PENILAIAN FORMASI

SILABUS

PENDAHULUAN

WIRELINE LOGGING

PENGERTIAN DASAR

OPEN HOLE LOGGING

INTERPRETASI LOG

2
PENDAHULUAN
 PENDAHULUAN
TUJUAN UTAMA DARI PENILAIAN FORMASI ADALAH :
• UNTUK MENDAPATKAN PARAMETER-PARAMETER PETROFISIKA
YANG DIPERLUKAN UNTUK EVALUASI RESERVOIR

• MENGIDENTIFIKASIKAN DAN MENGKUANTIFIKASI SUMBER-

SUMBER HIDROKARBON DIBAWAH PERMUKAAN

• MENGEVALUASI SIFAT-SIFAT FISIK BATUANNYA : POROSITAS,

SATURASI HIDROKARBON, KETEBALAN, AREA DAN
PERMEABILITY, RESERVOIR GEOMETRY, TEMPERATUR DAN
TEKANAN RESERVOIR LITHOLOGI

• DIMANA AKAN MEMBERIKAN PERANAN YANG MENENTUKKAN

DALAM EVALUASI KOMPLESI DAN PRODUKSI RESERVOIR
 PENDAHULUAN
DENGAN DEMIKIAN PENILAIAN FORMASI MEMILIKI PERANAN SENTRAL DALAM
MENDISKRIPSIKAN RESERVOIR (KARAKTERISASI BATUAN RESERVOIR) DIMANA
SAAT INI TUNTUTAN UNTUK MENDAPATKAN GAMBARAN SECARA DETAIL
MENGENAI RESERVOIR SANGAT DIPERLUKAN DALAM PENGEMBANGAN
LAPANGAN LANJUT.

LOG MERUPAKAN MERUPAKAN MUARA DARI PENILAIAN FORMASI DAN

MEMILIKI PERANAN PENTING DARI TAHAP EKSPLORASI LAPANGAN SAMPAI DGN
TAHAP EKSPLOITASINYA DIMANA LOG MEMILIKI DENSITY DATA YANG CUKUP
UNTUK DAPAT MEMBERIKAN GAMBARAN FORMASI SECARA SECARA DETAIL
BAIK PADA ARAH VERTIKAL MAUPUN LATERAL.
 PENDAHULUAN
Diharapkan nantinya mahasiswa mampu untuk menggunakan teknik-
teknik penilaian formasi yang didukung oleh teknologi pengolahan
data yang ada sekarang ini secara optimal dalam :

A. Mendiskripsikan Sifat-sifat dasar dari batuan reservoir

B. Dengan teknologi pengolahan data yang ada, mahasiswa mampu

memanfaatkan secara optimal open hole logging tool dan data-data
yang lainnya untuk mendapatkan informasi element-elemen dasar
reservoir yg menyangkut hidrokarbon volume in place, litologi,
reservoir size, porosity, hidrokarbon type, saturasi hidrokarbon dan
permeability
 PENDAHULUAN

LEVEL PENGENALAN

METODE AKUISISI DATA

Mud Logging Tool dan Metode

Analisa Core Log

Open Hole Logging

Kombinasi Tool

Cased Hole Logging Depth Investigasi

dan Resolusi
Well Testing
Borehole Seismik
Borehole Seismik
 PENDAHULUAN
LEVEL PEMAHAMAN

OPEN HOLE LOGGING CORE & WELL TEST QUICKLOOK

KONSEP EVALUASI HCIP STEP DASAR

Pemahaman Sifat Lithologi Review Log

Petrofisika Batuan Ukuran Reservoir Identifikasi Reservoir Rock
(Porositas, Vclay Penentuan HC Zone
Permeabiltas, Porosity Sifat fisik batuan
Saturasi) Saturasi
Hidrokarbon
Archie’s Permeability
Tipe hidrokarbon
Saturasi Model

Hidrokarbon
Volume in Place
 PENGETAHUAN DAN APLIKASI

LITOLOGI POROSITAS SATURASI HC TIPE HC

Natural Gamma ray SONIC MICRORESISTIVITY DENSITY-NEUTRON

•Konsep dasar •Konsep dasar
•Konsep dasar •Tool •Tool
•Tool •Aplikasi NMR
•Aplikasi
•Aplikasi •Teknik Evaluasi
•Teknik Evaluasi
•Prinsip Dasar
•Teknik Evaluasi •Tool
DENSITY •Aplikasi
•Konsep dasar LATEROLOG •Teknik Evaluasi
Spontaneous Potensial •Tool •Konsep dasar
•Konsep dasar •Aplikasi •Tool
•Tool •Teknik Evaluasi WIRELINE FORMATION
•Aplikasi
•Aplikasi TESTING
•Teknik Evaluasi
•Teknik Evaluasi •Prinsip Dasar
NEUTRON
•Konsep dasar •Tool
INDUCTION •Aplikasi
•Tool
Density-PEF •Konsep dasar •Teknik Evaluasi
•Aplikasi
•Konsep dasar •Teknik Evaluasi •Tool
•Aplikasi
•Tool MHz RESISTIVITY
•Teknik Evaluasi •Prinsip Dasar
•Aplikasi TEKNIK CROSS-PLOT & CORE
•Konsep dasar •Tool
•Teknik Evaluasi
•Tool •Aplikasi
•Aplikasi •Teknik Evaluasi
TEKNIK CROSS-PLOT & CORE •Teknik Evaluasi
•Konsep dasar
•Tool
•Aplikasi
•Teknik Evaluasi
 OBJEKTIF INTEPRETASI LOG

ANALISA QUANTITATIVE
• porosity
• water saturation, fluid type (oil/gas/water)
• lithology
• permeability

HASIL-YANG DIPEROLEH
• hydrocarbons-in-place
• reserves (the recoverable fraction of hydrocarbons-in-place)
• mapping reservoir parameters
 OBJEKTIF INTEPRETASI LOG

TUJUAN LAIN INTEPRETASI LOG

• well-to-well correlation
• facies analysis
• synthetic seismograms
• regional structural and sedimentary history
 LOGGING SUMUR
Yang dimaksud dengan log yaitu perekaman kontinyu sebagai
fungsi kedalaman menyangkut variasi data karakteristik
formasi yang dilewati pemboran.

