Anda di halaman 1dari 79

ANALISA PERHITUNGAN SISTEM TRANSMISI PADA

MESIN PERAJANG LONTONGAN KERUPUK KAPASITAS


50 KG/JAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T.)

Pada Program Studi Teknik Mesin UNP Kediri

Oleh :

ELBIAN ADEL GIZA PUTRA WICAKSANA

NPM : 19.1.03.01.0029

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

2023
Skripsi oleh :

ELBIAN ADEL GIZA PUTRA WICAKSANA

NPM : 19.1.03.01.0029

Judul:

ANALISA PERHITUNGAN SISTEM TRANSMISI PADA

MESIN PERAJANG LONTONGAN KERUPUK KAPASITAS

50 KG/JAM

Telah Disetujui Untuk Diajukan Pada


Panitia Ujian/Sidang Skripsi
Program Studi Teknik Mesin UNP Kediri

Tanggal : 5 Juli 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Hesti Istiqlaliyah, S.T.,M.Eng Haris Mahmudi, M.Pd


NIDN. 0709088301 NIDN. 0723118801

ii
Skripsi oleh :

ELBIAN ADEL GIZA PUTRA WICAKSANA

NPM : 19.1.03.01.0029

Judul :

ANALISA PERHITUNGAN SISTEM TRANSMISI PADA

MESIN PERAJANG LONTONGAN KERUPUK KAPASITAS

50 KG/JAM

Telah Dipertahankan Didepan Panitia Ujian/Sidang Skripsi

Program Studi Teknik Mesin UNP Kediri

Pada Tanggal : _____________

Dan Dinyatakan telah Memenuhi Persyaratan

Panitia Penguji :

1. Ketua Penguji :

2. Penguji I :

3. Penguji II :

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik

Dr.Suryo Widodo, M.Pd


NIDN. 1991031002

iii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya,

Nama : ELBIAN ADEL GIZA PUTRA WICAKSANA

Jenis kelamin : Laki - laki

Tempat/tgl lahir : Kediri, 17 Juli 2001

NPM : 19.1.03.01.0029

Fakultas/Prodi : TEKNIK / TEKNIK MESIN

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat


karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya tulis atau
pendapat yang pernah diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara sengaja dan
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar Pustaka.

Kediri, 17 April 2023


Yang Menyatakan

Elbian Adel Giza Putra W.


NPM : 19.1.03.01.0029

iv
ABSTRAK

Elbian Adel Giza Putra Wicaksana: Analisa Perhitungan Sistem Transmisi


Pada Mesin Perajang Lontongan Kerupuk Kapasitas 50 Kg/Jam, Skripsi, Teknik
Mesin, FT UN PGRI Kediri, 2023.

Sebagai suatu bentuk produk, tentunya kerupuk dapat munumbuhkan nilai


perekonomian baik dalam skala konsumsi pribadi atau bersifat komersil. Untuk
proses pengolahan kerupuk diperlukan beberapa tahapan mulai pembuatan adonan
mentah hingga menjadi produk siap edar, didalam proses tersebut tentunya tak
lupa dengan adanya proses pemotongan. Dalam proses pembuatan alat perajang
kerupuk ini tak lepas dengan sistem transmisi penggerak. Transmisi dapat
dikatakan penerus daya atau juga bisa dikatakan sebagai perubah kecepatan atau
putaran mesin. Dalam perancangan kali ini terfokuskan pada merancang serta
menganalisa perhitungan sistem transmisi pada mesin perajang lontongan kerupuk
kapasitas 50kg/jam. Sistem transmisi mesin perajang lontongan kerupuk kapasitas
50kg/jam ini memiliki komponen 10 pulley material ST-37 dengan ukuran mulai
dari 60mm, 80mm, 100mm, dan 300mm memakai v-belt dengan tipe dan ukuran
A-35, A-49, A-50, A-51, A-74 dengan menggunakan bantalan 7 buan dengan dua
tipe UCP-204 dan UCP-205 dengan ukuran poros 10mm dan 30 mm bermaterial
besi ST-37 dan untuk engkol penggerak meja memiliki panjang 75cm dan
bermaterial besi hollow ASTM-a036.
Kata Kunci : Perajang kerupuk, Sistem Transmisi, Pulley, V-belt, Poros.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT, atas rahmat, taufiq,

serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Analisa Perhitungan Sistem Transmisi Pada Mesin Perajang Lontongan Kerupuk

Kapasitas 50kg/jam” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulisan skripsi yang sederhana ini tak lepas dari dukungan bimbingan

maupun dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini tak lupa

kami mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya, terutama Kepada :

1. Dr. Zainal Afandi, M.Pd. Selaku Rektor Universitas Nusantara PGRI

Kediri.

2. Dr.Suryo Widodo, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Nusantara PGRI Kediri.

3. Hesti Istiqlayah,S.T, M.Eng. selaku kaprodi Teknik Mesin Universitas

Nusantara PGRI Kediri.

4. Hesti Istiqlayah,S.T, M.Eng. selaku pembimbing 1 Program Studi Teknik

Mesin yang banyak memberikan saran dan ilmu yang bermanfaat dalam

penyelesaian penulisan skripsi.

5. Haris Mahmudi, M.Pd. selaku dosen pembimbing 2 Program Studi Teknik

Mesin yang banyak memberikan saran dan ilmu yang bermanfaat dalam

penyelesaian penulisan skripsi.

6. Seluruh Dosen, Karyawan dan Staf atas segala bantuan moril kepada

penulis selama belajar di Teknik Mesin Universitas Nusantara PGRI

Kediri.

vi
7. Seluruh keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi bagi

penulis.

8. Teman-teman angkatan 2019 kelas A Teknik Mesin Universitas Nusantara

PGRI Kediri yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada

penulis.

9. Teman-teman angkatan 2019, 2020, 2021, serta alumni angkatan 2018

Teknik Mesin Universitas Nusantara PGRI Kediri yang telah memberikan

dukungan dan bantuan kepada penulis.

10. Khoirun Nisa` sebagai pasangan yang selalu mendampingi setiap hari serta

memberi semangat, dan support lebih dari awal penulisan skripsi ini.

11. Sahabat 5 sekawan yang senantiasa memberi masukan serta menerima

keluh kesah penulis.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksaan dan

pembuatan laporan.

Harapan penulis dalam penulisan skripsi ini dapat berguna bagi penulis

dan pembaca. Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih banyak pengurangan

yang perlu dibenahi. Untuk itu kritik dan saran senantiasa diharapkan demi

kesempurnaan skripsi ini.

Kediri, 17 April 2023

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN..........................................................................iv
ABSTRAK........................................................................................................v
KATA PENGANTAR......................................................................................vi
DAFTAR ISI....................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Batasan Masalah.............................................................................2
C. Rumusan Masalah...........................................................................2
D. Tujuan Penelitian............................................................................2
E. Manfaat Penelitian..........................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI................................................................................5
A. Kajian Penelitian Terdahulu...........................................................5
B. Kajian Teori....................................................................................7
1. Sistem Transmisi....................................................................7
a. Daya Penggerak.................................................................8
b. Pulley.................................................................................10
c. V-belt..................................................................................11
d. Poros...................................................................................14
e. Bantalan.............................................................................16
f. Besi astm-a36.....................................................................17
C. Kerangka Berfikir...........................................................................18
BAB III METODE PERANCANGAN.........................................................19
A. Pendekatan Perancangan................................................................19
B. Prosedur Perancangan.....................................................................19
C. Desain Perancangan........................................................................23

viii
D. Waktu dan Tempat Perancangan....................................................26
E. Metode Uji Coba Produk................................................................27
F. Metode Validasi Produk.................................................................27
BAB IV HASIL RANCANGAN DAN PEMBAHASAN.............................28
A. Spesifikasi Produk.........................................................................28
B. Fungsi dan Cara Kerja...................................................................28
1. Fungsi Komponen...................................................................28
a. Daya Penggerak.................................................................29
b. Pulley.................................................................................31
c. V-belt..................................................................................37
d. Poros...................................................................................42
e. Bantalan.............................................................................44
f. Engkol Penggerak Meja.....................................................46
2. Cara Kerja...............................................................................47
a. Cara kerja sistem transmisi................................................47
b. Cara kerja mesin perajang lontogan kerupuk.....................48
C. Hasil Uji Coba...............................................................................49
D. Hasil Validasi.................................................................................50
E. Keunggulan dan Kelemahan..........................................................52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................54
A. Kesimpulan....................................................................................54
B. Saran..............................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................56
LAMPIRAN....................................................................................................59

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mesin Pemotong Krupuk Rambak (Sistem Transmisi) ....................5

Gambar 2.2 Mesin Pemotong Umbi (Sistem Transmisi) .....................................6

Gambar 2.3 Sistem Transmisi Mesin Pencacah....................................................7

Gambar 2.4 Pulley.................................................................................................10

Gambar 2.5 V-Belt.................................................................................................11

Gambar 2.6 V-belt tipe standart.............................................................................12

