HASIL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Strata Satu (S1) p
ada Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah
Kalimantan Barat
Di susun oleh
Falentina Sunarty
Nim : SNR212250053
i
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar-benar hasil pekerjaan
penelitian saya. Adapun kutipan atau saduran hanya sebatas referensi semata, dan
apabila dikemudian hari skripsi yang saya buat ini terbuksi meniru atau menjiplak
karya orang lain, saya bersedia mendapat sanksi akademis maupun sanksi hukum
dari lembaga yang berwenang.
Falentina Sunarty
NIM SNR212250053
PERSETUJUAN UJIAN
ii
HASIL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian hasil penelitian pada
Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah Kalimantan Barat
Falentina Sunarty
NIM SNR212250053
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Ners
PERSETUJUAN
HASIL PENELITIAN
iii
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN BAYI
BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LANDAK: STUDI RETROSPEKTIF
Falentina Sunarty
NIM SNR212250053
Pembimbing I Pembimbing II
PENGESAHAN
HASIL PENELITIAN
iv
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN BAYI
BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LANDAK: STUDI RETROSPEKTIF
v
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI)
SEMINAR HASIL PENELITIAN
NAMA : Falentina Sunarty
NIM : SNR212250053
JUDUL :
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT
LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LANDAK: STUDI RETROSPEKTIF
Pembimbing I Pembimbing II
Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan proposal dengan judul
vi
“Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Di Rumah Sakit Umum Daerah Landak: Studi Retrospektif” dengan tepat waktu,
yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian skrispi strata sa
tu (S1) pada Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah Pontianak. Propos
al ini tidak akan sanggup peneliti selesaikan dengan baik tanpa bantuan serta duku
ngan dari berbagai pihak. Selama penyusunan proposal, penulis banyak mendapat
kan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Ns. Haryanto, S.Kep, MSN, P.h.D., selaku Ketua ITEKES Muhammadiyah Po
ntianak.
2. Ns. Indah Dwi Rahayu, M. Kep selaku Ketua Program Studi Ners ITEKES
Muhammadiyah Pontianak.
3. Ns. Hartono, M. Kep selaku dosen pembimbing I yang selalu meluangkan
waktu, memberikan pelajaran, masukan, dan semangat yang sangat bermanfaat
dan menginspirasi bagi peneliti.
4. Ns. Ditha Astuti Purnamawati, M. Kep selaku dosen pembimbing II yang
dengan penuh kesabaran dan perhatiannya sehingga proposal ini bisa
terselesaikan dengan baik.
5. Keluarga besarku yang penulis sayangi dan hormati serta selalu mendukung
penulis baik dari segi motivasi, maupun pengalaman.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak, orang tua, k
eluarga besar, teman teman, sahabat seperjuangan yang telah memberikan bant
uan serta semangat sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan guna menyempurnakan proposal ini. Besar harapan penulis
agar hasil penelitian ini dapat berguna sebagai sumber informasi bagi para
pembaca terutama mahasiswa/i ITEKES Muhammadiyah Pontianak sebagai
literatur bacaan.
vii
Peneliti
viii
Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Di Rumah Sakit Umum Daerah Landak: Studi Retrospektif
Falentina Sunarty1, Ns. Hartono, M.Kep2, Ns. Ditha Astuti Purnamawati, M.Kep3
Abstrak
Latar Belakang : BBLR merupakan kondisi bayi lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram. Kondisi kelahiran BBLR ini dapat berdampak pada
kelangsungan hidup bayi. Oleh karena itu, perlu dilihat faktor apa saja yang
mempengaruhi kejadian BBLR guna mencegah potensi terjadinya BBLR.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan karakteristik ibu
dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah Landak.
Metode : Penelitian merupakan penelitian korelasi menggunakan desain cross-
sectional untuk mengetahui hubungan beberapa karakteristik ibu terhadap
kejadian BBLR di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum daerah Landak. Adapun
cara pengambilan sampel menggunakan total sampling dari populasi penelitian.
Hasil : Bebebrapa karakteristik ibu seperti tingkat pendidikan akhir (p-value =
0,024) dan paritas (p-value = 0,019) memiliki hubungan yang cukup signifikan
dengan kejadian BBLR. Dengan demikian hipotesis alternatif diterima (Ha
diterima). Analisis lebih lanjut dilakukan terhadap dua karakteristik ini dan
didapatkan nilai OR = 3,116 untuk paritas yang menunjukan rasio prevalensi
bahwa ibu dengn paritas 1 dan < 4 memiliki resiko 3,1 kali berpotensi mengalami
kejadian BBLR (CI 95% 1,118 - 8,174). Sedangkan untuk tingkat pendidikan
terakhir didapatkan nilai OR = 1,634 yang berarti ibu dengan tingkat pendidikan
rendah memiliki resiko 1,6 kali mengalami kejadian BBLR (CI 95% 1,077 -
3,012). Karakteristik usia, riwayat penyakit hipertensi dan Jarak kehamilan tidak
memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian BBLR. Ditunjukan dengan
nilai uji chi-square usia (p-value = 0,495), jarak kehamilan (p-value = 0,261) dan
riwayat penyakit hipertensi (p-value = 0,328).
Simpulan : Pengetahuan mengenai kesehatan saat kehamilan sangat penting
untuk mencegah terjadinya BBLR. Dari hasil penelitian yang dilakukan, terlihat
bahwa masyarakat kurang mendapatkan edukasi terkait menjaga kesehatan
kehamilan. Oleh sebab itu petugas pelayanan kesehatan menjadi peran penting
dalam rangka memberikan edukasi yang tepat bagi masyarakat.
