3. Kalau tugas resep ada hitungan, disuruh ngitung dosis (ada jg yg disuruh ngitung dosis buat bayi)
Berdasarkan peraturan badan pengawas obat dan makanan nomor 10 tahun 2019 tentang pedoman pengelolaan obat-
obat tertentu yang sering disalahgunakan
d. Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan yang selanjutnya disebut dengan Obat-Obat Tertentu adalah obat
yang bekerja di sistem susunan syaraf pusat selain narkotika dan psikotropika, yang pada penggunaan di atas dosis
terapi dapat menyebabkan ketergantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
6. Cara pendirian apotek, mulai dr dapet serkom, SIPA, STRA, SIA (giliran jawabnya)
Berdasarkan KEPMENKES No. 1332 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922 tahun
1993.
7. Strategi apotek bs berkembang
8. Dokumen di apotek ada apa aja
a. Pengarsipan Resep
b. Pengarsipan catatan pengobatan pasien
c. Catatan hasil monitoring penggunaan obat.
d. PIO
e. Dokumentasi konseling
f. Dokumentasi home care
g. Pelaporan Narko, psiko,
h. Administrasi pembukuan yaitu untuk mencatat keluar masuk yang dan bukti pengeluaran dan pemasukan2)
i. Administrasi penjualan
j. Administrasi pembelian (Permenkes 73 th 2016)
14. Aspek apakah yg harus diperhatikan agar apotek perkembangannya eksponensial dan tidak stagnan
a. Permodalan
b. Rencana strategi marketing
c. Tata kelola sdm
d. Analisis keuangan
e. Strategi pengembangan (PPT Pak Albert).
15. Faktor apa yg harus diperhatikan agar SDM solid untuk perkembangan apotek
a. Lakukan fit and proper test
b. Buat mou dengan baik tanpa merugikan
c. Buat tim pansel jika dibutuhkan
d. Untuk menjaga operasional berjalan baik tunjuk leader (apoteker ideal nya)
e. Buat kpi jika memungkinkan
f. Terapkan sop dan teori duplikasi (MLM) (PPT Pak Albert).
19. JKN itu apa? Fungsi dan tujuan serta perannya apotekr di sana apa
Pengertian JKN
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang
diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory)
berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar
oleh Pemerintah.
Jaminan Kesehatan adalah Jamman berupa perlindungan kesehatan agar Peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap
orang yang telah membayar Iuran Jaminan Kesehatan atau Iuran Jaminan Kesehatannya dibayar oleh Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah (peraturan presiden republik indonesia nomor 82 tahun 20 18 tentang jaminan kesehatan).
Tujuan JKN
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk memberikan perlindungan kesehatan dalam bentuk
manfaat pemeliharaan kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap
orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah (Peraturan menteri kesehatan republik
indonesia nomor 28 tahun 2014 tentangpedoman pelaksanaan program jaminan kesehatan nasional).
Peran Farmasis di Era JKN
a. pengadaan obat
b. pemberian informasi obat/konseling
c. promotif dan preventif di prolanis
d. program rujuk balik
21. Instansi yg mau beli ke apotek tapi meminta PBF langsung kirim ke instansi
Apotek panel merupakan suatu pelanggaran apotek dari sektor distribusi obat. Appotek panel bekerjasama dengan pihak
distributor (PBF) untuk mendistribusikan obat-obat keras ke pihak-pihak trtentu berdasarkan pesanan dari paramedis
atau dokter, klinik yang tidak ada apotekernya, peroranganm atau toko obat, dsb.
Bentuk penyimpangan yang umum terjadi:
PBF distributor dan subdistributor bekerjasama dengan apotek panel untuk menyamarkan penyimpangan distribusi obat.
Istilah ini dikenal dengan pemutihan, yaitu apotek menyatakan diri sebagai pembeli dan penerima sejumlah obat tetapi
pada nyatanya obatnya bukan ke apotek.
