannya. merupakan salah satu kelainan dalam
Contoh kata di atas, bagi anak berbahasa.
sebenarnya kalimat penuh, tetapi karena Autis merupakan salah satu
mereka belum dapat mengatakan lebih gangguan pada anak yang ditandai
dari satu kata, mereka hanya mengambil munculnya gangguan dan keterlambatan
satu kata dari seluruh kalimat itu. dalam bidang kognitif, komunikasi,
Misalnya saja mam, kata mam dapat ketertarikan pada interaksi sosial, dan
berfungsi saya ingin makan. Memasuki perilakunya. Setiap anak autis belum
umur dua tahun atau lebih seorang anak tentu mampu memproduksi bahasa
telah mampu memproduksi ujaran yang seperti anak normal yang lainnya
lebih banyak. Selanjutnya ujaran dua (Veskarisyanti, 2008). Hal ini seperti
kata dan ujaran multi kata telah mereka pendapat yang dikeluarkan oleh Maulana
produksi dan menghasilkan komunikasi bahwa,
dua arah. ‖Jika kita memerhatikan
kemampuan berbicara para
Setiap anak normal memiliki
penderita autisme itu, maka
kemampuan memproduksi kalimat. separuh anak-anak penderita autis
tidak memiliki kemampuan itu.
Mereka memproduksi kalimat tersebut
Sementara itu, anak autis yang
untuk mengekspresikan pikirannya. lainnya hanya dapat
mengeluarkan suara gema-gema
Contoh ujaran yang diproduksi oleh anak
saja dari tenggorokan mereka‖
berdasarkan hasil penelitian Helmi (Maulana, 2007).
Penelitian ini menggunakan desain
(Helmi, 2006), Zaki naik kapal dorongan
cross-sexsional. Desain cross-sexional
‘Zaki naik kapal dorongan‘. Dari contoh
dilakukan pada masa tertentu. Subjeknya
kalimat di atas tampak bahwa anak telah
lebih dari satu orang dan topiknya sudah
mampu memperoleh kalimat. Ujaran
ditentukan terlebih dahulu. Topik yang
Zaki naik kapal dikategorikan sebagai
dipilih bukanlah topik yang menyangkut
kalimat deklaratif karena mengandung
perkembangan (misalnya, bagaimana

48
Jurnal Didascein Bahasa, Mei 2018, Vol 3 No 2 P-ISSN 2477-1910
E-ISSN 2621-3877

anak menguasai bentuk pasif), tetapi mendeskripsikan pemerolehan bentuk-


yang berlaku pada masa itu. misalnya, bentuk frasa kalimat anak autis Yayasan
bagaimana anak umur 2 tahun dan 3 Pelita Hati Palembang.
tahun menggunakan bentuk pasif Hasil penelitian ini diharapkan
(Dardjowidjojo, 2009). dapat memberikan sumbangan secara
Penelitian ini dilakukan dalam teoretis dan praktis. Secara teoretis,
jangka waktu ± 1 bulan dengan frekuensi penelitian ini diharapkan bermanfaat
pengamatan 5 kali seminggu (senin s.d. sebagai penyumbang bagi teori
jumat) dengan lama pertemuan tiga jam, pemerolehan bahasa khususnya
yaitu mulai pukul 13.00 s.d. 16.00 WIB. sintaksis, yaitu memperkuat teori yang
Penelitian berlangsung pada situasi ada. Secara praktis, penelitian ini
formal dan informal. Ujaran yang bermanfaat bagi guru. Khusunya guru
diamati merupakan ujaran yang sekolah khusus anak autis,diharapkan
diproduksi saat belajar di dalam kelas mampu membantu guru dalam
dan istirahat makan siang karena pada memperlancar proses belajar mengajar.
waktu itu anak-anak mempunyai Guru dapat membantu siswa autis yang
kesempatan yang cukup leluasa untuk memiliki kesulitan dalam memproduksi
berkomunikasi, baik dengan teman bahasa khususnya kalimat agar proses
sepermainan, guru, maupun dengan berbahasa anak autis tersebut menjadi
orang-orang disekelilingnya. lebih baik dan sempurna.
Dalam penelitian ini, masalah Kalimat adalah satuan sintaksis
adalah bagaimanakah pemerolehan yang dibangun oleh konstituen dasar dan
bentuk-bentuk kalimat anak autis memiliki intonasi final (Chaer,
Yayasan Pelita Hati Palembang. Secara 2008:163). Kalimat, jika dilihat dari
khusus masalah dalam penelitian ini bentuk sintaksisnya, dapat dibagi atas (1)
adalah jenis atau bentuk-bentuk kalimat kalimat deklaratif, (2) kalimat
apa sajakah yang diproduksi anak autis interogatif, (3) kalimat imperatif, dan (4)
Yayasan Pelita Hati Palembang? kalimat eksklamatif.
Secara umum, tujuan dalam Kalimat deklaratif yang juga
penelitian ini adalah mendeskripsikan dikenal dengan nama kalimat berita.
pemerolehan kalimat anak autis Yayasan Dalam pemakaian bahasa bentuk kalimat
Pelita Hati Palembang. Secara khusus deklaratif umumnya digunakan oleh
tujuan dalam penelitian ini adalah pembicara/penulis untuk membuat

