Review Film-Rifky Zulkarnaen-26-Xlll TKGSP 1
Review Film-Rifky Zulkarnaen-26-Xlll TKGSP 1
ユーザーレビュー
Bento Harassement
タイトル
Taitoru
Judul film
評価 ☆☆☆
Hyouka ☆☆☆ menarik
Penilaian
☐ たのしい-menyenangkan ☐ おもしろい-menarik
Tanoshii Omoshiroi
☐ かなしい-sedih ☐ かんどうてきな-terkesan
Kanashii Kandouteki na
印象 ☐ なける-pilu ☐ ハラハラする-menegangkan
Inshou Nakeru Harahara suru
Kesan
*Teks ulasan boleh ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Jepang
Ulasan Film
Film ini menceritakan tentang bagaimana seorang ibu rumah tangga bertarung dengan
anaknya yang masih SMA. Pertarungan antara Ibu (Kaori) dan anak (Futaba)
berlangsung selama 3 tahun. Jenis pertarungannya bukan adu jontos juga sih, tapi
レビュー bagaimana Ibu tersebut mengubah sikap anaknya yang kurang baik, seperti
Rebyuu mengabaikannya ketika berbicara, dan lainnya. Sikap tersebut dinamakan “fase
Teks ulasan pemberontakan anak”.
Untuk mengubah sikap Futaba, Kaori berusaha membuat bento (makan siang) dengan
karakter unik. Awalnya ini dimaksudkan untuk membuat Futaba kesal dan jera. Hasilnya
memang membuat Futaba kesal, tapi teman-temannya menyukai itu. Sikapnya? Sama
saja tidak berubah.
Ditengah jalan, Kaori kehabisan ide dan Futaba merasa itu kemenangnnya. Namun
kakaknya Futaba (Wakaba) memberikan saran untuk membuat pesan saja dengan kata-
kata. Hasilnya bisa ditebak, cukup manjur sampai Futaba lulus sekolah.
Singkat cerita, Futaba sudah kelas 3 SMA dan harus menentukan jalan hidupnya. Disini
konflik mulai terbangun kembali, mulai dari masalah anak muda dengan merah muda,
karir yang kelabu dan permasalahan lainnya.
Petikan Pesannya
Pesan yang ingin disampaikan dalam film ini, yang bisa saya tangkap berkaitan dengan
penghayatan diri seorang anak. Anak harus bisa menyadari pengorbanan dari orang tua,
apalagi dalam film tersebut hanya single mother. Mulai dari mengurusi kerjaan rumah,
membuat bento, bekerja dan membawa pekerjaan kerumah.
Selain itu juga, kasih sayang orang tua kepada anak tidak ada habisnya. Meskipun sikap
anak yang buruk, orang tua akan selalu mendukung dan menyayangi anaknya. Ini
dibuktikan dengan Kaori yang harus membesarkan dua anaknya, Wakaba dan Futaba
seorang diri. Bisa dirasakan mungkin ketika berangkat pagi untuk bekerja dan pulang
larut dalam keadaan capek.
Oleh karena itu, yuk bagi yang masih diberikan kesempatan untuk bertemu dengan
orang tua jangan pernah disia-siakan. Berterimakasih kepada mereka atas pengorbanan
yang tidak akan pernah terbalaskan oleh anaknya. Yang sudah tidak bisa bertemu lagi
atau wafat, doakan terus semoga ditempatkan di tempat terbaik orang tuanya. Ini
sebagai bakti anak kepada orang tua yang tidak akan pernah terbalaskan.