Kata kunci : BBLR, Edukasi, Signifikan, Chi-square.
ix
Program Studi Ners Tahap Akademik
Institut Teknologi dan Kesehatan
Muhammadiyah Kalimantan Barat
x
Correlation between Maternal Characteristics and the Incidence of Low Birth
Weight Babies (LBW) at the Landak Regional General Hospital:
A Retrospective Study
Falentina Sunarty1, Ns. Hartono, M.Kep2, Ns. Ditha Astuti Purnamawati, M.Kep3
Abstract
Background: LBW is the condition of a baby born weighing less than 2500
grams. The condition of LBW births can have an impact on the survival of the
baby. Therefore, it is necessary to look at the factors that influence the occurrence
of LBW in order to prevent the potential for LBW to occur.
Purpose: This study aims to look at the relationship between maternal
characteristics and the incidence of LBW at the Landak Regional General
Hospital.
Methods: The study was a correlation study using a cross-sectional design to
determine the relationship between several characteristics of the mother on the
incidence of LBW in the Delivery Room of the Landak General Hospital. As for
the way of taking samples using total sampling of the study population.
Results: Several characteristics of the mother, such as final education level (p-
value = 0.024) and parity (p-value = 0.019) have a significant relationship with
the incidence of LBW. Thus the alternative hypothesis is accepted (Ha is
accepted). Further analysis was carried out on these two characteristics and
obtained OR = 3.116 for parity which shows the prevalence ratio that mothers
with parity 1 and < 4 have a 3.1 times risk of potentially experiencing LBW
events (CI 95% 1.118 - 8.174). Meanwhile, for the last level of education, the
value of OR = 1.634 was obtained, which means that mothers with low education
levels have a 1.6 times the risk of experiencing LBW (CI 95% 1.077 - 3.012).
Characteristics of age, history of hypertension and pregnancy spacing did not have
a significant relationship with the incidence of LBW. Shown by the value of age
chi-square test (p-value = 0.495), the distance between pregnancies (p-value =
0.261) and history of hypertension (p-value = 0.328).
Conclusion: Knowledge about health during pregnancy is very important to
prevent LBW. From the results of the research conducted, it appears that the
community has received less education regarding maintaining healthy pregnancy.
xi
Therefore, health service workers play an important role in providing appropriate
education for the community.
Keywords: LBW, Education, Significance, Chi-square.
DAFTAR ISI
xii
HALAMAN
JUDUL....................................................................................................................i
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS..........................................................ii
SHALAMAN PENGESAHAN............................................................................iii
HALAMAN ERSETUJUAN................................................................................iv
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
ABSTRAK.............................................................................................................ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xv
DAFTAR SKEMA..............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..................................................................................3
D. Manfaat Penelitian................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
A. Konsep Teori.........................................................................................5
B. Kerangka Teori....................................................................................22
C. Hipotesis Penelitian.............................................................................23
D. Penelitian Terkait................................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................19
A. Kerangka Konsep................................................................................19
B. Desain Penelitian.................................................................................19
C. Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................19
D. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................20
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian............................................21
F. Instrumen Penelitian............................................................................22
G. Prosedur Pengumpulan Data Penelitian..............................................22
H. Rencana Analisis Data........................................................................23
I. Etika Penelitian...................................................................................25
J. Jadwal Penelitian.................................................................................26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................28
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...................................................28
B. Karakteristik Subjek Penelitian...........................................................28
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................32
A. Distribusi Karakteristik Responden Penelitian...................................32
B. Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian BBLR........................32
C. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian.............................................36
D. Implikasi terhadap Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian
Keperawatan .....................................................................................37
xiii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................38
A. Kesimpulan.........................................................................................38
B. Saran....................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39
LAMPIRAN..........................................................................................................43
DAFTAR TABEL
xiv
Tabel 2.1…………………………………………………………………….....19
Tabel 3.1……………………………………………………………………... ..21
Tabel 3.2……………………………………………………………………….26
Tabel 3.3……………………………………………………………………….33
DAFTAR SKEMA
xv
Skema 2.1……………………………………………………………………. 16
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
Lampiran 1. Lembar Konsultasi
Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 3. Permohonan menjadi responden
Lampiran 4. Lembar persetujuan responden untuk keikutsertaan dalam penelitian
Lampiran 5. Persetujuan menjadi responden
Lampiran 6. Kuesioner
Lampiran 7. Surat Ijin Pengambilan Data
Lampiran 8. Kendali Bimbingan
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berat bayi lahir rendah atau dikenal dengan istilah BBLR adalah
kondisi dimana bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram (Kemenkes RI,
2013). BBLR dapat disebabkan oleh 2 hal yaitu kelahiran prematur atau
kelahiran saat usia kehamilan ≤ 37 minggu dan IUGR yang biasa disebut
terganggunya pertumbuhan janin. BBLR dapat menyebabkan banyak masalah
kesehatan pada anak bahkan kematian (Astria, et.al., 2016). Sutan, et.al.,
(2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa BBLR dapat disebabkan oleh
beberapa hal seperti faktor ibu (status gizi, umur, paritas, status ekonomi),
riwayat kehamilan buruk (pernah melahirkan BBLR, aborsi), asuhan
antenatal care yang buruk, keadaan janin. Wanita dengan status ekonomi
rendah cenderung memiliki asupan makanan yang tidak memadai, sanitasi
tempat tinggal yang buruk, dan kemampuan untuk mencari perawatan selama
kehamilan yang kurang sehingga dapat mempengaruhi berat lahir bayi
mereka. Usia ibu ≤ 15 tahun memiliki risiko tinggi untuk melahirkan bayi
dengan berat rendah.
Masalah BBLR ini menjadi perhatian khusus bagi banyak pihak karena
dampaknya bisa menyebabkan kematian. Tercatat bahwa kasus angka
kematian anak (AKB) mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terkahir
dan salah satu penyumbang terbesar pada kasus AKB adalah anak yang
terlahir dengan kondisi BBLR. WHO mengelompokkan BBLR menjadi 3
macam, yaitu BBLR (1500–2499 gram), BBLR (1000- 1499 gram), BBLR (<
1000 gram). (WHO, 2017) menjelaskan bahwa sebesar 60– 80% dari Angka
Kematian Bayi (AKB) yang terjadi, disebabkan karena BBLR. BBLR
mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami morbiditas dan mortalitas
daripada bayi lahir yang memiliki berat badan normal.
