Anda di halaman 1dari 73

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN BAYI

BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LANDAK: STUDI RETROSPEKTIF

HASIL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Strata Satu (S1) p
ada Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah
Kalimantan Barat

Di susun oleh
Falentina Sunarty
Nim : SNR212250053

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK REGULER B


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2022

i
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar-benar hasil pekerjaan
penelitian saya. Adapun kutipan atau saduran hanya sebatas referensi semata, dan
apabila dikemudian hari skripsi yang saya buat ini terbuksi meniru atau menjiplak
karya orang lain, saya bersedia mendapat sanksi akademis maupun sanksi hukum
dari lembaga yang berwenang.

Pontianak, Februari 2023


Hormat saya,

Falentina Sunarty
NIM SNR212250053

PERSETUJUAN UJIAN

ii
HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN BAYI


BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LANDAK: STUDI RETROSPEKTIF

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian hasil penelitian pada
Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah Kalimantan Barat

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Falentina Sunarty
NIM SNR212250053

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Hartono, M. Kep Ns. Ditha Astuti Purnamawati, M. Kep


NIDN 1124117401 NIDN 1102048801

Mengetahui
Ketua Program Studi Ners

Ns. Indah Dwi Rahayu, M. Kep


NIDN 1124058601

PERSETUJUAN
HASIL PENELITIAN

iii
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN BAYI
BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LANDAK: STUDI RETROSPEKTIF

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Falentina Sunarty
NIM SNR212250053

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pontianak, Februari 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Hartono, M. Kep Ns. Ditha Astuti Purnamawati, M. Kep


NIDN 1124117401 NIDN 1102048801

PENGESAHAN
HASIL PENELITIAN

iv
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN BAYI
BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LANDAK: STUDI RETROSPEKTIF

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

NAMA : Falentina Sunarty


NIM : SNR212250053
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Penelitian
Pontianak, Februaru 2023

Susunan Dewan Penguji

Nama Penguji Tanda Tangan

Ns. Wuriani, M.Pd., M.Kep


NIDN 1128127501

Ns. Hartono, M. Kep


NIDN 1124117401

Ns. Ditha Astuti Purnamawati, M. Kep


NIDN 1102048801

Hasil ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk


memperoleh gelar sarjana keperawatan
Pontianak, Februari 2023

Rektor ITEKES Ketua Program Studi

Ns. Haryanto, MSN., Ph. D Ns. Indah Dwi Rahayu, M. Kep


NIDN 1131017701 NIDN 1124058601

Program Studi Ners Tahap Akademik


Institut Teknologi dan Kesehatan
Muhammadiyah Kalimantan Barat

v
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI)
SEMINAR HASIL PENELITIAN
NAMA : Falentina Sunarty
NIM : SNR212250053
JUDUL :
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT
LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LANDAK: STUDI RETROSPEKTIF

TELAH DIREVISI HASIL LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN


DISETUJUI OLEH TIM PENELAAH/TIM PEMBIMBING YAITU:

Nama Penguji Tanda Tangan

Ns. Wuriani, M.Pd., M.Kep


NIDN 1128127501

Ns. Hartono, M. Kep


NIDN 1124117401

Ns. Ditha Astuti Purnamawati, M. Kep


NIDN 1102048801

Pontianak, Februari 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Hartono, M. Kep Ns. Ditha Astuti Purnamawati, M. Kep


NIDN 1124117401 NIDN 1102048801
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan proposal dengan judul

vi
“Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Di Rumah Sakit Umum Daerah Landak: Studi Retrospektif” dengan tepat waktu,
yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian skrispi strata sa
tu (S1) pada Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah Pontianak. Propos
al ini tidak akan sanggup peneliti selesaikan dengan baik tanpa bantuan serta duku
ngan dari berbagai pihak. Selama penyusunan proposal, penulis banyak mendapat
kan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Ns. Haryanto, S.Kep, MSN, P.h.D., selaku Ketua ITEKES Muhammadiyah Po
ntianak.
2. Ns. Indah Dwi Rahayu, M. Kep selaku Ketua Program Studi Ners ITEKES
Muhammadiyah Pontianak.
3. Ns. Hartono, M. Kep selaku dosen pembimbing I yang selalu meluangkan
waktu, memberikan pelajaran, masukan, dan semangat yang sangat bermanfaat
dan menginspirasi bagi peneliti.
4. Ns. Ditha Astuti Purnamawati, M. Kep selaku dosen pembimbing II yang
dengan penuh kesabaran dan perhatiannya sehingga proposal ini bisa
terselesaikan dengan baik.
5. Keluarga besarku yang penulis sayangi dan hormati serta selalu mendukung
penulis baik dari segi motivasi, maupun pengalaman.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak, orang tua, k
eluarga besar, teman teman, sahabat seperjuangan yang telah memberikan bant
uan serta semangat sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan guna menyempurnakan proposal ini. Besar harapan penulis
agar hasil penelitian ini dapat berguna sebagai sumber informasi bagi para
pembaca terutama mahasiswa/i ITEKES Muhammadiyah Pontianak sebagai
literatur bacaan.

Pontianak, Februari 2023

vii
Peneliti

Program Studi Ners Tahap Akademik


Institut Teknologi dan Kesehatan
Muhammadiyah Kalimantan Barat

viii
Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Di Rumah Sakit Umum Daerah Landak: Studi Retrospektif
Falentina Sunarty1, Ns. Hartono, M.Kep2, Ns. Ditha Astuti Purnamawati, M.Kep3

1Mahasiswi ITEKES Muhammadiyah Kalbar


2,3Dosen ITEKES Muhammadiyah Kalbar

Abstrak
Latar Belakang : BBLR merupakan kondisi bayi lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram. Kondisi kelahiran BBLR ini dapat berdampak pada
kelangsungan hidup bayi. Oleh karena itu, perlu dilihat faktor apa saja yang
mempengaruhi kejadian BBLR guna mencegah potensi terjadinya BBLR.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan karakteristik ibu
dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah Landak.
Metode : Penelitian merupakan penelitian korelasi menggunakan desain cross-
sectional untuk mengetahui hubungan beberapa karakteristik ibu terhadap
kejadian BBLR di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum daerah Landak. Adapun
cara pengambilan sampel menggunakan total sampling dari populasi penelitian.
Hasil : Bebebrapa karakteristik ibu seperti tingkat pendidikan akhir (p-value =
0,024) dan paritas (p-value = 0,019) memiliki hubungan yang cukup signifikan
dengan kejadian BBLR. Dengan demikian hipotesis alternatif diterima (Ha
diterima). Analisis lebih lanjut dilakukan terhadap dua karakteristik ini dan
didapatkan nilai OR = 3,116 untuk paritas yang menunjukan rasio prevalensi
bahwa ibu dengn paritas 1 dan < 4 memiliki resiko 3,1 kali berpotensi mengalami
kejadian BBLR (CI 95% 1,118 - 8,174). Sedangkan untuk tingkat pendidikan
terakhir didapatkan nilai OR = 1,634 yang berarti ibu dengan tingkat pendidikan
rendah memiliki resiko 1,6 kali mengalami kejadian BBLR (CI 95% 1,077 -
3,012). Karakteristik usia, riwayat penyakit hipertensi dan Jarak kehamilan tidak
memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian BBLR. Ditunjukan dengan
nilai uji chi-square usia (p-value = 0,495), jarak kehamilan (p-value = 0,261) dan
riwayat penyakit hipertensi (p-value = 0,328).
Simpulan : Pengetahuan mengenai kesehatan saat kehamilan sangat penting
untuk mencegah terjadinya BBLR. Dari hasil penelitian yang dilakukan, terlihat
bahwa masyarakat kurang mendapatkan edukasi terkait menjaga kesehatan
kehamilan. Oleh sebab itu petugas pelayanan kesehatan menjadi peran penting
dalam rangka memberikan edukasi yang tepat bagi masyarakat.
Kata kunci : BBLR, Edukasi, Signifikan, Chi-square.

