Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TUTORIAL

METODE PENGUKURAN KERJA


PENGUKURAN KERJA FISIK

Anggota Kelompok
Dimas Rizky Dwi Saputra - 22522200 Allan frydicia - 22522224
Muhammad Idham Baihaqi - 22522222 Akhmed Teguh - 22522228

Kode Asisten : E-153 Hari Tutorial : SELASA


Kode Kelompok : C11 Tgl. Tutorial : 12 Desember 2023
Kelas Tutorial : C Tgl. Pengumpulan : 18 Desember 2023
Yogyakarta, 18 Desember 2023

(Nurdiyana Sofi)

LABORATORIUM DESAIN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2023
BAB V
PENGUKURAN KERJA FISIK

5.1 Tujuan Tutorial


1. Praktikan dapat mengetahui cara mengukur getaran, pencahayaan,
kebisingan, dan suhu dengan menggunakan alat pengukuran.
2. Praktikan dapat menganalisis pengaruh dari getaran, pencahayaan,
kebisingan, dan suhu pada pekerjaan sesuai studi kasus.
3. Praktikan dapat memberikan rekomendasi optimum kepada operator terkait
getaran, pencahayaan, kebisingan, dan suhu pada lingkungan kerjanya.

5.2 Tugas Tutorial


1. Melakukan pengukuran lingkungan kerja fisik terhadap faktor pencahayaan,
kebisingan, dan suhu.
2. Melakukan aktivitas studi kasus berupa penjahitan kancing baju dengan 5
perlakuan berbeda berdasarkan studi kasus di ruang iklim laboratorium
DSK&E.
3. Melakukan aktivitas pengambilan data di ruang iklim laboratorium DSK&E
dengan alat yang disediakan (vibrometer, luxmeter, sound level meter, dan
thermometer) dalam waktu yang diberikan.
4. Melakukan perhitungan dan pengolahan data terkait faktor kebisingan.

5. Melakukan analisis dan pemberian rekomendasi terhadap tingkat akurasi


mengenai faktor pencahayaan, kebisingan, dan suhu.
6. Melakukan tugas menjahit kancing dengan jumlah 5 dan dengan waktu
1,5menit

