Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN WEB OF CAUTION (WOC)

BAYI BARU LAHIR (BBL) DI PUSKESMAS PAHANDUT

PALANGKA RAYA

Oleh :

Monica Elenia C. P.

P1337420923014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2023
KONSEP DASAR
Web Of Caution Bayi Baru Lahir (BBL)
DEFINISI TANDA & GEJALA
ETIOLOGI  Lahir aterm antara 37-42 minggu
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia
 Berat badan 2500 – 4000 gram
kehamilan 37-42 minggu dan berat badan 2.500-
 Panjang lahir 48 – 52 cm
4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010). 1. His (Kontraksi otot rahim)  Lingkar dada 30 – 38 cm

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir 2. Kontraksi otot dinding perut  Lingkar kepala 33 – 35 cm
 Lingkar lengan 11-12
dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 3. Kontraksi diafragma pelvis atau
 Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 kekuatan mengejan.  Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
gram (Depkes RI, 2005). 4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum  Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna

retundum.  Kuku agak panjang dan lemas


Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru
 Nilai APGAR >7
lahir sampai usia 4 minggu lahir biasanya dengan
 Gerakan aktif
usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).  Bayi lahir langsung menangis kuat

DAFTAR PUSTAKA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Bobak, Lowdermilk, Jansen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
1) pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 PENATALAKSANAAN Edisi 4. Jakarta : EGC.
menunjukkan status praasidosis, tingkat MNH, JNPK-KR dan DepKes. 2003. Buku Acuan Persalinan Normal.
1. Membersihkan jalan nafas Bayi normal
rendah menunjukkan gangguan asfiksia Jakarta : DepKes

bermakna. 2. Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali NANDA. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :
EGC
2) Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. pusat dipotong sebelum atau sesudah
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
hematokrit berkisar antara 43% sampai plasenta lahir Maternal dan Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
61%. 3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada RI DepKes. 2005. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta :

3) Tes Coombs langsung pada daerah tali DepKes.


waktu baru lahir
Saifuddin, abdul bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
pusat menentukan adanya kompleks 4. Memberi Vitamin K Untuk mencegah Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
antigen-antibodi pada membran sel darah
terjadinya perdarahan Prawirohardjo.
merah yang menunjukkan kondisi
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
hemolitik.
6. Identifikasi Bayi Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
4) Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir
pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2 Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari. PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Bersihan jalan napas tidak efektif (SDKI D.0001)
Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi
jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten.
Risiko infeksi (SDKI.0142, hal 304)
Bersihan jalan napas (SLKI L.01002)
Bersihan jalan napas meningkat berarti kemampuan pasien membersihkan sekret atau obstruksi Tingkat infeksi (SLKI 14137, hal 139): Tingkat infeksi menurun dengan kriteria hasil:
jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten meningkat.
 Keluhan nyeri menurun (1)
Tujuan :
Bersihan jalan napas ekspektasi meningkat/membaik  Demam menurun (1)
Latihan batuk efektif (SIKI I.01006)
Pencegahan Infeksi (SIKI.1453, hal 278):
Latihan batuk efektif adalah intervensi yang dilakukan untuk melatih pasien yang tidak
memiliki kemampuan batuk secara efektif agar dapat membersihkan laring, trakea, dan Observasi
bronkiolus dari sekret atau benda asing di jalan napas.
Observasi  Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
 Identifikasi kemampuan batuk Terapeutik
 Monitor adanya retensi sputum
 Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas  Batasi jumlah pengunjung
 Monitor input dan output cairan (misal: jumlah dan karakteristik)  Berikan perawatan kulit pada area edema
Terapeutik  Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
 Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi
 Atur posisi semi-fowler dan fowler Edukasi
 Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
 Buang sekret pada tempat sputum  Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Edukasi  Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Ajarkan etika batuk
 Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif  Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
 Anjurkan Tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian  Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik  Anjurkan meningkatkan asupan cairan
 Anjurkan mengulangi Tarik napas dalam hingga 3 kali Kolaborasi
 Anjutkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik napas dalam yang ke-3
Kolaborasi  Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

 Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu.

Anda mungkin juga menyukai