Anda di halaman 1dari 11

Nama : Devi Mayangsari

Nim : 857681938

Tugas 2 Pembelajaran IPA di SD

TUGAS TUTORIAL II

No Soal Skor

1.
Keterampilan
proses dalam
pembelajaran IPA 20
dapat
mengembangkan
kreativitas murid-
murid dalam belajar
sehingga mereka
secara aktif dapat
mengembangkan
dan menerapkan
kemampuannya.
Dengan demikian
buatlah contoh
tentang
keterampilan proses
sains
“memformulasi
hipótesis”!

2.
Keterampilan
proses sains adalah
proses
pembelajaran yang 20
dilakukan oleh
peserta didik untuk
menemukan proses
penyelesaian
permasalahan yang
menghasilkan
temuan baru bagi
dirinya sendiri. Bila
diberikan pokok
bahasan
“Bagaimana Cara
Mendapatkan
Energi Listrik?”
Keterampilan
proses apa yang
sesuai dengan topik
bahasan di atas
bila penerapannya
pada proses
pembelajaran IPA di
SD, uraikan
prosesnya!

3.
Pembuatan alat
peraga diharapkan
menggunakan 20
bahan-bahan yang
murah dan bisa
memanfaatkan
bahan bekas pakai
agar biaya yang
dikeluarkan tidak
terlalu mahal. Selain
itu, dalam
mengajarkan IPA
juga diperlukan
sesuatu yang dapat
menarik minat
peserta didik
diantaranya dengan
menggunakan
media dan alat
peraga. Hal ini agar
proses
pembelajaran lebih
efektif dan efesien.
Dari Dari informasi
di atas rancanglah
alat peraga & media
pendidikan dengan
topik: “Bagaimana
Cara Mendapatkan
Energi Listrik?”

4.
Alat peraga adalah
benda/alat yang di
gunakan untuk 20
memperagakan
fakta, konsep,
prinsip tertentu agar
tampak lebih
konkret. Alat bantu
adalah benda/alat
yang di gunakan
guru untuk
mempermudah
tugas dalam
mengajar. Anda
sebagai guru biasa
menggunakan
Media dan alat
peraga dalam
pembelajaran IPA.
Setelah
menggunakan alat
tersebut, uraikanlah
kelebihan dan
keterbatasan media
dan alat peraga
dalam pembelajaran
IPA tersebut!

5.
Merakit atau
menggabungkan
sejumlah konsep 20
dalam beberapa
bidang studi yang
berbeda dengan
harapan siswa akan
belajar dengan baik.
Rancanglah
Pembelajaran sains
Terintegrasi pada
kelas IV SD, dengan
topik “Daerahku dan
Kekayaan
Alamnya”.

Jawaban:

1. Contoh Keterampilan Proses Sains "Memformulasi Hipotesis":

1. Definisi Hipotesis:

- Hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji dan menjelaskan hubungan antara dua atau
lebih variabel.

- Hipotesis biasanya dibuat berdasarkan pengamatan, pengetahuan, dan pemahaman


sebelumnya tentang suatu fenomena.

2. Contoh Keterampilan Proses Sains "Memformulasikan Hipotesis":


- Misalkan seorang ilmuwan ingin mengetahui apakah pemberian pupuk dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman.

- Berdasarkan pengetahuan sebelumnya, ilmuwan dapat membuat hipotesis sebagai berikut:

"Jika tanaman diberi pupuk, maka pertumbuhannya akan lebih baik dibandingkan dengan
tanaman yang tidak diberi pupuk."

3. Karakteristik Hipotesis yang Baik:

- Dapat diuji secara empiris, artinya dapat dibuktikan melalui eksperimen atau observasi.

- Logis dan konsisten dengan teori atau pengetahuan yang ada.

- Spesifik dan jelas, sehingga dapat dioperasionalisasikan.

- Mengandung variabel independen (perlakuan) dan variabel dependen (hasil).

4. Manfaat Memformulasikan Hipotesis:

- Memberikan arah dan fokus bagi penelitian atau eksperimen yang akan dilakukan.

- Membantu ilmuwan untuk merancang prosedur pengumpulan data yang tepat.

- Memungkinkan ilmuwan untuk membuat prediksi tentang hasil yang akan diperoleh.

- Membantu ilmuwan untuk menginterpretasikan hasil penelitian dengan lebih baik.

Dalam contoh di atas, setelah ilmuwan merumuskan hipotesis, selanjutnya ia dapat merancang
eksperimen untuk menguji apakah pemberian pupuk benar-benar dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Proses memformulasikan hipotesis ini merupakan salah satu
keterampilan proses sains yang penting dalam metodologi ilmiah.

