Anda di halaman 1dari 15

LK 1.

3 Penentuan Akar Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : Apriyosiana Br Ginting,S.Pd
Asal Institusi : SMA SWASTA MASEHI GBKP BERASTAGI

No Masalah terpilih yang


Hasil eksplorasi penyebab masalah Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah (data pendukung) akan diselesaikan

1 Motivasi belajar peserta didik Guru belum menggunakan Data Pendukung : 1. Pemahaman guru tentang
rendah pada mata pelajaran kimia metode/model dan media JURNAL ILMIAH pembelajaran inovatif

dilihat dari Kurangnya persiapan pembelajaran yang aktif Ika Budi Yuliastini,dkk.Efektifitas POGIL Berkonteks SSI masih kurang. Guru
masih belum memahami
peserta didik dalam mengikuti dan menyenangkan sesuai Terhadap Motivasi Belajar Kimia Pada Siswa SMK.
setiap karakteristik dari
pembelajaran . Peserta didik tidak dengan gaya belajar Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.
model – model
semangat dan tidak aktif mengikuti peserta didik https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/
pembelajaran yang
pembelajaran banyak yang diam downloadSuppFile/9928/1243
inovatif dimana guru
saat ditanya Kembali tentang materi 1. Rendahnya motivasi belajar kimia adalah proses selalu menggunakan
yang sudah dipelajari atau yang pembelajaran kimia selama ini yang cenderung model pembelajaran
akan dipelajari yang akhirnya hasil berpusat pada guru (teacher centered), yaitu guru secara kovensional
belajar siswa rendah. lebih sering menggunakan model pembelajaran sehingga membuat
ekspositori (ceramah) dimana dalam proses peserta didik bosan dan
Setelah dilakukan analisis terhadap pembelajarannya kurang melibatkan peran siswa, jenuh belajar kimia.

kajian literatur dan wawancara, dan guru masih mendominasi proses 2. Guru masih belum
penyebab rendahnya motivasi belajar pembelajaran. Pada pembelajaran ekspositori guru mengoptimalkan
kimia siswa adalah : mentransfer pengetahuan kepada siswa, pemanfaatan teknologi

1. Pembelaran yang diberikan sedangkan siswa hanya mendengarkan dan informasi (TIK) dalam
pembelajaran kimia
oleh guru kurang menarik dan memperhatikan penjelasan guru.
sehingga motivasi belajar
bermakna. JURNAL ILMIAH
peserta didik lemah.
2. Guru tidak mengaitkan materi Dina Rustiningsih.UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI
3. Beberapa peserta didik
kimia dengan kehidupan sehari – hari BELAJAR KIMIA PADA MATERI LARUTAN
kurang aktif dalam
sehingga anak beranggapan kimia ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT MELALUI berdiskusi dan hanya
hanya sebatas hitungan yang sulit. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE mengandalkan temannya
3. Metode yang selama ini GROUP INVESTIGATION.Universitas Lambung yang memiliki
diterapkan tidak memotivasi mereka Mangkurat.2021. kemampuan lebih baik
untuk lebih aktif dikelas. https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/quantum/article/ atau lebih aktif.
4. Motivasi yang masih rendah download/9405/pdf
pada mata pelajaran kimia 2. Faktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya
disebabkan oleh penerapan strategi motivasi belajar peserta didik terhadap bidang
pembelajaran guru yang kurang study kimia adalah :
menarik dan kurang melibatkan peran  Peserta didik kurang senang dengan metode yang
siswa. diterapkan guru selama ini. Peserta didik
5. Faktor lain yang juga menginginkan perubahan sehingga mereka merasa
menyebabkan rendahnya motivasi tertarik untuk mengikuti Pelajaran.
belajar kimia adalah proses  Kurang puas terhadap hasil ulangan yang
pembelajaran kimia selama ini yang
cenderung berpusat pada guru diperoleh.
(teacher centered), yaitu guru lebih  Metode yang selama ini diterapkan tidak
sering menggunakan model memotivasi mereka untuk lebih aktif dikelas.
pembelajaran ekspositori (ceramah)  Peserta didik menyatakan bahwa Pelajaran kimia
dimana dalam proses termasuk Pelajaran yang sulit.
pembelajarannya kurang melibatkan
peran siswa, dan guru masih Analisis akar penyebab masalah:
mendominasi proses pembelajaran. Setelah dianalisis, akar penyebab masalah Guru belum
6. Guru menerangkan terlalu menggunakan metode, model dan media pembelajaran
cepat mengikuti ritme belajar siswa yang aktif dan menyenangkan sesuai dengan gaya belajar
yang mempunyai kemampuan yang peserta didik adalah :
lebih tinggi. 1. Guru lebih senang/ sering menggunakan model
pembelajaran ekspositori (ceramah) dimana dalam
proses pembelajarannya kurang melibatkan peran
siswa, dan guru masih mendominasi proses
pembelajaran sehingga peserta didik merasa
kurang menarik dan menyenangkan pada saat
belajar kimia.
2. Guru belum mengenal karakteristik dari peserta
didik.
3. Pemahaman guru tehadap metode/model
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
bagi peserta didik masih sangat rendah.

