Anda di halaman 1dari 21

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : RINI YULAIKA
Asal Institusi : SMAN 1 LABUAPI

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab
diidentifikasi masalah

1 a. Rendahnya hasil belajar Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap


peserta didik terhadap kajian literatur dan hasil wawancara,
pelajaran fisika 1. SITI, JAMILA (2023) maka dapat diketahui bahwa
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING penyebab rendahnya hasil belajar
b. Peserta didik kurang BERBANTUAN MEDIA PHET TERHADAP HASIL peserta didik yaitu :
memahami tentang konsep BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI 1. Kurangnya motivasi belajar
fisika http://eprints.unram.ac.id/42271/2/JURNAL%20SITI peserta didik
c. Kemampuan peserta didik %20JAMILA_E1Q019071.pdf
2. Menganggap bahwa fisika itu
Kegiatan proses pembelajaran fisika di kelas XI masih
dalam memahami soal sulit sehingga kurang tertarik
menggunakan metode ceramah dan siswa hanya menerima
fisika dalam bentuk grafik untuk mempelajarinya
pengetahuan langsung dari guru. Dapat menyebabkan
atau tabel masih rendah 3. Proses pembelajaran masih
beberapa siswa masih kesulitan dalam memahami materi
berpusat pada guru (teacher
yang telah diberikan, sehingga dapat dilihat bahwa hasil
oriented)
belajar fisika sebagian besar dapat dikategorikan kedalam
4. Pembelajaran Fisika yang
nilai yang cukup rendah, hal ini ditunjukkan dengan nilai
kurang menarik
rata-rata siswa yang didapatkan pada saat ujian akhir
5. Faktor internal meliputi
semeseter ganjil berada dibawah KKM, dan hanya satu kelas
kesehatan yang sering
yang nilainya memenuhi KKM yang dinyatakan tuntas.
2. Hajar, Siti and Arafah, Kaharuddin and Ali, Muhammad Sidin (2020)
terganggu, kurangnya minat
Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan dan Motivasi belajar, kurangnya perhatian
dalam pembelajaran, malas
Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika. belajar dan kebiasaan belajar
http://eprints.unm.ac.id/23547/1/Pengaruh%20Model
%20Pembelajaran%20.pdf yang tidak teratur.
Proses pembelajaran selama ini, masih terkesan berpusat 6. Faktor ekternal meliputi
pada guru (teacher oriented). Proses pembelajaran fisika pembelajaran yang
yang berlangsunpun seperti itu, dimana guru dianggap diselenggarakan dimana siswa
sebagai salah satunya sumber utama untuk dapat menerima dalam jumlah besar (padat),
pelajaran, sedangkan peserta didik hanya menerima kurangnya kontrol orang tua,
informasi yang diberikan oleh guru. Hal inilah yang diduga tuntutan pekerjaan, aktif
menyebabkan hasil pembelajaran tidak sesuai dengan berorganisasi, teman
harapan. Peserta didik hanya memperoleh pengetahuan sepermainan yang nakal dan
secara teoritis dan bertindak pasif, sedangkan guru bertindak pergaulan bebas.
aktif dalam memberikan informasi (Nurlina et al. 2015).
Selain hal tersebut, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
hasil belajar peserta didik tidak mengalami perubahan Setelah dilakukan analisis terhadap
(peningkatan). kajian literatur dan hasil wawancara,
Hasil Wawancara maka dapat diketahui bahwa
Responden : penyebab kurangnya peserta didik
1. Nurhasanah, S.Pd (Guru senior di SMAN 1 Labuapi) memahami konsep fisika yaitu :
Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta 1. Konsep fisika yang abstrak
didik karena kurang minat belajar, tidak memahami konsep sering kali menjadi kendala
fisika, menganggap bahwa fisika itu sulit sehingga kurang bagi guru dalam
tertarik untuk mempelajarinya, kurang percaya diri, tidak ada menyampaikan materi
kepada siswa
nilai tugas otomatis akan berpengaruh terhadap hasil belajar 2. materi fisika yang padat,
peserta didik. Selain itu juga saat pengambilan nilai anak – menghapal, dan menghitung,
