OLEH
AHMAD WAHYU TIARO SYAOQI
NIM 221011401901
KELAS 02TPLP032
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN, 2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia,
dan petunjuk-Nya yang telah melimpahkan berkah-Nya dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Karya tulis ilmiah dengan judul "H-MERS (HEALTH MONITOR FOR ELDERLY WITH
REAL-TIME SYSTEM): MONITOR KESEHATAN BERBASIS IOT GUNA MEMANTAU
KONDISI KESEHATAN PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA". Adapun pembuatan karya
tulis ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan mengikuti penilaian ulangan akhir
semester, mata kuliah Bahasa Indonesia.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
mendukung penulis dalam pembuatan karya tulis ilmiah baik secara langsung maupun tidak
langsung. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingannya kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan.
Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun..
ii
ABSTRAK
Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengembangkan sistem monitor kesehatan berbasis IoT
yang disebut H-MERS (Health Monitor for Elderly with Real-Time System) guna memantau
kondisi kesehatan penduduk lansia di Indonesia. Populasi lansia di Indonesia terus meningkat,
dan penting untuk menjaga kesehatan mereka secara efektif dan real-time. H-MERS
menggabungkan teknologi IoT dengan sensor kesehatan yang terhubung untuk mengumpulkan
data kesehatan penting seperti tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh, dan aktivitas fisik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi survei terhadap lansia di Indonesia,
pengumpulan data kesehatan melalui sensor yang terintegrasi dengan perangkat IoT, dan
pengembangan aplikasi pemantauan yang intuitif dan mudah digunakan. Data kesehatan yang
dikumpulkan akan dianalisis untuk menghasilkan informasi yang berarti dalam pemantauan dan
perawatan kesehatan lansia.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan
perawatan kesehatan lansia di Indonesia. Dengan menggunakan H-MERS, diharapkan akan
terjadi perbaikan dalam mendeteksi dini kondisi kesehatan yang membutuhkan perhatian medis,
memungkinkan intervensi yang cepat dan tepat waktu, serta meningkatkan kualitas hidup lansia.
Kesimpulan dari karya ilmiah ini adalah bahwa implementasi H-MERS sebagai monitor
kesehatan berbasis IoT dapat menjadi solusi efektif dalam memantau kondisi kesehatan
penduduk lansia di Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi IoT, kita dapat menghubungkan
lansia dengan tenaga medis dan anggota keluarga terdekat secara real-time, sehingga
memungkinkan pencegahan penyakit, manajemen kesehatan yang lebih baik, dan perawatan
yang lebih efektif.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................ii
ABSTRAK.....................................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................................vi
BAB 1...........................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................................................3
1.3 Pembatasan Masalah...................................................................................................................3
1.4 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.5 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................4
1.6 Manfaat Penelitian......................................................................................................................4
BAB 2...........................................................................................................................................................5
2.1 Landasan Teori.............................................................................................................................5
2.1.1 Internet of Things (IoT)........................................................................................................5
2.1.2 Pemantauan Kesehatan Berbasis IoT...................................................................................5
2.1.3 Keamanan dan Privasi dalam Sistem Pemantauan Kesehatan.............................................5
2.1.4 Teknologi Sensor dalam Pemantauan Kesehatan................................................................6
2.2 Kerangka Penelitian.....................................................................................................................6
2.3 Hipotesis Penelitian.....................................................................................................................7
BAB 3...........................................................................................................................................................8
3.1 Alur Penelitian.............................................................................................................................8
3.1.1 Metode Penelitian...............................................................................................................8
3.2 Proses Perancangan Alat.............................................................................................................9
3.2.1 Pembuatan Hardware:.........................................................................................................9
3.2.2 Pembuatan Software:........................................................................................................10
3.3 Blok Diagram Alat......................................................................................................................11
3.4 Rangkaian Blok Jaringan............................................................................................................12
3.4.1 Desain Perangkat Keras dan Casing...................................................................................12
3.5 Flowchart Software....................................................................................................................13
3.6 GUI (Graphical User Interface)...................................................................................................15
iv
v
DAFTAR GAMBAR
vi
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Angka kesakitan (morbidity rates) merupakan salah satu parameter untuk menentukan
tingkat kesehatan lansia di Indonesia. Menurut data yang diperoleh dari Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik RI tahun 2012 morbidity rates lansia pada
tahun 2005-2012 terlihat bahwa tingkat morbidity rates di Indonesia mengalami penurunan
yang mengindikasikan peningkatan derajat kesehatan masyarakat lansia, namun
penurunannya masih kecil sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1.1
1
Gambar 1. 1 Morbidity Rates Penduduk Lansia di Indonesia
Hal ini semakin diperburuk karena Indonesia akan menghadapi masa aging population
sealama beberapa tahun kedepan yaitu ketika jumlah penduduk usia 60 tahun keatas
menduduki angka 10 persen. Gambar 1.2 menunjukan grafik perkembangan persentase
penduduk lansia di Indonesia.
