Anda di halaman 1dari 18

FITOTERAPI

Kelompok 5

Dosen pengampu : apt. Muh Isrul, S.Si., M.Si


Lucia Widi Anjali F202001037
Karnila Nur Pinasari F202001038
Ita Priati Tahis F202001040
Nur Isnawati F202001042
Narsi F202001043
Elfian F202001045
Pahtma Purnama Sari F202001046
Organisme penginfeksi atau
Infeksi adalah kolonisasi yang
patoghen menggunakan sarana
dilakukan oleh spesies asing
yang dimiliki inang untuk dapat
terhadap organisme inang dan
memperbanyakan diri sehingga
bersifat membahayakan inangnya
merugikan inang

Kerusakan jaringan akan


Akibat infeksi antara lain : luka
mensekresi eksotokin atau
kronik, gangrene, kehilangan
mengakibatkan gejala local
organ tubuh
maupun sistemik .
• Demam malaise
• Keringat malam
• Hilangnya nafsu makan dan berat badan menurun
• Batuk prulen produktif disertai pada infeksi akut
• Hemoptisis (batuk berdarah)
• Dyspnea (sesak napas)
• Radang selaput dada
• Anoreksia
Antimikroba merupakan zat yang memiliki kemampuan untuk menghambat
maupun mematikan pertumbuhan mikroba dengan toksisitas terhadap manusia
relatif kecil. Banyak dari tumbuhan herbal yang dapat berperan sebagai
antimikroba.

Antimikroba dapat bersifat bakterisidal (membunuh bakteri) dan bakteriostatik


(menghambat pertumbuhan bakteri) (Lay,1992). Kerja antimikroba dalam
menghambat atau membunuh mikroorganisme dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. (pelezar & chan ,2005)

Kerja antimikroba di pengaruhi oleh jumlah mikroba yang ada. Semakin sedikit
jumlah mikroba, maka semakin pendek waktu yang di perlukan zat Antimikroba
untuk membunuh bakteri - bakteri. Semakin bayak jumlah mikroba maka semakin
lama waktu yang di perlukan zat anti mikroba untuk membunuh bakteri- bakteri
tersebut.
Senyawa kimia

Bagian yang digunakan adalah umbi dengan kandungan

kimia berkhasiatnya adalah alisin, alilmetil trisulfida, dialil

disulfida, dialiltrisulfida, dialil tetrasulfida, alilpropil

disulfida,dan glikosida seperti sativosida B1

Mekanisme kerja
Allisindapat menghambat bakteri Gram positif dan Gram negatif d

engan caramenghambat produksi RNA dan sintesis

lipid. Penghambatan ini menyebabkan asamamino dan protein

tidak dapat diproduksi serta bilayer fosfolipid dari dinding sel

tidak dapat terbentuk, sehingga pertumbuhan dan perkembangan

pada bakteri tidak akanterjadi


Pada penelitian yang dilakukan oleh Mona Nur Moulida dkk, dalam jurnal pangan yang berjudul
“Antimikroba Ekstrak Bawang Putih”
Pada bawang putih mekanisme kerja bahan aktif dilakukan dengan cara mendenaturasi protein dan
merusak membran sel
bakteri dengan cara melarutkan lemak yang terdapat pada dinding sel. Senyawa ini mampu melakukan
migrasi dari fase cair ke fase lemak sehingga terjadinya kerusakan
pada membran sel mengakibatkan terhambatnya aktifitas dan biosintesa enzim-enzim spesifik yang
diperlukan dalam reaksi metabolisme dan menyebabkan kematian pada bakteri
Senyawa kimia

Tanaman kenikir memiliki kandungan senyawa flavonoid

(quarcentin), asam fenolat, asam klorogenat, polifenol,

saponin, minyak atsiri dan alkaloid yang berfungsi sebagai

daya antimikroba

Mekanisme kerja
Adanya senyawa aktif quarcentin pada tanaman kenikir yang

berpotensi sebagai antimikroba, senyawa aktif tersebut dapat

mengganggu permeabilitas membrane sel, mengganggu

pembentukan peptidoglikan ( dinding sel), mendenaturasi

protein dan inaktivasi enzim pada sel mikroba.