2 Pemahaman guru tentang Guru belum Data Pendukung :


pembelajaran inovatif masih mengetahui/mengenal JURNAL ILMIAH
kurang. Guru masih belum jenis – jenis pembelajaran Ade koesnandar. PENGEMBANGAN MODEL
memahami setiap karakteristik dari inovatif bahkan beberapa PEMBELAJARAN INOVATIF BERBASIS TEKNOLOGI
model – model pembelajaran yang Guru tidak termotivasi INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) SESUAI
inovatif dimana guru selalu untuk KURIKULUM 2013. Pengembang Teknologi
menggunakan model pembelajaran mengetahui/mengenal Pembelajaran Madya - Pusat Teknologi Informasi dan
secara kovensional sehingga pembelajaran inovatif. Komunikasi Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan
membuat peserta didik bosan dan Kebudayaan.2019.
jenuh belajar kimia. https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/
jurnalkwangsan/article/download/121/pdf
Setelah dilakukan analisis terhadap 1. Faktor – faktor yang menyebabkan pemahaman
kajian literatur dan wawancara, guru tentang pembelajaran inovatif masih rendah
penyebab Pemahaman guru tentang adalah :
pembelajaran inovatif masih kurang  Kurangnya dukungan sarana dan prasarana.
adalah :  Kurangnya contoh – contoh pembelajaran inovatif
1. Kurangnya pelatihan dan yang sesuai dengan kondisi masing – masing
pembimbingan untuk guru. daerah.
2. Kurangnya dukungan sarana  Kurangnya pelatihan dan pembimbingan untuk
dan prasarana disekolah.
3. Guru tidak mau keluar dari guru.
zona nyaman.  Lemahnya pemahan guru terhadap konsep model
4. Lemahnya pemahan guru pembelajran inovatif.
terhadap konsep model pembelajran
inovatif. JURNAL ILMIAH
5. Guru belum mengetahui/ Nyayu Khodijah.PROFESIONALISME GURU DALAM
mengenal jenis - jenis pembelajaran PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
inovatif. INOVATIF PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF
INTERNASIONAL. Fakultas Tarbiyah-IAIN Raden
Fatah.2012.
https://jurnalteknodik.kemdikbud.go.id/index.php/
jurnalteknodik/article/download/27/27
1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Profesionalisme Guru dalam Penerapan Model-
model Pembelajaran Inovatif :
 Rendahnya kualitas pelatihan/workshop yang
diikuti guru.
 Rendahnya komitmen dan motivasi sebagian
guru.
Analisis akar penyebab masalah:
Setelah dianalisis, akar penyebab masalah Guru belum
mengetahui/mengenal jenis – jenis pembelajaran inovatif
bahkan beberapa Guru tidak termotivasi untuk
mengetahui/mengenal pembelajaran inovatif adalah :
1. Guru tidak mau keluar dari zona nyamannnya.
2. Rendahnya kualitas pelatihan/workshop
pembelajaran inovatif yang diikuti oleh guru.
3 Peserta didik belum bisa Guru tidak membiasakan Data Pendukung :
memecahkan atau meyelesaikan mengajari peserta didik JURNAL ILMIAH
soal – soal kimia HOTS. dalam keseharian untuk Aulia Risdiana,dkk. Pengembangan Soal HOTS (Higher
bernalas kritis dan tidak Order Thinking Skills) pada Materi Asam-Basa untuk