anak ada masalah sehingga tidak bisa fokus selama ujian serta pembelajaran fisika di
belangsung kelas yang tidak kontekstual.
2. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas 3. Tidak sukanya siswa terhadap
Mataram) pelajaran fisika disebabkan
Faktor internal meliputi kesehatan yang sering terganggu, karena pada pembelajaran
kurangnya minat belajar, kurangnya perhatian dalam fisika di kelas guru tidak
pembelajaran, malas belajar dan kebiasaan belajar yang tidak memperhatikan siswa.
teratur. Faktor ekternal meliputi pembelajaran yang
diselenggarakan dimana siswa dalam jumlah besar (padat), Setelah dilakukan analisis terhadap
kurangnya kontrol orang tua, tuntutan pekerjaan, aktif kajian literatur dan hasil wawancara,
berorganisasi, teman sepermainan yang nakal dan pergaulan maka dapat diketahui bahwa
penyebab kurangnya peserta didik
bebas.
memahami soal fisika dalam bentuk
3. Widya Oktaviani, Gunawan, Sutrio grafik atau tabel yaitu :
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA a. Penyebab siswa kurang
KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN memahami soal berbentuk
PENGUASAAN KONSEP SISWA grafik dikarenakan adanya
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPFT/issue/view/46 kesalahan dengan
Konsep fisika yang abstrak sering kali menjadi kendala menganggap bahwa grafik
bagi guru dalam menyampaikan materi kepada siswa, sebagai sebuah gambar,
sehingga siswa belum optimal dalam memahami konsep
kebingungan dalam hal
yang dijelaskan guru. Hal ini tentunya berdampak
pada minat belajar siswa dalam menerima pelajaran kemiringan grafik,
fisika yang menyebabkan rendahnya penguasaan kebingungan dalam hal
konsep siswa untuk menyelesaikan suatu persoalan. variabel grafik, kemiringan
Pentingnya seseorang menguasai suatu konsep adalah agar bukan pada titik asal,
mampu berkomunikasi, mengklasifikasikan ide, gagasan ketidaktahuan terhadap suatu
atau peristiwa yang dialaminya dalamkehidupan sehari- daerah, dan kebingungan
hari (Surantiet al, 2016)
dalam hal
4. Muhammad Zuhdi, Muh Makhrus
daerah/kemiringan/ketinggian
Peningkatan Pemahaman Konsep , miskonsepsi, dan tidak
Fisika Dasar Melalui Konflik Kognitif memahami dengan baik
dengan Pertanyaan Tak Terduga konteks soal.
https://scholar.archive.org/work/uwvv6smpfjen3ixyt2esaz b. Penyebab siswa kurang
ontq/access/wayback/https://jurnalfkip.unram.ac.id/ memahami soal berbentuk
index.php/JPFT/article/download/2121/pdf table yaitu, kesulitan
Ada tiga faktor sebagai hambatan utama bagi siswa dalam memahami konsep, kesulitan
mencapai pemahaman konsep, yaitu: (1) pemilihan metode dalam membaca table,
pembelajaran yang cenderung mentolelir cara unitary ways of kesulitan dalam keterampilan
knowing, (2) substansi kurikulum yang cenderung bersifat perhitungan, kesulitan
tidak kontekstual, dan (3) rumusan tujuan pembelajaran memecahkan masalah,
jarang berorientasi pada pencapaian pemahaman yang kesulitan memahami simbol,
mendalam. dan penggunaan proses yang
Hasil Wawancara keliru.
Responden :
1. Nurhasanah, S.Pd (Guru senior di SMAN 1 Labuapi)
Faktor peserta didik kurang memahami konsep fisika
diantaranya adalah ilmu fisika banyak yang abstrak sehingga
susah dipahami dan ilmu fisika banyak banyak rumus –
rumus yang terkadang sulit dipahami oleh peserta didik
2. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas
Mataram)
Kesulitan siswa dalam memahami konsep pada mata
pelajaran fisika disebabkan oleh dua hal yaitu:
a. materi fisika yang padat, menghapal, dan menghitung,
serta pembelajaran fisika di kelas yang tidak kontekstual.
b. Tidak sukanya siswa terhadap pelajaran fisika disebabkan
karena pada pembelajaran fisika di kelas guru tidak
memperhatikan siswa.

