Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGEMBANGAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL

Dosen Pengampu : Dewi Suryani, M. Pd


Di Susun Oleh : Siti Patimah
Semester : V (Lima)

FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
(PIAUD)
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) TEBO
2023
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.

Dalam makalah ini kami membahas “Pengembangan Kecerdasan Visual


Spasial”.Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mahasiswa
mengenai keimanan dan ketakwaan serta mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua kalangan khusus nya kepada
para maha siswa di Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah
ini. Akhir kata, atas segala dkungan yang diberikan kami mengucapka terima kasih
kepada dosen pembimbing sehingga makalah ini disusun dengan baik

Muara Tebo,30 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2

A. Kecerdasan Visual Spasial ........................................................................... 2

B. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial ................................. 6

C. Aktivitas Untuk Mengasah Kecerdasan Visual Spasial................................ 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ................................................................................................. 11

B. Saran ........................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecerdasan visual-spasial merupakan salah satu kecerdasan majemuk, yang


dikemukakan oleh ahli psikologi ternama, yaitu Howard Gardner. Kecerdasan
spasial-visual merupakan kemampuan seseorang dalam memahami, membayangkan,
mengingat, ataupun berpikir dalam bentuk visual. Anak yang memiliki kemampuan
ini juga mampu menerjemahkan berbagai media visual seperti diagram, peta,
infografis, lukisan, dan masih banyak lagi.

Kecerdasan spasial-visual memungkinkan seorang anak untuk memodifikasi


citra ruang dan tempat. Kemampuan ini juga memudahkan individu dalam
mengingat wajah, lukisan, jalan, dan segalanya yang berkaitan dengan visual.
Adapun aspek-aspek yang menjadi kekuatan dari kecerdasan spasial-visual adalah
warna, arah, ruang, garis, bentuk, dan objek tiga dimensi lainnya.

Kecerdasan spasial-visual seringkali dipelajari dan diterapkan di luar


lingkungan sekolah. Oleh karena itu orang tua berperan penting dalam mendukung
dan menciptakan lingkungan kondusif di luar kegiatan sekolah untuk membantu
anak dalam mengembangkan kecerdasannya ini secara optimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Kecerdasan Visual Spasial ?
2. Bagaimana Strategi Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial ?
3. Apa saja Aktivitas Untuk Mengasah Kecerdasan Visual Spasial ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kecerdasan Visual Spasial

1. Pengertian Kecerdasan Visual Spasial

Setiap Anak yang lahir memiliki kemampuan kecerdasan yang berbeda-beda


dan anak juga dibekali kecerdasan untuk menghadapi masalah-masalah yang akan ia
hadapi dalam kehidupan nyata sehari-harinya dengan menghasilkan sesuatu yang
berarga dalam dirinya. Menurut Musfiroh (2008) kecerdasan visual-spasial ditandai
dengan kepekaan mempersepsi secara akurat dan mentransformasi persepsi awal,
seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai bangunan, apresiasi
seni, desain, dan efektif dalam membuat koordinasi warna, membuat bentuk,
menciptakan serta dapat membayangkan secara detil benda-benda, dan juga seorang
yang cenderung memliki kecerdasan visual-spasial suka melukis, membuat sketsa,
bermain game ruang, berpikir dalam image atau bentuk. Anak-anak dengan
kemampuan kecerdasan visual spasial cenderung akan berpikir dan berimajinasi.

Menurut Musfiroh (2008) Kecerdasan visual spasial berhubungan dengan


kemampuan mengenal warna, bentuk, ukuran serta ruang yang akurat dapat
mengubah penangkapannya melalui bentuk lain yaitu dekorasi, arsitektur, lukisan
dan patung. Hal ini artinya anak senang membayangkan sesuatu dengan daya
khayalnya dan menuangkannya melalui karya seni dalam bentuk dua dimensi atau
tiga dimensi (Sulistiyani, 2012). Kecerdasan visual spasial pada anak merupakan
kemampuan berfikir, memahami dan memproses suatu dalam bentuk visual
(nyata).Seseorang dengan kecerdasan visual spasial akan mempunyai kepekaan pada
garis, warna, bentuk, ruang, keseimbangan, bayangan, harmoni, pola dan hubungan
antar unsur kecerdasan visual spasial benar-benar bertumpu pada ketajaman melihat
dan ketelitian pengamatan (Amstrong 2008).

