Anda di halaman 1dari 14

Makalah

PENGERTIAN DAN PENGEMBANGAN KECERDASAN


VISUAL-SPASIAL
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Kecerdasan Majemuk

Dosen Pengampu:
Wuri Dwiyati, M.Pd
Disusun oleh:
Halimah Tusa’diyah (20.03.0002)
Qurrota A’yuni (20.03.0005)
Mery Nurmayanti (20.03.0006)

Pendidikan Islam Anak Usia Dini


Sekolah Tinggi Agama Islam
Universitas Islam Sumatera Utara
T.A 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat


Allah Swt. atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
terselesaikanlah makalah ini. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Ibu
Wuri Dwiyati, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengembangan Kecerdasan
Majemuk. Dan juga kepada orangtua yang senantiasa mendukung serta memberi
pengertian dalam pengerjaan makalah ini.

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai pemenuhan tugas.


Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
kecerdasan Visual-Spasial bagi para pembaca dan juga penulis. Penulis menyadari
bahwa isi makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan saran serta masukan yang membangun sebagai perbaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca.

Pematang Siantar, 2 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya manusia memiliki beragam kecerdasan yang terdapat di dalam


dirinya hanya saja tidak semua kecerdasan tersebut dikembangan secara optimal
sehingga hanya beberapa saja yang menjadi keunggulan bagi dirinya. Beragam
kecerdasan tersebut dapat disebut juga dengan istilah multiple intelligences atau
kecerdasan majemuk/ganda yang dikembangkan oleh Howard Gardner. Dalam
teorinya, beliau menemukan bahwa ternyata manusia belajar dan menunjukkan
kecerdasan dalam berbagai cara sehingga kecerdasan dimaknai secara lebih luas,
tidak hanya sebatas tes IQ.

Masing-masing individu memiliki potensi dengan lebih dari satu kecerdasan.


Kecerdasan tersebut meliputi kecerdasan verbal linguistik, logis matematis, visual
spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, naturalis, musikal, dan
eksistensial. Dari berbagai kecerdasan majemuk yang telah disebutkan, salah satu
jenis kecerdasan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah kecerdasan visual
spasial. Kecerdasan visual spasial anak berkaitan dengan kemampuannya dalam
memvisualisasikan gambar di dalam pikirannya yang berguna untuk memecahkan
suatu masalah atau mencari jawaban tertentu. Kecerdasan ini juga dapat diartikan
sebagai kemampuan yang berkaitan dengan memadukan ciri-ciri benda atau objek
yang ada di lingkungan sekitar dalam bentuk gambar di benak anakanak yang
kemudian diungkapkan kembali dalam bentuk visual nyata.

Pada anak usia dini kecerdasan visual spasial mulai terlihat dari perhatian
yang lebih banyak atau lebih besar pada benda – benda dengan warna tertentu,
benda dengan bentuk unik (menurut mereka), kemudian kemampuan mereka
secara aplikatif atau dikomunikasikan pada orang lain. Perkembangannya tentu
sesuai tahap usia dan meningkat serta optimal ketika mendapatkan stimulasi yang
memadai.

iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kecerdasan Visual Spasial?
2. Strategi pengembangan apa saja yang dapat dilakukan untuk
pengembangan kecerdasan visual spasial?
3. Permainan apa saja yang dapat dilakukan untuk mengasah kecerdasan
visual-spasial?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang kecerdasan visual spasial
2. Untuk memahami apa saja stategi pengembangan kecerdasan visual
spasial
3. Untuk mengetahui permainan yang dapat mengasah kecerdasan visual
spasial

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecerdasan Visual-Spasial

Kecerdasan visual spasial itu sendiri adalah kemampuan seseorang dalam


memahami, memproses dan berpikir dalam bentuk visual. Kecerdasan visual
spasial merupakan kapasitas untuk mengenali dan melakukan penggambaran
objek atau pola yang diterima otak. Seorang anak yang mempunyai kecerdasan
visual spasial memiliki kemampuan untuk menciptakan imajinasi atau
menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi. Anak yang mempunyai kecakapan ini
mampu menerjemahkan bentuk gambaran dalam pikirannya ke dalam bentuk dua
atau tiga dimensi dan memahami konsep spasial serta terlihat antusias ketika
melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan ini.1

