Anda di halaman 1dari 45

URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

DAFTAR ISI

A. PENDEKATAN TEKNIS, PROGAM KERJA &................................................................................3


ORGANISASI PERSONEL........................................................................................................................3
I. PENDEKATAN...................................................................................................................................3
II. METODOLOGI...................................................................................................................................4
1. METODOLOGI KERJA..................................................................................................................180
A. Persiapan................................................................................................................................180
B. Tahap Pelaksanaan Survey dan Penelitian,.........................................................................180
C. Tahap Data Dan Analisa........................................................................................................180
D. Perencanaan Desain..............................................................................................................181
E. Desain dan Produksi.............................................................................................................181
2. KAJIAN PUSTAKA DAN KONSEP PERANCANGAN...............................................................183
A. KAJIAN PERENCANAAN PUSKESMAS.........................................................................................183
1) Prinsip Perencanaan Puskesmas..........................................................................................183
2) Kriteria Perencanaan.............................................................................................................185
3) Konsep penampilan arsitektural Pada Bangunan Puskesmas..........................................186
3. INOVASI DAN GAGASAN IDE...................................................................................................189
A. Usulan Inovasi Lingkungan...........................................................................................................189
B. Usulan Inovasi Desain...................................................................................................................189
C. Gagasan Ide Dan Konsep.............................................................................................................190
D. Implementasi Desain/Gagasan Baru...........................................................................................199
III. PROGRAM KERJA........................................................................................................................201
A. Jangka Waktu Dan Pentahapan Pekerjaan.................................................................................201
B. Struktur Organisasi Dan Personil.................................................................................................201
C. Sistem Koordinasi..........................................................................................................................202
D. Sistematika Pelaksanaan Pekerjaan.............................................................................................202
B. USULAN RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)...............................................209

1
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

2
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

A. PENDEKATAN TEKNIS, PROGAM KERJA


&
ORGANISASI PERSONEL

I. PENDEKATAN
Manajemen perusahaan dan tim tenaga ahli konsultan melaksanakan perencanaan ini secara
terpadu bersama-sama dengan penanggung jawab proyek (Owner), dan pengguna sarana dan
prasarananya (user).

Pendekatan yang akan dilakukan oleh konsultan dalam menangani kegiatan ini berdasarkan
pengalaman perusahaan mengacu kepada hal-hal sebagai berikut:
 Kerangka Acuan Kerja (KAK) Perencanaan Rehab Total Puskesmas Wilayah Jakarta
Utara dan Barat (Keinginan Pengguna Jasa)
 Ketentuan dan peraturan-peraturan dilingkungan Pemerintah Daerah Setempat dan
Dinas terkait. (regulasi kota atau daerah setempat)
 Standar-standar Teknis Perencanaan dan peraturan-peraturan nasional yang berlaku.
(Spesifikasi/standart-standart yang diaharapkan)
 Kaidah-kaidah Objek Perencanaan dan fasilitasnya. (Ilmu Rancang Bangun)

Implementasinya PT SUGITEK INDO TAMA merumuskan metodologi yang akan digunakan


dalam pelaksanaan Analisis Struktur Bangunan Gedung RSUD Tebet berdasarkan suatu kerangka
berpikir logik (logical framework) yang terdiri dari serangkaian tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan secara konsisten dan sistematik, berdasarkan hal-hal tersebut diatas.
Dengan berkembangnya teknologi konstruksi yang begitu pesat, maka konsultan akan
mengerjakan pekerjaan ini dengan metodelogi yang komprehensip dan efektif agar pekerjaan
perencanaan memiliki:
• Strategi teknis yang tepat
• Memenuhi semua kaidah-kaidah utama perencanaan/perancangan
• Mudah dan aman dalam aplikasi lapangan

Melihat KAK yang sudah jelas maka uraian metodologi yang kami sajikan dalam paparan
ini hanya sampel-sampel penting yang dijelaskan secara singkat dan sistematik

3
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

II. METODOLOGI

4
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

1. METODOLOGI KERJA

Tahap Persiapan Metodologi kerja , meliputi kegiatan antara lain:

A. Persiapan
• Persiapan awal meliputi Penyusunan Program Kerja, penyusunan metode
pelaksanaan, studi literatur dan penelahaan materi Perencanaan Puskesmas
• Rapat umum/Diskusi melakukan koordinasi dengan pemberi tugas dalam hal ini
PPK dan jajarannya untuk mempersiapkan kegiatan, rencana kerja, Produk yang
diharapkan owner, Ketepatan site/Lokasi, Jangka waktu pelaksanaan dan
kelengkapan Tim.
• Mobilisasi Tenaga Ahli
Kegiatan ini berupa penugasan dan penempatan tenaga yang terlibat dalam
pelaksanaan Pekerjaan proyek ini.
• Persiapan teknis berupa penyiapan peta dasar (pengukuran), site atau tapak pada
masing-masing area (lahan) yang sudah ditentukan, dan peralatan survei lainnya.

B. Tahap Pelaksanaan Survey dan Penelitian,


Tahap ini meliputi kegiatan antara lain:
a. Identifikasi Lokasi dan lingkungan sekitarnya.
b. Identifikasi orientasi Site/Tapak
Orientasi site/tapak lokasi perencanaan terhadap lingkungan sekitar dalam struktur
kawasan.
c. Identifikasi Tanah dan Vegetasi,
 Keadaan tanah baik berupa kemiringan (kontur), penelitian daya dukung
tanah (dengan melakukan zondir test), struktur tanah, kesuburan dan lain-
lain.
 Jenis dan macam vegetasi, ukuran dan perkiraan umur vegetasi, pemetaan
titik lokasi vegetasi tanaman tahunan.
d. Identifikasi jaringan jalan,
 Kondisi jalan di lingkungan site meliputi antara lain lebar jalan, keadaan
perkerasan, kemampuan daya dukung jalan.
 Mengenali arus lalulintas baik kendaraan bermotor maupun tidak bermotor,
arus pejalan kaki, tempat parkir serta daya tampung yang ada maupun jenis
dan kelas jalan.
e. Identifikasi Jaringan Utilitas,
 Jaringan listrik yang mencakup daya tersalur pada kawasan tersebut
 Gardu dan titik-titik sambungan, penerangan jalan dan sebagainya;
 Jaringan telekomunikasi yang mencakup pola jaringan dan sebagainya;
 Jaringan air bersih;
 Jaringan pembuangan air limbah;
 Jaringan pembuangan air hujan;
 Sistem pembuangan sampah.

C. Tahap Data Dan Analisa


a. Kebutuhan ruang
 Data dan analisa kebutuhan ruang.
 Data standarisasi dan modul besaran ruang Puskesmas
 Data dan analisa kebutuhan ruang sarana dan prasarana maupun sarana
penunjang.
Metode perolehan data dilakukan melalui studi ruang, data instansi dan
pendekatan kapasitas.
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
Untuk menentukan luas ruang yang dibutuhkan menggunakan
 NSPM: Data Arsitektur, Time Saver Standard for Building.
 Studi ruang gerak dengan memanfaatkan prinsip-prinsip dan standar
dalam Antropology, Antropometric, dan Ergonomi.

Contoh standar Ergonomi yang digunakan

b. Hubungan antar ruang dan sirkulasi


 Data dan analisa aktivitas kegiatan
 Intensitas hubungan aktivitas antar bangunan
Di analisa berdasarkan pola aktivitas pelaku kegiatan yang terjadi setiap
saat sehingga dapat ditentukan intensitas hubungan antar ruang.
 Dalam menentukan hubungan ruang, teknik yang digunakan adalah
dengan menggunakan Diagram Matriks, Diagram Gelembung, dan
Skematik sirkulasi antar ruang.

Diagram Matriks
D. Perencanaan Desain
Metodologi Desain

METODOLOGI DESAIN

E. Desain dan Produksi

DESAIN OUTPUT

BENTUK • DENAH-DENAH
GAMBAR KERJA
ARSITEKTUR • TAMPAK (FASADE)
GAMBAR DETAIL ARSITEKTUR
GAMBAR DETAIL SISTEM STRUKTUR
GAMBAR DETAIL SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL
SISTEM • SUB STRUKTUR

STRUKTUR LAPORAN-LAPORAN
• UPPER STRUKTUR

LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH


• MEKANIKAL RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
UTILITAS • ELEKTRIKAL
ENGINEER ESTIMATE (EE)
• SERVICE
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

2. KAJIAN PUSTAKA DAN KONSEP PERANCANGAN

A. KAJIAN PERENCANAAN PUSKESMAS


Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling dekat ditengah-

tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit pelayanan kesehatan lainya
(Rumah Sakit Swasta maupun Negeri). Puskesmas mengembangkan pelayanan kesehatan yang

menyeluruh seiring dengan misinya, pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh.
Sebuah puskesmas memerlukan perancangan yang menunjang aktifitas di dalam setiap ruang

tanpa mengurangi fungsi ruang-ruang dan memenuhi segala aktifitas kerja.