5.3 Kajian Literatur


Tabel 5. 1 Review Jurnal Internasional
No Judul Metode Hasil Kesimpulan
1 Noise Pembagian Hasil penelitian Persepsi kebisingan
Exposure, kuesioner dan menunjukkan bahwa dalam kantor terbuka
Satisfaction pengolahan terdapat hubungan yang terkait dengan dampak
with the data regresi signifikan antara negatif pada
Working paparan kebisingan kesejahteraan.
Environment, tinggi dan skor hasil Hubungan ini tetap
and the negatif yang tinggi. signifikan bahkan
Wellbeing Pekerjaan dengan setelah
Process tingkat tuntutan yang mempertimbangkan
(Langer, tinggi, kontrol yang faktor-faktor prediktor
2021). rendah, dan skor kesejahteraan negatif
kepribadian positif seperti tuntutan
rendah juga terkait pekerjaan, kontrol
dengan skor hasil pekerjaan, dan
negatif yang tinggi. kepribadian positif.
Dalam hal kebisingan, Analisis ini juga
tidak ada pengaruh memasukkan kepuasan
signifikan terhadap terhadap lingkungan,
hasil positif. Skor hasil dan perlu diperhatikan
positif yang tinggi bahwa efek kebisingan
dikaitkan dengan gaya tetap signifikan bahkan
hidup sehat, setelah mengontrol
kepribadian positif, kepuasan terhadap
tingkat kontrol lingkungan kantor
pekerjaan yang tinggi,
dan kepuasan yang
lebih besar terhadap
lingkungan kerja.
2 Occupational Cross Dalam penelitian ini, Tingkat paparan getaran
Exposure to sectional terungkap bahwa pada lengan tangan oleh
Hand-arm study method eksposur terhadap alat getar ditemukan
Vibration getaran dengan melampaui batas
and kekuatan 16 m/s2 paparan yang diizinkan.
Associated selama 2 jam, seperti Faktor-faktor seperti
among yang terlihat dari grafik kurangnya audit
Metehara paparan getaran, keselamatan, pelatihan
Sugar menghasilkan 1000 keselamatan yang tidak
Industry poin, melebihi batas memadai,
Workers: paparan yang ketidaktersediaan
East-shoa, direkomendasikan. Hal perangkat anti getaran,
Ethiopia yang serupa terjadi pada kurangnya penegakan
(Debela, paparan getaran sebesar penilaian risiko, dan
2019). 18 m/s2 selama 50 kurangnya praktik rotasi
menit saat pekerjaan dianggap
No Judul Metode Hasil Kesimpulan
menggunakan jack- sebagai atribut yang
hammer, yang berkontribusi pada
menghasilkan 650 poin, paparan pekerjaan yang
juga melewati batas lebih tinggi ini.
paparan yang
direkomendasikan.
Hampir semua alat
menunjukkan tingkat
getaran pada tangan
mereka, sebagaimana
tergambar dalam tabel
penelitian.
3 The influence Work Terkait dengan efek Hasil penelitian ini
of the Environment, standar, temuan menunjukkan bahwa
physical Goodness of menunjukkan bahwa kondisi fisik di
work Fit Test, Path ruang kerja individual lingkungan kerja
environment Analysis (β = −0,24) dan memiliki dampak yang
of business penggunaan ruang signifikan pada aktivitas
centres on pertemuan (β = 0,24) berbagi pengetahuan di
social memiliki dampak pusat bisnis.
networking langsung terbesar pada Sebelumnya, penelitian
and jaringan sosial dengan telah menyimpulkan
knowledge rekan kerja. Sementara bahwa berbagi
sharing in itu, penggunaan ruang pengetahuan juga
the santai memiliki dampak dipengaruhi oleh
Netherlands terbesar (β = 0,27) pada beberapa variabel
(Weijs- berbagi pengetahuan kontekstual lainnya,
Perrée, dengan individu dari seperti kepercayaan,
2019). organisasi lain. Efek kepribadian, budaya,
standar, baik secara struktur organisasi,
langsung maupun tidak ukuran organisasi, dan
langsung, terhadap konteks teknologi.
berbagi pengetahuan
dengan individu dari
organisasi lain, juga
ditemukan berasal dari
penggunaan fleksibel
ruang kerja (seperti
ruang kerja
nonteritorial) (β =
0,15), penggunaan
restoran/kantin (β =
0,06), penggunaan
ruang pertemuan (β =
No Judul Metode Hasil Kesimpulan
0,06), dan ruang kerja
individu tertutup (β =
−0,06).
4 Work metode Sukses perusahaan Penelitian ini
Environment deskriptif bergantung pada kinerja menyimpulkan bahwa
Relations kuantitatif unggul karyawan, baik lingkungan kerja tidak
and Job dari segi kualitas memiliki pengaruh yang
Promotion maupun kuantitas. signifikan terhadap
Against Karyawan yang tidak peningkatan kinerja
Employee memenuhi syarat dapat karyawan, sementara
Performance menyulitkan promosi jabatan
(Hajar, pencapaian tujuan memegang peran yang
2021). perusahaan, sementara berpengaruh dalam
kinerja dapat meningkatkan kinerja
ditingkatkan melalui karyawan.
lingkungan kerja yang
baik dan pengakuan
berupa promosi.
Penelitian ini bertujuan
mengeksplorasi
hubungan antara
lingkungan kerja dan
promosi terhadap
kinerja karyawan di PT
di Kabupaten Brebes,
dengan populasi data
dari 50 perguruan tinggi
swasta di Kendal.
5 The Impact Studi Hasil dari penelitian ini Kesimpulan dari
of Heat on parametrik menunjukkan bahwa penelitian ini adalah
Human statistik penggunaan pakaian penambahan sinar
Physical menggunakan yang kurang menyerap matahari pada tekanan
Work metode panas dalam kondisi panas iklim dapat
Capacity; kuantitatif panas kering, SOLAR, mengurangi kapasitas
Part III: The linear mixed tidak memiliki dampak kerja fisik (PWC)
Impact of model. yang signifikan pada hingga lebih dari 20%,
Solar kapasitas kerja fisik di atas kondisi teduh,
Radiation (PWC) ketika suhu tergantung pada suhu,
Varies with udara (Ta) ≤ 35°C, kelembapan, dan jenis
Air namun PWC pakaian yang digunakan.
Temperature, mengalami penurunan Peneliti mengamati efek
and Clothing secara eksponensial interaktif sinar matahari
Coverage ketika Ta ≥ 40°C. Jika terhadap kapasitas kerja
menggunakan pakaian fisik, bergantung pada
No Judul Metode Hasil Kesimpulan
(Foster, yang tahan panas tinggi cakupan pakaian dan
2021) dalam iklim yang sama, kondisi iklim. WBGT
SOLAR menyebabkan dan UTCI efektif dalam
penurunan linear yang memperhitungkan
konsisten pada PWC dampak sinar matahari
ketika Ta ≥ 35°C. pada PWC.
Dalam kondisi
kelembaban, pengaruh
SOLAR lebih konsisten
dengan model aditif
karena pengurangan
PWC yang dihasilkan
oleh SOLAR serupa
pada semua tingkat Ta
yang diselidiki,
meskipun sedikit lebih
rendah dengan cakupan
pakaian yang tinggi.

