Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama Mahasiswa : Dani Sundana,.S.Pd.I


B. Judul Modul : AL-QUR’AN HADITS
C. Kegiatan Belajar : AL-QUR’AN DAN METODE MEMAHAMINYA (KB 1)

D. Refleksi : Setelah mempelajari materi Al-Qur’an dan Metode Memahaminya yang


mencakup tafsir, takwil dan terjemah saya bahwa kebenaran Al Quran bersifat mutlak sementara
kebenaran Tafsir, Taqwil dan terjemah bersifat Relatif

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

1. AL- QURAN

Al-Qur'an berasal dari dikotomi kata qara'a-yaqrau


yang berarti mengumpulkan atau menggabungkan (al-jam`)
dan membaca (al-nuthq). Dengan demikian, Al-Qur'an dalam
bentuk bahasa memiliki fungsi sebagai materi yang dapat
diakses dan dibaca oleh orang-orang.Secara istilah, Al-
Qur'an mengacu pada naskah suci yang mengandung
wahyu-wahyu ilahi yang diberikan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW dalam jangka waktu 22 tahun, 2 bulan, dan
22 hari. Kitab ini diberikan kepada manusia melalui malaikat
Jibril untuk menjadi panduan dalam hidup di dunia dan juga
di akhirat.
Al-Qur'an memulai dengan surat al-Fatihah dan
mengakhiri dengan surat al-Nas, serta memberikan nilai
spiritual bagi orang-orang yang membacanya Al-Qur'an
terdiri dari 30 bagian, 114 bab, dengan total ayat sekitar 6236
Konsep (Beberapa istilah
1 (atau menurut beberapa pendapat seperti Al-Madani al-
dan definisi) di KB
Awwal sekitar 6217 atau 6214, Al-Madani al-Akhir sekitar
6214, Ahl Mekkah sekitar 6210, Ahl Bashrah sekitar 6204,
Ahl Damaskus sekitar 6227 atau 6226, Al-Humushi sekitar
6232, dan Ahl Kufah sekitar 6236). Jumlah kata dalam Al-
Qur'an sekitar 77.439, dan jumlah huruf sekitar 323.015.
Dalam teks ini dijelaskan tentang signifikansi melakukan
aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai
penelitian telah mengungkapkan bahwa melakukan aktivitas
fisik dan menjaga kegiatan bergerak secara teratur memiliki
banyak keuntungan bagi kesehatan fisik dan mental kita.
Selain itu, melakukan aktivitas fisik juga dapat memperkuat
sistem imun tubuh, mengurangi kemungkinan munculnya
penyakit jantung dan pembuluh darah, dan meningkatkan
kualitas tidur kita. Oleh karena itu, menjalankan kegiatan fisik
memiliki peranan yang penting dalam menjaga kesehatan
secara menyeluruh. Teks ini menjelaskan mengenai ayat-
ayat yang jelas dan tegas..
1.1. AYAT-AYAT MUHKAMAT

Istilah muhkam, sebagai bentuk satu atau tunggal


dari muhkamat, berasal dari akar kata hakama-
yahkamu-hukman yang mengandung arti menetapkan,
memutuskan, atau memisahkan. Lalu, kata af’ala
diubah menjadi ahkama-yuhkimu-ihkam yang
menggambarkan tindakan mencegah. Al-Hukmu
memiliki arti membedakan antara dua hal. Apabila
seseorang disebut sebagai hakim, itu karena dia
berupaya menghindari tindakan yang tidak adil dan
mempertemukan dua pihak yang bertikai, serta
membedakan antara hal yang benar dan salah.Dalam
pengertian yang dikemukakan oleh Manna' Al-
Qaththan, muhkam secara terminologi merujuk pada
ayat-ayat yang memiliki tujuan yang jelas, hanya
mengandung satu arti, dan dapat dipahami langsung
tanpa memerlukan penjelasan tambahan. According to
Al-Qaththan (1995: 207),