Letak pelanggaran apotek panel
a. Fungsi resep disalahgunakan menjadi pesanan obat (tidak ada nama pasien, alamat, dosis, aturan pakai, dll
b. Obat disimpan di sarana pelayanan kesehatan yang tidak ada apoteker penanggung jawab sehingga peracikan dan
atau dispensing dilakukan oleh dokter atau perawat atau bidan
c. Fungsi apotek disalahgunakan. Seharusnya apotek merupakan sarana tempat pelayanan kefarmasian yang dilakukan
oleh apoteker, malah berubah fungsi menjadi “miniarut” distributor
22. KIE alkes dan sediana khusus (pas kemarin kenanya insulin, cara penggunaan, penyimpanan setelah dan sebelum dipakai,
perlakuan) (lihat di tugas farmasi praktis topik 8)
3. Pengelolaan manajerial (PMK 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek)
6. Pengadaan brp kali, caranya gmn lihat Bu Siska dan Bu Zora nomor 3
7. Sistem pembayaran ke PBF, bayarnya pas kapan
lihat Pak Putu nomor 15
10. Perbedaan subdis dan dis, knp subdis lebih murah, kalau punya apotek lebih milih subdis atau dis
Subdis mengambil barang dari banyak distributor, sehingga diskon yang didapatkan lebih besar karena mengambil barang
juga dalam jumlah yang banyak. Diskon yang besar kemudian dibagikan untuk apotek-apotek pembeli.
Pemusnahan
a. Penanggung jawab apotek (Apoteker) mengisi berita acara pemusnahan rangkap 3 (tiga) dan tembusannya
disampaikan kepada Direktur Jenderal dan Kepala Badan/Kepala Balai yang berisi:
1) Hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan;
2) Tempat pemusnahan;
3) Nama penanggung jawab apotek;
4) Nama petugas kesehatan yang menjadi saksi
5) Nama dan jumlah narkotika, psikoterapika, dan prekursor farmasi yang dimusnahkan;
6) Cara pemusnahan; dan
7) Tanda tangan apoteker.
b. Menyampaikan surat pemberitahuan dan permohonan saksi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau Balai
Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat
c. Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Dinas Kesehatan Provinsi, Balai Besar/Balai Pengawas
Obat dan Makanan setempat, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan petugas di lingkungannya menjadi
saksi pemusnahan sesuai dengan surat permohonan sebagai saksi.
d. Pemusnahan disaksikan oleh petugas yang telah ditetapkan beserta Apoteker dan TTK di apotek.
e. Narkotika, psikotropika dan prekursor Farmasi dalam bentuk obat jadi harus dilakukan pemastian kebenaran secara
organoleptis oleh saksi sebelum dilakukan pemusnahan
3. Perencanaan seperti apa, buku defekta seperti apa, kenapa pk buku defekta, apa itu buffer stock, pengadaan brp kali,
gmn pengadaannya
Perencanaan
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun rencana kebutuhan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP:
1) Perlu dipastikan kembali komoditas yang akan disusun perencanaannya.
2) Perlu disusun daftar spesifik mengenai sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang akan direncanakan,
termasuk di dalamnya kombinasi antara obat generik dan bermerk.
3) Perencanaan perlu memperhatikan waktu yang dibutuhkan, mengestimasi periode pengadaan, mengestimasi
safety stock dan memperhitungkan leadtime.
b. Pengumpulan data. Data yang dibutuhkan antara lain data penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP
pasien periode sebelumnya (data konsumsi), sisa stok dan data morbiditas.
c. Penetapan jenis dan jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang direncanakan menggunakan metode
perhitungan kebutuhan.
d. Evaluasi Perencanaan.
e. Revisi rencana kebutuhan obat (jika diperlukan).
f. Apotek yang bekerjasama dengan BPJS diwajibkan untuk mengirimkan RKO yang sudah disetujui oleh pimpinan
Apotek melalui aplikasi E-Monev.
