(ACC) C11 E-153 Laporan PKF
(ACC) C11 E-153 Laporan PKF
Anggota Kelompok
Dimas Rizky Dwi Saputra - 22522200 Allan frydicia - 22522224
Muhammad Idham Baihaqi - 22522222 Akhmed Teguh - 22522228
(Nurdiyana Sofi)
5.4 Input
5.4.1 Deskripsi
Operator pada pada studi kasus ini adalah salah satu mahasiswa kelas C
di Ruang 1 dengan biodata sebagai berikut:
Nama : Allan Fridycia
Usia : 19 Tahun
Reguler
Ganjil 2023/2024
Kelas
= 18
= 2,6
6,86
b. Getaran (Perlakuan 2)
c. Pencahayaan (Perlakuan 3)
d. Kebisingan (Perlakuan 4)
Nilai Maksimum
= 70,5 db(A)
(a)
Nilai Minimum
= 60,7 db(A)
(b)
6,86 = 7
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒
Interval Kelas = 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
9,8
= = 1,4
6,86
e. Suhu (Perlakuan 5)
Suhu Akurasi
5.5 Output
e. Menghitung LTM5
1
𝐿𝑇𝑀5 = 10 × (log ( × (Σ𝑇𝑛 × 100,1𝐿𝑛 )
𝑛
1
𝐿𝑇𝑀5 = 10 × (log (60 × (19 × 100,1×42,3 ) + (21 × 100,1×45) + (7 ×
(1 × 100,1×58,5))
e. Menghitung LTM5
1
𝐿𝑇𝑀5 = 10 × (log ( × (Σ𝑇𝑛 × 100,1𝐿𝑛 )
𝑛
1
𝐿𝑇𝑀5 = 10 × (log (60 × (6 × 100,1×61,4) + (10 × 100,1×62,81 ) + (11 ×
100,1×68,45) + (3 × 100,1×69,86))
1
𝐿𝑇𝑀5 = 10 × (log ( × (235936871,1)
60
Saat Pengambilan data dalam kondisi normal, intensitas cahaya diukur terlebih
dahulu di dua titik. Intensitas cahaya rata-rata adalah 194,1 lux, yang dapat
diklasifikasikan sebagai tingkat penerangan yang cukup bagi operator untuk
melakukan tugas pemotongan. Selain itu, tingkat kebisingan yang terdeteksi adalah
66,23 dB (A) yang merupakan tingkat kebisingan tidak terlalu tinggi tetapi dapat
mempengaruhi konsentrasi operator saat bekerja. Ketiga, suhu lingkungan kerja pada
kondisi normal adalah 23,5°C, berada dalam kisaran suhu nyaman yang memungkinkan
pekerja dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya. Pada saat penelitian ini menghasilkan
tingkat getaran 0 m/s². Artinya tidak ada getaran sama sekali, sehingga operator sama
sekali tidak terganggu saat bekerja. Nilai akhirnya adalah tingkat akurasi operator yang
berkisar antara 66% hingga 100%. Karena tingkat ketelitiannya yang sangat tinggi,
maka dapat disimpulkan bahwa operator mampu melakukan tugasnya dengan baik.
Dapat dikatakan bahwa dalam lingkungan kerja fisik normal, tingkat akurasi yang
relatif tinggi tercapai karena operator mampu melakukan tugas dengan baik tanpa
gangguan yang berarti.
Saat mengumpulkan data dalam kondisi normal, intensitas cahaya di dua titik
diukur terlebih dahulu. Rata-rata intensitas cahaya yang diperoleh tetap tidak berubah
yaitu sebesar 194,1 lux, yang tergolong tingkat pencahayaan cukup baik untuk
membantu operator dalam melakukan tugas pemotongan. Selain itu, tingkat kebisingan
yang terdeteksi adalah 66,23 dB (A) yang merupakan tingkat kebisingan tidak terlalu
tinggi tetapi dapat mempengaruhi konsentrasi operator saat bekerja. Ketiga, suhu
lingkungan kerja pada kondisi normal adalah 23,5°C, berada dalam kisaran suhu
nyaman yang memungkinkan pekerja dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya.Dalam
penelitian ini tingkat getaran yang dihasilkan sebesar 2 m/s² dan getaran tersebut dapat
mengganggu pekerja saat melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu, perlu dikaji apakah
tingkat getaran dapat mempengaruhi konsentrasi dan kinerja operator. Nilai akhirnya
adalah tingkat akurasi operator yang berkisar antara 66% hingga 100%. Karena tingkat
ketelitiannya yang sangat tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa operator mampu
melakukan tugasnya dengan baik. Karena adanya perbedaan getaran pada analisis ini,
yaitu getaran 2 m/s², maka evaluasi lebih lanjut harus dilakukan untuk memastikan
bahwa operator tetap bekerja dengan nyaman dan mencapai tingkat akurasi yang tinggi.
1. Pada aktivitas kerja keadaan normal diatas didapatkan bahwa rata-rata intensitas
cahaya sebesar 194,1 dengan suhu ruangan 23,5°C tanpa adanya getaran dengan
nilai kebisingan 66,23 dB. Pada saat dilakukan kegiatan, didapatkan rata-rata
intensitas cahaya sebesar 26,4 lux dengan suhu ruangan 20°C dengan getaran pada
ruangan sebesar 2 m/s2 dan nilai kebisingan (LTM5) sebesar 65,94 dBA.
2. Pada pengamatan kali ini, getaran sangat berpengaruh karena tingkat akurasi dalam
aktivitas kerja menurun drastic. Pencahayaan lumayan berpengaruh dalam aktivitas
kerja karena tingkat akurasinya menurun 67% dari akurasi normal nya. Pada
kebisingan dan diturunkannya suhu opearor tidak mengalami penurunan dalam
aktivitas kerja karena akurasinya tidak menurun atau setara dengan normal.
DAFTAR PUSTAKA
Debela, M. T. (2019). Occupational Exposure to Hand-arm Vibration and Associated
among Metehara Sugar Industry Workers: East-shoa, Ethiopia . Journal of
Environmental Hazards, 2(1).
Foster, J. S. (2021). The Impact of Heat on Human Physical Work Capacity; Part III: The
Impact of Solar Radiation Varies with Air Temperature, and Clothing Coverage.
bioRxiv, 2021-07.
Hajar, N. A.-M. (2021). Work Environment Relations and Job Promotion against
Employee Performance. International Journal of Economics, Business and
Accounting Research (IJEBAR), 5(4).
Langer, J. T. (2021). Noise exposure, satisfaction with the working environment, and the
wellbeing process. orca.cardiff.ac.uk.
LAMPIRAN