Dari beberapa pendapat diatas terkait definisi kecerdasan visual spasial dapat
disimpulkan bahwa kecerdasan visual spasial atau kecerdasan pandang ruang

2
didefinisikan sebagai kemampuan mempersepsi dunia visual-spasial secara akurat
serta mentransformasikan persepsi dunia visual-spaial tersebut dalam berbagai
bentuk. Anak mampu memvisualisasikan kembali apa yang dilihatnya baik melalui
gambar, atau objek secara langsung dan menuangkan ide-idenya ke dalam sebuah
karya. Kecerdasan visual spasial ini berhubungan dengan kemampuan mengenal
warna, bentuk, ukuran.

2. Karteristik Kecerdasan Visual Spasial

Anak usia dini memiliki kepekaan merasakan dan membayangkan dunia


gambar dan ruang secara akurat. Menurut Sefrina (2013) anak dengan kecerdasan
visual spasialmenonjol memiliki ciri yang berhubungan dengan gambar dan ruang,
oleh karena itu kadang disebut dengan anak dengan cerdas gambar. Ciri pertama
yang mudah diamati adalah anak sering kali dapat menceritakan objek/benda yang
ditemuinya dengan sangat mendetail, mulai dari bentuk, warna, ukuran hingga
bagian-bagian dari objek tersebut.

Sedangkan Yus, A (2011) mengungkapkan bahwa kecerdasan visual spasial


memiliki ciri-ciri seperti:

1) Menata ruang dan menciptakan suatu tata ruang


2) Membayangkan sesuatu, seperti benda, tempat, dan perjalanan
3) Membentuk sesuatu seperti membuat pahatan dan menciptakan karya seni,
seperti menggambar, melukis, merancang tata ruang dari sesuatu yang ada di
sekitarnya
4) Menghasilkan pengetahuan berdasarkan suatu ilmu seperti topologi dan
anatomi

3. Indikator Kecerdasan Visual Spasial

Anak minimal bisa mengenali beberapa bentuk bangunan atau tempat seperti
halnya kotak, lonjong, maupun bundar.Selain itu anak yang memiliki kecerdasan

3
visual spasial juga bisa mengenali warna dengan mudah dan bisa membedakan arah
kanan maupun kiri.

Adapun indikator kecerdasan visual spasial menurut Musfiroh (2012), yaitu:

1) Anak menonjol dalam kemampuan menggambar, mampu menunjukkan detil


unsur daripada anak-anak sebayanya.
2) Anak memiliki kepekaan terhadap warna, cepat mengenali warna dan
mampu memadukan warna lebih baik daripana anak-anak sebayanya
3) Anak suka menjelajah lokasi disekitarnya dan memperhatikan tata letak
benda di sekitarnya, serta cepat menghafal letak benda-benda.
4) Anak menyukai balok atau benda lain untuk membuat suatu bangun benda,
seperti mobil, rumah, pesawat, atau apapun yang ingin di buat oleh anak.
5) Suka melihat-lihat dan memperhatikan buku yang berilustrasi atau buku-
buku yang penuh gambar.
6) Anak mewarnai berbagai gambar yang ada di buku, menebalkan garisnya,
dan meniru.
7) Anak menikmati bermain kolase dari berbagai unsur ( usia TK), membuat
sesuatu atau bentuk dari playdough, malam (lilin atau plastisin), atau
sejenisnya
8) Anak memperhatikan berbagai jenis grafik, peta, dan diagram serta
menanyakan nama serta maksud bentuk-bentuk informasi tersebut sementara
anak sebayanya kurang antusias.
9) Anak banyak bercerita tentang mimpinyaa dan dapat menunjukkan detil
mimpi daripada sebayanya
10) Anak tertarik pada profesi yang terkait dengan penggunaan kecerdasan
visual spasial secara optimal seperti pelukis (anak-anak menyebutnya
sebagai tukang gambar), fotografer (tukang foto), arsitek (anak-anak
menyebutnya sebagai tukang gambar rumah), perancang busana (anak
menebutnya tukang baju), pilot, penjelajah ruang angkasa atau karier yang
lain yang berorientasi visual spasial

4
11) Anak dapat merasakan pola-pola sederhana dan mampu menilai pola mana
yang bagus dari pola yang lainnya.

