Anda di halaman 1dari 71

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIPERTENSI DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS MONTERADO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mendapatkan Gelar


Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Ners Tahap Akademik
pada ITEKES Muhammadiyah Kalimantan Barat

Oleh :
Panji
NIM SR19213088

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MUHAMADIYAH
KALIMANTAN BARAT
2022/2023
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MONTERADO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mendapatkan Gelar


Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Ners Tahap Akademik
pada ITEKES Muhammadiyah Kalimantan Barat

Oleh :
Panji
NIM SR19213088

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MUHAMADIYAH
KALIMANTAN BARAT
2022/2023

i
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa penelitian ini dengan judul “Gambaran
Tingkat Pengetahuan Lansia tentang Pencegahan dan Penanganan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Monterado” beserta isinya adalah rencana penelitian
saya sendiri. Adapun kutipan atau saduran hanya sebatas referensi semata, dan
apabila dikemudian hari skripsi yang saya buat ini terbukti meniru atau menjiplak
karya orang lain, saya bersedia mendapat sanksi akademis maupun sanksi hukum
dari lembaga yang berwenang.

Pontianak, 30 Desember 2022


Hormat Saya

Panji
NIM. SR19213088

ii
LEMBAR PERSETUJUAN
HASIL PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG


PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MONTERADO

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Strata Satu (S1)
pada ITEKES Muhammadiyah Kalimantan Barat

Yang di persiapkan dan disusun oleh :


Panji
SR19213088

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Tri Wahyuni, M. Kep. Ns. Tutur Kardiatun, M. Kep.


NIDN. 1102068902 NIDN. 1103088202

iii
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN
HASIL PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG


PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MONTERADO

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Proposal pada
ITEKES Muhammadiyah Kalimantan Barat

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:


Panji
NIM. SR19213088

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Tri Wahyuni, M. Kep. Ns. Tutur Kardiatun, M. Kep.


NIDN. 1102068902 NIDN. 1103088202

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners
ITEKES Muhammadiyah Kalimantan Barat

Ns. Indah Dwi Rahayu, M.Kep.


NIDN. 1124058601

iv
LEMBAR PERSETUJUAN
PERBAIKAN (REVISI) UJIAN HASIL PENELITIAN

Nama : Panji
NIM : SR19213088
Judul : Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Pencegahan Dan
Penanganan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado

TELAH DIREVISI HASIL UJIAN PENELITIAN DAN DISETUJUI OLEH TIM


PENELAAH/TIM PEMBIMBING YAITU:

No Nama Tanda Tangan


1 Ns. Lince Amelia , M.Kep
NIDN: 1114098601

2 Ns. Tri Wahyuni, M.Kep


NIDN: 1102068902

3 Ns. Tutur Kardiatun, M.Kep


NIDN: 1103088202

Pontianak, April 2023


Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Tri Wahyuni , M.Kep Ns. Tutur Kardiatun , M.Kep


NIDN: 1102068902 NIDN: 1103088202

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia, rahmat dan penguatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia tentang Pencegahan dan
Penanganan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado”. Skripsi ini dibuat
untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian strata satu (S1) Prodi Ners
Tahap Akademik pada ITEKES Muhammadiyah Kalimantan Barat.
Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti mendapatkan banyak
bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Sehingga peneliti ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ns. Haryanto, MSN.,Ph.D. selaku Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan
Muhammadiyah Kalimantan Barat.
2. Ns. Indah Dwi Rahayu, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners Institut
Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah Kalimantan Barat.
3. Ns. Tri Wahyuni, M.Kep. selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu,
pikiran dan tenaga, dengan sabar dan tekun untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ns. Tutur Kardiatun, M.Kep. Pembimbing II saya yang juga telah meluangkan
waktu, pikiran dan tenaga, dengan sabar dan tekun untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepala Puskesmas Monterado yang telah memberikan izin dan memberikan
kesempatan kepada peneliti dalam melakukan penelitian di Puskesmas
6. Dosen dan seluruh civitas akademika ITEKES Muhammadiyah Kalimantan
Barat yang telah banyak membantu baik dalam ilmu yang diberikan maupun hal
lain yang membantu penulis dalam menyelasaikan skripsi ini.
7. Bapak Abun dan Ibu Imon selaku orang tua saya, dan abang saya Iwan, Tono,
Marianto, Yogatama dan adik saya Pika serta pacar saya Lia Nita dan seluruh
keluarga yang telah memberikan dukungan moril, materil, motivasi dan selalu
mendoakan saya setiap saat sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

vi
Peneliti menyadari, bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan. Untuk itu peneliti
mengharapkan tanggapan, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan skripsi ini, atas bantuan dari semua pihak peneliti
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga mendapatkan imbalan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin

Pontianak, 30 Desember 2022

Peneliti

vii
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MONTERADO
1
Panji, 2Tri Wahyuni, 3Tutur Kardiatun
1
Mahasiswa ITEKES Muhammadiyah Kalimantan Barat
2
Dosen ITEKES Muhammadiyah Kalimantan Barat

Email : Panjizein80@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Lansia merupakan individu yang telah memasuki atau lebih
dari umur 60 tahun yang berada pada fase penuaan. Salah satu penyakit yang
paling sering dialami oleh lansia adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Penderita hipertensi didunia terus meningkat, termasuk pada lansia. Di
Indonesia sendiri menurut hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 prevalensi
hipertensi pada usia 55 – 64 tahun sebesar 55,23%, usia 65 – 74 tahun sebesar
63,22% dan usia 75 tahun keatas sebesar 69,53%. Dalam hal ini pentingnya
kesadaran serta pengetahuan lansia tentang bagaimana cara pencegahan dan
penanganan hipertensi. Pengetahuan juga sangat penting pada lansia yang
belum mengalami hipertensi untuk mencegah terjadinya hipertensi. Tujuan:
Untuk Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan lansia tentang pencegahan
dan penanganan hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado. Metode
Penelitian: Metode pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Hasil
Penelitian: Karakteristik responden berdasarkan rentang usia lansia terdapat
mayoritas responden 60-74 tahun sebanyak 54 responden (60,0%), untuk jenis
kelamin menunjukan bahwa perempuan lebih mendominasi dibandingkan
dengan laki-laki yaitu sebanyak 57 responden (63,3%) kemudian untuk
pendidikan terakhir responden mayoritas tingkat pendidikan adalah SD
sebanyak 63 responden (70,0%). Kesimpulan: Sebagian besar dari responden di
Wilayah Kerja Puskesmas Monterado yaitu didapatkan mayoritas responden
memiliki tingkat pengetahuan kurang mengenai pencegahan dan penanganan
hipertensi sebanyak 51 responden (56,7%).
Kata Kunci: Lansia, Hipertensi, Pengetahuan, Pencegahan, Penanganan.

viii
DESCRIPTION OF THE LEVEL OF KNOWLEDGE OF ELDERLY
ABOUT THE PREVENTION AND TREATMENT OF HYPERTENSION
IN THE WORK AREA OF MONTERADO PUSKESMAS
Panji,2Tri Wahyuni,3Tutur Kardiatun
1

1
ITEKES Muhammadiyah students of West Kalimantan
2
ITEKES Lecturer Muhammadiyah West Kalimantan

Email : Panjizein80@gmail.com

ABSTRACT

Background: Elderlyare individuals who have entered or are over the age of 60
years who are in the aging phase.One of the most common diseases experienced by
Elderly is hypertension or high blood pressure. Hypertension sufferers in the world
continue increasing, including in the elderly. In Indonesia itself according to the
results of Basic Health Research 2018 the prevalence of hypertension at the age of
55-64 years is 55.23%, age 65-74 years by 63.22% and aged 75 years and over by
69.53%.In this case the importance of awareness and knowledge of the elderly
about how to prevent and treat hypertension. Knowledge is also very important in
the elderly who have not experienced hypertension to prevent
hypertension.Objective:To find out the description of the level of knowledge of the
elderly about the prevention and treatment of hypertension in the Working Area of
the Monterado Health Center.Research methods:The method in this research is
descriptive quantitative.Research result:The characteristics of respondents based
on the age range of the elderly are the majority of respondents 60-74 years as many
as 54 respondents (60.0%), for gender it shows that women dominate more than
men, namely 57 respondents (63.3%) then for last education the majority of
respondents at the education level were elementary school as many as 63
respondents (70.0%).Conclusion: Most of the respondents in the Working Area of
the Monterado Health Center, namely the majority of respondents, had a low level
of knowledge regarding the prevention and treatment of hypertension, as many as
51 respondents (56.7%).
Keywords: Elderly, Hypertension, Knowledge, Prevention, Management.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i


SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS ......................................................... ii
PERSETUJUAN HASIL PROPOSAL PENELITIAN..................................... iii
PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL PENELITIAN ......................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN ......................................................... v
KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................... x
DAFTAR SKEMA ................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5
A. Konsep Teori ................................................................................................ 5
1. Pengetahuan ............................................................................................. 5
2. Hipertensi................................................................................................. 9
3. Lansia .................................................................................................... 17
B. Keaslian Penelitian ..................................................................................... 20
C. Kerangka Teori........................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 25
A. Desain Penelitian........................................................................................ 25
B. Variabel Penelitian ..................................................................................... 25
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 26
D. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 26
E. Definisi Operasional................................................................................... 27
F. Instrumen/ Alat Pengumpul Data ............................................................... 27
G. Validitas dan Realibilitas ........................................................................... 28

x
H. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................................... 28
I. Rencana Analisis Data ............................................................................... 29
J. Pengolahan Data......................................................................................... 30
K. Etika Penelitian .......................................................................................... 31
L. Rencana Jadwal Penelitian ......................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN ...........................................................................34
A. Pengantar Bab ...........................................................................................34
B. Karakteristik Responden ...........................................................................34
C. Hasil Analisa Data .....................................................................................34
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................37
A. Pengantar Bab ............................................................................................37
B. Interprestasi dan Diskusi Hasil...................................................................37
C. Keterbatasan Penelitian ..............................................................................40
D. Implikasi Terhadap Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian .......................41
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................42
A. Kesimpulan ................................................................................................42
B. Saran...........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................................