5.4 Input
5.4.1 Deskripsi
Operator pada pada studi kasus ini adalah salah satu mahasiswa kelas C
di Ruang 1 dengan biodata sebagai berikut:
Nama : Allan Fridycia
Usia : 19 Tahun
Reguler
Ganjil 2023/2024

Jenis Kelamin : Laki-laki

Riwayat Penyakit : Tidak ada

Waktu Pengambilan Data : 11.20 WIB


Deskripsi Kasus :
Pada tutorial praktikum operator dalam waktu pengambilan data
bernama Allan yang berusia 19 tahun dengan jenis kelamin laki-laki
serta tidak memiliki Riwayat penyakit mata dan/atau syaraf apapun.
Adapun penggunaan beberapa alat ukur yaitu seperti vibrometer untuk
mengukur intensitas getaran, luxmeter untuk mengukur intensitas
cahaya, sound level meter untuk mengukur tingkat kebisingan, dan
thermometer untuk mengukur suhu.
Dalam pengambilan data tersebut dari beberapa perwakilan
kelompok dibagi dalam beberapa peran yaitu operator yang
menggunting, operator yang menggunakan alat, timekeeper, pencatat
lembar pengamatan, dan bagian dokumentasi saat melakukan
pengambilan data tersebut. Operator yang melakukan aktivitas
memotong atau menggunting 3 buah pola gambar bintang dengan
waktu 90 detik (1,5 menit) terhadap masing-masing perlakuan yang
berbeda yaitu dalam kondisi normal, terdapat getaran, cahaya yang
redup, terdapat intervensi suara, dan suhu yang rendah.

5.4.2 Rekapitulasi Data


a. Keadaan Normal (Perlakuan 1)

Tabel 5. 1 Data Keadaan Normal

Intensitas Cahaya Rata-rata


Besar Besar
(Lux) Intensitas Akurasi
Getaran Suhu
Cahaya (%)
1 2 (𝐦/𝐬𝟐) (°C)
(Lux)
195,4 192,9 194,1 0 23,5 66%

Tabel 5. 2 Data Kebisingan Volume Normal


Kebisingan Normal

45,3 46,2 51,1 59,0 45,2 45,3

43,6 44,7 41,8 42,8 41,4 42,8

41,0 42,0 43,4 41,7 42,0 44,4

44,1 45,5 50,0 52,2 45,0 47,0 Akurasi

47,7 43,8 43,5 42,8 42,8 46,0 (%)

50,3 45,1 45,7 45,0 43,9 42,4 =

42,8 44,9 42,8 42,2 55,0 46,3 2


3
42,1 46,5 43,0 49,8 45,3 55,1
= 66%
48,3 48,0 53,3 48,7 45,0 44,7

49,6 50,3 56,3 45,1 47,0 53,1

Nilai Maksimum (a) = 59 db(A)

Nilai Minimum (b) = 41 db(A)

Range (a-b) = 18 db(A)

Kelas = 1 + 3,3 log n


= 6,86 = 7

Interval Kelas = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒

Kelas
= 18
= 2,6
6,86

b. Getaran (Perlakuan 2)