Adapun indikator kecerdasan visual-spasialanak usia dini 5-6 tahun Musfiroh


(2008):

1) Anak yang cerdas visual-spasialcepat menangkap karateristik objek dan


memiliki kemampuan alami untuk menuangkannya kedalam bentuk gambar,
bentuk tiga dimensi dan seni kerajinan.
2) Anak yang memiliki kecerdasan visual-spasialpeka terhadap bentuk, ukuran,
unsur bentuk, komposisi, warna, dan mereka detail lainnya, mereka mampu
merekam dengan akurat apa yang dilihat dan dibayangkannya.
3) Anak dengan kecerdasan visual-spasialsangat imajinatif, mampu
membayangkan sesuatu dengan detail bentuk, warna, dan komposisinya.
4) Anak cerdas visual-spasial senang membuat konstruksi tiga dimensi dan
unsur seperti: lego, bricks, bombiq, dan balok.

4. Aspek Kecerdasan Visual Spasial

Menurut Musfiroh (2008) aspek dari kecerdasan visual spasial adalah


kepekaan terhadap bentuk, unsur bentuk, ukuran, komposisi, dan warna. Mereka
yang cerdas visual-spasial sangat imajinatif mampu membayangkan sesuatu dengan
detil, senang membuat kontruksi seperti: lego, brick, bombiq, plastisin dan balok,
mereka akan belajar dengan melihat dan mengamati benda, bentuk dan warna.
Adapun aspek yang dijadikan fokus dalam penelitian ini yaitu:

1) Bentuk, Alat permainan edukatif yang mengandung unsur konsep bentuk


juga dapat diberikan secara dini. Dengan bermain dan secara tidak khusus
disebutkan nama bentuknya, juga pengulangan bermain dengan alat ini akan
semakin memiliki konsep dan mengenal nama bentuk tersebut dengan
spontan. Misalnya, bila terlalu sulit bagi anak untuk mengingat nama
segiempat, maka tidak usah dipaksakan. Yang penting anak dapat memila-
memila berdasarkan bentuk yang senada dan istilah segi empat diganti

5
dengan istilah kotak. Hal ini juga dapat diperlakukan pada bentuk lain,
misalnya kata “lingkaran” diganti benjadi bundaran.
2) Ukuran, Menurut Jumaris (2006) kemampuan dasar yang berkaitan dengan
ukuran diperoleh dari pengalaman anak pada waktu ia berinteraksi pada
lingkungannya, khususnya pengalaman yang berhubungan dengan
membandingkan, mengklasifikasikan, dan menyusun atau mengurutkan
benda-benda.
3) Warna, Sugiman dalam Buletin PAUD, (2006) warna-warna tersebut
meliputi: merah, biru, hijau, kuning, coklat, jingga, hitam, putih dan abu-abu.
Dalam hal memberikan kesempatan anak untuk belajar mengenal berbagai
warna mengenal warna yang sama dan berbeda, melatih daya ingat dan
konsentrasi melengkapi pola, dan menghitung.
4) Menuangkan ide dalam merancang, Anak yang menonjol kecerdasan visual-
spasialcenderung suka melakukan permainan konstruktif, menonjol dalam
mengenal bentuk, ukuran dan warna. Permainan konstruksi dapat
mengoptimalkan perkembangan kecerdasan visual-spasialanak. Anak dapat
menggunakan alat permainan seperti balok-balok, maze (mencari jejak),
puzzle (merangkai kepingan gambar), permainan rumah-rumahan, dan
plastisin atau playdough.

B. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial

Menurut Sujiono (2010) strategi mengembangkan kecerdasan visual spasial


pada anak, yaitu:

1. Mencoret-coret

Coretan merupakan tahapan dari menggambar merupakan sarana untuk


megembangkan imajinasi dan kerativitas nya.suatu kemampuan yang mendukung
kecerdasan visual spasialnya.Untuk mampu menggambar, anak memulai dengan
tahapan mencoret terlebih dahulu.Mencoret biasanya dimulai sejak anak berusia
sekitar 18 bulan ini, pada dasarnya kegiatan mencoret merupakan sarana anak
mengekspresikan diri. Meski apa yang digambarnya dalam coretannya belum tentu

6
lansung terlihat isi pikirannya. Selain itu, kegiatan ini juga dalam melatih koordinasi
tangan dan mata anak.

