Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH CENTRALIZATION TERHADAP INTELLECTUAL

CAPITAL MELALUI IMPLEMENTASI ERP SEBAGAI


VARIABEL MEDIASI

Aloysius Richard Anthony, Priskila Adiasih dan Saarce Elsye Hatane


Akuntansi Bisnis Universitas Kristen Petra
Email:
Priskila@petra.ac.id
Elsyehat@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari Centralization
terhadap Intellectual Capital melalui Implementasi ERP sebagai variabel mediasi. Populasi yang
digunakan di penelitian ini adalah perusahaan di Indonesia yang menerapkan sistem ERP. Sampel
dari penelitian ini adalah 36 perusahaan di Indonesia yang menerapkan sistem ERP.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah partial least square untuk
mendeskripsikan hubungan antar variabel. Pengolahan data menggunakan software WarpPLS
5.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa centralization dengan Implementasi ERP memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap intellectual capital pada perusahaan yang menerapkan sistem
ERP di Indonesia.

Kata Kunci: Centralization, Implementasi ERP, dan Intellectual Capital.

ABSTRACT

The aim of this study was to determine whether there was influence of centralization to
intellectual capital through ERP implementation as the mediating variable. The population used
in this study was companies in Indonesia that implements ERP system. The sample of this research
was 36 companies in Indonesia that have implemented ERP system.
Data analysis techniques used in this research was partial least square to describe the
relationships among variables. The data processed by using WarpPLS 5.0. The results showed that
centralization with ERP implementation had significant affect on intellectual capital in companies
that implement ERP system in Indonesia.

Keywords: Centralization, ERP implementation, and Intellectual Capital.

PENDAHULUAN pentingnya alokasi kekuasaan dalam sebuah


organisasi. Weber (1947) mangatakan bahwa
Struktur organisasi merupakan alat sebuah peraturan yang ketat Hirarki
pengendalian organisasi yang menunjukan kewenangan, di sini dianggap sebagai salah
tingkat pendelegasian wewenang manajemen satu aspek sentralisasi, mengarah pada
puncak dalam pembuatan keputusan kepada efisiensi yang lebih besar.
senior manajer dan manajer level menengah Pelimpahan wewenang dalam organisasi
yang secara ekstrem dikelompokkan menjadi berkaitan erat dengan struktur organisasi.
dua, yaitu sentralisasi dan desentralisasi Menurut Riyadi (2000) struktur organisasi
(Nadler dan Tushman, 1988) dalam Supomo yang disertai dengan tingkat pelimpahan
(1998). Crozier (1963) mengatakan bahwa wewenang sentralisasi yang tinggi,
distribusi kekuasaan merupakan kunci untuk menunjukkan bahwa semua keputusan yang
analisis organisasi. Tannenbaum, Massarik, penting akan ditentukan pimpinan
dan Worthy (1950), telah menunjukkan betapa (manajemen) puncak, sementara manajemen
349
350 Business Accounting Review Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 (349-360)

pada tingkat menengah atau bawahannya Teori klasik tentang birokrasi


hanya mempunyai sedikit wewenang di dalam menganggap tingkat sentralisasi relatif
pembuatan keputusan. Sedangkan tingkat sebagai hal yang integral untuk memahami
pelimpahan wewenang desentralisasi yang bagaimana proses pengambilan keputusan
tinggi maka akan menunjukkan bahwa sebuah organisasi sangat kondusif bagi
pimpinan puncak mendelegasikan wewenang efisiensi organisasi yang lebih besar (Gulick
dan pertanggungjawaban pada bawahannya, dan Urwick 1937; Weber 1947). Meskipun para
dan bawahan tersebut diberi kekuasaan atau teoretikus awal ini berfokus pada tingkat
wewenang untuk membuat berbagai macam otoritas hierarkis di dalam organisasi, tingkat
keputusan. Dengan demikian wewenang partisipasi keputusan semakin dikenal sebagai
pembuatan keputusan yang dilakukan oleh aspek sentralistik yang sangat penting (lihat
bawahan relatif lebih besar terjadi pada Carter dan Cullen 1984). Herbert Simon (1976)
struktur desentralisasi daripada struktur menekankan bahwa anatomi sebuah organisasi
sentralisasi (Gul et all, 1995) dalam Supomo dibentuk baik oleh alokasi dan distribusi fungsi
(1998). pengambilan keputusan.
Selain pendelegasian wewenang, Sistem Enterprise Resource Planning
terdapat prinsip dasar organisasi sentralisasi (ERP) mendukung komando dan kontrol dari
yang tidak kalah penting yaitu otoritas dalam stuktur organisasi yang baik, hal ini
pengambilan keputusan. Otoritas dalam mengakibatkan orang-orang yang berada
pengambilan keputusan biasanya membentuk dalam tingkat hirarki yang cukup tinggi
arahan dan tujuan organisasi, dan hal ini mendapatkan keuntungan paling banyak
biasanya diputuskan dengan tingkat hirarki (Davenport, 1998; 2000; Abdinnour-Helm et al.,
yang cukup tinggi (seperti CEO, general 2003; Amoako-Gyampah. 2004). Hal tersebut
manager unit, Atau pemimpin tim) (Fayol, sangat sejalan dengan apa yang diterapkan
1949; Weber, 1947). Organisasi terpusat dalam struktur organisasi yang terpusat. Pada
biasanya memiliki otoritas hierarkis tingkat struktur organisasi terpusat instruksi dan
tinggi dan rendahnya tingkat partisipasi dalam kontrol berada pada segelintir orang yang
keputusan tentang kebijakan dan sumber daya; memiliki tingkat hirarki yang cukup tinggi
Sementara organisasi yang terdesentralisasi (Caruana et al.,1998). Diketahui bahwa sistem
akan ditandai oleh otoritas hierarkis yang ERP memerlukan perilaku tugas yang disiplin
rendah dan pengambilan keputusan yang di antara pekerja dalam sebuah organisasi
sangat partisipatif. Jadi, di mana hanya satu (Strong et al., 2001), dan ERP mungkin lebih
atau beberapa individu yang membuat berlaku untuk perusahaan yang memiliki
keputusan, struktur organisasi dapat fungsi dan tugas yang berbeda dan khusus.
digambarkan sebagai sangat terpusat Orang berpendapat bahwa dalam prakiknya,
(Andrews, Boyne, Law & Walker 2009). modul, dan prosedur dalam sistem ERP dapat
Sentralisasi mengacu pada kekuasaan dieksploitasi secara efektif untuk menjalankan
digunakan untuk mempengaruhi keputusan apa yang kita inginkan (Davenport, 1998; 2000;
berada dalam hirarki organisasi (Hage dan Strong et al., 2001) agar dapat memberikan
Aiken, 1967). Semakin tinggi hirarki ini perubahaan yang signifikan dalam efisiensi,
berada, semakin tersentralisasi sebuah produktivitas, profitabilitas, kualitas layanan,
organisasi. Hage dan Aiken (1967) kepuasan pelangganan, keputusan
membedakan antara dua jenis sentralisasi: meminimalkan biaya serta pembuat keputusan
partisipasi dalam pengambilan keputusan dan yang efektif (Amri & Astuti, 2013).
hirarki / pendelegasian kewenangan. Untuk dapat menilai sebuah sistem,
Partisipasi dalam pengambilan keputusan digunakan technology acceptance model (TAM)
mengacu pada sejauh mana karyawan dapat oleh Davis et al. (1989). TAM merupakan salah
mempengaruhi keputusan mengenai masalah satu model yang paling sering digunakan dan
organisasi seperti alokasi sumber daya dan divalidasi dengan baik dalam literatur IT dan
perumusan kebijakan. Hirarki kewenangan ada kesepakatan yang cukup kuat di antara
mengacu pada sejauh mana karyawan dapat para peneliti terdahulu bahwa ini adalah model
mempengaruhi keputusan mengenai pekerjaan yang komprehensif untuk mengeksplorasi
mereka masing-masing. Semakin rendah penerimaan teknologi (Davis, 1989; Davis et al.,
partisipasi dalam pengambilan keputusan dan 1989). TAM awal terdiri dari beberapa
semakin tinggi hierarki kewenangan, semakin komponen, antara lain: perceived ease of use
terpusat sebuah organisasi (PEU), perceived usefulness (PU), dan actual
system usage. PEU mengacu pada keyakinan
Anthony : Pengaruh Centralization Terhadap Intellectual Capital Melalui 351