1) Prinsip Perencanaan Puskesmas

1. ORGANISASI RUANG
A) ZONING

Dalam sebuah perancangan puskesmas tentunya tidak lepas dari penataaan zoning,

zoning bertujuan meminimalkan kesemrawutan atau kepadatan aktifitas yang terjadi


pada sebuah ruang. Zoning juga mengatur kepadatan intensitas kegiatan, mengatur

keseimbangan atas suatu ruang.


Zoning adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi dan

karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain. Pembagian


zoning akan mempengaruhi akifitas pengunjung, karyawan dan perabot di daerah zona

tersebut, daerah yang dibangun ada empat kelompok yaitu area umum/publik, area
pribadi, area pelayanan, dan area sirkulasi. Peraturan zoning/zoning regulation

ditujukan sebagai pengendalian pemanfaatan ruang, sementara itu rencana tata ruang
masuk dalam lingkup perencanaan yang merupakan proses untuk menentukan struktur

dan pola ruang

B) SIRKULASI
Sirkulasi merupakan bagian penting dari perencanaan tata ruang, daerah tersebut

merupakan jalan lalu lintas masuk diluar bangunan sampai masuk dalam bangunan dan
berlaku dari satu tempat ketempat atau ruang lain. Sirkulasi yang benar sangat

menentukan efisiensi pemakaian bangunan.


Puskesmas adalah bangunan yang mempunyai banyak pengguna yang harus dipuaskan

kebutuhannya. Semua pengguna tersebut melakukan pergerakan, dalam pergerakan


inilah pengguna menggunakan elemen-elemen sirkulasi sehingga semakin banyak

pengguna semakin komplek pula sirkulasi yang terjadi.


Tata sirkulasi adalah suatu tatanan dari bagian bangunan yang merupakan alur

penghubung antara satu bagian ke bagian lain. Berdasarkan fungsinya, elemen sirkulasi
terbagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Entry bukaan untuk masuk dan keluar suatu area

dalam Puskesmas, 2. Sirkulasi horizontal yaitu penghubung antar bagian bangunan


URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
secara mendatar misalnya selasar. Sirkulasi horisontal ini tidak hanya di dalam
bangunan tetapi di luar bangunan, 3. Sirkulasi vertikal yaitu penghubung antar bagian

bangunan atas dan bawah seperti tangga, elevator dan ramp antar lantai. Pengguna
jalur sirkulasi ini adalah pasien, pengunjung, karyawan puskesmas, tenaga medis dan

paramedis.

2. ELEMEN –ELEMEN DESAIN PUSKESMAS


A) RUANG

Ruang akan nyaman bagi pemakai dan petugas apabila ditata dengan memperlihatkan
fungsi, keindahan, dan keharmonisan ruang. Dengan penataan yang baik akan

memberikan kepuasan fisik dan psikis bagi penghuninya. Keserasian dalam penataan
ruang akan mempengaruhi produktivitas, efisiensi, efektifitas dan kenyamanan pemakai

gedung atau ruang puskesmas perlu ditata sesuai kebutuhan dengan tetap
mengindahkan prinsip-prinsip arsitektur.

Penataan ini dimaksudkan untuk memperoleh efektifitas kegiatan dan efisiensi waktu,
tenaga, dan anggaran; menciptakan lingkungan yang nyaman suara, cahaya, udara dan

warna; meningkatkan kualitas pelayanan; meningkatkan kinerja petugas/karyawan.

B) PEWARNAAN
Penggunaan warna untuk penataan ruang dalam sebuah bangunan tidak lepas dari

fungsi bangunan serta fungsi ruangan di dalamnya. Tujuan pewarnaan tidak hanya
terbatas untuk sekedar menyenangkan mata saja, tetapi mempunyai tujuan lain,

misalnya untuk peningkatan efisien kerja, penyembuhan dan mengundang selera.


Penataan harus dirancang dengan baik sehingga baik dari segi keindahan maupun dari

segi fungsi keduanya bisa tercapai.

C) PENCAHAYAAN

Pencahayaan adalah satu aspek penting dalam desain sebuah puskesmas. Dengan

cahaya yang tepat maka suasana dan kenyamanan pengguna akan terpenuhi. Beberapa
fungsi pencahayaan meliputi penciptaan lingkungan yang memungkinkan pengamat

melihat detail tugas dan kegiatan visual secara jelas, mudah dan tepat, memungkinkan
penghuni-penghuni berjalan dan bergerak secara mudah, menciptakan lingkungan

visual yang nyaman dan berpengaruh baik.

D) SIRKULASI UDARA
Penghawaan adalah merupakan aspek penting dalam perencanaan sebuah bangunan.

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang penghawaan adalah


URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
dapat lebih mengatur kualitas udara, sesuai dengan kebutuhan ruang terhadap
temperatur, udara bersih dan kelembaban udara, dapat mengurangi polusi udara,

termasuk kebisingan yang berasal dari luar gedung

2) Kriteria Perencanaan
Berisikan pertimbangan, norma standar dan ketentuan yang berlaku terkait perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan. Standar dan ketentuan berdasarkan pada aspek keandalan dan
keselamatan yang terjabar di bawah ini.

Kriteria Perencanaan Rehab Total Puskesmas antara lain:

1. Permenkes No 75 lampiran tentang Puskesmas

2. Ketentuan Umum pembangunan Puskesmas:

- Memenuhi persyaratan fungsional.

- Andal, efisien, terjangkau, sederhana

- Peningkatan kwalitas lingkungan sekitarnya

- Kreatifitas desain tanpa kemewahan material

- Biaya O & M yang rendah

- Hemat energi

3. Substansi yang diatur:

a) Ketentuan Teknis Keandalan Bangunan

Yaitu persyaratan keselamatan, kenyamanan, dan kemudahan.

b) Ketentuan Biaya Bangunan

Yaitu Biaya Pembangunan Fisik, Biaya yang dapat dioptimasi dan Biaya yang

dapat disubsidi

c) Ketentuan Teknis Tata Bangunan

i. Peruntukan dan Intensitas Bangunan

 Sesuai dengan peruntukan RTRW, RUTR & RTBL

 Memenuhi persyaratan kepadatan yaitu KDB (Koefisien Dasar


Bangunan), KLB (Koefisien Luas Bangunan), Jumlah lantai
bangunan, Perhitungan skala kawasan

 Ketentuan garis sempadan dan jarak bebas

ii. Arsitektur Bangunan Gedung

 Memperhatikan wujud arsitektur local/setempat.

 Estetika & Memberi dampak positif pada lingkungan social.

 Meningkatkan taraf hidup pengguna gedung

 Persyaratan Penampilan Bangunan Gedung, Yaitu Bentuk Denah,


fasade, atap dan lain-lain
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
 Perancangan Ruang Dalam, Yaitu Fungsi Ruang Publik, sesuai,
private dan service

 Persyaratan Basement, yaitu Koefisien Tapak Basement (KTB) dan


Ketinggian Atap Basement

 Sirkulasi dan Fasilitas Parkir, yaitu Kemudahan Pencapaian,


Aksesibilitas pejalan kaki, penyandang cacat dan lansia,
Clearance vertical dan horizontal pmk dan ambulan, Rambu-
rambu dan papan informasi, Ratio jumlah parkir dan
penghijauan dan Pertimbangan lalu lintas lingkungan

 Pertandaan (signage)

 Pencahayaan ruang luar bangunan

Yaitu untuk optimal fungsi, juga untuk karakter fasilitasnya.

iii. Fasilitas dalam Kawasan Terpadu

 Mengikuti rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL)

Yaitu perwujudan kesatuan karakter, Kualitas bangunan dan


Lingkungan yang berkelanjutan

 Muatan RTBL

- Program bangunan dan lingkungan

- Rencana umum dan panduan rancangan

- Rencana investasi

- Pengendalian rencana dan pelaksanaan

3) Konsep penampilan arsitektural Pada Bangunan Puskesmas

A) LANTAI
Dalam kelangsungan kegiatan, pemilihan jenis pelapis lantai akan ditinjau dari macam
atau jenis kegiatannya, dan pada umumnya dikenal beberapa klasifikasi dari

penyelesaian lantai seperti lantai keras sifat pemakaian lebih baik dan banyak
menguntungkan, karena pembersihan yang mudah. Sedangkan lantai yang jenisnya

medium lebih bersifat hati-hati. Syarat-syarat bentuk lantai antara lain harus kuat dan
dapat menahan beban, mudah dibersihkan, fungsi utama lantai adalah sebagai penutup

ruang bagian bawah. Melihat fungsi lantai seperti yang dikatakan di atas maka lantai
harus mempunyai struktur yang aman tanpa mengabaikan sisi artistik agar terlihat

dengan bagian interior yang lain.