Gambar 2.7 V-betl tipe sempit...............................................................................12

Gambar 2.8 V-belt tipe beban ringan.....................................................................12

Gambar 2.9 Material v-belt....................................................................................13

Gambar 2.10 Poros................................................................................................14

Gambar 2.11 Bantalan...........................................................................................16

Gambar 2.12 Besi astm-a36..................................................................................17

Gambar 2.13 Kerangka Berfikir............................................................................18

Gambar 3.1 Bagan Alur Perancangan...................................................................20

Gambar 3.2 Rancangan Desain Mesin Perajang Lontongan Kerupuk....................23

Gambar 3.3 Rancangan Desain Transmisi Mesin Perajang Lontongan Kerupuk.24

Gambar 3.4 Desain Tampak Samping...................................................................25

Gambar 3.5 Desain Tampak Belakang .................................................................24

Gambar 4.1 Mesin Perajang Lontonga Kerupuk Kapasitas 50kg/jam..................28

Gambar 4.2 Pulley.................................................................................................31

Gambar 4.3 V-Belt.................................................................................................37

x
Gambar 4.4 Bantalan.............................................................................................42

Gambar 4.5 Poros..................................................................................................44

Gamber 4.6 Engkol Penggerak Meja.....................................................................46

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Perancangan...............................................................................26

Tabel 4.1 Tabel Spesifikasi Alat...........................................................................28

Tabel 4.2 Tabel Uji Coba Mesin...........................................................................49

Tabel 4.3 Tabel Kesesuaian Komponen................................................................49

Tabel 4.4 Tabel Keunggulan dan Kelemahan Sistem Transmisi..........................52

Tabel 4.5 Tabel Keunggulan dan kelemahan Perajang Lontongan Kerupuk........53

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kerupuk merupakan proses ekspansi tiba-tiba dari uap air dalam

struktur adonan sehingga diperoleh produk yang volumenya mengembang dan

porus. (Koswara, 2009). Sedangkan menurut (Soliqin, 2015) Kerupuk adalah

makanan ringan yang diolah dengan proses penggorengan, kerupuk yang

digoreng akan mengembang dan menyebabkan volumenya meningkat.

Sebagai suatu bentuk produk, tentunya kerupuk dapat munumbuhkan nilai

perekonomian baik dalam skala konsumsi pribadi atau bersifat komersil,

dengan kondisi seperti demikian di lapangan banyak pelaku usaha kerupuk

berlomba meningkatkan tingkat kualitas dan produktifitas produk mereka.

Untuk proses pengolahan kerupuk diperlukan beberapa tahapan mulai

pembuatan adonan mentah hingga menjadi produk siap edar, didalam proses

tersebut tentunya tak lupa dengan adanya proses pemotongan, diantara

banyaknya pelaku usaha UMKM kerupuk, sebagian dari mereka masih

menggunakan teknik pemotongan manual. Maka dari itu untuk mempermudah

perkerjaan dalam bidang pemotongan diperlukan alat perajang kerupuk

otomatis sehingga diharapkan dapat menambah segi efisiensi pekerjeaan dan

kuantitas produk. Dalam proses pembuatan alat perajang kerupuk ini tak lepas

dengan sistem transmisi penggerak, banyak hal yang perlu diperhitungkan

dalam sistem transmisi ini, dalam sistem penggerak ini terkesan sederhana

namun terdapat banyak faktor yang harus diperhatian, transmisi dapat

1
dikatakan penerus daya atau juga bisa dikatakan sebagai perubah kecepatan

atau putaran mesin, seperti yang dikemukakan oleh (Koencoro, 2021) sistem

transmisi merupakan sistem yang berfungsi menkonversi torsi dan putaran

mesin menjadi berbeda-beda, konversi tersebut mengubah kecepatan putar

yang tinggi menjadi rendah atau sebaliknya.

Penggunaan sistem transmisi ini juga dinilai penting dimana sistem

transmisi merupakan elemen utama penggerak mesin perajang kerupuk karena

menghubungkan beberapa elemen seperti rantai, mata pisau, v-belt, poros

penggerak, pulley, dll yang harus dipasang dan diperhitungkan dengan baik

dan benar. Menurut (Irianto, 2015) transmisi bertujuan untuk meneruskan

daya dari sumber daya ke sumber daya lain. Sistem transmisi penggerak bisa

dikatakan bagian inti dari alat perajang kerupuk dimana jika terjadi salah

kontruksi dan salah perhitungan bias menyebabkan mesin tidak bisa beroprasi

bahkan mengalami kerusakan sehingga diperlukan perhatian lebih pada sistem

transmisi pada alat perajang kerupuk agar saat pengoprasian atau pengujian

bisa didapatkan hasil yang sangat maksimal.

Pada perancangan mesin ini salah satu UMKM yang disurvei adalah

UMKM Kerupuk sadariyah yang berada di Desa Puhjajar Kecamatan Papar

Kabupaten Kediri, mesin yang digunakan oleh pelaku UMKM tersebut

tergolong kurang efisien dalam segi waktu dan kapasitas sehingga perlu

adanya pengembangan atau desain ulang terhadap mesin yang digunakan oleh

pelaku UMKM Kerupuk sadariyah tersebut.

2
B. Batasan Masalah

Menurut identifikasi masalah diatas supaya pembahasan lebih fokus

maka batasan masalah dalam perancangan ini adalah fokus pembahasan

tentang sistem transmisi (pulley, v-belt, bantalan, poros, dan engkol) serta

tidak membahas sistem kelistrikan dan pisau perajang.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi latar belakang yang telah tertulis diatas dapat

ditarik kesimpulan rumusan masalah dalam perancangan “Bagaimana

merancang dan menganalisis perhitungan sistem transmisi mesin perajang

lontongan kerupuk kapasitas 50kg/jam?”

D. Tujuan Perancangan

Dari uraian rumusan masalah diatas, tujuan perancangan adalah untuk

“Dapat merancang dan menganalisis perhitungan sistem transmisi mesin

perajang lontongan kerupuk kapasitas 50kg/jam.”

E. Manfaat Perancangan

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

a. Sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S1) Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Nusantara PGRI Kediri.

b. Sebagai penerapan teori dan praktek yang didapat semasa dibangku

perkuliahan.

c. Menambah pengetahuan tentang cara merancang dan menciptakan

suatu alat yang dapat berguna dan bermanfaat.

3
2. Bagi Universitas

a. Sebagai sarana memberikan informasi perkembangan teknologi terbaru

khususnya jurusan Teknik Mesin Universitas Nusantara PGRI Kediri

Kepada Institusi pendidikan lain.

b. Sebagai bahan kajian kuliah Teknik Mesin Universitas Nusantara

PGRI Kediri dalam bidang mata kuliah Teknik Mesin.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan dengan adanya mesin pemotong lontongan kerupuk ini

mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pelaku usaha

UMKM sentra kerupuk serta dapat meningkatkan efisiensi pekerjaan

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Pada perencanaan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep

perencanaan menurut (Triono, 2019) penelitian terdahulu merupakan

upaya peneliti untuk mencari pembanding kemudian menemukan inspirasi

baru untuk penelitian selanjutnya. Selain itu, penelitian sebelumnya

membantu memposisikan penelitian dan menunjukkan orisinalitas

penelitian. , Konsep perencanaan membahas dasar-dasar teori yang akan

dijadikan pedoman dalam perancangan pada sistem transmisi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Putranta, 2016) dengan judul

“Rancang Bangun Mesin Pemotong Krupuk Rambak Kulit (Sistem

Transmisi)” menunjukkan perhitungan pada sistem transmisi alat

pemotong kerupuk rambak yang memperhitungkan perbandingan 4 pulley

dimana terdapat 2 pasang pulley dengan ukuran yang berbeda serta

memperhitungkan beberapa elemen yang menjadi sistem transmisi alat

tersebut.

Gambar 2.1 Mesin Pemotong Krupuk Rambak (Sistem Transmisi)


(Putranta, 2016)

5
Selanjutnya hasil penelitian dari (Nurdiansyah, 2016) dengan judul

“Rancang Bangun Mesin Pemotong Umbi Sistem Transmisi”

mendapatkan hasil rancangan sistem transmisi yang menggunakan motor

listrik berdaya 1/2 HP dimana pulley pisau adalah 300 mm menggunakan

jenis sabuk V dengan panjang 58,3 inchi dan diameter poros 20 mm.

Gambar 2.2 Mesin Pemotong Umbi (Sistem Transmisi)


(Nurdiansyah, 2016)

Untuk penelitian yang dilakukan (Alhizrie, 2021) yang berjudul

“Perancangan Sistem Transmisi Pencacah Rumput Gajah Dengan Mata

Tiga Mata Pisau Dengan Motor Listrik” sistem transmisi yang digunakan

yaitu transmisi tunggal yang terdiri dari sepasang pulley yang berdiameter

7,5 cm untuk pulley motor dan untuk pulley gerak yaitu 15 cm.