ix
Program Studi Ners Tahap Akademik
Institut Teknologi dan Kesehatan
Muhammadiyah Kalimantan Barat

x
Correlation between Maternal Characteristics and the Incidence of Low Birth
Weight Babies (LBW) at the Landak Regional General Hospital:
A Retrospective Study

Falentina Sunarty1, Ns. Hartono, M.Kep2, Ns. Ditha Astuti Purnamawati, M.Kep3

1Mahasiswi ITEKES Muhammadiyah Kalbar


2,3Dosen ITEKES Muhammadiyah Kalbar

Abstract

Background: LBW is the condition of a baby born weighing less than 2500
grams. The condition of LBW births can have an impact on the survival of the
baby. Therefore, it is necessary to look at the factors that influence the occurrence
of LBW in order to prevent the potential for LBW to occur.
Purpose: This study aims to look at the relationship between maternal
characteristics and the incidence of LBW at the Landak Regional General
Hospital.
Methods: The study was a correlation study using a cross-sectional design to
determine the relationship between several characteristics of the mother on the
incidence of LBW in the Delivery Room of the Landak General Hospital. As for
the way of taking samples using total sampling of the study population.
Results: Several characteristics of the mother, such as final education level (p-
value = 0.024) and parity (p-value = 0.019) have a significant relationship with
the incidence of LBW. Thus the alternative hypothesis is accepted (Ha is
accepted). Further analysis was carried out on these two characteristics and
obtained OR = 3.116 for parity which shows the prevalence ratio that mothers
with parity 1 and < 4 have a 3.1 times risk of potentially experiencing LBW
events (CI 95% 1.118 - 8.174). Meanwhile, for the last level of education, the
value of OR = 1.634 was obtained, which means that mothers with low education
levels have a 1.6 times the risk of experiencing LBW (CI 95% 1.077 - 3.012).
Characteristics of age, history of hypertension and pregnancy spacing did not have
a significant relationship with the incidence of LBW. Shown by the value of age
chi-square test (p-value = 0.495), the distance between pregnancies (p-value =
0.261) and history of hypertension (p-value = 0.328).
Conclusion: Knowledge about health during pregnancy is very important to
prevent LBW. From the results of the research conducted, it appears that the
community has received less education regarding maintaining healthy pregnancy.

xi
Therefore, health service workers play an important role in providing appropriate
education for the community.
Keywords: LBW, Education, Significance, Chi-square.

DAFTAR ISI

xii
HALAMAN
JUDUL....................................................................................................................i
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS..........................................................ii
SHALAMAN PENGESAHAN............................................................................iii
HALAMAN ERSETUJUAN................................................................................iv
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
ABSTRAK.............................................................................................................ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xv
DAFTAR SKEMA..............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..................................................................................3
D. Manfaat Penelitian................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
A. Konsep Teori.........................................................................................5
B. Kerangka Teori....................................................................................22
C. Hipotesis Penelitian.............................................................................23
D. Penelitian Terkait................................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................19
A. Kerangka Konsep................................................................................19
B. Desain Penelitian.................................................................................19
C. Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................19
D. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................20
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian............................................21
F. Instrumen Penelitian............................................................................22
G. Prosedur Pengumpulan Data Penelitian..............................................22
H. Rencana Analisis Data........................................................................23
I. Etika Penelitian...................................................................................25
J. Jadwal Penelitian.................................................................................26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................28
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...................................................28
B. Karakteristik Subjek Penelitian...........................................................28
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................32
A. Distribusi Karakteristik Responden Penelitian...................................32
B. Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian BBLR........................32
C. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian.............................................36
D. Implikasi terhadap Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian
Keperawatan .....................................................................................37

xiii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................38
A. Kesimpulan.........................................................................................38
B. Saran....................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39
LAMPIRAN..........................................................................................................43

DAFTAR TABEL

xiv
Tabel 2.1…………………………………………………………………….....19
Tabel 3.1……………………………………………………………………... ..21
Tabel 3.2……………………………………………………………………….26
Tabel 3.3……………………………………………………………………….33

DAFTAR SKEMA

xv
Skema 2.1……………………………………………………………………. 16

DAFTAR LAMPIRAN

xvi
Lampiran 1. Lembar Konsultasi
Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 3. Permohonan menjadi responden
Lampiran 4. Lembar persetujuan responden untuk keikutsertaan dalam penelitian
Lampiran 5. Persetujuan menjadi responden
Lampiran 6. Kuesioner
Lampiran 7. Surat Ijin Pengambilan Data
Lampiran 8. Kendali Bimbingan

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berat bayi lahir rendah atau dikenal dengan istilah BBLR adalah
kondisi dimana bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram (Kemenkes RI,
2013). BBLR dapat disebabkan oleh 2 hal yaitu kelahiran prematur atau
kelahiran saat usia kehamilan ≤ 37 minggu dan IUGR yang biasa disebut
terganggunya pertumbuhan janin. BBLR dapat menyebabkan banyak masalah
kesehatan pada anak bahkan kematian (Astria, et.al., 2016). Sutan, et.al.,
(2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa BBLR dapat disebabkan oleh
beberapa hal seperti faktor ibu (status gizi, umur, paritas, status ekonomi),
riwayat kehamilan buruk (pernah melahirkan BBLR, aborsi), asuhan
antenatal care yang buruk, keadaan janin. Wanita dengan status ekonomi
rendah cenderung memiliki asupan makanan yang tidak memadai, sanitasi
tempat tinggal yang buruk, dan kemampuan untuk mencari perawatan selama
kehamilan yang kurang sehingga dapat mempengaruhi berat lahir bayi
mereka. Usia ibu ≤ 15 tahun memiliki risiko tinggi untuk melahirkan bayi
dengan berat rendah.
Masalah BBLR ini menjadi perhatian khusus bagi banyak pihak karena
dampaknya bisa menyebabkan kematian. Tercatat bahwa kasus angka
kematian anak (AKB) mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terkahir
dan salah satu penyumbang terbesar pada kasus AKB adalah anak yang
terlahir dengan kondisi BBLR. WHO mengelompokkan BBLR menjadi 3
macam, yaitu BBLR (1500–2499 gram), BBLR (1000- 1499 gram), BBLR (<
1000 gram). (WHO, 2017) menjelaskan bahwa sebesar 60– 80% dari Angka
Kematian Bayi (AKB) yang terjadi, disebabkan karena BBLR. BBLR
mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami morbiditas dan mortalitas
daripada bayi lahir yang memiliki berat badan normal.
Melihat penyebab dan dampak dari adanya kasus BBLR ini menjadi hal
yang penting di ketahui oleh berbagai pihak. Tindakan pencegahan dan