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi ............................................................................ 12


Tabel 2.2 Keaslian Penelitian ................................................................................ 21
Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 24
Tabel 3.2 Rencana Jadwal Penelitian .................................................................... 31
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ...........................................35
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ............................35
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan .................................36
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pencegahan dan Penanganan ........ 36

xii
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teoritis ................................................................................ 20

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. Lampiran 1


Lembar Penjelasan Kepada Responden .................................................. Lampiran 2
Permohonan Menjadi Responden ........................................................... Lampiran 3
Persetujuan Menjadi Responden ............................................................. Lampiran 4
Kuesioner Penelitian ............................................................................... Lampiran 5
Surat Izin Pengambilan Data ................................................................... Lampiran 6
Surat Uji Etik .......................................................................................... Lampiran 7
Surat Izin Penelitian ................................................................................ Lampiran 8
Dokumentasi .......................................................................................... Lampiran 9

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Lansia merupakan individu yang telah memasuki atau lebih dari umur
60 tahun yang berada pada fase penuaan (Widiyanto, 2022). Lanjut usia (lansia)
adalah salah satu populasi rentan yang terus bertambah seiring dengan
bertambahnya usia harapan hidup. Usia harapan hidup di dunia antara tahun
2000 – 2019 menunjukkan peningkatan yang signifikan dari 66,8 tahun pada
tahun 2000 menjadi 73,3 tahun pada tahun 2019 (WHO, 2021). Prevalensi
lansia di Indonesia perlu mendapatkan perhatian bahkan pada tahun 2017 ke
tahun 2018 terjadi peningkatan jumlah lansia, data dari Badan Pusat Statistik
pada tahun 2017 menunjukkan bahwa jumlah lansia sekitar 8,79% atau 23,4 juta
jiwa dan di tahun 2018 sekitar 9,27 % atau 24,49 juta jiwa lansia dari seluruh
lansia di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2018). Kondisi tersebut menjadi
tantangan tersendiri bagi petugas kesehatan untuk dapat tetap mengoptimalkan
kesehatan lansia dan dapat mengontrol kondisi-kondisi yang rentan dialami oleh
lansia. Salah satu penyakit yang paling sering dialami oleh lansia adalah
hipertensi atau tekanan darah tinggi ( Kristamuliana, Simak, V. F., & Renteng,
S (2022).
Hipertensi atau biasa disebut dengan silent killer merupakan penyakit
yang datang tanpa disertai timbulnya gejala. Penyakit hipertensi akan
mengganggu sistem peredaran darah berdampak pada meningkatkan tekanan
darah di atas normal sehingga berisiko memunculkan komplikasi seperti
penyakit jantung, gagal ginjal dan stroke. Hipertensi menjadi salah satu
penyakit penyebab utama kematian di dunia (Sofiana, L. 2020). Organisasi
kesehatan dunia WHO (World Health Organization) memperkirakan sebanyak
1.13 Milliar orang di seluruh dunia mempunyai hipertensi. WHO juga
mengestimasikan saat ini prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari
total penduduk dunia (WHO, 2019).

1
2

Penderita hipertensi didunia terus meningkat, termasuk pada lansia. Di


Indonesia sendiri menurut hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 prevalensi
hipertensi pada usia 55 – 64 tahun sebesar 55,23%, usia 65 – 74 tahun sebesar
63,22% dan usia 75 tahun keatas sebesar 69,53%. Sementara itu untuk
Kalimantan Barat prevalensi hipertensi pada usia 55-64 tahun sebesar 58,25%,
usia 65-74 tahun sebesar 66,80%, dan usia 75 tahun keatas sebesar 71,27%
(Riskesdas, 2018).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat (2019)
menunjukkan bahwa hipertensi menduduki urutan ketiga dari sepuluh besar
penyakit yang tertinggi di provinsi Kalimantan Barat yaitu 23.5%, sementara
untuk di Kabupaten Bengkayang didapatkan data dari Riskesdas Provinsi
Kalimantan Barat (2018) prevalensi hipertensi menunjukkan angka 34,72 %.
Hipertensi menempati peringkat ke dua dari sepuluh penyakit menonjol
menurut semua kelompok umur di Puskesmas Monterado pada tahun 2022.
Tercatat 1.615 kasus Hipertensi dengan presentase 5,0% (Pengelola Program
SIK Puskesmas Monterado, 2022).
Banyak komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi seperti
gagal jantung bahkan mencapai stroke yang dapat membahayakan bagi lansia,
sehingga membutuhkan penanganan segera, dalam hal ini pentingnya kesadaran
serta pengetahuan lansia tentang bagaimana cara pengobatan pada lansia
dengan hipertensi. Sejalan dengan hasil penelitian Hasibuan (2022) dengan
judul “Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum obat anti hipertensi
pada lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Batunadua tahun 2022”
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan lansia dengan
hipertensi kepatuhan minum obat dan diperkuat dengan hasil penelitian Sari
(2018) dengan judul “Hubungan tingkat pengetahuan lansia tentang hipertensi
dengan kepatuhan dalam meminum obat di Posyandu lansia Drupadi”
menyatakan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum
obat pada lansia dengan hipertensi.
Pengetahuan juga sangat penting pada lansia yang belum mengalami
hipertensi untuk mencegah terjadinya hipertensi. Hal ini sejalan dengan hasil
3

penelitian Agustini (2019) dengan judul “ Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan


Dukungan Keluarga dengan Pencegahan Hipertensi pada Lansia“ bahwa
terdapat hubungan antara pengetahuan serta sikap dalam pencegahan hipertensi
pada lansia sehingga pentingnya untuk membantu lansia untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan pencegahan serta penanganan hipertensi.
Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan pada lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Monterado melalui wawancara yang Saya lakukan pada tanggal 16
November 2022 berjumlah 23 Lansia dan didapatkan 15 orang menyatakan
tidak mengetahui cara pencegahan dan penanganan hipertensi, dan 5 orang
menyatakan tidak mengetahui cara pencegahan tetapi mengetahui sebagian
tentang penanganan hipertensi, serta 3 orang menyatakan mengetahui cara
pencegahan dan penanganan hipertensi. Berdasarkan fenomena yang
didapatkan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran
Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Pencegahan dan Penanganan Hipertensi
di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat disimpulkan rumusan
masalah pada penelitian ini yaitu “Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan
Lansia Tentang Pencegahan dan Penanganan Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Monterado?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui gambaran tingkat pengetahuan lansia tentang pencegahan
dan penanganan hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan
pendidikan.
b. Diketahui tingkat pengetahuan lansia tentang pencegahan dan
penanganan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado.
4

D. Manfaat Penelitian
1. Lansia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi upaya
peningkatan pengetahuan dalam pelaksanaan tindak lanjut pencegahan dan
penanganan hipertensi pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado.
2. Mahasiswa Keperawatan
Hasil penelitan ini dapat menjadi sumber bacaan dalam bidang
akademik tentang pencegahan dan penanganan hipertensi pada lansia, selain
itu dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya maupun PKM
(Pengabdian Kepada Masyarakat).
3. Instansi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data untuk evaluasi bagi
pelayanan Kesehatan (Puskesmas) untuk meningkatkan upaya promotif dan
preventif tentang pencegahan dan penanganan hipertensi pada lansia.
4. Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian diharapkan peneliti selanjutnya dapat
memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai salah satu referensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dapat terjadi setelah
seseorang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek yang
diperhatikan. Pengindraan terhadap suatu objek dapat terjadi melalui
anggota panca indra yang ada ditubuh manusia yakni, penglihatan,
perabaan, pendengaran, penciuman, serta alat indra peraba sendiri.
Pengetahuan merupakan suatu yang sangat penting yang akan
membentuk perilaku yang terbuka open behaviour (Donsu, 2017).
Menurut Notoatmodjo, (2013) pengetahuan adalah suatu hasil
dari penginderaan seseorang yang merupakan dari hasil tahu terhadap
sebuah objek yang dimilikinya baik penglihatan, perabaan,
pendengaran, penciuman, serta alat indra peraba, yang di pengaruhi oleh
beberapa faktor baik internal maupun eksternal.
b. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan kognitif merupakan dominan yang penting untuk
melakukan tindakan untuk terbentuknya tindakan seseorang open
behaviour. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Notoatmodjo (2013) yang menjelaskan tingkat pengetahuan sebagai
berikut.
1) Tahu (Know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari seseorang sebelumnya, yang termasuk kedalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap
suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang telah dipelajari atau
rangsangan yang pernah diterima seseorang. Oleh sebab itu “tahu”

5
6

ini dapat diartikan merupakan tingkat pengetahuan seseorang yang


paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang tahu
tentang apa yang telah dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan
mengidentifikasi, menanyakan dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami dapat diartikan kemampuan seseorang untuk
menjelaskan secara benar terhadap objek atau materi yang pernah
diketahuinya. Selain itu seseorang juga dapat menginterpretasikan
secara benar. Seseorang yang telah paham terhadap objek atau
materi biasanya dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan apa yang disampaikannya, dan sebagainya terhadap
objek yang pernah dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi adalah suatu kemampuan seseorang untuk
menggunakan materi yang pernah dipelajarinya pada situasi dan
kondisi secara rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,
dan sebagainya, keculi dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan seseorang dalam
menyatakan materi atau suatu objek keadaan komponen tetapi masih
didalam struktur organisasi tersebut dan masih berkaitan antara satu
dengan yang lain.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang dimaksud adalah untuk menunjukan pada
suatu kemanapun seseorang melaksanakan atau menghubungkan
bagian-bagian didalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan
demikian sentesis merupakan kemampuan seseorang untuk
menyusun Formulasi baru dari formulasi yang ada.
7