Dibedakan antara hasil perekaman yang lewat waktu yaitu

bila perekaman dilakukan sesudah pemboran berhenti dan
mata bor sudah dicabut dan perekaman selagi membor
(Measurement While Drilling = MWD) bila perekaman
dilakukan langsung pada saat mata bor menembus formasi.
 SEJARAH LOGGING

Ini mengantar log pertama oleh Marcel dan Conrad

Schlumberger sekitar tahun 1927 yang mengukur tahanan
listrik pada sumur pemboran di Pechelbron, Perancis
sebagai cikal bakal teknik logging yang dikenal berkembang
pesat sampai saat ini. Waktu itu teknik itu diperkenalkan
sebagai “Pengintian Listrik” (electrical coring). Selanjutnya
ini berkembang pesat berkat kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang menunjang pengembangan secara
progresif sehingga bentuk pentrapan yang dikenal dewasa
ini dan senantiasa masih dikembangkan terus menerus.
 SEJARAH LOGGING

Conrad Schlumberger prospects for metal ore deposits in

Normandy, France in the early 1920 using technology later
employed in well logging.
 SEJARAH LOGGING

First Schlumberger Log 1927 Curve Shape Analysis 1950

INFORMASI DASAR YANG PERLU
DIPAHAMI DALAM INTEPRETASI
LOGGING
 Pengukuran Kedalaman

TVD

TVDSS

MD (measured Depth)
 Temperatur Formasi
• Temperatur Formasi (Tf) sangat penting dalam analisa log
karena resistivity Lumpur pemboran (Rm), filtrate lumpur
(Rmf), and air formasi (Rw) Merupakan fungsi dari temperatur.

• Temperatur formasi dapat ditentukan berdasarkan data-data

berikut :
 Kedalaman (Dx)
 Bottom hole temperature (BHT)
 Total depth sumur (DBHT)
 Temperatur permukaan (Ts)

 BHT  Ts 
TxD  Ts    Dx
 DBHT 
Header Log
 BOREHOLE ENVIRONMENT

OBJECTIVE

 Mengenal konsep infasi mud filtrat

 Mengenal terminologi dasar, simbol dan difinisi

 Mengenal efek dari mud filtrat terhadap wire line log

 BOREHOLE ENVIRONMENT
PROSES PEMBORAN :
• Tekanan lumpur sebesar (Pm)
• Tekanan hydrostatic fluida di dalam pori-pori formasi (Pr)
• Beda kedua tekanan tadi dikontrol untuk : Mencegah “Blowout”
• Selama proses pemboran akan terjadi Infasi mud filtrat kedalam zone
permeabel
• Jika tekanan kolom lumpur lebih besar dari tekanan formasi cairan dalam
lumpur akan masuk kedalam formasi
• Masuknya filtrat lumpur akan menyebabkan terbentuknya mud cake pada
dinding lubang bor
• Cairan yang masuk kedalam formasi dinamakan Mud Fitrate

PENGARUH TERHADAP LUBANG BOR :

• Daerah disekitar lubang bor dibedakan menjadi invade zone (flushed zone dan
transition zone) dan uninvaded zone

• Merupakan hal yang mendasar yang perlu diketahui oleh setiap enginer yang
melakukan analisa log
BOREHOLE ENVIRONMENT
 BOREHOLE ENVIRONMENT
Nomenclature:
Borehole:
Rm = Resistivity of mud.
Rmc = Resistivity of mud cake.

Flushed Zone:
Rmf = Resistivity of mud filtrate.
RXO = Resistivity of flushed zone.
SXO = Water Saturation of flushed zone.

Uninvaded or Virgin Zone:

RT = True resistivity of formation.
RW = Resistivity of formation water.
SW = Formation Water Saturation.
RS = Resistivity of adjacent bed or shoulder bed resistivity.
di = Diameter of invasion.
dh = Borehole diameter.
h = Bed thickness.
BOREHOLE ENVIRONMENT
MUD LOGGING
 MUD LOG
MUD LOGGING :

 Mud logging (hydrocarbon mud logging) adalah suatu proses

monitoring secara kontinu sirkulasi lumpur dan cutting pada
operasi pemboran.

 Hasilnya berupa indikasi rock type dan fluid yang dinyatakan

dalam kurva log atau notasi sebagai fungsi dari kedalaman.

 Dilakukan pada sumur wildcat

 Sumur pengembangan biasanya hanya dilakukan wireline logging

 Keuntungan mud logging : memberikan perekaman yang semi

kontinu terhadap rock type, adanya indikasi hidrokarbon dalam
formasi (UKL/DST) dan memprediksikan drilling problem (over
pressure)
FORMATION EVALUATION METODE
(MUD LOG)
FORMATION EVALUATION METODE (MUD LOG)
WIRELINE LOGGING
 OPENHOLE LOGGING

OPENHOLE LOGGING
• Openhole logging merupakan muara/central dari metode
penilaian formasi

• Dari openhole logging dapat diperoleh perekaman yang

kontinu dari porositas, water saturation, rock type terhadap
kedalaman.

• wireline log berupa pengukuran self potential, electrical

resistivity, bulk density, natural and induced radioactivity,
hydrogen content, dan elastic properties.
Open Hole Logging
Open Hole Logging
Depth of Investigation
KONSEP DASAR
Porositas
Porositas
Porositas
Permeabilitas
Saturasi
 PENGARUH CLAY MINERAL
Influence Of Clay-Mineral Distribution
On Effective Porosity

Dispersed Clay fe Clay

Minerals
• Pore-filling
• Pore-lining
• Pore-bridging Detrital Quartz
Grains

ffe
e
Clay Lamination

Structural Clay ffee

(Rock Fragments,
Rip-Up Clasts,
Clay-Replaced Grains)
Resistivity of Solution
 RESISTIVITY OF SOLUTION

• Primarily, conduction is by ions in water

– Na+ and Cl- are very common
– Other monovalent ions K+ and OH-
– Bivalent ions, too: Ca++, Mg++

• Clays can conduct electricity also

Modified from J. Jensen, PETE 321 Lecture Notes

 RESISTIVITY OF SOLUTION

Hubungan antara Konduktivitas dan Konsentrasi (Kegaraman)

 RESISTIVITY OF SOLUTION

• Water resistivity
controlled by
– Ion
concentrations
– Type of ions
– Temperature
• Chart GEN-8 to
convert to NaCl
equiv
• Chart GEN-9 for
temp/resist for NaCl

Penentuan koefisien pengali untuk berbagai ion

yang umumnya ada didalam air formasi
RESISTIVITY OF SOLUTION

Hubungan antara Tahanan ,

Salinitas dan Suhu
 RESISTIVITY OF SOLUTION

A formation-water sample analysis shows 460 ppm Ca, 1400 ppm SO4 and 19,000
ppm Na plus Cl.

Total solids concentration is 460 + 1400 + 19,000 = 20,860 ppm.

Entering the chart below with this total solids concentration, we find 0.81 as the Ca
multiplier and 0.45 as the SO4 multiplier.

Multiplying the concentration by the corresponding multipliers, the equivalent

NaCl
concentration is found as approximately

460 x 0.81 + 1400 x 0.45 + 19.000 x 1 = 20,000 ppm.

