Template Analisis Lembaga Pendidikan - Kelas V A
Template Analisis Lembaga Pendidikan - Kelas V A
MK EDUPRENEURSHIP
Oleh :
Ni Kadek Ayu Putri (2101882030007)
Ayu Diah Adnya Nirmala (2101882030008)
Rahma Syahlani (2101882030021)
Dewa Ayu Alit Riska Dewi (2101882030026)
- Pengorganisasian Pembelajaran Di
Lembaga Bimbingan Belajar Ebisie.
- Pengorganisasian Pembelajaran Di
Lembaga Bimbingan Belajar Ebisie
3 - Bab I Pendahuluan
- Urgensi Penelitian
- Pembelajaran.
Rahma Syahlani
(2101882030021)
4. - Bab III Tujuan dan Manfaat Penelitian
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Pendekatan Penelitian
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
kolaborasi yang harmonis antara para penyandang dana, peneliti, mahasiswa serta
Penulis mengucapkan terima kasih atas semua support yang diberikan oleh semua
pihak yang tidak dapat disampaikan satu persatu. Mudah-mudahan kolaborasi ini
Penulis
DAFTAR ISI
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
B. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :
menerapkan ilmu dan teori yang telah diketahui dan dipelajari serta
kota gorontalo.
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian studi kasus. Pendekatan ini, diarahkan pada
individu-individu tersebut secara kholistik (utuh), dalam hal ini tidak boleh
mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis
tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Studi
kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan
terperinci, memiliki data yang mendalam dan menyertakan berbagai
sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu, tempat, dan kasus
yang dipelajari penelitian dalam studi kasus ini melakukan studi kasus
berupa masalah tentang strategi pengelolaan pembelajaran. Penggunaan
metode ini didasarkan pada keinginan peneliti untuk mendapatkan
gambaran secara mendalam tentang strategi pengelolaan pembelajaran.
B. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian mencakup: Perencanaan Pembelajaran,
Pengorganisasian Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran, dan Evaluasi
Pembelajaran. Instrument penelitian yang diperlukan untuk menjaring data
dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut:
c. Pengembangan
2 Pengorganisasia 3. Strategi apa saja
proses pembelajaran
n Pembelajaran yang di gunakan
Di Lembaga dalam
Bimbingan mengembangkan
d. Mendesain kelas
Belajar EBISIE proses
Kota Denpasar pembelajaran?
4. Bagaimana
cara tentor
membuat kelas
e. Menciptkan
tetap kondusif
tata tertib kelas
saat kegiatan
pembelajaran
berlangsung?
5. Apakah yang
f. Pengelompokan
siswa tentor lakukan
ketika ada siswa
yang tidak tertib
saat kegiatan
pembelajaran
berlangsung?
6. Didalam
pembelajaran
apakah ada
pengelompoka
n siswa yang
tingkat
pemahaman
rendah dengan
kelompok siswa
yang tingkat
pemahamannya
sedang dan
tinggi ?
3 7. Strategi apa yang
g. Strategi efektif
Pelaksanaan efektif diterapkan
Pembelajaran oleh tentor dalam
Di Lembaga pelaksanaan
Bimbingan program
h. Mengatasi masalah
Belajar EBISIE pembelajaran?
pembelajaran
Kota Denpasar 8. Bagaimana
mengatasi
masalah anak
yang kurang
i. Pendekatan
paham dalam
dalam
pembelajaran
pembelajaran
berlangsung?
9. Bagaimana
mengatasi
j. Bentuk evaluasi
siswa belajar
supaya fokus
dalam
pembelajaran?
10. Apakah bentuk
tes evaluasi
mengacu dari
pusat atau di
buat masing-
masing oleh
tentor?
a. Persiapan Pembelajaran
Berkaitan dengan data tentang perencanaan pembelajaran, dilakukan
wawancara dengan pemilik dari bimbingan belajar Ebisie dan diperoleh informasi
bahwa:
“Materi sudah ada, jadi tentor hanya perlu mempersiapkan games untuk
menarik perhatian siswa atau bias sebagai ice breaking di awal
pembelajaran. Materi dari games itu sendiri bisa berkaitan dengan materi
pembelajaran atau tidak”.