Tabel 5. 3 Data Getaran

Besar Getaran Akurasi


Ada
(𝐦/𝐬𝟐) (%)
Getaran
02,3 66%

c. Pencahayaan (Perlakuan 3)

Tabel 5. 4 Data Pencahayaan


Intensitas Cahaya Rata-rata
Akurasi
(Lux) Intensitas Cahaya
(%)
1 2 (Lux)
28,6 24,2 26,4 33%

d. Kebisingan (Perlakuan 4)

Tabel 5. 5 Data Kebisingan Volume Intervensi Suara


67,0 66,5 69,8 64,0 67,5 68,6

66,9 64,8 63,1 66,4 66,2 66,5

67,2 68,2 64,7 68,3 64,4 68,7

60,7 70,5 65,6 64,1 60,8 65,8

61,4 62,3 61,0 64,6 68,9 63,4

66,5 62,1 65,9 63,4 63,0 66,0


66,0 62,7 63,5 68,4 65,5 63,3
Akurasi
64,2 62,1 65,4 63,7 64,0 66,0
(%)
66,0 62,6 62,8 66,1 68,3 65,5
=
1
=
3
66,6 64,6 69,7 64,9 66,9 68,1
= 33,33%

Nilai Maksimum
= 70,5 db(A)
(a)
Nilai Minimum
= 60,7 db(A)
(b)

Range (a-b) = 9,8 db(A)

Kelas = 1 + 3,3 log n

6,86 = 7

𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒
Interval Kelas = 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

9,8
= = 1,4
6,86

e. Suhu (Perlakuan 5)

Tabel 5. 6 Data Suhu

Suhu Akurasi

Suhu Rendah (°C)


(%)
20°C 66%

5.5 Output

5.5.1 Perhitungan Kebisingan


1. Perhitungan kebisingan dalam keadaan normal
Perlakuan 1
a. Menghitung Range (r)
r = Nilai Maksimum – Nilai Minimum
r = 52,6 − 34,1
r = 18,5
b. Menghitung Jumlah Kelas
k = 1 + 3,3 log 𝑛
k = 1 + 3,3 log 60
k = 6,86 ≈ 7
c. Menghitung Interval Kelas
𝑟
𝑖=
𝑘
18,5
𝑖= = 2,7
6,86
d. Menghitung Distribusi Frekuensi
No. Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi
1. 41 − 43,6 42,3 19
2. 43,7 − 46,3 45 21
3. 46,4 − 49 47,7 7
4. 49,1 − 51,7 50,4 6
5. 51,8 − 54,4 53,1 3
6. 54,5 − 57,1 55,8 3
7. 57,2 − 59,8 58,5 1
Jumlah 60

e. Menghitung LTM5
1
𝐿𝑇𝑀5 = 10 × (log ( × (Σ𝑇𝑛 × 100,1𝐿𝑛 )
𝑛
1
𝐿𝑇𝑀5 = 10 × (log (60 × (19 × 100,1×42,3 ) + (21 × 100,1×45) + (7 ×

100,1×47,7 ) + (6 × 100,1×50,4) + (3 × 100,1×53,1) + (3 × 100,1×55,8 ) +

(1 × 100,1×58,5))

𝐿𝑇𝑀5 = 66,23 𝑑𝐵 (𝐴)


2. Perhitungan kebisingan dengan intervensi suara
Perlakuan 2
a. Menghitung Range (r)
r = Nilai Maksimum – Nilai Minimum
r = 70,5 − 60,7
r = 9,8
b. Menghitung Jumlah Kelas
k = 1 + 3,3 log 𝑛
k = 1 + 3,3 log 60
k = 6,86 ≈ 7
c. Menghitung Interval Kelas
𝑟
𝑖=
𝑘
9,8
𝑖= = 1,4
6,86

d. Menghitung Distribusi Frekuensi


No. Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi
1. 60,7 − 62 61,4 6
2. 62,1 − 63,4 62,81 10
3. 63,5 − 64,8 64,22 11
4. 64,9 − 66,2 65,63 12
5. 66,3 − 67,6 67,04 10
6. 67,7 − 69 68,45 8
7. 69,1 − 70,4 69,86 3
Jumlah 60

e. Menghitung LTM5
1
𝐿𝑇𝑀5 = 10 × (log ( × (Σ𝑇𝑛 × 100,1𝐿𝑛 )
𝑛
1
𝐿𝑇𝑀5 = 10 × (log (60 × (6 × 100,1×61,4) + (10 × 100,1×62,81 ) + (11 ×