Kecerdasan visual spasial pada seorang individu berkaitan dengan


kemampuan membentuk suatu model dalam pikiran tentang spasial dan
kemampuan menggunakan model tersebut di dunia nyata. Kecerdasan visual
spasial tersebut meliputi kemampuan untuk melihat dengan tepat gambaran visual
di sekitarnya dan memperhatikan rincian kecil yang kebanyakan orang lain tidak
memperhatikannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa individu yang memiliki
kecerdasan visual spasial memiliki persepsi yang besar.

Kemampuan tersebut memungkinkan anak untuk dapat mempresentasikan


gambaran visual spasial secara lebih detail, apa yang dipikirkan dan dibayangkan
dalan bentuk penggambaran atau imajinasi dalam pemikirannya kemudian dapat
dituangkan dalam bentuk visual. Anak dengan kecerdasan visual spasial
mempunyai kepekaan pada garis, warna, bentuk, ruang, keseimbangan, bayangan,
harmoni, pola dan hubungan unsur-unsur kecerdasan visual spasial bertumpu pada
ketajaman penglihatan dan ketelitian pengamanan.2

1
Rosidah, Laily, Peningkatan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini Melalui
Permainan Maze, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 8 No. 2, 2014
2
Ibid

vi
Kemampuan untuk dapat memahami gambar serta unsur-unsur seperti garis
dan warna merupakan kemampuan khas kecerdasan visual spasial. Maka dari
penjelasan tersebut pengertian mengenai kecerdasan visual spasial dapat
disimpulkan menjadi tiga kata kunci, yaitu:

1) Kecerdasan visual spasial memampukan anak untuk mempersepsi,


menangkap dan memahami sesuatu melalui panca indera.
2) Visual spasial berkaitan dengan kemampuan mata khususnya warna dan
ruang.
3) Kecerdasan visual spasial memampukan anak untuk mentransformasikan
hal yang ditangkap mata ke dalam wujud lain, misalnya mencermati bunga
matahari, merekam, adanya imajinasi lalu menuangkannya ke dalam
bentuk gambar, coretan, lukisan, susunan balok atau lego dan lainnya.

Menurut Amstrong, visual spasial adalah kemampuan untuk


memvisualisasikan gambaran didalam pikiran seseorang. Kecerdasan ini
digunakan oleh anak untuk berfikir dalam bentuk visualisasi dan gambar maupun
tulisan untuk memecahkan suatu masalah atau menemukan jawaban. 3 Sedangkan
menurut Howard Gardner, kecerdasan visual spasial adalah kemampuan untuk
menangkap dunia ruang visual secara tepat. Seperti yang dimiliki oleh pemburu,
arsitek, navigator, dan dekorator.

Anak yang memiliki kecerdasan visual spasial baik, akan dengan mudah
belajar ilmu ukur ruang. Ia dengan mudah akan menentukan letak suatu benda
dalam ruangan. Ia akan dapat membayangkan bentuk suatu benda dengan benar
meskipun masih dalam perspektif. Anak yang memiliki kecerdasan visual spasial
juga memiliki cara belajar visualisasiberdasarkan penglihatan, sehingga ia akan
dengan mudah belajar dari gambar-gambar, grafik dalam warna-warni yang
menarik.4

Kecerdasan visual spasial merupakan salah satu kecerdasan yang perlu


distimulasi dan dikembangkan. Anak yang mempunyai kecerdasan visual spasial

3
Yuliani Nurani Sujiono, Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan
Jamak, (Jakarta: PT Indeks, 2010), hlm. 58
4
Linda Campbell, Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Inteligences, (Depok:
Intuisi Press, 2004), hlm. 22

vii
memiliki kemampuan untuk menciptakan imajinasi atau menciptakan bentuk-
bentuk tiga dimensi. Kecerdasan visual spasial adalah kapasitas untuk mengenali
dan melakukan penggambaran atas objek atau pola yang diterima otak.5