seseorang bahwa menggunakan teknologi baru bahwa centralization sangat berpengaruh


bebas dari usaha, sementara PU menyiratkan signifikan terhadap keberhasilan implementasi
kepercayaan seseorang dalam meningkatkan ERP. Dari penelitian yang dilakukan oleh
kinerja tugasnya dengan menggunakan ifinedo (2007) didapatkan hasil bahwa terdapat
teknologi baru (Davis, 1989). Actual system hubungan yang positif antara struktur
usage terkait dengan niat pengguna untuk organisasi yang kondusif (Centralization)
digunakan saat dia menyadari kegunaan dan untuk adopsi ERP dan keberhasilan ERP.
kemudahan penggunaan yang diberikan Sedangkan berdasarkan dari penelitian yang
dengan menggunakan teknologi baru (Davis et dilakukan oleh Malaurent, Yan, & Avison
al., 1989). (2012) menunjukan bahwa Centralization
Sistem ERP dan Intellectual Capital kompatibel dengan proses keragaman antara
(Knowledge Management (KM)) saat ini banyak anak dengan induk di sebuah perusahaan
diterapkan di seluruh organisasi (Alavi & besar, karena anak perusahaan akan
Leidner, 2001). Kemungkinan besar mereka menyesuaikan dengan system yang dipakai
diimplementasikan secara bersamaan, atau oleh induk perusahaan.
setidaknya penerapannya tumpang tindih di
banyak perusahaan. Intellectual capital LANDASAN TEORI
menekankan bagaimana perusahaan dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif melalui Resources-Based Theory
pemanfaatan aset pengetahuan mereka secara Resource-Based Theory adalah suatu
lebih efektif. Hal ini dicapai dengan pemikiran yang berkembang dalam teori
memungkinkan arus pengetahuan yang bebas manajemen strategik dan keunggulan
di seluruh organisasi (Starbuck, 1992). Melalui kompetitif perusahaan yang meyakini bahwa
peningkatan pengetahuan dan penciptaan perusahaan akan mencapai keunggulan
pengetahuan, fleksibilitas dan inovasi harus apabila memiliki sumber daya yang unggul
ditingkatkan (von Krogh, Ichijo & Nonaka, (Solikhah et al., 2010). Perspektif resource-
2000). based theory menunjukkan bahwa sumber daya
Dalam literature mengenai intellectual organisasi secara langsung merepresentasikan
capital, terdapat beberapa pendekatan antara kemampuan dalam perusahaan.
lain human capital, organizational capital, dan Wernerfelt (1984) menjelaskan bahwa
social capital (Subramaniam dan Youdht, menurut pandangan Resource-Based Theory,
2005). Human capital merujuk kepada perusahaan memperoleh keunggulan
pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan dan kompetitif dan kinerja keuangan yang baik
kemampuan mereka, yang nantinya akan dengan cara memiliki, menguasai dan
berguna bagi perusahaan. Pengetahuan yang memanfaatkan aset-aset strategis yang
dimiliki karyawan termasuk nilai-nilai, sikap, penting. Aset-aset strategis tersebut termasuk
bakat dan pengetahuan (Edvinsson & Sullivan, aset berwujud maupun aset tak berwujud.
1996; Mustari & Youndt, 2005). Baron dan Berdasarkan pendekatan Resource-Based
Amstrong (2007) mendefinisikan Theory dapat disimpulkan bahwa sumber daya
organizational capital sebagai ilmu yang dimiliki perusahaan berpengaruh
pengetahuan yang tertanam dan disimpan terhadap kinerja perusahaan yang pada
dengan bantuan teknologi informasi yang akhirnya akan meningkatkan nilai dari
mudah diakses dan mudah disesuaikan. Hal ini perusahaan tersebut.
mencakup kontrak, database, informasi,
sistem, standar operasional, dan administrasi Centralization
sistem. Sedangkan social capital didefinisikan Siggelkow dan Levinthal (2003)
sebagai pengetahuan yang tertanam dalam, berpendapat bahwa centralization adalah
tersedia melalui, dan dimanfaatkan oleh sebuah organisasi yang keputusan dibuat dari
interaksi antara individu dan jaringan mereka atas. Sentralisasi organisasi juga sering
(Nahapiet & Ghoshal, 1998). dijelaskan sebagai tingkat yang tepat untuk
Melalui penelitian-penelitian terdahulu yang membuat keputusan dan mengevaluasi
dapat ditemukan, beberapa penelitian kegiatan ini secara terkonsentrasi
mengenai hubungan antara centralization (Fredrickson, 1986).
terhadap implementasi ERP (Nandi & Kumar, Rogers (1983) berpendapat bahwa
2016; Ifinedo, 2007; dan Malaurent, Yan, & sentralisasi adalah sejauh mana kekuasaan
Avison, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh dan kontrol dalam suatu sistem dapat
Nandi & Kumar (2016) mendapatkan hasil terkonsentrasi di tangan beberapa individu.
352 Business Accounting Review Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 (349-360)