B) DINDING

Elemen struktur dinding harus diatur dalam suatu pola yang dikoordinasikan dengan
bentangan-bentangan struktur lantai dan atap yang disangganya, pola struktur ini

mulai menentukan kemungkinan-kemungkinan ukuran, bentuk dan tata letak ruang-


ruang interiornya.
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
Dinding dari segi fisika bangunan memiliki fungsi antara lain:
 Fungsi pemikul beban di atasnya, dinding harus kuat bertahan terhadap 3

kekuatan pokok yaitu tekanan horizotal, tekanan vertikal, beban vertikal dan daya
tekuk akibat beban vertikal tersebut.

 Fungsi pembatas ruangan, pembatasan menyangkut penglihatan, sehingga


manusia terlindung dari pandangan langsung, biasanya berhubungan dengan

kepentingan-kepentingan pribadi atau khusus.

C) TATA RUANG PUSKESMAS


Tata ruang memiliki pengaruh besar terhadap sirkulasi manusia dalam ruangan

tersebut, penataan ruang bagi kepentingan sirkulasi orang diperhitungkan dengan


menjamin ergonomi furniture ruangan serta space bagi lalu lalangnya manusia di

dalamnya. Tata ruang merupakan cara atau teknik mengatur ruang (ruang kantor,
ruang tidur, ruang kerja, ruang resepsionis dan sebagainya). Tata ruang yang baik dapat

diwujudkan melalui perancangan yang baik. Keberhasilan suatu perancangan tidak


hanya berarti letak ruang yang efisien, proporsi yang baik tetapi lebih penting adalah

penempatan perabot pada tempat yang tepat.


Beberapa kebutuhan ruang yang ada di Puskesmas

 Ruang Tunggu
Pada gambar I menunjukkan hubungan antara dimensi tubuh pria dengan posisi

duduk sofa. Hal ini ditujukan untuk menentukan banyaknya ruang yang diperlukan
bagi tubuh dalam posisi duduk. Pengukuran antropometrik yang penting dalam hal

ini adalah rentang tubuh dan jarak pantat ke lipatan dalam lutut.

Gambar 1. Standarisasi Tempat duduk di ruang tunggu

 Ruang UGD/ Ruang periksa


URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

Gambar 2. Standarisasi ruang pemeriksaan

Gambar di atas menunjukkan tentang jarak bersih yang disarankan di seputar


sebuah meja periksa. Harus disediakan ruang sebesar 30 in atau 76,2 cm supaya
dokter dapat melakukan kegiatannya, untuk lebar meja/tempat tidur periksa
minimal 24 in atau 61 cm. Sedang untuk zona aktifitas perawat minimal 18 in atau
45 cm. Jika prosedur kegiatan tersebut membutuhkan berbagai instrumen atau
peralatan pemeriksaaan lainnya, data jangkauan lengan ke arah samping yang
harus digunakan untuk menetapkan jarak bersih tambahan yang diperlukan bagi
meja atau kereta alat. Ruang dibuat lebih luas untuk mengakomodasi kegiatan
dalam memberikan spasi ruang apabila keadaan pemeriksaan darurat.

Resepsionis

Gambar 3. Standarisasi ruang penerima tamu

Ruang penerima tamu adalah ruang yang diciptakan bagi tamu yang berkunjung.
Pada gambar III menunjukkan beberapa data dimensional dasar dan memberikan
usulan untuk tujuan keleluasaan pribadi atau keamanan, lingkungan kerja penerima
tamu seringkali merupakan daerah yang terpisahkan secara fisik dengan
digunakannya partisi-partisi. Dalam hal ini hubungan antara permukaan kerja
dengan tinggi duduk merupakan pedoman kunci, sedangkan
pertimbanganpertimbangan antropometrik lainnya adalah tinggi mata dan tinggi
duduk normal.

 Toilet
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

Gambar 4. Standarisasi Toilet

Toilet atau kamar kecil umum harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail)
yang memiliki posisi dan ketinggian disesuaikan dengan pengguna kursi roda dan
penyandang cacat yang lain. Pegangan disarankan memiliki bentuk siku-siku
mengarah ke atas untuk membantu pergerakan pengguna kursi roda. Letak kertas
tissu, air, kran air atau pancuran (shower) dan perlengkapanperlengkapan seperti
tempat sabun dan pengering tangan harus dipasang sedemikian hingga mudah
digunakan oleh orang yang memiliki keterbatasanketerbatasan fisik dan bisa
dijangkau pengguna kursi roda.

3. INOVASI DAN GAGASAN IDE

A. Usulan Inovasi Lingkungan

Dalam pengembangan pembangunan aspek lingkungan, seperti masalah kebutuhan air

penghuni, sampah, pencemaran air dan limbah serta vegetasi merupakan beberapa hal yang
perlu diperhatikan. Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan didalam fasilitas oleh para

penghuni sangat penting terutama menyangkut kepentingan bersama dan estetika / asrinya
fasilitas.

Untuk itu dalam perencanaan ini, konsultan akan berkoordinasi dengan owner dan
pemerintah setempat untuk memperhatikan kesehatan lingkungan itu sendiri: antara lain,

penyediaan air minum, pengolahan air limbah dan pengendalian pencemaran air, pengelolaan
sampah padat, pengendalian dan pencegahan pencemaran tanah, pengendalian pencemaran

udara, pengendalian kebisingan dan lain-lain.

B. Usulan Inovasi Desain


Dari pengalaman Tim Konsultan selama ini, usulan inovasi desain yang akan dilakukan tim

konsultan:
1. Olahan bentuk desain yang estetis, ekonomis dengan teknologi terkini dan mudah

dilaksanakan dilapangan
2. Percepatan dalam perencanaan yang keluaran/hasil produknya akan terjadi percepatan

dalam melaksanakan pembangunannya. Untuk itu yang dilakukan sebagai berikut :


• Percepatan untuk mendapatkan model Pra Desain

• Memetakan ruang tiap lantai yang dapat dikerjakan dalam satu waktu
• Mendesain dan mendetailkan gambar dengan sketsa-sketsa.

• Meminimize detail dalam ruang-ruang khusus.


• Membuat detail tipikal yang diaplikasikan pada semua ruang sejenis.
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
• Sinkronisasi rancangan arsitektur dengan meminimalisir terjadinya ketidaksesuaian
dengan detail-detail struktur dan MEP.

• Membuat desain pola lantai yang memudahkan dalam pelaksanaan dengan tetap
memperhatikan unsur desain pada setiap fungsi ruang.

• Pentahapan desain yang terintegrasi/tersinkronisasi dengan waktu pelaksanaan


pekerjaan dengan memperhatikan proses desain dari masing-masing ruang. Proses

pentahapan desain keseluruhan dapat dimulai dengan melihat tahap dari integrasi
antara pekerjaan arsitektur dan pekerjaan MEP.

C. Gagasan Ide Dan Konsep

 Gagasan Ide
ARSITEKTUR TROPIS

Prinsip arsitektur tropis yang modern dalam Perenanaan Rehab Total Puskesmas
erat kaitannya dengan faktor iklim setempat. Untuk itu sasaran ide dan konsepnya

tidak silau, tidak tampias dan tidak panas.


Arsitektur tropis pada bangunan merupakan tanggapan atas faktor iklim dan cuaca

khususnya di negara tropis seperti Indonesia. Pada umumnya, tiga faktor penentu
iklim tropis meliputi:

a. orientasi sinar matahari


b. jumlah curah hujan

c. arah dan kecepatan angin


Ketiga faktor di atas menentukan bentuk dan susunan arsitektur tropis.