100,1×64,22) + (12 × 100,1×65,63 ) + (10 × 100,1×67,04) + (8 ×

100,1×68,45) + (3 × 100,1×69,86))
1
𝐿𝑇𝑀5 = 10 × (log ( × (235936871,1)
60

𝐿𝑇𝑀5 = 65,94 𝑑𝐵 (𝐴)

5.5.2 Analisis Data Keadaan Normal


Berikut ini adalah analisis data dalam kondisi normal pada hasil penelitian.

Saat Pengambilan data dalam kondisi normal, intensitas cahaya diukur terlebih
dahulu di dua titik. Intensitas cahaya rata-rata adalah 194,1 lux, yang dapat
diklasifikasikan sebagai tingkat penerangan yang cukup bagi operator untuk
melakukan tugas pemotongan. Selain itu, tingkat kebisingan yang terdeteksi adalah
66,23 dB (A) yang merupakan tingkat kebisingan tidak terlalu tinggi tetapi dapat
mempengaruhi konsentrasi operator saat bekerja. Ketiga, suhu lingkungan kerja pada
kondisi normal adalah 23,5°C, berada dalam kisaran suhu nyaman yang memungkinkan
pekerja dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya. Pada saat penelitian ini menghasilkan
tingkat getaran 0 m/s². Artinya tidak ada getaran sama sekali, sehingga operator sama
sekali tidak terganggu saat bekerja. Nilai akhirnya adalah tingkat akurasi operator yang
berkisar antara 66% hingga 100%. Karena tingkat ketelitiannya yang sangat tinggi,
maka dapat disimpulkan bahwa operator mampu melakukan tugasnya dengan baik.
Dapat dikatakan bahwa dalam lingkungan kerja fisik normal, tingkat akurasi yang
relatif tinggi tercapai karena operator mampu melakukan tugas dengan baik tanpa
gangguan yang berarti.

5.5.3 Analisis Data Getaran


Berikut ini adalah analisis data getaran yang diperoleh pada hasil penelitian ini.

Saat mengumpulkan data dalam kondisi normal, intensitas cahaya di dua titik
diukur terlebih dahulu. Rata-rata intensitas cahaya yang diperoleh tetap tidak berubah
yaitu sebesar 194,1 lux, yang tergolong tingkat pencahayaan cukup baik untuk
membantu operator dalam melakukan tugas pemotongan. Selain itu, tingkat kebisingan
yang terdeteksi adalah 66,23 dB (A) yang merupakan tingkat kebisingan tidak terlalu
tinggi tetapi dapat mempengaruhi konsentrasi operator saat bekerja. Ketiga, suhu
lingkungan kerja pada kondisi normal adalah 23,5°C, berada dalam kisaran suhu
nyaman yang memungkinkan pekerja dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya.Dalam
penelitian ini tingkat getaran yang dihasilkan sebesar 2 m/s² dan getaran tersebut dapat
mengganggu pekerja saat melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu, perlu dikaji apakah
tingkat getaran dapat mempengaruhi konsentrasi dan kinerja operator. Nilai akhirnya
adalah tingkat akurasi operator yang berkisar antara 66% hingga 100%. Karena tingkat
ketelitiannya yang sangat tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa operator mampu
melakukan tugasnya dengan baik. Karena adanya perbedaan getaran pada analisis ini,
yaitu getaran 2 m/s², maka evaluasi lebih lanjut harus dilakukan untuk memastikan
bahwa operator tetap bekerja dengan nyaman dan mencapai tingkat akurasi yang tinggi.