Selain itu, Hage and Aiken's (1970) akuntansi keuangan, produksi, pemasaran,
berpendapat bahwa centralization adalah distribusi, dll) dan juga menghubungkan
konsentrasi dari kekuasaan dan pengambilan organisasi dengan pemasok dan pelanggan (J.l
keputusan di tangan segelintir individu. G., Shim Siegel, 2005).
Implementasi sistem ERP adalah
Indikator Centralization kemampuan untuk beradaptasi, mengatur, dan
Berdasarkan pada penelitian sebelumnya mengintegrasikan proses bisnis dan aliran
(Andrews et al., 2009; Carter and Cullen, 1984; informasi. Meskipun perusahaan dapat
Dewar et al., 1980; Krasman, 2011), menerapkan sistem ERP, perusahaan masih
centralization dibagi kedalam dua dimensi, perlu beradaptasi, mengatur ulang, dan
yaitu : mengintegrasikan sistem tersebut dengan
1. Participation in decision making aliran informasi dan proses bisnis secara
Participation in decision making kontinyu karena pasar yang terus berubah dan
berkaitan dengan tingkat keterlibatan staf teknologi baru terus diciptakan (Teece et al.,
dalam penetapan suatu kebijakan di sebuah 1997; Hong et al., 2010). Tujuan utama dari
organisasi. Bila hanya terdapat satu atau implementasi ERP adalah untuk
beberapa individu saja yang mengambil meningkatkan efisiensi operasi dengan
keputusan, maka dapat dikatakan organisasi meningkatkan proses bisnis dan menurunkan
tersebut menerapkan centralization (Andrews, biaya (Nah, Lau, & Kuang 2001; Beheshti 2006
Boyne, Law, & Walker, 2009). Untuk dapat dalam Seo, 2013).
menunjukkan tingkat partisipasi dalam
pengambilan keputusan, maka digunakan Indikator implementasi ERP
policy-related centralization (PRC). Untuk dapat menilai implementasi
2. Hierarchy of authority. ERP, digunakan Technolgy Acceptance Model
Hierarchy of authority mengacu pada (TAM) yang terdiri dari Perceived Usefulness
sejauh mana kekuatan untuk membuat (PU), Perceived Ease of Use (PEU), dan Actual
keputusan tersebut dapat dilakukan di atas System Usage. Davis et al (1989) memperjelas
tingkat hirarki organisasi. Organisasi yang lagi rincian untuk setiap dimensi ERP dalam
terpusat biasanya memiliki tingkat hirarki Technolgy Acceptance Model (TAM) sebagai
otoritas yang tinggi dan memiliki tingkatan berikut:
yang rendah dalam partisipasi untuk 1. Perceived Usefulness (PU)
mengambil keputusan tentang kebijakan dan Davis et al (1989) mendefinisikan PU
sumber daya (Andrews, Boyne, Law, & Walker, sebagai tingkatan bahwa dengan
2009). Untuk dapat mengetahui kebebasan menggunakan teknologi baru maka pengguna
dalam hierarchy of authority, maka digunakan dapat meningkatkan performa kinerja dalam
work-related centralization (WRC). organisasi.
2. Perceived Ease of Use (PEU)
Davis et al (1989) mendefinisikan PEU
sebagai tingkat keyakinan dimana pengguna
percaya bahwa menggunakan teknologi baru
akan memberikan kemudahan dalam
melakukan pekerjaan.
3. Actual System Usage.
Davis et al (1989) mendefinisikan
Actual System Usage sebagai kepuasan
pengguna dalam menggunakan teknologi baru,
ERP Implementation karena pengguna menyadari bahwa sistem
Enterprise Resource Planning (ERP) tersebut mudah digunakan dan akan
adalah sebuah sistem berbasis komputer yang meningkatkan produktifitas mereka, yang
terintegritas dan digunakan untuk mengelola tercemin sesuai kondisi nyata.
baik itu sumber daya internal dan maupun
eksternal yang meliputi aset berwujud, Intellectual Capital (IC)
keuangan sumber daya, bahan, dan sumber Abdullah dan Sofian (2012)
daya manusia. (Bidgoli, Hossein, 2004). ERP mendefinisikan intellectual capital adalah aset
ditujukan untuk mengintegrasikan sistem tak berwujud pada organisasi yang sering
informasi diperusahaan. ERP menghubungkan dikaitkan dengan kinerja. Bontis (1998)
semua organisasi operasi (personil, sistem mendefinisikan intellectual capital adalah
Anthony : Pengaruh Centralization Terhadap Intellectual Capital Melalui 353