1
2

penanganan terhadap kasus BBLR menjadi poin penting dalam penelitian ini.
Salah satu penyebab utama terjadinya BBLR adalah dipengaruhi kondisi
kesehatan ibu saat masa kehamilan. Kurangnya kepedulian terhadap
kesehatan saat masa kehamilan menjadi penyebab terjadinya kelahiran
premature yang pada akhirnya menyebabkan anak terlahir dengan kondisi
BBLR.
Masa kehamilan yang kurang dari 37 minggu dapat menyebabkan
terjadinya komplikasi pada bayi karena pertumbuhan organ-organ yang
berada dalam tubuhnya kurang sempurna. Kemungkinan yang terjadi akan
lebih buruk bila berat bayi semakin rendah (WHO, 2014). Semakin rendah
berat badan bayi, maka semakin penting untuk memantau perkembangannya
di minggu-minggu setelah kelahiran. Ibu yang selalu menjaga kesehatannya
dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan menerapkan gaya hidup yang
baik akan melahirkan bayi yang sehat, sebaliknya ibu yang mengalami
defisiensi gizi memiliki risiko untuk melahirkan BBLR.
Menurut chen et al (2013) BBLR tidak hanya menggambarkan situasi
kesehatan dan gizi, tetapi juga menunjukkan tingkat kelangsungan hidup, dan
perkembangan psiko sosialnya BBLR cenderung mengalami gangguan
perkembangan kognitif, retardasi mental, serta lebih mudah mengalami
infeksi yang dapat mengakibatkan kesakitan atau bahkan kematian
Data badan kesehatan dunia (World Health Organization), menyatakan
bahwa prevalensi bayi dengan BBLR di dunia yaitu 15,5% atau sekitar 20
juta bayi yang lahir setiap tahun,sekitar 96,5% diantaranya terjadi di negara
berkembang (WHO, 2018). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2017 angka kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Indonesia mencapai 6,2%. Provinsi Sulawesi Tengah menduduki peringkat
pertama kejadian BBLR yaitu 8,9%, sedangkan provinsi yang memiliki
persentase angka kejadian BBLR paling rendah adalah Provinsi Jambi (2,6%)
(Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Statistik,
Kesehatan, & USAID, 2018). Data angka kejadian BBLR di Provinsi
Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebesar 3479, peringkat pertama angka
3

kelahiran dengan BBLR adalah Kabupaten Ketapang dengan 407 bayi,


kemudian Kabupaten Landak sebesar 361 bayi.
JO Awoleke (2012) menyebutkan bahwa usia dan paritas ibu bukan
faktor berarti dalam kejadian BBLR. Faktor yang menyebabkan BBLR antara
lain riwayat melahirkan BBLR, hipertensi gestasional, Ketuban Pecah Dini
(KPD), dan perdarahan dalam kehamilan. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan penulis dapatkan data bahwa angka kejadian BBLR di RSUD
Landak pada tahun 2021 sebesar 69 kelahiran. Berdasarkan latar belakang
dan fenomena di atas maka penulis tertarik ingin mengetahui adakah
hubungan faktor ibu dengan kejadian BBLR di Ruang Perawatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Landak: Studi Retrospektif.

B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan faktor ibu yang meliputi usia ibu, paritas, jarak
kelahiran, penyakit ibu, dan pendidikan ibu dengan kejadian BBLR di Rumah
sakit Umum Daerah Landak ?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor ibu
dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah Landak: Studi
Retrospektif.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui hubungan usia ibu dengan kejadian BBLR di Rumah
Sakit Umum Daerah Landak.
b. Diketahui hubungan paritas ibu dengan kejadian BBLR di Rumah
Sakit Umum Daerah Landak.
c. Diketahui hubungan jarak kelahiran dengan kejadian BBLR di
Rumah Sakit Umum Daerah Landak.
d. Diketahui hubungan penyakit ibu dengan kejadian BBLR di Rumah
Sakit Umum Daerah Landak.
e. DIketahui hubungan pendidikan ibu dengan kejadian BBLR di
4

Rumah Sakit Umum Daerah Landak.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat meyakinkan bukti empiris yang sudah ada
mengenai karakteristik ibu yang memengaruhi kejadian BBLR.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor ibu yang
mempengaruhi kejadian BBLR.
b. Bagi perawat pelaksana dan tenaga kesehatan terkait di Rumah Sakit
Umum Daerah Landak.
Memberikan informasi dan referensi tentang hubungan faktor ibu
dengan kejadian BBLR dan sebagai masukan dalam penyusunan
program-program untuk kewaspadaan lebih dini terhadap beberapa
faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR.
c. Bagi Orang tua Pasien atau masyarakat
Hasil penelitian ini dapat disosialisasikan pada masyarakat sehingga
mampu merubah cara pandang dan perilaku masyarakat untuk
mencegah BBLR.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
a. Pengertian
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badan bayi
kurang dari 2500 gram. Sebelum tahun 1961, berdasarkan berat
badannya saja, dianggap prematur atau berdasarkan umur kehamilan,
yaitu kurang dari 37 minggu. Ternyata tidak semua bayi dengan
berat badan lahir rendah, bermasalah sebagai premature, tetapi terdapat
beberapa kriteria menurut (Manuaba, 2012) sebagai berikut:
1) Berat badan lahir rendah, sesuai dengan umur kehamilannya, menu
rut perhitungan hari pertama haid terakhir.
2) Bayi dengan ukuran kecil masa kehamilan (KMK), artinya bayi ya
ng berat badannya kurang dari persentil ke- 10 dari berat sesunggu
hnya yang harus dicapai, menurut umur kehamilannya.
3) Berat badan lahir rendah disebabkan oleh kombinasi oleh keduany
a yaitu umur kehamilanbelm waktunya lahir, tumbuh kembang intr
auterine mengalami gangguan sehingga terjadi kecil masa kehamila
nnnya.
Berat bayi saat lahir adalah indikator dari kesehatan dan gizi ibu
dan bayi baru lahir. Kurang gizi di dalam rahim meningkatkan risiko
kematian pada awal kehidupan anak. Mereka yang bertahan hidup
cenderung memiliki gangguan fungsi kekebalan tubuh dan
meningkatkan risiko penyakit (Unicef, 2016). Bayi berat badan lahir
rendah (BBLR) merupakan bayi baru lahir yang saat dilahirkan
memiliki berat badan senilai < 2500 gram tanpa menilai masa gestasi.
(Sholeh, 2014). Pada tahun 1961 oleh World Health Organization
(WHO) semua bayi yang telah lahir dengan berat badan saat lahir
kurang dari 2.500 gram disebut Low Birth Weight Infants atau Bayi

5
6

Berat Lahir Rendah (BBLR). Banyak yang masih beranggapan apabila


BBLR hanya terjadi pada bayi prematur atau bayi tidak cukup bulan.
Tapi, BBLR tidak hanya bisa terjadi pada bayi prematur, bisa juga
terjadi pada bayi cukup bulan yang mengalami proses hambatan dalam
pertumbuhannya selama kehamilan (kemenkes, 2014).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa BBLR
adalah bila berat badan bayi kurang dari 2500 gram.

b. Klasifikasi BBLR
Bayi BBLR dapat di klasifikasikan berdasarkan gestasinya, Bayi
BBLR dapat digolongkan sebagai berikut (Saputra, 2014). :
1) Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) prematuritas murni, yaitu
BBLR yang mengalami masa gestasi kurang dari 37 minggu. Berat
badan pada masa gestasi itu pada umumnya biasa disebut neonatus
kurang bulan untuk masa kehamilan .
2) Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dismatur, Yaitu BBLR
yang memiliki berat badan yang kurang dari seharusnya pada masa
kehamilan. BBLR dismatur dapat lahir pada masa kehamilan
preterm atau kurang bulan-kecil masa kehamilan, masa kehamilan
term atau cukup bulan-kecil masa kehamilan, dan masa kehamilan
post-term atau lebih bulan-kecil masa kehamilan.

c. Manifestasi Klinis BBLR


Secara umum, gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai
berikut :
1) Berat kurang dari 2500 gram
2) Panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm
3) Lingkar dada kurang atau sama dengan 30 cm
4) Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5) Jaringan lemak bawah kulit sedikit
6) Tulang tengkorak lunak atau mudah bergerak menangis lemah
7

7) Kepala bayi lebih besar dari badan , kepala tidak mampu tegak,
rambut kepala tipis dan halus, elastisitas daun telinga
8) Integumen : kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, jaringan
subkutan sedikit.
9) Otot hipotonik lemah
10) Dada : dinding thorak elastis, putting susu belum terbentuk,
pernafasan tidak teratur, dapat terjadi apnea, pernafasan 40-50
kali/menit
11) Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus, kadang
terjadi oedem, garis telapak kaki sedikit, telapak kaki halus, tumit
mengkilat
12) Genetalia : pada bayi laki-laki skrotum kecil dan testis tidak teraba
(belum turun), dan pada bayi perempuan klitoris menonjol serta
labia mayora belum menutupi labia minora atau labia mayora
hampir tidak ada (Nurarif, 2015).