Setelah dilakukan analisis terhadap Menyusun LK yang Kelas XI SMA/MA Sederajat. Universitas Riau.2022.
kajian literatur dan wawancara, menarik yang bersifat https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/
penyebab peserta didik belum bisa analisis. download/32879/13059
memecahkan soal HOTS adalah : 1. Faktor-faktor ini menyebabkan peserta didik
1. Guru jarang memberikan soal belum bisa berfikir tingkat tinggi dalam
– soal HOTS mengerjakan soal-soal dan mengarah pada
2. Peserta didik Kurang menguji aspek ingatan dan belum berhubungan
memahami soal narasi dengan melatih keterampilan berpikir tingkat
3. Peserta didik Kurang berlatih tinggi siswa. (Desilva et al, 2020).
menyelesaikan soal – soal 2. Soal HOTS belum diterapkan dikarenakan belum
4. Guru kurang semangat dalam ada pemahaman guru terhadap soal HOTS yang
membuat soal HOTS karena ditunjang dengan soal HOTS dikenalkan saja
pengaruh siswa yang kurang ketika MGMP dan masa pandemi Covid-19, guru
antusias dalam mengerjakan fokus untuk menyampaikan materi pelajaran saja.
soal HOTS. 3. Guru kesulitan dalam menyusun soal HOTS ,Soal
5. Soal HOTS belum diterapkan buatan guru hanya mengukur level kognitif
dikarenakan belum ada mengingat (C1), memahami (C2), dan
pemahaman guru terhadap Menerapkan (C3). (Khaldun,dkk, 2019) .
soal HOTS. JURNAL ILMIAH
6. Guru kesulitan dalam Helda Viniasari, dkk. IMPLEMENTASI PENILIAN
menyusun soal HOTS ,Soal HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) DALAM
buatan guru hanya mengukur PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA NEGERI 1
level kognitif mengingat (C1), MAGELANG.Universitas Sebelas Maret.2022.
memahami (C2), dan https://jurnal.uns.ac.id/JPKim/article/view/58710
Menerapkan (C3). 4. Kendala dalam menerapkan HOTS yakni kadang
siswa hanya melihat praktisnya saja, penanaman
konsep yang kurang sehingga biasanya jika soal
dibuat sulit sedikit siswa sudah bingung, literasi
membaca siswa juga kurang seharusnya banyak
membaca sehingga bisa mengaitkan antar konsep.
Rata – rata siswa hanya menghafal cara praktis
saja dan belum menanamkan konsep, sosialisasi
dan pelatihan tentang HOTS kepada guru juga
kurang sekali, kurang banyak mencoba membuat
soal HOTS, literasi siswa dan guru belum
maksimal, guru kurang semangat dalam membuat
soal HOTS karena pengaruh siswa yang kurang
antusias dalam mengerjakan soal HOTS.
Analisis akar penyebab masalah:
Setelah dianalisis, akar penyebab masalah Guru tidak
membiasakan mengajari peserta didik dalam keseharian
untuk bernalas kritis dan tidak Menyusun LK yang
menarik yang bersifat analisis adalah :
1. Guru kurang semangat dalam membuat soal
HOTS karena pengaruh siswa yang kurang
antusias dalam mengerjakan soal HOTS.
2. Guru kesulitan dalam menyusun soal HOTS ,Soal
buatan guru hanya mengukur level kognitif
mengingat (C1), memahami (C2), dan
Menerapkan (C3).