6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berhubungan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek yang pernah diterima. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria
yang harus ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah
ada.
c. Cara memperoleh Pengetahuan
Beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan menurut
Notoadmodjo (2013) sebagai berikut:
1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan
a) Cara coba salah (Trial and Error)
Cara ini telah digunakan orang-orang sebelum
kebudayaan, bahkan digunakan sebelum adanya peradaban.
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan ketika memecahkan sebuah masalah yang
dihadapi, ketika kemungkinan itu tidak berhasil dalam
memecahkan sebuah masalah. Kemungkinan lain sampai
masalah itu berhasil terselesaikan.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Cara mendapatkan pengetahuan dengan cara otoritas ini
dapat dilakukan oleh pemimpin-pemimpin masyarakat jika
secara formal maupun informal, ahli agama, pemegang
pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima
mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai
otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan
kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran
sendiri.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi seseorang juga dapat mengambil
pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
pernah dialaminya dalam memecahkan masalah dimasa lalunya.
8

d) Cara modern dalam memperoleh Pengetahuan


Cara modern biasa juga disebut sebagai penelitian ilmiah
atau yang lebih sering dikenal dengan metodologi penelitian.
Cara ini awalnya dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-
1626), dan kemudian dikembangkan oleh Doebold Van Daven.
Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang
dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.
d. Faktor-faktor yang memengaruhi Pengetahuan
Notoatmodjo (2013) memaparkan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhui pengetahuan seseorang sebagai berikut:
1) Pendidikan
Pendidikan sangat memengaruhi terhadap faktor
pengetahuan, pendidikan berarti bimbingan yang diberikan kepada
seseorang untuk menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai
keselamatan dan kebahagiaan selama masa hidup seseorang.
Pendidikan sangat diperlukan baik formal maupun informal, karena
melalui pendidikan inilah informasi bisa didapatkan, misalnya
informasi yang berkaitan dengan hal-hal kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup seseorang
2) Umur
Usia juga sangat memengaruhi terhadap daya tangkat dan
pola pikir seseorang semakin bertambah usia, maka semakin
bertambah pula daya tangkap dan pola pikir seseorang, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Semakin banyak
informasi yang dijumpai maka semakin banyak hal yang dikerjakan
sehingga menambah pengetahuannya.
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu hal yang harus seseorang lakukan
terutama untuk menunjang kehidupannya dan keluarganya.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan seseorang, tetapi lebih
9

banyak merupakan cara mencari nafkah yang kadang


membosankan, yang berlangsung dan sering banyak tantangan.
4) Jenis Kelamin
Angka dari luar negeri menunjukan angka kesakitan lebih
tinggi dikalangan wanita dibandingkan dengan pria. Sedangkan
angka kematian lebih tinggi pada pria juga pada semua golongan
umur, untuk Indonesia perlu dipelajari lebih lanjut perbedaan angka
kematian dapat disebabakan oleh faktor intrinsik.
5) Media Massa/ Informasi
Informasi yang didapatkan oleh seseorang baik melalui
Pendidikan formal maupun non formal dapat mempengaruhi jangka
pendek sehingga menghasilkan, perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Maju teknologi berimbas pada banyaknya media
massa yang dapat memengaruhi pengetahuan masyarakat tentang
inovasi, sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa
seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain yang
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan seseorang.
e. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Notoatmodjo (2013) pengetahuan individu seseorang diketahui
dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, sebagai
berikut:
1) Baik : Hasil Persentase 76-100
2) Cukup : Hasil persentase 56-75
3) Kurang: Hasil Persentase >56

2. Hipertensi
a. Definisi
Tekanan darah merupakan gaya yang disalurkan oleh darah ke
dinding pembuluh darah dan menimbulkan desakan darah terhadap
dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan,
besar tekanan bervariasi tergantung pada pembuluh darah dan denyut
10

jantung (Hasnawati, 2021). Tekanan darah paling tinggi terjadi jika


ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah jika ventrikel
berelaksasi (tekanan diastolik) (Hasnawati, 2021). Seseorang dikatakan
hipertensi jika sudah melakukan pengukuran dan nilai tekanan darah
nya tetap tinggi yaitu nilai sistolik ≥ 130 mmHg atau diastolik ≥ 80
mmHg (American Heart Association, 2017).
Hipertensi sangat sering tanpa gejala, sehingga baru disadari
apabila telah terjadi gangguan organ seperti gangguan fungsi
kardiovaskular atau stroke (Savitri., dkk, 2021). Hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di
atas 130 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 80 mmHg
(Hasnawati, 2021). Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah yang
sudah melebihi 130 mmHg sistolik dan melebihi 80 mmHg diastolik
(Manuntung, 2018).
b. Etiologi Hipertensi
1) Hipertensi primer atau essential hypertension atau idiopathic,
etiologi atau penyebab tidak diketahui secara pastinya, tapi ada
beberapa macam faktor yang dapat dikaitkan sebagai faktor yang
berperan dalam kejadian hipertensi primer, faktor ini dinamakan
faktor resiko (risk factor).
2) Hipertensi sekunder atau hipertensi yang disebabkan karena adanya
penyakit lain yang juga disebabkan karena adanya penyakit lain,
contohnya karena penyakit diabetes atau penyakit ginjal (Savitri,
Elisabeth & Sius, 2021).
c. Faktor Resiko Hipertensi
Budi, et al (2015) faktor resiko hipertensi ada dua yaitu yang
tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi yaitu :
11

1) Tidak dapat dimodifikasi


a) Jenis kelamin
Hipertensi berkaitan dengan jenis kelamin laki-laki dan usia.
Namun, pada usia tua risiko hipertensi meningkat tajam pada
perempuan dibandingkan laki-laki.
b) Usia
Tekanan darah sistolik meningkat progresif sesuai usia
dan orang lanjut usia dengan hipertensi merupakan resiko besar
untuk penyakit kardiovaskular.
c) Genetik
Hipertensi pada orang yang mempunyai riwayat
hipertensi dalam keluarga sekitar 15-35%. Hipertensi dapat
disebabkan mutasi gen tunggal.
2) Dapat dimodifikasi
a) Pendidikan
Hipertensi berhubungan terbalik dengan tingkat edukasi,
orang berpendidikan tinggi mempunyai informasi kesehatan
termasuk hipertensi dan lebih mudah menerima gaya hidup sehat
seperti diet sehat, olahraga, dan memelihara berat badan ideal.
b) Obesitas
Obesitas terjadi pada 64% pasien hipertensi. Lemak
badan mempengaruhi kenaikan tekanan darah dan hipertensi.
Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu faktor risiko
yang dapat meningkatkan tekanan darah, dikarenakan semakin
meningkatnya berat badan seseorang maka semakin meningkat
juga jumlah lemak dalam tubuh (Kartika et al. ,2021).
c) Rokok
Rokok menghasilkan nikotin dan karbon monoksida,
suatu vasokonstriktor potensi menyebabkan hipertensi. Merokok
meningkatkan tekanan darah juga melalui peningkatan
norepinefrin plasma dari saraf simpatetik. Zat-zat kimia beracun
12

seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui


rokok akan memasuki sirkulasi darah dan merusak lapisan
endotel pembuluh darah arteri, zat tersebut mengakibatkan
proses artereosklerosis dan tekanan darah tinggi (Kartika et al.,
2021).
d) Kopi (Kafein)
Kopi merupakan minuman yang dapat meningkatkan
secara akut tekanan darah dengan memblok reseptor vasodilatasi
adenosine dan meningkatkan norepinefrin plasma, meminum
dua sampai tiga cangkir kopi dapat meningkatkan tekanan darah
secara akut.
e) Stress Mental
Stressor merupakan stimuli instrinsik atau ekstrinsik
yang menyebabkan gangguan fisiologi dan psikologi, dan dapat
membahayakan kesehatan. Stress atau ketegangan jiwa dapat
merangsang kelenjar anak ginjal lalu melepas hormon adrenalin
dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat,
sehingga tekanan darah meningkat (Kartika et al., 2021).
d. Klasifikasi Hipertensi
Savitri, et al. (2021) klasifikasi hipertensi dibagi menjadi 4 yaitu :
Klasifikasi Sistolik Diastolik
Normal <120 mmHg <80 mmHg
Pre- 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hypertension
High Stage 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
High Stage 2 160 mmHg atau lebih 100Hg atau lebih
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi
e. Patofisiologi Hipertensi
Sangat banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami peningkatan tekanan sistol atau diastol, tetapi sebenarnya
13

tekanan ini terjadi akibat peningkatan tahanan perifer total tubuh dan
peningkatan cardiac output/ curah jantung (Kadir, 2016).
Regulasi tekanan darah pada hipertensi dihasilkan dari beberapa
penyebab, kontrol tekanan darah meliputi interaksi yang komplek dari
ginjal, susunan saraf pusat dan sistem saraf perifer dan endotel vaskuler,
adrenal dan kelenjar pituitari serta jumlah nefron yang sedikit
memungkinkan terjadinya hipertensi seperti pada berat badan lahir
rendah atau gangguan anatomi, jantung merupakan organ yang
merespon terhadap sistem ini, Genetik pada manusia juga mempunyai
prediposisi untuk menjadi hipertensi, ketidakseimbangan sistem ini
yang memodulasi tekanan darah (Suherman, 2018).
f. Dampak Hipertensi
Lingga (2012) dampak yang akan ditimbulkan dari penyakit
serius atau hipertensi, yaitu :
1) Kerusakan Ginjal
Tekanan darah dipengaruhi oleh senyawa kimia yang
dihasilkan oleh ginjal yaitu angiostin, dimana saat tekanan darah
tidak terkendali menyebabkan produksi angiostin melonjak tajam
sehingga ginjal kelelahan dan akhirnya mengalami kerusakan.
Kerusakan yang berlebihan ditandai dengan beberapa gejala seperti
keringat berlebihan, kram otot, letih, sering berkemih, serta denyut
jantung menjadi cepat dan tidak teratur.
2) Serangan Jantung
Kondisi ini terjadi saat arteri gagal bekerja, sehingga jantung
berdetak cepat agar dapat memompa darah lebih banyak, tetapi arteri
tidak dapat diajak kerja sama karena rusak atau hilangnya
elastisitasnya. Arteri tersebut gagal menyuplai darah yang kaya akan
oksigen ke jantung dan otak sehingga memicu peningkatan tekanan
darah.
14

3) Stroke
Hipertensi adalah resiko mayor penyebab stroke. Stroke
iskemik dan stroke hemoragik dapat disebabkan oleh hipertensi,
seorang penderita hipertensi beresiko tinggi untuk mengalami
stroke. Mencegah stroke adalah menjaga kestabilan tekanan darah.
g. Pencegahan Hipertensi
1) Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial adalah usaha pencegahan
predisposisi terhadap hipertensi, belum terlihat faktor yang menjadi
risiko penyakit hipertensi. Contoh: adanya peraturan pemerintah
membuat peringatan agar tidak mengonsumsi rokok dan melakukan
senam kesegaran jasmani untuk menghindari terjadinya hipertensi.
2) Pencegahan Primer
Pencegahan primer yaitu kegiatan untuk menghentikan atau
mengurangi faktor risiko hipertensi sebelum penyakit hipertensi
terjadi, melalui promosi kesehatan seperti diet yang sehat dengan
cara makan cukup sayur, buah, rendah garam dan lemak, rajin
melakukan aktivitas dan tidak merokok. Tujuan pencegahan primer
adalah untuk menghindari terjadinya penyakit. Pencegahan primer
dapat dilakukan dengan mengadakan penyuluhan dan promosi
kesehatan, menjelaskan dan melibatkan individu untuk mencegah
terjadinya penyakit melalui usaha tindakan kesehatan gizi seperti
melakukan pengendalian berat badan, pengendalian asupan natrium
dan alkohol serta penghilangan stres
3) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk menjadikan
orang yang sakit menjadi sembuh, menghindarkan komplikasi, dan
kecacatan akibatnya. Misalnya mengukur tekanan darah secara rutin
dan screening. Pencegahan sekunder juga dapat dilakukan terapi
nonfarmakologis seperti menejemen stres dengan relaksasi,
pengurangan berat badan dan berhenti merokok. Untuk menegakkan
15