3. Andika Nugraha, Darsikin, S. Saehana


KESULITAN SISWA DALAM
MENYELESAIKAN PERMASALAHAN
GRAFIK KINEMATIKA
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jipf/article/
download/4294/2200
Penyebab kesulitan pada guru dan siswa dikarenakan adanya
kesalahan dengan menganggap bahwa grafik sebagai sebuah
gambar, kebingungan dalam hal kemiringan grafik,
kebingungan dalam hal variabel grafik, kemiringan bukan
pada titik asal, ketidaktahuan terhadap suatu daerah, dan
kebingungan dalam hal daerah/kemiringan/ketinggian,
miskonsepsi, dan tidak memahami dengan baik konteks soal.
4. Uwly Albab, Tomo Djudin, Erwina Oktavianty
ANALISIS KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN
SOAL BERBENTUK GRAFIK PADA MATERI USAHA
GAS DI MADRASAH ALIYAH
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/downlo
ad/38849/75676584888
Faktor penyebab siswa tidak mampu menyelesaikan soal
grafik usaha gas adalah karena kemampuan konseptual
rendah, kemampuan spasial rendah, kemampuan
mengingat rendah, kemampuan matematis rendah, dan minat
belajar siswa rendah.
Hasil Wawancara
Responden :
1. Fitria Febriani, S.Pd ( Teman sejawat di SMAN 1
Labuapi)
Penyebab peserta didik kurang memahami soal fisika
berbentuk grafik atau tabel adalah :
a. Kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami
konsep dasar dari materi terkait
b. Kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami
cara membaca grafik/ tabel
c. Peserta didik kurang banyak diberikan latihan soal dalam
mengerjakan soal berupa grafik/tabel
2. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas
Mataram)
a. Penyebab siswa kurang memahami soal berbentuk grafik
Penyebab kesulitan pada guru dan siswa dikarenakan
adanya kesalahan dengan menganggap bahwa grafik
sebagai sebuah gambar, kebingungan dalam hal
kemiringan grafik, kebingungan dalam hal variabel grafik,
kemiringan bukan pada titik asal, ketidaktahuan terhadap
suatu daerah, dan kebingungan dalam hal
daerah/kemiringan/ketinggian, miskonsepsi, dan tidak
memahami dengan baik konteks soal.
b. Penyebab siswa kurang memahami soal berbentuk table
Penyebab siswa kurang memahami soal berbentuk table
yaitu, kesulitan memahami konsep, kesulitan dalam
membaca table, kesulitan dalam keterampilan
perhitungan, kesulitan memecahkan masalah, kesulitan
memahami simbol, dan penggunaan proses yang keliru.
2 a. Rendahnya rasa percaya Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap
diri peserta didik kajian literatur dan hasil wawancara,
b. Minat belajar fisika 1. Mustakim dan I Made Gunawan maka dapat diketahui bahwa
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI penyebab rendahnya rasa percaya diri
rendah karena anggapan
DENGAN SIKAP PERCAYA DIRI SISWA SMAN 1 peserta didik yaitu :
peserta didik bahwa fisika LABUAPI a. Kurang memahami materi
sulit http://ejournal.undikma.ac.id/index.php/realita/article/vie b. Rendahnya minat belajar
wFile/5087/3351 peserta didik
Kecerdasan emosi memiliki peran yang sangat penting terhadap c. Takut menjawab dan merasa
perkembangan psikologis khususnya sikap percaya diri seseorang tidak berkompeten
pada masa remaja, karena keberhasilan pada masa yang akan d. Sering di bandingkan dengan
datang tergantung pada bagaimana individu dapat memanfaatkan
masa-masa yang sangat penting dengan baik. teman sebaya
2. Muliani Muliani, Syarifah Rita Zahara, Agustia Azni
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN KECEMASAN
KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PERILAKU BELAJAR Setelah dilakukan analisis terhadap
SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X SMAN 1 kajian literatur dan hasil wawancara,
KUTAMAKMUR maka dapat diketahui bahwa
https://ojs.unimal.ac.id/relativitas/article/viewFile/3343/2 penyebab minat belajar fisika rendah
yaitu :
327
a. Fisika sering dianggap sulit
Ketika berlangsungnya pembelajaran, guru mengajukan
oleh peserta didik
pertanyaan mereka kurang percaya diri untuk menjawab b. Proses model pembelajaran
dikarenakan mereka kurang memahami materi, dan takut cenderung kurang bervariasi,
menjawab karena cemas ditertawakan temannya jika salah guru masih menggunakan
tanggapan yang diajukan kepada guru. metode ceramah
c. Mengalami gangguan dalam
Hasil Wawancara belajar
Responden : d. Tidak ada pengakuan, reward
1. Nurhasanah, S.Pd (Guru senior di SMAN 1 Labuapi) atas keberhasilan siswa
Penyebab rendahnya rasa percaya diri peserta didik
selama pembelajaran adalah sebagai akibat rendahnya
minat belajar serta peserta didik tidak memahami konsep
dan penerapan fisika sehingga siswa cenderung minder
2. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas
Mataram)
Factor yang mempengaruhi rasa percaya diri
a. Merasa tidak berkompeten
b. Sering di bandingkan dengan teman sebaya

3. Uci Fatonah, Ricky Purnama Wirayuda, Gunawan Wibisono,


Sakahuni Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika (JSPF)
ANALISIS MINAT BELAJAR KELAS XI SMA NEGERI 1
SUNGAI PENUH PADA PEMBELAJARAN FISIKA
https://media.neliti.com/media/publications/485300-none-
dd5ce2e5.pdf
Minat dapat diartikan sebagai rasa lebih suka serta rasa
keterikatan pada suatu aktivitas tertentu (Aminoto, 2014).
Minat yang dimiliki peserta didik dalam belajar dikelas bukan
hanya dipengaruhi oleh guru melainkan juga mata pelajaran
yang tidak disenangi siswa. Fisika merupakan salah satu mata
pelajaran yang tidak di sukai oleh peserta didik (Jaba, 2018).
Fisika sering dianggap sulit oleh peserta didik di SMP dan
SMA. Anggapan ini berpengaruh besar terhadap minat belajar
peserta didik pada mata pelajaran fisika disekolah.
4. Rohmawati Amaliyah, Lukman Hakim, Lefudin
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA
BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA
https://ejournal.unib.ac.id/kumparan_fisika/article/download/
25416/12324
Proses model pembelajaran cenderung kurang bervariasi,
guru masih menggunakan metode ceramah sedangkan bahan
ajar yang digunakan hanya buku paket yang dipinjamkan dari
perpustakaan sekolah. Oleh karena itu, minatpeserta didik
dalam pembelajar fisika masih kurang yang menjadi faktor
penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik.
Hasil Wawancara
Responden :
1. Nurhasanah, S.Pd (Guru senior di SMAN 1 Labuapi)
a. Adanya doktrin yang tertanam lama di otak siswa
bahwa fisika itu susah
b. Fisika banyak hitungnya, yang biasnya di hindari oleh
siswa
c. Imect guru fisika galak
2. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas
Mataram)
Factor yang mempengaruhi adalah:
a. Mendapatkan kelas dan guru yang buruk
b. Materi yang terlalu sulit atau mudah
c. Mengalami gangguan dalam belajar
d. Tidak ada pengakuan, reward atas keberhasilan siswa

3 Peserta didik kurang tertib Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap
dalam pengumpulan tugas – kajian literatur dan hasil wawancara,
tugas fisika 1. Purwanti, Astalini, Alrizal maka dapat diketahui bahwa
Identifikasi Karakter Tanggung Jawab Peserta penyebab peserta didik kurang tertib
didik Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA Negeri dalam pengumpulan tugas – tugas
fisika yaitu :
4 Tanjung Jabung Timur
a. Rendahnya tanggung jawab
https://ummaspul.ejournal.id/maspuljr/article/ disebabkan dari faktor pola
download/3333/1148 pikir peserta didik dan juga
Rendahnya tanggung jawab disebabkan dari faktor pola pikir kesadaran dalam diri peserta
peserta didik dan juga kesadaran dalam diri peserta didik itu didik itu sendiri
sendiri. Tanggung jawab peserta didik di sekolah masih b. Karena kebanyakan peserta
rendah dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar peserta didik, didik belum memahami/tidak
kurangnya keaktifan peserta didik, peserta didik sering bisa mengerjakan soal
tidak melaksankan tugas-tugasnya yang seharusnya selesai c. motivasi diri rendah
pada waktu yang telah ditentukan oleh guru sampai ada juga
beberapa peserta didik yang sama sekali tidak menyelesaikan
tugas tersebut, peserta didik tidak menepati janjinya, bahkan
tawuran atau tidakan bullying di sekolah
2. Dhien Astrini
KORELASI ANTARA GAYA BELAJAR
SISWA, KONDISI
EKONOMI KELUARGA DAN KEDISIPLINAN
SISWA
DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA
https://www.uniflor.ac.id/e-journal/index.php/opt
ika/article/download/726/881
Menurut Nini Subini (2012: 98) Jika ada anak yang tidak
mengerjakan PR dibiarkan saja, tanpa diberi hukuman,
selamanya jika ada tugas rumah ia tidak akan mengerjakan.
Berbeda dengan guru yang memberi sanksi pada anak yang
lupa mengerjakan tugasnya, anak akan berusaha mengerjakan
apa yang menjadi pekerjaan rumahnya.
Hasil Wawancara
Responden :
1. Nurhasanah, S.Pd (Guru senior di SMAN 1 Labuapi)
Karena kebanyakan peserta didik belum memahami/tidak
bisa mengerjakan soal dan tidak mau bertanya sehingga
berpengaruh terhadap waktu penyelesaian dan
pengumpulan tugas
2. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas
Mataram)
faktor penyebab perilaku tidak disiplin siswa dalam
mengumpulkan tugas fisika adalah faktor motivasi diri
rendah, manajemen waktu yang kurang baik, faktor
keluarga, faktor guru, lingkungan yang mendukung dan
pengaruh teman sebaya.