(Mahmudi, 2021) dengan penelitiannya yang berjudul “Analisa

Perhitungan Pulley dan V-Belt Pada Sistem Transmisi Mesin Pencacah”

yang memperhitungkan pulley dan v-belt dan berhasil menentukan ukuran

pulley berdiamaeter 90 mm dan 180 mm dengan bahan dari baja ST37.

Panjang v-belt yang dibutuhkan = 1.333,95 mm. Jarak sumbu poros v-belt

6
= 609,23 mm. Kecepatan keliling pulley penggerak vP = 13,18 m/s. Gaya

keliling yang timbul Frate = 108,34 N.

Gambar 2.3 Sistem transmisi mesin pencacah


(Haris, 2021)

B. Kajian Teori

1) Sistem Transmisi

Sistem transmisi memiliki peranan serta memiliki suatu fungsi

untuk meneruskan daya atau pusat tenaga yang dihasilkan oleh tenaga

penggerak ke elemen yang lain. Jarak yang jauh antara dua buah poros

sering tidak memungkinkan transmisi langsung ke roda gigi (Romadlon,

2021), maka transmisi memerlukan penghubung tenaga sehingga

pemakaian daya dari sumber tenaga dapat terealisasikan dengan baik

sesuai kebutuhan kapasitas yang diperlukan. Pada suatu perancangan alat

atau sebuah mesin harus mempunyai suatu konsep dasar rancangan

terlebih dahulu. Pada konsep dasar perencanaan perancangan kali ini akan

membahas dasar-dasar teori yang akan dijadikan suatu acuan dalam

merancang suatu alat.

7
Pada rancangan sistem transmisi ini elemen yang akan

direncanakan atau diperhitungkan adalah:

- Daya Penggerak

- Pulley

- V-belt/Sabuk V

- Poros

- Bantalan

- Besi

a. Daya Penggerak

Daya penggerak dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang

diperlukan untuk melakuakan kerja. Daya dinyatakan satuan dalam

bentuk Nm/s, Watt atau HP. Hal yang dapat mempengaruhi antara lain

adalah gaya, torsi, kecepatan putar dan berat yang bekerja pada

mekanisme tersebut

Berikut merupakan angkah-langkah perhitungan untuk mencari

kebutuhan daya pada mesin (Sumber : Efendi, 2017):

Gaya yang terjadi :

F=m . g............................................................................(2.1)

Dimana :

F = Gaya

m = massa

g = Percepatan gravitasi

Torsi yang bekerja :

T =F . r .............................................................................(2.2)

8
Dimana :

T = Torsi

F = Gaya

r = Jari-jari benda

Daya yang dibutuhkan :

2. π . ( n 2) . T
P= .................................................................(2.3)
60

Dimana :

P = Daya

n2 = Rpm pulley yang digerakkan

T = Torsi

Menentukan torsi dalam (HP)

(T . N s)
P= .......................................................................(2.4)
5252

Dimana :

P = Daya

T = Torsi

Ns = Rpm motor

b. Pulley

Pulley kerap digunakan sebagai pemindah daya dari satu

elemen ke elemen lain dengan bantuan sabuk atau v-belt. Karena

perbandingan kecepatan dan diameter berbanding terbalik, maka dalam

hal memilih pulley harus dilakukan dengan cermat supaya

mendapatkan perbandingan kecepatan yang diharapkan. Diameter luar

9
dipergunakan sebagai alur sabuk dan diameter dalam digunakan

sebagai penampang poros.

Gambar 2.4 Pulley


(Sumber: Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)

Menurut (Haris, 2021) dalam penelitian perancangan yang

dilakukannya bahan besi ST 37 dengan diameter pulley A (yang

terhubung dengan poros) dengan hasil sebesar 15 mm. diameter pulley

B (yang terhubung dengan motor) dengan hasil sebesar 9 mm,

menghasilkan perhitungan kebutuhan daya sebersar 140Hp, putaran

motor sebesar 1400Rpm, dan menemukan hasil kebutuhan lainnya

seperti panjang v-belt.

Diameter pulley yang digerakkan : (Sumber: Khurmi, R.S. & Gupta,

J.K. 2002)

n1. D
D2 = 1
…………………………………………..(2.5)
n2

Dimana:

D2 = Diameter pulley yang digerakkan (mm)

D1 = Diameter pulley penggerak (mm)

n1 = Putaran pulley penggerak (rpm)

n2 = Putaran pulley yang digerakkan (rpm)

10
Mencari rpm pulley yang digerakkan : (Sumber: Khurmi, R.S. &

Gupta, J.K. 2002)

N 2 D1
N2 ¿ = ………………………………………(2.6)
N 1 D2

Dimana:

N2 = Rpm pulley yang digerakkan

N1 = Rpm pulley penggerak

D1 = Diamater pulley penggerak

D2 = Diamater pulley yang digerakkan

c. Sabuk v atau V-belt

Sebagian besar penghubung elemen sistem transmisi

menggunakan v-belt, sebab penanganannya yang relatif mudah serta

harganya yang terjangkau, selain itu sistem transmisi ini dapat juga

menghasilkan suatu daya transmisi yang cukup besar pada tegangan

yang rendah.jarak yang lumayan jauh memisahkan transmisi langsung

ke tenaga penggerak dan v-belt bisa menjadi sebuah solusi yang dangat

efektif.

Gambar 2.5 V-Belt

V-belt merupakan salah satu sistem transmisi penghubung yang

terbuat dari karet dan memiliki penampang trapesium, bahan dari V-

11
belt yaitu berasal dari kulit, anyaman benang serta karet. V-belt ini

dibagi menjadi beberapa tipe seperti sebagai berikut:

1) Tipe standar : Dengan karakteristik tanda huruf A, B, C,

D dan E.

2) Tipe Sempit : Dengan karakteristik simbol 3V, 5V, dan

5L.

3) Tipe Beban ringan : Dengan karakteristik tanda 3L, 4L,

dan 5L.

Gambar 2.6 V-Belt tipe standart


(Sumber: Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)

Gambar 2.7 V-Belt tipe sempit


(Sumber: Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)

Gambar 2.8 V-Belt tipe beban ringan


(Sumber: Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)

Ada beberapa part atau komponen yang ada didalam v-belt

antara lain:

1) Canvas : Memiliki fungsi sebagai bahan pengikat struktur

karet.

12
2) Rubber : Memiliki fungsi sebagai elastisitas dan agar tidak

slip.

3) Cord : Memiliki fungsi sebagai penguat agar V-belt tidak

mudah putus.

Gambar 2.9 Material v-belt


(Sumber: Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)

Persamaan perhitungan pada v-belt antara lain sebagai berikut:

Cara menentukan panjang sabuk antara lain adalah (Sumber:

Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)

[
L=2. x + (d 2+ d 1)
π
2 ]
+¿………………..…….(2.7)

Dimana:

L = Panjang sabuk (mm)

d1 = Diameter pulley penggerak (mm)

d2 = Diameter pulley penggerak (mm)

x = Jarak sumbu poros (mm)

Cara menentukan jarak sumbu poros. (Sumber: Haris, 2021)

b = 2L −3,14(dp2+Dp1)............................................................(2.8)

maka

C = b+ √ b 2−8 ¿ ¿ ¿.....................................................................(2.9)

13
d. Poros

Gambar 2.10 Besi Poros

Poros adalah salah satu elemen bagian dari mesin yang

bergerak berputar, poros berguna untuk melanjutkan tenaga dari suatu

elemen ke elemen lain didalam rancangan ini poros meneruskan tenaga

dari sumber daya ke pisau potong dan sebagai penggerak maju mundur

dudukan adonan, penggunaan poros kali ini dikombinasikan dengan

pulley, bearing, roda gigi dan elemen lainnya. Untuk penggunaan

poros hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut seperti yang

disampaikan oleh (Bagas, 2016) berikut ini:

1) Kekuatan poros

Rancangan pembuatan poros ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan misal: kelemahan, pengaruh konsentrasi, dan

tumbukan. Faktor pembuatan poros dipergunakan sebagai poros

bertangga ataupun alur pasak pada poros. Poros dirancang harus

dengan aman untuk menahan suatu beban.

2) Material Poros

14
Poros sering digunakan di putaran tinggi dan bebas, poros

tersusun atas baja paduan dengan melalui proses pengerasan kulit

sehingga kedap terhadap keausan. Baja paduan khusus tidak

selalu direkomendasikan jika alasannya hanya untuk putaran

tinggi dan pembebanan yang berat, Maka diperlukan

pertimbangan jenis heat treatment yang tepat unutk kekuatan

maksimum.

3) Kekakuan poros

Poros memiliki kekuatan yang cukup aman untuk

menahan beban, poros juga mempunyai adanya lenturan besar

yang akan menyebabkan suatu getaran mesin dan dapat

menimbulkan adanya suara. Kekakuan suatu poros bisa

disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan

dayanya.