diagnosa hipertensi dapat diperoleh dari data anamnese penderita,


pemeriksaan tekanan darah secara akurat yang dilakukan setelah
cukup istirahat 5- 10 menit. Pemeriksaan yang lebih teliti pada target
organ untuk menilai komplikasi dan pemeriksaan laboratorium
sebagai data pendukung seperti pemeriksaan gula, urine kalium
dalam darah dan kreatinin pemeriksaan laboratorium ini juga
diperlukan untuk mengikuti perkembangan pengobatan dan untuk
menilai kemungkinan dari efek samping yang timbul.
4) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier yaitu upaya mencegah terjadinya
komplikasi yang lebih berat atau kematian. Upaya yang dilakukan
pada pencegahan tersier ini yaitu menurunkan tekanan darah sampai
batas yang aman dan mengobati penyakit yang dapat memperberat
hipertensi. Pencegahan tersier dilaksanakan agar penderita
hipertensi terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut serta untuk
meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang lama ketahanan
hidup (Ismayadi, 2012).
h. Penatalaksanaan Hipertensi
(Aspiani dan Reny, 2014) penatalaksanaan dari hipertensi antara
lain :
1) Penatalaksanaan farmakologi atau medis
a) Diuretic : Chlorthalidon, Hydromox, Lasix, Aldactone,
Dyrenium. Diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme untuk
mengurangi curah jantung dengan mendorong ginjal
meningkatkan ekskresi garam dan airnya.
b) Penyekatan saluran kalsium untuk menurunkan kontraksi otot
polos jantung atau arteri. Sebagian penyekat saluran kalsium
bersifat lebih spesifik untuk saluran lambat kalsium otot jantung
dan sebagian yang lain lebih spesifik untuk saluran kalsium otot
polos vascular. Dengan begitu, berbagai penyekatan kalsium
16

memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan


kecepaan denyut jantung, dan volume secukupnya.
c) Penghambat enzim mengubah angiotensin 2 atau inhibitor ACE
berfungsi untutk menurunkan angiotensin 2 dengan
menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah
angiotensin 1 menjadi angiotensin 2. Kondisi ini menurunkan
darah secara langsung dengan menurunkan Total Peripheral
Resistance (TPR) dan secara tidak langsung dengan menurunkan
sekresi aldosterone, yang akhirnya meningkatkan pengeluaran
natrium pada urin kemudian menurunkan volume plasma dan
curah jantung.
d) Antagonis (penyekat) reseptor beta (β-blocker), terutama
penyekat selektif, bekerja pada reseptor beta di jantung untuk
menurunkan kecepatan denyut dan curah jantung.
e) Antagonis reseptor alfa (β-blocker) menghambat reseptor alfa di
otot polos vascular yang secara normal berespon terhadap
rangsangan saraf simpatis dengan vasokontiksi. Hal ini akan
menurunkan TPR.
f) Vasodilator arterior langsung dapat digunakan untuk
menurunkan TPR. Misalnya, Natrium, Nitroprusida,
Nikardipin, Hidralazin, Nitrogliserin, dan lain-lain.
2) Penatalaksanaan Non Farmakologi
a) Pengaturan diet
Diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah
pada penderita hipertensi. Mengurangi garam hal ini dapat
mengurangi stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat
berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah intake sodium yang
dianjurkan adalah 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram per
hari.
17

b) Penurunan berat badan


Penurunan berat badan dapat mengurangi tekanan darah
karena kemungkinan mengurangi beban kerja jantung dan
volume sekuncup juga berkurang.
c) Olahraga
Olahraga yang teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali
dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan
tekanan darah. Olahraga meningkatkan kadar HDL, yang dapat
mengurangi terbentuknya aterosklerosis akibat hipertensi.
d) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol,
penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena
asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ
dan dapat meningkatkan kerja jantung.
3. Lansia
a. Definisi
WHO dan Undang-Undang No.13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa
umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu
penyakit, akan tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses
menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari
dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian (Padila, 2013).
World Health Organization (WHO, 2013), Usia pertengahan
(middle age) usia 45-59 tahun, Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun,
Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun, Usia sangat tua (very old) usia >
90 tahun.
b. Ciri-ciri Lansia
Kholifah, (2016) terdapat beberapa ciri yang terdapat pada
lansia. Lansia merupakan periode kemunduran pada lansia sebagian
datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Motivasi memiliki peran
18

yang penting dalam kemunduran pada lansia misalnya lansia yang


memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan maka akan
mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang
memiliki motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan
lebih lama terjadi.
1) Lansia memiliki status kelompok minoritas kondisi ini sebagai
akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap lansia
dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang
lebih senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial
dimasyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga lansia yang
mempunyai tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial
masyarakat menjadi positif.
2) Menua membutuhkan perubahan peran Perubahan peran tersebut
dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala
hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar
keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
Misalnya lansia menduduki jabatan sosial di masyarakat sebagai
ketu RW, sebaiknya masyarakat tidak memberhentikan lansia
sebagai ketua RW karena usianya.
3) Penyesuaian yang buruk pada lansia Perlakukan yang buruk
terhadap lansia membuat mereka cenderung mengembangkan
konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat
penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula. Contoh: lansia yang
tinggal bersama keluarga sering tidak dilibatkan untuk pengambilan
keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang
menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan, cepat
tersinggumg dan bahkan memiliki harga diri rendah.
19

c. Gangguan pada Lansia


Aniyati (2018) terdapat beberapa gangguan atau masalah yang
terjadi pada lansia dikarenakan terjadi penurunan fungsi organ sebagai
berikut :
1) Fungsi penglihatan yang dimana lansia harus berhati-hati ketika
berjalan agar tidak jatuh.
2) Fungsi memori diperlukan waktu pada lansia untuk mengingat suatu
kejadian. Hal ini sangat memmengaruhi kehidupan psikososial
lansia.
3) Masalah psikososial yang dialami oleh lansia seperti bingung, panik,
bahkan apatis biasanya disebabkan oleh kehilangan, kematian
pasangan atau orang terdekat , berurusan dengan penegak hukum
dan trauma psikis. Setiap lansia yang awalnya memiliki pekerjaan,
pada saat memasuki pensiun merasa tidak dapat melakukan aktivitas
yang dapat dilakukannya. Hal tersebut merupakan stresor untuk
lansia yang tanpa disadari dapat menjadi beban untuk kehidupan
lansia.
4) Masalah lain yang muncul adalah lingkungan tempat tinggal lansia
Lingkungan yang aman dan nyaman sangat dibutuhkan oleh lansia,
lingkungan yang aman berarti lingkungan yang dapat mencegah
lansia untuk mengalami cidera. Lingkungan yang nyaman
merupakan lingkungan yang bersih, tidak bising dan tidak
menimbulkan stres psikologis pada lansia. Masalah yang ada di
sekitar lansia sangat mempengaruhi kualitas hidup lansia.
20

B. Keaslian penelitian
Tabel 2.2 Keaslian Penelitian
No Penulis Judul Hasil Metode
1 Oktaria, Hubungan Terdapat Hubungan Pengetahuan dengan Rancangan penelitian
(2023) Pengetahuan dengan Sikap Diet Hipertensi pada Lansia yang digunakan pre
Sikap Diet Hipertensi penelitian kuantitatif
pada Lansia dengan menggunakan
rancangan penelitian
analitik dan desain cross
sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah
lansia yang berkunjung ke
Puskesmas Kalibalangan
yaitu 129 lansia. sampel
dalam penelitian ini
berjumlah 56 lansia
penderita hipertensi di
Puskesmas Kalibalangan,
tenik sampling
menggunakan accidental
sampling.

2 Purba, (2023) Peningkatan Pengabdian masyarakat ini adalah sangat Metode ini dilakukan
pengetahuan lansia positif dimana seluruh lansia terlihat dengan menggunakan
dengan edukasi sangat antusias, karena dapat menambah metode pemaparan materi,
hipertensi di yayasan wawasan mereka, sehingga semakin diskusi dan melakukan
mengerti dari apa itu hipertensi, gejala ceramah langsung kepada
21

guna budi bakti tahun hipertensi, dampak atau bahaya hipertensi, para lansia dengan adanya
2023 dan penanggulangan hipertensi. yel-yel untuk menambah
semangat lansia dan untuk
menggerakkan tubuh para
lansia

3 Salwa, (2023) Hubungan tingkat Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Metode penelitian ini
pengetahuan dan ada hubungan antara tingkat pengetahuan menggunakan deskriptif
sikap lansia dalam dan sikap lansia dalam mengendalikan correlation dengan
pengendalian tekanan tekanan darah dengan hasil uji korelasi pendekatan cross
darah pada lansia spearman rank untuk pengetahuan sectional. Subyek
dengan hipertensi di mencapai nilai p 0,003 dan sikap nilai p penelitian adalah lansia
desa makamhaji 0,001. hipertensi sebanyak 177
orang dengan jumlah
sampel sebanyak 123
responden. Teknik untuk
pengambilan sampel yang
digunakan dalam
penelitian ini yaitu
Random Sampling.
Instrumen penelitian ini
adalah kuesioner.
22

4. Mulyani Adi Penyuluhan hipertensi Hasil presentase tingkat pengetahuan Metode yang digunakan
Astutiatmaja, sebagai upaya masyarakat di posyandu lansia Purbosari 5 dalam pelaksanaan kegiatan
dkk (2022) peningkatan setelah dilakukan penyuluhan menggunakan pengabdian masyarakat ini
pengetahuan dan poster dan video senam lansia meningkat 80% berupa penyuluhan mengenai
pencegahan hipertensi dari seluruh jumlah responden yang hadir. penyakit hipertensi dengan
di posyandu Purbosari sasaran usia lansia (45-70
5 desa Purbayan tahun).
Kabupaten Sukoharjo
23

5 Rea Ariyanti, Edukasi Kesehatan Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini metode penyuluhan dan
dkk (2020) Dalam Upaya adalah adanya peningkatan pemahaman kader diskusi interaktif.
Pencegahan dan kesehatan terkait Penyakit Hipertensi
Pengendalian Penyakit khususnya upaya dalam pencegahan dan
Hipertensi Pada Lansi pengendalian penyakit hipertensi pada lansia
di Dusun Sukosari, Desa Pandansari,
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten
Malang.
24

C. Kerangka Teoritis

Klasifikasi Hipertensi
1. Normal
2. Prehipertensi
3. Hipertensi stage I
Lansia 4. Hipertensi stage II

Kriteria Pengetahuan
1. Baik
2. Cukup Pengetahuan Hipertensi
3. Kurang

Faktor Yang Mempengaruhi Faktor Resiko Hipertensi


1. Pendidikan 1. Jenis Kelamin
2. Umur 2. Usia
3. Pekerjaan 3. Genetik
4. Jenis Kelamin
5. Lingkungan

Skema 2.1 Kerangka Teoritis

Sumber: Notoadmojo, (2012), Astutik (2013), Arikunto (2010), Pudiastuti (2013),


Kemenkes RI (2014).

