TUGAS 1 Pembelajaran IPA Di SD
TUGAS 1 Pembelajaran IPA Di SD
Pembelajaran IPA di SD
3. Metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktifitas dan rasa ingin
tahu peserta didik. Di dalam pembelajaran IPA banyak metode-metode yang digunakan, salah satu 20
diantaranya adalah metode eksperimen. Sebagai guru bagaimana Anda mengaplikasikan metode
eksperimen IPA SD kelas V dengan Pokok bahasan: Ekosistem yang Harmonis
4. Metode pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan aktifitas dan rasa ingin tahu peserta didik. Di
dalam pembelajaran IPA banyak metode-metode yang digunakan. Bila diberi materi Pelajaran 20
Rangka, Sendi, dan Otot: Aktor Dibalik Bentuk Tubuh Kita", pilihlah 3 metode pembelajaran yang
Anda ketahui yang cocok untuk materi tersebut dan Uraikanlah !
5. Model pembelajaran dapat digunakan untuk memilih dan menentukan strategi, metode, keterampilan
mengajar, dan aktivitas siswa dalam penekanan proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran 20
berjalan dengan baik, buatlah suatu diagram model pembelajaran IPA SD dan uraikanlah dengan
lengkap!
Jawaban
3. Sebagai guru IPA di kelas V SD, saya akan mengaplikasikan metode eksperimen untuk pokok bahasan
Ekosistem yang Harmonis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Persiapan:
- Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk eksperimen, seperti akuarium, tanaman,
hewan kecil, dan lain-lain.
- Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mencakup tujuan, langkah-langkah
eksperimen, dan penilaian.
- Memastikan siswa memahami konsep dasar tentang ekosistem.
b. Pendahuluan:
- Memotivasi siswa dengan menampilkan video atau gambar tentang ekosistem yang harmonis.
- Menggali pengetahuan awal siswa tentang komponen-komponen ekosistem.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah eksperimen yang akan dilakukan.
c. Kegiatan Inti:
- Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.
- Membagikan lembar kerja eksperimen yang berisi petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan panduan.
- Membimbing siswa dalam melakukan eksperimen, seperti:
- Membuat miniatur ekosistem dalam akuarium.
- Mengamati interaksi antara komponen-komponen ekosistem (produsen, konsumen, dan pengurai).
- Mencatat hasil pengamatan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam lembar kerja.
- Memfasilitasi diskusi antar kelompok untuk membandingkan hasil eksperimen.
d. Penutup:
- Meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimen dan kesimpulan yang
diperoleh.
- Memberikan penguatan dan umpan balik terhadap hasil eksperimen siswa.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat.
- Menyimpulkan pembelajaran dan memberikan tugas tindak lanjut.
Melalui metode eksperimen, siswa akan terlibat aktif dalam pembelajaran, meningkatkan rasa ingin
tahu, dan memahami konsep ekosistem secara lebih mendalam. Guru berperan sebagai fasilitator yang
membimbing dan mengarahkan siswa selama proses eksperimen. Dengan demikian, diharapkan
pembelajaran IPA tentang Ekosistem yang Harmonis dapat berlangsung secara efektif dan
menyenangkan bagi siswa.
4. Untuk materi pelajaran “Rangka, Sendi, dan Otot: Aktor Dibalik Bentuk Tubuh Kita”, tiga metode
pembelajaran yang cocok dan dapat meningkatkan aktivitas serta rasa ingin tahu peserta didik adalah:
1) Metode Eksperimen
- Deskripsi: Metode eksperimen melibatkan peserta didik secara langsung dalam melakukan
percobaan atau praktikum terkait materi rangka, sendi, dan otot.
- Contoh Aktivitas: Peserta didik dapat melakukan percobaan sederhana untuk mengamati struktur
dan fungsi rangka, sendi, serta otot pada tubuh manusia. Misalnya, mengamati pergerakan sendi,
menguji kekuatan otot, dan lain-lain.
- Manfaat: Metode ini dapat meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik, mendorong mereka untuk
aktif terlibat dalam pembelajaran, serta membantu memahami konsep-konsep terkait sistem gerak
secara lebih konkret.