seluruh kemampuan pekerja yang dapat pengetahuan yang tertanam dan disimpan
meciptakan nilai tambah. dengan bantuan teknologi informasi yang
Stewart (1997) dalam Astuti dan mudah diakses dan mudah disesuaikan. Hal ini
Sabeni (2005) mendefinisikan intellectual mencakup kontrak, database, informasi,
capital sebagai materi intelektual sistem, standar operasional, dan administrasi
(pengetahuan, informasi, pengalaman) yang sistem. Menurut Bontis (1998), IC tidak akan
dapat digunakan untuk menciptakan mencapai potensi terbaiknya apabila
kesejahteraan. Intellectual capital merupakan organisasi memiliki sistem dan prosedur yang
kunci penentu nilai perusahaan dan kinerja buruk.
ekonomi dalam suatu negara (Choo & Bontis, 3. Social Capital (Modal Sosial)
2002). Social capital adalah pengetahuan
yang dihasilkan dalam konteks hubungan
Indikator Intellectual Capital (IC) kelembagaan dan hubungan eksternal
Subramaniam dan Youdht (2005) perusahaan (pelanggan, pemasok, sekutu, dll)
mengembangkan komponen Intellectual dan reputasi perusahaan (CIC, 2003; Hayton,
Capital Bontis menjadi: 2005; Hsu & Fang, 2009; Reed et al., 2006).
Social capital juga didefinisikan sebagai
pengetahuan yang tertanam dalam, tersedia
melalui, dan dimanfaatkan oleh interaksi
antara individu dan jaringan mereka (Nahapiet
& Ghoshal, 1998).

HIPOTESA

Hubungan antara Centralization


terhadap implementasi ERP
Centralization mempengaruhi ERP
Implementation. Centralization menunjukan
sejauh mana anggota organisasi bergantung
kepada atasan mereka secara langsung untuk
keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan
mereka termasuk keputusan untuk
1. Human Capital (Modal Manusia) menggunakan sebuah sistem. Centralization
Di antara unsur-unsur IC, human menimbulkan rasa kepatuhan yang besar
capital adalah yang paling mendasar (Bontis et terhadap keputusan yang dipaksakan oleh
al., 2005). Human capital didefinisikan sebagai atasan, terutama dalam proses pengambilan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan keputusan (John and Martin, 1984). Karena
yang lebih, dan digunakan oleh individu karyawan lebih terbiasa menunggu atasan
(Schultz, 1961; Mustari dan Youndt, 2005). mereka untuk keputusan yang terkait
Human capital didefinisikan sebagai pekerjaan di organisasi, hal ini menunjukan
pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang tingkat centralization yang lebih besar. Dengan
sudah ada dan harus dimanfaatkan oleh kata lain, mereka lebih cenderung menerima
individu tersebut (Schultz, 1961). Selain itu, penerapannya. Penerimaan semacam itu lebih
human capital merujuk kepada pengetahuan cenderung berasal dari kewajiban untuk
yang dimiliki oleh karyawan dan kemampuan bekerja sama daripada motivasi dari diri
mereka, yang nantinya akan berguna bagi sendiri untuk terlibat dalam pelaksanaannya.
perusahaan. Pengetahuan yang dimiliki Dengan paksaan tersebut membuat karyawan
karyawan termasuk nilai-nilai, sikap, bakat belajar untuk menggunakan sistem tersebut
dan pengetahuan (Edvinsson & Sullivan, 1996; dan mau tidak mau seorang karyawan menjadi
Mustari & Youndt, 2005). memahami dan pada akhirnya menemukan
2. Organizational Capital (Modal manfaat dari sistem yang membantu
Organisasi) kinerjanya. Oleh karena itu, hipotesis
Bontis (1998) mendefinisikan pertama:
organizational capital sebagai pengetahuan
yang tertanam dalam rutinitas organisasi. H1: Centralization berpengaruh terhadap
Baron dan Amstrong (2007) mendefinisikan implementasi ERP.
organizational capital sebagai ilmu
354 Business Accounting Review Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 (349-360)