4) Perhitungan poros bisa diketahui dengan melihat jenis

pembebanan:

Torsi yang terjadi pada poros: (Sumber: Khurmi, R.S. & Gupta,

J.K. 2002)

P .60
T= ………………………………………….(2.10)
2. π . n

Dimana:

T = Torsi pada poros (N/m)

P = Daya (watt)

n = Putaran poros (rpm)

15
e. Bantalan

Gambar 2.11 Bantalan

Bantalan atau bearing adalah salah satu komponen yang sering

digunakan pada mesin yang tugasnya memperkecil besar kecilnya gaya

gesek yang ditimbulkan oleh poros berbalik oleh karena itu kerusakan

adalah penyebab paling umum dari kegagalan mesin. Sedangan

menurut (Hermawan, 2012), Bantalan adalah elemen mesin yang

menopang poros yang dibebani sehingga rotasi atau translasi dapat

terjadi dengan lancar, aman, dan dengan masa pakai yang lama.

Bantalan harus cukup kaku agar poros dan bagian lain dari mesin dapat

berfungsi dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik,

kinerja seluruh sistem tidak dapat bekerja dengan baik.

Untuk memperhitungkan prediksi umur suatu bantalan

digunakan rumus berikut (Sumber: Anam, 2016)

Lh=¿ ............................................................................(2.11)

Dimana :

16
Lh = Prediksi umur bantalan

n = Rpm putaran poros

Menurut (Maladzi, 2017) secara umum bearing dapat

diklasifikasikan berdasarkan arah beban dan berdasarkan konstruksi

atau mekanismenya mengatasi gesekan.

Menurut arah beban yang bekerja pada bantalan, bearing dapat

diklasifikasikan menjadi :

1) Bantalan radial/radial bearing: menopang beban dalam arah

radial.

2) Bantalan aksial/thrust bearing: menopang beban dalam arah

aksial.

3) Bantalan yang mampu menopang kombinasi beban dalam arah

radial dan arahn aksial.

f. Besi astm-a36

Gambar 2.12 Besi hollow astm a36

Baja ASTM A36 adalah baja karbon rendah yang memiliki

kekuatan yang baik dan juga terkait dengan sifat machinability dan

weldability dari baja tersebut. Baja ASTM A36 juga dapat digalvanis

atau dilapisi untuk memberikan ketahanan terhadap korosi.

Menurut (Rusnaldy, 2017) baja karbon ASTM A36 yang

termasuk dalam kategori baja karbon rendah jenis plain carbon steel

17
yang banyak digunakan di industri dan kontruksi. Berbeda dengan baja

paduan yang ditambahkan paduan lain dalam konsentrasi tertentu

untuk menaikan sifat mekanik dan meningkatkan ketahanan korosi,

baja ini hanya berisi karbon dan sedikit mangan serta pengotor.

C. Kerangka Berpikir

Mesin perajang lontongan kerupuk ini dirancang sebagai alat

pemotong lontongan kerupuk atau bahan baku kerupuk yang masih mentah

sehingga menjadi kepingan kerupuk mentah yang siap untuk dijemur dan

diproduksi. Dibawah ini adalah kerangka berfikir guna mengetahui proses

perancangan sistem transmisi dalam alat perajang ini adalah sebagai berikut:

18
Gambar 2.13 Kerangka Berfikir

19
BAB III

METODE PERANCANGAN

A. Pendekatan Perancangan

Metode perancangan yang penulis gunakan ialah metode eksperimental

desain, yaitu melakukan pengukuran, pengamatan, serta perhitungan terhadap

sistem transmisi penggerak, setelah itu menganalisa data tersebut sehingga

diperoleh gambaran mengenai kinerja sistem transmisi yang pada akhirnya

dapat memberi gambaran tentang kinerja sistem transmisi pada mesin

pemotong lontongan kerupuk.

B. Prosedur Perencanaan

Prosedur perencanaan alat bisa dijelaskan dengan singkat sebagai berikut:

20
Gambar 3.1 Bagan Alur Perancangan

21
1. Pengumpulan Data

Untuk proses pengumpulan data perancangan alat penulis melakukan

observasi dan study literature.

a. Pada proses study literature penulis menggunakan jurnal ilmiah,artikel

serta buku sebagai penunjang dan penguat sumber dari data yang

dimuat.

b. Tidak hanya study literature penulis menggunakan langkah observasi

sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan di Desa Jajar

Kecamatan Papar Kabupaten Kediri.

2. Perencanaan Desain

Setelah proses pengumpulan data diambil telah selesai selanjutnya

penulis mengidentifikasi perencanaan desain alat, desain gambar yang

akan dibuat penulis yaitu 3 dimensi dengan menggunakan Autodesk

Inventor Software. Kalau desain sudah sesuai dengan yang disepakati

maka lanjut ke proses merancang elemen mesin, jika desain belum sesuai

maka kembali lagi ke perencanaan desain.

3. Perencanaan Elemen Mesin

Pada proses perencanaan elemen mesin mencakup perencanaan

komponen serta pembuatan komponen. Perencanaan yang dimaksud yaitu

yang berkaitan dengan proses pembuatan sistem transmisi pada mesin

perajang lontongan kerupuk.

22
a. Memilih komponen-komponen

Berikut ini merupakan komponen yang dipilih untuk alat meliputi:

1) Daya penggerak

2) Pulley

3) V-Belt

4) Besi

5) Poros

6) Bantalan

b. Pembuatan komponen

Pembuatan komponen alat dalam penilitan kali ini adalah

merancang sistem transmisi pada mesin pemotong lontongan kerupuk

agar bisa beroprasi sebagai mana mestinya.

4. Merakit Komponen

Setelah perancangan elemen mesin telah selesai langkah berikutnya

yaitu penulis melakukan proses kegiatan merakit komponen yang

bertujuan sebagai penggabungan komponen satu dengan komponen

lainnya pada mesin perajang lontongan kerupuk kapasitas 50kg/jam.

5. Uji coba

Setelah melewati tahap perancangan mesin dan perakitan semua

komponen selanjutnya pengujian mesin dilakukan guna mengetahui

apakah mesin sesuai dengan perencanaan awal atau belum. Jika pada hasil

ujicoba mesin belum sesuai dengan perencanaan awal maka kembali pada

ke perancangan elemen mesin, namun jika hasil uji coba mesin sesuai

23
dengan perencanaan awal maka langkang berikutnya adalah pembuatan

laporan,

6. Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan bertujuan agar penulis dapat mengambil data

analisa perhitungan sistem transmisi alat perajang lontongan kerupuk

kapasitas 50kg/jam.

C. Perencanaan Desain Perancangan

Setelah pengumpulan data selesai dilakukan tahap selanjutnya adalah

penulis melakukan perencanaan desain perancangan transmisi pada mesin

perajang lontongan kerupuk ini menggunakan software gambar Autodesk

Inventor Software jika desain sesuai maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya

jika tidak atau belum sesuai maka akan kembali ke perencanaan desain.

3
4

8
7

1
5

Gambar 3.2 Rancangan Desain Mesin


Perajang Lontongan Kerupuk

Keterangan :

1. Rangka Mesin

24
2. Meja Mesin
3. Pisau Pemotong
4. Penjepit Lontongan
5. Limit Switch
6. Transmisi
7. Motor Listrik
8. Penutup (Cover) Mesin
1. Desain rancangan transmisi pada mesin perajang lontongan kerupuk

kapasitas 50kg/jam.

Keterangan :
1 Pulley 1 (Motor) 60mm
2 Pulley 2 (Digerakkan motor) 300mm
3 Pulley 3 (Penerus putaran) 100mm
4 PulleyGambar 3.3 Rancangan
4 (Penerus Desain Transmisi
putaran) 100mm
Mesin Perajang Lontongan Kerupuk
5 Pulley 5 (Penggerak pulley pisau) 100mm
6 Pulley 6 (Penggerak pisau) 60mm
7 Pulley 7 (Penggerak pereduksi) 80mm
8 Pulley 8 (Pereduksi putaran) 300mm
9 Pulley 9 (Penggerak pulley engkol) 80mm
10 Pulley 10 (Penggerak engkol) 300mm
11 V-Belt 1 (Rangkaian pulley 1 dan 2) tipe A-49
12 V-Belt 2 (Rangkain pulley 3 dan 4) tipe A-51
13 V-Belt 3 (Rangkaian pulley 5 dan 6) tipe A-35
14 V-Belt 4 (Rangkaian pulley 7 dan 8) tipe A-50
15 V-Belt 5 (Rangkaian pulley 9 dan 10) tipe A-74
16 Engkol Penggerak Meja25
17 Bantalan
18 Poros
2. Desain rancangan transmisi mesin perajang lontongan kerupuk kapasitas

50kg/jam (tampak samping).

Gambar 3.4 Desain Tampak Samping

3. Desain rancangan transmisi mesin perajang lontongan kerupuk kapasitas

50kg/jam (tampak belakang).

26
Gambar 3.5 Desain Tampak Belakang

D. Tempat dan Waktu Perancangan

Pada proses kegaian perancang alat dilaksanakan di laboratorium

manufaktur Universitas Nusantara PGRI Kediri yang berada di jalan Ahmad

Dahlan, No. 76, Mojoroto, Kec. Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur.