Dalam Perencanaan Rehab Total Puskesmas yang memiliki konfigurasi bangunan


memanjang dan bersudut; penempatan dan orientasi bangunan dihadapkan

seminimal mungkin dengan arah terbit dan tenggelamnya matahari. Juga arah
bukaan cahaya (baik pintu, jendela, bouvenlicht, maupun lainnya) dihadapkan tidak

langsung sehingga pencahayaan alami bangunan tetap dapat diterima dengan baik.
Perlakuan terhadap air hujan yang diterima oleh bangunan ditanggapi dengan

bentukan atap, talang, kanopi, serta olah lanskap. Sedangkan perlakuan terhadap
arah dan kecepatan angin terhadap bangunan ditanggapi dengan bukaan jendela

dan pintu dan dimanfaatkan sebagai ventilasi-silang (cross-ventilation).


GREEN BUILDING

Aspek Green Building diterapkan ke dalam Perenanaan Rehab Total Puskesmas


dengan prinsip-prinsip arsitektur tropis yang mengakomodasi iklim dan cuaca lokal

Indonesia, serta penerapan 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Secara khusus, aspek fisika
bangunan dalam sub-bab berikut membahas penghawaan dan pencahayaan pasif

bangunan dalam mengurangi (reduce) pemakaian alat elektronik dalam


penerangan, pencahayaan, dan akustika bangunan.

KONSTRUKSI DAN MATERIAL


URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
 BAHAN BANGUNAN
Pemanfaatan material tetap mengutamakan segi ekonomis melalui

penggunaan bahan bangunan yang umum dan mudah didapat, namun


diperoleh mutu konstruksi yang baik serta penyelesaian fasad arsitektural yang

memadai untuk mewujudkan citra yang nyaman.

 SISTEM PONDASI
Sistem pondasi yang digunakan tergantung dari karakter tanah lahan

perencanaan Puskesmas. Untuk bangunan 4 lantai, pada umumnya digunakan


pondasi telapak yang didukung oleh tiang pancang pada setiap kolom

utamanya. Untuk bangunan bertingkat banyak biasa digunakan pondasi tiang


pancang atau bore pile.

 DINDING

Komponen dinding harus memiliki persyaratan berikut :


 Dinding harus mudah dibersihkan, tahan cuaca, tahan bahan kimia,

tidak berjamur dan anti bakteri.


 Lapisan penutup dinding harus bersifat non porosif (tidak mengandung

poripori) sehingga dinding tidak menyimpan debu.


 Warna dinding cerah tetapi tidak menyilaukan mata.

 Bahan dinding harus keras, tahan api, kedap air, tahan karat dan mudah
di bersihkan.

Kriteria pelapis dinding yang diinginkan perancang untuk digunakan pada


dinding agar dapat memberikan suasana yang hangat, harga terjangkau dan

banyak pilihan warna. Selain itu pelapis dinding yang diinginkan mudah di ganti
dan tidak merusak tembok karena dindingnya dioptimalkan untuk display

poster mengenai kesehatan.


Alternatif yang terpilih untuk pelapis dinding adalah cat tembok. Cat

merupakan salah satu media yang paling mudah diaplikasikan ketika ingin
mengubah warna interior, dan banyaknya pilihan warna cat mampu

menciptakan suasana baru dan menghadirkan mood yang berbeda. Selain itu
cat juga merupakan sumber warna yang mudah didapat.

 LANTAI

Sebagai elemen pembentuk ruang, lantai harus memiliki persyaratan berikut :


 Lantai tahan terhadap goresan dan tahan terhadap api.

 Lantai mudah dibersihkan, tidak menyerap, tahan terhadap bahan kimia dan
anti bakteri.

 Penutup lantai harus berwarna cerah dan tidak menyilaukan mata.


 Lantai harus aman dikarenakan banyaknya pengunjung.
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
Kriteria penutup lantai yang akan digunakan pada bangunan puskesmas yaitu
mudah dibersihkan, banyak pilihan warna, motif bisa memesan sesuai dengan

desain, tahan lama dan dengan harga yang tejangkau.


Alternatif yang terpilih untuk lantai adalah keramik, karena buatan pabrik,

keramik memiliki variasi warna yang tak terhingga dan terus berkembang.
Selain bervariasi, keramik relatif murah dan sangat mudah dijumpai dipasaran

dalam berbagai ukuran, bentuk dan motif.

 Konsep
1. Konsep Site

Dalam membentuk suatu konsep site, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah
perencanaan tapak. Hal ini yang dapat mengidentifikasikan kekurangan, kelebihan,

peluang dan ancaman yang terdapat pada tapak (SWOT analysis). Sehingga hasil
rancangan yang diperoleh menjadi maksimal dan dapat melakukan antisipasi terhadap

munculnya dampak negatif nantinya.


Secara keseluruhan lahan yang akan digunakan untuk pekerjaan ini masih merupakan

lahan dengan bangunan Gedung eksisting dengan fungsi eksisting yang masih
berfungsi saat ini, yang dalam rencana pengembangan akan difungsikan untuk

menjadi bangunan dengan fasilitas dan kelengkapan yang baru.

2. Konsep Arsitektur
a. Transformasi dan Nilai Budaya

Kultur, melembagakan suatu gagasan-gagasan dan keluaran-keluaran yang


kompleks dari hidup manusia yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman.

Sebagai konsekuensi, dapat berbeda cara berpikir setiap orang.


Transformasi Arsitektur langgam Indonesia atau Arsitektur Transformasi dalam

menghadapi masa lampau gejala tradisi dan kultur juga permintaan mendatang di
dalam mengembangkan dan merancang secara ilmu bangunan.

Ruang dan Persyaratan Tekniknya, suatu perubahan dari tata ruang dari bangunan
ke dalam langgam bangunan yang ethnic-cultural-based yang memberi satu

perhatian kepada lambang budaya di dalam usaha-usaha itu untuk


mengembangkan suatu masyarakat yang modern/kekinian.

b. Estetika Arsitektur
Perencanaan fungsi Puskesmas menampilkan Fasilitas terkini namun bernuansa

arsitektur local yang bermakna untuk menunjang sarana pemukiman agar terlihat
karakter /penampilan yang berarsitektur. Juga turut mempertimbangkan aspek

lingkungan terutama isu Global Warming.


c. Konsep Akustika

Konsep akustika untuk meredam kebisingan dilakukan dengan memenuhi faktor-


faktor:
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
 Berat partisi
Terbuat dari bahan yang berat berfungsi sebagai sound insulator yang

mengurangi getaran yang diterima, sehingga getaran yang diteruskan ke ruang


berikutnya akan lebih kecil atau rendah.

 Kerapatan bahan
Partisi yang dibuat dengan bahan yang rapat akan memberikan insulasi yang

tinggi
 Fleksibilitas

Bahan yang mempunyai fleksibilitas yang tinggi lebih baik sebagai insulator
dibandingkan bahan kaku, sebap dengan bahan yang kaku mudah timbul

resonansi.
 Keseragaman

Penggunaan jenis bahan harus sejenis dan mempunyai tingkat insulasi yang
sama. Penggunaan tingkat insulasi yang berbeda membuat bahan dengan

insulasi yang tinggi menjadi menurun

d. Konsep pencahayaan pada ruangan

 Sistem pencahayaan alami


Sistem pencahayaan sebaiknya pencahayaan alami dan pencahayaan buatan,

dalam hal ini analisis pencahayaan sangat dibutuhkan menyangkut


kenyamanan pengguna, karena secara visual manusia membutuhkan cahaya

untuk melihat dan melakukan aktifitas. Penggunaan cahaya alami juga dapat
menghemat penggunaan energi (listrik).
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

Dengan adanya bukaan disetiap koridor membuat cahaya dari barat dan timur

memasuki bangunan, terutama untuk area korridor, dapat memberikan


pencahayaan disiang hari sehingga tidak gelap dan meminimalisir pemakaian

lampu.
 Sistem pencahayaan buatan

Pada saat mendung dan malam hari menggunakan pencahayaan buatan.


Penggunaan pencahayaan buatan dengan sistem pencahayaan merata dengan

iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Pada sistem ini
sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langi-langit.

e. Warming dan Sustainability

Perencanaan ini juga mengait pada budaya regional yang diimplementasi ke dalam
desain modern. Ritme dapat dicapai dari pemilihan bentuk bukaan, pemilihan

bahan, kejujuran bentuk bangunan yang berkelanjutan.

f. Tinjauan Penyusunan Puskesmas Proyek ini


Tinjauan pada masterplan antara lain adalah:

 Kebutuhan akan program ruangan dan prioritas atas program


pembangunan Pengembangan strategi perencanaan dengan peninjauan

yang terkait dengan Sistim Prosedur yang berlaku selama ini.


 Penetapan kendala untuk pengendalian waktu dan pembangunan bertahap

dikaitkan kepada kebutuhan dan program Penyusunan Puskesmas pada


masa yang akan datang.