Pemilihan metode perhitungan kebutuhan didasarkan pada penggunaan sumber daya dan data yang ada. Metode
tersebut adalah metode konsumsi (didasarkan pada data konsumsi sediaan farmasi), metode morbiditas (perhitungan
kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit) dan metode proxy consumption (menggunakan data kejadian penyakit,
konsumsi obat, permintaan, atau penggunaan, dan/atau pengeluaran obat dari Apotek yang telah memiliki sistem
pengelolaan obat dan mengekstrapolasikan konsumsi atau tingkat kebutuhan berdasarkan cakupan populasi atau tingkat
layanan yang diberikan)
Untuk menjamin ketersediaan obat dan efisiensi anggaran perlu dilakukan analisa saat perencanaan. Evaluasi
perencanaan dilakukan dengan cara analisa ABC (suatu penamaan yang menunjukkan peringkat/rangking dimana urutan
dimulai dengan yang terbaik/terbanyak), analisa VEN (meningkatkan efisiensi penggunaan dana sediaan farmasi yang
terbatas dengan mengelompokkan sediaan farmasi berdasarkan manfaat tiap jenis sediaan farmasi terhadap kesehatan),
dan analisis kombinasi (digunakan untuk menetapkan prioritas untuk pengadaan sediaan farmasi dimana anggaran yang
ada tidak sesuai dengan kebutuhan).
Buffer stock: Buffer stock atau yang biasa disebut juga dengan safety stock (stok pengaman) merupakan persediaan yang
biasanya disiapkan oleh sebuah perusahaan dengan cara melebihkan jumlah stok suatu barang dalam gudang dengan
tujuan untuk mengantisipasi adanya stock out (kekurangan bahan baku atau barang
Bu Tora
1. Pelajari SERKOM, STRA, SIA, SIPA, cara mendapatkan, siapa yg mengeluarkan
Lihat nomor 1
2. Penggolongan obat
OBAT BEBAS
Golongan obat yang penggunaanya tidak membahayakan dan mudah diperoleh di toko obat, apotek, pedagang eceran
yang memiliki izin dan dipimpin oleh Asisten Apoteker. Diberi tanda khusus berupa lingkaran berwarna biru dengan
garis tepi berwarna hitam.
Contoh : panadol, paracetamol, oralit, promag, diatabs
OBAT BEBAS TERBATAS
Obat keras yang dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai dengan tanda peringatan dan diberi
tanda khusus berupa lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : aminofilin, bromhexin, alleron, ibuprofen, Benadryl
OBAT KERAS
Adalah obat yang dapat dibeli dengan resep dokter. Oabt keras memiliki tanda lingkaran berwarna merah dengan sisi
berwarna hitam dan tulisan K.
Contoh : amoxicilin, furosemid.
7. KIE
8. Perencanaan – pengadaan – penerimaan – penyimpanan (termasuk penyimpanan psiko-narko; tempat penyimpanan,
kunci berapa, yang membawa siapa dan penyimpanan termolabil) (PMK No 3 Tahun 2015)
13. Bagaimana cara menghadapi apabila ada rx dekstrometorfan? Sedangkan dekstrometorfan sudah tidak ada lagi
a. Menanyakan terlebih dahulu terkait keluhan pasien
b. Menghbungi dokter bahwa dextro dalam sediaan tunggal sudah tidak ada dan menyarankan obat lain yang memiliki
kandungan dekstro dalam campuran dengan obat lain
Bu Zora
(istri Pak Albert, cmn jaman kita ngga ada, tp be e dijadikan soal Pak Albert xixi)
1. Mendalami sistem pengadaan di KF yang harus ke BM dulu
Kimia Farma milik BUMN dan lokasinya ada pada tiap daerah, misal untuk daerah Setapal Kuda (Jember, Bwi, Situbondo,
Probolinggo) organisasi terpusatnya di Jember (mereka yg mengontrol seluruh outlet se tapal kuda). Pengadaan terpusat
dari Bisnis Menejer (BM), pengadaan berdasar dari pareto tiap apotek. Jadi yang dipesankan biasanya pareto A, pareto
B dan beberapa pareto C. Kimia Farma memiliki sistem namanya post untuk pengontrolan seluruh kegiatan penjualan
dsb di Kimia Farma, data diolah BM dan dipesankan dalam jumlah tertentu sesuai perhitungan yang telah dibuat BM).
Apoteker di apotek memiliki tugas kontrol jumlah sistem dan fisik.
5. Skrining resep
Pengkajian dan pelayanan resep merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi penerimaan, pemeriksaan
ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP, termasuk peracikan obat dan
penyerahan disertai pemberian informasi. Pengkajian dan pelayanan resep dilakukan untuk semua resep yang masuk
tanpa kriteria pasien.
a. Tujuan
Kegiatan pengkajian dan pelayanan resep dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa adanya masalah terkait obat.