Melihat penyebab dan dampak dari adanya kasus BBLR ini menjadi hal
yang penting di ketahui oleh berbagai pihak. Tindakan pencegahan dan
1
2
penanganan terhadap kasus BBLR menjadi poin penting dalam penelitian ini.
Salah satu penyebab utama terjadinya BBLR adalah dipengaruhi kondisi
kesehatan ibu saat masa kehamilan. Kurangnya kepedulian terhadap
kesehatan saat masa kehamilan menjadi penyebab terjadinya kelahiran
premature yang pada akhirnya menyebabkan anak terlahir dengan kondisi
BBLR.
Masa kehamilan yang kurang dari 37 minggu dapat menyebabkan
terjadinya komplikasi pada bayi karena pertumbuhan organ-organ yang
berada dalam tubuhnya kurang sempurna. Kemungkinan yang terjadi akan
lebih buruk bila berat bayi semakin rendah (WHO, 2014). Semakin rendah
berat badan bayi, maka semakin penting untuk memantau perkembangannya
di minggu-minggu setelah kelahiran. Ibu yang selalu menjaga kesehatannya
dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan menerapkan gaya hidup yang
baik akan melahirkan bayi yang sehat, sebaliknya ibu yang mengalami
defisiensi gizi memiliki risiko untuk melahirkan BBLR.
Menurut chen et al (2013) BBLR tidak hanya menggambarkan situasi
kesehatan dan gizi, tetapi juga menunjukkan tingkat kelangsungan hidup, dan
perkembangan psiko sosialnya BBLR cenderung mengalami gangguan
perkembangan kognitif, retardasi mental, serta lebih mudah mengalami
infeksi yang dapat mengakibatkan kesakitan atau bahkan kematian
Data badan kesehatan dunia (World Health Organization), menyatakan
bahwa prevalensi bayi dengan BBLR di dunia yaitu 15,5% atau sekitar 20
juta bayi yang lahir setiap tahun,sekitar 96,5% diantaranya terjadi di negara
berkembang (WHO, 2018). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2017 angka kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Indonesia mencapai 6,2%. Provinsi Sulawesi Tengah menduduki peringkat
pertama kejadian BBLR yaitu 8,9%, sedangkan provinsi yang memiliki
persentase angka kejadian BBLR paling rendah adalah Provinsi Jambi (2,6%)
(Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Statistik,
Kesehatan, & USAID, 2018). Data angka kejadian BBLR di Provinsi
Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebesar 3479, peringkat pertama angka
3
B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan faktor ibu yang meliputi usia ibu, paritas, jarak
kelahiran, penyakit ibu, dan pendidikan ibu dengan kejadian BBLR di Rumah
sakit Umum Daerah Landak ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor ibu
dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah Landak: Studi
Retrospektif.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui hubungan usia ibu dengan kejadian BBLR di Rumah
Sakit Umum Daerah Landak.
b. Diketahui hubungan paritas ibu dengan kejadian BBLR di Rumah
Sakit Umum Daerah Landak.
c. Diketahui hubungan jarak kelahiran dengan kejadian BBLR di
Rumah Sakit Umum Daerah Landak.
d. Diketahui hubungan penyakit ibu dengan kejadian BBLR di Rumah
Sakit Umum Daerah Landak.
e. DIketahui hubungan pendidikan ibu dengan kejadian BBLR di
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat meyakinkan bukti empiris yang sudah ada
mengenai karakteristik ibu yang memengaruhi kejadian BBLR.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor ibu yang
mempengaruhi kejadian BBLR.
b. Bagi perawat pelaksana dan tenaga kesehatan terkait di Rumah Sakit
Umum Daerah Landak.
Memberikan informasi dan referensi tentang hubungan faktor ibu
dengan kejadian BBLR dan sebagai masukan dalam penyusunan
program-program untuk kewaspadaan lebih dini terhadap beberapa
faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR.
c. Bagi Orang tua Pasien atau masyarakat
Hasil penelitian ini dapat disosialisasikan pada masyarakat sehingga
mampu merubah cara pandang dan perilaku masyarakat untuk
mencegah BBLR.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
a. Pengertian
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badan bayi
kurang dari 2500 gram. Sebelum tahun 1961, berdasarkan berat
badannya saja, dianggap prematur atau berdasarkan umur kehamilan,
yaitu kurang dari 37 minggu. Ternyata tidak semua bayi dengan
berat badan lahir rendah, bermasalah sebagai premature, tetapi terdapat
beberapa kriteria menurut (Manuaba, 2012) sebagai berikut:
1) Berat badan lahir rendah, sesuai dengan umur kehamilannya, menu
rut perhitungan hari pertama haid terakhir.
2) Bayi dengan ukuran kecil masa kehamilan (KMK), artinya bayi ya
ng berat badannya kurang dari persentil ke- 10 dari berat sesunggu
hnya yang harus dicapai, menurut umur kehamilannya.
3) Berat badan lahir rendah disebabkan oleh kombinasi oleh keduany
a yaitu umur kehamilanbelm waktunya lahir, tumbuh kembang intr
auterine mengalami gangguan sehingga terjadi kecil masa kehamila
nnnya.
Berat bayi saat lahir adalah indikator dari kesehatan dan gizi ibu
dan bayi baru lahir. Kurang gizi di dalam rahim meningkatkan risiko
kematian pada awal kehidupan anak. Mereka yang bertahan hidup
cenderung memiliki gangguan fungsi kekebalan tubuh dan
meningkatkan risiko penyakit (Unicef, 2016). Bayi berat badan lahir
rendah (BBLR) merupakan bayi baru lahir yang saat dilahirkan
memiliki berat badan senilai < 2500 gram tanpa menilai masa gestasi.