2. Keterampilan Proses Sains untuk Topik "Bagaimana Cara Mendapatkan Energi


Listrik?":

Penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA di SD terkait topik "Bagaimana


Cara Mendapatkan Energi Listrik?"

1. Pemahaman Masalah:

- Guru memperkenalkan topik dan membantu peserta didik memahami pentingnya energi
listrik dalam kehidupan sehari-hari.

- Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mereka miliki


terkait cara mendapatkan energi listrik.

2. Penelitian dan Penjajakan:


- Guru membimbing peserta didik untuk melakukan penelitian sederhana, misalnya mencari
informasi dari buku, internet, atau narasumber.

- Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi berbagai sumber energi yang dapat digunakan
untuk menghasilkan listrik, seperti tenaga air, angin, matahari, panas bumi, dll.

3. Pengumpulan Data:

- Peserta didik mengumpulkan data dan informasi terkait cara kerja setiap sumber energi
dalam menghasilkan listrik.

- Data dapat berupa gambar, diagram, penjelasan, atau data kuantitatif sederhana.

4. Analisis Data:

- Peserta didik menganalisis data yang telah dikumpulkan untuk memahami prinsip kerja
setiap sumber energi listrik.

- Guru membantu peserta didik membandingkan kelebihan dan kekurangan dari masing-
masing sumber energi.

5. Penyimpulan dan Penjelasan:

- Peserta didik menyimpulkan hasil analisis data dan menjelaskan secara rinci bagaimana
setiap sumber energi dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik.

- Guru memfasilitasi diskusi kelas untuk memperdalam pemahaman peserta didik.

6. Penerapan Pengetahuan:

- Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dengan membuat proyek
sederhana, misalnya membuat kincir angin atau sel surya mini.

- Guru dapat meminta peserta didik untuk mempresentasikan proyek mereka dan
menjelaskan prinsip kerjanya.

Dengan menerapkan keterampilan proses ini, peserta didik tidak hanya mempelajari materi
"Bagaimana Cara Mendapatkan Energi Listrik", tetapi juga mengembangkan kemampuan
berpikir kritis, pemecahan masalah, dan keterampilan praktik ilmiah yang sangat penting dalam
pembelajaran IPA di SD..

3. Pembuatan Alat Peraga untuk Topik "Bagaimana Cara Mendapatkan Energi Listrik?":

1. Generator Sederhana (Alat Peraga)


- Tujuan: Mendemonstrasikan prinsip dasar pembangkitan energi listrik melalui induksi
elektromagnetik.

- Bahan-bahan:

- Magnet permanen (dapat berupa magnet batang atau magnet cincin)

- Kawat tembaga yang dililitkan pada sebuah rotor (dapat menggunakan bahan bekas seperti
kaleng atau botol)

- Kabel penghubung

- Lampu LED atau voltmeter untuk menunjukkan adanya arus listrik yang dihasilkan

- Cara Kerja:

- Rotor yang terhubung dengan magnet permanen diputar secara manual.

- Perputaran rotor akan menyebabkan terjadinya induksi elektromagnetik pada lilitan kawat
tembaga.

- Induksi elektromagnetik ini akan menghasilkan arus listrik yang dapat dideteksi dengan
lampu LED atau voltmeter.

- Manfaat:

- Peserta didik dapat memahami konsep dasar pembangkitan energi listrik melalui induksi
elektromagnetik.

- Mereka dapat melihat secara langsung bagaimana pergerakan magnet dapat


menghasilkan arus listrik.

- Alat peraga ini dapat membantu menjelaskan prinsip kerja generator listrik secara
sederhana.

2. Video Animasi (Media Pendidikan)

- Tujuan: Menjelaskan berbagai sumber energi listrik dan proses pembangkitannya.

- Konten:

- Pengenalan berbagai sumber energi listrik, seperti pembangkit listrik tenaga air, tenaga
angin, tenaga surya, dan lainnya.

- Animasi yang menggambarkan proses pembangkitan energi listrik dari masing-masing


sumber.
- Penjelasan singkat tentang prinsip kerja dan keunggulan/kekurangan dari setiap sumber
energi listrik.

- Manfaat:

- Peserta didik dapat memahami konsep pembangkitan energi listrik dari berbagai sumber
secara visual dan interaktif.

- Video animasi dapat menarik minat dan perhatian peserta didik dalam mempelajari topik
ini.

- Peserta didik dapat memperoleh gambaran yang lebih komprehensif tentang cara
mendapatkan energi listrik.

3. Poster Infografis (Media Pendidikan)

- Tujuan: Menyajikan informasi tentang proses pembangkitan energi listrik secara ringkas dan
menarik.