 Manajamen pembangunan secara keseluruhan.

3. Konsep Struktur
Sistem Struktur Bangunan

Model dan pola struktur sebaiknya menggunakan pola atau model model bangunan
yang beraturan agar ekonomis biaya struktur.

Struktur dianalisa dengan model 3 dimensi dibantu dengan menggunakan program


Etabs Versi 8.5 secara keseluruhan dari struktur atas sampai struktur bawah dan

pondasi. Struktur atas dan struktur bawah juga dianalisis terhadap pengaruh gempa
rencana. Karena struktur bawah dan pondasi tidak boleh gagal terlebih dahulu dari

struktur atas, maka unsur-unsur struktur bawah harus dapat memikul pembebanan
gempa maksimum akibat pengaruh gempa rencana “Vm” yang dapat diserap oleh

struktur atas dalam kondisi diambang keruntuhan, sehingga didalam analisis struktur
atas digunakan nilai R = 5.5 sedangkan untuk analisa struktur bawah diperhitungkan
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
faktor kuat lebih struktur (f2=1.4143) diambill dari Standar Perencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI-1726-2002)

4. Konsep sanitasi
 Konsep Perancangan Green Building Sistem Plumbing

1. Estimasi Kebutuhan Air Bersih dan Pembuangan Air Kotor


a. Kebutuhan Air Bersih

 Estimasi kebutuhan air bersih perhari: 140 m³.


 Sumber Air: jaringan kawasan dan atau sumur dalam.

b. Jumlah pembuangan air kotor/bekas


Estimasi jumlah air kotor/buangan 70% x 140m³ = ±100 m³/hari, Sistem

pembuangan air kotor dan air buangan eksisting akan ditata mengikuti
penataan bangunan.

Perlu dilakukan survey teknis, apakah sistem pengolah air buangan sudah
disiapkan secara kawasan, dimana kawasan Puskesmas seharusnya

memiliki Sewage Treatment Pit (SWP) dan dari SWP air limbah dipompakan
ke Unit Pengolah Air Limbah (Sewage Treatment Plant, STP) terpusat atau

dilakukan per unit bangunan seperti pembuatan Septitank. Apabila dalam


Kawasan Kompleks sudah memiliki sistem pengolah limbah
STP, dapat dilakukan konservasi air hasil olahan STP di recycling kembali
agar digunakan untuk kebutuhan siram taman, air kolam, cuci kendaraan,

dll.

2. Sistem instalasi air


a. Sistem Air Bersih

Alternatif-1:
Sistem distribusi air bersih secara tersentral dengan menggunakan 2

atau lebih Roof Tank yang diletakkan pada masing2 bangunan. Dari
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
EWT tersebut air bersih didistribusikan ke masing-masing bangunan
yang terdekat.

Alternatif-2:
Sistem distribusi air dilakukan secara tersentral dengan menggunakan

pompa tekan secara tersentral. Cadangan air diusulkan dibagi menjadi


2 bagian atau bak penampungan yaitu bak air baku Cadangan air pada

bak air baku ini sebagian ditreatment untuk cadangan air bersih dan
sebagian untuk cadangan air kebakaran. Kebutuhan Air bersih untuk

kebutuhan seluruh bangunan adalah ±120 m³ per hari. Untuk


menjamin kualitas air bersih, sebelum air baku digunakan sebagai air

bersih terlebih dulu diproses filtering di instalasi Water Treatment Plant

b. Air Kotor dan Air Bekas


Air limbah dari tiap-tiap bangunan merupakan limbah domestik dimana

volume air limbah dari alat-alat plambing yang berasal dari tiap-tiap
bangunan diasumsikan sebesar 80% dari kebutuhan harian rata-rata air

bersih.

5. Konsep Mekanikal
a. Sistem pemadam kebakaran (fire figthing)
 Kriteria Perancangan

 Hydrant Gedung
Tingkat Bahaya Kebakaran dan Klasifikasi Pelayanan Hydrant berdasarkan

ketentuan yang berlaku. Pembagian zona pemadaman Berdasarkan


ketinggian bangunan yang relatif rendah, maka diterapkan zona pelayanan

tunggal. Jumlah Hydrant Box di dalam Gedung Jumlah kotak hidran per
luas lantai sedikitnya 1 buah tiap 800 M².

 Hydrant Halaman
Perletakan Hydrant Halaman, Jarak antara pilar hydrant, sesuai dengan

klasifikasi bangunan, maksimum adalah 60 meter. Jumlah Hydrant halaman


ditentukan berdasarkan jarak maksimum antar titik Hydrant yaitu sebesar

60 meter.
 Sumber Air dan Cadangan Air Kebakaran

 Sumber Air berasal dari jaringan PDAM dan Deep Well


 Cadangan air pada Ground Reservoir untuk Pemadam Kebakaran dihitung

berdasarkan waktu pemakaian selama minimal 30 menit.


 Alat Pemadam Api Ringan

 Klasifikasi Bahaya Kebakaran


"Bahaya Kebakaran Menengah "golongan kebakaran adalah Jenis "A".
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
 Jumlah APAR yang harus disediakan untuk kelas bahaya ini adalah ukuran;
2A sebanyak 1 buah setiap maksimum luas 200 m² dengan jarak ketempat

pemadaman 20 m dan ukuran ; 4 A sebanyak 1 buah setiap maksimum luas


600 m² dengan jarak ketempat pemadaman 15 m.

 Sistem Pompa Kebakaran


Sistem pompa kebakaran gedung terdiri dari:

 Jockey Fire Pump, lengkap dengan Fire Control Panel


 Main Electric Fire Pump, lengkap dengan Fire Control Panel

 Diesel Fire Pump, lengkap dengan Fire Control Panel


 Sistem tata udara dan ventilasi mekanis

6. Konsep Elektrikal
a. Sistem listrik arus kuat

Konsep Perancangan Sistem Listrik


Sistem penyediaan daya listrik tetap menggunakan langganan Tegangan

Menengah 20 kV. Namun optimalisasi berdasarkan perhtiungan kebutuhan daya


listrik.

b. Sistem Penangkal Petir

Sistem penangkal petir akan dirancang dengan memakai sangkar faraday


ditetapkan oleh SNI atau standard internasional lainnya. Sebagai penyalur arus

petir ke tanah menggunakan kawat NYA Ǿ70 mm. Tahanan grounding yang
diijinkan maksimum 2 Ώ dengan kedalaman minimal 12 meter.

c. Sistem telepon dan data

Instalasi telepon dan data pada bangunan ini diasumsikan :


 Infra structure (structure kabel telephone) akan menggunakan kabel fiber

optic baik untuk telephone maupun data yang selanjutnya masuk ke rack
mount jenis wall mounted di masing-masing lantai di setiap bangunan.

Patch Panel panel terdiri dari switch hub, patch panel dan cabling. Dari
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
Rack Mount, kabel didistribusikan kesetiap outlet dengan menggunakan
kabel tipe UTP (unshielded Twisted Pairs) Cat 6, 4pairs.

 Ruang kantor terdapat 1 outlet telephone& data setiap 10–15 m2.


 Jumlah trunk line dari PT. Telkom sebesar 10% dari total extension.

d. Electronic security system

Sistem Security
Secara terintegrasi antara sistem access control, security alarm dan access control.

Selama ini, sistem keamanan dibanyak bangunan menggunakan sistem manual,


atau sistem yang mengandalkan subjek manusia sebagai peran utama artinya

untuk menjaga keamanan kompleks memerlukan penjaga secara bergantian


mengelilingi kompleks. Sistem penjagaan keamanan kompleks terdiri dari penjaga

pintu gerbang utama serta penjaga yang secara rutin keliling kompleks. Untuk
sistem keamanan yang terintegrasi antara manusia sebagai operator serta

peralatan keamanan yang bersifat instrumentasi belum dipasang di komplek ini.

7. Lanskap dan Utilitas

Elemen-elemen lanskap eksisting yang terdapat di Sekitar Lokasi terdiri atas pohon,
jalan, saluran air, parkir, dan penunjuk arah. Elemen-elemen tersebut menjadi ciri khas
olahan lanskap lingkungan.
Secara khusus, penempatan pepohonan di lansekap sekitar Puskesmas akan

digolongkan sesuai dengan fungsinya:

Pohon peneduh sebagai penaung

lanskap dari paparan sinar matahari,


penampung curah hujan, dan

penyeimbang aliran angin dalam


kawasan tapak;

Pohon pengarah sebagai penunjuk

sirkulasi melalui konfigurasi linier;


URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

pohon aksen sebagai pusat perhatian


(node/focal point) dalam penentuan

sirkulasi serta pedoman arah.