4 Peserta didik kurang percaya Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap
diri saat menyampaikan kajian literatur dan hasil wawancara,
pendapat 1. Reva Aprilia Ayuningtias maka dapat diketahui bahwa
EXPERIMENTASI KONSELING INDIVIDU DENGAN penyebab kurangnya peserta didik
TEKNIK SELF-INSTRUCTION UNTUK saat menyampaikan pendapat yaitu :
MENINGKATKAN KEMAMPUAN a. Takut salah dan tidak adanya
MENGEMUKAKAN PENDAPAT PESERTA DIDIK ruang untuk berpendapat
KELAS X DI SMAN 3 MENGGALA T.A 2021/2022 b. Masih merasa malu dalam
http://repository.radenintan.ac.id/21898/1/BAB mengutarakan pendapatnya pada
%201%205%20DAPUS.pdf saat di kelas saat diminta untuk
Indikator penghambat peserta didik dalam mengungkapkan berpendapat atau mengajukan
pendapatnya yaitu : 1. Takut salah dan tidak adanya ruang pertanyaan bagi materi yang
untuk berpendapat 2. Masih merasa malu dalam
mengutarakan pendapatnya pada saat di kelas saat diminta belum dipahami oleh siswa
untuk berpendapat atau mengajukan pertanyaan bagi materi c. Mereka tidak mampu untuk
yang belum dipahami oleh siswa 3. Mereka tidak mampu mengungkapkan pendapatnya di
untuk mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas karena dalam kelas karena mereka
mereka beranggapan bahwa dirinya kurang pintar sehingga beranggapan bahwa dirinya
siswa akan merasa kurang percaya diri dan sulit untuk kurang pintar sehingga siswa
mengungkapkan diri saat maju di depan kelas. 4. Memiliki akan merasa kurang percaya diri
sifat introvert (tertutup), cenderung terlihat diam dan enggan dan sulit untuk mengungkapkan
bercerita dengan teman sekelasnya. diri saat maju di depan kelas.
2. Hikmah, Uslah Rosidhatul (2020) d. Memiliki sifat introvert
Studi Kasus Peningkatan Percaya Diri Siswa dalam (tertutup), cenderung terlihat
Mengemukakan Pendapat Di Kelas XI IPA 1 SMA diam dan enggan bercerita
Negeri 1 Pademawu Pamekasan dengan teman sekelasnya.
http://etheses.iainmadura.ac.id/90/10/USLAH
%20ROSIDHATUL%20HIKMAH_
%2020160701090137_%20BAB%20IV_BKPI.pdf.pdf
Berbicara di depan umum sering kali menimbulkan rasa takut
tersendiri bagi sebagian orang termasuk para siswa di
sekolah. Ketakutan tersebut biasanya ditunjukkan melalui
kata-kata berupa keluhan dan menunjukkan sikap pesimis.
Selain itu ciri lainnya adalah kurang berani dalam
mengemukakan pendapat, ide dan gagasannya. Hal lain
ditunjukkan dengan takut saat diminta bertanya oleh guru.
Merasa gugup, gelisah, serta keluar keringat dingin saat
diminta guru untuk menjawab pertanyaan. Reaksi-reaksi
tersebut muncul dari anggapan siswa yang merasa takut jika
pendapatnya mungkin salah dan akan dimarahi oleh guru
karena kesalahannya tersebut. Tidaklah selalu gampang bagi
peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya dengan jelas
sehingga mudah dipahami oleh sesamanya. Apalagi kalau
pendapat itu agak kompleks sifatnya karena menyangkut
masalah yang rumit.
3. OKKY YUDISTARI SUBIJANTO
PENGARUH PERCAYA DIRI TERHADAP
KEBERANIAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT PADA
SISWA KELAS XI SMK KARTANEGARA KEDIRI
TAHUN 2017/2018
http://simki.unpkediri.ac.id/detail/12.1.01.01.0127
Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
menyampaikan pendapat pada orang lain karena gugup,
ragu,malu, dan bersikap pasif, hal tersebut terjadi dalam
proses belajar di dalam kelas maupun dalam suasana informal
diluar kelas. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberanian
menyampaikan pendapat peserta didik berasal dari rasa
percaya diri yang dimiliki. Dengan percaya diri yang baik,
peserta didik berani mengemukakan pendapat berdasarkan
pengetahuan dan pemikiran yang dimilikinya.

Hasil Wawancara
Responden :
1. Fitria Febriani, S.Pd ( Teman sejawat di SMAN 1
Labuapi)
a. Kurang terlatih dari kecil untuk tampil didepan umum
b. Selalu khawatir (takut salah) dengan kalimat yang
akan/ telah disampaikan
c. Tidak banyak memiliki kosa kata sehingga susah
untuk merangkai kalimat ketika menyampaikan
pendapat
2. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas
Mataram)
a. Terlalu banyak tekanan dari lingkungan
b. Penolakan dari orang lain
c. Menjadi korban bullying atau terlibat didalamnya

5 Kemampuan peserta didik Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap


dalam menyelesaikan soal kajian literatur dan hasil wawancara,
HOTS fisika masih rendah 1. Ni Nyoman Sri Putu Verawati, Hairunnisyah Sahidu, maka dapat diketahui bahwa
Gunawan, Ahmad Busyairi, JannatinArdhuha penyebab kurangnya peserta didik
Pelatihan Penyelesaian Soal-Soal Fisika dalam menyelesaikan soal HOTS
Berorientasi Higher-Order Thinking Skills (HOTS) yaitu :
pada Siswa Sekolah Menengah a. Karena siswa yang belum
https://jpfis.unram.ac.id/index.php/jpmsi/article/download/ terbiasa dalam menyelesaikan
78/56 soal berbasis HOTS
Ketika evaluasi siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan b. Siswa masih memerlukan
bantuan orang lain dalam
soal-soal yang membutuhkan keterampilan berpikir tingkat
menyelesaikan soal
tinggi. Di satu sisi guru harus menyelesaikan materi ajar
c. Kesulitan dalam memahami
dalam satu semester yang sangat padat, sehingga sudah kalimat atau maksud dari
terkondisi proses evaluasi hanya berdasarkan pada soal-soal soal, kurang teliti dalam
yang terdapat pada buku paket siswa. Oleh karena itu, perlu membaca dan memahami
dilakukan pelatihan kepada siswa agar siswa terbiasa soal, serta pemahaman materi
menyelesaikan soal-soal fisika yang berorientasi pada HOTS yang kurang.
2. Suci Yeritia, Wahyudi, Satutik Rahayu d. Guru kurang membiasakan
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI peserta didik mengerjakan
TERBIMBING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP soal berbasis HOTS sehingga
DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITISFISIKAPESERTA mengakibatkan kemampuan
DIDIK KELAS X SMAN 1 KURIPANTAHUN AJARAN peserta didik rendah
2017/2018 e. Metode yang lebih sering
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPFT/article/downloa digunakan dalam
d/398/380 pembelajaran adalah metode
Metode yang lebih sering digunakan dalam pembelajaran ceramah
adalah metode ceramah, di mana dalam proses
pembelajaran masih didominasi oleh peran aktif guru dan
peserta didik masih kurang aktif, dengan kata lain
pembelajaran masih bersifat teacher center bukan student
center. Hal ini yang memberikan dampak pada penguasaan
konsep dan kemampuan berpikir kritis fisika peserta didik
rendah.

