Anda di halaman 1dari 6

CR JIWA DENGAN GEJALA PSIKOTIK

KASUS 1
Nama: Vina
Usia: 26 thn
Alamat: Sukabaru
Pekerjaan: karyawan swasta
Nama pengantar: Pak Adi
Usia pengantar:
Pekerjaan pengantar: pensiun
– Keluhan: suka marah2 gaada sebab, mukul2 apa aja yg dekat. Klo dikritik ato diomongin ga bagus lgs
marah
– Onzetnya: udah 6 bulan. Setahun lalu pernah juga tp ilang (stlh ke org pintar dikasi ramuan )
– Perjalanannya (akut, khronis, meningkat mereda, kambuhan dsb: sering2, tiap hari
– Hal yang memicu (misalnya mau ujian, mau wawancara mencari pekerjaan: tiba-tiba
– Riwayat: pernah gini juga.
– Riwayat keluarga  kakek juga suka marah” gajelas (di usia 30)
– Trauma  gaada
– Sejak kecil  interaksi dgn ortu baik
– Teriak” mau dibunuh, ada org jahat, halusinasi visual
– Mekanisme koping yang dilakukan dan hasilnya:
– Adakah anggota keluarga lain yang menderita yang sama:
– Dampaknya pada fungsi peran se-hari2: cuti
– Pencarian pertolongan dan hasilnya:
– Adakah gangguan tidur? Bisa jatuh tertidur dan terbangun pukul berapa? Apakah sering tebangun dan
sulit tidur lagi? Bagaimana perasaan pada pagi hari, apakah segar atau berat? Bagaimana cara mengatasi
kesulitan tidur?  gak ada
– Adakah merasa tidak tertarik lagi untuk melakukan kegiatan yg biasanya dilakukan dan
menyenangkan (merupakan hobi)? Sejak kapan? Bagaimana mengatasinya? 
– Adakah rasa sedih atau tidak bahagia? Adakah perasaan putus asa? Adakah perasan lebih baik mati?
Bagaimana menyikapinya? 
– Apakah merasa takut? Apakah hal yang ditakutkan? Bagaimana mengatasinya? 
– Adakah perasaan kawatir telah minum alkohol terlalu banyak? Berapa banyak minum alkohol?
Apakah ada efek samping yang terjadi? 
– Berapa banyak uang dan waktu telah dihabiskan untuk alkohol? Apakah sampai mengganggu
kehidupan se-hari2? Apakah kehidupan se-hari2 yang terganggu? 
– Apakah ada keluhan fisik? Apa keluhan fisik tsb? Apakah sudah mencari pertolongan atas keluhan fisik
tsb dan bagaimana hasilnya?  gk ada keluhan fisik
– Apakah ada Riwayat penyakit metabolik? 
– Tanya hubungan keluarga dan teman, apakah keluarga/teman tau 
– Ada fase di kehidupan dmana mas sangat Bahagia? 
– Riwayat personal: pasien anak ga diharapkan ato tidak, merasa disayang keluarga?
– Identitas: suku/ras
– Alkohol dan NAPZA 
– Riwayat kondisi obat
– Vital sign  TD: 120/80, T:36.5 , HR: 90 , RR: 12
– Head to toe  Inspeksi normal
– Tanda-tanda self-harm, suicide
– Status psikiatri
1. Kesadaran  compos mentis, ketakutan, teriak” gelisah tegang ada tanda kecemasan,
2. Orientasi  mas tau saya siapa? Ada dimana? Tanggal brp? Orientasi bagus
3. Penampilan  cukup baik
4. Kooperatif  tdk
5. Atensi 
6. Mood  perasaannya gimana skrg?
7. Afek 
8. Keserasian afek dgn mood 
9. Perilaku motorik 
10. Persepsi (halusinasi, delusi) 
Halusinasi  apakah anda pernah mendengar suara/bunyi yg tdk dapat didengar orang lain atau
saat tidak ada orang lain di sekitar anda?
Apakah ada pernah melihat sesuatu yang pada saat itu orang lain tidak bisa melihatnya?
Ilusi 
11. Pikiran 
Bentuk pikir 
Isi pikir 
12. Bicara  gk mau jawab
13. Kalkulasi 
14. Memori  Ada ga memori yg sangat berkesan?
15. Tilikan  skrg lagi ada pandemi, pandemi apa ya? Tilikan derajat 5
16. Judgment  Menurut anda apakah mencuri itu perbuatan baik?
– Dx: skizofrenia paranoid
– DDx:
– Tatalaksana: alprazolam 1x/hari. Obat menimbulkan rasa ngantuk jd minumnya sblm tidur.
– Dirujuk ke Sp.KJ untuk perawatan lebih lanjut (krn gada kewenangan).
– Saya bisa sembuh gk dok?  akan dilihat dri hasil terapinya. Bisa sembuh dan bisa melakukan
pekerjaan sehari2 lebih baik. Nanti bisa diterapi oleh psikiater.
Evaluasi
- Kenapa anaknya suka ngomong dibunuh?
- Pertanyaan kurang menjurus. Apakah mendengar suara” yg didengar orang lain?
- Halusinasinya belum digali
- Isi pikiran menggema  belum digali (krn dia mikir mau dibunuh terus)
- Mesti sambung rasa dulu ke pasiennya (meskipun ga kooperatif)  utk pastiin dia bisa kooperatif/gk.
Misal bapaknya bilang suka mukul”, tanya pasien “bener mbak td bapaknya bilang suka mukul”?
- Tanyakan Riwayat psikis
- Tanyakan Riwayat trauma (apakah pernah ada riwayat benturan kepala)
- Tanya Riwayat organik (apakah prnh DM sampe delirium dan dirawat )
- Tanya riwayat pemberian obat dan alkohol
- Vital sign di awal  anamnesis, vital sign, head to toe, px status psikiatri
- Kesadaran  orientasi (orang, tempat waktu)  kooperatif  mood (mbak, kyknya marah”, emg skrg
apa yg dirasakan?  klo dia ga jawab bisa liat dri gerak gerik dan wajahnya?)  afek  kesesuaian
mood dan afek  perilaku motorik (bisa di observe)  persepsi (mbak kok drtd ngomong mau dibunuh
emgnya denger sesuatu apa? Mau dibunuh siapa?)  pikiran (mbak mencurigai seseorang siapa? Mbak
apakah merasa dikejar”? apakah merasa dibisiki? )  bicara  memori  kalkulasi tilikan
- Terapi farmakologi  bisa dikasi antipsikotik (haloperidol bisa diberikan 2x)
- Edukasi  jelaskan ini penyakit apa. Jelaskan dukungan keluarga kyk apa. Keluarga hrs gmana ke
pasien, apakah hrs dilawan/dibantu/or something. Di psikiatri bakal ada terapi (cth: terapi relaksasi),
konseling, dll  disesuaikan keluhan pasien
- Tilikan  tanya mbak tau ga knp dibawa kesini?

KASUS 2
Nama: Eva
Usia:
Alamat:
Pekerjaan: masih kuliah
Nama pengantar:
Usia pengantar:
Pekerjaan pengantar:
– Keluhan: gbs diajak bicara, pernah coba menenggelamkan diri
– Onzetnya: udah 1 thn. Sejak sebulan lalu udah bilang mo mati terus. Suka ngomong sendiri pas diajak
ngomong.
– Perjalanannya (akut, khronis, meningkat mereda, kambuhan dsb: 1 thn lalu mulai malas beraktivitas. 6
bulan lalu mulai sulit makan (ga nafsu makan). Sering ngurung diri di kamar. Makan kadang hrs
disuapi/diingetin. Sebulan lalu makin parah  nangis sendiri, kadang remes” baju yg dipake. Akhirnya
kmrn keluar (pdhl seringnya di kamar), keluarga kirain malah baikan, eh keluar malah ke blkg rumah ke
sungai trus menceburkan diri.
– Hal yang memicu (misalnya mau ujian, mau wawancara mencari pekerjaan:
– Mekanisme koping yang dilakukan dan hasilnya:
– Adakah anggota keluarga lain yang menderita yang sama:
– Dampaknya pada fungsi peran se-hari2:
– Pencarian pertolongan dan hasilnya: prnh dibawa ke orang pintar tp ga sembuh
– Hubungan keluarga dan teman  sblmnya baik
– Riwayat  pas kecil pernah panas dan kejang tp skrg udah ngga kambuh lagi.
– Riwayat keluarga  nenek dri ibunya pernah gitu juga.
– Adakah gangguan tidur? Bisa jatuh tertidur dan terbangun pukul berapa? Apakah sering tebangun dan
sulit tidur lagi? Bagaimana perasaan pada pagi hari, apakah segar atau berat? Bagaimana cara mengatasi
kesulitan tidur? 
– Adakah merasa tidak tertarik lagi untuk melakukan kegiatan yg biasanya dilakukan dan
menyenangkan (merupakan hobi)? Sejak kapan? Bagaimana mengatasinya? 
– Adakah rasa sedih atau tidak bahagia? Adakah perasaan putus asa? Adakah perasan lebih baik mati?
Bagaimana menyikapinya? 
– Apakah merasa takut? Apakah hal yang ditakutkan? Bagaimana mengatasinya? 
– Adakah perasaan kawatir telah minum alkohol terlalu banyak? Berapa banyak minum alkohol?
Apakah ada efek samping yang terjadi? 
– Berapa banyak uang dan waktu telah dihabiskan untuk alkohol? Apakah sampai mengganggu
kehidupan se-hari2? Apakah kehidupan se-hari2 yang terganggu? 
– Apakah ada keluhan fisik? Apa keluhan fisik tsb? Apakah sudah mencari pertolongan atas keluhan fisik
tsb dan bagaimana hasilnya? 
– Riwayat personal: pasien anak ga diharapkan ato tidak, merasa disayang keluarga?
– Identitas: suku/ras
– Alkohol dan NAPZA 
– Riwayat kondisi obat
– Vital sign  TD: , T: , HR: , RR:
– Head to toe  Inspeksi
– Status psikiatri
– Kesadaran  compos mentis
– Orientasi  pasien gamau jawab
– Penampilan  cara berpakaian sesuai usia. Dandanan tidak bisa terlihat (krn ketutupan
rambutnya)
– Kooperatif  tidak kooperatif (diem aja, jwb cuma ngangguk)
– Atensi  pasien tidak memperhatikan
– Mood  apakah merasa sangat takut?  ga jawab. Mood sedih ke arah depresi
– Afek  afek menurun
– Keserasian afek dgn mood  appropriate (afek sesuai dgn moodnya)
– Perilaku motorik  katatonik (diem aja). Gk mau ngapa”in, kegiatan sehari2 hrs dibantu orang
lain
– Persepsi (halusinasi, delusi)  halusinasi auditori
– Pikiran  gk bisa dinilai krn gbs komunikasi  lebih ke mutisme
– Bicara  gk bisa bicara, cuma ngerespon mengangguk dan menggeleng 1 atau 2x aja
– Kalkulasi  gk ditanyain
– Memori  kurang bisa dinilai krn pasien ga mau bicara
– Tilikan  apakah tau kenapa dibawa ke dokter?  diem aja  tilikan tingkat 1
– Judgement  apakah bunuh diri salah?  ga jawab, judgment pasien buruk
– Dx: depresi berat dengan gejala psikotik
– DDx: skizoafektif, ggn bipolar dgn episode depresif
– Tatalaksana: antidepresan  fluosetin (1x/hr selama 2 mgg), antipsikotik utk obati halusinasi 
chlorpromazine 20 mg (3x/hari selama 3 minggu). Berikan scr teratur untuk memantau perkembangan utk
dilihat juga apakah gejala berkurang / tambah
– Edukasi: pantau mbanya selama pengobatan (takutnya ada percobaan bunuh diri berulang). Minta
dukungan keluarga dan teman2 terdekat dari mbak eva.
– awasi kemungkinan bunuh diri ulang
– jauhkan dari benda berbahaya yg mungkin dipake
– obatnya dipegang bapaknya aja, jgn mbaknya, takutnya obatnya disalahgunakan sama mbaknya
– Dirujuk ke Sp.KJ untuk perawatan lebih lanjut (krn gada kewenangan).
– Saya bisa sembuh gk dok?  akan dilihat dri hasil terapinya. Bisa sembuh dan bisa melakukan
pekerjaan sehari2 lebih baik. Nanti bisa diterapi oleh psikiater.
– Evaluasi:
– Kata” bunuh diri diganti  krn bapaknya ga bilang anaknya mau bunuh diri. Tanya aja  kok
menceburkan diri ke sungai mbak? Memangnya di sungai ada apa?
– Gali lagi tentang riwayat masa kecilnya
– Belum nyapa mbaknya dan belum mengonfirmasi ke mbaknya ttg informasi yg bapaknya bilang ke
dokter
– Bisa tanyain : suara” siapa yg didengar?
– Tanya sebelum depresi itu sukanya ngapain? Punya hobi apa?  trus skrg jdnya masi minat
ngelakuin itu ga?
– Tanya juga  Dulu itu biasanya aktif ga? Skrg apakah mudah lelah/mudah cape?
– Langsung kasi pertanyaan tertutup klo pasiennya mutisme/gamau cerita  mbak hari ini sedih?
Apakah mbak melakukan kesalahan? Klo mbak gamau ngomong bisa mengangguk / geleng kepala
ya biar saya tau.
– Cara tanya halusinasi klo pasien ga kooperatif/gamau ngomong  mbak eva ada yg nyuruh bunuh
diri? Siapa yg nyuruh mati? Suara yg ngomong itu mbak tau suara siapa? Suara nya mbak bisa liat
ga orangnya?
– Supaya bisa kliatan urut pas osce  klo pasien kira2 sulit diajak komunikasi  sapa mbaknya  ga
respon  lgs tanya pengantar  vital sign, head to toe  px psikiatri (ini baru tanya lagi pasiennya)
– Klo buat osce apalin aja 1 jenis obat
– Klo misal pasiennya manik  jgn terlalu banyak anamnesis di awal (krn dia banyak cerita, ngabisin
waktu  banyakin di px status psikiatri)
Cth: bapaknya blg “ini nih dia bilang mau diajak main film ama sutradara pdhl gaada”  confirm ke
pasiennya “bener mbak yg bapaknya bilang td?”  pasien manik bakal jwb “iya loh dok saya diajak
main film sma sutradara terkenal”
– Trias depresi
– Depresi ringan 
– Depresi sedang 
– Depresi berat 

Anda mungkin juga menyukai