Hubungan antara implementasi ERP dan pekerja). Dengan menerapkan struktur


terhadap Intellectual Capital organisasi yang terpusat membuat sebuah
organisasi memiliki suatu budaya yang kuat.
Teknologi informasi tidak dapat
Hal ini sejalan dengan keberhasilan dalam
dengan sendirinya mempengaruhi
mengadopsi IC. Pada saat suatu organisai
produktivitas suatu perusahaan. Faktor
mengadopsi penerapan IC sangat diperlukan
efisiensi utama terletak pada cara orang
dukungan dari budaya perusahaan seperti
menggunakan teknologi ini. Bila seseorang
halnya perubahaan dalam organisasi, agar
dapat memandang bahwa menggunakan
organisasi tersebut mampu bertahan. Salah
teknologi baru akan meningkatkan atau
satu aspek dari IC yang terkait dengan budaya
memperbaiki kinerja dirinya. Maka seseorang
adalah sejauh mana organisasi mengukur,
tersebut dapat menggunakan sebuah sistem
memantau dan berkomunikasi untuk
dengan baik. Orlikowski dan Barley (2001)
menyampaikan informasi IC kepada publik
menunjukkan bahwa transformasi yang saat
eksternal mereka (Lynn, B. E., 1999). Dengan
ini terjadi dalam sifat kerja dan
adanya komunikasi yang kuat, baik itu
pengorganisasian tidak dapat dipahami tanpa
komunikasi dengan pihak internal atau
mempertimbangkan perubahan teknologi dan
eksternal maka akan membuat intellectual
konteks kelembagaan yang membentuk
capital pada perusahaan meningkat. Oleh
kembali aktivitas ekonomi dan organisasi.
karena itu, hipotesis yang diajukan adalah:
Demikian pula, kepuasan pengguna
merupakan salah satu mekanisme evaluasi
H3: Centralization berpengaruh terhadap
untuk menentukan keberhasilan sistem.
Intellectual Capital.
Dengan keberhasilan pengunaan sistem ERP
memungkinkan perubahan mendalam dalam
METODE PENELITIAN
hubungan, budaya, dan perilaku yang dapat
menjadi sumber keuntungan penting dalam
Metode penelitian merupakan
ekonomi pengetahuan, namun struktur dan
penjelasan mengenai informasi yang
budaya yang paling mampu mencapai tingkat
berhubungan dengan penelitian yang
perubahan ini sangat sesuai dengan
mencakup jenis penelitian, teknik pengukuran
persyaratan ERP. Menurut Lengnick-Hall dkk.
variabel, teknik pembuatan kuesioner, desain
(2004) untuk mempertimbangkan ERP sebagai
sampel, metode, dan program analisa data
teknologi yang berguna untuk membangun dan
untuk membahas dan menjawab permasalahan
menambah modal sosial dan intelektual, dan
dalam penelitian kali ini, mengenai Pengaruh
bukan sebagai solusi teknologi informasi untuk
centralization terhadap intellectual capital
inefisiensi organisasi, dan untuk menggunakan
melalui implementasi ERP sebagai mediasinya.
ERP sebagai landasan bagi pembentukan
Penelitian ini menggunakan jenis data
modal sosial dan intelektual.
kuantitatif. Sumber data yang digunakan
adalah berupa data primer yang diperoleh
H2: Implementasi ERP berpengaruh
melalui penyebaran kuesioner kepada
terhadap intellectual capital.
perusahaan yang menerapkan sistem ERP di
Indonesia.
Hubungan antara Centralization Populasi dalam penelitian ini adalah
terhadap Intellectual Capital perusahaan di Indonesia yang telah
menerapkan sistem ERP. Sementara itu
Struktur organisasi menunjukkan
sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 36
konfigurasi dari tugas dan kegiatan
perusahaan yang menerapkan ERP sistem di
(Skivington dan Daft, 1991). Dimensi yang
Indonesia.
paling banyak dipelajari adalah sentralisasi
Teknik sampel yang digunakan dalam
(Rapert and Wren, 1998). Sentralisasi mengacu
penelitian ini adalah convenience sampling.
pada "sejauh mana kekuatan pengambilan
Kuesioner ini akan dibagi menjadi tiga
keputusan terkonsentrasi di tingkat atas
bagian yaitu :
organisasi" (Caruana et al., 1998). Hal ini
1. Centralization, pernyataan diadopsi dari
sependapat dengan Hofstede, G. (1980) yang
Jansen et al. (2006), Krasman (2011) dan
dalam analisisnya mengatakan bahwa
Jaskyte (2011).
kekuatan jarak yang menggambarkan tingkat
2. Implementasi ERP, pernyataan diadopsi
hirarki dan ketidaksetaraan hubungan antara
dari Davis (1989) dan Davis et al (1989).
atasan dan bawahan (orangtua dan anak, bos
Anthony : Pengaruh Centralization Terhadap Intellectual Capital Melalui 355

3. Intellectual Capital, pernyataan diadopsi Tabel 3 Nilai Cross Loading


dari Bontis (1998).
Penelitian ini menggunakan teknik
analisa data Partial Least Square (PLS)
dengan proses perhitungan yang dibantu
dengan software WarpPLS 5.0.
Terdapat dua model analisa PLS, yaitu
inner model dan outer model. Outer model
merupakan spesifikasi hubungan antar
variabel dengan indikatornya, Sedangkan
inner model merupakan spesifikasi hubungan
tentang variabel tersembunyi atau laten, yaitu
antara variabel eksogen dengan variabel
endogen (Ghozali, 2011).

ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan table cross loading pada


tabel 3 diatas dapat disimpulkan bahwa
Tabel 1 Deskriptif profil responden masing-masing indikator yang ada di suatu
berdasarkan industri perusahaan variabel laten memiliki perbedaan dengan
Jenis Frekuensi Presentase indikator di variabel lain yang ditunjukkan
Perusahaan dengan skor loadingnya yang lebih tinggi di
Manufaktur 20 35% konstruknya sendiri. Dengan demikian, model
Non- 37 65% telah mempunyai validitas diskriminan yang
manufaktur baik.
Total 57 100%
Tabel 1 menunjukkan bahwa studi ini Tabel 4 Tabel Average Variance Extracted
dilakukan pada mayoritas perusahaan non
manufaktur (sebesar 65%).

