±
Penelitian ini dilakukan di Desa Ngrayun, Munggu, Cepoko, dan Baosan Lor, Kecamatan Slahung, Ngrayun, dan Bungkal, Kecamatan Slahung, Ngrayun, dan Bungkal,
Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Dimana pada daerah penelitian kekar tiang yang ditemukan terbentuk dari litologi lava Ponorogo
andesit dan endapan piroklastik yaitu tuff welded. Keterdapatan kekar tiang ini mendorong penyusun untuk mengetahui dan
hubungan pengukuran kekar tiang terhadap litologi dan setting tektonik yang membentuknya. Ditambah kekar tiang yang 1:100.000
karakteristik dari kekar tiang baik secara megaskopis dan mikroskopis, faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kekar tiang
terbentuk dari endapan piroklastik merupakan hal yang baru yang mendorong penyusun untuk meneliti lebih lanjut mengenai
karakteristik kekar tiang pada endapan piroklastik di daerah penelitian.Metode yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu metode
lapangan dengan pengambilan data secara langsung di lapangan dan analisis laboratorium dan menggunakan software ImageJ
yang digunakan untuk mengukur luas area, ketinggian, dan panjang Geometri tubuh lava yang mendingin merupakan hasil dari
setting tektonik yang kemudian membentuk batas pendinginan.Kemudian kami mengklasifikasikan pengamatan lapangan
berdasarkan geometri magma untuk megelompokkan kondisi pendinginannya secara lebih rinci. Kami menggunakan diagram Sumber: Peta Lembar Tulungagung dan Pacitan
(Hetenyi, 2012) untuk memvalidasi hasil dari analisis kekar tiang berdasarkan data yang kami ambil di lapangan. Pengukuran yang (H Samoedra, 1992)
Sumber: DEMNAS
di lakukan di lapangan meliputi, panjang sisi kolom kekar tiang, ketebalan tubuh magma, luas area kolom, serta jumlah sisi polygon.
Gbr. 1 Kekar tiang yang terbentuk pada endapan Gbr. 2 Kekar tiang yang terbentuk pada endapan piroklastik Gbr.3 Kekar tiang yang terbentuk pada intrusi Gbr.4 Kekar tiang yang terbentuk pada aliran lava
piroklastik dengan litologi tuff welded pada STA 1 dengan litologi tuff welded pada STA 7 dengan litologi andesit pada STA 9 dan membentuk lava tube dengan litologi andesit pada STA 2
Pada daerah penelitian terdiri dari dua formasi yaitu Formasi Mandalika dan Formasi Arjosari yang PPL(//) XPL(X) PPL(//) XPL(X) PPL(//) XPL(X)
terdiri dari litologi berupa lava andesit, breksi piroklastik, lapili tuf breksi, lapili tuf, tuf, batupasir, Gbr. 1. Kenampakan Tuff(Fisher, 1966) Gbr. 2. Kenampakan Lava Andesite (IUGS,2007) Gbr. 3. Kenampakan Lava Andesite (IUGS,2007)
batugamping, dan endapan kolovial. Pada penelitian terdiri dari 9 STA yang tersebar pada beberapa yang didominasi gelasan pada STA 1 yang didominasi plagioklas pada STA 3 yang didominasi gelasan pada STA 5
litologi yaitu litologi berupa lava andesit dan tuff.
penelitian memiliki keterangan yaitu ketebalan 0.6 dari penampang lintang kolom (dA/A) dan variasi 1σ dari urutan
A
mininum tubuh kekar tiang (H), panjang dari sisi L
0.5
poligonal N pada kekar tiang dengan 5 area pengukuran yang
kolom (L), luas area dari kolom (A) dan bentuk merupakan STA lava. Data regresi menunjukkan garis dengan tren
H
polygon dari kolom (N) dimana ini adalah data 0.4 positif dan distribusi nilai kekar tiang bersifat non-Gaussian.
utama yang akan digunakan, 0.3 Sedangkan pada Gbr. 5 menjelaskan Korelasi antara variasi area \
relatif dari penampang lintang kolom (dA/A) dan variasi 1σ dari
N
N
N
0.2 urutan poligonal N pada kekar tiang dengan 4 area pengukuran yang
A
L
N 0.1
merupakan STA piroklastik. Data regresi menunjukkan garis dengan
N
N
tren negatif dan distribusi nilai kekar tiang bersifat non-Gaussian.
0 0
0.2 0.6 1 1.4 1.8 0.2 0.6 1 1.4
H
Relative area variation dA/A Relative area variation dA/A
Gbr. 4 Diagram Regresi Batuan Beku Gbr. 5 Diaram Regresi Batuan Piroklastik