(Sholeh, 2014). Pada tahun 1961 oleh World Health Organization
(WHO) semua bayi yang telah lahir dengan berat badan saat lahir
kurang dari 2.500 gram disebut Low Birth Weight Infants atau Bayi
5
6
b. Klasifikasi BBLR
Bayi BBLR dapat di klasifikasikan berdasarkan gestasinya, Bayi
BBLR dapat digolongkan sebagai berikut (Saputra, 2014). :
1) Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) prematuritas murni, yaitu
BBLR yang mengalami masa gestasi kurang dari 37 minggu. Berat
badan pada masa gestasi itu pada umumnya biasa disebut neonatus
kurang bulan untuk masa kehamilan .
2) Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dismatur, Yaitu BBLR
yang memiliki berat badan yang kurang dari seharusnya pada masa
kehamilan. BBLR dismatur dapat lahir pada masa kehamilan
preterm atau kurang bulan-kecil masa kehamilan, masa kehamilan
term atau cukup bulan-kecil masa kehamilan, dan masa kehamilan
post-term atau lebih bulan-kecil masa kehamilan.
7) Kepala bayi lebih besar dari badan , kepala tidak mampu tegak,
rambut kepala tipis dan halus, elastisitas daun telinga
8) Integumen : kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, jaringan
subkutan sedikit.
9) Otot hipotonik lemah
10) Dada : dinding thorak elastis, putting susu belum terbentuk,
pernafasan tidak teratur, dapat terjadi apnea, pernafasan 40-50
kali/menit
11) Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus, kadang
terjadi oedem, garis telapak kaki sedikit, telapak kaki halus, tumit
mengkilat
12) Genetalia : pada bayi laki-laki skrotum kecil dan testis tidak teraba
(belum turun), dan pada bayi perempuan klitoris menonjol serta
labia mayora belum menutupi labia minora atau labia mayora
hampir tidak ada (Nurarif, 2015).
5) Imaturitas.
6) Hipoglikemi.
1) Usia
Ibu hamil dengan usia > 35 tahun memiliki risiko tinggi kar
ena pada usia tersebut organ reproduksi telah mengalami penurun
an fungsi sehingga mudah terjadi penyakit pada ibu, serta jalan la
hir tidak lentur lagi atau kaku. Dampaknya bayi akan mengalami
berat badan lahir rendah (BBLR). Dan juga hasil penelitian yang
didapatkan bahwa angka kejadian bayi BBLR sebesar 20% yang
dilahirkan dari ibu yang berusia < 19 tahun. Dikemukakan juga te
rdapat hubungan antara usia wanita < 19 tahun dengan melahirka
n bayi BBLR (Astuti, 2016).
Pada ibu yang tua meskipun sudah berpengalaman, tetapi k
ondisi badan serta kesehatannya sudah mulai menurun serta dapat
mempengaruhi janin intrauterine dan dapat menyebabkan kelahir
an BBLR. Kelahiran BBLR tampak meningkat pada wanita berus
ia diluar usia 20 sampai 35 tahun (Rahayu, 2013). Ibu hamil yang
berusia terlalu muda atau masih remaja cenderung memiliki berat
badan kurang dari normal dan mengalami pertambahan berat bad
an yang kurang selama hamil. Di samping itu, tubuh remaja terse
but pada umumnya kurang matang atau belum sempurna untuk m
enjalani proses kehamiln. Akibatnya, bayi lahir dengan BBLR. U
sia 25- 34 tahun merupakan usia yang paling baik untuk menjalan
i proses kehamilan dan melahirkan bayi (Istiany dan Rusilanti, 20
13).
Umur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wa
nita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 ta
hun. Kehamilan diusia kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun
dapat menyebabkan anemia, karena pada kehamilan kurang 20 ta
hun secara biologis belum optimal emosinya cenderung labil, me
ntalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan
yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan k
10
4) Jarak kehamilan
Jarak antara kelahiran adalah jarak antara kelahiran anak ya
ng terakhir dengan anak yang tepat di atasnya. Jarak kelahiran dap
at menyebabkan hasil kehamilan yang kurang baik. Jarak kelahira
n yang pendek akan mempengaruhi daya tahan dan kondisi ibu ya
ng selanjutnya akan mempengaruhi hasi reproduksi. Resiko terha
dap kematian ibu dan anak meningkat jika jarak antara dua keham
ilan 4 tahun.Jarak kehamilan yang aman ialah antara 2-4 tahun. Ja
rak antara dua kehamilan yang 4 tahun, disamping usia ibu yang s
udah bertambah juga mengakibatkan persalinan berlangsung sepe
rti kehamilan dan persalinan pertama (Depkes RI, 2001). Berdasar
kan penelitian Sistiarani (2008) tentang faktor maternal dan kualit
as pelayanan antenatal yang berisiko terhadap kejadian BBLR di
RSUD Banyumas menunjukkan bahwa jarak kehamilan < 27 bula
n secara statistik meningkatkan risiko BBLR (Perry, 2013).
Jarak kehamilan ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi
yang dilahirkan. Seorang ibu yang jarak kehamilannya dikatakan
berisiko apabila hamil dalam jangka kurang dari dua tahun, karen
a dapat menimbulkan gannguan hasil konsepsi, sering terjadi imm
aturitas, prematuritas, cacat bawaan atau janin lahir dengan BBL
R. Keadaan ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi
akan oksigen pada placenta yang akan berpengaruh pada fungsi pl
asenta terhadap janin (Nuha, 2016).
Berdasarkan penelitian ibu yang memiliki jarak kelahiran <
2 tahun berisiko 3,231 kali lebih besar melahirkan anak BBLR di
bandingkan dengan ibu yang memiliki jarak kelahiran > 2 tahun,
itu dikarenakan pola hidup, belum menggunakan alat kontrasepsi
dan ibu tidak melakukan pemeriksaan dengan rutin.