Tabel 2 Nilai Outer Loading

Berdasarkan tabel 4, nilai AVE


variabel centralization adalah 0.468,
implementasi ERP adalah 0.678, dan
intellectual capital adalah 0.755. Nilai AVE
dari variabel implementasi ERP dan
intellectual capital > 0.5, sehingga variabel
yang digunakan dalam penelitian ini sudah
memenuhi validitas diskriminan.
Sedangankan nilai AVE dari variabel
centralization < 0.5, sehingga variabel
centralization yang digunakan dalam
penelitian ini dapat digantikan dengan uji
validitas lainnya dalam nilai loading factor dan
cross loading memenuhi validitas diskriminan
Berdasarkan Tabel 2 diatas diketahui yaitu > 0.5. Jika di lihat dari nilai akar AVE
nilai outer loading untuk masing-masing maka ketiga variabel pada tabel 4 memenuhi
indikator pada setiap variable semuanya kriteria validitas yaitu > 0.5 dimana nilai Akar
memiliki nilai lebih dari 0.50, sehingga AVE dari centralization 0.684, implementasi
indikator-indikator tersebut telah memenuhi ERP 0.823, dan intellectual capital 0.869.
convergent validity.
356 Business Accounting Review Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 (349-360)

Tabel 5 Nilai Composite Reliability Pada tabel 7 dapat dilihat hubungan


langsung antara centralization dengan ERP
Implementation. Dari hubungan tersebut
menghasilkan p-values sebesar 0.001 yang
artinya hipotesis (H1) dapat diterima, karena
p-values lebih kecil dari 0.05. Untuk path
coefficients yang dihasilkan sebesar 0.377
Tabel 5 menunjukkan bahwa composite
mengartikan bahwa centralization
reliability variabel-variabel yang digunakan,
berpengaruh positif terhadap ERP
antara lain Centralization, PU, USG, dan IC
Implementation. Dengan demikian,
dalam penelitian ini telah memenuhi rule of
peningkatan dalam centralization akan
thumb. Centralization sebesar 0.637, PU
meningkatkan ERP Implementation juga.
sebesar 0.936, USG sebesar 0.937 dan IC
Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H1)
sebesar 0.902. Keempat nilai composite
diterima.
reliability tersebut di atas 0.6. Hasil ini
Pada hubungan langsung antara ERP
menunjukkan bahwa model dalam penelitian
Implementation dengan intellectual capital
ini telah reliable.
menghasilkan p-values sebesar 0.001 yang
artinya hipotesis 2 dapat diterima. Sedangkan
Tabel 6 Nilai R Square
untuk path coefficients yang dihasilkan sebesar
0.486, yang artinya bahwa ERP
Implementation berpengaruh positif terhadap
intellectual capital. Dengan demikian, semakin
besar ERP implementation diterapkan dalam
Tabel 6 menunjukkan nilai R-Square perusahaan, maka semakin besar juga
untuk variabel Implementasi ERP sebesar kontribusinya untuk meningkatkan
0.126 yang memiliki arti bahwa presentase intellectual capital pada perusahaan tersebut.
besarnya pengaruh centralization terhadap Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H2)
perilaku Implementasi ERP adalah sebesar diterima.
12.6% sedangkan sisanya yaitu sebesar 87.4% Pada hubungan langsung antara
dijelaskan oleh variabel lain diluar yang centralization terhadap intellectual capital
diteliti. memiliki p-values sebesar 0.007 dan memiliki
Nilai R-Square untuk IC sebesar 0.404 path coefficients sebesar 0.304 yang berarti
yang memiliki arti bahwa presentase besarnya terdapat hubungan positif antara
pengaruh centralization dan Implementasi centralization dengan intellectual capital. Hasil
ERP terhadap intellectual capital adalah ini menunjukkan bahwa hipotesis (H3) dapat
sebesar 40.4% sedangkan sisanya yaitu sebesar diterima dan dapat dikatakan terdapat
59.6% dijelaskan oleh variabel lain diluar yang pengaruh secara langsung antara
diteliti. centralization terhadap intellectual capital.
Q² = 1 - ((1-0.126) x (1-0.404)) = 47.9%. Path coefficients bertanda positif menunjukkan
Dengan demikian model yang digunakan hubungan antara variabel centralization dan
dalam penelitian ini dapat menjelaskan intellectual capital adalah satu arah yang
informasi yang terkandung dalam data sebesar berarti semakin tinggi tingkat centralization
47.9% dan sisanya dijelaskan variable lain dalam perusahaan maka diikuti dengan
diluar model. semakin tingginya intellectual capital. Maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H3)
Tabel 7 Uji Hipotesa diterima.

Tabel 8 Hubungan Tidak Langsung

Tabel 8 menunjukkan besarnya


pengaruh tidak langsung antara centralization
terhadap intellectual capital melalui ERP
Implementation sebesar 0.163782 lebih kecil
dari pengaruh langsung centralization
terhadap intellectual capital sebesar 0.304. Hal
Anthony : Pengaruh Centralization Terhadap Intellectual Capital Melalui 357

ini berarti implementasi ERP memperlemah memberikan pengaruh terhadap Intellectual