2
Usia Tahun 2016-2019. Maka dari itu, pemantauan kesehatan secara berkala mampu
meningkatkan jaminan keselamatan dan kesejahteraan penduduk lansia serta dapat menjadi
aksi pencegahan atau preventif untuk menyiasati berbagai hal yang ingin dihindari. Namun,
jumlah rumah sakit serta pusat kesehatan masyarakat yang terbatas dan letaknya yang cukup
jauh menyulitkan akses bagi lansia untuk melakukan checkup kesehatan secara mandiri,
belum lagi pemeriksaan di rumah sakit memakan lebih banyak biaya dan waktu karena tak
jarang jumlah pasien yang datang cukup banyak.
3
1.4 Rumusan Masalah
Alat ini diciptakan dengan maksud untuk membantu penduduk lansia di Indonesia dalam
melakukan pemantauan kondisi kesehatan secara berkala dan real-time dengan mandiri tanpa
perlu mengakses fasilitas kesehatan di luar rumah seperti rumah sakit atau pusat kesehatan
masyarakat terdekat serta mampu mendeteksi apakah pasien lansia terjatuh atau tidak.
Karena telah terintegrasi dengan internet apabila lansia terjatuh akan dikirimkan peringatan
lewat surel ke keluarga ataupun penjaga pasien lansia tersebut agar segera diberi pertolongan.
LANDASAN TEORI
5
2.1.4 Teknologi Sensor dalam Pemantauan Kesehatan
6
2.3 Hipotesis Penelitian
a. Penggunaan H-MERS dalam pemantauan kesehatan lansia akan meningkatkan deteksi dini
penyakit dan gangguan kesehatan pada populasi lansia di Indonesia.
b. Implementasi H-MERS akan memberikan akses yang lebih mudah dan cepat untuk
mendapatkan informasi kesehatan lansia, yang pada gilirannya akan meningkatkan respons
medis dan pengobatan yang tepat waktu.
c. Dengan adanya H-MERS, interaksi antara lansia dengan tenaga medis akan lebih efektif dan
efisien, meningkatkan koordinasi perawatan dan pengelolaan kesehatan lansia secara
keseluruhan.
7
BAB 3
Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
A. Pendekatan Penelitian
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah desain
penelitian eksperimental. Penelitian ini akan dilakukan dengan
membandingkan kelompok lansia yang menggunakan H-MERS dengan
kelompok kontrol yang tidak menggunakan H-MERS. Data akan dikumpulkan
sebelum dan setelah implementasi H-MERS untuk membandingkan perubahan
dalam deteksi dini penyakit, respons medis, dan pengobatan antara kedua
kelompok.
8
bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Sampel akan dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan H-MERS dan
kelompok kontrol yang tidak menggunakan H-MERS.