5) Pola hidup
Ibu yang dia terkena paparan asap rokok dan sering
mengkonsumsi alkohol dapat menyebabkan hipoksia pada janin
17
b. Faktor Kehamilan
1) Usia kehamilan
Usia kehamilan merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap BBLR, dimana usia kehamilan memiliki resiko 77,055
kali terhadap BBLR. Ibu yang melahirkan bayi premature 6,2 kali
lebih beresiko untuk melahirkan BBLR (Kumalasari et al., 2018).
2) Komplikasi selama hamil
Mengalami komplikasi kehamilan menigkatkan resiko
terjadinya BBLR. Ibu dengan anemia yang memiliki kadar HB <
11 gr/dl berpeluang 1,861 kali lebih besar melahirkan BBLR
dibandingakn kadar HB > 11 gr/dl, demikian dengan ibu yang
tergolong kurang energy kronik (KEK) dengan Lingkar Lengan
Atas (LILA) < 23,5 cm beresiko 6,6 kali lebih besar untuk
melahirkan BBLR (Fajriana dan Buanasita, 2018). Riwayat ibu
yang mengalami preekelampsia eklampsia beresiko melahirkan
BBLR sebesar 4,047 kali lebih besar dari pada persalinan tanpa
eklampsia, dari angka kejadian eklampsia sebesar 4,8% dari
seluruh persalinan dan 47,4% melahirkan BBLR (Kumalasari et
al., 2018).
18
4. Penatalaksanaan BBLR
19
B. Kerangka Teori
Karakteristik ibu :
1. Usia
2. Paritas
3. Gizi kurang
22
4. Jarak Kelahiran
5. Pola hidup
Nur, Arifuddin & Vovilia (2016)
Faktor Kehamilan:
1. Usia kehamilan
2. Komplikasi selama hamil BBLR
Faktor Janin:
1. Kelainan kromosom
2. Infeksi janin kronik
3. Gawat janin
4. Kehamilan kembar
Kumalasari, et al. (2018)
Keterangan:
: variabel yang diteliti
Sumber: Nur, Arifuddin & Vovilia (2016); Fajriana dan Buanasita, (2018),
Kumalasari, et al. (2018)
C. Hipotesis Penelitian
1. Ha : Ada hubungan antara usia, paritas, jarak kelahiran, penyakit ibu,
dan pendidikan dengan kejadian BBLR
2. H0 : Tidak ada hubungan antara usia, paritas, jarak kelahiran,
penyakit ibu, dan pendidikan, dengan kejadian BBLR.
23
D. Penelitian Terkait
N Nama dan Judul Hasil Persamaan Perbedaan
o Tahun
1 Magdalena Pengetahuan Ibu Hasil dari penelitian ini bahwa Variabel penelitian ibu Pada penelitian yang akan
(2012) tentang pengetahuan ibu dalam penatalaksanaan dalam merawat bayi bblr. dilakukan ini penulis meneliti
Penatalaksanaan perawatan mempertahankan suhu dan Teknik pengambilan hubungan antara karakteristik
Perawatan Bayi kehangatan bayi BBLR berada pada sampel accindental ibu dengan kejadian BBLR
BBLR di rumah di kategori kurang. Dalam sampling.
RSKIA Kota penatalaksanaan perawatan memberikan
Bandung ASI kepada bayi BBLR berada pada
kategori cukup. Pengetahuan ibu
tentang perawatan mencegah terjadinya
infeksi bayi BBLR berada pada kategori
kurang. Jenis penelitian ini
menggunakan metode deskritif.
Dengan teknik sampel
menggunakan accidental sampling.
24
2 Setyowati Hubungan Hasil penelitian ada hubungan Korelasi antara dua Pada penelitian yang akan
(2014) Pendidikan dan pendidikan dengan pengetahuan ibu variabel. dilakukan ini penulis meneliti
Pekerjaan dengan tentang perawatan bayi prematur (ρ hubungan antara karakteristik
Pengetahuan value 0,027, ada hubungan pekerjaan ibu dengan kejadian BBLR
dengan pengetahuan ibu tentang
Ibu tentang perawatan bayi premature (ρ value
Perawatan Bayi 0,049). Penelitian ini menggunakan
Premature di RSUD menote analytic dengan desain
Cideres Kabupaten penelitian cross sectional. Populasi dan
Majalengka sampel penelitian ini seluruh ibu
dengan bayi prematur periode April-
Juni tahun 2013 sebanyak 38 responden
dengan teknik total sampling.
Pengolahan data melalui analisis
univariat menggunakan distribusi
frekuensi dan analisis bivariat
menggunaka Chi Square ( .
3 Ningsih (2016) Hubungan Hasil penelitian bahwa terdapat Variabel penelitian pengetahuan Pada penelitian yang akan
Pengetahuan Ibu hubungan antara pengetahuan ibu ibu dalam perawatan bayi BBLR, dilakukan ini penulis
tentang Perawatan tentang perawatan bayi BBLR dengan lokasi. meneliti hubungan antara
Byi Berat Lahir kenaikan berat badan bayi di RSUD karakteristik ibu dengan
Rendah Wates dengan nilai p 0,00. Penelitian kejadian BBLR
(BBLR) ini merupakan penelitian deskriptif
dengan Kenaikan korelasi dan menggunakan pendekatan
Berat Badan Bayi cross sectional, teknik pengumbilan
sampel dengan menggunakan metode
Quota
Sampling dengan populasi 60 bayi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Karakteristik Ibu
1. Usia Ibu
2. Paritas
3. Jarak Kelahiran Kejadian BBLR
4. Penyakit Ibu
5. Pendidikan Ibu
B. Desain Penelitian
Desain Penelitian yang dirancang oleh peneliti adalah desain
retrospektif. Adapun penelitian retrospektif adalah penelitian berupa hasil
pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa yang yang telah terjadi bertujuan
untuk mencari faktor yang berhubungan dengan penyebab (Sugiyono, 2013).
Digunakan metode retrospektif karena dalam penelitian ini memerlukan data
yang sudah ada sebelumnya.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan lembar kerja yang berisi data nomor rekam medis (RM), nama
inisial ibu, usia ibu, paritas, jarak kelahiran, penyakit ibu, pendidikan ibu,
dan berat lahir bayi. Sumber Data yang akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah rekam medis ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Landak.