Penelitian yang dilakukan oleh Sitti Sakinah yang berjudul “Daya antimikroba ekstrak daun kenikir
(Cosmos caudatus) terhadap mikroba mulut” dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Hasil penelitian ekstrak daun kenikir(Cosmos caudatus) konsentrasi 25% dapat menghambat
pertumbuhan mikroba dalam waktu 24 jam, dan setelah 48 jam ada mikroba yang tumbuh. Hasil yang
sama ditunjukkan pada perlakuan listerin. Adanya
pengaruh ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus) yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba
menunjukkan bahwa ekstrak daun kenikir memiliki daya
antimikroba. Daya antimikroba yang dimiliki ekstrak daun kenikir disebabkan adanya kandungan kimia
yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Yaitu:Flavonoid (quarcentin), asam fenolat, asam
klorogenat, saponin, polifenol, minyak atsiri dan alkaloid.
Kandungan kimia

Rimpang Jeringau (Acorus calamus) memiliki kandungan

minyak atsiri berupa eugenol, asaron (α-asarone dan β-

asarone), dan asarialdehid

Mekanisme kerja

Kandungan minyak atsiri berupa eugenol, asaron (α-asarone dan β-

asarone), dan asarialdehid pasa tanaman rimpang jeringau

berinteraksi dengan protein transmembran pada membran luar

dinding sel bakteri. Hal ini mengakibatkan rusaknya porin dan

mengganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel

sehingga tidak terbentuk sempurna.


Mekanisme obat antiprotozoa dalam melawan infeksi
sangat kompleks dan belum sepenuhnya dipahami.
Beberapa diantaranya dapat mengganggu reproduksi
atau merusak DNA protozoa untuk membatasi
penyebaran infeksi
Tanaman dan mekanisme antiprotozoal
Kina
Tanaman kina (chincona ) mengandung senyawa
kimia alkaloid, khususnya kinin yang memiliki
sifat antimalaria. Selain itu juga mengandung
kuinin,kinidin, sinkonin, sinkonidin, kuinamin.

Mekanisme kerja zat aktif kinin pada


tanaman kina sebagai antimalaria yaitu
dengan proses inhibisi detoksifikasi hem
parasit melalui vakuola makanan menjadi
pigmen malaria yang tidak toksik
(NjomnangSoh et al, 2012).
Sweet wormwood ( Artemisia annua )

Mekanisme kerja
artemisin sebagai antiprotozoa atau sebagai
antimalaria yaitu dengan merusak membran sel
• kandungan kimia pada tanaman ini yaitu : lakton parasit Plasmodium. Ketika artemisinin
seskuiterpen (artemisin, arteannuin, artemisitin, bereaksi dengan zat besi yang terdapat dalam
asam artemisinat, hidrioartennuin, ), minyak parasit, terjadi pembentukan radikal bebas yang
atrsiri (keton artemisin. kadinen,), flavonoid. merusak sel-sel tersebut, menyebabkan
Senyawa astemisinin pada artemisia juga kematian parasit malaria
memiliki efek sebagai antimalaria .
Kandungan kimia
(Sauropus androgunus )
Daun katuk memiliki banyak kandungan senyawa yaitu

tanin,saponin, flavonoid, alkaloid, protein, kalsium, fosfor,

vitamin A,B dan C sehingga berpotensi untuk digunakan

untuk pengobatan alami (Wiradimadja, 2006).

Mekanisme kerjanya adalah sebagai berikut, yaitu


berdasarkan sifat astrigensinya dapat menghambat
enzim tertentu; berdasarkan aksi terhadap membran
dan berdasarkan pembentukan kompleks tanin
dengan ion logam. Selain itu, dalam daun katuk juga
terdapat senyawa alkaloid yang juga bersifat
antiprotozoa dan antikuman.
Kandungan Kimia yang terdapat di dalamnya seperti rain
oloe omodina. rain oloe omodina diantro, rain oloe
omodina asam krisofanat, ( dehidroksimetilantraquinone )
dan tanini. Selain itu alkaloida, flavanoida dan
antrakuinon juga terdapat di dalamnya (Syamsuhidayat
dan Ria 1991)