Kecerdasan visual spasial merupakan kecerdasan yang dikaitkan dengan bakat


seni, khususnya seni lukis dan seni arsitektur. Kecerdasan visual spasial atau
kecerdasan gambar atau kecerdasan pandang ruang didefinisikan sebagai
kemampuan mempersepsi dunia visual spasial secara akurat serta
mentransformasikan persepsi visual spasial tersebut dalam berbagai
bentuk.Kemampuan berpikir visual spasial merupakan kemampuan berpikir dalam
bentuk visualisasi, gambar, dan bentuk tiga dimensi. Ada tiga kunci dalam
mendefinisikan kecerdasan visual spasial, yaitu:

1. Mempersepsi yakni menangkap dan memahami sesuatu melalui panca


indera.
2. Visual pasial terkait dengan kemampuan mata, khususnya warna ruang.
3. Mentransformasikan, yakni mengalihbentukkan hal yang ditangkap mata
kedalam bentuk wujud lain, misalnya melihat, mencermati, merekam,
menginterpretasikan dalam pikiran lalu menuangkan rekaman dan
interpretasi tersebut kedalam bentuk lukisan, sketsa, kolase, atau lukisan.6

Kecerdasan visual spasial melibatkan imajinasi aktif yang membuat seseorang


mampu mempersiapkan warna, garis dan luas, serta menetapkan arah dengan
tepat. Selain itu cara mengembangkan kecerdasan visual spasial anak, salah
satunya adalah dengan belajar bentuk geometri, salah satu caranya yaitu dengan
meminta anak memperhatikan bentuk-bentuk rumah, bola, atau benda yang ada
dalam buku, seperti menyebutkan konsep garis, lurus, zig-zag, bulat, persegi, atau
kerucut.

Komponen inti dari kecerdasan visual spasial adalah kepekaan pada garis,
warna, bentuk, ruang, keseimbangan, bayangan harmoni, pola dan hubungan antar
unsur tersebut. Komponen lainnya adalah kemampuan membayangkan,

5
Rosidah, Laily, Peningkatan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini Melalui
Permainan Maze, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 8 No. 2, 2014, hlm. 283
6
Yaumi, Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegences)
Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak, hlm. 13-14.

viii
mempresentasikan ide secara visual dan spasial dan mengorientasikan secara
tepat. Komponen inti dari kecerdasan visual spasial benar-benar bertumpu pada
ketajaman melihat dan ketelitian pengamatan.7

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan visual


spasial adalah kemampuan memvisualisasikan gambar atau objek yang diterima
oleh otak atau pikiran seorang anak. Visualisasi berupa warna, garis, bentuk,
ruang, ukuran kemudian dituangkan dalam bentuk gambar maupun tulisan untuk
menemukan suatu masalah atau menemukan jawaban. Adapun karakteristik anak
dengan kecerdasan visual spasial. Berikut karakteristik kecerdasan visual spasial
anak yaitu:8

1. Senang membaca dan menulis


2. Senang bermain puzzle
3. Senang memperhatikan gambar-gambar/lukisan, grafik, serta senang
menafsirkan apa-apa yang tersirat dibaliknya
4. Senang menggambar, melukis, dan seni visual lainnya
5. Mudah melihat pola-pola dalam suatu benda.
B. Pengembangan Kecerdasan Visual-Spasial

Imajinasi visual dan kemampuan spasial hanya dapat meningkat dengan


latihan. Orangtua dan guru dapat menstimulasi kemampuan ini melalui beragam
kegiatan. Biasanya anak tipe ini sangat menggemari permainan-permainan
“melihat melalui pikiran” , latihan bisa diterapkan saat anak di usia balita awal
lewat kegiatan sehari-harinya. Cara yang dimaksudkan adalah sebagai berikut.9