2) Metode Demonstrasi
- Deskripsi: Metode demonstrasi melibatkan guru atau peserta didik untuk menunjukkan atau
memperagakan suatu proses, konsep, atau prosedur terkait materi rangka, sendi, dan otot.
- Contoh Aktivitas: Guru atau peserta didik dapat mendemonstrasikan pergerakan sendi, fungsi
otot, atau struktur rangka tubuh manusia dengan menggunakan model atau media pembelajaran
yang sesuai.
- Manfaat: Metode ini dapat membantu peserta didik memvisualisasikan konsep-konsep abstrak
terkait sistem gerak, serta meningkatkan pemahaman mereka melalui pengamatan langsung.
3) Metode Diskusi
- Deskripsi: Metode diskusi melibatkan peserta didik dalam kegiatan tanya-jawab, berbagi ide, dan
bertukar informasi terkait materi rangka, sendi, dan otot.
- Contoh Aktivitas: Peserta didik dapat berdiskusi dalam kelompok kecil untuk membahas topik-
topik seperti hubungan antara struktur dan fungsi rangka, sendi, serta otot, atau aplikasi konsep
sistem gerak dalam kehidupan sehari-hari.
- Manfaat: Metode ini dapat meningkatkan aktivitas peserta didik, mendorong mereka untuk
berpikir kritis, dan memfasilitasi pertukaran pengetahuan serta pemahaman yang lebih mendalam
mengenai materi yang dipelajari.
Dengan menerapkan ketiga metode pembelajaran tersebut, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
dan rasa ingin tahu peserta didik dalam mempelajari materi “Rangka, Sendi, dan Otot: Aktor Dibalik
Bentuk Tubuh Kita” pada pembelajaran IPA.
5. Baik, saya akan menjelaskan tentang 5 model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memilih dan
menentukan metode, keterampilan mengajar, dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA di SD.
1) Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
- Berpusat pada guru, dengan guru sebagai pusat informasi.
- Guru menyampaikan materi secara sistematis dan terstruktur.
- Siswa menerima informasi secara pasif.
- Cocok untuk pembelajaran konsep, prinsip, atau keterampilan.
2) Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
- Siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil.
- Siswa saling berinteraksi dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas.
- Meningkatkan keterampilan sosial dan komunikasi.
- Cocok untuk pembelajaran konsep, pemecahan masalah, dan pengembangan sikap.
3) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
- Berpusat pada siswa, dengan masalah sebagai titik awal pembelajaran.
- Siswa aktif dalam mengidentifikasi, mengumpulkan informasi, dan memecahkan masalah.
- Guru sebagai fasilitator.
- Cocok untuk pembelajaran konsep, prinsip, dan keterampilan pemecahan masalah.
4) Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry-Based Learning)
- Berpusat pada siswa, dengan siswa aktif dalam proses penyelidikan.
- Siswa merumuskan pertanyaan, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan.
- Guru sebagai fasilitator.
- Cocok untuk pembelajaran konsep, prinsip, dan keterampilan proses sains.
5) Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
- Berpusat pada siswa, dengan siswa mengerjakan proyek untuk menghasilkan produk.
- Siswa aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proyek.
- Guru sebagai fasilitator.
- Cocok untuk pembelajaran konsep, prinsip, dan keterampilan pemecahan masalah.
Dalam pembelajaran IPA di SD, guru dapat menggunakan kombinasi dari kelima model pembelajaran
tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik materi, dan kebutuhan siswa. Misalnya, guru
dapat menggunakan model pembelajaran langsung untuk menyampaikan konsep-konsep dasar,
kemudian dilanjutkan dengan model pembelajaran inkuiri atau berbasis proyek untuk mengembangkan
keterampilan proses sains dan pemecahan masalah.
Dengan menggunakan berbagai model pembelajaran yang sesuai, proses pembelajaran IPA di SD dapat
berjalan dengan baik, meningkatkan pemahaman siswa, dan mengembangkan keterampilan serta sikap
ilmiah mereka.