Menurut penelitian yang di lakukan oleh Tripathy (2014),


Disimpulkan bahwa beberapa ciri-ciri BBLR sebagai berikut:
1) rambut tipis halus.
2) tulang tengkorak lunak.
3) kulit tipis dan transparan.
4) Berat badan <2500 gram.
5) reflek - reflek pada pemeriksaan neurologis lemah, terutama pada
reflek menghisap dan menelan.

d. Masalah kesehatan BBLR


Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2014), Chen, dkk (2014)
ada beberapa masalah kesehatan pada BBLR yaitu :
1) Ketidakstabilan suhu tubuh.
2) Gangguan pernapasan.
3) Imaturitas neurologis.
4) Gastrointestinal dan nutrisi.
8

5) Imaturitas.
6) Hipoglikemi.

e. Peran Orang Tua Dalam Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah


Kondisi bayi berat lahir rendah merupakan kelahiran yang tidak
diharapkan oleh orangtua. Bayi berat lahir rendah memiliki tampilan
tubuh yang lebih kecil dan fungsi organ yang belum matang yang
berdampak negatif terhadap psikologis yang menimbulkan
ketidaksiapan orangtua dalam merawat BBLR. Pengetahuan tentang
merawat BBLR merupakan dasar kesiapan ibu dalam merawat BBLR.
Tenaga kesehatan memiliki peran penting sebagai pendidik dalam
memberikan pengaruh dalam proses pembentukan kesiapan ibu dalam
merawat BBLR (Indrayati, 2020).
Pemberian pendidikan perawatan BBLR merupakan suatu proses
dalam mempersiapkan orangtua agar mampu melakukan perawatan
mandiri untuk memenuhi kebutuhan bayinya, oleh karena itu orangtua
harus segera diberi penjelasan tentang prognosis, kemungkinan
perjalanan penyakit, kemungkinan penyulit, agar orang tua tahu
keadaaan BBLR secara proposional dan tidak menimbulkan kecemasan
yang berlebihan serta mampu melakukan perawatan pada BBLR secara
bertahap (Mutiara dan Hastuti, 2016) Partisipasi dan dukungan yang
kuat dan konsisten membantu ibu dalam proses penyesuainan perannya,
sehingga ibu percaya diri akan kemampuannya untuk merawat bayinya.

2. Faktor Risiko BBLR


Menurut Nur (2016) ada beberapa faktor resiko yang dapat
menyebabkan masalah BBLR yaitu:
a. Karakteristik Ibu
Karakteristik ibu hamil sangat mempengaruhi terjadinya BBLR.
Berikut adalah beberapa karakteristik ibu yang menjadi pengaruh
besar terjadinya BBLR.
9

1) Usia
Ibu hamil dengan usia > 35 tahun memiliki risiko tinggi kar
ena pada usia tersebut organ reproduksi telah mengalami penurun
an fungsi sehingga mudah terjadi penyakit pada ibu, serta jalan la
hir tidak lentur lagi atau kaku. Dampaknya bayi akan mengalami
berat badan lahir rendah (BBLR). Dan juga hasil penelitian yang
didapatkan bahwa angka kejadian bayi BBLR sebesar 20% yang
dilahirkan dari ibu yang berusia < 19 tahun. Dikemukakan juga te
rdapat hubungan antara usia wanita < 19 tahun dengan melahirka
n bayi BBLR (Astuti, 2016).
Pada ibu yang tua meskipun sudah berpengalaman, tetapi k
ondisi badan serta kesehatannya sudah mulai menurun serta dapat
mempengaruhi janin intrauterine dan dapat menyebabkan kelahir
an BBLR. Kelahiran BBLR tampak meningkat pada wanita berus
ia diluar usia 20 sampai 35 tahun (Rahayu, 2013). Ibu hamil yang
berusia terlalu muda atau masih remaja cenderung memiliki berat
badan kurang dari normal dan mengalami pertambahan berat bad
an yang kurang selama hamil. Di samping itu, tubuh remaja terse
but pada umumnya kurang matang atau belum sempurna untuk m
enjalani proses kehamiln. Akibatnya, bayi lahir dengan BBLR. U
sia 25- 34 tahun merupakan usia yang paling baik untuk menjalan
i proses kehamilan dan melahirkan bayi (Istiany dan Rusilanti, 20
13).
Umur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wa
nita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 ta
hun. Kehamilan diusia kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun
dapat menyebabkan anemia, karena pada kehamilan kurang 20 ta
hun secara biologis belum optimal emosinya cenderung labil, me
ntalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan
yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan k
10

ebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya, salah satunya adalah


kebutuhan zat besi yang tidak terpenuhi (Rahayu, 2013).
Pada kehamilan usia muda terjadi kompetisi makanan antar
janin dan ibunya yang masih dalam pertumbuhan dan adanya pert
umbuhan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan ib
u hamil diatas 35 tahun cenderung mengalami anemia, hal ini dise
babkan karena pengaruh turunnya cadangan zat besi dalam tubuh
akibat masa fertilisasi (Sulistyoningsih, 2016).
Manuaba (2010) menambahkan bahwa kehamilan remaja d
engan usia dibawah 20 tahun mempunyai risiko: sering mengala
mi anemia, gangguan tumbuh kembang janin, keguguran, premat
uritas atau BBLR, gangguan persalinan, preeklampsi dan perdara
han antepartum. Pada wanita yang hamil pada umur lebih dari 35
tahun juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya komplik
asi kehamilan, terutama meningkatnya kasus melahirkan bayi den
gan BBLR. Hal ini disebabkan karena risiko munculnya masalah
kesehatan kronis. Anatomi tubuhnya mulai mengalami degenerasi
sehingga kemungkinan terjadi komplikasi pada saat kehamilan da
n persalinan, akibatnya akan terjadi kematian perinatal
Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI (2018), wa
nita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentan terhadap tekan
an darah tinggi, diabetes atau fibroid dalam rahim serta gangguan
persalinan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan bayi BBLR s
ecara umum yaitu ibu hamil pada usia kurang dari 20 tahun atau l
ebih dari 35 tahun. Pada usia tersebut pemenuhan nutrisi yang kur
ang akan lebih cenderung melahirkan bayi dengan berat badan lah
ir rendah. Usia reproduksi optimal bagi seorang wanita adalah usi
a antara 20-35 tahun, di bawah dan di atas usia tersebut akan men
ingkatkan risiko kehamilan maupun persalinan, karena usia dibaw
ah 20 tahun perkembangan organ-organ reproduksi yang belum o
ptimal, kematangan emosi dan kejiwaan kurang serta fungsi fisiol
11