- Konten:

- Skema atau diagram yang menggambarkan proses pembangkitan energi listrik dari
berbagai sumber.

- Gambar-gambar yang mewakili masing-masing sumber energi listrik.

- Penjelasan singkat tentang prinsip kerja dan keunggulan/kekurangan dari setiap sumber
energi listrik.

- Manfaat:

- Peserta didik dapat memperoleh informasi kunci tentang cara mendapatkan energi listrik
secara ringkas dan mudah dipahami.

- Poster infografis dapat menarik perhatian peserta didik dan membantu mereka mengingat
konsep-konsep penting.

- Peserta didik dapat dengan mudah mengakses informasi tentang topik ini melalui poster
yang dipajang di kelas atau di area sekolah.

Dengan menggunakan kombinasi alat peraga dan media pendidikan yang dirancang,
diharapkan proses pembelajaran tentang "Bagaimana Cara Mendapatkan Energi Listrik?" dapat
menjadi lebih menarik, interaktif, dan inovatif
4.Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran dengan
gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari IPA semakin besar.Anak akan senang,
terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pengajaran IPA. banyak ragam jenis alat
peraga IPA yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran IPA di SD. alat peraga dilihat dari
jenisindera dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Media audio, yaitu alat perga yang didengar

2. Media visual, yaitu alat peraga yang dapat dilihat

3. Media audio visual, yaitu alat peraga yang dapat didengar dan dilihatSelain itu alat peraga
berdasarkan dilihat dari sumbernya dapat digolongkan

menjadi dua yaitu: (a) Alat peraga alamiah (Natural), yaitu alat peraga yang sesuai dengan
benda aslinya di alam. (b) Alat peraga buatan (Artificial), yaitu alat peraga hasil modifikasi atau
meniru benda aslinya

Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga IPA

1. Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu :

a.Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik

b.Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya

c.Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan.

d.Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti mengamati,melakukan dan


mendemonstrasikan dan sebagainya.

2. Kekurangan alat peraga yaitu :

a. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut guru.

b. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan

c. Perlu kesediaan berkorban secara materiil.

Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran alat peraga itu, antara lain
terlalu menekankan bahan-bahan peraganya sendiri dengan tidak menghiraukan kegiatan-
kegiatan lain yang berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan
pengelolaan bahan-bahan itu.

5. Pembelajaran Sains Terintegrasi untuk Topik "Daerahku dan Kekayaan Alamnya":

Pembelajaran sains terintegrasi adalah pembelajaran yang menggabungkan konsep-konsep


dari beberapa bidang studi yang berbeda.
1. Geografi:

- Siswa dapat mempelajari karakteristik geografis daerah mereka, seperti topografi, iklim, dan
sumber daya alam.

- Mereka dapat mempelajari bagaimana kondisi geografis mempengaruhi ketersediaan dan


jenis sumber daya alam di daerah tersebut.

2. Biologi:

- Siswa dapat mempelajari keanekaragaman hayati di daerah mereka, termasuk jenis-jenis


tumbuhan dan hewan yang hidup di sana.

- Mereka dapat mempelajari bagaimana tumbuhan dan hewan tersebut beradaptasi dengan
kondisi lingkungan setempat.

- Siswa juga dapat mempelajari interaksi antara makhluk hidup dan lingkungan abiotik di
daerah mereka.

3. Kimia:

- Siswa dapat mempelajari komposisi dan sifat-sifat tanah, air, dan mineral yang terdapat di
daerah mereka.

- Mereka dapat mempelajari bagaimana sifat-sifat kimia tersebut mempengaruhi ketersediaan


dan kualitas sumber daya alam.

- Siswa juga dapat mempelajari proses-proses kimia yang terjadi di alam, seperti fotosintesis,
dekomposisi, dan siklus nutrisi.

4. Integrasi Pembelajaran:

- Guru dapat merancang kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu
sains, seperti melakukan observasi lapangan, eksperimen sederhana, atau proyek-proyek yang
melibatkan aspek geografi, biologi, dan kimia.

- Siswa dapat belajar menganalisis hubungan antara berbagai komponen dalam ekosistem
daerah mereka dan memahami bagaimana perubahan dalam satu komponen dapat
mempengaruhi komponen lainnya.

- Pembelajaran terintegrasi ini dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih
komprehensif dan aplikatif tentang kekayaan alam di daerah mereka.

Dengan pendekatan pembelajaran sains terintegrasi, siswa tidak hanya mempelajari fakta-fakta
tentang daerah mereka, tetapi juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
pemecahan masalah, dan keterampilan ilmiah yang penting dalam pembelajaran sains.

Anda mungkin juga menyukai