Anda di halaman 1dari 5

Proses Pemasaran dan Perilaku Konsumen dalam

Bisnis

Dosen Pembimbing:
I Made Dwi Hita Darmawan, S.Ak., M.Sc.

Nama : I Wayan Andika Buana Putra


NIM : 2201010036
Prodi : Sistem Informasi
Mata Kuliah : Pengantar Bisnis dan Manajemen

Fakultas Teknologi Informasi dan Desain


PRIMAKARA UNIVERSITY
2023/2024

1
Proses Pemasaran Dalam Bisnis

Sebagaimana diketahui, produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan tidak dapat secara
otomatis menarik pembeli atau peminat. Oleh karena itu, dalam upaya pemasaran, produsen perlu
berinteraksi dengan konsumen untuk menyampaikan informasi mengenai produk atau jasanya. Salah satu
strategi yang umum digunakan dalam pemasaran adalah melalui kegiatan promosi. Promosi menjadi faktor
kunci dalam kesuksesan dan strategi pemasaran suatu perusahaan, terutama di era informasi yang
berkembang pesat seperti saat ini. Promosi menjadi senjata efektif bagi perusahaan untuk mengembangkan
dan mempertahankan bisnisnya. Konsumen perlu diberikan informasi yang jelas mengenai kegunaan,
keunggulan, lokasi pembelian, dan harga produk agar produk tersebut dapat dikenal dan dibeli.
Sebuah produk tidak akan laris jika konsumen tidak memiliki pengetahuan yang memadai
mengenai produk tersebut. Oleh karena itu, peran promosi sangat penting untuk memperkenalkan produk
atau jasa beserta keunggulannya kepada masyarakat, menjelaskan kegunaan dan cara penggunaan produk
atau jasa kepada masyarakat, serta mengenalkan produk atau jasa baru ke pasar. Untuk mencapai efektivitas,
perusahaan harus melaksanakan promosi dengan strategi yang sesuai dengan kondisinya. Hal ini melibatkan
pertimbangan terhadap jumlah dana yang tersedia dan manfaat yang diharapkan dari kegiatan promosi.
Dalam dinamika dunia usaha yang selalu berubah, strategi pemasaran memainkan peran krusial dalam
keberhasilan perusahaan secara umum, khususnya dalam bidang pemasaran.
Menurut Philip Kotler, pemasaran diartikan sebagai aktivitas sosial dan pengaturan yang dilakukan
oleh perorangan atau kelompok orang dengan tujuan mencapai keberhasilan melalui pembuatan produk dan
pertukaran nilai dengan pihak lain. William J. Stanton juga mengamini pandangan ini, menekankan bahwa
pemasaran melibatkan aktivitas sosial dan pengaturan untuk mencapai tujuan melalui pertukaran nilai.
Boyd, Walker, Larreche menyumbangkan perspektif lebih lanjut dengan mendefinisikan pemasaran sebagai
suatu proses analisis, perencanaan, implementasi, koordinasi, dan pengendalian program pemasaran.
Program ini mencakup kebijakan terkait produk, harga, promosi, dan distribusi, dengan fokus pada
menciptakan serta meningkatkan pertukaran manfaat dengan pasar sasaran untuk mendukung pencapaian
tujuan organisasi. Dari sudut pandang ini, pemasaran tidak hanya berkaitan dengan penjualan, tetapi juga
melibatkan strategi holistik yang melibatkan seluruh siklus hidup produk atau jasa. Adapun fungsi-fungsi
pemasaran yang lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Distribusi Fisik (Proses Pengangkutan dan Penyimpanan Produk)
Fungsi ini melibatkan proses pengangkutan dan penyimpanan produk. Transportasi dapat
dilakukan melalui berbagai metode seperti darat, air, dan udara. Penyimpanan produk bertujuan
menjaga ketersediaan produk tersebut saat dibutuhkan.
2. Perantara (Pihak dalam Rantai Pemasaran)
Fungsi perantara melibatkan pihak-pihak dalam rantai pemasaran yang menyampaikan
produk dari produsen ke konsumen. Ini mencakup kegiatan pembiayaan, pencarian informasi,
klasifikasi produk, dan peran-peran lain dalam proses distribusi produk.
3. Interaksi dengan Pasar (Komunikasi dengan Pasar)
Sebelum memasuki pasar, perusahaan melakukan interaksi dengan pasar melalui
komunikasi. Hal ini dilakukan untuk memahami kebutuhan dan keinginan pasar sehingga
strategi pemasaran dapat disesuaikan.
Menurut definisi Swastha (2005), Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau
kegiatan yang menjadi inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, struktur harga, kegiatan
promosi, dan sistem distribusi. Keempat unsur ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam
konsep sistem pemasaran. Setiap variabel memiliki banyak sub-variabel, dan perusahaan memiliki
fleksibilitas untuk memasarkan satu atau beberapa macam barang, baik yang memiliki hubungan atau tidak.
Distribusi dapat dilakukan melalui pedagang besar atau langsung pada pengecer, dan perusahaan harus

2
memilih kombinasi terbaik yang sesuai dengan lingkungan. Secara rinci, keempat variabel Marketing Mix
(P.H.D.P) dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Produk
Melibatkan perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang akan dipasarkan oleh
perusahaan. Keputusan terkait perubahan produk, penambahan produk baru, dan aspek-aspek
seperti merek, pembungkusan, warna, dan bentuk produk juga termasuk dalam variabel ini.
2. Harga
Manajemen harus menentukan harga dasar produk dan membuat keputusan tentang
potongan harga, pembayaran ongkos kirim, serta aspek-aspek lain yang terkait dengan
penetapan harga.
3. Promosi
Merupakan komponen yang digunakan untuk memberitahukan dan mempengaruhi pasar
terhadap produk perusahaan. Kegiatan promosi melibatkan periklanan, personal selling,
promosi penjualan, publisitas, dan hubungan masyarakat.
4. Distribusi
Melibatkan pemilihan perantara dalam saluran distribusi dan pengembangan sistem
distribusi yang memastikan produk dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya.
Menurut Ibrahim (2004), survey atau identifikasi pelanggan memiliki tujuan untuk mengenali siapa
pelanggan kita, lokasi para pelanggan, dan jumlah total pelanggan. Proses identifikasi ini dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu promosi, produk, harga, dan distribusi. Setelah melakukan survey, tahap-tahap berikut
diimplementasikan:
1. Mapping
Setelah survey dilakukan, langkah selanjutnya adalah membuat peta dengan menandai
lokasi tempat pelanggan. Peta ini membantu visualisasi distribusi geografis pelanggan.
2. Outlet Classification
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui jenis pelanggan, apakah mereka end users atau
bisnis, serta menilai volume transaksi yang dilakukan oleh setiap jenis pelanggan. Dengan
demikian, perusahaan dapat mengelompokkan pelanggan berdasarkan karakteristik dan
besarnya transaksi.
3. Outlet List
Setelah melalui tahap-tahap sebelumnya, dibuatlah daftar pelanggan yang mencakup
informasi seperti nama, toko, alamat, fasilitas yang dimiliki, tipe pelanggan, dan sebagainya.
Daftar ini menjadi sumber data yang berharga untuk pengelolaan pelanggan dan perencanaan
strategi pemasaran lebih lanjut.
Menurut Hanke dan Reitsch (1995), metode peramalan dapat dibagi menjadi dua kategori utama:
1. Metode Peramalan Kualitatif atau Subyektif
Metode ini bergantung pada penilaian dan intuisi manusia lebih dari pada manipulasi data
historis. Dalam kata lain, peramalan kualitatif didasarkan pada pandangan subyektif dan
penilaian manusia tanpa memerlukan analisis data historis. Pendekatan ini mengandalkan
kebijaksanaan dan pengalaman manusia untuk mengembangkan proyeksi masa depan.
2. Metode Peramalan Kuantitatif
Metode ini melibatkan teknik kuantitatif yang tidak memerlukan masukan penilaian atau
intuisi manusia. Proses ini merupakan prosedur mekanis yang menghasilkan hasil kuantitatif
tanpa melibatkan penilaian manusia. Beberapa teknik kuantitatif dapat memerlukan manipulasi
data yang 3 lebih canggih daripada yang lain, tetapi intinya adalah bahwa metode ini
mengandalkan analisis data historis dan perhitungan matematis.

3
Promosi dalam konteks pemasaran adalah suatu upaya komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan
untuk berinteraksi dengan konsumen, baik yang sudah menjadi pelanggan setia maupun yang potensial.
Menurut Kotler dan Armstrong (2004), komunikasi tersebut harus dilakukan dengan menggunakan bahasa
yang kuat dan efektif untuk memberikan kesan positif kepada konsumen. Upaya-upaya komunikasi ini
diintegrasikan menjadi suatu program komunikasi yang konsisten dan terkoordinasi dengan baik, yang
dikenal sebagai promosi. Stanton (1984) membagi promosi menjadi dua cara, yaitu
1. Above The Line (ATL) dan Below The Line (BTL). ATL merupakan promosi yang
dipublikasikan dengan biaya yang harus dibayarkan kepada agen iklan, melibatkan media-
media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, situs web, dan lainnya.
2. Sementara itu, BTL adalah promosi yang dipublikasikan dengan biaya yang minimum atau
bahkan tanpa biaya, melibatkan media-media seperti brosur, katalog, profil perusahaan, video
profil, poin penjualan (hanging mobile, flag chain, roll up banner, totem, floor display), direct
mail, kegiatan acara, dan promosi penjualan.
Promosi penjualan, menurut Swastha (1996) dan Berman serta Evans (2001), adalah kegiatan
pemasaran selain dari personal selling, periklanan, dan publisitas yang bertujuan merangsang pembelian
dari konsumen dan efektivitas dealer. Ini melibatkan berbagai alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi,
pertandingan, undian kupon, program frequent shopper, hadiah, sampel, referral gifts, dan usaha penjualan
dalam batas waktu tertentu di luar rutinitas penjualan pada umumnya. Dengan demikian, promosi memiliki
peran penting dalam menciptakan kesadaran, memotivasi pembelian, dan meningkatkan efektivitas
pemasaran secara keseluruhan.

4
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, A. (2004). STRATEGI PEMASARAN DALAM PERSAINGAN BISNIS . Jurnal Manajemen


Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 1-14.
Wibowo, R. (2019). Manajemen Pemasaran. Semarang: Radna Andi Wibowo, 2019.
Widharta, W., & Sugiharto, S. (2013). PENYUSUNAN STRATEGI DAN SISTEM PENJUALAN
DALAM RANGKA MENINGKATKAN. JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA, 1-
15.

Anda mungkin juga menyukai