5.5.4 Analisis Data Pencahayaan


Berikut ini adalah analisis data dalam kondisi normal pada hasil penelitian.
Saat mengumpulkan data dalam kondisi normal, intensitas cahaya diukur terlebih
dahulu di dua titik. Rata-rata keluaran cahaya telah berkurang secara signifikan menjadi
26,4 lux dari sebelumnya 194,1 lux, namun tentunya kurangnya keluaran cahaya dapat
berdampak pada pekerjaan para pekerja. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi untuk
memastikan kondisi pencahayaan cukup untuk aktivitas operator. Selain itu, tingkat
kebisingan yang ditentukan adalah 66,23 dB (A ) yang merupakan tingkat kebisingan
tidak terlalu tinggi tetapi dapat mempengaruhi konsentrasi operator saat bekerja.
Ketiga, suhu lingkungan kerja pada kondisi normal adalah 23,5°C, berada dalam
kisaran suhu nyaman yang memungkinkan pekerja dapat berkonsentrasi pada
pekerjaannya. Pada penelitian ii menghasilkan tingkat getaran 0 m/s². Artinya tidak ada
getaran sama sekali, sehingga operator sama sekali tidak terganggu saat bekerja. Poin
terakhirnya adalah akurasi operator menurun dari 100% menjadi 33%.Hal ini
menunjukkan bahwa operator mengalami penurunan akurasi. Dari analisa tersebut
dapat disimpulkan bahwa intensitas cahaya mengalami penurunan yang sangat
signifikan. Hal ini tentu saja berdampak signifikan terhadap keterampilan dan kinerja
operator saat melakukan tugas, sehingga pekerjaan yang lebih efektif memerlukan
peningkatan pencahayaan. Kegiatan yang dilakukan tetap dapat berjalan lancar dan
tentunya mencapai tingkat akurasi tertinggi.
5.5.5 Analisis Data Kebisingan
Berikut ini merupakan analisis data kebisingan dari penelitian :
Saat pengambilan data pengamatan kebisingan normal didapat tingkat kebisingan
sebesar 66,23 db (A) dengan tingkat akurasi sebesar 66,66%, kemudian untuk
kebisingan dengan intervensi suara tingkat kebisingannya didapat sebesar 65,94 db(A)
dengan tingkat akurasi sebesar 33,33%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada
kebisingan normal tingkat akurasinya lebih tinggi dari pada saat kebisingan dengan
intervensi suara yang dimana hal tersebut mengganggu operator dalam melakukan
aktivitasnya.
Pada analisis ini dapat disimpulkan bahwa kebisingan yang tinggi dapat
memengaruhi operator yaitu terganggu saat melakukan aktivitas sehingga diperlukan
suatu hal yang dapat mengurangi tingkat kebisingan supaya operator dapat tetap
melaksanakan aktivitasnya tanpa terganggu dan dapat mempertahankan tingkat akurasi
yang tinggi.
5.5.6 Analisis Data Suhu
Di bawah ini adalah analisis data suhu pada penelitian ini.
Saat pengambilan data dalam kondisi normal, pengukuran intensitas cahaya terlebih
dahulu dilakukan pada dua titik. Intensitas cahaya rata-rata adalah 194,1 lux, yang dapat
diklasifikasikan sebagai tingkat penerangan yang cukup bagi operator untuk
melakukan tugas pemotongan. Selain itu, tingkat kebisingan yang terdeteksi adalah
66,23 dB (A) yang merupakan tingkat kebisingan tidak terlalu tinggi tetapi dapat
mempengaruhi konsentrasi operator saat bekerja. Ketiga, suhu. Dalam hal ini, suhu
turun 20 derajat Celcius. Meskipun penurunan suhu ini tidak terlalu signifikan, namun
tetap dapat mempengaruhi aktivitas operator karena suhu tersebut termasuk dalam
kategori lebih rendah dibandingkan suhu normal dan dapat mempengaruhi
kenyamanan operator. Pada saat Penelitian menghasilkan tingkat getaran 0
m/s².Artinya tidak ada getaran sama sekali, sehingga operator sama sekali tidak
terganggu saat bekerja. Nilai akhirnya adalah akurasi operator yang tetap antara 66%
hingga 100%. Akurasinya sangat tinggi sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa
operator dapat melakukan tugasnya dengan baik.
Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa suhu yang lebih rendah dari
normal dapat mempengaruhi kenyamanan operator saat melakukan aktivitas, sehingga
memudahkan operator untuk mempertahankan keterampilan dan kinerja yang baik saat
melakukan aktivitas.

5.5.7 Analisis Keseluruhan


Berikut analisa data kondisi normal pada penelitian ini :
Pada saat pengambilan data pada kondisi normal, intensitas cahaya diukur terlebih
dahulu pada dua titik. Intensitas cahaya rata-rata adalah 194,1 lux, yang dapat
diklasifikasikan sebagai tingkat penerangan yang cukup bagi operator untuk melakukan
tugas pemotongan. Selain itu, tingkat kebisingan yang terdeteksi adalah 66,23 dB (A)
yang merupakan tingkat kebisingan tidak terlalu tinggi tetapi dapat mempengaruhi
konsentrasi operator saat bekerja. Ketiga, suhu lingkungan kerja pada kondisi normal
adalah 23,5°C, berada dalam kisaran suhu nyaman yang memungkinkan pekerja dapat
berkonsentrasi pada pekerjaannya. Pada penelitian ini menghasilkan tingkat getaran 0
m/s². Artinya tidak ada getaran sama sekali, sehingga operator sama sekali tidak
terganggu saat bekerja. Nilai akhirnya adalah tingkat akurasi operator yang berkisar
antara 66% hingga 100%. Karena tingkat ketelitiannya yang sangat tinggi, maka dapat
disimpulkan bahwa operator mampu melakukan tugasnya dengan baik.
Saat mengumpulkan data dalam kondisi normal, ukur intensitas cahaya di dua
titik. Rata-rata intensitas cahaya yang diperoleh tetap tidak berubah yaitu sebesar 194,1
lux, yang tergolong tingkat pencahayaan cukup baik untuk membantu operator dalam
melakukan tugas pemotongan. Selain itu, tingkat kebisingan yang terdeteksi adalah
66,23 dB (A) yang merupakan tingkat kebisingan tidak terlalu tinggi tetapi dapat
mempengaruhi konsentrasi operator saat bekerja. Ketiga, suhu lingkungan kerja pada
kondisi normal adalah 23,5°C, berada dalam kisaran suhu nyaman yang memungkinkan
pekerja dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya. Dalam penelitian ini tingkat getaran
yang dihasilkan sebesar 2 m/s² dan getaran tersebut dapat mengganggu pekerja saat
melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu, perlu dikaji apakah tingkat getaran dapat
mempengaruhi konsentrasi dan kinerja operator. Nilai akhirnya adalah tingkat akurasi
operator yang berkisar antara 66% hingga 100%. Karena tingkat ketelitiannya yang
sangat tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa operator mampu melakukan tugasnya
dengan baik.
Saat mengumpulkan data pengamatan kebisingan normal, tingkat kebisingan
diukur sebesar 66,23 db(A) dengan akurasi 66,66%, sedangkan untuk kebisingan
dengan intervensi akustik, tingkat kebisingan diukur sebesar 65,94 db(A) dengan
akurasi 33, 33 (A) diukur. Data tersebut menunjukkan bahwa kebisingan normal lebih
akurat dibandingkan kebisingan dengan gangguan suara yang mengganggu pekerjaan
operator. Saat mengumpulkan data pengamatan kebisingan normal, tingkat kebisingan
diukur sebesar 66,23 db(A) dengan akurasi 66,66%, sedangkan untuk kebisingan
dengan intervensi akustik, tingkat kebisingan diukur sebesar 65,94 db(A) dengan
akurasi 33, 33 (A) diukur. Data tersebut menunjukkan bahwa kebisingan normal lebih
akurat dibandingkan kebisingan dengan gangguan suara yang mengganggu pekerjaan
operator.
Dalam pengumpulan data normal, pertama-tama kita mengukur intensitas cahaya
di dua titik. Intensitas cahaya rata-rata adalah 194,1 lux, yang dapat diklasifikasikan
sebagai tingkat penerangan yang cukup bagi operator untuk melakukan tugas
pemotongan. Selain itu, tingkat kebisingan yang terdeteksi adalah 66,23 dB (A) yang
sangat rendah sehingga tidak mempengaruhi konsentrasi operator saat bekerja. Ketiga,
suhu. Dalam hal ini, suhu turun 20 derajat Celcius. Meskipun penurunan suhu ini tidak
terlalu signifikan, namun tetap dapat mempengaruhi aktivitas operator, karena suhu
tersebut berada dalam kisaran di bawah suhu normal dan dapat mempengaruhi
kenyamanan operator. Pada penelitian ini menghasilkan tingkat getaran 0 m/s². Artinya
tidak ada getaran sama sekali, sehingga operator sama sekali tidak terganggu saat
bekerja.Nilai akhirnya adalah akurasi operator yang tetap antara 66% hingga 100%.
Akurasinya sangat tinggi sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa operator dapat
melakukan tugasnya dengan baik.
Secara keseluruhan, lingkungan kerja fisik memiliki banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan, kenyamanan, dan kinerja operator saat melakukan tugas.
Oleh karena itu evaluasi harus dilakukan sedemikian rupa sehingga operator merasa
nyaman dan tidak terganggu selama bekerja.

5.5.8 Rekomendasi Keseluruhan


Dari hasil penelitian ini yang telah dilakukan tersebut, rata-rata yang didapatkan pada
ruangan iklim sebesar 194,1 lux pada keadaan normal masih kurang mendukung karena
untuk aktivitas pemotongan kertas yang masuk pada kategori pekerjaan agak halus
dibutuhkan pencahayaan sebesar 500 lux. Oleh karena itu pentingnya untuk
memberikan cahaya yang cukup dan memperhatikan tata letak atau posisi tubuh saat
melakukan aktivitas. Pencahayaan yang diperlukan tiap pekerjaan berbeda-beda. Pada
area kerja membutuhkan tingkat kenyamanan yang memadai agar pengguna di
dalamnya dapat melakukan aktivitas dengan lancar dan memiliki produktivitas kerja
yang baik. Kenyamanan visual didalam ruangan yang bersumber dari pencahayaan
dipengaruhi oleh jumlah, ukuran dan penempatan benda kerja.
5.6 Kesimpulan

Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada aktivitas kerja keadaan normal diatas didapatkan bahwa rata-rata intensitas
cahaya sebesar 194,1 dengan suhu ruangan 23,5°C tanpa adanya getaran dengan
nilai kebisingan 66,23 dB. Pada saat dilakukan kegiatan, didapatkan rata-rata
intensitas cahaya sebesar 26,4 lux dengan suhu ruangan 20°C dengan getaran pada
ruangan sebesar 2 m/s2 dan nilai kebisingan (LTM5) sebesar 65,94 dBA.

2. Pada pengamatan kali ini, getaran sangat berpengaruh karena tingkat akurasi dalam
aktivitas kerja menurun drastic. Pencahayaan lumayan berpengaruh dalam aktivitas
kerja karena tingkat akurasinya menurun 67% dari akurasi normal nya. Pada
kebisingan dan diturunkannya suhu opearor tidak mengalami penurunan dalam
aktivitas kerja karena akurasinya tidak menurun atau setara dengan normal.

3. Pada pencahayaan diberi rekomendasi agar ruangan lebih disesuaikan dengan


aktivitas kerja apa yang akan dilakukan, djharapkan tidak adanya getaran pada
ruangan, dan tingkat kebisingan dikurangi serta suhu ruangan diusahakan dapat
dijaga tetap normal.
Reguler
Ganjil 2023/2024

DAFTAR PUSTAKA
Debela, M. T. (2019). Occupational Exposure to Hand-arm Vibration and Associated
among Metehara Sugar Industry Workers: East-shoa, Ethiopia . Journal of
Environmental Hazards, 2(1).

Foster, J. S. (2021). The Impact of Heat on Human Physical Work Capacity; Part III: The
Impact of Solar Radiation Varies with Air Temperature, and Clothing Coverage.
bioRxiv, 2021-07.

Hajar, N. A.-M. (2021). Work Environment Relations and Job Promotion against
Employee Performance. International Journal of Economics, Business and
Accounting Research (IJEBAR), 5(4).

Langer, J. T. (2021). Noise exposure, satisfaction with the working environment, and the
wellbeing process. orca.cardiff.ac.uk.

Weijs-Perrée, M. A.-M. (2019). The influence of the physical work environment of


business centres on social networking and knowledge sharing in the Netherlands.
Intelligent Buildings International, 11(2), 105-125.
Reguler
Ganjil 2023/2024

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai