Bagi KEL 7 - PARUNG - KIRIM 1 DES 2023
Bagi KEL 7 - PARUNG - KIRIM 1 DES 2023
Disusun Oleh :
Kelompok 7_Kampus B
Bismillahirrohmanirrahim
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Mantiq dan Teknik Komunikasi.
Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
selaku dosen pengampu mata kuliah ini, yang mana telah memberikan tugas
segala kerendahan hati, Penulis meminta kritik serta saran dalam penulisan
makalah ini, sehingga dengan kritik maupun saran yang diberikan dapat
Hormat Kami,
(Penulis)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................6
A. Pengertian Qodariah............................................................................................6
B. Qodhiyah Syarthiyyah.........................................................................................8
C. Qodhiyah Hamliyyah.........................................................................................10
BAB III..............................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................14
B. Saran...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
A. Latar Belakang
norma-norma yang cocok dengan anutan Islam. Dalam kondisi ini, 2 rancangan
Qhadiyah, yang merujuk pada ketetapan juri ataupun qadhi dalam menyudahi
masalah hukum. Saat sebelum kita menguasai akar Tashdiq serta cara pembuatan
Qhadiyah, kita butuh menjelajahi lebih lanjut penafsiran Qhadiyah itu sendiri dan
Quran serta Hadits yang jadi injakan penting dalam hukum Islam. Lewat
norma-norma etika serta akhlak dalam kehidupan warga Mukmin. Ilmu mantiq
merupakan ilmu yang berhubungan dengan dialog yang masuk ide yang cocok
dengan kondisi serta realitas bersama argumentasi serta pula cocok dengan ajaran.
Ilmu ini ialah sesuatu tata cara dalam riset objektif alhasil dalam ulasan Ilmu
Mantiq tidak dapat dilepaskan dengan ulasan suatu yang doyong pada bukti
dzatnya yang legal diantara manathiqah. Percakapan itu ditatap dari bidang
percakapan itu sendiri yang bisa doyong kearah betul serta tidak betul, perihal ini
5
Suatu itu hendak memiliki mungkin 2 mungkin ialah betul serta salah,
Begitu juga yang sudah kita tahu, tashdiqi merupakan evaluasi serta
penghukuman atas suatu dengan suatu yang lain (semacam: gunung itu bagus;
orang itu bukan nanai serta lain serupanya). Atas bawah itu, tashdiq berhubungan
dengan 2 perihal: maudhu’ serta mahmul(“ gunung” selaku maudhu’ serta“ bagus”
B. Rumusan Masalah
c. Qodhiyah Hamliyyah?
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
6
A. Pengertian Qodariah
menghukumi di antara 2 masalah. Apabila dalam ilmu mantiq qadhiyah bawa erti
jumlah (mufidah) dalam ilmu Nahu. Bila beberapa susunan perkata digabungkan
jadi satu hingga beliau hendak membuat perkata yang tertata sekalian
Qadhiyah merupakan:
َقْو ٌلُم فْيٌد َيْح َثِم اُل لِّص ْدَقَو الِكْذ َبَلَذ اِتِه
ataupun salah.
Dalam suatu masalah ataupun peristiwa ada 2 mungkin iaitu apakah ada ianya
ii. Gedung KUPUSB yang terkini dijangka sedia dalam tempoh 2 tahun.
Insiden semacam ini belum bisa ditentukan apakah ada ianya hendak terjalin atau
masalah yang tidak dikenal kesahihannya betul ataupun salah. Bila salah satu dari
masalah itu betul-betul terjalin, hingga ianya bukan diakibatkan oleh qadhiyah
(perkata) itu, hendak namun ianya diakibatkan oleh orang yang mengatakannya
7
kerana perkata itu tidak hendak terjalin dengan sendirinya melainkan terdapat
yang melaksanakannya. Sedemikian itu pula kebalikannya, bila salah satu dari
masalah itu tidak legal, hingga beliau tidaklah salah qadhiyah itu melainkan orang
mengenai masalah itu. Inilah kenapa masalah ataupun qadhiyah itu dibilang
memiliki 2 mungkin.
1. Maudhu’ (poin), dalam ilmu nahwu diucap mubtada’, fa’ il ataupun na’
ibul fa’ il ataupun mahkum alaih bila diamati dari bidang cara engambilan
kerputusan
2. Mahmul (sebutan) dalam ilmu nahwu diucap khabar ataupun fi’ il, diucap
Ilustrasi:
Zaid itu berdiri, hingga yang awal ialah Zaid diucap maudhu’, berdiri dikenal
mahmul ialah hukum yang diletakkan pada zaid serta itu diucap rabithah.
8
B. Qodhiyah Syarthiyyah
Ialah qadhiyah yang menerangkan ketergantungannya sesuatu hukum,
senantiasa memutuskan antara juznya. semacam: jika saya memiliki duit, saya
Diamati dari bidang pemakaian“ adat Sur” (tutur yang membuktikan jumlah),
88):
penentuan atas ikatan antara muqaddam serta taliy dalam seluruh suasana serta
dalam seluruh suasana serta situasi. Ilustrasi: bukanlah serupa sekali, bila
9
3. Al-Sur al-Juz’ I fi al-Ijab ialah tutur depan yang membuktikan penentuan
muqaddam serta taliy tanpa memastikan suasana serta situasi. Ilustrasi: sering-
jami’ sebab berdiri serta bersandar tidak dapat dicoba dengan cara
berbarengan. Namun jika sekalian tidak berdiri serta tidak bersandar itu
bisa jadi terjalin, ini yang diartikan ditolak sepinya (bisa tidak terjalin
kedua-duanya).
10
adakalanya tidak karam, ini bisa jadi (sebab bersampan misalnya)
tidak bisa jadi terjalin, kebalikannya beliau tidak mati serta tidak hidup
C. Qodhiyah Hamliyyah
tidak terkait pada sesuatu yang lain (Cholil, 1893: 33). Qadhiyah ini terdapat 2
berbagai:
banyak, Dani itu ahli catat, ditetapkannya hukum (banyak serta ahli catat) atas
Ahmad serta Dani ialah beberapa dari hakekat Ahmad serta Dani. Ataupun
Ahmad serta Dani itu merupakan beberapa saja dari sesuatu tipe (orang).
2 berbagai, ialah:
11
Kulliyah musyawwaroh ataupun mahshurah; ialah qadhiyah yang diawali
dengan“ Soer”, misalnya seluruh anak didik pada tidur, tutur“ seluruh” itu
dikenal“ soer” yang bahasa Arabnya“ Kullu”. Seluruh, tiap, semua merupakan“
soer”. Semacam ilustrasi, tiap orang itu binatang, seluruh anak didik berolah
Kulliyah Muhmalah; ialah qadhiyah yang tidak diawali dengan“ soer”. Andai:
orang itu binatang, anak didik berolah badan, penunggu mes tidur.
Suer yang berbentuk kully serta bab’ i itu bisa diamati dari 4 bagian
sur, terdapat kalanya dengan lafadz kullin ataupun dengan lafadz ba’ dlin
ataupun dengan lafadz laa syai’ in serta lafadz laisa ba’ dlu ataupun sesamanya
Soer itu terdapat kalanya kulli (umum atau totalitas) serta terdapat kalanya bab’
dari orang itu batu. Bab’ i pula dipecah jadi 2 ialah mujibah, ilustrasi: beberapa
dari binatang itu orang serta salibah, ilustrasi: bukanlah beberapa dari binatang
itu orang.
الَّلْفُظالَّد اُلَع َليَك ِمَيِةَم اُوِقَعَع َلْيِهالُح ْك ُمِم ْنَأْفَر اِد الَم ْو ُضْو ِع
12
Adat sur ataupun sur qadhiyah merupakan tutur yang membuktikan enumerasi
(jumlah). Qadhiyah yang memakai adat sur ini diucap masrurat ataupun
1. Al-sur al-Kulli fi al-ijabi, ialah tutur yang membuktikan tetapnya mahmul pada
semua orang maudhu’, ilustrasi tutur: ُك ٌّل,َجِم ْيٌع,َعاَّم ٌة,َك اَّفٌة
2. Al-sur al-Kulli fi al-Ijabi, ialah tutur yang membuktikan tidak tetapnya mahmul
dari orang maudhu’. Semacam tutur اَل َش ْي ٌء, اَل َأَح ٌد
1. tidak satupun).
untuk beberapa orang maudhu’. Semacam tutur: َبْعٌض,َك ِثْيٌر, ُم ْع َظٌم,َقِلْيٌل
13
3. Qadhiyah Hamliyah Kulliyah Masrurah bi al-Sur al-Juz’ I Mujabah. Ilustrasi:
tercantum binatang.
batu.
mahasiswa.
9. Hukum-Hukum Qadhiyyah.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
linguistik serta hukum Islam, bisa disimpulkan kalau Qadhiyah merujuk pada
statment ataupun ketetapan yang bawa mungkin betul ataupun salah. Bagi Kamus
betul ataupun salah, serta bisa muat data yang berguna ataupun relevan. Dalam
ilmu mantiq, Qadhiyah pula mempunyai arti lain, ialah jumlah (mufidah) dalam
ilmu Nahu. Bila susunan perkata digabungkan jadi satu, hingga hendak membuat
perkata yang tertata serta memiliki arti tertentu yang gampang dimengerti.
tidak muncul kuliah" ialah coretan dari Qadhiyah dalam kondisi ini. Rancangan
ketetapan Qhadiyah. Dalam tiap Qadhiyah, ada 2 mungkin, ialah betul ataupun
salah. Misalnya, statment" Tahun depan aku hendak jadi graduan" ataupun"
B. Saran
dalam makalah kami, maka saya mengharapkan kritik dan sarannya sehingga
kritik dan sarannya sehingga makalah ini dapat disempurnakan dengan baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahimi, al, Muhammad Nur, Ilmu alMantiq, Jakarta: Pustaka „Azam, 1961.
16