1. Dengan pengenalan informasi visual. Informasi visual mengacu pada


pesan pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk nonverbal dapat
disampaikan melalui bermain grafik sederhana dan menggambar denah
yang bertujuan untuk merangsang kemampuan mendeskripsikan tata letak

7
Yaumi, Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegences)
Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak, hlm. 16
8
Oktavia Ayu Dwi Lestari, Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini
Menggunakan Media Buku Bantal di Taman Kanak-kanak Sandhy Putra Telkom Kelompok Bikota
Bengkulu, (Skripsi. Universitas Bengkulu, 2014), hlm. 14-15.
9
Musfiroh, Tadkiroatun, Pengembangan Kecerdasan Majemuk, (Tangerang
Selatan:Penerbit Universitas Terbuka, 2016)

ix
benda dalam bentuk gambar misalnya menggambar bendabenda yang ada
di atas meja).
2. Pengenalan dan pemaduan warna. Dapat diberikan pada anak usia dini
dimulai dengan mengenal warna dasar, warna sekunder kemudian gradasi
warna. Pengenalan dan pemaduan warna dapat diberikan dalam bentuk
kartu warna, mewarnai dan cipta warna atau mencampur warna.
3. Pengembangan kemampuan menggambar. Pengembangan kemampuan
menggambar dapat dilakukan melalui kegiatan permainan finger painting,
melengkapi gambar serta menggambar bebas atau mencoret-coret.
4. Apresiasi gambar, foto, dan film. Hal ini dimaksudkan untuk
mengembangkan kepekaan anak terhadap kepekaan visual spasialnya.
Anak-anak diberi kesempatan melalui kegiatan memilih gambar favorit
atau yang disukai, permainan mengurutkan gambar sampai belajar
memotret.
5. Kemampuan konstruksi. Kemampuan konstruksi sebagai salah satu
indikatornya kecerdasan visual spasial dapat dilakukan melalui kegiatan
menirukan guru menyusun balok/lego, membangun balok atau lego,
bermain plastisin/playdough/clay, proyek mendekorasinya, bermain
geometri (lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga, trapesium).
6. Penajaman kemampuan visual. Penajaman kemampuan visual mengacu
pada kegiatan mengidentifikasi, membandingkan, dan menganalisis ciri
karakteristik benda. Hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan
observasi/mengamati, bermain teropong kertas, bermain kaca pembesar.
7. Pengembangan imajinasi, dilakukan melalui kegiatan games memori
(melihat-terpejam), bermain peran/acting/berpura-pura, cerita berantai,
dan kegiatan menebak bayangan (ditunjukkan bayangan suatu benda dan
anak menebak nama benda menurut bentuknya).
C. Permainan Untuk Mengasah Kecerdasan Visual-Spasial

Dalam kecerdasan visual-spasial diperlukan adanya pemahaman kirikanan,


pemahaman perspektif, bentuk-bentuk geometris, menghubungkan konsep spasial
dengan angka dan kemampuan dalam transformasi mental dari bayangan visual.
Pemahaman tersebut juga diperlukan dalam belajar matematika. Pada anak usia

x
sekolah kecerdasan visual-spasial ini sangat penting karena kecerdasan visual-
spasial erat hubungannya dengan aspek kognitif secara umum. Berikut cara
mengembangkan kecerdasan visual spasial anak.

1. Kenalkan arah

Saat anak memasuki usia 2 tahun, anda sudah bisa


mengajarkannyamengenal arah dengan mulai membedakan tangan kanan
dan kiri.

2. Bermain puzzle dan balok

Sebaiknya jumlah puzzle disesuaikan dengan usia dan kemampuan


anak. Saat berusia 3 tahun, coba lima keping puzzle dulu. Semakin usia
bertambah jumlah puzzle pun bertambah. Begitu pun dengan bermain
balok, semakin bertambah usianya, lebih tinggi pula tingkat kesulitannya.