2. Menggambar dan melukis.

Kegiatan menggambar dan melukis dapat dilakukan diamana saja, kapan saja
dengan biaya yang relatif murah.Sediakan alat-alat yang diprerlukan seperti kertas,
pensil warna, dan krayon. Biarkan anak menggambar atau melukis apa yang dia
inginkan sesuai imajinasi dan kreativitasnya karena menggambar atau melukis
merupakan ajang bagi anak untuk mengekspresikan diri.

1) Kegiatan membuat prakarya atau kerajinan tangan Kegiatan ini dapat


meningkatkan kecerdasan visual spasial anak.kerajinan yang dilakukan anak
adalah menggunakan kertas. menuntut kemampuan anak memanipulasi
bahan. Kreativitas dan imajinasi anak pen terlatih karenanya.Selain itu,
kerajinan tangan dapat membangun kepercayaan diri anak.
2) Mengunjungi berbagai tempat Mengunjungi berbagai tempat dapat
memperkaya pengalaman visual anak, seperti mengajaknya ke museum,
kebun binatang, menempuh perjalanan wisata alam lainnya.

Menurut Hamza strategi yang dapat digunakan untuk mengaktifkan


kecerdasan visual spasial antara lain:

1) Visualisasi. Salah satu cara termudah membantu siswa menerjemahkan buku


atau materi pelajaran menjadi gambar dan pencitraan adalah meminta mereka
memejamkan mata dan membayangkan apa yang mereka pelajari.
2) Penggunaan warna. Siswa yang memiliki kecerdasan spasial tinggi biasanya
peka pada warna. Ada banyak cara yang kreatif memanfaatkan warna
sebagai alat pembelajaran. Siswa dapat menggunakan warna kesukaan
mereka sebagaipenghilang stres ketika menghadapi masalah-masalah yang
sulit atau gagasan yang tidak dipahami dengan cara bayangkanlah warna
kesukaan kalian, hal ini akan membantu kalian menemukan jawaban yang
tepat atau bahkan menemukan sendiri penjelasannya.

7
3) Metafora gambar. Metafora adalah penggunaan satu gagasan untuk merujuk
pada gagasan lain, dan metafora gambar adalah pengekspresian satu gagasan
meliputi pencitraan visual.
4) Sketsa gagasan. Guru harus membantu siswa dalam mengartikulasi
pemahaman mereka tentang materi pembelajaran. Strategi sketsa gagasan ini
misalnya dengan meminta menggambarkan poin kunci, gagasan utama, tema
sentral atau konsep dasar yang diajarkan.
5) Simbol grafis. Salah satu strategi pengajaran paling tradisional adalah
menulis di papan tulis. Strategi ini sangat penting bagi proses pemahaman
siswa yang memiliki kecenderungan pada kecerdasan spasial. Oleh karena
itu, Anda harus berlatih menggambar sekurang-kurangnya di beberapa
bagian pelajaran misalnya dengan menciptakan simbol grafis untuk konsep
yang akan dipelajari.

C. Aktivitas Untuk Mengasah Kecerdasan Visual Spasial

1) Mengenalkan permainan yang bersifat konstruksi kepada si Kecil

Jenis permainan konstruksi dapat melatih kreativitas si Kecil dalam


membangun suatu bangunan, atau membentuk benda tertentu. Bunda dapat
mengajak si Kecil menyusun puzzle, menyusun balok, atau lego.

2) Mengenalkan kegiatan coret-coret

Aktivitas ini dapat melatih koordinasi mata dan tangan si Kecil. Selain itu,
kegiatan ini dapat melatih si Kecil untuk mengekspresikan diri.

3) Mengenalkan kegiatan menggambar dan melukis

Kegiatan ini dapat melatih imajinasi dan kreativitas si Kecil. Bunda dapat
mengajak si Kecil melakukannya di mana saja. Jangan lupa untuk menyiapkan alat-
alat seperti pensil warna, krayon dan kertas terlebih dahulu.

8
4) Mengajak si Kecil berkunjung ke tempat-tempat wisata

Rekreasi ke tempat wisata dapat meningkatkan kecerdasan visual spasial si


Kecil. Tempat wisata yang dapat Bunda kunjungi seperti kebun binatang, museum,
atau tempat wisata yang memberikan manfaat edukasi untuk si Kecil.

5) Mengajak si Kecil membuat kerajinan tangan

Kegiatan ini dapat melatih kreativitas dan imajinasi si Kecil. Rasa percaya diri
si Kecil juga akan meningkat melalui kegiatan ini. Bunda dapat menggunakan media
lilin atau playdough. Setelah itu, rangsang si Kecil untuk membentuk benda-benda
menggunakan playdough.