Informasi ini kemudian didukung oleh guru bahasa inggris yang lain,
dijelaskan bahwa:
b. Strategi Khusus
Informasi ini didukung oleh guru Bahasa inggris yang lain , dijelaskan
bahwa:
oleh guru. Namun, dalam mengajar guru di bimbingan belajar Ebisie biasanya
dengan kondisi kelas pada saat mengajar demi menciptakan suasana belajar yang
bahwa:
b. Mendesain Kelas
instruksi atau perintah tegas kepada siswa ketika kondisi kelas mulai tidak
kondusif pada saat proses pembelajaran berlangsung, agar siswa dapat memahami
instruksi atau perintah tegas kepada siswa ketika kondisi kelas mulai tidak
kondusif pada saat proses pembelajaran berlangsung, agar siswa dapat memahami
siswa yang tidak tertib di kelas ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.
e. Pengelompokan Siswa
“Tentu ada pengelompokkan siswa dan itu dilakukan di awal pada saat
siswa melakukan pendaftaran sehingga di kelas rata-rata siswa sudah
memiliki kemampuan yang hamper sama. Namun, tentu pasti ada kelihatan
siswa yang aktif dan yang kurang aktif”.
Informasi tersebut didukung oleh informan guru bahasa inggris dan
dijelaskan bahwa:
bimbingan belajar Ebisie ada yang dinamakan pengelompokan siswa yang tingkat
pemahaman siswa tersebut akan dibedakan kelasnya. Meskipun dalam satu kelas
tersebut ada siswa yang aktif dan kurang aktif, pada dasarnya kemampuan atau
Pada lembaga bimbingan belajar Ebisie ini tidak ada kepala sekolah
berperan sebagai penanggung jawab bimbingan belajar Ebisie ini.. Dalam hal
pembelajaran.
a. Strategi Efektif
didapatkan dengan melakukan wawancara salah satu guru bahasa inggris, bahwa:
“Strategi efektif yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas
mungkin memisahkan siswa yang suka bermain dengan siswa lainnya.
Misalnya siswa A dan siswa B sering bermain jika duduk bersebelahan,
itu diarahkan untuk duduk memisah agar mereka dan juga teman-
temannya yang lain dapat mengikuti pembelajaran dengan efektif dan
nyaman”.
Dilakukan juga wawancara dengan guru bahasa inggris yang lain dan
dijelaskan bahwa:
dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tentor menunjukan bahwa strategi yang
dengan mengkondisikan kelas agar tertib dan nyaman melakukan proses belajar
mengajar, yaitu dengan memisahkan siswa yang sering bercanda sehingga mereka
dilakukan juga pendekatan dengan siswa agar siswa merasa nyaman dan dekat
dengan guru sehingga mereka bisa mengikuti proses pembelajaran dengan efektif.
b. Mengatasi Masalah Pembelajaran
dijelaskan bahwa:
bahwa, dalam mengatasi masalah anak yang kurang paham dalam pembelajaran
oleh siswa dengan cara yang lain agar siswa tersebut dapat dengan mudah
menangkap dan memahami materi tersebut. Jika cara tersebut tidak mempan,
maka siswa akan diberikan kelas khusus untuk membahas materi yang kurang
“Kalau untuk fokus biasanya masih bias diupayakan dengan games yang
dilakukan di awal, diakhir, atau diawal dan diakhir tergantung kondisi
kelas. Untuk anak-anak yg kurang fokus itu kita berusaha memberikan
atensi lebih “.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan dapat di simpulkan
bahwa, dalam mengatasi siswa yang kurang fokus dalam pembelajaran yaitu
dengan memberikan selingan games agar siswa tidak bosan dengan proses
program. Di bimbingan belajar Ebisie hingga saat ini berjalan efektif dan efisien,
“Untuk tes evaluasi berkala (yang biasa kami sebut dengan review test)
sudah disediakan oleh kami. Tes tersebut diberikan kepada siswa setiap
selesai 4 lesson. Jadi, ketika sudah melewati 4 lesson satu persatu siswa
akan diberikan review test untuk mengukur pemahaman siswa setelah
mempelajari keempat lesson tersebut”.
Informasi tersebut dikonfirmasikan kembali dengan informan Tentor
“Iya, tesnya mengacu dari pusat langsung, dan disini juga tentor
mempunyai inovatif sendiri untuk membuat suatu evaluasi untuk para
siswa dan orang tua ssiwa yang isinya materi yang sudah dipelajari hari
itu”.
