Dosen Pengampu:
Wuri Dwiyati, M.Pd
Disusun oleh:
Halimah Tusa’diyah (20.03.0002)
Qurrota A’yuni (20.03.0005)
Mery Nurmayanti (20.03.0006)
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada anak usia dini kecerdasan visual spasial mulai terlihat dari perhatian
yang lebih banyak atau lebih besar pada benda – benda dengan warna tertentu,
benda dengan bentuk unik (menurut mereka), kemudian kemampuan mereka
secara aplikatif atau dikomunikasikan pada orang lain. Perkembangannya tentu
sesuai tahap usia dan meningkat serta optimal ketika mendapatkan stimulasi yang
memadai.
iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kecerdasan Visual Spasial?
2. Strategi pengembangan apa saja yang dapat dilakukan untuk
pengembangan kecerdasan visual spasial?
3. Permainan apa saja yang dapat dilakukan untuk mengasah kecerdasan
visual-spasial?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang kecerdasan visual spasial
2. Untuk memahami apa saja stategi pengembangan kecerdasan visual
spasial
3. Untuk mengetahui permainan yang dapat mengasah kecerdasan visual
spasial
v
BAB II
PEMBAHASAN
1
Rosidah, Laily, Peningkatan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini Melalui
Permainan Maze, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 8 No. 2, 2014
2
Ibid
vi
Kemampuan untuk dapat memahami gambar serta unsur-unsur seperti garis
dan warna merupakan kemampuan khas kecerdasan visual spasial. Maka dari
penjelasan tersebut pengertian mengenai kecerdasan visual spasial dapat
disimpulkan menjadi tiga kata kunci, yaitu:
Anak yang memiliki kecerdasan visual spasial baik, akan dengan mudah
belajar ilmu ukur ruang. Ia dengan mudah akan menentukan letak suatu benda
dalam ruangan. Ia akan dapat membayangkan bentuk suatu benda dengan benar
meskipun masih dalam perspektif. Anak yang memiliki kecerdasan visual spasial
juga memiliki cara belajar visualisasiberdasarkan penglihatan, sehingga ia akan
dengan mudah belajar dari gambar-gambar, grafik dalam warna-warni yang
menarik.4
3
Yuliani Nurani Sujiono, Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan
Jamak, (Jakarta: PT Indeks, 2010), hlm. 58
4
Linda Campbell, Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Inteligences, (Depok:
Intuisi Press, 2004), hlm. 22
vii
memiliki kemampuan untuk menciptakan imajinasi atau menciptakan bentuk-
bentuk tiga dimensi. Kecerdasan visual spasial adalah kapasitas untuk mengenali
dan melakukan penggambaran atas objek atau pola yang diterima otak.5
Komponen inti dari kecerdasan visual spasial adalah kepekaan pada garis,
warna, bentuk, ruang, keseimbangan, bayangan harmoni, pola dan hubungan antar
unsur tersebut. Komponen lainnya adalah kemampuan membayangkan,
5
Rosidah, Laily, Peningkatan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini Melalui
Permainan Maze, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 8 No. 2, 2014, hlm. 283
6
Yaumi, Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegences)
Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak, hlm. 13-14.
viii
mempresentasikan ide secara visual dan spasial dan mengorientasikan secara
tepat. Komponen inti dari kecerdasan visual spasial benar-benar bertumpu pada
ketajaman melihat dan ketelitian pengamatan.7
7
Yaumi, Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegences)
Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak, hlm. 16
8
Oktavia Ayu Dwi Lestari, Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini
Menggunakan Media Buku Bantal di Taman Kanak-kanak Sandhy Putra Telkom Kelompok Bikota
Bengkulu, (Skripsi. Universitas Bengkulu, 2014), hlm. 14-15.
9
Musfiroh, Tadkiroatun, Pengembangan Kecerdasan Majemuk, (Tangerang
Selatan:Penerbit Universitas Terbuka, 2016)
ix
benda dalam bentuk gambar misalnya menggambar bendabenda yang ada
di atas meja).
2. Pengenalan dan pemaduan warna. Dapat diberikan pada anak usia dini
dimulai dengan mengenal warna dasar, warna sekunder kemudian gradasi
warna. Pengenalan dan pemaduan warna dapat diberikan dalam bentuk
kartu warna, mewarnai dan cipta warna atau mencampur warna.