1.2. AYAT-AYAT MUTSYABBIHAT

Mutasyabihat adalah bentuk tunggal dari jamak


mutasyabihat yang bermakna "sama atau
mirip".Mutasyabihat dipercaya berasal dari istilah
syabaha yang memiliki arti yang mirip. Syubhah, yang
merupakan bentuk nomina dari syabaha, merujuk
pada suatu situasi di mana satu hal tidak dapat
dibedakan dari hal lainnya karena adanya kesamaan
baik secara konkret maupun abstrak.
Dalam rangkumannya, dapat dikatakan bahwa
ayat-ayat mutayabihat adalah ayat-ayat yang memiliki
makna yang tidak atau masih belum jelas, dan untuk
menetapkan maknanya tidak ada bukti yang kuat. Hal
tersebut menyebabkan para ulama menyimpulkan
bahwa ayat-ayat mutasyabihat hanya dapat dipahami
oleh Allah saja.Teks ini dapat diformulasikan kembali
sebagai berikut: "Mengapa ibu-ibu khawatir tentang
ancaman Covid-19 saat mereka pergi ke toko
kelontong? Penularan virus, memiliki anggota
keluarga yang rentan, dan tidak adanya penjagaan
yang ketat di toko kelontong menjadi alasan utama
mereka merasa cemas."

1.3.PERBEDAAN AYAT MUHKAMAT DENGAN


MUTSYABBIHAT

Pendapat para ulama dalam membedakan antara


ayat-ayat muhkamat dan ayat-ayat mutasyabihat
menjadi beragam. Mungkin ada perbedaan pendapat di
antara ulama mengenai kategorisasi ayat-ayat dalam
teks ini. Contohnya, ayat yang membahas Jannah
(surga) dan Nar (neraka) dapat dianggap sebagai ayat-
ayat yang jelas dan tegas oleh sebagian ulama, namun
dianggap sebagai ayat-ayat yang mengandung makna
yang lebih kompleks oleh ulama lainnya. Kelompok
bathiniyyun, misalnya, mengartikan narasi tentang surga
dan neraka sebagai bentuk kiasan atau metafora,
sehingga menggolongkannya sebagai ayat-ayat yang
memiliki makna yang lebih tersembunyi atau
mutasyabihat.
Menurut Al-Zamakhsyari, ayat-ayat yang masuk ke
dalam kategori muhkamat adalah ayat-ayat yang terkait
langsung dengan realitas, sedangkan mutasyabihat
adalah ayat-ayat yang memerlukan penelitian lebih
lanjut. Al-Raghib al-Ashfahani mengidentifikasi ayat-ayat
mutasyabihat sebagai ayat-ayat yang maknanya tidak
terlalu jelas atau tidak diketahui secara pasti, contohnya
adalah ayat-ayat yang membahas tentang kiamat. Selain
itu, ayat-ayat mutasyabihat juga termasuk ayat-ayat
yang membutuhkan pengertian maknanya dengan
bantuan ayat-ayat muhkamat, hadis sahih, atau ilmu
lainnya. Misalnya, ayat dengan ungkapan yang terlihat
aneh dan rinciannya masih belum terlihat jelas.
Sementara menurutnya, ayat-ayat yang termasuk dalam
kategori muhkamat adalah ayat-ayat yang tidak
termasuk dalam kategori mutasyabihat.

1. TAFSIR
Berdasarkan istilah, kata tafsir berasal dari
verba fassara-yufassiru-tafsir yang memiliki arti
memberikan penjelasan. Tafsir memiliki arti yang sama
dengan al-idhah, al-bayan, dan al-kasyf dalam
bahasa.Namun, dari segi terminologi terdapat
beberapa pandangan:- Tafsir Shubhi al-Shalih adalah
pendekatan yang digunakan untuk memahami tulisan
suci yang diwahyukan kepada Nabi Saw, dengan
menjelaskan artinya dan menggali hukum serta hikmah
yang terkandung di dalamnya.-
Tafsir Ali al-Shabuni merujuk pada ilmu yang
mempelajar iAlquran dengan fokus pada pemahaman
manusia terhadap maksud Allah, sesuai dengan
kapasitas intelektual yang dimiliki.
Al-Kilabi menjelaskan Al-Quran dengan
memaparkan artinya dan menjelaskan tujuan serta
pesan yang terkandung dalam nash atau isyaratnya.-
Secara umum, menurut
Syekh al-Jazairi, tafsir adalah upaya untuk
menjelaskan kata-kata yang sulit dipahami oleh
pendengar. Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan
kata-kata yang memiliki arti yang mirip atau mendekati,
atau dengan membawa argumen penjelasan yang
mengarah pada makna yang dimaksudKata tersebut
diucapkan oleh seseorang Keahlian yang Dibutuhkan
dalam Mengartikan Al-Qur'an Paragraf ini
menggambarkan Azbab Al-Nuzul.Makiyyah dan
Madaniyah adalah dua kawasan di Arab Saudi- Kajian
tentang keterampilan membaca Quran- Dalam studi ilmu
Nasikh dan Mansukh, terdapat pemahaman tentang
pembatalan dan penggantian hukum syariat dalam Al-
Quran.