3. Rizqi Wahyu Irma Wati, Albertus Djoko Lesmono, Sri Handono


Budi Prastowo
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA INTERAKTIF
BERBASIS HOTS (HIGH ORDER THINKING SKILL)
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI
SAINS SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN SUHU
DAN KALOR
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPF/article/view/15225/7523
Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) yang harus
dimiliki siswa berhubungan erat dengan kemampuan
literasi sains. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan
suatu kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan
kemampuan mengingat saja, namun membutuhkan
kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan analisis,
sintesis, dan evaluasi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi muncul
ketika seseorang menerima informasi baru yang kemudian
dikaitkan antara informasi satu dengan yang lainnya
Hasil Wawancara
Responden :
1. Fitria Febriani, S.Pd ( Teman sejawat di SMAN 1
Labuapi)
1. Peserta didik kurang memahami isi pertanyaan atau
terbiasa dengan soal LOTS
2. Peserta didik kurang banyak diberikan latihan soal
HOTS
3. Peserta didik kurang memahami keterkaitan dari
konsep yang satu dengan yang lain
4. Guru kurang membiasakan peserta didik mengerjakan
soal berbasis HOTS sehingga mengakibatkan
kemampuan peserta didik rendah
5.
2. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas
Mataram)
Karena siswa yang belum terbiasa dalam menyelesaikan
soal berbasis HOTS, siswa masih memerlukan bantuan
orang lain dalam menyelesaikan soal, kesulitan dalam
memahami kalimat atau maksud dari soal, kurang teliti
dalam membaca dan memahami soal, serta pemahaman
materi yang kurang. Dalam menyelesaikan soal HOTS
terkadang guru perlu memberi stimulus pada siswa agar
siswa dapat menyelesaikan soal HOTS tersebut.

6 a. Guru belum maksimal Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap


dalam kajian literatur dan hasil wawancara,
mengimplementasikan 1. Nurzakiyah, Sitti Nurpahmi, Eka Damayanti. maka dapat diketahui bahwa
model – model Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika e-ISSN: 2355- penyebab Guru belum maksimal
pembelajaran berdasarkan 620X Vol. 7, No. 1 [April 2020], pp. 1-8. dalam mengimplementasikan model
karakteristik peserta didik HAMBATAN GURU FISIKA DALAM MENERAPKAN – model pembelajaran yaitu :
yang beragam dalam satu PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBASIS KURIKULUM a. Perubahan dan
kelas 2013 DI SMA. pengembangan kurikulum
b. Peserta didik jenuh https://www.researchgate.net/profile/Sitti-Nurpahmi/ b. Guru belum sepenuhnya
terhadap pembelajaran yang publication/ memahami model – model
kurang inovatif 341241061_Hambatan_guru_fisika_dalam_menerapkan_pem pembelajaran
belajaran_saintifik_berbasis_kurikulum_2013_di_SMA/
( konvensional ) c. Guru belum sepenuhnya
links/5ef6a11d299bf18816ea67c7/Hambatan-guru-fisika-
dalam-menerapkan-pembelajaran-saintifik-berbasis- memahami model – model
kurikulum-2013-di-SMA.pdf?origin=publication_detail pembelajaran
Pada kegiatan proses pembelajaran, sering terjadi kendala
yang dapat menghambat suksesnya proses belajar mengajar.
Perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan salah
satu kendala guru dalam proses pembelajaran utamanya pada
aspek perencanaan dan pelaksanaan. Pendekatan
pembelajaran memiliki peran yang sangat besar dalam proses
pembelajaran. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki
peserta didik akan ditentukan oleh penggunaan suatu
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Hal ini
berarti tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik jika
penggunaan pendekatan pembelajaran yang cocok.
2. Faiqotul Himmah, Subiki, Supeno
Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 2021
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA
SMA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS
BERBASIS POTENSI LOKAL PADA WADUK LECARI
BANYUWANGI
https://doi.org/10.31764/orbita.v7i2.5761
Siswa lebih mudah berpikir kritis atau menguasai konsep
fisika dengan pembelajaran yang menggunakan strategi
inkuiri terbimbing dibandingkan dengan pembelajaran yang
menggunakan buku konvensional
3.Faradilla Ngesti Habibah, Dadi Setiadi, Syamsul Bahri,
Jamaluddin
Pengaruh Model Problem Based Learning berbasis
Blended Learningterhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Peserta Didik Kelas XI di SMAN 2 Mataram
https://jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/download/
603/368
Selama proses pembelajaran, siswa hanya
mendengarkan penyampaian materi tanpa menantang
siswa untuk berpikir kritis. Hal ini membuat siswa merasa
bosan, tidak termotivasi, malas dan tergangguketika
mendengarkan guru di kelas. Hal ini ditampilkan ketika
guru menjelaskan bahwa beberapa siswa tidak
memperhatikan. Seperti yang ditunjukkan Sanjaya (2012),
model pembelajaran yang berpusat pada guru, di mana guru
sebagai sumber belajar, tidak terlalu efektif
Hasil Wawancara
Responden :
1. Fitria Febriani, S.Pd ( Teman sejawat di SMAN 1
Labuapi)
a. Guru belum sepenuhnya memahami model – model
pembelajaran
b. Kesulitan guru dalam memilih model pembelajaran
sesuai dengan karakteristik peserta didik
c. Waktu pelaksanaan KBM di dalam kelas tidak cukup
untuk melaksanakan model yang diharapkan
2. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas
Mataram)
Guru masih mengalami kesulitan dalam menerapkan
model pembelajaran yang disebabkan oleh faktor sarana
dan prasarana pembelajaran yang terbatas serta minat
belajar siswa.