Tabel 3.1 Waktu Perancangan

NO TAHAP
JADWAL KERJA SELAMA 5 BULAN DALAM MINGGU
KEGIATAN
I II III IV V

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Awal

2 Perumusan masalah

3 Design Alat

4 Perakitan mesin

5 Uji kelayakan mesin

6 Pembuatan laporan

Keterangan:

1. Persiapan awal menentukan judul yaitu dengan obsevasi usaha atau UMKM
yang ingin dikembangkan alatnya.
2. Perumusan masalah untuk perumusan masalah melihat permasalahan atau
latar belakang dari perancangan terdahulu UMKM atau usaha yang diteliti.
3. Desain alat merupakan proses pengembangan suatu alat yang akan dirancang.
4. Perakitan mesin yaitu proses penggabungan komponen satu dengan yang
lainnya.

27
5. Uji kelayakan mesin dilakukan untuk mengetahui apakah mesin sudah dapat
bekerja sesuai perancangan secara maksimal.
6. Pembuatan laporan dibuat setelah mesin sudah selesai dan sebagai
dokumentasi pada perancangan ini.

E. Metode Uji Coba Produk

Uji Coba produk dilakukan demi mengetahui apakah mesin yang

dirancang dapat berfungsi sesuai konsep rancangan atau tidak. Terdapat 2 metode

yang digunakan untuk menguji sistem transmisi alat perajang lontongan kerupuk

ini yaitu :

1. Pengujian mengenai kinerja sistem transmisi, pengujian ini untuk menguji

apakah sistem transmisi yang sudah dirancang bisa berjalan sesuai rencana

atau tidak.

2. Pengujian mengenai faktor keamanan, pengujian ini adalah pengujian

yang dilakukan guna melihat faktor keamanan pada operator mesin

F. Metode Validasi Produk

Validasi produk merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas atau

pengembangan produk. Validasi adalah bukti bahwa setiap bahan, proses,

prosedur, operasi, sistem, perangkat atau mekanisme yang digunakan dalam

produksi dan pengendalian akan mencapai hasil yang diinginkan.

Penilaian rancangan ini oleh ahli atau praktisi meliputi pencapaian bentuk

fisik sesuai rancangan, pengoperasian alat, keamanan pengguna saat

menggunakan alat dan keselamatan pekerja. Untuk validator perancangan ini dari

kalangan ahli seperti dosen dengan minimal pendidikan magister dan ahli bidang

manufaktur yaitu seseorang dari perusahaan yang berjalan pada bidang mesin

dengan persyaratan minimal CV. Saran ahli digunakan untuk meningkatkan. Pada

28
fase ini dituliskan kritik dan bantuan ahli (validator) tentang konsep desain yang

diterapkan sebagai bahan yang digunakan untuk memeriksa dan menentukan

bahwa konsep desain ini valid atau perlu perbaikan.

BAB IV

HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

A. Spesifikasi Produk

Gambar 4.1 Alat Pemotong Kerupuk Kapasitas


50kg/jam

Dari hasil perancangan sistem trasnmisi pada alat Pemotong Kerupuk

Kapasitas 50 kg/jam dengan itu didapatkan spesifikasi alat sbagai berikut :

No Nama Komponen Keterangan Material


1 Pulley 10 buah ST 37
2 V-belt 5 Buah Karet, Canvas
3 Bantalan 7 Buah Besi Tuang
4 Poros 5 Buah ST 37
5 Engkol penggerak meja 1 Buah Astm a36
Tabel 4.1 Tabel Spesifikasi Alat

29
B. Fungsi dan Cara Kerja

1. Fungsi Komponen

Pada mesin pemotong lontongan kerupuk kapasitas 50kg/jam pada

bagian komponen transmisi terdapat fungsi komponen sebagai berikut :

a. Daya Penggerak

Daya penggerak merupakan suatu kebutuhan tenaga yang

dibutuhkan motor listrik untuk menggerak suatu bagian dalam alat dimana

diperhitungkan untuk menentukan seberapa kuat motor listrik yang akan

digunakan. Untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan daya yang

ditransmisikan adalah sebagai berikut :

1) Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan pisau

Massa pisau = 2kg (Sebelum dibubut) = 1,5kg (Setelah dibubut)

Massa pulley = 500 gram = 0,5kg

Massa poros = 1,1kg

Mtotal = 3,1kg

Jari-jari pisau = 11cm = 0,11m

- Gaya yang bekerja

F=m . g

F = 3,1kg x 9,8m/s

F = 30,38 N

- Torsi yang bekerja

T =F . r

T = 30,38N x 0,11m

T = 3,34 N/m

30
- Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan pisau

2. π . ( n 2) . T
P=
60

2.3 , 14. ( 460 ) .3 ,34


P= = 160,80 watt = 0,21 Hp
60

2) Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan meja

Massa pulley = 3kg

Massa meja = 6kg

Massa poros = 1kg

Massa lontongan = 8kg

Mtotal = 18kg

Jari-jari pisau = 15cm = 0,15m

- Gaya yang bekerja

F=m . g

F = 18kg x 9,8m/s

F = 176,4 N

- Torsi yang bekerja

T =F . r

T = 176,4 N x 0,15m

T = 26,46 N/m

- Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan meja

2. π . ( n 2) . T
P=
60

2.3 , 14. ( 20 ) .26 , 46


P= = 83,08 watt = 0,11 Hp
60

31
3) Kebutuhan daya total

Ptotal = Ppisau + Pmeja

= 160,80watt + 83,08watt

= 243,88watt

= 0,32Hp

b. Pulley

Fungsi pulley pada sistem transmisi yaitu sebagai penggerak atau

penghubung tenaga dari putaran motor ke pulley seterusnya atau ke

komponen yang lain seperti pisau dan engkol, pada mesin pemotong

lontongan kerupuk kapasitas 50kg/jam ini memilih pulley dengan material

baja ST37.

Gambar 4.2 Pulley

1) Perhitungan Penentuan Diameter Pulley

Menghitung diameter pulley pada poros yang digerakkan oleh

pulley penggerak utama dengan asumsi pulley motor (D1) dengan

rancangan awal 56mm dirubah menjadi 60mm karena menurut konsultasi

32
yang dilakukan dilapangan pulley penggerak dengan diameter 56mm dapat

mempengaruhi hasil kapasitas pemotongan maka dari itu untuk mencapai

target hasil kapasitas 50kg/jam di rubahlah menjadi 60mm.

a) Pulley pereduksi kecepatan 1

Untuk perencanaan diameter pulley reduksi awal yaitu

ditentukan dengan rpm yang diinginkan sebesar 580rpm dengan

hasil pulley berdiameter 144mm dengan perencanaan ini ditemukan

hasil yang kurang untuk memenuhi target kapasitas 50kg/jam hasil

pulley tersebut dapat mempengaruhi kinerja mesin menjadi kurang

efektif maka dari itu rpm yang diinginkan dirubah menjadi 280rpm.

Pulley penggerak (motor) = 60mm

Rpm yang diharapkan = 280rpm

n1
D2 = .d
n2 1

1400
D2 = .60
280

D2 = 300mm

b) Pulley penggerak pisau,

Sama dengan sebelumnya perencanaan diameter pulley untuk

penggerak pisau diinginkan dengan rpm 200rpm dan 340rpm.

Perencanaan tersebut dinilai kurang efektif sehingga dirubah dari

yang semula diharapkan 200rpm dan 340rpm menjadi 280rpm dan

450rpm.

- Pulley penghubung putaran

Pulley penggerak = 100mm

33
Rpm dari pulley sebelumnya = 280rpm

Rpm yang diharapkan = 280rpm

n1
D2 = .d
n2 1

280
D2 = .100
280

D2 = 100mm

- Pulley pisau

Pulley penggerak = 100mm

Rpm dari pulley sebelumnya = 280rpm

Rpm yang diharapkan = 450rpm

n1
D2 = .d
n2 1

280
D2 = .100
450

D2 = 62,2mm pembulatan menjadi 60mm

c) Pulley pereduksi kecepatan 2.

Untuk pulley pereduksi kecepatan 2 pada rancangan awal

ditentukan dengan harapan tercapainya rpm sebesar 210rpm dirubah

menjadi 75rpm karena dirasa untuk rpm sesuai yang direncanakan

terlalu cepat sehingga pereduksian kecepatan diarasa masih kurang

oleh karena itu ditentutan menjadi 75rpm.

Pulley penggerak = 80mm

Rpm dari pulley sebelumnya = 280rpm

Rpm yang diharapkan = 75rpm

n1
D2 = .d
n2 1

34
280
D2 = .80
75

D2 = 299mm pembulatan menjadi 300mm

d) Pulley penggerak engkol.