hubungan antara centralization terhadap Capital dapat diterima.
intellectual capital, karena nilai yang diperoleh
lebih kecil yang menunjukan bahwa 3.Pengaruh Centralization terhadap
hubungannya lemah. Namun meskipun kecil Intellectual Capital
pengaruhnya, ERP implementation tetap dapat Pada tabel 7 dapat dilihat p-values
memediasi hubungan antara centralization sebesar 0.007 yang artinya centralization
terhadap intellectual capital. memiliki pengaruh signifikan terhadap
Intellectual Capital. Untuk path coefficients
Pembahasan Hipotesa yang dihasilkan sebesar 0.304, mengartikan
bahwa centralization berpengaruh positif
1.Pengaruh Centralization terhadap ERP terhadap Intellectual Capital. Hal ini didukung
Implementation oleh penelitian yang dilakukan oleh Smith
Pada tabel 7 dapat dilihat p-values (2008). Dalam penelitian yang dilakukan oleh
sebesar 0.001 yang artinya centralization Smith menyebutkan bahwa centralization
memiliki pengaruh signifikan terhadap ERP memiliki pengaruh positif terhadap Intellectual
Implementation. Untuk path coefficients yang Capital. Berdasarkan perhituangan yang
dihasilkan sebesar 0.377 mengartikan bahwa diperoleh menunjukan bahwa semakin tinggi
centralization berpengaruh positif terhadap tingkat centralization yang diterapkan pada
ERP Implementation. Hal ini didukung oleh suatu perusahaan maka akan semakin
penelitian yang dilakukan oleh Nandi & Kumar meningkatkan Intellectual Capital pada
(2016) dan Ifinedo (2007). Dalam penelitian perusahaan tersebut. Oleh karena itu, hipotesis
yang dilakuakan oleh Nandi & Kumar yang menyatakan bahwa centralization
menyebutkan bahwa centralization memiliki memberikan pengaruh terhadap Intellectual
pengaruh positif terhadap ERP Capital dapat diterima.
Implementation. Berdasarkan perhituangan
yang diperoleh menunjukan bahwa semakin KESIMPULAN
tinggi tingkat centralization di suatu
perusahaan maka akan semakin Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan ERP Implementation pada menganalisa pengaruh centralization terhadap
perusahaan tersebut. Oleh karena itu, hipotesis intellectual capital melalui implementasi ERP
yang menyatakan bahwa centralization sebagai variabel mediasi pada perusahaan
memberikan pengaruh terhadap ERP yang telah menerapkan sistem ERP di
Implementation dapat diterima. Indonesia. Sampel perusahaan yang digunakan
berasal dari 36 perusahaan yang menerapkan
2.Pengaruh ERP Implementation sistem ERP di Indonesia.
terhadap Intellectual Capital
Berdasarkan hasil perhitungan dan
Pada tabel 7 dapat dilihat p-values
pengujian hipotesis, maka dapat diambil
sebesar 0.001 yang artinya ERP
kesimpulan sebagai berikut:
Implementation memiliki pengaruh signifikan
terhadap Intellectual Capital. Untuk path 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
coefficients yang dihasilkan sebesar 0.486, antara centralization terhadap ERP
mengartikan bahwa ERP Implementation Implementation. Dengan menerapkan
berpengaruh positif terhadap Intellectual tingkat centralization yang baik di dalam
Capital. Hal ini didukung oleh penelitian yang perusahaan, maka dapat meningkatkan
dilakukan oleh Nguyen et al (2015). Dalam ERP Implementation. Dengan demikian
penelitian yang dilakukan oleh Nguyen et al hipotesis pertama diterima.
menyebutkan bahwa centralization memiliki 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
pengaruh positif terhadap Intellectual Capital. antara ERP Implementation terhadap
Berdasarkan perhituangan yang diperoleh intellectual capital. Dengan menerapkan
menunjukan bahwa semakin tinggi ERP ERP Implementation yang baik di dalam
Implementation yang diterapkan pada suatu perusahaan, maka dapat meningkatkan
perusahaan maka akan semakin intellectual capital pada perusahaan
meningkatkan Intellectual Capital pada tersebut. Dengan demikian hipotesis kedua
perusahaan tersebut. Oleh karena itu, hipotesis diterima.
yang menyatakan bahwa ERP Implementation 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara centralization terhadap intellectual
358 Business Accounting Review Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 (349-360)

capital. Dengan menerapkan tingkat tingkat kemudahaan dalam melakukan setiap


centralization yang baik di dalam pekerjaan yang dilakukan oleh setiap
perusahaan, maka dapat meningkatkan karyawannya.
intellectual capital pada perusahaan
tersebut. Dengan demikian hipotesis ketiga DAFTAR REFERENSI
diterima.
Abdullah, D. F., & Sofian, S. (2012). The
SARAN relationship between intellectual capital
and corporate performance. Procedia-
Berikut adalah saran yang dapat Social and Behavioral Sciences, 40, 537-
diberikan: 541.
Andrews, R., Boyne, G. A., Law, J., & Walker,
Bagi Akademisi R. M. (2009). Centralization,
Pada penelitian ini (centralization, organizational strategy, and public
implementasi ERP dan intellectual capital) service performance. Journal of Public
memperoleh goodness of fit (GOF) sebesar Administration Research and Theory,
47.9% yang artinya total kemampuan seluruh 19(1), 57-80.
variabel untuk menjelaskan variabel dependen ARISMAN, A. Peran Mediasi Manajemen
(intellectual capital) memiliki tingkat Pengetahuan dalam Meningkatkan
keandalan sebesar 47.9%. Dengan kata lain Keberhasilan Implementasi Integrasi
masih ada peluang sekitar 30.77% untuk Sistem Informasi Akuntansi di
variabel lainnya diluar model penelitian ini Indonesia.
yang dapat menyempurnakan penjelasan Astuti, P. D. & Sabeni, A. (2005). Hubungan
mengenai intellectual capital. Sehingga Intellectual Capital dan Business
diharapkan bagi akademisi, penelitian ini Performance dengan Diamon
dapat memperkaya referensi maupun Specification : Sebuah Perspektif
dijadikan pembanding untuk peneltian Akuntansi. Simposium Nasional
selanjutnya. Akuntansi VIII.
Bontis, N. (1998). Intellectual Capital: An
Bagi Manajemen Exploratory study that Develops
Saran untuk manajemen pada Measures and Models. Management
perusahaan yang menerapkan sistem ERP di Decision, 36(2), 63-76.
Indonesia harus memperhatikan indikator Botta-Genoulaz, V., Millet, P. A., & Grabot, B.
mengenai Perceived Usefulness. Pada indikator (2005). A survey on the recent research
tersebut membahas mengenai tingkat literature on ERP systems. Computers in
keyakinan dimana pengguna percaya bahwa industry, 56(6), 510-522.
menggunakan teknologi baru akan Carter, N. M., & Cullen, J. B. (1984). A
memberikan kemudahan dalam melakukan comparison of centralizationl
pekerjaan. Dengan menekankan indikator decentralization of decision making
tersebut maka sebuah perusahaan dapat concepts and measures. Journal of
memberikan kemudahan terhadap Management, 10(2), 259-268.
karyawannya dalam melakuakan pekerjaan, Dwi, A. P., & Sabeni, A. (2005). Hubungan
karena indikator tersebut mendapatkan nilai Intellectual Capital dan Business
cross loading paling tinggi yang Performance dengan Diamond
mengindikasikan bahwa indikator tersebut Specification: Sebuah Perspektif
penting untuk keberlangsungan perusahaan Akuntansi. SNA VIII, Solo.
tersebut. Elkhani, N., Soltani, S., & Nazir Ahmad, M.
Pada hasil dari kuesioner yang telah (2014). The effects of transformational
didapatkan dapat dilihat bahwa nilai rata-rata leadership and ERP system self-efficacy
tertinggi didapatkan oleh variabel Perceived on ERP system usage. Journal of
Usefulness. Dengan samanya variabel antara Enterprise Information Management,
nilai tertinggi dari cross loading dengan rata- 27(6), 759-785.
rata tertinggi yang diperoleh, maka Fornell, C., & Larcker, D. F. (1981). Evaluating
menandakan bahwa perusahaan telah structural equation models with
menerapkan inikator tersebut dengan unobservable variables and
maksimal. Dengan telah menerapkan indikator measurement error. Journal of
tersebut dapat membuat perusahaan, memiliki marketing research, 39-50.
Anthony : Pengaruh Centralization Terhadap Intellectual Capital Melalui 359