Entering the NaCl resistivity-salinity nomograph (Gen-9) with 20,000 ppm and 75°F
(24°C), the resistivity is found to be 0.3 at 75°F.
 PENGUKURAN TEMPERATUR

Hubungan Tahanan Listrik – Suhu

Penghantaran arus listrik suatu elektrolit naik bila suhunya naik. Dengan demkian perlu
diketahui suhunya untuk membuat transformasi menjadi tahanan listrik yang berangkutan.
Kurva Gambar 6 memungkinkan transformasi itu, yaitu jika tahanan listrik suatu larutan
diketahui, untuk suatu suhu, dapat ditentukan tahanannya pada sembarang suhu.
Hubungan pendekatannya dapat dinyatakan dengan formula Arps :

75o F  6.77
RFT F  R 75 F
o o
( )
o
FT F  6.77
RTOF = tahanan larutan pada suhu formasi (dalam oF).
ToF = suhu formasi (dalam oF).
atau :
R 2  R1 ( TT12  66..77
77
) dalam oF

R 2  R1 ( TT12  21.5
21.5
) dalam oC
ANALISA LOG (OPEN HOLE LOG)
 ANALISA LOG (OPEN HOLE LOG)
A. ANALISA KWALITATIF
1. Lithologi
2. Lapisan porous dan permeable
3. Fluid Content

B. ANALISA KUANTITATIF
Menentukan parameter-parameter petrofisika batuan : porositas,
saturasi air (Sw), Saturasi hidrokarbon.
 EVALUASI FORMASI (OPEN HOLE LOG)
LOG PRESENTATION
• Merupakan plot kontinue dari parameter yang diukur terhadap kedalaman

• Hard copy log menggunakan standard API (American Petroleum Institute) log format.

• Seluruh lebar log 8.25 in, terdiri dari 3 track dengan lebar 2.5 in.

• Kolom track 1 dipisahkan dengan kolom track depth 0.75 in dengan track 2
dan 3.

• Track 1 linear, tracks 2 dan 3 linear atau semi log, (4-cycle logarithmic scale)

• Umumnya vertical scale yang digunakan l : 200 and 1 : 500

• Setiap log memiliki header log yang berisi informasi mengenai parameter-parameter
yang digunakan dalam running log program
 EVALUASI FORMASI (OPEN HOLE LOG)
PROSES INTERPRETASI

• Identifikasi interval reservoir yang potensial : bedakan yang non

permeable, Porous non reservoir dan porous reservoir potensial
• Perkirakan ketebalan reservoir yang potensial.
• Tentukan lithology (rock type) pada reservoir yang potensial.
• Hitung porositas (Φ).
• Tentukan resistivity formation water (Rw).
• Hitung water saturation (Sw, Sxo) menggunakan resistivity (Rt,
Rxo).
• Perkirakan in-place and movable hydrocarbon.
Electrical Properties

Archie’s Law
 Rock containing pores saturated
Saturation
with water and hydrocarbons Equation Formation
Non-shaly rock, 100% saturated
Factor
with water having resistivity, Equation
Rw

Rt
Cube of water
f= 20% having resistivity,
Sw = 20% Rw
Ro
f= 20%
Sw = 100%

Rw
f= 100%
Sw = 100%
(1) Rock
Conductivity
Increasing

(2) Gas
Increasing
Resistivity

(3) Oil
(4) Fresh Water
(5) Salt Water
 Archie’s Law
Archie (1942) menyusun persamaan yang
menggambarkan prilaku resistivity reservoir rock
berdasarkan pengukuran core data
dilaboratorium

Persamaan I :
Menentukan resistivity batuan yang keseluruhan
disaturasi oleh air formasi
Didifinisikan Formation Factor (F) sebagai ratio
dari resistivity batuan yang 100 % disaturasi oleh
air asin terhadap resistivity air asin, Rw.

Persamaan II
Archie mengambarkan perubahan resistivity yang
disebabkan oleh saturasi hidrokarbon.
Archie mendifinisikan resistivity index, I sebagai
ratio pengukuran resistivity batuan, Rt terhadap
resistivity batuan yang 100 % disaturasi air
formasi, Ro.
 Archie’s Law
Ro a
F  m when Sw = 100%
Rw f

Rt 1
I  n when f = constant
Ro S w

UNINVADED ZONE FLUSHED/INVADED ZONE

R0 Appears in Both Equations

 Archie’s Equation (Combined)

Empirical constant
(usually near unity) Resistivity of

a Rw formation water,

Sw  n
-m

f
Cementation
Water
saturation,
m exponent
fraction
Saturation
exponent
Rt (usually near 2)

(also usually True formation

near 2) Porosity, resistivity, -m
fraction

BACK TO P.671
From NExT, 1999
Cementation Factor (m)
Saturation Factor (n)
RESPONSE LOG TERHADAP
LITOLOGI DAN KANDUNGAN
FLUIDA
SPONTANEOUS POTENTIAL
 SPONTANEOUS POTENSIAL
PRINSIP DASAR PENGUKURAN SP

• SP log merupakan log elektrik yang mencatat perbedaan potensial

listrik (voltage) pada batuan yang disebabkan oleh interaksi
formation connate water, drilling fluid, dan shale.
• Terdiri dari 2 elektroda : recording elektrode yang ditempatkan
dalam sumur dan ground electrode yang ditempatkan di
permukaan.
• Pengukuran untuk seluruh interval kedalaman dilakukan dengan
mengukur beda potensial listrik antara kedua elektroda tersebut.
• Pengukuran listrik dalam satuan milivolt (mv)
 SPONTANEOUS POTENSIAL

LIQUID JUCTION POTENTIAL (Eij)

• Ion akan cenderung bermigrasi dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke rendah sampai
terjadi kesetimbangan.
• Ion CL- lebih mobil dari Na+ sehingga arus listrik akan mengalir dari konsentrasi
rendah ke tinggi.
• Semakin besar kontras salinitynya maka akan semakin besar potensialnya
 SPONTANEOUS POTENSIAL

- +
+ -
- +
+ -
- +
+ -
+
+ -

LIQUID JUCTION POTENTIAL (Eij) DALAM FORMASI

• Mud Filtrat konsentrasi rendah dan Air formasi konsentrasi tinggi
• Ion CL- lebih mobil dari Na+ sehingga arus listrik akan mengalir dari konsentrasi
rendah ke tinggi.
 SPONTANEOUS POTENSIAL

MEMBERANE POTENTIAL (EM)

• Shale permeable terhadap ion Na+ , tetapi tidak terhadap ion CL-
• Sehingga hanya ion Na+ yang melewati shale dari saline formation water ke mud yang
lebih rendah salinitynya.
 SPONTANEOUS POTENSIAL

SP total adalah (Elektro kimia) Etotal = Elj + Em

Rmf > Rw (salinity mud filtrate lebih rendah darfi connate water) deflesi SP kekiri (SP potential
negative) disebut normal SP
Rmf < Rw (salinity mud lebih tinggi dari formation water) defleksi SP kekanan disebut reverse SP
Rmf = Rw defleksi SP berupa garis lurus .
 SPONTANEOUS POTENSIAL
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFLEKSI KURVA SP

• Tebal Lapisan
• Resistivity batuan
• Perbedaan resistivity air formasi (Rw) dengan filtral lumpur (Rmf)
• Kedalaman infasi filtrat lumpur
• Volume clay (Vclay)