49
Jurnal Didascein Bahasa, Mei 2018, Vol 3 No 2 P-ISSN 2477-1910
E-ISSN 2621-3877

pernyataan sehingga isinya merupakan Kalimat imperatif memiliki ciri


berita bagi pendengar atau pembacanya. formal dengan intonasi yang ditandai
Dalam bentuk tulisnya, kalimat berita nada rendah di akhir tuturan, pemakaian
diakhiri dengan tanda titik. Dalam partikel penegas, penghalus, dan kata
bentuk lisan, suara berakhir dengan nada tugas ajakan, harapan, permohonan, dan
turun. Contoh: Tadi pagi ada tabrakan larangan, susunan inversi sehingga
mobil di dekat monas (Hasan Alwi, dkk., urutannya menjadi tidak selalu
2003). terungkap predikat-subjek jika
Kalimat interogatif yang juga diperlukan. Selain itu, pelaku tindakan
dikenal dengan kalimat tanya.Kalimat tidak selalu terungkap, misalnya,
interogatif secara formal ditandai oleh Belikanlah adikmu sepatu baru
kehadiran kata tanya seperti apa, siapa, Kalimat eksklamatif, yang juga
berapa, kapan, dan bagaimana dengan dikenal dengan kalimat seru. Kalimat
atau tanpa partikel –kah sebagai ekslamatif secara formal ditandai oleh
penegas. Kalimat interogatif diakhiri kata alangkah , betapa, atau bukan main
dengan tanda tanya (?) pada bahasa tulis pada kalimat berpredikat ajektival.
dan pada bahasa lisan dengan suara naik, Kalimat ekslamatif ini, yang juga
terutama jika tidak ada kata tanya atau dinamakan kalimat interjeksi biasa
suara turun. Apa pemerintah akan digunakan untuk menyatakan perasaan
memungut pajak deposito? (Hasan Alwi, kagum atau heran. Contoh: Alangkah
dkk., 2003). bebasnya pergaulan meraka!
Perintah atau suruhan dan
permintaan jika ditinjua dari isinya, METODOLOGI
dapat diperinci menjadi enam golongan, Metode yang digunakan dalam
perintah atau suruhan, perintah halus jika penelitian ini adalah metode deskriptif.
pembicara tampaknya tidak memerintah ―Penelitian deskriptif merupakan metode
lagi, tetapi menyuruh mecoba atau penelitian yang berusaha
mempersilakan lawan bicara sudi menggambarkan dan
berbuat sesuatu, permohonan jika menginterpretasikan objek sesuai dengan
pembicara, demi kepentingannya, ajakan apa adanya‖ (Sukardi, 2003).
dan harapan, larangan atau perintah Lokasi penelitian ini adalah Yayasan
negatif, dan pembiaran. Pelita Hati Palembang, yang merupakan
yayasan yang membawahi Klinik Autis