ogi yang belum optimal, sehingga lebih sering terjadi komplikasi


yang tidak diinginkan dalam kehamilan. Sebaliknya pada usia dia
tas 35 tahun telah terjadi kemunduran fungsi fisiologis maupun re
produksi secara umum. Hal-hal tersebutlah yang mengakibatkan
proses perkembangan janin menjadi tidak optimal dan menghasil
kan anak yang lahir dengan berat badan rendah (Proverawati, 20
17).
Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan persentase
kejadian BBLR lebih tinggi terjadi pada ibu yang berumur <20
atau >35 tahun (30,0%). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
WHO yaitu usia yang paling aman adalah 20 – 35 tahun pada saat
usia reproduksi, hamil dan melahirkan.
2) Paritas
Paritas secara luas mencakup gravida/jumlah kehamilan, pr
ematur/jumlah kelahiran, dan abortus/jumlah keguguran. Sedang
dalam arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahir
kan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu/wanita melahirkan a
nak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai t
iga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan m
ulai menurun, sering mengalami kurang darah (anemia), terjadi p
erdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang ataupun melin
tang (Puspita, 2013).
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seora
ng ibu baik lahir meninggal maupun lahir hidup. Paritas yang beri
siko melahirkan BBLR adalah paritas 0 yaitu bila ibu pertama kal
i hamil dan mempengaruhi kondisi kejiwaan serta janin yang dika
ndungnya, dan paritas lebih dari 4 dapat berpengaruh pada keham
ilan berikutnya kondisi ibu belum pulih jika hamil kembali. Parita
s yang aman ditinjau dari sudut kematian maternal adalah paritas
1-4 (Istiany, 2013).
12

Menurut Windari (2011) Ibu yang termasuk dalam paritas


2-4 telah memiliki pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya
sehingga lebih mampu menjaga kehamilan dan lebih siap mengha
dapi persalinan yang akan dihadapi. Fungsi organ reproduksi ibu
dengan paritas 2-4 juga belum mengalami kemunduran sehingga
organ reproduksi dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat me
njamin pertumbuhan dan perkembangan janin yang lebih baik. Ha
l ini sesuai dengan teori dalam DepKesRI (2010) bahwa kondisi u
terus yang sangat baik sebagai tempat insersi plasenta, maka fung
si plasenta yang menghubungkan dan mengalirkan darah ibu ke ja
nin yang mengandung makanan, oksigen dan zat-zat dapat memp
engaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin Ibu yang mengal
ami persalinan > 5 kali secara fisik juga memilik risiko tinggi kar
ena organ reproduksi ibu mengalami kelelahan terutama pada otot
rahim yang sering melahirkan (Astuti, 2016). Semakin banyak ju
mlah kehamilan, baik bayi yang dilahirkan dalam keadaan hidup
maupun mati dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil (Istiany d
an Rusilanti, 2013). Ibu yang pernah melahirkan anak lebih dari ti
ga kali berisiko melahirkan bayi BBLR, hal ini dikarenakan kead
aan rahim biasanya sudah lemah dikarenakan oleh alat-alat reprod
uksi yang sudah menurun sehingga sel-sel otot mulai melemah da
n bagian tubuh lainnya sudah menurun sehingga dapat menyebab
kan dan meningkatkan kejadian BBLR (khoiriah, 2017).
Menurut penelitian terdahulu yang diteliti oleh Suci (2013)
di Rsup Dr. Mohammad Hoesin Palembangdari total 113 respond
en didapati sebanyak 60 responden (53,1%) yang memiliki paritas
risiko tinggi.

3) Gizi Saat Hamil


13

Status gizi adalah keadaan tingkat kecukupan dan penggun


aan nutrien atau lebih yang mempengaruhi kesehatan seseorang.
Status gizi seseorang pada hakekatnya merupakan hasil keseimba
ngan antara konsumsi zat-zat makanan dengan kebutuhan dari ora
ng tersebut.Status gizi wanita merupakan salah satu faktor yang h
arus diperhatikan. Rendahnya status gizi dapat mengakibatkan ku
alitas fisik yang rendah dan berpengaruh pada efisiensi reproduks
i. Semakin tinggi status gizi seseorang, makasemakin baik pula k
ondisi fisiknya, sehingga secara tidak langsung mempengaruhi efi
siensi reproduksi (Almatsier, 2013). Ibu yang kurang gizi pada u
mumnya mempunyai kapasitas fisik yang kurang optimal yang ak
an berpengaruh terhadap kapasitasnya dalam memberikan pelaya
nan secara optimal pada keluarga terutama janin yang dikandung
nya. Hal ini dapat menimbulkan penyakit yang kronis yang dideri
ta sikecil pada masa depan. Penyakit-penyakit seperti jantung kor
oner, hipertensi, kolesterol, gangguan toleransi glukosa dan diabe
tes biasa ditemui dari para bayi yang dilahirkan oleh para ibu yan
g mengalami masalah malnutrisi pada masa kehamilan. Saat seora
ng wanita menjalani kehamilan, akan terjadi perubahan fisiologis,
berat badan dan basal metabolisme tubuh akan meningkat. Bersa
maan dengan itu, akan terjadi mekanisme adaptasi di dalam tubuh
ibu (Arisman, 2015).
Berat badan sebelum hamil dan perubahan berat badan sela
ma kehamilan berlangsung merupakan parameter klinik yang pent
ing untuk memprediksikan berat badan bayi lahir rendah. Wanita
dengan berat badan rendah sebelum hamil atau kenaikan berat ba
dan rendah sebelum hamil atau kenaikan berat badan tidak cukup
banyak pada saat hamil cenderung melahirkan bayi BBLR. Kenai
kan berat badan selama kehamilan sangat mempengaruhi massa p
ertumbuhan janin dalam kandungan.
14

Pada ibu hamil yang status gizinya jelek sebelum hamil ma


ka kenaikan berat badan pada saat hamil akan berpengaruh terhad
ap berat bayi lahir. Kenaikan tersebut meliputi kenaikan kompone
n janin yaitu pertumbuhan janin, plasenta dan cairan amnion. Pert
ambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pert
umbuhan janin. Pada akhir kehamilan kenaikan berat hendaknya
12,5-18 kg untuk ibu yang kurus. Sementara untuk yang memiliki
berat ideal cukup 10-12kg sedangkan untuk ibu yang tergolong ge
muk cukup naik < 10 kg . Hemoglobin (Hb) adalah komponen da
rah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
jaringan tubuh. Level normal untuk wanita sekitar 12-16 gram per
100 ml sedang untuk pria sekitar 14-18 gram per 100 ml. Penguk
uran Hb pada saat kehamilan biasanya menunjukkan penurunan j
umlah kadar Hb. Hemoglobin merupakan parameter yang diguna
kan untuk menetapkan prevalensi anemia. Anemia merupakan ma
salah kesehatan yang paling banyak ditemukan pada ibu hamil. K
urang lebih 50% ibu hamil di Indonesia menderita anemia. Anemi
a merupakan salah satu status gizi yang berpengaruh terhadap BB
LR. Pengukuran kadar haemoglobin dilakukan sebelum usia keha
milan 20 minggu dan pada kehamilan 28 minggu ( Ermawan, et
al, 2017).
Anemia adalah suatu keadaan tubuh manusia dengan kadar
hemoglobin dalam sel darah merah kurang dari normal. Anemia s
elama kehamilan tidak hanya menjadi masalah kesehatan masyara
kat utama di negara berkembang, tetapi juga merupakan masalah
yang signifikan di negara maju, dengan perkiraan bahwa 55-60%
wanita hamil menderita anemia di negara berkembang dan di neg
ara maju sekitar 18% (WHO, 2010).
Pengukurann LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risi
ko kekurangan energi kronik (KEK) wanita usia subur (WUS). Pe
ngukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubaha
15