3. Pengembangan kemampuan menggambar. Pengembangan kemampuan
menggambar dapat dilakukan melalui kegiatan permainan finger painting,
melengkapi gambar serta menggambar bebas atau mencoret-coret.
4. Apresiasi gambar, foto, dan film. Hal ini dimaksudkan untuk
mengembangkan kepekaan anak terhadap kepekaan visual spasialnya.
Anak-anak diberi kesempatan melalui kegiatan memilih gambar favorit
atau yang disukai, permainan mengurutkan gambar sampai belajar
memotret.
5. Kemampuan konstruksi. Kemampuan konstruksi sebagai salah satu
indikatornya kecerdasan visual spasial dapat dilakukan melalui kegiatan
menirukan guru menyusun balok/lego, membangun balok atau lego,
bermain plastisin/playdough/clay, proyek mendekorasinya, bermain
geometri (lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga, trapesium).
6. Penajaman kemampuan visual. Penajaman kemampuan visual mengacu
pada kegiatan mengidentifikasi, membandingkan, dan menganalisis ciri
karakteristik benda. Hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan
observasi/mengamati, bermain teropong kertas, bermain kaca pembesar.
7. Pengembangan imajinasi, dilakukan melalui kegiatan games memori
(melihat-terpejam), bermain peran/acting/berpura-pura, cerita berantai,
dan kegiatan menebak bayangan (ditunjukkan bayangan suatu benda dan
anak menebak nama benda menurut bentuknya).
C. Permainan Untuk Mengasah Kecerdasan Visual-Spasial
x
sekolah kecerdasan visual-spasial ini sangat penting karena kecerdasan visual-
spasial erat hubungannya dengan aspek kognitif secara umum. Berikut cara
mengembangkan kecerdasan visual spasial anak.
1. Kenalkan arah
3. Belajar bentuk
4. Bermain Peta
Saat anak berusia 4-5 tahun, anda bisa mengajaknya membuat peta
sederhana, misalnya membuat peta perjalanan dari rumah menuju
sekolahnya. Untuk melatih daya visualisasi, minta anak membuat denah
rumah. Dari kegiatan ini anak mampu memvisualisasikan tata letak dan
ruang kedalam bentuk dua dimensi.
5. Bermain tangram
10
Yaumi, Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegences)
Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak, hlm. 17
xi
kepingan potongan, disebut tan yang disatukan untuk membentuk pola.
Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih anak dalam membentuk
pola tertentu menggunakan ketujuh potongan yang mungkin tidak
tumpang tindih.
11
Bob Samples, Revolusi Belajar LJ Untuk Anak, (Bandung: Kalifa, 2002), hlm. 199
xii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai orang tua, sering kali kita luput dalam memahami kecerdasan anak
berdasarkan jumlah aspek. Padahal memahami minat dan bakat sikecil sejak dini
adalah hal yang penting guna untuk bekalnya dimasa depan nanti. Kecerdasan
yang sering kali disorot adalah kecerdasan visual spasial, dimana hal ini berkaitan
dengan kemampuan anak dalam memahami apa yang ada di depan mata lantas
mewujudkannya ke dalam hasil karya nyata.
Kecerdasan visual spasial dapat dilihat pada anak yang suka menggambar,
membuat prakarya dari berbagai macam bahan, menyusun balok menjadi sebuah
kerangka tertentu. Metode belajar edukasi yang mengasah kecerdasan visual anak
sering kali di lakukan diberbagai sekolah. Hal ini bertujuan tak hanya untuk
kecerdasan saja, melainkan untuk melatih kreativitas anak.
B. Saran
Di lembaga PAUD sebagai guru dan juga orang tua di rumah perlu
menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung anak dalam mengembangkan
daya imajinasi mereka, seperti alat-alat permainan konstruktif (Lego, puzzle,
Lasie), balok-balok bentuk geometri berbagai warna dan ukuran, peralatan
menggambar, pewarna, alat-alat dekoratif (kertas warna-warni, gunting, lem,
benang), dan berbagai buku bergambar.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Rosidah, Laily, Peningkatan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini Melalui
Permainan Maze, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 8 No. 2, 2014
Oktavia Ayu Dwi Lestari, Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia
Dini
xiv