O : Frekuensi observasi
E : Frekuensi ekspektasi
X2 : chi-square
I. Etika Penelitian
Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
Penelitian dengan melakukan analisis data yang telah tersedia atau data
sekunder tidak terdapat hubungan antara peneliti dengan responden, sehingga
tidak diperlukan informed consent dari responden. Aspek etika yang
diperlukan adalah surat izin dari institusi yang mempunyai data sekunder
tersebut (Notoatmodjo, 2014). Etika penelitian yang dilakukan setelah
mendapatkan hasil uji etik adalah :
1. Tanpa nama (Anonimity)
Peneliti dalam pengambilan data tidak mencantumkan identitas subyek
tetapi menggunakan nomor rekam medis dan kode subyek sebagai
keterangan.
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
Peneliti menjaga privasi dan kerahasiaan data rekam medis yang diambil
dengan tidak membicarakan data yang diambil kepada orang lain dan
hanya data tertentu yang dilaporkan oleh peneliti.
3. Benefit
Penelitian ini berupaya memaksimalkan manfaat dan meminimalkan
kerugian yang timbul akibat penelitian ini.
4. Justice
26
J. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan di Tahun 2022 - 2023
Agustus September Oktober November Desember Januari
1 Penentuan judul
2 Bimbingan Proposal
3 Pengumpulan proposal
4 Ujian Proposal
5 Perbaikan
6 Pengumpulan perbaikan
8 Pengambilan
data penelitian
9 Presentasi hasil
10 Perbaikan hasil
27
K. Alur Penelitian
Mulai
Kajian Pustaka
Seminar Proposal
Uji Etik
Pengambilan Data
Menyajikan Data
Selesai
28
Frekuensi Persentase
Kategori
N %
Usia
<20 & >35 Tahun 20 29
20-35 Tahun 49 71
Jumlah 69 100
Jarak Kehamilan
Kelahiran Pertama 35 50,7
<2 Tahun 0 0
>2 Tahun 34 49,3
Jumlah 69 100
Paritas
Paritas 1 35 50,7
Paritas 2 14 20,3
Paritas 3 9 13
Paritas 4 8 11,6
Paritas 5 2 2,9
Paritas 6 0 0
Paritas 7 1 1,4
Jumlah 69 100
Penyakit
Ada Penyakit Hipertensi 16 23,2
Tidak Ada Penyakit Hipertensi 53 76,8
Jumlah 69 100
Pendidikan
SD 21 30,4
SMP 24 34,8
SMA 19 27,5
Perguruan Tinggi 5 7,2
Jumlah 69 100
sebesar 30,4%, Pendidikan SMP 34,8%, Pendidikan SMA 27,8% dan ibu
dengan Pendidikan tinggi sebesar 7,2%.
5 Penyakit
Ada Penyakit 16 23,2
Hipertensi
Tidak Ada Pe 53 76,8 0,958 0,328 1,833 0,539 6,421 0,328
nyakit Hipert
ensi 69 100
Jumlah
6 Pendidikan
SD
21 30,4
SMP
24 34,8
SMA 9,404 0,024 1,634 1,077 3,012 0,024
19 27,5
Perguruan Ti
5 7,2
nggi
69 100
Jumlah
22
BAB V
PEMBAHASAN
ibi yang mengalami kejadin BBLR lebih banyak pada usia 20-35 tahun yaitu
sebanyak 49 orang (72%). Berdasarkan karakteristik jarak kehamilan, ibu
yang menjadi subjek penelitian sebanyak 35 orang ( 50,7%) kelahiran anak
pertama dan 34 orang ( 49,3%). Berdasarkan karakteristik paritas, responden
dominan memiliki paritas 1 yaitu sebanyak 35 orang (50,7%). Berdasarkan
penyakit, responden dominan tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi
sebanyak 53 orang (76,8%). Berdasarkan tingkat Pendidikan, responden yang
mendominasi adalah mereka yang memiliki riwayat Pendidikan terakhir SMP
yaitu sebanyak 24 orang (34,8%) dari total 70 orang responden.
21) dengan nilai p = 0,006 dimana nilai p < 0,05, terdapat hubungan parit
as ibu dengan kejadian BBLR. Sejalan dengan teori bahwa ibu dengan pa
ritas 1 atau > 4 beresiko melahirkan BBLR.
Pada primipara disebabkan karena belum siapnya fungsi organ tu
buh selama kehamilan dan persalinan, sedangkan ibu yang pernah melahi
rkan 4 kali atau lebih dapat menyebabkan terganggunya uterus terutama
pada pembuluh darah dan kerusakan dinding pembuluh darah pada uterus
sehingga dapat mempengaruhi transfer nutrisi ke janin dan akibatnya terj
adi gangguan pada pertumbuhan janin serta melahirkan bayi dengan BBL
R.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sofiana
(2019) terhadap ibu di Rumah Sakit Ben Mari Malang, Sofiana
mengatakan bahwa kehamilan yang terlalu sering selain akan mengendur
kan otot-otot tersebut sehingga resiko bayi dilahirkan premature atau BB
LR, juga akibat jaringan parut dari kehamilan sebelumnya yang bisa men
yebabkan sirkulasi ibu ke janin terganggu sehingga akan mengakibatkan
gangguan perkembangan janin. Pada umumnya kejadian BBLR dan kem
atian perinatal meningkat seiring dengan meningkatnya paritas ibu. Parita
s berisiko melahirkan BBLR adalah paritas nol yaitu bila ibu pertama kali
hamil dan ibu paritas lebih dari 4 (empat).
2. Pendidikan Ibu
Pada tabel 4 menunjukkan nilai uji chi-square sebesar 0,024.