n status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LILA digunakan


karena pengukurannya sangat mudah dan dapatdilakukan oleh sia
pa saja. World Health Organization (WHO) dalam Food And Nut
rition Technical Assistance (FANTA) menggunakan LILA sebag
ai salah satu indikator atau prediktor dari status gizi dan kesehata
n yang berhubungan dengan hasil keluarannya pada remaja dan d
ewasa termasuk ibu hamil. Beberapa tujuan pengukuran LILA ad
alah: mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon
ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan B
BLR, meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar leb
ih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK, menge
mbangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan m
eningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, meningkatkan peran pet
ugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang mend
erita KEK, mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sas
aranWUS yang menderita KEK. Ambang Batas LILA WUS deng
an risiko KEK di Indonesiaadalah 23,5 cm atau di bagian merah p
ita LILA, artinya wanitatersebut mempunyai risiko KEK dan dipe
rkirakan akan melahirkan BBLR. KEK adalah salah satu keadaan
malnutrisi, dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan y
ang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulny
a gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu at
au lebih zat gizi (Helena, 2013).
Ibu yang mengalami gizi kurang saat hamil menyebabkan
persalinan sulit/lama, persalinan sebelum waktunya (prematur),
serta perdarahan setelah persalinan. Ibu yang memiliki gizi
kurang saat hamil juga lebih berisiko mengalami keguguran, bayi
lahir cacat dan bayi lahir dengan berat badan yang kurang.
Keadaan sosial ekonomi, Kejadian tertinggi pada golongan sosial
ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan keadaan gizi dan
pengawasan antenatal yang kurang.
16

4) Jarak kehamilan
Jarak antara kelahiran adalah jarak antara kelahiran anak ya
ng terakhir dengan anak yang tepat di atasnya. Jarak kelahiran dap
at menyebabkan hasil kehamilan yang kurang baik. Jarak kelahira
n yang pendek akan mempengaruhi daya tahan dan kondisi ibu ya
ng selanjutnya akan mempengaruhi hasi reproduksi. Resiko terha
dap kematian ibu dan anak meningkat jika jarak antara dua keham
ilan 4 tahun.Jarak kehamilan yang aman ialah antara 2-4 tahun. Ja
rak antara dua kehamilan yang 4 tahun, disamping usia ibu yang s
udah bertambah juga mengakibatkan persalinan berlangsung sepe
rti kehamilan dan persalinan pertama (Depkes RI, 2001). Berdasar
kan penelitian Sistiarani (2008) tentang faktor maternal dan kualit
as pelayanan antenatal yang berisiko terhadap kejadian BBLR di
RSUD Banyumas menunjukkan bahwa jarak kehamilan < 27 bula
n secara statistik meningkatkan risiko BBLR (Perry, 2013).
Jarak kehamilan ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi
yang dilahirkan. Seorang ibu yang jarak kehamilannya dikatakan
berisiko apabila hamil dalam jangka kurang dari dua tahun, karen
a dapat menimbulkan gannguan hasil konsepsi, sering terjadi imm
aturitas, prematuritas, cacat bawaan atau janin lahir dengan BBL
R. Keadaan ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi
akan oksigen pada placenta yang akan berpengaruh pada fungsi pl
asenta terhadap janin (Nuha, 2016).
Berdasarkan penelitian ibu yang memiliki jarak kelahiran <
2 tahun berisiko 3,231 kali lebih besar melahirkan anak BBLR di
bandingkan dengan ibu yang memiliki jarak kelahiran > 2 tahun,
itu dikarenakan pola hidup, belum menggunakan alat kontrasepsi
dan ibu tidak melakukan pemeriksaan dengan rutin.
5) Pola hidup
Ibu yang dia terkena paparan asap rokok dan sering
mengkonsumsi alkohol dapat menyebabkan hipoksia pada janin
17

dan menurunkan aliran darah umbilikal sehingga pertumbuhan


janin akan mengalami gangguan dan menyebabkan anak lahir
dengan BBLR. Risiko BBLR terjadi pada ibu yang mmpunyai ke
biasaan merokok, meminum minuman yang mengandung alkohol
pecandu obat jenis narkotika, dan pengguna obat antimetabolik.
Asupan kafein harian tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko
melahirkan kecil masa kehamilan atau berat bayi lahir .
Penyalahgunaan obat, konsumsi alkohol, dan merokok dimana
ibu yang merokok sebesar 6,3 kali memiliki resiko melahirkan
BBLR (Nuha, 2016).

b. Faktor Kehamilan
1) Usia kehamilan
Usia kehamilan merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap BBLR, dimana usia kehamilan memiliki resiko 77,055
kali terhadap BBLR. Ibu yang melahirkan bayi premature 6,2 kali
lebih beresiko untuk melahirkan BBLR (Kumalasari et al., 2018).
2) Komplikasi selama hamil
Mengalami komplikasi kehamilan menigkatkan resiko
terjadinya BBLR. Ibu dengan anemia yang memiliki kadar HB <
11 gr/dl berpeluang 1,861 kali lebih besar melahirkan BBLR
dibandingakn kadar HB > 11 gr/dl, demikian dengan ibu yang
tergolong kurang energy kronik (KEK) dengan Lingkar Lengan
Atas (LILA) < 23,5 cm beresiko 6,6 kali lebih besar untuk
melahirkan BBLR (Fajriana dan Buanasita, 2018). Riwayat ibu
yang mengalami preekelampsia eklampsia beresiko melahirkan
BBLR sebesar 4,047 kali lebih besar dari pada persalinan tanpa
eklampsia, dari angka kejadian eklampsia sebesar 4,8% dari
seluruh persalinan dan 47,4% melahirkan BBLR (Kumalasari et
al., 2018).
18

Memiliki penyakit penyerta selama kehamilan merupakan


salah satu faktor resiko terjadinnya BBLR, ibu yang memiliki satu
masalah kesehatan selama kehamilan beresiko 2,6 kali melahirkan
BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki masalah
kesehatan (Anil et al., 2020).
c. Faktor Janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik
(inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan
kembar. Penelitian Kumalasari, et al. (2018) menyatakan bahwa
kejadian BBLR 62,5% dari kehamilan ganda dan 100% untuk
kehamilan triplet dengan rentan usia kehamilan 32-35 minggu yang
mengalami kelahiran premature dan 79,9% kondisi BBLR.

3. Pencegahan kejadian BBLR


Upaya pencegahan dan pengendalian BBLR bisa dilakukan dengan
beberapa upaya yaitu :
a. Memberikan pendidikan kesehatan yang cukup mengenai BBLR
kepada ibu hamil.
b. Melakukan pengawasan dan pemantauan.
c. Melakukan upaya pencegahan hipotermia pada bayi serta membantu
mencapai pertumbuhan normal.
d. Melakukan terapi tanpa biaya yang dapat dilakukan oleh ibu
e. Mengatur status gizi ibu hamil.
f. Melakukan perhitungan dan persiapan langkah-langkah dalam
kesehatan ( Antenatal Care ).
g. Melakukan pemantau terhadap kondisi bayi sejak dalam kandungan
yang telah mengalami retardasi pertumbuhan interauterin (Solehati et
al, 2018).