4 Guru masih belum mengoptimalkan Guru masih belum paham Data Pendukung
pemanfaatan teknologi informasi dan belum punya
(TIK) dalam pembelajaran kimia keterampilan tentang JURNAL ILMIAH
sehingga motivasi belajar peserta penggunaan TIK dalam Sri Lestari.FAKTOR – FAKTOR YANG
didik lemah. pembelajaran kimia. MEMPENGARUHI PEMANFAATAN TIK OLEH
GURU.Balai Pengembangan Media Televisi
Setelah dilakukan analisis terhadap Pendidikan.2015.
kajian literatur dan wawancara, https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/
penyebab guru masih belum jurnalkwangsan/article/view/29/28
mengoptomalkan TIK dalam 1. Kendala pemanfaatan TIK oleh guru adalah: tidak
pembelajaran adalah : adanya akses, tidak adaanya sarana TIK,
1. Pemahaman guru tentang TIK pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK, guru
rendah tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan
2. Sarana dan prasarana sekolah tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan
kurang memadai. TIK.
3. Tidak adanya kegiatan 2. Beberapa kemungkinan argumentasi guru
pelatihan- pelatihan bagi guru berdasarkan hasil identifikasi Sudirman Siahaan
untuk meningkatkan adalah bahwa: (1) mengajar dengan menggunakan
kemampuan guru dalam buku teks saja menurut guru, para peserta
bidang TIK. didiknya sudah memperlihatkan prestasi belajar
4. Guru masih belum paham dan yang memadai dan bahkan membanggakan; (2)
belum punya keterampilan mencari sumber-sumber belajar lainnya termasuk
tentang penggunaan TIK melalui pemanfaatan TIK (di luar buku teks yang
dalam pembelajaran kimia. sudah ditetapkan) menurut guru tentulah menyita
5. Pemilihan media/ Teknologi waktu dan biaya; (3) keengganan guru untuk
mengajar belum sesuai atau memanfaatkan berbagai sumber belajar termasuk
sejalan dengan materi pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran
sehingga siswa sulit jika tidak ada konsekuensi logis yang dapat
memahami materi yang mereka rasakan atau peroleh (Siahaan, 2008).
disampaikan kepada Guru.
Analisis akar penyebab masalah:
Setelah dianalisis, akar penyebab masalah Guru masih
belum paham dan belum punya keterampilan tentang
penggunaan TIK dalam pembelajaran kimia adalah :
1. Guru beranggapan bahwa mengajar dengan
menggunakan buku teks saja sudah
memperlihatkan prestasi belajar yang memadai
dan bahkan membanggakan sehingga guru tidak
termotivasi untuk lebih mempelajari dan
mendalami tentang TIK.
2. Tidak adanya kegiatan pelatihan- pelatihan bagi
guru untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
bidang TIK.
5 Beberapa peserta didik kurang aktif Peserta didik tidak paham Data Pendukung:
dalam berdiskusi dan hanya tentang materi yang JURNAL ILMIAH
mengandalkan temannya yang Rizky Novita Putri,dkk. PENINGKATAN KEAKTIFAN
memiliki kemampuan lebih baik didiskusikan. DAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PENERAPAN
atau lebih aktif. MODEL PEMBELAJARAN TIPE TSTS (TWO STAY
TWO STRAY) SISWA KELAS XI IPA 5 SMA NEGERI 9
PALEMBANG. Universitas Sriwija.2017.
Setelah dilakukan analisis terhadap https://core.ac.uk/download/pdf/267822904.pdf
kajian literatur dan wawancara, faktor – faktor siswa tidak aktif dakam berdikusi :
penyebab peserta didik kurang aktif  Siswa belum memahami pertanyaan dalam LKPD.
dalam berskusi adalah :  siswa tidak memahami materi kimia.

1. Siswa belum memahami  Siswa tidak mendapatkan kesempatan


pertanyaan dalam LKPD. menyampaikan informasi yang di dapatkan
2. Siswa Tidak paham materi kepada kelompok.
yang sedang didiskusikan.  Guru menerangkan terlalu cepat mengikuti ritme
3. Siswa tidak mendapatkan belajar siswa yang mempunyai kemampuan yang
kesempatan menyampaikan lebih tinggi.
informasi yang di dapatkan
kepada kelompok. Analisis akar penyebab masalah:
4. Guru kurang memberikan Setelah dianalisis, akar penyebab masalah Peserta didik
apresiasi kepada peserta tidak paham tentang materi yang didiskusikan adalah :
didik.  Peserta didik tidak memperhatikan saat guru
5. Kurang percaya diri peserta menjelaskan .
didik.  Guru menerangkan terlalu cepat mengikuti ritme
belajar siswa yang mempunyai kemampuan yang
lebih tinggi.
 Penyampaian materi kurang jelas oleh guru.
6 Peserta didik sering keliru dan Konsep – konsep awal Data Pendukung :
salah menjawab Ketika ditanya pembelajaran yang JURNAL ILMIAH
secara langsung soal kimia dan disampaikan oleh guru Trisan Amelia,dkk. IDENTIFIKASI MISKONSEPSI
sering keliru dalam penggunaan kurang tepat. SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA
rumus kimia dalam soal. MENGGUNAKAN METODE FOUR-TIER
(MISKONSEPSI) DIAGNOSTIK TEST DI SMA NEGERI 03 KOTA
BENGKULU. Universitas Bengkulu.2022.
Setelah dilakukan analisis terhadap https://ejournal.unib.ac.id/alotropjurnal/article/
kajian literatur dan wawancara, download/25099/11344
penyebab peserta didik sering keliru 1. Faktor penyebab terjadi miskonsepsi terdiri dari
dan salah menjawab soal – soal yang faktor internal yang disebabkan oleh siswa itu
diberikan adalah : sendiri, dan faktor eksternal yang sebabkan faktor
1. Sumber belajar siswa hanya lingkungan. Faktor-faktor tersebut ialah
dari guru dan buku pegangan prakonsepsi atau konsep awal yang salah, cara
siswa belajar, kemampuan siswa, kurangnya minat dan
2. Konsep dasar, defenisi dasar motivasi belajar, intuisi yang salah, dan buku yang
belum tersampaikan dengan kurang memadai.
tepat dan jelas kepada peserta JURNAL ILMIAH
didik. Fera Astuti, dkk.IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN
3. Prakonsepsi yang salah, yaitu PENYEBABNYA PADA SISWA KELAS XI MIA SMA
konsep awal yang tidak tepat NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN
dimana konsep ini sudah lebih 2015/2016 PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI.
dahulu dimiliki oleh siswa. UNS Surakarta.2016.
4. Kurangnya minat dan https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/
motivasi belajar siswa. 7888/6100
5. Penyampaian materi yang 1. Berdasarkan hasil tes diagnostik miskonsepsi,
kurang jelas oleh guru . wawancara, maupun analisis dokumen, dapat
6. Siswa juga cenderung diidentifikasi beberapa kemungkinan penyebab
mengikuti feeling atau miskonsepsi pada siswa, diantaranya yaitu:
perasaannya saja dalam a. Kondisi siswa
menentukan pilihan jawaban Penyebab miskonsepsi yang berasal dari siswa
atau alasan. meliputi:
 Prakonsepsi yang salah, yaitu konsep awal yang
tidak tepat dimana konsep ini sudah lebih dahulu
dimiliki oleh siswa.
 Selain prakonsepsi yang salah, penyebab
miskonsepsi juga karena intuisi yang salah,
dimana siswa mengungkapkan gagasannya
tentang suatu konsep secara spontan sebelum
mempelajarinya terlebih dahulu.
 Siswa juga cenderung mengikuti feeling atau
perasaannya saja dalam menentukan pilihan
jawaban atau alasan.
 Penyebab yang lain yaitu akibat reasoning yang
tidak lengkap. Siswa mengalami penalaran yang
salah, sehingga menyebabkan reasoning atau
penalaran yang tidak lengkap. Penalaran yang
tidak lengkap ini mendominasi penyebab
miskonsepsi siswa.
 Penyebeb lain yang berasal dari siswa itu sendiri
adalah kemampuan siswa. Rendahnya
kemampuan siswa dapat mengakibatkan jawaban
yang salah.
b. Buku
 Penggunaan buku pegangan bagi siswa adalah
sangat penting, karena buku merupakan sumber
belajar yang utama, sehingga apabila siswa
kurang memahami atau lupa penjelasan yang
diberikan guru, siswa dapat mempelajarinya
kembali pada buku.
 Buku yang tidak memberikan penjelasan atau
contoh soal mengenai bilangan indeks, terutama
pada penentuan jumlah atom dalam sejumlah
tertentu molekul. Hal inilah yang menyebabkan
miskonsepsi pada siswa, yaitu pada sub konsep
bilangan indeks.
Analisis akar penyebab masalah:
Setelah dianalisis, akar penyebab masalah Konsep –
konsep pembelajaran yang disampaikan oleh guru kurang
tepat adalah :
1. Guru kurang paham terhadap materi yang
disampaikan.
2. Dasar materi yang diberikan guru sangat minim
sehingga tidak paham apa yang harus dikerjakan.
3. Sumber belajar guru hanya dari buku paket/buku
pegangan guru.

Anda mungkin juga menyukai