Pada penggerak engkol ini dibutuhkan rpm yang rendah sebab

pulley ini menggerakkan engkol kemudian engkol menggerakkan

meja pemotong dari hasil perencanaan awal rpm yang diinginkan

55rpm sedangkan dari hasil temuan dilapangan rpm tersebut masih

dinilai kurang rendah untuk menggerakkan meja karena kalau terlalu

cepat mesin tidak bekerja secara optimal dan mempengaruhi kinerja

komponen lainnya, oleh karena itu rpm dirubah yang dari

perencanaan sebesar 55rpm kini menjadi 20rpm

Pulley penggerak = 80

Rpm dari pulley sebelumnya = 75rpm

Rpm yang diharapkan = 20rpm

n1
D2 = .d
n2 1

75
D2 = .80
20

D2 = 300mm

2) Penentuan rpm pulley yang digerakkan:

a) Pada saat motor berputar dengan kecepatan 1400rpm saat itu juga

pulley motor dengan ukuran 60 mm menggerakkan pulley yang

berukuran 300mm maka rpm pulley tersebut ditentukan dengan

perhitungan berikut:

N1 = 1400rpm

35
D1 = 60mm

D2 = 300mm

Ditanya = D2?

N 2 D1 N2 60 60
= = = = N2 = .1400= 280rpm
N 1 D 2 1400 300 300

b) Setelah diketahui rpm dari pulley sebelumnnya sebesar 280rpm

maka putaran tersebut diteruskan ke pulley penghubung putaran

yang memiliki diameter pulley penggerak 100mm dan pulley yang

digerakkan 100mm dengan perhitungan rpm sebagai berikut:

N1 = 280rpm

D1 = 100mm

D2 = 100mm

Ditanya = D2?

N 2 D 1 N 2 100 100
= = = = N2 = .280 = 280rpm
N 1 D 2 280 100 100

c) Dari hasil perhitungan pada pulley penghubung putaran yang

memiliki putaran 280rpm maka putaran tersebut diteruskan ke

pulley penggerak pisau yang memiliki diameter pulley penggerak

100mm dan pulley yang digerakkan 60mm dengan perhitungan rpm

seperti berikut :

N1 = 280rpm

D1 = 100mm

36
D2 = 60mm

Ditanya = D2?

N 2 D 1 N 2 100 100
= = = = N2 = .280 = 466rpm
N 1 D 2 280 60 60

d) Selanjutnya putaran akan direduksikan untuk mengurangi

kecepatan hal itu dilakukan karena untuk pulley selanjutnya hanya

memerlukan putaran yang kecil maka pada kali ini pulley pereduksi

kecepatan yang memiliki diameter pulley penggerak 80mm dan

pulley yang digerakkan 300mm maka perhitungan rpm ditentukan

sebagai berikut:

N1 = 280rpm

D1 = 80mm

D2 = 300mm

Ditanya = D2?

N 2 D 1 N 2 80 80
= = = = N2 = .280 = 74,6rpm
N 1 D 2 280 300 300

e) Setelah diketahui rpm pulley pereduksi kecepatan sebesar 74,6

dibulatkan 75rpm maka putaran tersebut akan direduksikan

kembali untuk menggerakkan pulley engkol penggerak meja

dengan pulley penggerak berdiameter 80mm dan pulley yang

digerakkan 300mm maka didapatkan hasil sebagai berikut:

N1 = 280rpm

D1 = 80mm

D2 = 300mm

Ditanya = D2?

37
N 2 D 1 N 2 89 80
= = = = N2 = .75 = 20rpm
N 1 D 2 75 300 300

c. V-Belt

V-belt merupakan komponen mesin berbahan dasar karet dengan

lapisan canvas dan didalamnya terdapat kawat baja yang berfungsi

menyalurkan energy atau mentransmisikan tenaga dari pulley motor ke

pulley lainnya, v-belt memuliki karakteristik yang fleksibel sehingga

penggunaannya dirasa efisien untuk mesin pemotong lontongan kerupuk

kapasitas 50kg/jam ini dan v-belt memiliki tingkat kebisingan yang rendah

hal ini dapat mengurangi kebisingan saat mesin beroprasi.

Gambar 4.3 v-belt


1) Perhitungan menentukan panjang v-belt

38
Berikut merupakan perhitungan panjang v-belt yang akan

digunakan, dimana pada mesin perajang lontongan kerupuk

kapasitas 50kg/jam menggunakan v-belt tipe V berbahan dasar

karet dan berjumlah ada 5 buah v-belt yang dimana ada berbagai

macam ukuran sesuai perhitungan berikut ini.

a) Perhitungan v-belt 1 (motor)

Diketahui

Diameter pulley penggerak (d1) = 60mm

Diameter pulley yang digerakkan (d2) = 300mm

Jarak antara poros pulley A dan B = 340mm

[
L=2. x + (d 2+ d 1)
π
2]+¿

[
= 2.340 + (300+ 60)
3 ,14
2 ]
+¿

= 1287,5mm

Hasil perhitungan berhasil menentukan panjang

1287,5mm akan tetapi panjang tersebut dirasa kurang efektif

maka perhitungan diatas yaitu 1245mm = 49inch (1inch =

25,4mm) sehingga memakai tipe A-49

b) Perhitungan v-belt 2 dan 3 (penggerak pisau)

- V-belt 2 (penerus putaran)

Diketahui

Diameter pulley penggerak (d1) = 100mm

Diameter pulley yang digerakkan (d2) = 100mm

Jarak antara poros pulley A dan B = 500mm

39
[
L=2. x + (d 2+ d 1)
π
2]+¿

[
= 2.500 + (100+100)
3 , 14
2 ]
+¿

= 1314mm

Ukuran berdasarkan perhitungan diatas yaitu 1314mm

= (1inch = 25,4mm) sehingga memakai tipe A-51.

- V-belt 3 (pisau)

Diketahui

Diameter pulley penggerak (d1) = 100mm

Diameter pulley yang digerakkan (d2) = 60mm

Jarak antara poros pulley A dan B = 320mm

[
L=2. x + (d 2+ d 1)
π
2]+¿

[
= 2.320 + (60+100)
3 ,14
2 ]+¿

= 889,75mm

Ukuran 889,75mm hasil perhitungan diatas masih

kurang efektif sehingga dirubah yang medekatin yaitu 889mm

(1inch = 25,4mm) sehingga memakai tipe A-35.

c) Perhitungan v-belt 4 (pereduksi kecepatan 2)

Diketahui

Diameter pulley penggerak (d1) = 80mm

Diameter pulley yang digerakkan (d2) = 300mm

Jarak antara poros pulley A dan B = 340mm

40
[
L=2. x + (d 2+ d 1)
π
2
+¿
]
[
= 2.340 + (300+ 80)
3 ,14
2 ]
+¿

= 1276,76mm

Ukuran 1276,76mm dibulatkan sehingga diubah

menjadi ukuran yang mendekati perhitungan diatas yaitu

1276mm = 50 inch (1inch = 25,4mm) sehingga memakai tipe

A-50.

d) Perhitungan v-belt 5 (engkol penggerak meja)

Diketahui

Diameter pulley penggerak (d1) = 80mm

Diameter pulley yang digerakkan (d2) = 300mm

Jarak antara poros pulley A dan B = 640mm

[
L=2. x + (d 2+ d 1)
π
2]+¿

[
= 2.640 + (300+ 80)
3 ,14
2 ]
+¿

= 1895,5 (tipe A-74)

2) Perhitungan jarak sumbu poros

a) Jarak sumbu poros v-belt 1

b = 2L −3,14(dp2+Dp1)

= 2.1245 – 3,14(300+60)

= 1359,6

41
Maka

C = b+ √b 2−8 ¿ ¿ ¿

C = 1359 , 6+ √ 1359 , 62−8 ¿ ¿ ¿

C = 339,8mm

b) Jarak sumbu poros v-belt 2

b = 2L −3,14(dp2+Dp1)

= 2.1314 – 3,14(100+100)

= 2000

Maka

C = b+ √b 2−8 ¿ ¿ ¿

C = 2000+ √20002−8 ¿¿ ¿

C = 500mm

c) Jarak sumbu poros v-belt 3

b = 2L −3,14(dp2+Dp1)

= 2.889 – 3,14(60+100)

= 1275,6

Maka

C = b+ √b 2−8 ¿ ¿ ¿

C = 1275 , 6+ √ 1275 , 62−8 ¿ ¿ ¿

C = 318,8mm

d) Jarak sumbu poros v-belt 4

b = 2L −3,14(dp2+Dp1)

42
= 2.1276 – 3,14(300+80)

= 1358,8

Maka

C = b+ √b 2−8 ¿ ¿ ¿

C = 1358 , 8+ √ 1358 , 82−8 ¿ ¿ ¿

C = 339,5mm

e) Jarak sumbu poros v-belt 5

b = 2L −3,14(dp2+Dp1)

= 2.1895,5 – 3,14(300+80)