50
Jurnal Didascein Bahasa, Mei 2018, Vol 3 No 2 P-ISSN 2477-1910
E-ISSN 2621-3877

Anakku (terapi) dan Sekolah Pelita Hati sintaksis, khususnya kalimat.Metode


(SD Autis). Berdasarkan pengamatan, agih adalah metode yang dipakai untuk
klinik Autis Anakku (terapi) hanya untuk mengkaji atau menentukan identitas
anak-anak yang menjalani terapi. satuan lingual tertentu dengan alat
Sekolah Pelita Hati terdiri dari 6 kelas penentunya bagian dari bahasa yang
yang berjumlah 22 siswa. bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto,
Data penelitian ini bersumber dari 2003).
ujaran-ujaran yang diproduksi oleh siswa Teknik yang digunakan dalam
kelas II Yayasan Pelita Hati (SD Autis). penelitian ini adalah teknik bagi unsur
Siswa kelas II terdiri dari 8 siswa dengan langsung (BUL). Teknik BUL dalam
rincian 4 anak autis yang Down peneltian ini digunakan untuk
Syndrome, 2 anak autis yang berperilaku menganalisis data yang berupa kalimat.
hipoaktif (defisit), dan 2 anak autis yang Analisis data dalam penelitian ini
berperilaku hiperaktif. Anak autis yang menggunakan prosedur sebagai berikut:
berperilaku hiperaktif kelas II SD Pelita a. Mengubah data rekaman ke dalam
Hati dipilih karena mereka telah bentuk teks yaitu data yang direkam
melakukan terapi dan memperoleh dalam audio tape recorder
bahasa di sekolah lebih kurang 1 tahun dipindahkan ke dalam teks tertulis.
lamanya. Tempat yang digunakan untuk b. Menerjemahkan data yang berbahasa
mengambil data adalah kelas yang Palembang menjadi Bahasa
merupakan tempat situasi pembelajaran Indonesia, data tersebut
berlangsung. dikelompokkan berdasarkan
Dalam mengumpulkan data kategorinya.
dipergunakan teknik-teknik pengamatan, c. Mengidentifikasi kalimat,
pencatatan, dan dibantu dengan pengidentifikasian dilakukan dengan
perekaman. Namun, perekaman belum memperhatikan ciri-ciri kalimat.
dimaksimalkan karena keterbatasan Suatu data tersebut adalah kalimat
kemampuan peneliti dan respon subjek jika adanya intonasi final. Setiap
penelitian yang terlalu antusias dengan satuan kalimat dibatasi oleh adanya
alat perekam. jeda panjang yang disertai nada akhir
Metode yang digunakan dalam turun atau naik. Misalnya: Tulisan
anlisis data adalah metode agih. Metode Faisal jelek seperti ibuk ‘Tulisan
agih digunakan berkaitan dengan kajian Faisal jelek seperti Ibu‘. Kalimat

51
Jurnal Didascein Bahasa, Mei 2018, Vol 3 No 2 P-ISSN 2477-1910
E-ISSN 2621-3877

tersebut tergolong sebagai kalimat Jenis Kalimat Jumlah


deklaratif. Hal ini berdasarkan ciri Deklaratif 94

formalnya yang berupa pola intonasi Interogatif 10

berita, serta tidak adanya pernyataan Imperatif 25

berupa kata-kata tanya, seruan, atau Ekslamatif 0

larangan. Kalimat tersebut Kalimat deklaratif yang juga

berdasarkan kategori klausanya dikenal dengan nama kalimat berita.

tergolong kalimat ajektifal karena Berdasarkan hasil penelitian, kalimat

dibentuk dari sebuah klausa ajektifal deklaratif merupakan kalimat yang

yang predikatnya dikategorikan paling dominan diproduksi oleh anak

ajektifal. autis. Ujaran-ujaran anak autis yang

d. Mengklasifikasikan data-data yang berjenis kalimat deklaratif bertujuan

sudah diidentifikasi tadi sehingga untuk memberikan informasi kepada

jelas data-data mana saja yang seseorang. Penelitian ini memperoleh 94

tergolong kalimat. ujaran kalimat deklaratif. Berikut

e. Menginterpretasikan kalimat disajikan contoh-contoh kalimat

tersebut. deklaratif yang diperoleh anak autis

f. Menyimpulkan. Yayasan Pelita Hati Palembang.


1) Besok kita orang mudik.

HASIL DAN PEMBAHASAN Ujaran ini digunakan penutur untuk

Berdasarkan hasil penelitian, anak memberitahukan aktifitasnya esok hari.

autis hanya memperoleh tiga jenis Ia menceritakan bahwa ia dan

kalimat saja. Satu jenis kalimat, yaitu keluarganya besok akan mudik ke rumah

kalimat ekslamatif belum mampu keluarga di kampung. Ujaran tersebut

mereka peroleh. diucapkan dengan nada yang rendah dan

Berdasarkan hasil penelitian anak tersenyum gembira.

autis telah mampu memproduksi kalimat 2) Aku bawak ini

deklaratif dengan baik begitupun dengan ‘Aku membawa ini‘.

kalimat interogatif dan imperatif. Ujaran ini digunakan penutur untuk

Namun, kalimat ekslamatif belum memberitahukan bekal makanannya.

mampu mereka produksi dengan baik. Kalimat di atas diucapkan Faisal sambil

Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah menunjukkan jenis makanan yang ia