Selain itu kegiatan ini dilakukan sebagai upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error).
Pengkajian dan pelayanan resep dilakukan untuk semua resep yang masuk tanpa ada kriteria khusus pasien.
b. Manfaat
Dengan melakukan pengkajian dan pelayanan resep, risiko klinis, finansial, dan legal dapat diminimalisir.
c. Pelaksana
Pengkajian dan pelayanan resep dilakukan oleh apoteker dan dapat dibantu oleh TTK. TTK dapat membantu
pengkajian pelayanan resep dengan kewenangan terbatas dalam persyaratan administrasi dan farmasetik.
d. Alat dan bahan
Menyediakan sarana dan fasilitas untuk kegiatan pengkajian dan pelayanan resep, diantaranya:
1) resep;
2) nomor resep;
3) formulir untuk pengkajian;
4) komputer;
5) kalkulator;
6) alat tulis;
7) software atau buku referensi; dan
8) SPO pengkajian dan pelayanan
e. Kertas Kerja/Formulir
Kertas kerja/formulir berisi informasi tentang persyaratan administrasi, farmasetik dan klinis
1) Persyaratan administrasi meliputi:
a) Nama, alamat, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, berat badan (harus diketahui untuk pasien pediatri,
geriatri, kemoterapi, gangguan ginjal, epilepsi, gangguan hati dan pasien bedah) dan tinggi badan pasien
(harus diketahui untuk pasien pediatri, kemoterapi).
b) Nama, No.SIP/SIPK dokter (khusus resep narkotika), alamat, serta paraf, kewenangan klinis dokter, serta
akses lain.
c) Tanggal resep.
d) Ada tidaknya alergi.
2) Persyaratan farmasetik meliputi:
a) Nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan dan jumlah obat.
b) Stabilitas dan OTT.
c) Aturan dan cara penggunaan.
d) Tidak menuliskan singkatan yang tidak baku. Jika ditemukan singkatan yang tidak baku dan tidak dimengerti,
klarifikasikan dengan dokter penulis resep.
3) Persyaratan klinis meliputi:
a) Ketepatan indikasi, obat, dosis dan waktu/jam penggunaan obat. 2) Duplikasi pengobatan.
b) Alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD).
c) Kontraindikasi.
d) Interaksi obat (Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek).
Pak Putu
1. Dokumen apoteker apa saja
STRA, SIPA, SERKOM
12. Kasus: apakah diperbolehkan rx narkotika dari dokter di Jember ditebus di luar Jember?
Tidak boleh (GAK TAU PMK NYA)
16. Bolehkah obat yang sudah masuk ED di bulan tersebut diberikan kepada pasien?
Tidak boleh, karena efektivitas dan keamanannya sudah tidak terjamin.
19. Jika ED yg diminta di atas 2 th sedangkan di PBF semua di bawah 2 tahun, keputusan apa yg diambil?
Melihat dahulu, obat yang dibutuhkan masuk dalam kategori fast moving atau tidak, kalau memang iya, gpp. Kalau
memang tidak fast moving tapi tetap membutuhkan, order dalam jumlah sedikit. Atau mungkin bisa melakukan
kesepakatan dengan seles, terkait retur barang apabila dalam jangka waktu tertentu sebelum ED masih tersisa sekian
obat
5. Perencanaan di KF
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan
1) Perlu dipastikan kembali komoditas yang akan disusun perencanaannya.
2) Perlu disusun daftar spesifik mengenai sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang akan direncanakan,
termasuk di dalamnya kombinasi antara obat generik dan bermerk.
3) Perencanaan perlu memperhatikan waktu yang dibutuhkan, mengestimasi periode pengadaan, mengestimasi
safety stock dan memperhitungkan leadtime.
b. Pengumpulan data.