Keterangan :

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti


25

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah perencanaan yang terstruktur dan sistematis
oleh peneliti untuk mengintegrasikan secara menyeluruh komponen riset
dengan cara logis dan sistematis untuk membahas dan menganalisis apa yang
menjadi fokus penelitian. Hal ini sangat penting karena desain penelitian
merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk
keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan
sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian
(Febrian & Yusuf, 2015). Desain penelitian atau disebut juga rancangan
penelitian ditetapkan dengan tujuan agar penelitian dapat dilakukan dengan
efektif dan efisien. Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif
kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisa
data bersifat kuantitatif (statistik) (Sugiyono, 2017). Pendekatan cross sectional
merupakan suatu observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu
yang artinya bahwa tiap subjek hanyalah diobservasi satu kali saja dan
pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan (Adiputra, 2021).
B. Variabel Penelitian
Dharma (2017) variabel penelitian merupakan konsep atau teori dan
hasil penelitian terdahulu sesuai fenomena (masalah penelitian). Rancang
bangun penelitian atau diagram kerangka konsep sangat membantu dalam
identifikasi variabel merupakan hal yang sangat penting yang menyangkut
seluruh bagian penelitian, terutama dalam manajemen dan analisa data
(Nursalam, 2015). Variabel pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan
tentang pencegahan dan penanganan hipertensi pada lansia.
26

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi dalam konteks penelitian merupakan objek keseluruhan
dalam sebuah penelitian atau dapat dikatakan populasi adalah jumlah
keseluruhan dari individu-individu yang karakternya akan diteliti
(Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia
dengan hipertensi yang berdomisili di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado
pada pengambilan data bulan Mei 2023 berjumlah 90 orang.
2. Sampel Penelitian
Hidayat (2012) sampel merupakan bagian populasi yang akan
diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang terdiagnosis medis
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado.
3. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara
total sampling. Total sampling merupakan teknik pengambilan sampling
dengan cara mengambil semua populasi sebagai sampel penelitian hal ini
dikarenakan jumlah populasi yang kurang dari 100 (Sugiyono, 2017).
Berdasarkan uraian diatas, jumlah sampel yang digunakan pada penelitian
ini sebanyak 90 orang.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat dan waktu penelitian merupakan rencana tentang tempat dan
jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan
penelitiannya (Hidayat, 2012).
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2023 sampai Agustus 2023.
2. Tempat penelitian
Wilayah Kerja Puskesmas Monterado.
27

E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian variabel-variabel yang akan
diteliti secara operasional di lapangan. Definisi operasional untuk mengarahkan
kepada atau pengamatan terhadap semua variabel yang akan diteliti serta juga
berguna untuk pengembangan instrument. diteliti (Riyanto, 2015).

Table 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional dan Alat Ukur
Ukur
Pengetahuan Hasil “tahu” Kuesioner a. Baik(76- Ordinal
tentang lansia tentang (wawancara 100)
pencegahan pencegahan tidak langsung b. Cukup
dan dan ) yang terdiri (56-75)
penanganan penanganan dari 14 c. Kurang
hipertensi hipertensi. pertanyaan (<56)
pada lansia. multiple
choice

F. Instrumen/Alat Pengumpul Data


Instrumen penelitian adalah penelitian alat atau hal yang menunjang
untuk mengumpulkan data. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu
dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian
(Hidayat, 2012). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner ini terkait dengan aspek pengetahuan lansia tentang pencegahan dan
penanganan hipertensi yang terdiri dari 14 pertanyaan multiple choice yang
merupakan kuesioner adopsi dari Syafriani (2022) dengan judul “Hubungan
Pengetahuan Lansia tentang Hipertensi dengan Upaya Pengendalian Pola
Makan di Posyandu Lansia Langgini Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang
Kota Tahun 2022” , jika responden menjawab “Benar” maka akan diberi skor
(1), sedangkan jika responden menjawab “Salah” maka akan diberi skor (0).
28

G. Validitas dan Reliabilitas


1. Uji Validitas
Uji Validitas merupakan sebuah pengukuran dan juga pengamatan
yang termasuk prinsip keandalan instrumen dalam sebuah penelitian yang
dipergunakan dalam mengumpulkan data ada dua hal yang sangat penting
dalam menentukan validitas pengukuran yaitu instrumen yang harus relevan
isi serta relevan cara dan sasaran (Nursalam, 2016). Hasil uji validitas yang
dilakukan oleh Syafriani (2022) didapatkan hasil 14 pertanyaan valid yaitu
r hitung = r table (0,553).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah
baik, metode item varian yang digunakan peneliti untuk mengukur
realibilitas adalah rumus Cronbach alpha. Dapat digunakan pada tes yang
respon terhadap item yang diberi skor dikotomi (skor 0 sampai 1) Azwar,
(2012). Hasil uji realibilitas yang dilakukan oleh Syafriani (2022) di
posyandu lansia Langggini Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota
menunjukkan r hitung > r table dengan nilai 0,961 > 0,553 yang artinya
semua pertanyaan dinyatakan reliabel.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Pada penelitian kuantitatif untuk studi kuantitatif biasanya
menggunakan teknik kuesioner dengan membagikan kuesioner pertanyaan
tertutup untuk mengisi lembar checklist. Pada pengumpulan data dengan
kuesioner jawaban biasanya sudah disediakan sehingga responden tinggal
memilih (Saryono, 2011).
1. Tahap Persiapan
a. Telah dilakukan Uji etik keperawatan di Pusat Penelitian, Pengabdian
Masyarakat, dan Inovasi (P3MI) ITEKES Muhammadiyah Kalimantan
Barat dengan nomor surat izin 294/II.I.AU/KET.ETIK/VIII/2023.
b. Telah mendapatkan surat izin penelitian dengan nomor surat
949/II.1.AU/F/VI/2023 setelah mendapat surat persetujuan dari
29

ITEKES Muhammadiyah Kalimantan Barat, selanjutnya peneliti


menyerahkan surat ijin penelitian tersebut kepada pihak Puskemas
Monterado, untuk mendapatkan izin penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak puskesmas di tempat yang
akan dilakukan penelitian, peneliti melakukan identifikasi responden
yang masuk dalam kriteria inklusi melalui data dari puskesmas.
b. Selanjutnya tahap teknis yaitu bertemu calon responden kemudian
memperkenalkan diri serta menjelaskan tujuan penelitian yang akan
dilakukan kepada calon responden
c. kemudian peneliti memberikan lembar persetujuan menjadi responden
(informed consent).
d. Selanjutnya pemberian kuesioner dilakukan, pertama peneliti
menjelaskan cara pengisian kuesioner dan mempersilahkan responden
untuk bertanya apabila ada pertanyaan yang tidak dimengerti.
e. Peneliti kemudian membimbing responden dalam mengisi kuesioner
dan memberikan waktu kepada responden untuk menjawab semua
pertanyaan sesuai dengan petunjuk.
f. Setelah seluruh pertanyaan telah dijawab oleh responden, kuesioner
kemudian diserahkan kembali kepada peneliti. Peneliti kemudian
memeriksa kelengkapan semua kuesioner yang telah diisi oleh
responden.
3. Tahap Akhir
Tahap akhir adalah tahap penyusunan laporan hasil penelitian dan
melakukan olah data menggunakan SPSS 25.0.
I. Analisis Data
Analisis data merupakan sebuah proses penyederhanaan data dalam
bentuk yang lebih mudah untuk dibaca serta lebih mudah untuk
diinterpretasikan. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu kuantitaif dan
kualitatif dengan menggunakan tabel-tabel ataupun dengan menggunakan
perhitungan angka-angka (numerical alysis) (Saryono, 2011).
30

Pada penelitian ini menggunakan analisis univariat yang bertujuan agar


mendapatkan hasil pengukuran sebuah variabel dengan mendeskripsikan
masing-masing variabel. Setelah itu, data ditampilkan dalam bentuk distribusi
frekuensi. Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik pada setiap variabel yang diteliti. Gambaran data
yang dikumpulkan, yaitu usia, jenis kelamin dan pendidikan, serta gambaran
tingkat pengetahuan lansia tentang pencegahan dan penanganan hipertensi pada
lansia.
J. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan upaya mengubah data yang telah
dikumpulkan menjadi informasi yang dibutuhkan agar mudah dilakukan
penafsiran, mencakup penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras dan
analisa data misalnya secara manual ataupun menggunakan komputer (Supardi
& Rustika, 2013). Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data
kemudian dianalisis. Pengolahan data dilakukan sebagai berikut.
1. Editing
Editing adalah kegiatan menyeleksi data yang termasuk dari
pengumpulan data melalui kuesioner, setelah kuesioner dikumpulkan
kemudian peneliti melakukan pemeriksaan terhadap jawaban yang telah
diberikan dan tidak ada kuesioner yang tidak terisi. (Supardi & Rustika,
2013).
2. Coding
Coding adalah kegiatan untuk mengklasifikasikan data atau jawaban
menurut kategorinya masing-masing. Pemberian kode ini sangat penting
apabila pengelolaan data dan analisis data menggunakan komputer.
Biasanya pada pembuatan daftar kode yang artinya dalam satu buku (code
book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dari arti sebuah kode dari
satu variabel (Supardi & Rustika, 2013).
3. Scoring
Scoring adalah kegiatan menyekor hasil ceklis observasi yang
dilakukan pada responden (Supardi & Rustika, 2013).
31