LIMITASI

• Tidak bisa digunakan jika lumpur yang digunakan Oil base mud

KOREKSI SP

• Koreksi terhadap ketebalan lapisan : ketebalan lapisan <10 feet perlu dilakukan koreksi
• General rule : Selalu dilakukan koreksi kurva SP terhadap ketebalan
• Efek borehole diameter dan invasi pada log SP sangat rendah sehingga dapat diabaikan
SPONTANEOUS POTENSIAL
SPONTANEOUS POTENSIAL
SPONTANEOUS POTENSIAL
 SPONTANEOUS POTENSIAL

KEGUNAAN

• Mendeteksi dan menentukan lapisan yang porous dan permeabel

• Menentukan batas-batas lapisan
• Identifikasi litologi
• Menghitung resistivity air formasi (RW)
• Menghitung volume shale/clay
SPONTANEOUS POTENSIAL
 SPONTANEOUS POTENSIAL

Volume Clay
 SPONTANEOUS POTENSIAL
MENGHITUNG RW DARI SP :

• Siapkan data Rmf @ T dari header log

• Hitung temperatur formasi
• Hitung harga Rmf pada temperatur formasi
• Hitung harga Rmfe (chart)
• Tentukan clean sand water bearing zone
• Tentukan shale base line
• Baca harga defleksi kurva SP
• Koreksi harga SP
• Hitung harga Rwe
• Hitung harga Rw (chart)

( TT12  66..77
R 2  R1 ) dalam oF  BHT  Ts 
77 TxD  Ts    Dx
( TT12  21
R 2  R1
.5
21.5
) dalam oC  DBHT 
 SPONTANEOUS POTENSIAL
Jika Rmf tidak ada pada header log dapat didekati sbb :

Fresh Water Mud

• Rmf = (Rm)1.065 x 10((9 - W)/13)
• Rmc = (Rm)0.88 x 10((W - 10.4)/7.6)
W = mud weight, lb/gallon.

NaCl mud :
• Rmf = 0.75 Rm
• Rmc = 1.5 Rm

Persamaan SP dapat dituliskan

SP = -K log (Rmfe/Rwe)

• K = 60 + (0.133 x ToF
• K = 65 + (0.24 x ToC)
SPONTANEOUS POTENSIAL
SP-2
SPONTANEOUS POTENSIAL
SP-2
SPONTANEOUS POTENSIAL

BACK TO
P 673
GAMMA RAY LOG
 GAMMA RAY LOG
PRINSIP DASAR PENGUKURAN
• Gamma Ray log mengukur sifat radioatif alamiah yang dikandung batuan
• Tiga unsur utama radioaktif batuan adalah : Uranium, Thorium dan potassium
• Banyak dijumpai pada shale

JENIS DETECTOR SINAR GAMMA

• Ionization Chamber
• Geiger-Muller Counter
• Scintillation Counter

GR UNIT
• GR log dicatat dalam API unit
GAMMA RAY LOG
GAMMA RAY LOG
GAMMA RAY LOG
GAMMA RAY LOG
 GAMMA RAY LOG
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUKURAN
• Jenis detektor
• Radioaktifitas butir batuan
• Tebal formasi
• Berat jenis formasi
• Kondisi lubang bor
GAMMA RAY LOG
 GAMMA RAY LOG

KEGUNAAN GAMMA RAY

• Membedakan lapisan porous dan non porous
• Korelasi struktur dan stratigrafi (Geologi)
• Ketebalan lapisan dan batas lapisan
• Estimasi shale content (Vshale)
• Mineral analisis
• Perforating depth control dan tracing radioaktif
fluid movement
GAMMA RAY LOG
GAMMA RAY LOG
GAMMA RAY LOG
CALIPER LOG
CALIPER LOG
CALIPER LOG
 RESISTIVITY LOG
PENDAHULUAN
RESISTIVITY TOOL ADALAH ALAT LOGGING YANG MENGUKUR RESISTIVITY BATUAN

BEBERAPA RESITIVITY LOG YANG DIUKUR ADALAH CONDUCTIVITY (INDUCTION LOG)

TUJUAN PENGUKURAN
1. MENENTUKAN RESITIVITY BATUAN DI DAERAH UNIVADED ZONE (Rt)
2. MENENTUKAN RESITIVITY BATUAN DI DAERAH TRANSITION ZONE
(Ri)
3. MENENTUKAN RESITIVITY BATUAN DI DAERAH INVADED ZONE (Rxo)
 RESISTIVITY LOG

RESISTIVITY BATUAN DIPENGARUHI OLEH

- JENIS BATUAN
- POROSITAS
- JENIS FLUIDA

BERDASARKAN JANGKAUAN PENGAMATANNYA :

A. SHALLOW INVENTIGATION  FLUSHED ZONE
B. MEDIUM INVESTIGATION  TRANSITION ZONE
C. DEEP INVENTIGATION  UNINVADED ZONE
 RESISTIVITY LOG

JENIS RESISTIVITY LOG

1. ELECTRIC LOG (ES)
2. INDUCTION LOG (IES)
3. LATERALOG (LL)
4. MICRORESISTIVITY LOG
- MICROLOG (ML)
- MICROLATERALOG (MLL)
- MICROSPHERICALLY FOCOSED LOG (MSFL)
- PROXIMITY LOG (PML)
5. DIELECTRIC LOG (Electromagnetic propagation logging ; didesain
untuk mengukur dielektrik konstan dan conductivity formasi 
menentukan formation fluid saturation)
RESISTIVITY LOG
 RESISTIVITY LOG ; CONVENTIONAL ELECTRIC LOG
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGUKURAN/KELEMAHAN ELEKTRIK LOG
1. SALINITY LUMPUR
Arus yang terukur tidak langsung dari formasi tetapi dari lumpur
sehingga salinity lumpur sangat mempengaruhi hasil pengukuran
resistivity. Contoh lumpur air asin.
2. PERBEDAAN RESISTIVITY FORMASI DAN LUMPUR
Sangat mempengaruhi jangkauan pengamatan / depth of
investigation.
2. KETEBALAN LAPISAN DAN SHOULDER BED
Pada lapisan yang tipis, distribusi arus cenderung tidak berbentuk
spherical yang disebabkan oleh shoulder bed yang memiliki
resistivity relative rendah bila dibandingkan dengan lapisan
porous.
 RESISTIVITY LOG ; CONVENTIONAL ELECTRIC LOG
BASIC LOGGING SYSTEM TERDIRI DARI 2 CURRENT ELEKTRODA A DAN
B DAN 2 VOLTAGE MEASURING ELEKTRODA M DAN N