Informasi ini didukung oleh guru bahasa inggris yang menjelaskan bahwa :
bentuk tes evaluasi selalu mengacu dari pusat langsung, yaitu pemilik bimbingan
pembelajaran dilakukan wawancara dengan salah satu guru bahasa inggris yang
menjelaskan bahwa:
“Iya, jadi kita menulis semacam report mengenai materi yang sudah
dibahas hari itu dan laporan ketika selesai melakukan review test”.
Informasi ini didukung oleh guru bahasa inggris yang menjelaskan bahwa:
“Iya, saya selalu melakukan evaluasi saat pembelajaran selesai dan setiap
4 lesson kami melakukan review test. Biasanya dilakukan pengambilan
video pada saat siswa mengikuti review test yang kemudian video tersebut
akan dilaporkan/diberikan kepada orang tua siswa”.
disimpulkan bahwa, setiap siswa selesai mempelajari 4 lesson, maka tentor selalu
melakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana tingkat pemahaman siswa dengan
materi yang sudah diajarkan dan apa yang perlu ditingkatkan lagi oleh siswa. Dan
Ebisie, orang tua siswa dan juga siswa mendapatkan laporan hasil belajar. Jadi,
semua orang tua siswa dan juga siswa akan mendapatkan laporan hasil belajar
KOTA DENPASAR
Anggota Tim:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
kolaborasi yang harmonis antara para penyandang dana, peneliti, mahasiswa serta
Penulis mengucapkan terima kasih atas semua support yang diberikan oleh semua
pihak yang tidak dapat disampaikan satu persatu. Mudah-mudahan kolaborasi ini
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
C. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari belajar dan pembelajaran. Manusia
dapat mengembangkan potensi yang dibawa sejak lahir mereka dengan belajar.
Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya tersebut tanpa belajar.
Pembelajaran dapat terjadi di mana saja, seperti di rumah, sekolah, dan komunitas.
Selama manusia hidup di Bumi, kebutuhan mereka untuk belajar tidak akan
pernah berhenti. Ini karena dunia, termasuk manusia, selalu berubah.
Menurut Sadiman et al. (1986:2), "Belajar (learning) adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia
masih bayi sampai ke liang lahat nanti." Belajar dapat terjadi di rumah, di sekolah,
di tempat kerja, di tempat ibadah, di masyarakat, dan dengan cara apa pun.
Adanya perubahan dalam tingkah laku adalah salah satu tanda bahwa seseorang
telah belajar. Perubahan ini termasuk perubahan dalam pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotor), dan sikap atau tingkah laku (afektif).
Dapatt disimpulkan bahwa pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu
interaksi aktif antara guru dan siswa yang berinteraksi sebagai subjek
pembelajaran. Proses pembelajaran adalah aktivitas yang melibatkan sistem
rancangan pembelajaran yang memungkinkan interaksi antara penyedia materi
(guru) dan penerima materi (siswa atau murid). Pendekatan pembelajaran, strategi
pembelajaran, dan metode pembelajaran harus diterapkan untuk merancang
kegiatan pembelajaran.
.
B. Temuan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai data dan hasil wawancara yang telah dilakukan
bimbingan belajar primagama kota gorontalo, temuan yang di lakukan pada bagian ini
berdasarkan pada paparan data yang diperoleh di lapangan dan dirumuskan berdasarkan
penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab pendahuluan. Atas dasar focus
penelitian dan paparan data yang telah disajikan sebelumnya akhirnya dihasilkan temuan-
pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis dilakukan oleh guru dalam
belajar serta mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan
tentunya yang harus dipersipkan dalam pembelajaran yaitu seperti ruangan kelas, buku
tentor bisa memanfaatkan berbagai media belajar secara baik, maka tentor dapat
berbagi peran dengan media. Dengan begitu peran tentor akan lebih mengarah sebagai
kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Proses kegiatan akan terjadi jika
siswa dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar. dan, 2) strategi khusus dalam
metode pendekatan khusus kepada siswa sehingga tentor dapat memberikan pembinaan
maupun arahan pada setiap siswa yang masih belum mengerti atau paham dengan
Materi
Pembinaan
Buku Panduan
Media Arahan
dalam mengembangkan proses pembelajaran yaitu dengan cara apa yang tidak dapat
mendesain kelas. Dalam mendesain kelas cara untuk membuat kelas kondusif saat
pembelajaran berlangsung yaitu selalu menerapkan disiplin tepat waktu dan juga di
dalam kelas harus aman dan tertib pada saat proses pembelajaran berlangsung, agar
anak-anak dapat memahami apa yang diajarkan oleh tentor. 3) menciptakan tata
tertib kelas. untuk menciptakan ketertiban dalam kelas saat proses pembelajaran di
kelas perlu adanya peringatan kepada siswa agar bisa menjaga tata tertib dalam
ruangan ketika ada yang tidak tertib sebaiknya di berikan sanksi agar tidak
pemahamannya tinggi, sedang dan rendah. Jadi jika tingkat pemahamannya lebih
tinggi berarti dipisahkan di ruangan tersendiri begitu pula dengan yang sedang dan
rendah.