= 2597,5

Maka

C = b+ √b 2−8 ¿ ¿ ¿

C = 1895 , 5+ √ 1895 ,52 −8 ¿ ¿ ¿

C = 649,3mm

d. Bantalan

Gambar 4.4 Bantalan


Bantalan merupakan salah satu elemen mesin pada perancangan

kali ini yang memiliki peranan fungsi yang sangat penting fungsi itu

43
sendiri yaitu untuk menumpu sebuah poros supaya poros yang terdapat

pada mesin dapat berputar dengan sempurna dan lancar tanpa mengalami

gesekan yang berlebih. Poros pada mesin ini ada 2 macam ukuran dari

17mm dan 25mm sehingga memakai bantalan jenis gelinding ball

singlerow deepgrove dengan tipe P204 dan P205, dari hasil pemilihan

bantalan tersebut dapat ditentukan umur bantalan sebagai berikut:

Bantalan P204

Diameter dalam (d) = 20mm

Diameter luar (D) = 47mm

Co = 6,7kN = 1506lb

C = 12,7kN= 2855lb

Perhitungan umur bantalan

Lh=¿

Lh=¿

Lh = 527.747,15 jam kerja

Bantalan P205

Diameter dalam (d) = 25mm

Diameter luar (D) = 52mm

Co = 7,8kN = 1753lb

C = 14kN= 3147lb

Perhitungan umur bantalan

Lh=¿

44
Lh=¿

Lh = 430.541,31 jam kerja

e. Poros

Gambar 4.5 Poros


Poros merupakan elemen mesin pada sistem transmisi yang

memiliki fungsi yaitu menyambungkan tenaga yang didapat dari motor ke

pulley-pulley yang berada pada sistem transmisi pada mesin ini, pada

mesin ini menggunakan poros dengan variasi ukuran 2 macam untuk poros

penghubung pulley menggunakan ukuran 10mm dam untuk poros pisau

menggunakan ukuran 30mm.

1) Berikut merupakan perhitungan torsi yang terjadi pada poros-poros

yang digunakan dalam sistem transmisi mesin perajang lontongan

kerupuk kapasitas 50kg/jam ini:

a) Torsi yang terjadi pada poros 1

Diketahui

45
P = 375 watt

n = 280rpm

Ditanya = T..?

P .60 375. 60
T= = = 12,76 Nm
2. π . n 2.3 , 14. 280

b) Torsi yang terjadi pada poros 2 (penghubung tenaga)

Diketahui

P = 375 watt

n = 280rpm

Ditanya = T..?

P .60 375. 60
T= = = 12,76 Nm
2. π . n 2.3 , 14. 280

c) Torsi yang terjadi pada poros 3 (penggerak pisau)

Diketahui

P = 375 watt

n = 460rpm

Ditanya = T..?

P .60 375. 60
T= = = 7,78 Nm
2. π . n 2.3 , 14. 460

d) Torsi yang terjadi pada poros 4 (pereduksi kecepatan)

Diketahui

P = 375 watt

n = 75rpm

Ditanya = T..?

P .60 375. 60
T= = = 47,77 Nm
2. π . n 2.3 , 14. 75

46
e) Torsi yang terjadi pada poros 5 (penggerak engkol)

Diketahui

P = 375 watt

n = 20rpm

Ditanya = T..?

P .60 375. 60
T= = = 179,14 Nm
2. π . n 2.3 , 14. 20

f. Engkol Penggerak Meja

Gambar 4.6 Engkol Penggerak Meja

Engkol penggerak meja ini merupakan salah satu komponen pada

sistem transmisi alat perajang krupuk kapasitas 50kg/jam yang

keberadaannya cukup penting, karena komponen ini berfungi untuk

menggerakkan meja kekanan dan kekiri sehingga pemotongan dapat

dilakukan, komponen ini bermaterial besi hollow astm a36 memiliki

panjang 75cm dengan tebal 1mm lebar 2,5cm dan tinggi 1,5cm engkol ini

dapat ditentukan dengan mengikuti dimensi rangka mesin.

47
2. Cara Kerja

a. Cara kerja sistem transmisi

Pada mesin perajang lontongan kerupuk kapasitas 50kg/jam ini

memiliki sistem transmisi yang berkerja secara berkelanjutan mulai dari

motor listrik ke pisau sampai ke meja lontongan, dan berikut beberapa

langkah cara kerja sistem transmisi.

1) Mesin on motor listrik akan berputar

2) Dari motor listrik tenaga akan diteruskan dengan v-belt ke pulley

diameter 300mm.

3) Lalu di rangkaian poros pulley tersebut terdapat 2 pulley lagi

berukuran 100mm dan 80mm.

4) Pulley yang berukuran 100mm meneruskan tenaga ke pisau.

5) Pulley berukuran 80mm meneruskan tenaga ke pulley pereduksi.

6) Setelah melalui pereduksian tenaga kemudian tenaga diteruskan

ke pulley penggerak meja.

48
7) Pada pulley penggerak meja dengan ukuran 300mm terdapat

poros engkol yang bekerja untuk menggerakan meja kearah kanan

dan kiri.

b. Cara kerja mesin perajang lontongan kerupuk kapasitas 50kg/jam

1) Siapkan adonan lontongan kerupuk siap potong lalu basahi

lontongan menggunakan air agar lebih lunak.

2) Tata lontongan ke meja penjepit dengan rapi kemudian jepit

lontongan hingga dirasa sudah kuat.

3) Atur tebal tipis pemotongan sesuai yang diinginkan dengan

menggeser pengatur ketebalan.

4) Colokkan kabel mesin ke sumber listrik lalu hidupkan mesin.

5) Mesin akan bekerja memotong lontongan kerupuk sesuai dengan

ketebalan yang sudah diatur.

6) Meja akan bergerak kekanan dan kekiri dengan penjepit maju

kedepan kearah pisau.

7) Penjepit maju dengan sistem ulir dan gear jika meja bergerak

kekiri gear akan loss atau tidak memutar ulir dan jika meja

49
bergerak kekanan gear menyentuh rantai dan akan menggerakkan

ulir sehingga penjepit bergerak maju.

8) Jika pemotongan sudah berjalan lontongan akan terpotong

menjadi tipis-tipis dan jatuh kedalam wadah.

9) Setelah lontongan sudah mulai habis maka penjepit akan menekan

limit switch secara otomatis lalu mesin akan berhenti dengan

sendirinya.

10) Jika sudah berhenti mundurkan penjepit dengan menekan tombol

pada mesin lalu penjepit akan mundur secara otomatis

menggunakan rangkaian servo pada sistem kelistrikan,

C. Hasil Uji Coba Produk

Hasil perancangan sistem transmisi mesin perajang lontongan kerupuk

kapasitas 50kg/jam ini diuji apakah rangkaian transmisi sudah dapat berjalan

dengan baik atau tidak dan melihat apakah dapat menggerakkan komponen

pemotong sesusai dengan desain dan perancangan, pemeriksaan fisik dimulai dari

kesesuaian ukuran pulley dan v-belt apakah semua sudah sesuai lalu dilakukan

ujicoba dengan memotong lontongan kerupuk yang sudah disiapkan dan

memeriksa tingkat keaman mesin terhadap operator yang mengoprasikan.

Tabel 4.2 Tabel Uji Coba Mesin

No Pengujian Sistem Transmisi Mesin Perajang Lontongan

1 Bahan baku Lontongan kerupuk sadariyah

2 Jumlah bahan 7-10 kilogram

3 Waktu persiapan 5 menit

4 Waktu pemotongan 10-15 menit

50
Tabel 4.3 Kesesuaian Perhitungan Komponen
No Komponen Keterangan

1 Pulley Ukuran diameter semua sudah sesuai dengan


perhitungan yang dilakukan.
2 V-belt Ukuran dan tipe v-belt yang digunakan semua
sudah sesuai dengan hasil yang ditentukan.
3 Poros Semua ukuran sesuai dan bekerja dengan

baik.

4 Bantalan Kebutuhan tipe. bantalan semua sudah sesuai


dengan yang diinginkan
5 Engkol Engkol penggerak sudah bekerja sesuai
harapan.

D. Hasil Validasi

Hasil validasi merupakan sebuah langkah yang dilakukan setelah proses

perencanaan dan perakitan alat selesai maka dilakukanlah validasi alat yang

bertujuan untuk mengetahui alat yang telah dibuat memenuhi kriteria untuk

beroprasi atau tidak. Dari penilaian berbagai aspek mulai dari aspek desain,

komponen, kinerja, kualitas dan layanan after sales, dapat dilihat sebagai berikut :

1. Aspek Desain

Validator pertama memberikan nilai pada indikator estetika, ergonomis,

dan keamanan dengan nilai cukup.

Validator kedua memberikan nilai pada indikator estetika, ergonomis, dan

keamanan dengan nilai cukup.

2. Aspek Komponen

51
Validator pertama memberikan nilai pada indikator penggerak utama,

sistem transmisi, rangka, casing, komponen menyambung dengan nilai

baik.

Validator kedua memberikan nilai pada indikator penggerak utama, sistem

transmisi, rangka, casing, komponen penyambung dengan nilai baik.