Angka tersebut menginterpretasikan adanya hubungan antara Pendidikan
terakhir ibu dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah
Landak. Hubungan dapat dilihat dari hasil uji Chi-Square p-value sebesar
0,024 < 0,05. Secara klinis Rasio Prevalens pendidikan ibu untuk
kejadian BBLR sebesar 1,6 yang berarti pendidikan ibu mempengaruhi
sebesar 1,6 kali berisiko untuk melahirkan BBLR (CI 95% 1,077-3,012)
dan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,024 menunjukkan hubungan
antara Pendidikan dan Kejadian BBLR cukup kuat.
25
lam tubuh berkurang yang mempengaruhi bayi berat bada lahir rendah (B
BLR).
Teori lain mengatakan bahwa ibu hamil usia < 20 tahun perkemban
gan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Emos
i dan kejiwaan ibu dengan usia < 20 tahun belum berfungsi baik sehingga
pada saat hamil ibu belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempu
rna dan sering terjadi komplikasi. Pada ibu hamil dengan usia > 35 tahun
sering muncul penyakit penyakit degenerative seperti hipertensi dan lainn
ya. Otot uterus sudah mulai melemah sehingga pada saat persalinan, ibu
dengan usia > 35 tahun dapat mengalami kesulitan karena kontraksi yang
tidak adekuat serta timbul kelainan pada tulang panggul tengah.
2. Jarak Kelahiran
Jarak kelahiran yang menjadi subjek utama yang dapat dianalisis
dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang melahirkan anak kedua atau
lebih dari 2. Hasil penelitian ini membuktikan tidak adanya hubungan
antara jarak kelahiran dengan kejadian BBLR. Hal ini dibuktikan melalui
nilai uji chi-square dengna nilai p sebesar 0,261 (0,261 > 0,005). Secara
klinis ibu yang melahirkan dengan jarak kelahiran <2 tahun memiliki
risiko 0,5 kali lebih beresiko untuk mengalami kejadian BBLR. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Kusumaningrum (2012) yang dilakukan di Temanggung menyatakan
bahwa tidak ada hubungan bermakna antara jarak kelahiran dengan
kejadian BBLR dengan p-value 0,55. Sesuai penelitian ini, secara klinis
penelitian Kusumaningrum juga menunjukkan bahwa ibu dengan jarak
kelahiran <2 tahun 2,9 kali lebih besar melahirkan BBLR (CI 95% 1,055-
8,258). Perbedaan besar risiko terjadinya BBLR dengan penelitian
sebelumnya dikarenakan jumlah sampe dan lokasi penelitian yang
berebeda.
3. Penyakit Ibu
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan
bermakna antara penyakit ibu dengan kejadian BBLR dengan p-value
27
0,328 (0,328 > 0,005) Namun, secara klinis ibu dengan penyakit
hipertensi atau jantung atau ginjal memiliki risiko1,8 kali lebih besar
untuk mengalami kejadian BBLR. Hal ini di tunjukin dari nilai rasio
prevalensi yang nilainya sebesar 1,833. Tidak adanya hubungan yang
signifikan antara penyakit hipertensi dengna kejadian BBLR ini
disebabkan karena jika dilihat dari distribusi karakteristik berdasarkan
penyakit hipertensi, responden yang mempunyai riwayat hipertensi
jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan mereka yang tidak memiliki
riwayat penyakit hipertensi. Sehingga tidak tergambarkan dengan jelas
apakah ada kaitan yang berarti antara penyakit hipertensi dengan
kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah Landak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Felix (2011). Dalam penleitiannya menyatakan tidak ada hubungan
antara riwayat penyakit ibu dengan kejadian BBLR (p=0,109). Ketidakse
suaian antara kepustakaan dengan hasil penelitian di atas dapat disebabka
n beberapa faktor seperti berbedanya karakteristik ibu yang diteliti denga
n penelitian sebelumnya dan berbedanya metode penelitian ini dengan pe
nelitian sebelumnya.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Tidak ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian BBLR di Rumah
Sakit Umum Daerah Landak tahun 2022.
29
B. Saran
Beberapa hal yang dapat direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian ini
diantaranya adalah :
1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengambil data dengan
populasi yang lebih besar supaya hasil penelitian berdasarkan
perhitungan statistik bisa sesuai dengan teori yang ada.
2. Dari hasil penelitian terlihat bahwa hubungan antara Pendidikan dan
kejadian mempunyai nilai yang signifikan. Hal ini menandakan
kurangnya edukasi maslaah kehamilan bagi mereka yang berpendidikan
rendah. Saran bagi fasilitas kesehatan aalah untuk bisa memberikan
pengetahuan dan ilmu mengenai cara menjaga kesehatan saat kondisi
hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Anil, K. C. et al. (2020). 'Low birth weight and its associated risk factors: Health f
acility-based case-control study’, PLoS ONE, 15 (6 June), pp. 1–10. doi: 10.
1371/journal.pone.0234907.
Arisman, M. B. (2015). Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan. Edisi-3. Jak
arta: EGC.
Astria, Y., Christopher, S.S., Benedicta, M.S., Felix, F.W., Rinawati, R. (2016). L
ow Birth Weight Profiles at H. Boejasin Hospital South Borneo, Indonesia in
2010–2012. Paediatrica Indonesiana, [e-journal] 56 (3): pp. 155–161.
Astuti, (2016). Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Ham
il di Puskesmas Undaan Lor Kabupaten Kudus. Jurnal Stikes Muhammadyah
Kudus, pp. ISN 2407-9189.
BKKBN, BPS, Kementerian Kesehatan. (2012). Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik, Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional, Kementerian Kesehatan, United States
Agency for International Development.
BPS Indonesia. (2016). Istilah. Diakses pada 24 Agustus 2022 dari http://www.bp
s.go.id/index.php/istilah/index?istilah_page=4
Chen et al. (2013). An epidemiological survey on low birth weight infants in Chin
a and analysis of outcomes of full-term low birth weight infants. BMC Pregn
ancy and Childbirth. Volume 13 page 242. Diakses pada 22 Januari 2017 dari
http://www.biomedcentral.com/1471-2393/13/242.