Ebisie.
Pengembangan
proses
pembelajaran
Mendesain
ruangan
kelas Berimpilkasi pada
Pengorganisasi proses belajar
mengajar di kelas
an Menciptakan
pembelajaran tata tertib
kelas
Pengelompokan
Siswa
dilakukan oleh tentor menunjukan bahwa strategi yang paling efektif diterapkan oleh tentor
Metode pendekatan disini dimana antara siswa dan tentor ibaratnya seperti ibu dan anak,
dengan menggunakan metode pendekatan ini tentor dapat mengetahui mana yang belum di
mengerti atau belum pahami dengan materi yang di ajarkan di dalam kelas. 2) mengatasi
masalah pembelajaran. dalam mengatasi masalah anak yang kurang paham dalam
pembelajaran berlangsung harus diberikan konsis atau disebut konsultasi siswa, setiap siswa
wajib mendapatkan layanan konsultasi baik konsultasi belajar maupun konsultasi lainnya
yang bertujuan meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar serta konsultasi pencapaian
tujuan belajarnya. Konsis juga diberikan kepada siswa setiap saat siswa membutuhkan baik
saat siswa membutuhkan baik saat di dalam kelas maupun saat di luar kelas. 3) pendekatan
dalam pembelajaran. dalam mengatasi siswa agar fokus dalam pembelajaran yaitu dengan
cara tentor melakukan pendekatan kepada siswa agar bisa mengarahkan siswa dan memberi
stimulus agar siswa paham dengan apa yang di ajarkan oleh tentor, sehingga mereka tetap
Ebisie.
Pelaksanaan Meningkatkan
Pembelajaran di pemahaman siswa
Lembaga bimbingan dalam pembelajaran
belajar Ebisie
Mengatasi masalah
dalam pembelajaran
penelitian dilapangan meliputi: 1) bentuk tes evaluasi. bentuk tes evaluasi selalu
mengacu dari pusat langsung, dan disesuaikan dengan modul yang disusun sesuai
kurikulum diknas pusat. 2) Pelaporan hasil evaluasi. Bahwa saat proses pembelajaran
selesai, maka tentor selalu melakukan evaluasi pada anak-anak , agar tentor bisa melihat
sejauh mana tingkat pemahaman anak-anak dengan materi yang di ajarkan oleh tentor
apa sudah di pahami atau tidak. Dan hasil laporan evaluasi tersebut di berikan kepada
pimpinan cabang kemudian pimpinan menghubungi orang tua siswa dan juga siswa
mendapatkan laporan hasil belajar, jadi semua siswa akan mendapatkan laporan hasil
Indikator Keberhasil
Pembelajaran
Lembaga Bimbingan Ebisie
berikut:
Bentuk evaluasi
Pelaporan hasil
evaluasi
B. Pembahasan
bimbingan belajar Ebisie, pada bagian ini dapat di uraikan strategi pengelolaan
pembelajaran. Agar mendapatkan capaian yang maksimal dan sesuai dengan yang
adalah Ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
salah satu bentuk perencanaan yaitu persiapan tentor dalam pembelajaran yaitu tentor
menyiapkan seperti ruangan kelas, buku panduan Primagama, materi-materi dan media
cara apa yang tidak dapat diketahui oleh siswa dikembangkan kembali materi-materi
pelajarannya, dan untuk membuat kelas kondusif saat pembelajaran berlangsung yaitu
selalu menerapkan disiplin tepat waktu dan juga di dalam kelas harus aman, tertib pada
saat proses pembelajaran berlangsung agar anak-anak dapat memahami apa yang
diajarkan oleh tentor. Strategi dalam mengembangkan proses pembelajaran yaitu dengan
cara apa yang tidak dapat diketahui oleh siswa dikembangkan kembali materi-materi
pelajarannya. (a) Cara untuk membuat kelas kondusif saat pembelajaran berlangsung