4. Transferring
Transferring adalah kegiatan memindahkan jawaban atau kode
jawaban kedalam master sheet. Data di master sheet dipindahkan ke dalam
software analisis data menggunakan komputerisasi (Supardi & Rustika,
2013).
5. Tabulating
Tabulating adalah kegiatan menyusun dan meringkas data yang
masuk dalam bentul tabel-tabel (dummy table). Pada tahap ini peneliti
melaporkan per item dari pernyataan yang ada pada kuesioner agar mudah
menghitung total nilai dari setiap variabel (Supardi & Rustika, 2013).
K. Etika Penelitian
Peneliti mepertimbangkan etika kepada responden penelitian. Perawat
menggunakan manusia dalam proses penelitian untuk menciptakan informasi;
namun demikian, individu memiliki martabat yang harus dihormati dan dijaga
(Kurniawan, 2017). Masalah dalam penelitian yang berkaitan dengan prinsip-
prinsip penelitian (Kurniawan, 2017).
1. Autonomy
Otonomi didefinisikan sebagai kemampuan untuk memilih apa yang
terbaik untuk diri sendiri berdasarkan evaluasi kebenaran manusia. Perawat
menghargai dan menghormati keputusan pasien, dan mereka melindungi
pasien yang tidak mampu membuat keputusan sendiri. Namun, penting
untuk memahami siapa yang dapat atau berkompeten untuk membuat
keputusan dalam studi tahun 2000. Subjek atau partisipan memiliki hak
untuk memilih berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini (Kurniawan,
2017).
2. Justice
Konsep keadilan mendasari konsep keadilan. Akibatnya, manfaat
dan kerugian dari penyediaan layanan ini sama dan seimbang. Setiap
partisipan dalam suatu penelitian berhak mendapatkan perlakuan yang sama
dari peneliti. Para peneliti didesak untuk mengevaluasi siapa yang akan
memperoleh keuntungan dari penelitian dan siapa yang akan menanggung
32

beban biaya yang paling besar. Mempertahankan kebutuhan untuk


memasukkan dan mengecualikan kelompok tertentu dalam penelitian
menjadi semakin penting; pertimbangan penting yang terkait dengan
penghormatan terhadap orang juga terkait dengan gagasan keadilan.
Prinsip-prinsip panduan bagi orang-orang yang tidak mampu melindungi
kepentingan mereka sendiri tidak digunakan untuk mengembangkan
informasi baru atau dimanfaatkan oleh peneliti dalam konteks etika
penelitian (Kurniawan, 2017)
3. Beneficience dan Nonmalefience
Perawat harus memberikan perawatan semaksimal mungkin kepada
pasien sambil menghindari melukai mereka (prinsip non-malificence). Hal
ini dapat muncul ketika seorang peneliti mencoba untuk mengambil
informasi partisipan. Dalam penelitian, penting untuk mempertimbangkan
semua kemungkinan hasil penelitian dalam hal manfaat dan kerugian bagi
peserta.
4. Privacy, Anonymity, dan Confidentiality
Kebutuhan untuk melindungi privasi peserta juga merupakan bagian
penting dari bagaimana menghormati peserta dan bagaimana menghormati
orang dalam proses penelitian etis. Masalah kerahasiaan identitas peserta
dalam prosedur penelitian etis. Masalah kerahasiaan identitas peserta terkait
dengan cita-cita tertinggi, seperti menghormati martabat dan kepatuhan.
Pada tahun 2000-an, kerahasiaan dan privasi pasien menjadi semakin
penting dalam penelitian. Namun, menjaga keamanan dan kerahasiaan
informasi membutuhkan hubungan yang efektif antara peserta dan perawat,
yang dibangun dengan bekerja sama (Kurniawan, 2017).
33

L. Rencana Jadwal Penelitian


Tabel 3.2 Rencana Jadwal Penelitian
Kegiatan Desember Januari Februari maret april Mei Juni Juli Agustus
Pengajuan
judul proposal
Survey awal
dan penentuan
lokasi
penelitian
Penyusunan
proposal
Seminar
proposal
Pelaksanaan
penelitian
Pengolahan
data, analisis,
dan
penyusunan
laporan
Seminar hasil
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Pengantar Bab
Pada bab ini peneliti menguraikan mengenai hasil dari penelitian yang
berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia tentang Pencegahan dan
Penanganan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado, pengumpulan
data ini dilakukan mulai tanggal 12 Agustus 2023 sampai dengan 14 Agusstus
2023. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
Monterado. Data yang diperoleh menggunakan kuesioner yang mana kuesioner,
tersebut diisi oleh responden serta memenuhi kriteria inklusi. Adapun populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh lansia dengan hipertensi yang berdomisili
di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado pada pengambilan data bulan Mei
2023 berjumlah 90 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah
deskriptif kuantitatif dan teknik sampel yang digunakan yaitu total sampling.
Data yang terkumpul yaitu berupa data pengetahuan lansia tentang pencegahan
dan penanganan hipertensi serta karakteristik responden dilihat dari usia, jenis
kelamin, dan pendidikan.

B. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah lansia yang terdiagnosis
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado dengan jumlah responden
90 orang dan sudah memenuhi kriteria inklusi yang sudah ditentukan oleh
peneliti, secara umum penelitian ini menggambarkan beberapa karakteristik
responden seperti usia ,jenis kelamin, dan pendidikan.

C. Hasil Analisa Data


1. Analisa univariat
Pada analisa univariat akan menjelaskan terkait karakteristik dari 90
responden yang mencangkup 1) Usia; 2) Jenis kelamin; 3) Pendidikan, serta
tingkat pengetahuan lansia tentang pencegahan dan penanganan hipertensi

34
35

di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado. Data yang di peroleh dari


pengumpulan dan pengelolahan data akan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi antara lain:
a. Data umum
1) Karakteristik responden berdasarkan usia
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi Persentase
(f) (%)
1 49-59 Tahun 24 26,7
2 60-74 Tahun 54 60,0
3 75-90 Tahun 12 13,3
Total 90 100,0
(Sumber: Data Primer, 2023 dalam Kuesioner)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado berusia
60-74 tahun sebanyak 54 responden (60,0%).
2) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
(f) (%)
1 Laki-laki 33 36,7
2 Perempuan 57 63,3
Total 90 100,0
(Sumber: Data Primer, 2023 dalam Kuesioner)
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado berjenis
kelamin Perempuan sebanyak 57 responden (63,3%).
36

3) Karakteristik responden berdasarkan pendidikan


Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Frekuensi Persentase
(f) (%)
1 Tidak Tamat Sekolah 5 5,6
2 SD 63 70,0
3 SMP 12 13,3
4 SMA 10 11,1
Total 90 100,0
(Sumber: Data Primer, 2023 dalam Kuesioner)
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar
Pendidikan terakhir responden lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Monterado adalah SD sebanyak 63 responden (70,0%) dan sebagian
kecil Pendidikan terakhir responden lansia adalah Tidak tamat
sekolah sebanyak 5 responden (5,6%).
b. Data khusus
1) Tingkat pengetahuan lansia tentang pencegahan dan penanganan
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia tentang Pencegahan dan
Penanganan Hipertensi
No Pengetahuan Frekuensi Persentase
(f) (%)
1 Baik 14 15,6
2 Cukup 25 27,8
3 Kurang 51 56,7
Total 90 100,0
(Sumber : Olah Data dengan SPSS versi 25.0)
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa Tingkat
pengetahuan lansia tentang pencegahan dan penanganan hipertensi
di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado. Sebagian besar memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 51 responden (56,7%).
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengantar Bab
Pada bab ini peneliti akan menjabarkan tentang pembahasan yang
meliputi interprestasi serta diskusi hasil penelitian yang sudah dilakukan
mengenai Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia tentang Pencegahan dan
Penanganan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado, keterbatasan
penelitian serta pengaplikasian bagi ilmu keperawatan, yayasan dan
pengembangan penelitian selanjutnya.
B. Interprestasi dan Diskusi Hasil
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini ada 3 yaitu usia, jenis kelamin,
dan pendidikan. Adapun untuk penjelasanya sebagai berikut:
a. Usia
Dari hasil penelitian tabel 4.1 menunjukan bahwa rentang usia
mayoritas responden lansia berusia 60-74 tahun sebanyak 54 responden
(60,0%). Hal ini sejalan dengan penelitian Mustofa (2021) yang
menyatakan bahwa sebagian besar responden lansia dengan rata-rata
usia 60-74 tahun sebanyak 22 responden (55,0%). Penelitian tersebut
di dukung juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Anitha (2021)
yang menyatakan bahwa mayoritas responden lansia berusia 60-74
tahun sebanyak 38 responden (79,2%). Sama halnya dengan hasil
penelitian yang pernah dilakukan oleh Pranata (2016) dimana diketahui
jumlah lansia usia 60- 74 tahun lebih banyak dibandingkan dengan usia
75 tahun keatas yaitu 61 responden (75,3%). Pada dasarnya semua
manusia akan melewati tahap menjadi tua. Usia tua merupakan masa
hidup manusia yang terakhir, seiring dengan bertambahnya usia
seseorang maka akan lebih beresiko untuk mengalami berbagai macam
perubahan baik itu perubahan dari segi fisik, psikososial, ekonomi,
spritual, kognitif. Perubahan tersebut terjadi sedikit demi sedikit sampai
pada titik dimana manusia tidak dapat lagi memenuhi kebutuhannya.

37
38

Peneliti berpendapat bahwa bertambahnya usia akan semakin


berkembang pula pola pikir dan daya tangkap seseorang sehingga
pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak. Responden dalam
penelitian ini adalah lansia dimana usia tersebut biasanya terjadi
penurunan kekuatan fisik dan mental serta sering pula diikuti dengan
penurunan daya ingat.
b. Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian pada tabel 4.2 menunjukan bahwa
mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 57 responden (63,3%).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fattima (2015)
menyatakan bahwa jumlah responden didominasi oleh perempuan yaitu
sebanyak 86 responden (81,9%) lebih banyak dibandingkan dengan
laki-laki. Sama juga halnya penelitian yang dilakukan oleh Irianti
(2021) yaitu jenis kelamin perempuan lebih banyak mengalami
hipertensi yaitu sebanyak 26 responden (59,0%) dibandingkan yang
berjenis kelamin laki-laki, karena menurut analisis tersebut perempuan
memiliki tingkat stress lebih tinggi dari pada laki-laki. Adapun
penelitian lain yang menyatakan lansia yang berjenis kelamin
perempuan lebih cenderung menderita hipertensi dengan presentase
(62,5%) lebih banyak dari pada laki-laki (Mustofa, 2019).
Peneliti berpendapat bahwa setelah usia diatas 50 tahun
perempuan mengalami menopause sehingga prevalensi perempuan
meningkat dibandingkan laki-laki untuk mengalami hipertensi.
Sebelum menopause wanita relatif terlindung dari penyakit
kardiovaskuler karena adanya hormon estrogen. Sementara itu, kadar
estrogen menurun pada wanita yang memasuki masa menopause.
Dengan demikian, resiko hipertensi pada wanita yang berusia diatas 65
tahun menjadi lebih tinggi.
c. Pendidikan
Dari hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukan bahwa
mayoritas tingkat pendidikan adalah SD sebanyak 63 responden
39