3.TAKWIL
Dalam istilah Takwil, kata ini berasal dari awwala-
yuauwilu-ta’wil yang memiliki arti yang sama dengan
al-ruju’ atau al-’aud, yang berarti kembali. Dalam kitab al
Ta'rifat, al-Jurjani memberikan pengertian takwil sebagai
mengubah arti yang terlihat dari sebuah kata ke arti
tersiratnya selama arti yang dimaksud tersebut sesuai
dengan Alquran dan al-sunnah.Meskipun menguraikan arti
suatu pernyataan dalam Alquran, takwil dan tafsir memiliki
perbedaan. Penafsiran dalam praktiknya mengartikan
makna yang terlihat jelas sementara penjelasan dalam
takwil mengungkapkan makna yang tersembunyi.

4.TERJEMAH

Secara etimologi, terjemah diambil dari bahasa


Arab dari kata tarjamah. Bahasa Arab sendiri menyerap
kata tersebut dari bahasa Armenia yaitu turjuman
(Didawi, 1992: 37). Kata turjuman sebentuk dengan kata
tarjaman dan tarjuman yang berarti mengalihkan tuturan
dari satu bahasa ke bahasa lain (Manzhur: 66). Terjemah
menurut bahasa juga berarti salinan dari satu bahasa ke
bahasa lain, atau mengganti, menyalin, memindahkan
kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain.
Adapun secara terminologi, Terjemah adalah
Mengungkapkan makna tuturan suatu bahasa di dalam
bahasa lain dengan memenuhi seluruh makna dan
maksud tuturan tersebut. Al-Shabuni mendefinisikan
terjemah Alquran adalah memindahkan bahasa Alquran
ke bahasa lain yang bukan bahasa Arab kemudian
mencetak terjemah ini ke beberapa naskah agar dapat
dibaca orang yang tidak mengerti bahasa Arab, sehingga
dapat memahami pesan dasar dari kitab Allah SWT.
Penerjemahan dibagi menjadi dua, yaitu terjemah
harfiyyah dan terjemah tafsiriyyah. Terjemah
harfiyyah, yaitu mengalihkan lafaz-lafaz dari satu bahasa
ke dalam lafaz-lafaz yang serupa dari bahasa lain
sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa
kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa
pertama. Terjemah tafsiriyah atau terjemah ma’nawiyyah,
yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa
lain tanpa terikat dengan tertib kata-kata bahasa asal atau
memperhatikan susunan kalimatnya.
1. Al-Qur’an (Pesan yang disampaikan dalam Al-Qur’an
yang disebut dengan ayat MUHKAMAT dan
Daftar materi pada KB MUTASYABBIHAT
2
yang sulit dipahami 2. Tafsir (cabang ilmu yang harus dikuasai dalam
melakukan penafsiran)
3. Perbedaan antara TAFSIR dan TAKWIL

1. Penjelasan tentang ayat MUHKAMAT dan


MUTASYABBIHAT
2. Definisi atau Penjelasan tentang TAFSIR yang berbeda
Daftar materi yang sering dari Definisi dari segi Bahasa (etimologi) dan definisi
3 mengalami miskonsepsi yang dikemukakan oleh para ahli/ulama (Terminologi )
dalam pembelajaran 3. Diskripsi makna TAKWIL yang berbeda yang
diungkapkan oleh para ahli.

Anda mungkin juga menyukai