DAPAT DISUSUN DENGAN KONFIGURASI YANG BERBEDA SESUAI

DENGAN KEBUTUHAN

DIBEDAKAN 2 :
A. NORMAL DEVICE (SN)
B. LATERAL DEVICE (LN)
 RESISTIVITY LOG ; CONVENTIONAL ELECTRIC LOG
NORMAL DEVICE
ARUS LISTRIK YANG KONSTAN DIALIRKAN LEWAT KEDUA ELEKTRODA A DAN B DAN
PENURUNAN TEGANGAN LISTRIK YANG TERJADI ANTARA ELEKTRODA M DAN N DIUKUR
JARAK AM DISEBUT DENGAN SPACING
DIBEDAKAN MENJADI 2 :
- 16 INCH SHORT-NORMAL DEVICE
MEMILIKI JARAK ELEKTRODA A – M 16
INCH (R16)
- 64 INCH SHORT-NORMAL DEVICE
MEMILIKI JARAK ELEKTRODA A – M 64
INCH (R64)

JANGKAUAN PENGAMATAN 1X SAMPAI

DENGAN 2X JARAK AM
 RESISTIVITY LOG ; CONVENTIONAL ELECTRIC LOG
LATERAL DEVICE
ARUS LISTRIK YANG KONSTAN DIALIRKAN LEWAT KEDUA ELEKTRODA A DAN B DAN
PENURUNAN TEGANGAN LISTRIK YANG TERJADI ANTARA ELEKTRODA M DAN N
DIUKUR
JARAK AO = 18’ 8” (R18’ 8”)

JANGKAUAN PENGAMATAN 1X JARAK

AO

O ADALAH TITIK TENGAH ELEKTRODA

M-N
 RESISTIVITY LOG ; INDUCTION LOG
LATAR BELAKANG
KONVENSIONAL ELECTRIC LOG TERGANTUNG KEPADA ADANYA MEDIA
LUMPUR YANG KONDUKTIF YANG BERFUNGSI SEBAGAI MEDIA UNTUK
MENGALIRKAN ARUS LISTRIK KEDALAM FORMASI

INDUCTION LOG DIGUNAKAN UNTUK MENGGANTIKAN ELEKTRIK LOG

DIMANA MEDIA LOGGING/LUMPUR PEMBORAN ADALAH
NONCONDUCTIVE MUD SEPERTI OIL BASE MUD, AIR, DAN GAS.

INDUCTION LOGGING TIDAK TERGANTUNG KEPADA KONTAK FISIK

ANTARA DINDING LUBANG SUMUR DGN LOGGING TOOL.
 RESISTIVITY LOG ; INDUCTION LOG
PRINSIP KERJA
JIKA SUATU KUMPARAN DIALIRI DGN ARUS LISTRIK YANG SELANJUTNYA AKAN
MENGHASILKAN MEDAN MAGNIT.

JIKA TERDAPAT 2 KUMPARAN MEDAN MAGNET TERSEBUT AKAN MENGINDUKSI

KUMPARAN LAIN SEHINGGA MENGHASILKAN ARUS LISTRIK (ARUS
INDUKSI/SEKUNDER)

INDUCTION LOGGING BERFUNGSI SEPERTI TRANSFORMER

TRANMISTER COIL DIALIRKAN ARUS LISTRIK SEHINGGA AKAN MENGHASILKAN ARUS

INDUKSI (ARUS SKUNDER) PADA FORMASI YANG SEBANDING DENGAN
CONDUCTIVITY FORMASI.

CONDUCTIVITY FORMASI YANG TINGGI BERARTI RESISTIVITY YANG RENDAH

SEHINGGA AKAN TERJADI ARUS LISTRIK YANG BESAR YANG SELANJUTNYA AKAN
MENGHASILKAN ARUS INDUKSI PADA RECIVER YANG INTENSITYNYA SEBANDING
DENGAN ARUS LISTRIK PADA FORMASI DAN CONDUCTIVITY.
RESISTIVITY LOG ; INDUCTION LOG
 RESISTIVITY LOG ; INDUCTION LOG
LIMITASI INDUCTION LOG
DIGUNAKAN JIKA LUMPUR PEMBORAN YANG DIGUNAKAN FRESH WATER / OIL-BASE MUD.

DIGUNAKAN JIKA SUMUR YANG AKAN DILOG ADALAH AIR DRILLED HOLE

PERBANDINGAN RMF/RW LEBIH BESAR DARI 3

MEMBERIKAN HASIL YANG BAGUS JIKA HARGA CONDUCTIVITY LEBIH BESAR DARI 20 mmho/m
(HARGA RESISTIVITY KURANG DARI 50 ohm-m).

DAPAT DIGUNAKAN UNTUK RANGE CONDUCTIVITY YANG RENDAH (< 5MMHO/M)

MEMBERIKAN HASIL YANG AKURAT BILA KETEBALAN LAPISAN MINIMAL 4 FT (1.3 METER)

MEMBERIKAN HASIL PENGUKURAN YANG KURANG AKURAT JIKA LUMPUR TERLALU SALIN
DAN FORMASI DENGAN RESISTIVITY YANG SANGAT TINGGI (TIGHT )
 RESISTIVITY LOG ; INDUCTION LOG
JENIS ALAT

KOMBINASI INDUCTION TOOL

• 6 FF 40 + 16” N + SP
• 6 FF 28 + 16” N + SP
• DIL  ILD + ILM + LL 8 + SP
• ISF/SONIC  6 FF40 / ILD + SFL + SP /GR + BHC SONIC
 RESISTIVITY LOG ; INDUCTION LOG

KOREKSI YANG DIPERLUKAN

PENGARUH LUBANG SUMUR (BOREHOLE EFFEK)

PENGARUH KETEBALAN FORMASI (BED THICKNESS EFFECTS)

RESISTIVITY LOG ; LATEROLOG
PRINSIP DASAR
ARUS LISTRIK DENGAN KUAT ARUS
TERTENTU DIPANCARKAN DARI
“TRANSMITTER ELECTRODE” A0

ARUS LISTRIK ELEKTRODE A1 DAN A2

DIATUR SEHINGGA POTENSIAL LISTRIK
DI M1=M1’ DAN M2=M2’, SEHINGGA
ARUS LISTRIK DAPAT DIFOKUSKAN/
DIPAKSAKAN UNTUK MENGALIR
MASUK KEDALAM LAPISAN/ BATUAN

PADA ELEKTRODE M1 DAN M2 AKAN

TIMBUL POTENSIAL LISTRIK TERTENTU
YANG SEBANDING DENGAN RESISTIVY
BATUAN

BERBEDA DGN CONVENTIONAL

ELECTRIC LOG ARUS LISTRIK TIDAK
FOKUS
 RESISTIVITY LOG ; LATEROLOG
KAPAN LATEROLOG DIGUNAKAN
LUMPUR YANG DIGUNAKAN SEAWATER ATAU BRINE MUD
Rmf/Rw < 3
HOLE SIZE < 16 IN

Figure 1.
 RESISTIVITY LOG ; LATEROLOG
JENIS ALAT LATEROLOG
MENGUKUR Rt :
LL7 (LATEROLOG 7)
LL3 (LATEROLOG 3)
LLD (DEEP LATEROLOG)

MENGUKUR RI : LLS (SHALLOW LATEROLOG)

MENGUKUR RX0 : - LL8 (LATEROLOG 8)

- MSF (MICRO SPHERICALLY FOCUSED LOG)
- MLL (MICRO LATEROLOG)
 RESISTIVITY LOG ; LATEROLOG

JENIS LEBAR PANCARAN ARUS JANGKAUAN

ALAT LISTRIK (BEAM WIDTH) PENGAMATAN

LL7 32 INCHIS 10 FT
LL3 12 INCHIS 15 FT
LLD 24 INCHIS >15 FT
LLS 24 INCHIS 5 FT
LL8 14 INCHIS < 3 FT
SFL --------------- ---
 RESISTIVITY LOG ; LATEROLOG
KELEBIHAN
BILA DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL ELECTRIC LOG DAN INDUCTION LOG, MAKA
LATEROLOG LEBIH UNGGUL UNTUK BEBERAPA KONDISI, ANTARA LAIN :

RESISTIVITY LUMPUR (Rm) JAUH LEBIH RENDAH DARI RESISTIVITY BATUAN YANG DIUKUR (Rt)
MISALNYA :
APABILA LUMPUR ADALAH LUMPUR DASAR AIR ASIN (SALT WATER BASE MUD)
RESISTIVITY BATUAN Rt > 100 ohm – M

RESISTIVITY BATUAN YANG DIUKUR (Rt) JAUH LEBIH TINGGI DARI RESISTIVITY BATUAN SEBELAH
MENYEBELAHNYA (Rs)
MISALNYA :
BATUAN RESISTIVE BERADA DIANTARA LAPISAN BATUAN SHALE.

RESISTIVITY BATUAN YANG DIUKUR (Rt) JAUH LEBIH RENDAH DARI RESISTIVITY BATUAN SEBELAH
MENYEBELAHNYA.
MISALNYA :
BATUAN POROUS DIAPIT OLEH LAPISAN BATUAN RESISTIVE.
 RESISTIVITY LOG ; LATEROLOG
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONDISI LUBANG BOR :
DIAMETER LUBANG
KEDUDUKAN ALAT
STAND OFF
RESISTIVITY LUMPUR (Rm)

KETEBALAN LAPISAN YANG DIUKUR (BED THICKNESS) DAN RESISTIVITY LAPISAN SEBELAH-
MENYEBELAHNYA (ADJACENT BED).
JIKA LAPISANNYA SANGAT RESISTIVE (RESISTIVITY TINGGI) DAN TIPIS (TEBAL LAPISAN = h
LEBIH KECIL DARI BEAM WIDTH) MAKA RESISTIVITY HASIL PENGUKURAN MERUPAKAN
FUNGSI h, Rs DAN Rt.

BILA h SEMAKIN KECIL MAKA RESISTIVITY HASIL PENGUKURAN AKAN JAUH LEBIH KECIL
LAGI DARI Rt.

JIKA LAPISANNYA SANGAT CONDUCTIVE (RESISTIVITY RENDAH) DAN TIPIS (h LEBIH KECIL
DARI BEAM WIDTH) MAKA RESISTIVITY HASIL PENGUKURAN MERUPAKAN FUNGSI h, Rs
DAN Rt.

BILA Rt JAUH LEBIH KECIL DARI Rs MAKA RESISTIVITY HASIL PENGUKURAN AKAN JAUH
LEBIH BESAR DARI Rt.
 RESISTIVITY LOG ; LATEROLOG
JENIS KOMBINASI PENGUKURAN DENGAN ALAT LATEROLOG

LL 7 + SP ATAU GR.
LL 3 + SP
LL 3 + SP (ATAU GR) + NEUTRON
KOMBINASI DIL YAITU (LL 8 + IDL + ILM + SP)
LL D + LL S + SFL + GR (ATAU SP)
LL D + LL S + GR (ATAU SP)
IL D + SFL + SP (ATAU GR) + BHC SONIC
 RESISTIVITY LOG ; LATEROLOG

Figure 5.

PADA KONDISI NORMAL RADIAL PROFILE RESISTIVITY

Rt > Rxo > Rm
RESISTIVITY LOG ; IDEALIZED LOG RESPON
 RESISTIVITY LOG ; MICRORESISTIVITY
MERUPAKAN ALAT PENGUKUR RESISTIVITY DENGAN JANGKAUAN PENGAMATAN DEKAT
(SHALLOW INVESTIGATION RESISTIVITY TOOL)

DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN :

FLUSHED ZONE SATURATION, RXO
RESIDUAL OIL SATURATION
HIDROKARBON MOVABILITY
HIDROKARBON DENSITY
DIAMETER INVASI, di
KOREKSI INVASI DEEP RESISTIVITY
KUALITATIF INDIKASI PERMEBILITY

DIBEDAKAN MENJADI 2 GRUP UTAMA (TUGAS)

MANDREL TOOL (ELEKTRODE DITEMPATKAN DALAM SILINDER MANDREL)
16 in, SHORT NORMAL
LL8, LATEROLOG 8
SFL, SPHERICAL FOCUSED LOG

PAD CONTACT TOOL (TOOL DILEKATKAN PADA INSULATING PAD YANG DITEMPELKAN PADA
DINDING LUBANG BOR)
MICROLOG (ML) MICRO-CYLINDRICALLY FOCUSED LOG (MCFL)
MICROLATEROLOG (MLL)
PROXIMITY (PL/PML)
MICROSPHERICALLY FOCUSED LOG (MSFL)
RESISTIVITY LOG ; MICRORESISTIVITY
POROSITY TOOL
 BASIC KONSEP POROSITAS

Figure 1.
NEUTRON LOG
 NEUTRON LOG
NEUTRON INTERACTION
Neutron merupakan partikel utama yang menyusun
nucleus semua atoms kecuali atom hydrogen (hanya
terdiri dari proton).

Neutrons masa yang relatif sama dengan proton tetapi

tidak memiliki electrical charge (muatan listrik).

Karena sifatnya yang netral menyebabkan partikel neutron

dapat menembus material seperti dinding batu,
lempengan besi atau kedalam formasi dengan mudah
sehingga idial untuk aplikasi logging
 NEUTRON LOG
NEUTRON INTERACTION

2 interaksi penting antara neutron dgn nucleus :

- Neutron absorption : terjadi ketika partikel neutron bertabrakan dgn nucleus dan
terabsorpsi. Terdapat 2 macam Interaksi yaitu thermal dan fast.

- Neutron scattering : terjadi ketika neutron berinteraksi dgn nucleus tetapi kedua
partikel muncul/terbentuk lagi setelah interaksi.
• Dalam elastic scattering Total kinematik energi yang terbentuk akibat tumbukan
2 partikel tersebut terawetkan dan terdistribusi.
• Dalam inelastic scattering sebagian dari energi kinetik dari neutron ditranfer ke
nucleus sebagai excitation energy
 NEUTRON LOG

Energi yang hilang pada setiap tumbukan tergantung pada massa neutron dan masa
element atau partikel yang tertumbuk.