D. Pengumpulan Data
9
3. Perancangan Sirkuit: Mengembangkan desain sirkuit elektronik untuk
menghubungkan komponen hardware. Ini melibatkan skematik desain dan layout
PCB (Printed Circuit Board) untuk menghasilkan prototipe fisik.
10
Dalam keseluruhan proses pembuatan hardware dan software, penting untuk
melibatkan pengujian dan iterasi yang berulang. Hal ini memungkinkan untuk
mengidentifikasi dan memperbaiki masalah potensial serta meningkatkan
performa dan keandalan sistem secara keseluruhan.
1. Arduino Uno R3, salah satu jenis mikrokontroler yang digunakan sebagai pusat kontrol
agar dapat menerima serta memproses data yang didapat dari sensor-sensor pada alat.
2. Temperature sensor, digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh pasien dalam Farenheit.
3. Heart pulse sensor, digunakan untuk mendeteksi kondisi detak jantung pasien dalam
BPM (Beats Per Minute).
11
5. Power Supply, digunakan sebagai sumber energi listrik untuk mengaktifkan setiap
perangkat yang digunakan.
6. Wi-Fi Module ESP8266, berfungsi untuk mengirimkan data yang telah diproses oleh
mikrokontroler ke internet yaitu webserver.
7. LCD Display, menampilkan output detak jantung dalam BPM serta suhu tubuh pasien
berupa string.
8. Webserver, pada bagian ini data kondisi kesehatan lansia yang dikirim oleh modul
ESP8266 ke webserver akan ditampilkan dalam bentuk visualisasi grafik.
9. Visualisasi Grafik, merupakan hasil kondisi kesehatan lansia yang ditampilkan dalam
bentuk grafik sehingga hasil dan progres kesehatan lebih mudah dipahami
12
Gambar 3. 3 Casing Alat
Diagram skematik pada Gambar 3.2 merupakan gambar rencana dari rangkaian
elektronika H-MERS yang direalisasikan. Secara keseluruhan pada skematik
tersebut terdapat sensor-sensor seperti temperature sensor (LM35), heart rate
pulse sensor, Accelerometer Gyroscope Sensor, Wi-Fi Module (ESP8266), LCD
16X02 (LCM1602), serta satu buah buzzer terhubung dengan mikrokontroler
Arduino UNO R3. Gambar 3.3 menunjukkan gambar casing produk berukuran
10x6x3cm untuk panjang, lebar, dan tingginya. Dimana dalam casing tersebut
akan berisi perangkat keras yang telah dipindahkan pada PCB sehingga
ukurannya menjadi lebih kecil dibandingkan pada protoboard.
Berikut merupakan flowchart cara kerja sistem alat dalam mendeteksi kondisi kesehatan
pasien lanjut usia:
13
Gambar 3. 4 Flowchart Sistem H-MERS
Flowchart pada Gambar 3.4 merupakan cara kerja sistem yang dimulai dari proses
deteksi oleh sensor-sensor yang terpasang pada alat untuk mendapatkan data serta
informasi mengenai detak jantung dalam BPM dan suhu tubuh pasien. Selanjutnya semua
data yang terbaca oleh sensor dikirimkan ke mikrokontroler yang telah dihubungkan
dengan alat, data-data yang diperoleh kemudian diproses dan disesuaikan dengan
parameter yang telah ditentukan sehingga dapat teridentifikasi kondisi kesehatan lansia
oleh program. Data kesehatan lansia yang diperoleh lalu dikirim oleh Modul Wi-Fi ke
internet, apabila pasien lansia terjatuh maka akan dikirim peringatan melalui surel ke
keluarga atau penjaga pasien tersebut serta buzzer akan menyala, namun apabila pasien
tidak terjatuh maka data kondisi kesehatan yang telah dikirim tersebut akan update,
14
kondisi kesehatan lansia dapat terpantau dari grafik pada internet. Proses tersebut akan
terus berulang tiap kali sensor-sensor mendeteksi dan menerima data dari lansia.
16