Tanaman Hias sebagai Vegetasi Estetis,

Memberikan Nilai Estetika dan


Meningkatkan Kualitas Lingkungan

Vegtasi pembatas Aktivitas dengan


lingkungan luar

D. Implementasi Desain/Gagasan Baru


Usulan desain dan gagasan baru disertakan dalam Pendekatan dan Metodologi Perencanaan

sebagai apresiasi terhadap inovasi dalam desain perencanaan yang akan dikerjakan dalam
pekerjaan Perencanaan Puskesmas

 Selubung Bangunan

Berdasarkan analisis wujud bangunan menjadi konsep penekanan wujud bangunan yaitu
mengikuti Bentukan Lahan. Unsur-unsur yang diambil dapat berupa prinsip penataan

komposisi massa bangunan dan penyelesaian akhir wujud bangunan yang meliputi: bentuk,
warna, teksture, proporsi, struktur dan penggunaan elemen dekoratif yang bersifat atraktif.

Pengadopsian unsur-unsur tersebut tidak akan menghilangkan karakter Puskesmas.


Tampilan bangunan akan memadukan material tradisional dan modern, hal ini dilakukan

agar suasana Puskesmas dapat menyatu dengan alam dan kondisi sosial budaya
masyarakat sekitar.
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

Pada bagian badan bangunan lebih menekankan pada keseimbangan bangunan, baik itu
keseimbangan bentuk, grid dan struktur yang kesemuanya nampak pada tampilan

bangunan dan unsur kajian tipologi objek terhadap bangunan lain.


URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

III. PROGRAM KERJA

A. Jangka Waktu Dan Pentahapan Pekerjaan

Bulan Bulan Bulan


No Uraian Pekerjaan I II III Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I PERSIAPAN PELAKSANAAN DISAIN

1 Mengumpulkan Data dan Informasi Lapangan


2 Survey Pengukuran T opografi
3 Konsultasi dengan Pemerintah Daerah setempat
4 Penyelidikan T anah

II PRA PERENCANAAN

1 Membuat Rencana Lay Out


2 Membuat Rencana Arsitektur/ Interior, Exterior, Pola Ruang, tampak fasade
3 Membuat Uraian Konsep
4 Membuat Rencana Struktur, konsep dan Perhitungannya
5 Membuat Rencana Utilitas beserta konsep dan perhitungannya
6 Perkiraan Biaya

III PENGEMBANGAN RANCANGAN

1 Membuat Gambar Rencana


2 Membuat Rincian Volume
3 Membuat Rencana Anggaran Biaya
4 Membuat Pengembangan rencana gambar Arsitektur
5 Membuat Pengembangan rencana gambar Struktur
6 Membuat Pengembangan rencana gambar MEP

IV PENYUSUNAN RANCANGAN DET AIL

1 Detail Engieenering Struktur


2 Detail Engieenering Arsitektur
3 Detail Engieenering MEP
4 RKS, RAB, BOQ

IV Rapat-Rapat

1 Rapat Laporan Pendahuluan


2 Rapat Laporan Antara
3 Rapat Draft Laporan Akhir dan Laporan Akhir

B. Struktur Organisasi Dan Personil


URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

Pada Gambar terlihat bahwa KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) menginstruksikan penanganan
proyek kepada pihak Konsultan (untuk urusan teknis maupun administratif).

PERSONIL

Untuk menjamin kelancaran serta mengoptimalkan pelaksanaan pekerjaan ini, konsultan

perencana dalam hal ini telah menyiapkan sebuah tim khusus yang menangani bidang-bidang
yaitu:

1. Team Leader/Ahli Arsitektur


2. Tenaga Ahli lainnya:
a. Ahli Teknik Arsitektur d. Ahli Elektrikal
b. Ahli Teknik Sipil e. Ahli Sanitasi dan Limbah
c. Ahli Mekanikal f. Ahli estimator

3. Tenaga sub profesional:


a. Cad Operator
b. Surveyor
c. Computer Operator

C. Sistem Koordinasi

Melakukan rapat-rapat Value Enggineering dan workshop dengan pihak-pihak terkait. Yang

dibuat Berita Acara sebagai dokumen administrasi perencanaan

D. Sistematika Pelaksanaan Pekerjaan

Sistematika Program Pelaksanaan Pekerjaan Konsultan untuk Pekerjaan Perencanaan


Puskesmas Tahun Anggaran 2018 diuraikan sebagai berikut :

TAHAP I
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

PRA KONTRAK

1. Klarifikasi Negosiasi
a. Aspek - aspek Teknis yang diklarifikasi :

1. Lingkup dan sasaran jasa konsultan


2. Cara Penanganan pekerjaaan dan rencana kerja

3. Kualifikasi Tenaga Ahli


4. Organisasi Pelaksanaan

5. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


6. Jadwal Penugasan Personil

7. Fasilitas Penunjang
b. Aspek - aspek yang dinegosiasi terutama :

1. Kesesuaian rencana kerja dengan jenis pengeluaran biaya


2. Volume kegiatan dan jenis pengeluaran

3. Biaya satuan dibandingkan dengan biaya yang berlaku dipasaran / kewajaran


harga

Klarifikasi dan Negosiasi dilakukan setelah penetapan pemenang, yang kemudian


dijadwalkan dari pihak Pokja untuk melakukan Klarifikasi dan Negosiasi, ataupun juga

berdasarkan jadwal yang tertera di portal SPSE

2. Kick Of Meeting

Kick off meeting merupakan rapat awal proyek dengan tujuan untuk menyamakan
persepsi diantara semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan proyek, menyangkut

prosedur dan teknis pelaksanaan proyek.

Kick off meeting dilaksanakan sebelum jadwal Penandatanganan kontrak yang disetujui

oleh pihak Pokja maupun Konsultan perencana.

Setelah Kick off meeting dilaksanakan, maka yang paling penting adalah masing-

masing pihak harus memiliki komitmen untuk melaksanakannya sesuai perannya


masing-masing.

Persetujuan prinsip schedule dan aturan main.

Apa yang sudah dibahas dari klarifikasi dan negosiasi sampai dengan Kick Of Meeting

harus telah disepakati bersama dari kedua belah pihak sehingga sudah bisa dilanjutkan
ke tahap penandatanganan kontrak.
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

TAHAP II
KONTRAK

1. Rapat dan Mobilisasi Personil

Tahap ini konsultan akan Melakukan Rapat awal antara Konsultan dan Tim Kerja tenaga
ahli untuk mempersiapkan pengumpulan data, pengukuran awal dan mempersiapkan

program detail yang akan dilakukan.


2. Persiapan Proyek

Dalam tahap ini akan dilakukan kegiatan-kegiatan yang tujuannya adalah menyiapkan
segala sesuatunya yang diperlukan bagi pelaksanaan proyek, seperti:

 Merumuskan secara lebih rinci strategi dan cara penanganan proyek;


 Melakukan persiapan-persiapan teknis yang diperlukan untuk penyelenggaraan

proyek;
 Mengumpulkan dan mempelajari secara global data maupun informasi yang

sudah dimiliki pihak Pemberi Tugas untuk memperoleh gambaran mengenai


permasalahan areal perencanaan;

 Menyelesaikan urusan-urusan administrasi proyek (SPK, kontrak dll.).

TAHAP III
TAHAPAN PENYUSUNAN KONSEP PERENCANAAN

1. Pengumpulan Data

a) Study / Kajian proyek Sejenis


 Pengalaman Pekerjaan Perusahaan/TA

 Browsing Internet
 Buku, Literatur dan lain-lain

b) Data Primer

 Survei Lokasi Perencanaan


- Akses dan sarana prasarana di sekitar lokasi

- Survei Keadaan Infrastruktur


- Sistem sirkulasi

- Lansekap kawasan dan drainase


- Saluran-saluran kota yang berada disekitar lokasi, seperti saluran air

bersih, saluran air Kotor/drainase, listrik, gas, telepon, dll


 Data Tanah diperoleh dari hasil penyelidikan dan pengujian tanah

(Sondir/Boring)

c) Data Sekunder
 Data Teknis
1) Data studi dan perencanaan sebelumnya
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
2) Data dari Instansi terkait
- Kebutuhan Ruang yang di perlukan

- Data dalam mengidentifikasi utilitas


- Visi Misi Akademik

- Harapan-harapan owner dan user


 Data Non Teknis

1) Fungsi dan Lokasi Bangunan


2) Kondisi/sistem struktur bangunan sekitar

3) Wilayah gempa dimana bangunan itu didirika


4) Data pembebanan

5) Data tanah
6) Mutu bahan yang digunakan

7) Metode analisis yang digunakan


8) Standar dan referensi yang digunakan dalam perencanaan.