Kehilangan energi terbesar terjadi ketika partikel neutron bertumbukan dengan

element formasi atau atom hidrogen yang memiliki masa yang relatif sama dengan
neutron
 NEUTRON LOG

Neutron Log merespon kandungan hydrogen dalam

formasi

Jumlah atom hidrogen per unit volume dalam formasi

dikenal sebagai Hydrogen Index (HI)

Atom hydrogen terutama terdapat pada fluida yang

mengisi ruang pori

Porositas formasi dapat ditentukan dgn mengukur

besarnya HI

HI untuk fresh water = 1

Gas memiliki harga HI per unit volum yang sangat

rendah bila dibandingkan dengan oil dan water.

Catatan : partikel neutron dipengaruhi oleh adanya atom hidrogen yang ada dalam
formasi dan fluida formasi meskipun atom hidrogen terbesar terdapat pada fluida.
NEUTRON LOG
DENSITY LOG
 DENSITY LOG

DENSITY MERUPAKAN SALAH SATU DATA YANG PENTING DALAM

EVALUASI FORMASI

DENSITY MERUPAKAN INDIKATOR UTAMA POROSITAS

KOMBINASI DGN TOOL LAIN DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI INDIKATOR

LITOLOGI DAN TIPE KANDUNGAN FLUIDA

DENSITY LOG ; GAMMA RAY INTERACTION
 DENSITY LOG ; GAMMA RAY INTERACTION
Gamma ray berinteraksi dengan materi
melalui 3 makanisme :

1. Compton scattering: Gamma ray

bertumbukan dengan dgn elektron dari
beberapa inti atom (nucleus) yang
beredar pada garis orbitnya. Akibat
tumbukan tsb elektron akan keluar dari
garis orbitny dan gamma ray akan
kehilangan energi

2. Photoelectric effect: gamma ray yg

bertumbukan dgn elektron akan
kehilangan energi dan elektron akan
terlepas dari inti atom.

3. Pair production: gamma rays berinteraksi dengan atom untuk menghasilkan elektron dan
positron yg selanjutnya kombinasinya akan menghasilkan 0.511 MeV gamm ray yang
menyimpang/memisah pada arah yg berlawanan.

Untuk menentukan/identifikasi lithologi mekanisme interaksi compton scattering yang

digunakan
 DENSITY LOG ; PRINCIPLE
PRINSIP DASAR PENGUKURAN

Gamma Ray secara kontinu dipancarkan dari source tool melewati mud cake dan
masuk kedalam formasi

Dalam formasi gamma ray akan mengalami kehilangan energy sampai secara
keseluruhan terabsobsi oleh matrik batuan atau sebagian kembali ke salah satu
gamma ray detektor.

Formasi dengan density yg besar akan cenderung mengabsorp gamma ray sedangkan
formasi dgn density yg rendah akan lebih sedikit mengabsorp gamma ray.

High count rate pada detektor mengindikasikan low density formasi dan sebaliknya

Contoh : pada formasi anhydrite yg tebal detector count rate akan sangat rendah
sedangkan pada lubang sumur dgn zone washed out dan low density count rate
detector extremly high
DENSITY LOG

Tool dgn chemical gamma ray source

(662KeV) dan gmma ray detektor yg
ditempatkan di depan formasi
Gamma ray dipancarkan dari source
kedalam formasi dan gamma ray
scatter yg balik diukur uleh detektor
DENSITY LOG

Hubungan antara ρe, ρb dan ρa untuk

element-element yg umum dan formasi
DENSITY LOG ; APLIKASI
DENSITY LOG ; TEKNIK INTERPRETASI
DENSITY LOG
 DENSITY LOG ; LIMITASI
LIMITASI

EFFEK LITOLOGI
• Density matrik (ρma) harus diketahui untuk menghitung porositas
(dapat diperoleh dari data core)
• Volume shale (Vsh) dan ρsh juga harus diketahui untuk menghitung
porositas dgn akurat

EFFEK FLUID TYPE

• Residual oil dan gas menyebabkan pengkuran ρb lebih rendah dan
porositas yg terbaca menjadi lebih tinggi yg disebabkan oleh
rendahnya density oil dan gas dibandingkan dgn water
 DENSITY LOG ; LIMITASI

Hole rugosity menyebabkan detektor tidak menempel pada dinding lubang bor .
Effek hole rugosity dapat di ketahui dari kurva DRHO dan caliper
 SONIC LOG

Akutik tool mengukur kecepatan gelombang elastic dalam

subsurface formasi

Hasil pengukuran digunakan untuk menghitung, mengukur

dan mendeteksi/estimasi porositas, litologi , integrated
travel time, true time scale, fracture, syntetic syeismogram
semen bonding dan formation over pressure
 SONIC LOG

Akustik wave adalah pressure wave yang menyebar melalui batuan dalam bumi
dimana cara penyebaran dan velocitynya tergantung pada karakteristik dan geometri
formasi.

Acoustic wave bergerak dalam medium dalam bentuk wave front

SONIC LOG

Wave front diklasifikasikan berdasarkan

pergerakannya yg berhubungan dengan
pergerakan partikel

Type Wave front :

Compressional wave front (P Wave)

bergerak searah dgn partikel
displacement

Shear wavefront (S wave) bergerak

pada arah perpendicular terhadap
partikel dispacement

Shear wave dapat berada pada medium

Solid dan high Viscous fluid

Shear wave lebih rendah kecepatannya

dibanding dgn compressional
wavefront kadang hanya setengahnya
 SONIC LOG

Ilustrasi perambatan gelombang P pada media berpori (Shearer, P. M.

(2009): Introduction to Seismology)

Ilustrasi perambatan gelombang S pada media berpori (Shearer, P. M. (2009):

Introduction to Seismology)
SONIC LOG
 SONIC LOG
APLIKASI SONIC LOG
 SONIC LOG
PENENTUAN POROSITAS
Sonic tool hanya mengukur porositas primer

Porositas sekunder Vug atau fracture tidak terdeteksi oleh sonic

Willy membuat hubungan antara porositas dan interval transit time untuk clean consolidated
formasi dgn pori yang kecil dan uniform/seragam
SONIC LOG
 SONIC LOG

Persamaan Wyllie memberikan hasil perhitungan yg terlalu tinggi untuk

unconsolidated dan under-compacted sand pada formasi yg secara geology relatif
muda

Adjacent shale mungkin memiliki slownnes > 100 μs/ft

 SONIC LOG

Persamaan Wylli dimana pada porositas yg tinggi meskipun sudah digunakan faktor
kompaksi ternyata masih memberikan permasalahan

Persamaan Raymer-Hunt disusun untuk mengoreksi kekurangan tersebut

SONIC LOG
QUICKLOOK EVALUATION
WORK FLOW
WORK FLOW
LOG PRESENTATION
•
TYPE LOG
Merupakan plot kontinue dari parameter yang diukur terhadap kedalaman

• Hard copy log menggunakan standard API (American Petroleum Institute) log format.