Fredrickson J.W., 1986, The strategic decision Learning Capability. arXiv preprint
process and organizational structure, arXiv:1606.01431.
“Academy of Management Review”, 11(2). Ordóñez de Pablos, P. (2004). Measuring and
Gulick, Luther and Lyndall Urwick eds. 1937. reporting structural capital: Lessons
Papers on the science of administration. from European learning firms. Journal of
New York: Columbia University. Intellectual Capital, 5(4), 629-647.
Hage, J., & Aiken, M. (1970). Social change in Rogers, E.M. (1983). Diffusion of Innovations,
complex organizations. From journal “A Free Press, New York, NY and London.
comparison of centralizationl From journal “Centralization and the
decentralization of decision making success of ERP implementation” author :
concepts and measures” author : Carter, Nandi, M. L., & Kumar, A. (2016).
N. M., & Cullen, J. B. (1984). Siggelkow N., Levinthal D.A., (2003).
Hage, J., & Aiken, M. (1967). Relationship of Temporarily Divide to Conquer:
centralization to other structural Centralized, Decentralized, and
properties. Administrative Science Reintegrated Organizational Approaches
Quarterly, 72-92. to Exploration and Adaptation,
Huang, C. C., Wang, Y. M., Wu, T. W., & Wang, “Organization Science”, 14(6).
P. A. (2013). An empirical analysis of the Simon, Herbert A. (1976). Administrative
antecedents and performance behavior: A study of decision-making
consequences of using the moodle processes in administrative organization,
platform. International Journal of 3rd ed. London: Macmillan.
Information and Education Subramaniam, M., & Youndt, M. A. (2005). The
Technology, 3(2), 217. influence of intellectual capital on the
Ifinedo, P. (2007). Interactions between types of innovative capabilities. Academy
organizational size, culture, and of management Journal, 48(3), 450-463.
structure and some IT factors in the Supomo, B., & Indriantoro, N. (1998). Pengaruh
context of ERP success assessment: an Struktur dan Kultur Organisasional
exploratory investigation. Journal of terhadap Keefektifan Anggaran
Computer Information Systems, 47(4), Partisipatif dalam Peningkatan Kinerja
28-44. Manajerial: Studi Empiris pada
Krasman, J. (2011). Taking Feedback-Seeking Perusahaan Manufaktur Indonesia.
to the Next "Level": Organizational Kelola, 7(1998).
Structure and Feedback-Seeking Tannenbaum, R., & Massarik, F. (1950).
Behavior. Journal of Managerial Issues, Participation by subordinates in the
23(1), 9-30. Retrieved from managerial decision-making process.
http://www.jstor.org/stable/25822535 Canadian Journal of Economics and
Modrak, V., Radu, S. M., & Modrak, J. (2014). Political Science/Revue canadienne de
Metrics in organizational centralization economiques et science politique, 16(03),
and decentralization. Polish Journal of 408-418.
Management Studies, 10. Wahyuningsih, E. S. (2012, June). Struktur
Nandi, M. L. & Kumar, A. (2016). Organisasi Dalam Hubungannya Antara
Centralization and the success of ERP Partisipasi Penyusunan Anggaran
implementation. Journal of Enterprise Dengan Kinerja Managerial. In
Information Management, 29(5), 728- SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR
750. PAPERS. FAKULTAS EKONOMI
Newell, S., Huang, J. C., Galliers, R. D., & Pan, UNISBANK.
S. L. (2003). Implementing enterprise Weber, M. (1947). Max Weber: The theory of
resource planning and knowledge social and economic organization (AM
management systems in tandem: Hederson and T. Parsons, Trans.).
fostering efficiency and innovation Worthy, J. C. (1950). Organizational structure
complementarity. Information and and employe morale. American
Organization, 13(1), 25-52. Sociological Review, 15(2), 169-179.
Nguyen, Q. V., Tate, M., Calvert, P., & Aubert, Zheng, W., Yang, B., & McLean, G. N. (2010).
B. (2016). Leveraging ERP Linking organizational culture,
Implementation to Create Intellectual structure, strategy, and organizational
Capital: the Role of Organizational effectiveness: Mediating role of
360 Business Accounting Review Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 (349-360)

knowledge management. Journal of


Business research, 63(7), 763-771.
Zikmund, William G., et al. (2010). Business
Research Methods (8th ed.). Sotuh
Western, USA: Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai