Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PEMBELAJARAN MINGGU I

-Psikotik -

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Menjelaskan tentang dasar-dasar gangguan jiwa.
2. Menjelaskan tentang proses penegakan diagnosis gangguan jiwa.
3. Menjelaskan tentang gangguan psikotik dan penatalaksanaannya.
4. Menjelaskan tentang kegawatdaruratan psikiatri.
5. Menjelaskan tentang psikoterapi.
6. Menjelaskan tentang bioetika dan keIslaman dalam bidang psikiatri.
7. Menjelaskan tentang sumber dan efek bahan alam yang berpengaruh terhadap gangguan
jiwa.
8. Mengusulkan terapi (farmakoterapi dan non farmakoterapi) pada pasien psikotik.

SKENARIO 1 (AMD)

Kamu jahat...

M, seorang perempuan, berusia 22 tahun, dibawa ke UGD karena marah-marah, sebentar tertawa-tawa dan
bicara melantur. Ia terus menerus meracau. M adalah mahasiswa di sebuah PTN. M datang ke UGD
didampingi oleh ibunya, dari ibunya ini diketahui kalau M tiba-tiba berubah setelah ditinggal pacarnya yang
positif HIV.

Apa yang terjadi dengan pasien tersebut?

IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. M
Umur : 20 tahun
Tempat/tgl. Lahir : Malang, 6 Juni 2003
Suku : Batak
Agama : Islam
Pendidikan : SMA, saat ini kuliah semester 2
Pekerjaan :-
Alamat ; Jl. BK No 10, B

AUTO ANAMNESIS (3 Juni jam 16.00 WIB dilakukan setelah kondisi pasien lebih tenang)

Dr. Assalamu a’laikum.... apa kabar mbak?


P Wa a’alaikum salam wa rahmatullahi wabarakatuh.
Dr. Mbak M, perkenalkan saya dr. A (sambil mengulurkan tangan), mbak namanya siapa ?
P Saya M (menyambut uluran jabat tangan dokter, memandang dokter sekilas)
Dr. Boleh saya tahu alamat mbak M ?
P jalan Batu ya (terjeda..mama mengarahkan, ayo..jawab itu di mana yang bener..)..iya yang
bener di Batu ya
Dr. Alamat lengkapnya?
P Jalan BK Batu
Dr. Boleh saya tahu tempat dan tanggal lahir mbak?
P Di Malang, 17 Agustus …merdekaaa!!.
Dr. Tadi ke sini dengan siapa mbak?
P Sama mama. (daya ingat jangka pendek masih baik)
Dr. Datang ke sini ada keperluan apa? Apa ada yang bisa saya bantu?
P Cari bu Tutut..ada ga..
Dr. Mbak tahu gak sekarang sedang di mana?
P Di rumah sakit dok (orientasi tempat masih bagus)
Dr. Menurut mama, mbak di rumah akhir akhir ini jadi lebih sensitif dan mudah marah. Apa
benar demikian. Bisa dijelaskan bagaimana sebenarnya?
P Salah faham saja dok, bu Tutut harus bertanggungjawab atas perbuatannya pada muslimat
di dunia ya (
Dr. Bu Tutut itu siapa?
P Bu Tutut mama saya kan..belum kenal ya
Dr. Mengapa bu Tutut harus bertanggungjawab pada muslimat di dunia?
P Bu Tutut membawa perubahan, mengumumkan semua muslimat hati-hati karena kepalanya
bisa copot
Dr. Mbak, punya pacar?
P Punya, bu Tutut jahat sama pacar saya, kejar saya sampai Medan..tangan saya
dironce..marah saya (menangis seperti anak kecil tanpa air mata) (menunjukan arus pikiran
asosiasi longgar)
Dr. Bagaimana bisa begitu?
P Bisa, dia bawa kuman penyakit yang membuat kepala bisa copot, hati-hati ya (waham
bizarre)
Dr. Saya sebagai dokter tidak pernah tahu ada kuman penyakit yang bikin kepala copot. Apa
nama kumannya?
P wah, wes..wes…wes…wes….treet..treet (tiba-tiba mengeluarkan suara gumam tidak jelas
dan gemeretak gigi) ..ga tahu ya..keluar ususnya jatuh-jatuh lho…? (Psikomotor agitasi)
Dr. Tadi katanya kepala, kok sekarang usus. Apa usus tempatnya di kepala?
P Enggak, di perut mbak (asosiasi longgar)
Dr. Kalau kumannya kok bisa ya bikin kepala copot?
P (Pasien cuek…terdengar gemeretak gigi)
Dr. Kuliahnya jurusan apa mbak
P Kemarin malang kota dampit..(mama mengoreksi “:sastra jepang dok”, pasien menirukan
dengan tepat ). BuTutut bising sekali tuuut…tuuut…tuuut (asosiasi longgar)
Dr. Bu Tutut sedang apa kok bising sekali?
P Bu Tutut bawa kereta api tuut..tuut..tuut..jangan takut tuut..tuut…awas yaa. Tuut…tuuut…
tuut…aye..ayee
Dr. Baiklah kalau begitu, trimakasi ya mbak. Boleh saya bicara sama mama?
P Boleh boleh.

Setelah itu pasien bengong dengan tatapan kosong, sesekali terdengar gemeretak gigi, sesekali
berjalan sebentar dan duduk kembali, lalu berjalan kembali.
HETERO ANAMNESIS
(didapat dari ibu kandung pasien, Ny. W, 51 tahun)

1. Rincian Keluhan utama.


.Pasien mulai marah-marah sejak sepuluh hari yang lalu. Marah-marah dengan cara bicara kasar
pada semua orang terutama ibunya, dan membanting barang. Di teras rumah, pasien kerap
meludahi orang yang lewat di depan rumahnya.

2. Gejala lain yang menyertai keluhan utama.


Pasien sering mondar mandir di ruang keluarga, naik turun tangga dan berteriak-teriak di balkon
rumah. Pasien tertawa-tawa tanpa sebab yang jelas, dan tiba-tiba menangis seperti anak kecil.
Pasien juga sering berebut makanan dengan keponakannya yang masih TK dan meludahi
keponakannya. Pasien sering bicara dan tertawa sendiri, jika ditanya mengapa bicara dan
tertawa sendiri, pasien terdiam. Tidak ada usaha pasien untuk percobaan bunuh diri, namun
pasien kerap meludahi orang yang bermasalah dengannya (keponakan) dan orang yang lewat di
depan rumah. Pasien juga tidak menampakkan rasa sedih atau senang berlebihan

3. Gejala prodromal
Tidak nampak perubahan gejala perilaku tertentu, pasien seperti biasa saja.

4. Peristiwa terkait dengan keluhan utama.


Sekitar seminggu yang lalu, pasien bercerita sambil menangis pada ayah ibunya, bahwa pacarnya
memutuskannya. Dari sahabatnya, orang tua tahu kalau pacar M memutuskan M karena positif
HIV. Pacar M tidak ingin M tertular atau mengalami masalah karena berpacaran dengannya.

5. Riwayat penyakit dahulu.


Belum pernah mengalami keluhan serupa.
Pasien tidak mempunyai penyakit fisik lainnya.

6. Riwayat kehamilan, persalinan dan perkembangan anak.


Pasien lahir cukup bulan, di tolong oleh dokter spesialis kandungan, perkembangan anak sesuai
dengan usianya. Di sekolah pasien dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

5. Riwayat sosial dan pekerjaan.


Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara. Sehari-hari pasien ceria, suka berorganisasi dan
punya banyak teman. Pasien juga fashionable. Ayah M adalah ayah tiri karena ayah kandungnya
meninggal dunia saat M masih SD. M bisa menerima kehadiran ayah tirinya dan hubungan
mereka baik. M kuliah di jurusan sastra Jepang, prestasi belajar bagus, sejak SD masuk 10 besar.
M sebenarnya ingin kelak hidup di Jepang.

8. Faktor kepribadian premorbid.


Terbuka, Ceria, suka bergaul, fashionable

9. Faktor keturunan.
Tidak ditemukan.

10. Faktor organik.


Tidak ditemukan.

11. Faktro pencetus.


Hubungan dengan pacar
STATUS INTERNISTIK
Tekanan darah : 120/80 mmHg , Nadi : 80 x/menit,
Respirasi : 20 x/menit, Suhu : 36,9 ˚C
Keadaan Umum : tampak baik
Kepala/leher : dalam batas normal
Thorax : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas norma
Extremitas : dalam batas normal :

STATUS NEUROLOGIK
GCS : 456
Meningeal Sign : Negatif
Refleks Fisiologik : dalam batas normal
Refleks Patologik : Negatif
Motorik : dalam batas normal

STATUS PSIKIATRIK
Kesan Umum : Pasien dating dengan ibu kandung dan ayah tirinya memakai piama baby
doll warna biru, rambut di jepit kurang rapi, kadang tampak bengong,
tatapan kosong, senyum senyum sendiri, dan berjalan mondar mandir.
Kontak : Tidak relevan
Kesadaran : Berubah secara kualitatif
Orientasi : Tempat  +
Orang  +
Waktu  +
Daya ingat : (Baik)
Insight : Score 2/3
Persepsi : Halusinasi auditorik
Proses Berpikir : Bentuk  Non realistic (tidak berdasarkan kenyataan)
Arus  asosiasi longgar
Isi  waham bizarre
Afek/ emosi : Inadekuat
Kemauan : Menurun
Psikomotor : Meningkat (Agitasi)
Pemeriksaan instrument PANSS EC:
excitement (gaduh gelisah) :
hostility (permusuhan) :
tension (ketegangan) :
uncooperativeness (ketidakkooperatifan) :
poor controlled impulse (kontrol impuls yang buruk) :

DIAGNOSIS MULTI AKSIAL


Axis I :
dd
Gangguan waham  Ada waham bizarre
Schizoprenia  karena pasien terdapat waham bizarre, halusinasi, asosiasi longgar
Psikotik Akut  Onsetnya mendadak kurang dari 1 buan gejala sama dengan scizhoprenia

Axis II : Ciri kepribadian agresif


Axis III : tidak ada diagnosis

Axis IV : Masalah psikososial dan lingkungan

Axix V : 20 - 11

DD:
Gangguan waham  Ada waham bizarre
Schizoprenia  karena pasien terdapat waham bizarre, halusinasi, asosiasi longgar
Psikotik Akut  Onsetnya mendadak kurang dari 1 buan gejala sama dengan scizhoprenia

WDX:
Psikotik Akut

RENCANA TINDAK LANJUT


- MRS sapaya dapat terapi injeksi
- (Memberikan informasi ke orang tua pasien bahwa pasien menderita penyakit psikotik akut)
- Penatalaksanaan kegawatan psikiatric
- Diberikan tatalaksana farmako psikiatric Haloperidol Inj 5mg
- Diberikan diazepam  menenangkan pasien
- Psikoterapik
- Sosioterapi
- Mengawasi pasien untuk rutin berobat
- Memotivasi keluarga untuk menerima keadaan pasien untuk menumbuhkan perilaku adaptif
-

PROGNOSIS
quo ad vitam
quo ad functionam
quo ad sanationam

PROBLEM LIST
1. Jelaskan tentang bagian-bagian otak dan fungsinya !
2. Buatlah mapping tentang proses penegakan diagnosis gangguan jiwa !
3. Buatlah mapping patofisiologi macam-macam gangguan psikotik !
4. Buatlah mapping tentang alur penegakan diagnosis gangguan jiwa psikotik !
5. Jelaskan tentang penatalaksanaan (farmakoterapi dan non farmakoterapi) gangguan jiwa
psikotik!
6. Apa saja kemungkinan sakit yang dialami pasien ?
7. Bagaimanakah intepretasi autoanamnesis pada pasien tersebut ?
8. Pemeriksaan fisik apa yang perlu dilakukan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis ?
9. Pemeriksaan penunjang apa yang perlu direncanakan untuk menegakkan diagnosis ?
- Darah lengkap
- GDA
- Faal hepar
- Faal Ginjal
- EKG
- Cek Urin (penyalah gunaan napza)
10. Diagnosis banding apa yang dapat difikirkan dari ilustrasi kasus tersebut ?
11. Melihat ilustrasi kasus tersebut, apa patofisiologi yang mungkin terlibat ?
12. Sesuai dengan patofisiologi yang mungkin terjadi, apa saja kemungkinan terapi yang dapat
diberikan ?
13. Bagaimana prognosis untuk masing-masing kemungkinan diagnosis ? kurang alas an
14. Setelah mengetahui poin-poin diatas, bagaimana pendekatan terhadap pasien dengan kasus
tersebut ?
15. Membuat resume kasus scenario 1.
16. Mengisi status psikiatri sesuai dengan kasus skenario 1.
17. Menjelaskan sumber bahan alam yang mempunyai efek pada gangguan jiwa.

REFERENSI
1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis. Tangerang (Indonesia) : BINARUPA AKSARA; 2010
2. Maramis W.F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press;2009.
3. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III. Jakarta (Indonesia) : PT. Nuh Jaya;2001
4. Stahl, S. M. Stahl’s Essential Psychopharmacology. UK ; Cambridge, 2013.

---00000---

Anda mungkin juga menyukai