Pemerolehan Bentuk Kalimat bawa kepada teman-temannya. Ia

52
Jurnal Didascein Bahasa, Mei 2018, Vol 3 No 2 P-ISSN 2477-1910
E-ISSN 2621-3877

mengucapkannya dengan nada rendah di ‘Apa kabar Faisal?‘


akhir kalimat. 3) Faisal cs an dak dengan dengan
3) Horeeee aku berhasil. Pipin?
Ujaran ini digunakan penutur untuk ‘Faisal cs an tidak dengan Pipin?‘
memberitahukan keberhasilan yang telah Ujaran-ujaran di atas digunakan
ia lakukan. Kalimat ini diucapkan oleh penutur untuk meminta informasi kepada
Faisal ketika ia berhasil menghabiskan seseorang. Ujaran ini terjadi ketika
makanan siang dengan cepat Faisal sedang menulis dan diawasi
dibandingan dengan temannya. gurunya. Pipin yang belum dapat giliran
4) Aku mau pergi ke gereja. menganggu Faisal dengan menanyakan
Ujaran ini digunakan penutur untuk pertanyaan tersebut. Pipin mengucapkan
memberitahukan keinginannya. Pipin ujaran di atas dengan maksud
memberitahukan keinginanya untuk menanyakan kepastian dari Faisal.
pergi ke gereja kepada teman-temannya. Berdasarkan hasil penelitian,
Ia mengucapkan kalimat ini dengan nada diperoleh 25 ujaran kalimat imperatif.
rendah. Berikut disajikan contoh-contoh kalimat
Kalimat interogatif yang juga imperatif yang diperoleh anak autis
dikenal dengan kalimat tanya. Yayasan Pelita Hati Palembang.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh 1) Faisal jingok aku Faisal!
10 kalimat imperatif. Berikut disajikan ‘Faisal lihat aku Faisal!‘
contoh-contoh kalimat interogatif yang Kalimat di atas adalah kalimat yang
diperoleh anak autis. diucapkan oleh Pipin untuk menarik
1) Kenapa kamu menangis? perhatian Faisal agar tidak berteman
Ujaran ini digunkan penutur untuk dengan Yudo. Ia meminta Faisal untuk
meminta suatu penjelasan mengenai melihatnya karena ingin menunjukkan
sesuatu. Kalimat tanya di atas diucapkan gambar yang ia buat.
oleh Faisal kepada Erwin yang terlihat 2) Buk Leha kasih Hafis minumnyo!
menangis tanpa sebab. Pertama-tama ia ‗Ibu Leha kasih Hafis minumnya!‘
memperhatikan Erwin yang tertawa Ujaran ini digunakan penutur
sendiri terus Erwin menangis tanpa untuk menyuruh melakukan sesuatu.
sebab. Ketika Erwin menangis ia Kalimat tersebut diproduksi oleh Faisal
mendekat dan bertanya kepada Erwin. karena kasihan terhadap Hafiz yang
2) Apo kabar Faisal? tidak membawa bekal siang. Ia ingin

53
Jurnal Didascein Bahasa, Mei 2018, Vol 3 No 2 P-ISSN 2477-1910
E-ISSN 2621-3877

memberikan minuman yang dibawanya Dalam hal berkomunikasi, mereka


kepada Hafiz. telah mampu berkomunikasi dengan baik
3) Paisal pindah agama Paisal! kepada lawan bicaranya. Hal ini
Ujaran ini digunakan penutur untuk dikarenakan mereka telah diterapi
menyuruh melakukan sesuatu. Kalimat terlebih dahulu sebelum memasuki
tersebut diucapkan oleh Pipin kepada bangku Sekolah Dasar. Hal ini terlihat
Faisal. Pipin yang beragama kristen pada contoh, Buk Lehak kasih Hafiz
mengajak Faisal untuk berpindah agama minumnyo ‗Ibu Leha kasih Hafiz
mengikuti jejaknya. minumnya‘. Ujaran ini menunjukkan
4) Paisal totop mato Paisal! mereka telah mampu berinteraksi kepada
‘Faisal tutup mata Faisal!‘ guru dan temannya.
Ujaran ini digunakan penutur untuk Dari hasil penelitian, kalimat yang
menyuruh melakukan sesuatu secara diujarkan anak autis beragam. Kalimat
halus. Kalimat di atas diucapkan oleh deklaratif, kalimat interogatif, dan
Pipin ketika akan memberikan sebuah kalimat imperatif ditemukan dalam
kejutan bahwa ia menemukan penghapus ujaran anak autis. Berbeda dengan
Faisal. Ia meminta Faisal untuk menutup kalimat ekslamatif yang belum mampu
matanya. diproduksi oleh anak autis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Walaupun mereka sudah mampu
anak autis yang bersekolah di Pelita Hati berkomunikasi seperti anak normal, anak
Palembang sudah mampu berbicara, autis merupakan anak yang memiliiki
membaca, dan menulis. Pada awalnya kelainan dalam berbahasa. Dalam
anak tidak bisa berbicara dan penelitian ini, anak autis belum mampu
berkomunikasi dengan orang lain. menghasilkan kalimat ekslamatif.
Selama penulis melakukan penelitian di
sekolah autis, penulis melihat bahwa SIMPULAN
mereka memiliki kemampuan di atas Hasil penelitian dan pembahasan
anak biasanya. Mereka mampu dapat disimpulkan bahwa kalimat
mengerjakan tugas-tugas serta sangat deklaratif, kalimat interogatif, dan
mudah mengingat pelajaran yang kalimat imperatif ditemukan dalam
diberikan oleh guru mereka. ujaran anak autis. Berbeda dengan
Kemampuan berbahasa merekapun tidak kalimat ekslamatif yang belum mampu
jauh beda seperti anak normalnya. diproduksi oleh anak autis.

54
Jurnal Didascein Bahasa, Mei 2018, Vol 3 No 2 P-ISSN 2477-1910
E-ISSN 2621-3877

Hal ini disebabkan oleh banyaknya yang belum ditemukan dalam penelitian
informasi yang ingin diketahui anak dan ini agar mampu meningkatkan kreatifitas
banyaknya informasi diberikan anak berbicara anak autis dalam proses belajar
kepada lawan tuturnya serta banyaknya mengajar. Beberapa hal yang dapat
topik pembicaraan yang memungkinkan dilakukan misalnya mengajak bermain
anak berekspresi dengan leluasa. bersama, berdiskusi, bertanya,
Disamping itu, keanekaragaman sifat mengobrol, mengungkapkan perasaan,
anak, perilaku, situasi, dan kondisi yang keinginan, rasa kagum, dll.
sangat mendukung anak untuk Ketiga, hasil penelitian ini tidak begitu
mengekspresikan apa yang ia tahu. mendalam karena hanya membahas
Selain itu, usia anak autis yang bentuk atau jenis kalimat saja. Oleh
diteliti sudah berusia sepuluh tahun. karena itu, perlu dilakukan penelitian
Pada usia ini anak telah menjalani terapi lanjutan tentang aspek lain seperti
dan bersekolah di sekolah autis lebih penelitian tentang fonologi dan
kurang dua tahun lamanya. Bahasa yang morfologi dengan objek yang lebih luas
digunakan oleh subjek penelitian lebih dan dalam jangka waktu yang lebih
dominan menggunakan Bahasa lama.
Palembang daripada Bahasa Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
karena banyaknya komunikasai
berlangsung pada masyarakat penutur Dardjowidjojo, S. (2009). Echa kisah
pemerolehan bahasa anak
Bahasa Palembang.
indonesia. Jakarta: Gravindo.
Selain kesimpulan di atas,
Hasan, A, dkk. (2003). Tata bahasa
dikemukakan beberapa saran sebagai
baku bahasa Indonesia. Jakarta:
berikut. Pertama, hasil penelitian ini Balai Pustaka.
merupakan salah satu contoh
Helmi. (2006). Pemerolehan sintaksis
pemerolehan bahasa khususnya anak play group kiddy club
palembang. Skripsi, tidak
pemerolehan sintaksis yaitu dalam
diterbitkan. Sarjana FKIP Unsri:
bentuk-bentuk kalimat. Oleh sebab itu, Inderalaya.
hasil penelitian ini hendaknya dijadikan
Maulana, M. (2007). Anak autis,
bahan telaah bagi guru dan orang tua mendidik anak autis dan gangguan
mental menuju anak cerdas dan
siswa di Yayasan Pelita Hati Palembang
sehat. Yogyakarta: Kata Hati.
khususnya untuk meningkatkan
kemampuan memperoleh bentuk kalimat

55
Jurnal Didascein Bahasa, Mei 2018, Vol 3 No 2 P-ISSN 2477-1910
E-ISSN 2621-3877

Purnomo, M. E. (2002). Teori


pemerolehan bahasa kedua.
Inderalaya: Diktat FKIP Unsri.

Sri, U.S.N. (1992). Psikolinguistik suatu


pengantar. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Sudaryanto. (2003). Metode dan aneka


teknik analisis bahasa: pengantar
pendidikan wahana kebudayaan
secara linguistik. Yogyakarta:
Duta Wahana University Press.

Sukardi. (2003). Metodelogi penelitian


pendidikan: kompetensi dan
praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Veskarisyanti, G. A. (2008). Terapi


autis. Yogyakarta: Pustaka
Anggrek.

56

Anda mungkin juga menyukai