2. Metode Pengumpulan Data


 Metode Observasi

Pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung di


lokasi perencanaan

 Metode Dokumentasi
Yaitu mengambil data-data dari hasil penyelidikan, penelitian, tes /

pengujian laboratorium, acuan maupun standar yang diperlukan dalam


perencanaan bangunan.

 Metode Wawancara
Data dari hasil wawancara langsung, wawancara ini dapat dilakukan kepada

pihak – pihak yang terkait dengan Perencanaan. Data ini bertujuan untuk
mengidentifikasi fungsi dan jenis layanan, khususnya menampung

keinginan-keinginan yang berkaitan dengan pengembangan Gedung.


3. Analisa dan Konsep

Melakukan analisa dan juga menentukan konsep-konsep perencanaan yang meliputi:


 Analisa Site/ Tapak

 Analisa Arsitektur
 Analisa Struktur

 Analisa Utlitas
4. Presentasi Laporan Pendahuluan dan Persetujuan Perencanaan

TAHAP IV
TAHAPAN PENYUSUNAN PRA RENCANA

1. Penyusunan Konsep Pengembangan Perencanaan


Pada tahap ini sudah mulai pada Penyusunan atas konsep yang telah disetujui antara

kedua belah pihak dari hasil presentasi laporan pendahuluan.


URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

Tahap ini akan mulai dengan menyusun konsep dan melakukan transformasi atau

gubahan bentuk terhadap konsep perencanaan.


a) Penyusunan Konsep Master Plan meliputi :

 Konsep Zoneplan / Tata Guna Lahan


 Konsep Tata Massa Bangunan

- Konsep Bentuk dan Massa Bangunan


- Konsep Orientasi Bangunan

- Konsep Klimatologi
 Konsep Lansekap

- Konsep Ruang Luar


- Konsep Vegetasi dan elemen pendukung lansekap

 Konsep Sirkulasi
- Konsep Sirkulasi (Kendaraan dan Manusia/Pejalan kaki)

- Konsep Pencapaian Tapak / Aksesbilitas


- Konsep Sistem Parkir

 Konsep Utilitas Tapak


- Konsep Jaringan Air bersih

- Konsep Jaringan Air Kotor dan limbah


- Konsep Pembuangan Sampah

- Konsep Rencana Lokasi Hidran dan Alat Pemadam Kebakaran


- Konsep Kenyamanan terhadap Kebisingan

- Konsep drainase daerah Perkerasan


- Konsep drainase daerah yang tidak diperkeras

b) Penyusunan Detail Engineering Design (DED)

 Konsep Arsitektural
 Konsep Ruang

- Analisa Jumlah Pengguna


- Analisa Aktifitas/Pengguna

- Analisa Kebutuhan Luas Ruangan


- Analisa Hubungan Ruang

- Analisa Program Ruang/Kebutuhan Ruang0


 Konsep Bangunan

- Konsep Denah
- Konsep Bentuk bangunan

- Konsep Fasad Bangunan / Tampak


- Konsep Interior Bangunan

- Konsep Penggunaan Material/Jenis bahan


 Konsep Struktur
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
- Konsep Pembebanan Pada Bangunan Gedung
- Konsep Struktur Atas Bangunan Gedung

 Pekerjaan Atap
 Pekerjaan Kolom

 Pekerjaan Balok
 Pekerjaan Pelat Lantai

- Mutu Material Komponen Struktur


- Konsep Struktur Bawah Bangunan Gedung

 Konsep Utilitas
- Konsep Sistem Penghawaan

- Konsep Sistem Pencahayaan


- Konsep Sistem Komunikasi dalam bangunan gedung

- Konsep Sistem Instalasi Proteksi Petir


- Konsep Sistem Kelistrikan

- Konsep Sistem Tata Suara


- Konsep Security Sistem/Keamanan

 Konsep Plambing Sanitasi


- Konsep Sistem Pengolahan Air Bersih

- Konsep Sistem Pengolahan dan Pembuangan Air Limbah/Kotor


- Konsep Sistem Penyaluran Air Hujan

- Konsep Sistem Pembuangan Sampah dan Pengolahan Sampah


 Konsep Rencana Transportasi dalam Gedung

 Konsep Rencana Tingkat Getaran dan Kebisingan


 Konsep Rencana proteksi Bahaya Kebakaran

 Konsep Rencana Aksesbilitas dan Sarana Evakuasi

2. Presentasi Laporan Antara

TAHAP V
TAHAPAN PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA

1. Pendetailan Hasil Desain


a. Desain Tapak

b. Desain Arsitektur
c. Desain Struktur

d. Desain MEP
e. Penyusunan RKS dan RAB

2. Presentasi Dokumen Rencana

TAHAP VI
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

TAHAPAN PENYUSUNAN DOKUMEN PELAKSANAAN

1. Pendetailan Hasil Desain


a. Pendetailan dan Penyempurnaan Gambar Site Plan

b. Pendetailan dan Penyempurnaan Gambar Tapak dan lingkungan


c. Pendetailan dan Penyempurnaan Gambar Lansekap

d. Pendetailan dan Penyempurnaan Gambar Engineering desain


meliputi Arsitektur, Struktur, Utilitas (Mekanikal Elektrikal)

e. Penyusunan RKS dan RAB


2. Penyerahan Dokumen Pelaksanaan

Tambahan Konsultan

Tahap VII
TAHAPAN PELELANGAN KONSTRUKSI

Dalam tahapan ini pihak konsultan membantu pihak owner untuk menyiapkan dokumen

yang diperlukan dalam tahapan pelelangan serta mengkaji kembali kesesuaian dokumen
yang di persyaratkan oleh panitia lelang dengan dokumen perencanaan yang sudah

diserahkan kepada pihak owner, dalam tahapan ini konsultan juga menghadiri serta
memberikan bantuan dalam penjelasan dokumen (aanwisjing) terkait Gambar, RAB, serta

Spesifikasi teknis kepada peserta lelang konstruksi

Tahap VIII
TAHAPAN PENGAWASAN BERKALA
(Jika dana tersedia)
Dalam tahap ini konsultan bertugas untuk membantu owner untuk mengawal

pembangunan konstruksi sesuai dengan hasil yang direncanakan terutama dalam hal
kesesuaian material, pemilihan warna, bentuk bangunan serta semua hal yang bersifat

arsitektural.
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

B. USULAN RENCANA KESELAMATAN


KONSTRUKSI (RKK)

D. FORMAT RANCANGAN KONSEPTUAL SISTEM MANAJEMEN


KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)

D.1. Format Rancangan Konseptual SMKK Pengkajian/Perencanaan


Konstruksi

COVER DOKUMEN
CONTOH

[Logo Perusahaan]

RANCANGAN KONSEPTUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PENGKAJIAN/PERENCANAAN KONSTRUKSI

………………………………………………………….
(Nama Paket Pekerjaan)

Lokasi Pekerjaan :
Nomor Kontrak :
Waktu Pelaksanaan :

DISUSUN OLEH:

……………………………………………..
(Nama Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi Pengkajian/Perencanaan)
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

LEMBAR PENGESAHAN
CONTOH

RANCANGAN KONSEPTUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PENGKAJIAN/PERENCANAAN KONSTRUKSI

………………………………………………………….
(Nama Paket Pekerjaan)

………………………………………………………….
(Periode Pelaksanaan Pekerjaan)

Pihak Penyedia Jasa Pihak Pengguna Jasa

Dibuat Oleh: Disetujui Oleh: Pejabat

………………………… Pembuat Komitmen


(Nama Jabatan )

ttd ttd

……………………….. ………………………..
(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)
NIP: ……………
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

CONTOH

[Logo Perusahaan]

RANCANGAN KONSEPTUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PENGKAJIAN /PERENCANAAN KONSTRUKSI
A. DATA UMUM
Nama Proyek :
Nama Paket Pekerjaan :
Lokasi Pekerjaan :
Nomor Kontrak :
Waktu Pelaksanaan :
Nama Konsultan Pengkajian / :
Perencanaan Konstruksi
Lingkup Tanggung Jawab : 1.
Konsultan Pengkajian / 2.
Perencanaan Konstruksi ....