Data yang dibutuhkan antara lain data penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP pasien periode
sebelumnya (data konsumsi), sisa stok dan data morbiditas.
c. Penetapan jenis dan jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang direncanakan menggunakan metode
perhitungan kebutuhan.
d. Evaluasi Perencanaan.
e. Revisi rencana kebutuhan obat (jika diperlukan).
f. Apotek yang bekerjasama dengan BPJS diwajibkan untuk mengirimkan RKO yang sudah disetujui oleh pimpinan
Apotek melalui aplikasi E-Monev. Ini jawaban secara umum, lihat Bu Zora nomor 1
6. Apa keuntungan dan kekurangan apotek BUMN
Kelebihan: di kimia farma ada spreading (pemarataan barang), barang yang tidak terlalu laku akan dioper ke outlet lain
yang menjadi pareto A. Selain itu dalam menjaga stock barang ada istilah droping mendroping, kalau ada permintaan
obat yang tidak ada, pasien bisa memesan terlebih dahulu, outlet ybs meminta ke outlet terdekat untuk mengirim saldo
dan mengirim barang. Kemudian diteruskan ke pasien
Kekurangan: spreading membuat apotek rawan terjadi selisih barang
Pak Danang
1. Logo dan contoh dari OB, OBT, OK, nomor izin registrasi
Logo dan contoh lihat Bu Tora nomor 2
Pak Koko
1. Business plan
2. Apa yang harus diperhatikan untuk membuka apotek, dari perizinan sarana prasarana
a. Lokasi: memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kefarmasian
b. Bangunan: bersifat permanen, dapat merupakan bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen,
rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan yang sejenis.
c. Sarana, prasarana, dan peralatan
Sarana : penerimaan resep; pelayanan resep dan peracikan; penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;
konseling; penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan; dan arsip.
Prasarana: instalasi air bersih; instalasi listrik; sistem tata udara; dan sistem proteksi kebakaran.
Peralatan : rak obat, alat peracikan, bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi, komputer, sistem
pencatatan mutasi obat, formulir catatan pengobatan pasien dan peralatan lain sesuai dengan kebutuhan.
d. Ketenagaan
Apoteker pemegang SIA dapat dibantu oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau tenaga
administrasi. Wajib memiliki surat izin praktik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
PMK No 09 Tahn 2017
3. Kalau sudah 5 tahun STRA, serkom, SIPA habis masa berlakunya gmn
Diperbaharui dengan tahapan yang sama seperti membuat
6. Manajerial obat psiko narko, kl pesen psiko narko kmn? Contohnya (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun
2015)
7. KIE insulin
a. Mencuci tangan terlebih dahulu, lalu disiapkan insulin pen, jarum, kapas alkohol dan tempat sampah
b. Sebelum digunakan, periksa tanggal kadaluarsa, warna dan kejernihan insulin
c. Persiapkan insulin pen dan lepaskan penutup insulin pen. Pastikan insulin tidak menggumpal dengan memutar
mutar insulin pen, namun jangan dikocok hingga gumpalan hilang secara perlahan
d. Lepaskan kertas pembungkus dan tutup jarum dengan cara membuka kertas pembungkus dan tutup jarum pen,
kemudian tarik kertas pembungkus pada jarum pen, putar jarum insulin ke insulin pen, lalu lepaskan penutup luar
jarum sehingga jarum tampak
e. Pastikan insulin pen siap digunakan, dengan tidak ada udara di dalam insulin pen dan jarum berfungsi dengan baik
dengan cara memutar tombol pemilih dosis pada ujung pen untuk 1 atau 2 unit, tahan insulin pen dengan jarum
mengarah ke atas, lalu tekan tombol dosis dengan benar sambil mengamati keluarnya sedikit insulin. Ulangi jika
perlu sampai insulin terlihat di ujung jarum, dan tombol pemutar harus kembali ke nol setelah insulin terlihat di
dalam pen
f. Sesuaikan dosis menurut anjuran dokter
g. Pilih lokasi tubuh yang akan disuntik, dengan memastikan posisi nyaman saat menyuntikan insulin pen, penyuntikan
dapat dilakukan pada bagian berlemak seperti perut, lengan, paha atas atau pantat, dan tidak dianjurkan untuk
menyuntik di lokasi yang sama terus menerus, rotasikan posisi (konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu)
h. Suntikkan insulin dengan awali usapkan kapas alkohol pada bagian yang akan disuntik, lalu genggam pen dengan 4
jari, letakkan ibu jari pada tombol dosis, gunakan tangan kiri (bagian tangan lain) untuk mencubit kulit (bagian
lemak) yang akan disuntik menggunakan 2 jari, lalu segera suntikkan jarum secara tegak lurus dengan bagian tubuh
yang akan di suntik. Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis sampai berhenti (klep dosis
kembali nol), kemudian biarkan jarum di tempat suntikan selama 5-10 detik untuk memastikan insulin masuk dan
cegah insulin keluar, lalu lepaskan kulit yang dicubit, dan tarik jarum dari tempat penyuntikan dan usap dengan
kapas alkohol, jangan di gosok atau dipijat
i. Persiapkan insulin pen untuk penggunaan berikutnya, dengan menutup luar jarum dan putar untuk melepaskan
jarum dari pen, dan tempatkan jarum yang telah digunakan pada wadah yang aman (kaleng kosong) untuk
selanjutnya dibuang ke tempat sampah
j. Simpan kembali insulin pen (sesuai petunjuk pada kemasan) untuk digunakan ke pemakaian selanjutnya dan
mencuci tangan setelah selesai menggunakan insulin pen.