Depkes RI. (2016). Kamus. diaksespada 30 Agustus 2022
dari http://www.depkes.go.id/folder/view/full-content/structure-kamus.ht
ml
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. (2016). Profil Kesehatan Kota Yogyakarta 20
16. Yogyakarta: Departemen Kesehatan Kota Yogyakarta
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. (2020). Profil Kesehatan
Kalimantan Barat 2020.
Dinas Kesehatan Kabupaten Landak. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten
Landak 2020.
Fikawati Sandra, Syafiq Ahmad, Krima Khaula. (2015). Gizi Ibu Dan Bayi. Jakart
a. PT Rajagrafindo Persada.
Hidayat, A.A. ( 2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Da
ta. Jakarta: Salemba medika.
31
Nuha Ulin. (2016). Faktor-Faktor Yang Berkaitan Dengan Kejadian Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo Ponorogo. Po
norogo.
Solehati, T., Kosasih, C. E., Rais, Y., Fithriyah, N., Darmayanti, D., & Puspitasari,
N. R. (2018). Kangaroo Mother Care Pada Bayi Berat Lahir Rendah : Siste
matik Review. PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1), 83. https://
doi.org/10.31934/promotif.v8i1.234.
Sutan, R., Mazlina, M., Aimi, N.M., Azmi, M.T. (2014). Determinant of Low Birt
h Weight Infants: A Matched Case Control Study. Open Journal of Preventi
ve Medicine, [e-journal] 4 (3): pp. 91–99.
Tripathy, P. (2014). Clinical characteristics & morbidity pattern among Low Birth
Weight Babies. International Journal of Scientific and Research Publications,
Volume 4 Issue 4. 1-4.
Unicef. (2016). Undernourishment in the womb can lead to diminished potential
and predispose infants to early death. Diakses pada 15 Desember 2016 dari h
ttp://data.unicef.org/topic/nutrition/low-birthweight/#.
WHO. (2015). Levels & Trends in Child Mortality. United States of America: Uni
ted Nations Children’s Fund, The World Bank, World Health Organization, a
nd United Nations Population Division.
WHO (2018). Report of a WHO technical consultation on birth spacing, 2018. htt
p://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/birth_spacing.pdf -
Oktober 2016.
Yulianti, L. (2021). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon. Jurnal Ilmiah Ke
sehatan, 50-53.
34
LAMPIRAN
Lampiran 1
B. Prosedur Penelitian.
Apabila Saudara telah memberikan izin untuk berpatisipasi dalam penelitian ini,
maka akan diminta untuk menandatangani lembar persetujuan sebanyak rangk
ap dua, satu untuk saudari simpan, dan satu untuk peneliti. Prosedur selanjutny
a adalah saudari akan diminta mengisi lembar kerja yang berisi data nomor rek
am medis (RM), nama inisial ibu, usia ibu, paritas, jarak kelahiran, penyakit ib
u, pendidikan ibu, dan berat lahir bayi terkait Tingkat Hubungan Faktor Ibu
Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
35
E. Manfaat
Penelitian ini diharapkan bagi responden serta tim kesehatan lainnya dapat men
jadi masukan dan tambahan ilmu pengetahuan berkaitan tentang Hubungan
Faktor Ibu Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit
Umum Daerah Landak
F. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas Saudara sebagai responden a
kan dirahasiakan dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian
akan dipublikasikan tanpa indentitas Saudara.
G. Kompensasi
Peneliti tidak memberikan kompensasi.
H. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti tanp
a meminta sedikitpun biaya pada responden.
I. Informasi Tambahan
Saudara diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas
sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu membutuhkan
36
Lampiran 2
Dengan hormat,
37
Segala informasi yang diberikan melalui kuesioner yang telah disusun oleh
peneliti dijamin kerahasiaannya dan peneliti bersedia bertanggung jawab apabila i
nformasi yang diberikan akan merugikan. Saudara berhak untuk bersedia ataupun
menolak menjadi responden apabila ada pertanyaan yang tidak berkenan.
Sehubungan dengan itu, saya memohon kesediaan saudara untuk ikut berpar
tisipasi dalam penelitian ini sebagai responden penelitian dengan mengisi kuisione
r yang akan peneliti berikan. Saudara tidak perlu khawatir akan benar atau salah ja
waban yang saudara berikan. Oleh karena itu, berikanlah jawaban yang jujur sesua
i dengan apa yang saudara ketahui dan rasakan. Atas perhatian dan kesediaan saud
ara, saya mengucapkan terima kasih.
Falentina Sunarty
Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN UNTUK KEIKUTSERTAAN DA
LAM PENELITIAN
38
Semua penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan oleh Falentina Sunarty,
dari Mahasiswa ITEKES Muhammadiyah Pontianak tentang “Hubungan Faktor
Ibu Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum
Daerah Landak: Studi Retrospektif” telah disampaikan kepada saya dan semua per
tanyaan telah dijawab oleh peneliti. Saya mengerti bahwa bila memerlukan penjel
asan, saya dapat menanyakan kepada Falentina Sunarty secara langsung atau lewa
t telepon pada no HP 085245838487
.
Saya sebagai responden: …………………….. (kode diisi oleh peneliti)
SETUJU
Untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Tanggal :
Tanda tangan responden :
Nama responden :
Tanda tangan saksi :
Nama saksi :
Lampiran 4
Setelah dijelaskan maksud dan tujuan penelitian ini, maka saya bersedia me
njadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari:
39
NIM : SNR212250053
Alamat :
Dengan persetujuan ini, saya tanda tangani dengan sukarela menjadi respon
den tanpa paksaan dari pihak manapun.
Responden
(...................................)
Lampiran 5
Format Pengumpulan Data
Responden ke
No. MR :
40
Nama ibu :
Tanggal persalinan :
Tanggal persalinan :
sebelumnya
Paritas :
BB lahir : gram
Pendidikan ibu :