• Seluruh lebar log 8.25 in, terdiri dari 3 track dengan lebar 2.5 in.

• Kolom track 1 dipisahkan dengan kolom track depth 0.75 in dengan track 2
dan 3.

• Track 1 linear, tracks 2 dan 3 linear atau semi log, (4-cycle logarithmic scale)

• Umumnya vertical scale yang digunakan l : 200 and 1 : 500

• Setiap log memiliki header log yang berisi informasi mengenai parameter-parameter yang
digunakan dalam running log program
 REVIEW LOG
•Review Kualitas log : chek header, depth, skala,
kalibarsi

•Evaluasi mud log terutama pada interval batuan

reservoir, hydrocarbon show, mud gain

•Evaluasi data log sumur-sumur sekitarnya untuk

mengidentifikasikan adanya anomali data
•
PROSES INTERPRETASI
Identifikasi interval reservoir yang potensial : bedakan reservoir
yang non permeable, Porous non reservoir dan porous reservoir
potensial
• Perkirakan ketebalan reservoir yang potensial.
• Tentukan lithology (rock type) pada reservoir yang potensial.
• Hitung Vclay.
• Hitung porositas (Φ).
• Tentukan resistivity formation water (Rw).
• Hitung water saturation (Sw, Sxo) menggunakan resistivity (Rt, Rxo).
• Perkirakan in-place and movable hydrocarbon.
IDENTIFIKASI BATUAN RESERVOIR
IDENTIFIKASI BATUAN RESERVOIR
IDENTIFIKASI BATUAN RESERVOIR
IDENTIFIKASI BATUAN RESERVOIR
IDENTIFIKASI BATUAN RESERVOIR
IDENTIFIKASI ZONE HIDROKARBON
 IDENTIFIKASI ZONE HIDROKARBON

PERSAMAAN ARCHIE’S :
• Rt meningkat jika air diganti dgn minyak pada porositas dan litologi yg sama
• Prinsip dasar tsb digunakan untuk membedakan oil dan water zone dalam
reservoir / interval reservoi

Pada kondisi litologi dan Sw konstan :

• Rt akan meningkat jika porositas turun (density naik)
• Rt akan turun jika porositas naik (density turun)
IDENTIFIKASI ZONE HIDROKARBON
INDIKASI WATER BEARING ZONE :

• Resistivity yg rendah
• RHOB & NPHI berimpit atau dgn
separasi yg kecil

HYDROKARBON BEARING ZONE

• Harga resistivity yg cukup tinggi
kecuali pada kasus low
resistivity
• Ditunjukkan dgn adanya anti-
correlation antara dgn density
dan resistivity log
• Adanya separasi antara density
– neutron yg cukup besar.
IDENTIFIKASI ZONE HIDROKARBON
MEMBEDAKAN ZONE GAS, OIL DAN WATER
MEMBEDAKAN GAS, OIL & WATER
MEMBEDAKAN GAS, MINYAK
DAN AIR
Gas yg ada dalam formasi
menyebabkan apparent porosity
dari density log naik/meningkat
dan porositas dari neutron log
turun, sehingga akan
menyebabkan separasi yg besar
antara density-neutron log.

Adanya minyak dalam formasi

juga menyebabkan terjadinya
separasi antara density-neutron
log meskipun tdk besar

Air dalam formasi menyebabkan

separasi density-neutron log
sangat kecil/berimpit.

Pada zone shale separasi negatif

MEMBEDAKAN GAS, OIL & WATER
Setelah hidrokarbon
bearing zone dalam
reservoir
diidentifikasikan,
selanjutnya perlu
dibedakan antara
zone gas, minyak dan
air

Zone dgn separasi

density-neutron log
yg tinggi
mengindikasikan zone
gas

Separasi yg lebih
kecil/rendah
mengindikasikan zone
minyak
PENENTUAN POROSITAS
 POROSITAS

METODE PERHITUNGAN POROSITAS :

• Density log
• Neutron Log
• Density-Neutron Log ; Memberikan pendekatan yg lebih bagus
POROSITAS
PENENTUAN RW
 RESISTIVITY WATER
METODE PENENTUAN RW
 SP (RW FROM SP)
 Rwa (CLEAN SAND WATER BEARING ZONE)
 Rwa – SP PLOT
 RATIO Rxo/Rt
 SAMPEL AIR FORMASI (LAB)
 RW KATALOG
 CROSS PLOT
• 1/ѴRt Vs Фn
• 1/ѴRt Vs Фd
• 1/ѴRt Vs Фdt

RW DAPAT DIPEROLEH DARI ZONE AIR YANG BERDEKATAN DENGAN:

• MEMILIKI LITOLOGI YG SAMA/MIRIP
• ZONE DGN HARGA RW YG SAMA
• POROSITAS YG SAMA
RW FROM SP

LIHAT HAL 337-341

RESISTIVITY WATER ; CLEAN FORMATION (RWA METHODE)
Untuk menghitung
Sw diperlukan harga
Rw.

Rw dapat diperoleh
dari log pada zone
clean water bearing

Baca harga
resistivity deep tool
sehingga diperoleh
harga Ro

Dgn menggunakan
persamaan Archie’s
untuk Sw = 1 harga
Rw dapat ditentukan

Metode ini cocok untuk interval dimana harga resistivity air formasi yg relatif
konstan pada deep zone interval
POROSITAS & RESISTIVITY WATER

Plotting zones on a Pickett Plot

POROSITAS & RESISTIVITY WATER

Location of the "water line"

POROSITAS & RESISTIVITY WATER

Location of the 50% saturation water line

PENENTUAN SW
SATURASI AIR ARCHIE’S(SWA) ; CLEAN FORMATION

Harga saturasi pada hidrokarbon bearing clean zone dapat ditentukan

dari persamaan Archie’s.

Jika a, m, n tidak diketahui dapat digunakan a = 1, m = n = 2

SATURASI AIR ARCHIE’S(SWA)
SATURASI AIR ; SHALY SAND
SATURASI AIR ; SHALY
SAND
SATURASI AIR ; SHALY SAND
HASIL EVALUASI LOG
 HASIL / REPORT
REPORT YANG DIHASILKAN UNTUK TIAP RESERVOIR
ZONE/INTERVAL

• NET SAND
• GROSS SAND
• NET/GROSS
• POROSITAS RATA-RATA
• VOLUME CLAY
• SATURASI HIDROKARBON & AIR RATA-RATA
• KEDALAMAN FLUID CONTACT (OWC, GOC, GWC)
• PARAMETER PETROFISIK (ρma, Rw, m, n, a, dll)
PERHITUNGAN HCIP
PERHITUNGAN HCIP
SELESAI