6) Mengajak si Kecil mengenali ruangan yang ada di sekelilingnya

Bunda dapat mengajak si Kecil mengenali kondisi sebuah ruang, mulai dari
warna dinding sampai benda-benda yang ada di dalam ruangan. Setelah itu, Bunda
dapat meminta pendapat si Kecil untuk mengatur ruangan menurut imajinasinya.
Tak hanya dapat meningkatkan imajinasi, hal ini juga merangsang rasa percaya diri
si Kecil.

7) Mengenalkan permainan maze

Permainan maze adalah permainan dengan hambatan jalan sempit, berliku,


ataupun jalan buntu. Permainan ini dapat melatih kesadaran spasial si Kecil dengan
mengetahui ruang dan jalur yang dilewati. Permainan ini juga dapat merangsang
imajinasi si Kecil, serta melatih koordinasi mata dan tangan.

8) Membacakan dongeng secara rutin

Saat membacakan dongeng, Bunda dapat menggunakan intonasi suara sesuai


tokoh di dalam cerita. Setelah itu, Bunda dapat meminta pendapat si Kecil mengenai
cerita tersebut. Kemudian, Bunda dapat mengajukan pertanyaan tentang apa yang si
Kecil bayangkan dari cerita tersebut.

9
9) Mengenalkan arah pada si Kecil

Memasuki usia dua tahun, si Kecil sudah dapat diajarkan mengenai arah,
seperti perbedaan kiri dan kanan. Bunda dapat melakukannya saat berjalan-jalan,
atau ketika bermain dengan si Kecil.

10) Mengenalkan si Kecil mengenai informasi visual

Pengenalan ini dapat menambah wawasan si Kecil akan pengetahuan visual


yang dituangkan dalam bentuk diagram atau grafik.

Menurut teori perkembangan anak, setiap anak diyakini lahir dengan lebih dari
satu bakat. Orang tua perlu membantu anak merangsang bakat tersebut dengan
memberikan pendidikan yang baik, sesuai dengan perkembangannya.

Jika diterapkan secara rutin, rangkaian stimulasi kecerdasan visual spasial di


atas dapat meningatkan kemampuan daya ingat si Kecil, sehingga proses belajar
anak akan menjadi lebih mudah. Selain itu, si Kecil dapa

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

kecerdasan visual spasial atau kecerdasan pandang ruang didefinisikan sebagai


kemampuan mempersepsi dunia visual-spasial secara akurat serta
mentransformasikan persepsi dunia visual-spaial tersebut dalam berbagai bentuk.
Anak mampu memvisualisasikan kembali apa yang dilihatnya baik melalui gambar,
atau objek secara langsung dan menuangkan ide-idenya ke dalam sebuah karya.
Kecerdasan visual spasial ini berhubungan dengan kemampuan mengenal warna,
bentuk, ukuran.

Menurut Sujiono (2010) strategi mengembangkan kecerdasan visual spasial


pada anak, yaitu:

 Mencoret-coret
 Menggambar dan melukis.

Menurut Hamza strategi yang dapat digunakan untuk mengaktifkan


kecerdasan visual spasial antara lain:

 Visualisasi.
 Penggunaan warna.
 Metafora gambar
 Sketsa gagasan
 Simbol grafis

B. Saran

Penulis berharap agar makalah ini dapat dijadikan bahan bacaan bagi
mahasiswa khususnya, dan penulis mohon kritik dan sarannyademi kesempurnaan
makalah ini karena penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, T. (2002). Setiap Anak Cerdas: Panduan Membantu Anak Belajar


dengan Memanfaatkan Multiple Intelligence-nya. (Alih Bahasa: Rina
Buntaran). Jakarta: Gramedia Pustaka.

Lwin, M. et al. (2008). Cara Mengembangkan Berbagai Metode Komponen


Kecerdasan: Panduan Praktis bagi Guru, Masyarakat Umum, dan Orang Tua.
(Alih Bahasa Christine Sujana). Jakarta: Indeks.

Gian Nitih Tania. (2013). Skripsi Pembelajaran IPS Berbasis Kecerdasan Majemuk.
Disahkan tanggal 24 Juli 2013. Universitas Negeri Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Pendidikan.
https://educhannel.id/blog/artikel/kecerdasan-visual-spasial.html

12

Anda mungkin juga menyukai