Bu Indah Pur
1. Pengertian
Lihat Pak Putu nomor 11
3. Penggolongan obat
Lihat Bu Tora nomor 2
6. Penerimaan narkotika
a. Penerimaan Narkotika harus berdasarkan Faktur pembelian dan/atau Surat Pengiriman Barang yang sah
b. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian hanya dapat melakukan penerimaan Narkotika, Psikotropika dan/atau Prekursor
Farmasi yang ditujukan untuk Fasilitas Pelayanan Kefarmasian tersebut sesuai Surat Pesanan.
c. Penerimaan Narkotika, Psikotropika dan/atau Prekursor Farmasi harus dilakukan oleh Apoteker Penanggung Jawab.
d. Pada saat penerimaan Narkotika, Psikotropika dan/atau Prekursor Farmasi, Fasilitas Pelayanan Kefarmasian harus
melakukan pemeriksaan:
1) kondisi kemasan termasuk segel, label/penandaan dalam keadaan baik;
2) kesesuaian nama, bentuk, kekuatan sediaan Obat, isi kemasan antara arsip Surat Pesanan (SP) dengan obat yang
diterima;
3) kesesuaian antara fisik Narkotika dengan Faktur pembelian/ Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO) dan/atau Surat Pengiriman Barang (SPB) yang meliputi:
a) Kebenaran nama produsen, nama pemasok, nama Narkotika, Psikotropika dan/atau Prekursor Farmasi,
jumlah, bentuk, kekuatan sediaan, dan isi kemasan;
b) Nomor bets dan tanggal kedaluwarsa.
3. Bedanya kewenangan APA dengan PSA? Apakah sudah sesuai dengan peraturan
a. APA melaksanakan dan bertanggung jawab dalam hal pengelolaan dan pelayanan farmasi klinis serta
mengkoordinasi dan mengawasi seluruh kegiatan di apotek
b. PSA memegang kendali manajemen (keuangan) secara umum, membuat perekrutan karyawan baru bersama APA,
membuat regulasi (tata tertib), dan mengatur starategi pemasaran
4. Pengadaan (sp ob, obt, keras, narkopsiko), pengadaan isi sp narkopsiko, pelaporannya gmn (PMK No. 3 Tahun 2015)
5. Perhitungan HJA gimana? Apa aja yg ada di faktur? Fungsi faktur sebagai apa?
HJA lihat Pak Putu nomor 7 faktur file macam faktur halaman 7-12
7. Bagaimana manajerial di KF, adakah yg tidak sesuai peraturam, kl ad yg tdk sesuai bagaiaman pendapatmu
Bu Lidya
1. Dokumen di penerimaan dan pengadaan apa aja
Pengadaan : Surat Pesanan
Penerimaan : buku defekta, faktur, buku rekap piutang/rekap
2. SP rangkap berapa
Lihat nomor 2
3. Ttg faktur
Lihat nomor 10
4. DRP kasus, buku arsip resep, berapa banyak resep yg masuk (ini anak offline)
Pak Har
1. Izin apotek gimana
Lihat Pak Putu nomor 9