3. Belajar bentuk

Saat anda membaca buku bersamanya, minta anak memperhatikan


bentuk-bentuk rumah, bola atau benda yang ada di buku. Sebutkan konsep
garis seperti melengkung, lurus, zig-zag, bentuk bulat, persegi atau
kerucut. Deskripsikan suatu bentuk secara verbal, kemudian minta anak
menggambarkannya.10

4. Bermain Peta

Saat anak berusia 4-5 tahun, anda bisa mengajaknya membuat peta
sederhana, misalnya membuat peta perjalanan dari rumah menuju
sekolahnya. Untuk melatih daya visualisasi, minta anak membuat denah
rumah. Dari kegiatan ini anak mampu memvisualisasikan tata letak dan
ruang kedalam bentuk dua dimensi.

5. Bermain tangram

Saat anak berusia 5-6 tahun berikan mainan tangram. Tangram


merupakan sebuah permainan teka-teki transformasi yang terdiri dari tujuh

10
Yaumi, Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegences)
Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak, hlm. 17

xi
kepingan potongan, disebut tan yang disatukan untuk membentuk pola.
Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih anak dalam membentuk
pola tertentu menggunakan ketujuh potongan yang mungkin tidak
tumpang tindih.

6. Menggambar dan mewarnai

Anak berlatih membentuk berbagai gambar dari garis lurus atau


lengkung. Ini bertujuan untuk melatih anak menerjemahkan suatu bentuk
kedalam pikirannya menjadi gambar dua dimensi.11

11
Bob Samples, Revolusi Belajar LJ Untuk Anak, (Bandung: Kalifa, 2002), hlm. 199

xii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai orang tua, sering kali kita luput dalam memahami kecerdasan anak
berdasarkan jumlah aspek. Padahal memahami minat dan bakat sikecil sejak dini
adalah hal yang penting guna untuk bekalnya dimasa depan nanti. Kecerdasan
yang sering kali disorot adalah kecerdasan visual spasial, dimana hal ini berkaitan
dengan kemampuan anak dalam memahami apa yang ada di depan mata lantas
mewujudkannya ke dalam hasil karya nyata.

Kecerdasan visual spasial dapat dilihat pada anak yang suka menggambar,
membuat prakarya dari berbagai macam bahan, menyusun balok menjadi sebuah
kerangka tertentu. Metode belajar edukasi yang mengasah kecerdasan visual anak
sering kali di lakukan diberbagai sekolah. Hal ini bertujuan tak hanya untuk
kecerdasan saja, melainkan untuk melatih kreativitas anak.

B. Saran

Di lembaga PAUD sebagai guru dan juga orang tua di rumah perlu
menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung anak dalam mengembangkan
daya imajinasi mereka, seperti alat-alat permainan konstruktif (Lego, puzzle,
Lasie), balok-balok bentuk geometri berbagai warna dan ukuran, peralatan
menggambar, pewarna, alat-alat dekoratif (kertas warna-warni, gunting, lem,
benang), dan berbagai buku bergambar.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Rosidah, Laily, Peningkatan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini Melalui
Permainan Maze, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 8 No. 2, 2014

Yaumi, Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegences)


Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak.

Yuliani Nurani Sujiono, Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan


Jamak, (Jakarta: PT Indeks, 2010)

Linda Campbell, Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Inteligences,


(Depok: Intuisi Press, 2004).

Oktavia Ayu Dwi Lestari, Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia
Dini

Menggunakan Media Buku Bantal di Taman Kanak-kanak Sandhy Putra Telkom


Kelompok Bikota

Bengkulu, (Skripsi. Universitas Bengkulu, 2014).

Musfiroh, Tadkiroatun, Pengembangan Kecerdasan Majemuk, (Tangerang


Selatan:Penerbit Universitas Terbuka, 2016)

Bob Samples, Revolusi Belajar LJ Untuk Anak, (Bandung: Kalifa, 2002).

xiv

Anda mungkin juga menyukai