B. IDENTIFIKASI KESELAMATAN KONSTRUKSI


REKOMENDASI
No ASPEK DESKRIPSI AWAL
TEKNIS
1 Lokasi Contoh : kondisi tanah Contoh : Perlakuan atas
perbukitan, sungai, struktur tanah disesuaikan
lembah, tingkat kesulitan dengan kondisi lokasi
menuju lokasi sehingga diperlukan
metode sesuai kebutuhan,
dst (diisi sesuai metode
dan kondisi yang
dibutuhkan………)

2 Lingkungan 1) 4)
3 Sosio-Ekonomi 2) 4)
4 Dampak Lingkungan 3) 4)
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

D.2. Format Rancangan Konseptual SMKK Perancangan Konstruksi

COVER DOKUMEN
CONTOH

[Logo Perusahaan]

RANCANGAN KONSEPTUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PERANCANGAN KONSTRUKSI

………………………………………………………….
(Nama Paket Pekerjaan)

Lokasi Pekerjaan :
Nomor Kontrak :
Waktu Pelaksanaan :

DISUSUN OLEH:

……………………………………………..
(Nama Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi Perancangan)
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

LEMBAR PENGESAHAN CONTOH

RANCANGAN KONSEPTUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PERANCANGAN KONSTRUKSI

………………………………………………………….
(Nama Paket Pekerjaan)

………………………………………………………….
(Periode Pelaksanaan Pekerjaan)

Pihak Penyedia Jasa Pihak Pengguna Jasa

Dibuat Oleh: Disetujui Oleh: Pejabat

………………………… Pembuat Komitmen


(Nama Jabatan )

ttd ttd

……………………….. ………………………..
(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)
NIP: ……………
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

DAFTAR ISI HAL

COVER DOKUMEN 183


LEMBAR PENGESAHAN 184
DAFTAR ISI 185
1 RANCANGAN KONSEPTUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN 186
KONSTRUKSI PERANCANGAN KONSTRUKSI
1.1. Data Umum 186
1.1.1. Pernyataan Pertanggungjawaban Konsultansi 186
Konstruksi Perancangan
1.2. Metode Pelaksanaan 187
1.3. Identifikasi Bahaya, Pengendalian Risiko dan Penetapan 187
Tingkat Risiko Pekerjaan
1.4. Peraturan Perundang-undangan dan Standar 189
1.5. Rancangan Panduan Keselamatan Pengoperasian dan 189
Pemeliharaan Konstruksi Bangunan
1.6. Pernyataan Penetapan Tingkat Risiko Keselamatan 190
Konstruksi
2 DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 191
2.1. Biaya Keselamatan Konstruksi 191
2.2. Kebutuhan Personil K3 Konstruksi 191
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

CONTOH

[Logo Perusahaan]

1 RANCANGAN KONSEPTUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN


KONSTRUKSI PERANCANGAN KONSTRUKSI

1.1 Data Umum

Nama Proyek :
Nama Paket Pekerjaan :
Lokasi Pekerjaan :
Nomor Kontrak :
Waktu Pelaksanaan :
Nama Konsultan Perancangan :
Lingkup Tanggung Jawab : 1.
Konsultan Perancangan 2.
....

1.1.1 Pernyataan Pertanggungjawaban Konsultansi Konstruksi Perancangan Memuat


Pernyataan Pertanggung Jawaban Konsultansi Konstruksi
Perancangan yang ditandatangani oleh Kepala Konsultansi Konstruksi
Perancangan.

Format Pernyataan Pertanggung jawaban Konsultansi Konstruksi Perancangan

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN
KONSULTANSI KONSTRUKSI PERANCANGAN
(Badan Usaha) ……………….

(Badan Usaha) ………….sebagai Badan Usaha Jasa Konstruksi bertanggung jawab penuh
terhadap hasil desain yang telah dilakukan. Apabila terjadi revisi desain, maka
tanggung jawab revisi desain dan dampaknya ada pada penyusun revisi.

............, …………..20.....
Pimpinan Konsultansi Konstruksi Perancangan

ttd

………………………..

(Nama Lengkap)
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

1.2 Metode Pelaksanaan


Tabel 1. Metode Pelaksanaan

No Lingkup Pekerjaan Metode Pekerjaan Bahaya Utama

1.3 Identifikasi Bahaya,Pengendalian Risiko dan Penetapan Tingkat Risiko


Pekerjaan
Memuat tabel identifikasi bahaya dan pengendalian risiko terhadap aktivitas pekerjaan
konstruksi sesuai hasil perancangan yang dikonsultasikan dengan Ahli K3 Konstruksi.

Tabel 2. Contoh Format Tabel Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko*

Penetapan
Uraian Identifikasi Dampak /
No Pengendalian
Kegiatan Bahaya Risiko
Risiko

Kepala Perancangan Konstruksi


Nama Penyedia Jasa

ttd
(Nama Lengkap)

*Format tabel dapat mengikuti contoh.


URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

Tabel 2 Penjelasan Tabel Contoh Format Tabel Identifikasi Bahaya dan


Pengendalian Risiko
Uraian Kegiatan : Tahapan kegiatan pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan
pekerjaan rutin dan non-rutin
Identifikasi Bahaya : Menetapkan karakteristik kondisi
bahaya / tindakan
bahayaterhadap aktivitas
pelaksanaan konstruksi sesuai
dengan peraturan terkait
Dampak / Risiko : Paparan /konsekuensi yang
timbul akibat kondisi bahaya dan
tindakan bahaya terhadap aktivitas
pelaksanaan konstruksi
Pengendalian Risiko : Kegiatan yang dapat
mengendalikan baik mengurangi
maupun menghilangkan dampak
bahaya yang timbul
Rencana Tindakan : Kegiatan tindak lanjut dalam
rangka memenuhi pengendalian
risiko yang akan dilakukan
Catatan: Identifikasi bahaya dan pengendalian risiko harus diturunkan dari metode
pelaksanaan

[Contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan]

NO PEKERJAAN IDENTIFIKASI ORANG HARTA LINGKUNGAN KESELAMATAN


BERISIKO BAHAYA BENDA UMUM
K A TR K A TR K A TR K A TR
=KxA =KxA =KxA =KxA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Catatan :
K : Kekerapan
A : Akibat (keparahan)
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

1.4 Peraturan Perundang-undangan dan Standar

Identifikasi peraturan perundangan dan persyaratan lainnya diuraikan menurut


identifikasi bahaya dan pengendalian risiko terhadap DED yang dihasilkan.*

Tabel 3 ContohFormat Peraturan Perundang-undangan dan Standar


Peraturan Perundangan
Pengendalian
No & Persyaratan Lainnya Klausula/Pasal
Risiko Yang Menjadi Acuan

1.5 Rancangan Panduan Keselamatan Pengoperasian dan Pemeliharaan


Konstruksi Bangunan

Konsultansi Konstruksi Perancangan menjelaskan secara naratif metode operasi dan


pemeliharaan bangunan gedung atau sipil, sesuai paket pekerjaan yang sedang
dirancang.
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

1.6 Pernyataan Penetapan Tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi


CONTOH

[Logo Perusahaan]

Berdasarkan hasil identifikasi bahaya untuk pelaksanaan pekerjaan:


Nama Paket Pekerjaan :
Harga Penilaian Perancangan :
(Estimate Engineer)
Lokasi Pekerjaan :

Maka dengan ini menetapkan bahwa tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi untuk
paket pekerjaan sebagaimana dimaksud di atas adalah:

RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI (BESAR/SEDANG/KECIL)*

*Coret yang tidak perlu

Jabatan : (Penanggung Jawab Perusahaan)

Nama :

Tanda Tangan :

Keterangan :

Risiko yang dimaksud adalah Risiko Keselamatan Konstruksi untuk menentukan


kebutuhan Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, tidak untuk
menentukan kompleksitas atau segmentasi pasar Jasa Konstruksi.
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

2 DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

2.1 Biaya Keselamatan Konstruksi


Perhitungan Biaya penerapan SMKK mengacu pada Lampiran huruf G.

2.2 Kebutuhan Personil K3 Konstruksi


a. Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi
Memuat daftar tenaga kerja konstruksi yang melaksanakan pekerjaan
konstruksi.

Tabel 4. Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi


Jumlah
No Jabatan
Personel
1 Ahli K3 Konstruksi*
2 Ahli Sipil
3 Ahli Mekanikal
4 Ahli Elektrikal
5 Ahli Arsitek
6 ...
7 Mandor
8 Tenaga Kerja Terampil (Tukang)
9 Asisten Tukang

*yang dimaksud biaya personel di dalamnya telah termaktub biaya penerapan


SMKK.

Anda mungkin juga menyukai