3. Aspek Kinerja

Validator pertama memberikan nilai pada indikator kesesuaian produk

dengan desain, getaran kebisingan dengan nilai baik.

Validator kedua memberikan nilai pada indikator kesesuain produk dengan

desain, getaran dan kebisingan dengan nilai baik.

4. Aspek Kualitas

Validator pertama memberikan nilai pada indikator kesesuaian ukuran dan

pemilihan bahan baku, kondisi bahan baku, kehandalan produk dengan

nilai baik.

Validator kedua memberikan nilai pada indikator kesesuain ukuran dan

pemilihan bahan baku, kondisi bahan baku, kehandalan produk dengan

nilai baik.

5. Aspek Layanan After Sales

Validator pertama memberikan nilai pada indikator ketersediaan

komponen dipasaran, dan kemudahaan dalam servis dengan nilai baik.

52
Validator kedua memberikan nilai pada indikator ketersediaan komponen

dipasaran, dan kemudahan dalam servis dengan nilai baik.

6. Aspek Limbah

Validator pertama memberikan nilai pada indikator bahan yang sudah

tidak terpakai bisa direuse atau recyle kembali dengan nilai cukup.

Validator kedua memberikan nilai pada indikator bahan yang sudah tidak

terpakai bisa direcuse atau recyle kembali dengan nilai baik.

Dengan catatan dari kedua validator menyarankan agar memperhatikan

tingkat keamanan atau safety pada lingkungan sekitar dengan cara

menambahkan cover pada pulley yang menonjol keluar.

E. Keunggulan dan Kelemahaan Produk

Dalam perancangan sistem transmisi mesin perajang lontogan kerupuk

kapasitas 50kg/jam ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat

mendesain, termasuk keunggulan dan kelemahan dari alat tersebut. Manfaat alat

dapat dicapai jika bisa dapat memodifikasi dan mendesain ulang berdasarkan

komponen dan menambahkan komponen yang dapat mendukung proses kerja

alat. Dan jika desain dan produk tidak sejalan, akan ada kerugian. kekuatan dan

kelemahan alat perajang lontongan kerupuk kapasitas 50kg/jam anatara lain

1. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Transmisi Mesin Perajang

Lontongan Kerupuk Kapasitas 50kg/jam


Tabel 4.4 Keunggulan dan Kelemahan
Sistem Transmisi

53
No Keunggulan Kelemahan

1 Menggunakan komponen v-belt Terlalu banyak v-belt yang

sehinggi mengurangi tingkat diperlukan dalam 1 alat

kebisinan alat

2 Desain transmisi yang bisa Ada 1 komponen pulley yang

terbilang minimalis sehingga menonjol keluar sehingga segi

memperkecil dimensi mesin safety agak kurang

agar tidak banyak memakan

tempat

3 Perawatan yang terbilang cukup Cukup banyak komponen yang

mudah sehingga memudahkan perlu dilakukan pengecekan

pengguna mesin perajang secara berkala

lontongan

2. Keunggulan dan Kelemahan Mesin Perajang Lontongan Kerupuk

Kapasitas 50kg/jam
Tabel 4.5 Keunggulan dan Kelemahan Alat
Perajang Lontongan Kerupuk

No Keunggulan Kelemahan

1 Sistem kelistrikan sudah Hanya untuk mematikan saat

otomatis lontongan habis dan

memundurkan meja penjepit

2 Desain yang ramping serta Ada 1 komponen pulley yang

minimalis sehingga mendapat menonjol keluar sehingga segi

kesan estetik pada alat safety agak kurang

54
3 Kapasitas yang terbilang cukup Meja lontongan yang kecil

besar yaitu 50kg/jam sehingga lontongan harus ditata

serapi mungkin agar muat

banyak

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil perancangan pada sistem tramsmisi pada mesin ini mampu

mentransmisikan daya motor ½ HP dengan 375watt dengan kebutuhan daya

untuk memotong sebesar 160,80watt atau 0,21Hp dan daya untuk

menggerakkan meja sebesar 83,08watt atau 0,11Hp dengan komponen yang

bisa dibilang banyak mulai dari pulley yang berjumlah 9 buah dengan ukuran

berdasarkan hasil perhitungan yaitu 60mm, 80mm, 100mm, 300mm, dengan

bahan material ST-37 dengan berbagai variasi rpm mulai dari 1400rpm

(motor) kemudian direduksi ke 280rpm, menuju pisau 460rpm lalu dari

280rpm direduksi menjadi 75rpm setelah itu direduksi menuju engkol

55
penggerak meja menjadi 20rpm, untuk v-belt berdasarkan perhitungan

ditemukan hasil dengan berbagai macam variasi ukuran mulai dari A-35, A-

49, A-50, A-51 hingga paling panjang A-74 dengan material karet, untuk

bantalan berjumlah 7 buah dengan 2 tipe yaitu UCP-024 dan UCP-025,

dengan ukuran poros 17mm dan 25mm bermaterial besi ST-37 dan untuk

engkol penggerak meja memiliki panjang 75cm dan bermaterial besi hollow

astm-a036

B. Saran

Menurut pembahasan yang sudah dilakukan maka perlu adanya saran

sebagai berikut:

1. Perlu adanya pengembangan modifikasi terhadap desain khususnya

pada bagian transmisi untuk mendapatkan hasil perancangan yang

lebih maksimal.

2. Disarankan agar mesin dapat memiliki performa yang maksimal dan

dapat beroprasi dengan baik perlu dilakukan perawatan pada setia

komponen.

56
DAFTAR PUSTAKA

Alhizrie, M., 2021. PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PECACAH RUMPUT

GAJAH DENGAN TIGA MATA PISAU DENGAN MOTOR LISTRIK.

Universitas Islam Riau. Pekanbaru.

Anam, C., 2016. PERENCANAAN DAYA DAN PERHITUNGAN

BANTALAN/BEARING PADA MESIN PENGUPAS KULIT KACANG

HIJAU. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Effendi, Y., Setiawan, A.D., 2017. Rancang Bangun Mesin Perajang Singkong

Industri Rumahan Berdaya Rendah, Jurnal Teknik: Universitas

Muhammadiyah Tangerang, Vol. 6, No. 1, Hal. 70-76

57
Hermawan, S., 2012. STUDI KARAKTERISTIK HIDRODINAMIKA PADA

SLIDER BEARING DENGAN PERMUKAAN SLIP DAN/ATAU

PERMUKAAN BERTEKSTUR. Universitas Diponegoro. Semarang.

Irianto, M.R.Y., 2015. RANCANG BANGUN MESIN ROL STRIP PLAT

TRANSMISI. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Koencoro, A.D., Istiqlaliyah, H. 2021. Design And Build Of Gabah Processing

Machine 5 Kg Capacity Transmission System, Procedia of Engineering

and Life Science Vol. 1. No. 1 March 2021.

Khurmi RS Gupta, JK., 2005, Text Book of Machine Design Eurasia. New Delhi.

Publising House. ltd Ram Nagar.

Koswara, Sutrisno. 2009. Pengolahan Aneka Kerupuk. www.eBookPangan.com.

Mahmudi, H., 2021. Analisa Perhitungan Pulley Dan V-Belt Pada Sistem

Transmisi Mesin Pencacah, Jurnal Mesin Nusantara. Vol. 4. No. 1. Hal.

40-46.

Maladzi, R., Prahasto, T., Widodo, A. 2017. Analisis Kerusakan Bantalan

Gelinding Dengan Variasi Kecepatan Putar Berdasarkan Pola Getaran

Menggunakan Metoda Envelope Analysis, Jurnal Teknik Mesin S-1. Vol.

5. No. 1. Hal 32-41.

Nurdiansyah, B. 2016. RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG UMBI

SISTEM TRANSMISI. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

58
Putranta, B. 2016. RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG KERUPUK

RAMBAK KULIT (SISTEM TRANSMISI). Universitas Sebelas Maret.

Surakarta.

Romadlon, I. 2021. RANCANG BANGUN MESIN WOOD CRUSHER UNTUK

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (SISTEM TRANSMISI SABUK

PULLEY DAN PASAK). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Rusnaldy, Maulana, E. M. 2017. Pengujian Mampu Las Baja Karbon Astm A36

dengan Proses Las Busur Listrik. ROTASI Jurnal Teknik Mesin. Vol. 19,

No. 4, Hal. 226−230

Soliqin, N. 2022. PROSES PRODUKSI KERUPUK IKAN LELE DENGAN

PENGAYAAN TEPUNG KELAPA DAN SARI BAYAM (AMARANTHUS

SP). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Triono, R. 2019. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERUBAHAN TATA RUANG

PASAR TRADISIONAL DI KECAMATAN MARON KABUPATEN

PROBOLINGGO. Universitas Panca Marga. Probolinggo.

59
LAMPIRAN – LAMPIRAN

*lampiran foto saat perakitan

60
61
*Lampiran foto alat perajang kerupuk milik UMKM

62
63
64
65
66
67

Anda mungkin juga menyukai