(70,0%). Hasil penelitian ini ada kesamaan dengan penelitian terdahulu


dari Fattima (2015) yang menunjukkan mayoritas responden lansia
adalah SD sebanyak 51 responden dengan presentase (48,6%). Hal ini
sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Mujiran (2019) yang
menunjukan tingkat pendidikan mayoritas adalah SD sebanyak 24
responden (43,6%). Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan
informasi yang akhirnya dapat mempengaruhi seseorang. Pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi dengan tingkat pendidikan yang rendah akan mempengaruhi
proses penerimaan informasi atau pendidikan kesehatan yang
disampaikan oleh para petugas kesehatan maupun dari media sosial
sehingga bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Peneliti berpendapat bahwa semakin tinggi pendidikan terakhir
seseorang maka akan semakin besar pula keingintahuan seseorang
dalam melakukan pencegahan terhadap penyakit yang diderita, baik itu
melalui media sosial ataupun petugas kesehatan. Semakin tinggi
pendidikan maka akan lebih selektif dalam melakukan perawatan diri
dalam melakukan pencegahan dan penanganan hipertensi.
2. Analisa Univariat
a. Pengetahuan lansia tentang pencegahan dan penanganan hipertensi
Pengukuran pengetahuan mengenai Gambaran Tingkat
Pengetahuan Lansia tentang Pencegahan dan Penanganan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Monterado dinilai menggunakan kuesioner
yang telah disusun oleh peneliti dan sudah tervalidasi. Hasil dari
penelitian dan pengelolahan data ditemukan 90 orang yang menjadi
responden, didapatkan mayoritas responden memiliki tingkat
pengetahuan kurang mengenai pencegahan dan penanganan hipertensi
sebanyak 51 responden (56,7%). Hal ini sejalan dengan penelitian
Anitha (2021) yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan responden
tentang penanganan hipertensi dalam kategori kurang yaitu sebanyak 27
responden (56,3%) masih kurang tepat dalam menangani hipertensi
40

yang dideritanya. Sama halnya dengan hasil penelitian yang pernah


dilakukan oleh Herawati (2021) dimana hasil penelitian didapatkan data
bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang
sebanyak 21 responden (52,5%) sehingga hal ini sangat berpengaruh
terhadap tingkat kemampuan masyarakat dalam penanganan Hipertensi
secara keseluruhan. Adapun penelitian lain terkait pengetahuan
pencegahan hipertensi yang dilakukan oleh Yulidar (2022) yang
menyatakan hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan
pencegahan hipertensi, diketahui bahwa penderita hipertensi yang
memiliki pengetahuan kurang, hampir sebagian besar memiliki
perilaku pencegahan hipertensi kurang baik. Sedangkan penderita
hipertensi yang memiliki pengetahuan baik, sangat sedikit yang
memiliki perilaku pencegahan hipertensi kurang baik. Namun
penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian lain yang
menyatakan bahwa sebagian besar pengetahuan tentang pencegahan
hipertensi baik, yaitu sebanyak 34 responden (72,3%), hal ini
dikarenakan pengalaman atau informasi yang dimiliki oleh lansia terkait
dengan pola perawatan hipertensi. Lansia mengatakan mengetahui
pencegahan hipertensi dari saudara, teman dan dari tenaga kesehatan
apabila lansia sedang memeriksakan kesehatannya hal ini menjadi
sumber pengetahuan bagi lansia Mukaromah (2019).
C. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan pada pengalaman langsung peneliti dalam proses
penelitian ini, ada beberapa keterbatasan yang dialami dan dapat menjadi
beberapa faktor yang agar dapat untuk lebih diperhatikan bagi peneliti-peneliti
yang akan datang dalam lebih menyempurnakan penelitiannya karna penelitian
ini sendiri tentu memiliki kekurangan yang perlu terus diperbaiki dalam
penelitian-penelitian kedepannya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian
tersebut, antara lain :
1. Jumlah responden yang hanya 90 orang, tentunya masih kurang untuk
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya
41

2. Dalam proses pengambian data, informasi yang diberikan responden


melalui kuesioner terkadang tidak menunjukkan pendapat responden yang
sebenarnya, hal ini terjadi karena kadang perbedaan pemikiran, anggapan
dan pemahaman yang berbeda tiap responden, juga faktor lain seperti faktor
kejujuran dalam pengisian pendapat responden dalam kuesionernya.
3. Terdapat kesulitan pada lansia yang tidak bisa membaca sehingga
mengharuskan peneliti untuk membacakan pertanyaan dalam kuesioner.
4. Adanya keterbatasan waktu penelitian, tenaga, dan kemampuan peneliti.
D. Implikasi Terhadap Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian
1. Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data dan referensi awal
untuk keperawatan serta pemerintah khususnya Dinas kesehatan Pontianak
dan kampus ITEKES Muhammadiyah Kalimantan barat tentang gambaran
tingkat pengetahuan tentang perawatan kaki diabetik pada penderita
diabetes melitus tipe II di Puskesmas Perumnas II Kecmatan Pontianak
Barat.
2. Pendidikan Keperawatan
Pihak pendidikan diharapkan dapat menjadi informasi tambahan dan
masukan dalam pengembangan keperawatan khususnya di keperawatan
medikal bedah sehingga perlu diberikan materi perawatan kaki agar
membuat penderita diabetes melitus lebih peduli tentang perawatan kaki
mereka sehingga dapat mencegah terjadinya luka diabetes.
3. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan kepada
Mahasiswa dan Mahasiswi ITEKES Muhammadiyah dan selanjutnya
peneliti akan melakukan pengkajian faktor lain yang berhubungan dengan
perawatan kaki pada pasien diabetes melitus.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Karakteristik responden berdasarkan rentang usia lansia terdapat mayoritas


responden 60-74 tahun sebanyak 54 responden (60,0%), untuk jenis kelamin
menunjukan bahwa perempuan lebih mendominasi dibandingkan dengan laki-
laki yaitu sebanyak 57 responden (63,3%) kemudian untuk pendidikan terakhir
responden mayoritas tingkat pendidikan adalah SD sebanyak 63 responden
(70,0%).
2. Sebagian besar dari responden di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado yaitu
didapatkan mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan kurang
mengenai pencegahan dan penanganan hipertensi sebanyak 51 responden
(56,7%). Berdasarkan analisa peneliti hal ini disebabkan bahwa factor
pendidikan yang mempengaruhi rendahnya pengetahuan lansia tentang
pencegahan dan penanganan hipertensi, karna para lansia yang menjadi
responden pada penelitian ini mayoritas memiliki tingkat pendidikan yang
rendah yakni SD, yang berarti responden kemungkinan mendapatkan
pengetahuan/ informasi yang minim.
B. Saran
1. Bagi Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dan dapat
digunakan sebagai bahan masukan dan referensi keperpustakaan untuk
menambah ilmu pengetahuan dibidang kesehatan sehingga bermanfaat bagi
mahasiswa untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Masyarakat

Dari hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat menambah wawasan


mengenai pencegahan dan penanganan tentang perawatan hipertensi dan dapat

42
43

meningkatkan pengetahuan, karena dengan pengetahuan yang baik akan


mendorong sikap positif dan tindakan yang tepat untuk mencegah dan
menangani hipertensi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan lokasi yang berbeda dan kriteria
responden yang lebih spesifik, sehingga dapat menggambarkan tingkat
pengetahuan lansia tentang pencegahan dan penanganan hipertensi secara
menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
Ade T, dkk. (2021). Pengetahuan Tentang Penanganan Penyakit Hipertensi Pada
Penderita Hipertensi. Jawa Barat: Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah.
Adinda, R. (2018) Gambaran pengetahuan, sikap, dan pola makan pada lansia
penderita hipertensi diwilayah kerja puskesmas Mutiara, kecamatan kisaran
timur asahan tahun 2018. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara.
Adiputra, et al. (2021). Metodologi penelitian kesehatan. Yayasan Kita Menulis.
Agustini, A. (2019). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Keluarga
dengan Pencegahan Hipertensi pada Lansia. Jurnal Keperawatan dan
Kesehatan Medisina Akper Ypib Majalengka# Volume V Nomor, 1.
Anitha, (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia terhadap Penatalaksanaan
Hipertensi. Bengkulu. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu.
Ariyanti, R., Preharsini, I. A., & Sipolio, B. W. (2020). Edukasi Kesehatan Dalam
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Hipertensi Pada Lansia. To
Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2), 74.
https://doi.org/10.35914/tomaega.v3i2.369
Aspiani,Y. (2014). BUKU AJAR : Asuhan keperawatan gerontik aplikasi nanda nic
dan noc. Perpustakaan Nasional : KTD.
Badan Pusat Statistik (2018) Statistik Penduduk Lanjut Usia20. Badan Pusat
Statistik
Chindra,H, dkk (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi
dengan Tindakan Pencegahan Hipertensi di BPSTW Budi Luhur Bantu.
Yogyakarta. Jurnal Riset Daerah.
Donsu, (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan Yogyakarta: Pustaka Baru
Eliza, T, dkk (2015). Gambaran Pengetahuan Lansia terhadap Pencegahan dan
Pengobatan Hipertensi di Puskesmas Cipayung Kota Depok 2015 . Jawa
Barat. JK Unila.
Emil, (2020). Tingkat Pengetahuan Hipertensi dan Pencegahannya pada Lanjut
Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2 Cengkareng. Jakarta.
Jurnal Nurse.
Febrian, & Yusuf. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Padangsimpuan:
Darma Press.
Hasibuan, N. E. A. (2022). Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Minum
Obat Anti Hipertensi Pada Lansia Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Batunadua Tahun 2022.
Hidayat. (2012). Riset Keperawatan dan Teknik Realisasi Data. Jakarta: Salemba
Ismayadi. (2012). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terhadap Kejadian Hipertensi
pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor.
Kadir, A. (2016). Hubungan patofisiologi hipertensi dan hipertensi renal. Jurnal
Ilmiah Kedokteran.
Kemenkes RI. (2017). Sebagian Besar Penderita Hipertensi Tidak Menyadarinya.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Mulyani, A. (2022). Penyuluhan hipertensi sebagai upaya peningkatan pengetahuan
dan pencegahan hipertensi di posyandu Purbosari 5 desa Purbayan
Kabupaten Sukoharjo. Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nixson, M (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Pencegahan
Hipertensi Di Desa Gotting Sidodadi Kabupaten Asahan. Sumatera
Notoatmodjo, S. (2013). Promosi kesehatan dan Teori Aplikasi. Edisi revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Nurpratiwi, N., Akbar, A., Amaludin, M., Hidayat, U. R., Alfikri, F., Hatmalyakin,
D., & Anggela, R. (2022). Edukasi Tanggap Hipertensi di Desa Lemukutan
Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang Provinsi
Kalimantan Barat. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat
(Pkm), 5(1), 252-260.
Oktaria, M., Hardono, H., Wijayanto, W. P., & Amiruddin, I. (2023). Hubungan
Pengetahuan dengan Sikap Diet Hipertensi pada Lansia. Jurnal Ilmu Medis
Indonesia, 2(2), 69-75
Purba, S. D., Sipayung, A. D., & Sembiring, T. U. J. (2023). Peningkatan
Pengetahuan Lansia Dengan Edukasi Hipertensi Di Yayasan Guna Budi
Bakti Tahun 2023. Jurnal Abdimas Mutiara, 4(1), 117-120.
Sari, H. S. P., & Wiyono, J. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia
Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan Dalam Meminum Obat Di
Posyandu Lansia Drupadi. Nursing News: Jurnal Ilmiah Keperawatan, 3(1).
Salwa, A., & Supratman, S. K. M. (2023). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
Sikap Lansia Dalam Pengendalian Tekanan Darah Pada Lansia Dengan
Hipertensi di Desa Makamhaji (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Savitri, Elisabeth, W., & Sius, U. (2021). Weight bearing exercise dan penurunan
tekanan darah pasien hipertensi (M. Nasrudin (ed.)). PT. Nasya Expanding
Siti, M, dkk (2017). Hubungan Pengetahuan Lansia Tentang Pencegahan Hipertensi
Dengan Pola Makan Lansia (Relationship between Elderly Knowledge
About Prevention of Hypertension and Elderly Diet). Kalimantan Timur.
Suherman. (2018). Hipertensi esesnsial:aspek neurobehaviour dan genetika. Syiah
Kuala University.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Bandung:
CV. Alfabet
Syafirani, dkk (2022). Hubungan Pengetahuan Lansia Tentang Hipertensi dengan
upaya pengendalian Pola Makan di Posyandu Lansia Langgini Wilayah
Kerja Puskesmas Bangkinang Kota Tahun 2022.
United Nations.2020.World Population Ageing [Internet]. Economic and Social
Affairs United Nations. New York: United Nations Publication;1–
47 p. Available from: 0.
Widiyanto, A., Wahyu, A. S., Mubarok, A. S., Anshori, M. L., Mukhofi, L.,
Pradana, K. A., & Atmojo, J. T. (2022). Pengabdian Masyarakat Pendidikan
Kesehatan Tentang Manfaat Senam Diabetes Pada Lansia Di Desa
Garangan, Wonosamodro, Boyolali. Buletin Abdi Masyarakat, 2(2).
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Panji
Tempat/Tanggal Lahir : Monterado/3 Mei 2000
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Status : Belum menikah
Alamat : Rt 004/Rw 002, Desa Monterado, Kec. Monterado,
Kab. Bengkayang
Status dalam Keluarga : Anak kelima dari lima bersaudara
Nama Ayah : Abun
Nama Ibu : Imon
Email : panjizein80@gmail.com
Riwayat Pendidikan
SD : SDN 1 Monterado (2007-2013)
SMP : SMP Negeri 1 Monterado (2013-2014)
SMP Pengabdi Singkawang (2014-2015)
SMP Negeri 5 Singkawang (2015-2016)
SMA : SMA Negeri 7 Singkawang (2016-2019)
Kuliah : Program Studi S1 Keperawatan ITEKES Muhammadiyah
Kalimantan Barat (2019-Sekarang)
INFORMED CONSENT

PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG


PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MONTERADO

Peneliti :
Panji
NIM SR19213088

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH
KALIMANTAN BARAT
2022/2023
Lampiran 2
LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

Saya, Panji, mahasiswa ITEKES MUHAMMADIYAH KALBAR akan melakukan


penelitian yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia tentang
Pencegahan dan Penanganan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Monterado”
Penelitian ini bertujuan mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia tentang
Pencegahan dan Penanganan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado.
Penelitian ini membutuhkan 90 responden, dengan menggunakan kuesioner sebagai
alat penelitian dimana kuesioner memiliki 14 pertanyaan, Penelitian ini akan
dilaksanakan pada bulan April 2023 sampai Juni 2023.
A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian
Lansia dapat mengikuti dalam penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila lansia
sudah memutuskan memberikan izin untuk ikut serta dalam penelitian ini, maka
lansia diharapkan dapat mengisi dan menandatangani lembar persetujuan.
Lansia juga dapat mengundurkan diri dalam penelitian ini jika berubah pikiran
atau tidak berkenan untuk dilakukan penelitian.
B. Prosedur Penelitian.
Lansia telah memberikan izin untuk berpatisipasi dalam penelitian ini, maka
akan diminta untuk menandatangani lembar persetujuan sebanyak rangkap dua,
satu untuk lansia simpan, dan satu untuk peneliti. Prosedur selanjutnya adalah
lansia akan diminta mengisi kuesioner dengan 14 soal dimana berkaitan dengan
pertanyaan tentang tentang pencegahan dan penanganan hipertensi.
C. Kewajiban subjek penelitian
Sebagai subjek penelitian, lansia berkewajiban mengikuti aturan atau petunjuk
penelitian seperti yang tertulis diatas. Bila ada yang belum jelas, lansia dapat
bertanya lebih lanjut kepada peneliti.
D. Risiko dan Efek Samping dan penanganannya.
Penelitian ini tidak mempunyai risiko klinis terhadap responden.
E. Manfaat
Keuntungan yang didapatkan adalah diketahui Gambaran Tingkat Pengetahuan
Lansia tentang Pencegahan dan Penanganan Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Monterado. Selain itu peneliti akan memberikan pengetahuan
terkait dengan pencegahan dan penanganan hipertensi setelah penelitian
selesai.
F. Kerahasian
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas lansia sebagai responden akan
dirahasiakan dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian
akan dipublikasikan tanpa indentitas lansia.
G. Kompensasi
Peneliti tidak memberikan kompensasi.
H. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti tanpa
meminta sedikitpun biaya pada responden.
I. Informasi Tambahan
Lansia diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas
sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu membutuhkan
penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi peneliti Panji pada no. Hp
081258639810 atau melalui email panjizein80@gmail.com.
Lampiran 3
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,
Saya Panji, mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan ITEKES
Muhammadiyah Kalimantan Barat bermaksud untuk melakukan penelitian tentang
“Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia tentang Pencegahan dan Penanganan
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado”.
Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui bagaimana gambaran tingkat
pengetahuan lansia tentang pencegahan dan penanganan hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Monterado.
Segala informasi yang diberikan melalui kuesioner yang telah disusun oleh
peneliti dijamin kerahasiaannya dan peneliti bersedia bertanggung jawab apabila
informasi yang diberikan akan merugikan. Anda berhak untuk bersedia atau
menolak menjadi responden apabila ada pertanyaan yang tidak berkenan.
Sehubungan dengan ini, saya mohon kesediaan saudara untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian yang akan saya lakukan dengan mengisi
kuesioner yang akan peneliti berikan. Berikanlah jawaban yang jujur sesuai dengan
apa yang anda ketahui dan rasakan. Jika setelah ini ada pertanyaan, silahkan
menghubungi saya melalui nomor 081258639810 atau melalui email
panjizein80@gmail.com.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya
mengucapkan terima kasih.

Pontianak,………………………
Peneliti

Panji
NIM. SR19213088
Lampiran 4
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,
Setelah dijelaskan maksud dan tujuan penelitian ini, maka saya yang
bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Menyatakan *bersedia/tidak bersedia untuk menjadi responden dalam
penelitian ini dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia tentang
Pencegahan dan Penanganan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Monterado”.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya setuju ikut serta dalam penelitian ini
dan menjawab semua pertanyaan yang diberikan dengan sejujur-jujurnya dan apa
adanya serta tanpa adanya keterpaksaan.
Dengan persetujuan ini, saya tanda tangani dengan sukarela menjadi
responden tanpa paksaan dari pihak manapun.

Pontianak,…………………….
Responden

(……………..…………….)
Lampiran 5

Instrumen A
Identitas Responden

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER


Isilah pertanyaan di bawah ini:

1. Usia :
2. Pendidikan :

Instrumen B
Kuesioner Pengetahuan

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER


1. Bacalah setiap pertanyaan secara seksama dan jawablah dengan baik dan benar
2. Jawablah semua pertanyaan dengan jawaban yang paling tepat sesuai dengan
keadaan dan pendapat anda
3. Lembaran yang telah diisi dengan lengkap mohon dikembalikan kepada peneliti

1. Hipertensi merupakan keadaan tekanan darah yang…


a. Di bawah normal
b. Dalam batas normal
c. Di atas normal
2. Penyakit tekanan darah tinggi sering juga disebut dengan …
a. Hipertensi
b. Diabetes
c. Stroke
3. Faktor resiko hipertensi yang tidak dapat dikendalikan adalah.....
a. Obesitas
b. Keturunan
c. Asupan garam
4. Komplikasi yang disebabkan oleh hipertensi adalah, kecuali....
a. Jantung
b. Obesitas
c. Stroke
5. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hipertensi adalah .....
a. Menurunkan berat badan
b. Konsumsi makanan asinan setiap hari
c. Mengurangi konsumsi sayur dan buah
6. Hipertensi dapat terjadi apabila....
a. Suplai oksigen dan nutrisi dan oksigen yang di bawa darah terhambat
b. Darah dipaksa mengalir melalui pembuluh darah yang sempit
c. Jantung memompa darah teralu cepat
7. Gejala yang tidak ditemukan pada penderita hipertensi adalah...
a. Mudah lelah
b. Penglihatan kabur
c. Sering buang air kecil dimalam hari

8. Sakit kepala, jantung berdebar-debar, tegang bagian tengkuk, hidung


berdarah merupakan tanda-tanda dari penyakit.....
a. Diabetes (penyakit gula)
b. Jantung
c. Hipertensi (darah tinggi)
9. Pemeriksaan tubuh yang tidak termasuk dalam pemeriksaan laboratorium
penyakit hipertensi adalah ......
a. Jantung
b. Mata
c. Kulit
10. Buah- buahan yang dapat menurunkan tekanan adalah....
a. Durian
b. Mentimun
c. Rambutan
11. Bila tekanan darah sangat tinggi berdampak buruk pada...
a. Jantung
b. Kulit
c. Lambung
12. Komplikasi yang bukan disebabkan hipertensi adalah ....
a. Sakit jantung
b. Stroke (kelumpuhan)
c. Kanker darah
13. Faktor penyebab hipertensi yang bisa dicegah adalah ,kecuali ...
a. Program hidup sehat tanpa asap rokok
b. Aktivitas fisik/gerak badan
c. Faktor keturunan
14. Mengkonsumsi makanan asinan dapat menyebabkan....
a. Meningkatnya tekanan darah
b. Menurunnya tekanan darah
c. Meningkatnya asam urat
Lampiran 6
SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA

Anda mungkin juga menyukai