7 Guru belum mengoptimalkan Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap


menggunakan teknologi kajian literatur dan hasil wawancara,
informasi seperti media 1. Kendala pemanfaatan teknologi dalam pendidikan adalah maka dapat diketahui bahwa
sikap guru dan resistensi yang melekat terhadap perubahan. penyebab Guru belum
interaktif dalam pembelajaran
Sikap dan resistensi guru untuk mengubah tentang mengoptimalkan menggunakan
penggunaan strategi baru yaitu dengan integrasi Teknologi teknologi informasi yaitu :
a. Kurangnya kemampuan guru
Irfomasi dan Komunikasi (ICT) dalam PBM. Hal ini
dalam memahami teknologi
dimaksudkan dengan sikap guru bahwa penggunaan ICT
b. Kurangnya motivasi belajar
dalam PBM memiliki manfaat atau keuntungan yang
guru akan teknologi yang
jelas(Sawitri, Erwin 2019:212). berkembang
2. Bentuk inovasi yang dapat dilakukan guru dalam berinovasi c. pembelajaran tidak
di era teknologi informasi yaitu dalam menyajikan materi ajar mengintegrasikan TIK
dapat memakai bermacam situs media sosial seperti youtube, d. Tidak adanya akses, tidak
instagram dan facebook. Seperti guru dan peserta didik dapat adaanya sarana TIK
memakai bermacam situs jejaring sosial untuk melakukan
tugas yang diajukan. Dalam hal ini, teknologi bisa membantu
dan mendukung keberhasilan pembelajaran (Isra'Fania, 2021:
581).

3. Agus Ramdani, A. Wahab Jufri, Jamaluddin


PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI PELATIHAN
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID
https://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/prosidingpepadu/
article/view/400/392
Guru - guru yang ada juga belum memanfaatkan fasilitas TIK
yang ada di sekolah untuk media pembelajaran secara
optimal, karena belum memiliki kompetensi untuk
mengembangkan bahan pembelajaran berbasis TIK.
Pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran
berbasis android dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif pembelajaran secara online
Hasil Wawancara
Responden :
1. Fitria Febriani, S.Pd ( Teman sejawat di SMAN 1
Labuapi)
a. Kurangnya kemampuan guru dalam memahami
teknologi
b. Kurangnya motivasi belajar guru akan teknologi yang
berkembang
c. Guru belum mampu sepenuhnya untu berpartisipasi
akan perubahan zaman dengan pemanfaatan teknologi
dalam KBM
2. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas
Mataram)
Kendalanya adalah: tidak adanya akses internet, tidak
adaanya sarana, pembelajaran tidak mengintegrasikan
TIK, guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan
tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan
teknologi
8

Anda mungkin juga menyukai