Mekanisme kerja, bahan fungistatik Lay dan hastowa


1992 menjelaskan melalui proses penghambatan
pertumbuhan analog, misalnya pada zat fungistatik
sulfonamide. pada umumnya mikroorganisme senyawa
para-aminobenzoat (PABA) untuk menghasilkan asam
folat yang sintesis purin. Sulfonamide memiliki struktur
yang mirip dengan molekul PABA, sehingga penggunaan
sulfonamide akan menghasilkan asam folat yang tidak
berfungsi
Lucia widi Anjali : membuat power point
Karnila Nur Pinasari : membuat power point
Ita Priati Tahis : penjawab pertanyaan
Nur Isnawati : moderator dan pemateri
Narsi : penjawab pertanyaan
Elfian : membuat power point
Pahtma Purnama Sari : pemateri

Pertanyaan : zelly fitriani (kelompok 6)


Penyawab : narsi
Bagaimana takaran dosis yg tepat dalam penggunaan tanaman obat agar efektif dalam penurunankan infeksi protozoa tersebut apakah
cukup dgn 1 tanaman atau lebih baik dgn kombinasi dari tanaman yg lain?
Jawaban :
Untuk menentukan takaran dosis yang tepat dari tanaman obat dalam pengobatan infeksi protozoa, perlu diperhatikan beberapa faktor
seperti jenis tanaman, bagian tanaman yang digunakan, dan berat pasien. Dosis juga dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan
infeksi dan respons tubuh individu.1. *Jenis Tanaman:* Setiap tanaman memiliki kandungan senyawa aktif yang berbeda. Dalam beberapa
kasus, satu tanaman mungkin memiliki efek antiprotozoa yang kuat, seperti Artemisia annua untuk malaria. Namun, pada kasus lain,
kombinasi tanaman dapat meningkatkan sinergi dan efek terapeutik.2. *Bagian Tanaman yang Digunakan:* Takaran dosis juga
tergantung pada bagian tanaman yang digunakan. Misalnya, dalam beberapa kasus, akar, daun, atau kulit batang dapat memiliki
konsentrasi senyawa yang berbeda.3. *Kombinasi Tanaman:* Beberapa formulasi tradisional menggunakan kombinasi tanaman untuk
meningkatkan efektivitas dan memberikan pendekatan yang lebih holistik terhadap infeksi. Namun, takaran dosis harus diatur dengan
hati-hati untuk menghindari efek samping atau interaksi yang tidak diinginkan.
Pertanyaan : dian aminarti (kelompok 4)
Penjawab : ita priatia
Jelaskan apa-apa saja yang mengakibatkan suatu penyakit infeksi itu terjadi?

Jawaban :
Ada beberapa jenis peyakit infeksi yang terjadi yaitu :
1. Infeksi bakteri . Ada banyak jenis bakteri yang masing-masingnya memiliki keunikan tersendiri. Ada yang perlu oksigen untuk
hidup (bakteri aerob), dan ada juga yang tidak bisa hidup jika ada oksigen (bakteri anaerob).
2. infeksi virus . Virus bersifat seperti parasit dan membutuhkan sel inang untuk hidup. Tanpa sel inang, virus bisa menempel di
benda mati, tetapi umumnya tidak bertahan lama. Setelah memasuki sel inang, virus akan mulai bereproduksi sehingga dapat
menyebabkan sel inang mati.
3. Infeksi jamur . Jamur adalah mikroba yang biasanya ditemukan di tempat yang lembap dan gelap, seperti di tanah atau
ruangan yang lembap. Jamur penyebab penyakit infeksi umumnya berukuran sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang
4. Infeksi parasit. Parasit adalah organisme yang menumpang hidup sekaligus mengambil nutrisi dari tubuh inang.
5. 5. Penularan penyakit infeksi dapat melalui kontak fisik, Salah satu cara termudah untuk terkena infeksi adalah kontak fisik
secara langsung dengan orang atau hewan yang juga terinfeksi. Biasanya, penularan dengan kontak fisik terjadi melalui cara-
cara berikut:
• Bersalaman
• Bersentuhan
• Menghirup droplet (percikan liur) dari pasien yang bersin atau batuk
• Melakukan hubungan seksual
• Dicakar hewan, misalnya anjing atau kucing)

Anda mungkin juga menyukai