yaitu selalu menerapkan disiplin tepat waktu dan juga di dalam kelas harus aman, tertib
pada saat proses pembelajaran berlangsung agar anak-anak dapat memahami apa yang
diajarkan oleh tentor. (b) Menciptakan tata tertib kelas saat pembelajaran berlangsung
yaitu jika ada siswa yang tidak tertib dalam pembelajaran siswa tersebut di tegur dan di
berikan peringatan agar tidak mengulangi perbuatannya lagi dan juga anak tersebut
harus di berikan sanksi untuk menjawab soal sendiri. Hal ini didukung oleh pendapat
Sahertian (2008:149) yang mengemukakan bahwa, untuk mengatasi peserta didik yang
bermasalah guru harus memberikan bimbingan kepada peserta didik melalui cara
penguatan yaitu memberikan dorongan positif kepada peserta didik. (c) dilembaga
bimbingan belajar primagama ada yang di namakan pengelompokan siswa yang tingkat
pemahamannya tinggi, sedang dan rendah. Jadi jika tingkat pemahamannya lebih tinggi
berarti dipisahkan diruangan tersendiri begitu pula dengan yang sedang dan rendah.
Pelaksanaan pembelajaran yakni: (1) Strategi yang paling efektif diterapkan oleh tentor
metode pendekatan tentor dapat mengetahui mana yang anak tidak ketahui atau belum
paham dia langsung bertanya dan tidak malu-malu lagi bertanya. (2) mengatasi masalah
pembelajaran berlangsung yaitu jika ada anak yang kurang paham dalam pembelajaran
harus dilakukan konsis atau disebut konsultasi siswa jadi kalau ada anak kurang
mengerti dia bisa tanyakan langsung dengan instruktur tersebut. Hal ini juga dipertegas
oleh pendapat Rusdie (2011:77) mengemukakan bahwa, untuk mengatasi peserta didik
yang sering menimbulkan masalah, guru sebaiknya melakukan pendekatan yang sifatnya
teguran, menghadapi peserta didik dengan tenang, jangan memarahi peserta didik,
kegiatan sekolah. (3) pendekatan dalam pembelajaran yaitu dalam mengatasi siswa agar
fokus dalam pembelajaran yaitu dengan cara tentor melakukan pendekatan kepada siswa
agar bisa mengarahkan siswa dan memberi stimulus agar siswa paham dengan apa yang
di ajarkan oleh tentor, sehingga mereka tetap focus dalam pembelajaran berlangsung.
Hal ini didukung oleh Terry (dalam Sagala 2007:60) mengemukakan bahwa
Evaluasi pembelajaran dalam bentuk tes evaluasi selalu mengacu dari pusat primagama
langsung. Saat proses pembelajaran selesai, maka tentor selalu melakukan evaluasi pada
anak-anak , agar tentor bisa melihat sejauh mana tingkat pemahaman anak-anak dengan
materi yang di ajarkan oleh tentor apa sudah di paham atau tidak. Dan hasil laporan
akan mendapatkan laporan hasil belajar secara periodic selama mengikuti bimbingan
belajar di primagama agar perkembangan belajarnya dapat selalu terpantau. Hal ini di
keputusan.
BAB VI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
temui yaitu di mulai dari persiapan pembelajaran dan strategi khusus dalam
mengajar seperti materi yang akan di ajarkan oleh tentor, media , dan buku
panduan.
B. Saran
1. Bagi Kepala Cabang Bimbingan Belajar Ebisie : Kepala cabang harus bisa
membangun hubungan yang baik dengan siswa, orang tua, dan tutor tentunya
dalam pengembangan strategi pemasaran local serta memantau kinerja tutor dan
dan efektivitas merespons umpan balik siswa dan orang tua secara proaktif.