4. Penatalaksanaan BBLR
19

Menurut Nurmalasari (2014) ada beberapa penatalaksanaan yang


bisa dilakukan untuk masalah BBLR yaitu :
a. Dukungan respirasi.
b. Termoregulasi.
c. Perlindungan terhadap infeksi.
d. Pemberian nutrisi.
Bayi berat lahir rendah memerlukan perawatan khusus karena
mempunyai permasalahan yang disebabkan karena kondisi tubuh yang
belum stabil (Maryunani, 2013), meliputi :
a. Ketidakstabilan suhu tubuh
Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu lingkungan 36°C-
37°C dan segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu
lingkungan yang umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini
memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia
juga terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan
kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena
pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai,
ketidakmampuan untuk menggigil, sedikitnya lemak subkutan,
produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai,
belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, rasio luas
permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding berat badan sehingga
mudah kehilangan panas.
1) Gangguan pernafasan
Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang lunak dan
otot respirasi yang lemah sehingga mudah terjadi periodik
apneu. Disamping itu lemahnya reflek batuk, hisap, dan
menelan dapat mengakibatkan resiko terjadinya aspirasi.
2) Imaturitas imunologis
Pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer IgG maternal
melalui plasenta selama trimester ketiga kehamilan karena
pemindahan substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada
20

minggu terakhir masa kehamilan. Akibatnya, fagositosis dan


pembentukan antibodi menjadi terganggu. Selain itu kulit dan
selaput lendir membran tidak memiliki perlindungan seperti
bayi cukup bulan sehingga bayi mudah menderita infeksi.
3) Masalah gastrointestinal dan nutrisi
Lemahnya reflek menghisap dan menelan motilitas usus yang
menurun, lambatnya pengosongan lambung, absorbsi vitamin
yang larut dalam lemak berkurang, defisiensi enzim laktase
pada jonjot usus, menurunnya cadangan kalsium, fosfor,
protein, dan zat besi dalam tubuh, meningkatnya resiko NEC
(Necrotizing Enterocolitis). Hal ini menyebabkan nutrisi yang
tidak adekuat dan penurunan berat badan bayi.
4) Imaturitas hati
Adanya gangguan konjugasi dan ekskresi bilirubin
menyebabkan timbulnya hiperbilirubin, defisiensi vitamin K
sehingga mudah terjadi perdarahan. Kurangnya enzim
glukoronil transferase sehingga konjugasi bilirubin direk belum
sempurna dan kadar albumin darah yang berperan dalam
transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar berkurang.
5) Hipoglikemi
Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar
gula darah ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin
menyebabkan terhentinya pemberian glukosa. Bayi berat lahir
rendah dapat mempertahankan kadar gula darah selama 72 jam
pertama dalam kadar 40 mg/dl. Hal ini disebabkan cadangan
glikogen yang belum mencukupi. Keadaan hipotermi juga
dapat menyebabkan hipoglikemi karena stress dingin akan
direspon bayi dengan melepaskan noreepinefrin yang
menyebabkan vasokonstriksi paru. Efektifitas ventilasi paru
menurun sehingga kadar oksigen darah berkurang. Hal ini
menghambat metabolisme glukosa dan menimbulkan glikolisis
21

anaerob yang berakibat pada penghilangan glikogen lebih


banyak sehingga terjadi hipoglikemi. Nutrisi yang tak adekuat
dapat menyebabkan pemasukan kalori yang rendah juga dapat
memicu timbulnya hipoglikemi.

B. Kerangka Teori

Karakteristik ibu :
1. Usia
2. Paritas
3. Gizi kurang
22

4. Jarak Kelahiran
5. Pola hidup
Nur, Arifuddin & Vovilia (2016)

Faktor Kehamilan:
1. Usia kehamilan
2. Komplikasi selama hamil BBLR

Fajriana dan Buanasita (2018)

Faktor Janin:
1. Kelainan kromosom
2. Infeksi janin kronik
3. Gawat janin
4. Kehamilan kembar
Kumalasari, et al. (2018)

Keterangan:
: variabel yang diteliti

: variabel yang tidak diteliti

Kerangka Teori 2.1 : Faktor Penyebab terjadinya BBLR.

Sumber: Nur, Arifuddin & Vovilia (2016); Fajriana dan Buanasita, (2018),
Kumalasari, et al. (2018)

C. Hipotesis Penelitian
1. Ha : Ada hubungan antara usia, paritas, jarak kelahiran, penyakit ibu,
dan pendidikan dengan kejadian BBLR
2. H0 : Tidak ada hubungan antara usia, paritas, jarak kelahiran,
penyakit ibu, dan pendidikan, dengan kejadian BBLR.
23

D. Penelitian Terkait
N Nama dan Judul Hasil Persamaan Perbedaan
o Tahun
1 Magdalena Pengetahuan Ibu Hasil dari penelitian ini bahwa Variabel penelitian ibu Pada penelitian yang akan
(2012) tentang pengetahuan ibu dalam penatalaksanaan dalam merawat bayi bblr. dilakukan ini penulis meneliti
Penatalaksanaan perawatan mempertahankan suhu dan Teknik pengambilan hubungan antara karakteristik
Perawatan Bayi kehangatan bayi BBLR berada pada sampel accindental ibu dengan kejadian BBLR
BBLR di rumah di kategori kurang. Dalam sampling.
RSKIA Kota penatalaksanaan perawatan memberikan
Bandung ASI kepada bayi BBLR berada pada
kategori cukup. Pengetahuan ibu
tentang perawatan mencegah terjadinya
infeksi bayi BBLR berada pada kategori
kurang. Jenis penelitian ini
menggunakan metode deskritif.
Dengan teknik sampel
menggunakan accidental sampling.
24

2 Setyowati Hubungan Hasil penelitian ada hubungan Korelasi antara dua Pada penelitian yang akan
(2014) Pendidikan dan pendidikan dengan pengetahuan ibu variabel. dilakukan ini penulis meneliti
Pekerjaan dengan tentang perawatan bayi prematur (ρ hubungan antara karakteristik
Pengetahuan value 0,027, ada hubungan pekerjaan ibu dengan kejadian BBLR
dengan pengetahuan ibu tentang
Ibu tentang perawatan bayi premature (ρ value
Perawatan Bayi 0,049). Penelitian ini menggunakan
Premature di RSUD menote analytic dengan desain
Cideres Kabupaten penelitian cross sectional. Populasi dan
Majalengka sampel penelitian ini seluruh ibu
dengan bayi prematur periode April-
Juni tahun 2013 sebanyak 38 responden
dengan teknik total sampling.
Pengolahan data melalui analisis
univariat menggunakan distribusi
frekuensi dan analisis bivariat
menggunaka Chi Square ( .
3 Ningsih (2016) Hubungan Hasil penelitian bahwa terdapat Variabel penelitian pengetahuan Pada penelitian yang akan
Pengetahuan Ibu hubungan antara pengetahuan ibu ibu dalam perawatan bayi BBLR, dilakukan ini penulis
tentang Perawatan tentang perawatan bayi BBLR dengan lokasi. meneliti hubungan antara
Byi Berat Lahir kenaikan berat badan bayi di RSUD karakteristik ibu dengan
Rendah Wates dengan nilai p 0,00. Penelitian kejadian BBLR
(BBLR) ini merupakan penelitian deskriptif
dengan Kenaikan korelasi dan menggunakan pendekatan
Berat Badan Bayi cross sectional, teknik pengumbilan
sampel dengan menggunakan metode
Quota
Sampling dengan populasi 60 bayi.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Variabel Independen
Variabel Dependen

Karakteristik Ibu

1. Usia Ibu
2. Paritas
3. Jarak Kelahiran Kejadian BBLR
4. Penyakit Ibu
5. Pendidikan Ibu

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep

B. Desain Penelitian
Desain Penelitian yang dirancang oleh peneliti adalah desain
retrospektif. Adapun penelitian retrospektif adalah penelitian berupa hasil
pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa yang yang telah terjadi bertujuan
untuk mencari faktor yang berhubungan dengan penyebab (Sugiyono, 2013).
Digunakan metode retrospektif karena dalam penelitian ini memerlukan data
yang sudah ada sebelumnya.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Landak pada bulan Januari-
Desember Tahun 2021 yaitu 69 ibu yang bersalin dengan BBLR. Dari 69
20

populasi yang ditetapkan menurut kriteria inklusi yang sudah ditetapkan,


semuanya dijadikan sampel dalam penelitian ini.
2. Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sam
pling Jenuh (total sampling) yaitu teknik pengambilan sampel dimana ke
seluruhan populasi dijadikan sampel penelitian (Notoatmodjo, 2014).
Dalam penelitian ini akan melibatkan 69 orang responden.
Kriteria Inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mew
akili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel, sedangka
n kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dap
at mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel peneli
tian (Notoatmodjo, 2014).
Kriteria inklusi :
a. Ibu yang melahirkan bayi hidup
b. Ibu yang melahirkan dengan BBLR
Kriteria eksklusi :
a. Ibu yang melahirkan bayi dengan kelainan kongenital (cacat
bawaan).
b. Ibu yang dirawat di ICU.

D. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Landak.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2022 sampai dengan bulan
Januari 2023.
21

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian


Definisi operasional variabel adalah batas ruang lingkup atau pengertia
n variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2014).
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
1. Berat Lah berat bayi yan Timbangan menimbang 1. BBLR (<2500 Nominal.
ir Bayi g ditimbang se gram)
rendah gera setelah la
hir dalam satu
an gram yang t
ercantum dala
m rekam medi
s

2. Usia ibu Jumlah tahun 1. Usia resiko <20 nominal


atau lama wak tahun atau >35
tu yang dihitu tahun
ng sejak lahir 2. Usia 20 sampai
sampai saat pe dengan 35 tahun.
rsalinan sekara
ng yang tercan
tum dalam rek
am medis.

3. Jarak Jarak kelahira 1: jarak kelahiran nominal


kelahiran n terakhir den <2 tahun
gan satu kelahi 2: jarak kelahiran
ran sebelumny ≥2 tahun
a yang tercant
um dalam reka
m medis.

4. Paritas Jumlah anak y 1:Grandemultipara nominal


ang pernah dil (melahirkan anak
ahirkan oleh re empat atau lebih)
sponden yang 2: Paritas 2-3
lahir sampai p
ada saat peneli
tian yang terca
ntum dalam re
kam medis.
22

5. Penyakit gangguan kese 1: ada penyakit Nominal


Ibu hatan yang did hipertensi atau
erita oleh ibu s gagal ginjal atau
ehingga berisi jantung
ko terhadap ke 2: tidak ada
jadian BBLR penyakit hipertensi
meliputi hipert atau gagal ginjal
ensi, gagal gi atau jantung
njal, jantung y
ang tercantum
dalam rekam
medis

6. Pendidi Tingkat pendi 1. SD Nominal


kan ibu dikan formal 2. SMP
yang sudah dit 3. SMA
empuh ibu yan 4. Perguruan
g tercantum da Tinggi
lam rekam me
dis

F. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan lembar kerja yang berisi data nomor rekam medis (RM), nama
inisial ibu, usia ibu, paritas, jarak kelahiran, penyakit ibu, pendidikan ibu,
dan berat lahir bayi. Sumber Data yang akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah rekam medis ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Landak.

G. Prosedur Pengumpulan Data Penelitian


Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Diurus surat permohonan ijin penelitian di ITEKES Muhammadiyah
Pontianak.
b. Rekomendasi perizinan diurus oleh peneliti di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Landak.
23

c. Didapatkan surat rekomendasi perizinan penelitian dari Rumah


Sakit Umum Daerah Kabupaten Landak.
d. Disiapkan instrumen penelitian, antara lain: format pengumpulan da
ta, alat tulis dan master tabel.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Diidentifikasi nomor RM ibu yang sesuai dengan kriteria melalui da
ta rekam medis ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Landak.
b. Diserahkan nomor RM ke bagian Instalasi Rekam Medis Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Landak.
c. Data dikumpulkan dengan menggunakan format pengumpulan data
berupa karakteritik ibu yang meliputi usia ibu, paritas, jarak kelahira
n, penyakit ibu, pendidikan ibu, dan berat lahir bayi ibu seperti pada
lampiran.
3. Tahap Akhir
a. Data penelitian diolah oleh peneliti
c. Data penelitian dianalisis dengan program komputer oleh peneliti.
d. Hasil penelitian dilaporkan oleh peneliti dalam bentuk skripsi.
e. Hasil penelitian disajikan.

H. Rencana Analisis Data


1. Pengolahan Data
Setelah semua data dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, 2014).
Peneliti melakukan koreksi pada ketidaklengkapan ataupun
kesalahan pencatatan data berdasarkan data pada catatan medis.
b. Coding
24

Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap d


ata yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2014). Pada peneliti
an ini pemberian kode pada data dengan cara memberi angka pada su
bjek penelitian yaitu usia ibu, paritas, jarak kelahiran, penyakit ibu,
dan pendidikan ibu.
c. Transfering
Transfering adalah kegiatan memindahkan data ke dalam master
tabel. Pada penelitian ini memindahkan data yang telah diperoleh
dalam format pengumpulan data ke master tabel.
d. Tabulating
Tabulating adalah penataan data kemudian menyusun dalam bentuk
tabel. Pada penelitian ini data disusun dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan tabel silang untuk dianalisis univariat dan bivariat.
2. Rencana Analisis Data
Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan dengan mendiskripsikan variabel
penelitian ke dalam tabel distribusi frekuensi. Adapun variable yang
akan dianalisi secara univariat adalah umur responden, paritas
responden, riwayat penyakit responden, jarak kelahiran responden
dan pendidikan terakhir responden.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara
varibel bebas dan variabel terikat. Analisis bivariat dilakukan
dengan menghitung:
1) Uji chi-square ( )
Uji chi-square ( ) digunakan apabila data penelitian
berupa frekuensi-frekuensi dalam bentuk kategori nominal atau
ordinal, uji ini juga digunakan untuk menentukan signifikansi
dua variabel atau lebih. Pengujian dengan chi-square
25

menggunakan α = 5% dan Confidence Interval (CI) 95%.

Rumus chi-square yaitu (Sugiyono, 2013):

O : Frekuensi observasi
E : Frekuensi ekspektasi
X2 : chi-square

I. Etika Penelitian
Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
Penelitian dengan melakukan analisis data yang telah tersedia atau data
sekunder tidak terdapat hubungan antara peneliti dengan responden, sehingga
tidak diperlukan informed consent dari responden. Aspek etika yang
diperlukan adalah surat izin dari institusi yang mempunyai data sekunder
tersebut (Notoatmodjo, 2014). Etika penelitian yang dilakukan setelah
mendapatkan hasil uji etik adalah :
1. Tanpa nama (Anonimity)
Peneliti dalam pengambilan data tidak mencantumkan identitas subyek
tetapi menggunakan nomor rekam medis dan kode subyek sebagai
keterangan.
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
Peneliti menjaga privasi dan kerahasiaan data rekam medis yang diambil
dengan tidak membicarakan data yang diambil kepada orang lain dan
hanya data tertentu yang dilaporkan oleh peneliti.
3. Benefit
Penelitian ini berupaya memaksimalkan manfaat dan meminimalkan
kerugian yang timbul akibat penelitian ini.
4. Justice
26

Semua subjek dalam penelitian ini diperlukan secara adil dengan


memberi hak yang sama.

J. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan di Tahun 2022 - 2023
Agustus September Oktober November Desember Januari
1 Penentuan judul

2 Bimbingan Proposal

3 Pengumpulan proposal

4 Ujian Proposal

5 Perbaikan

6 Pengumpulan perbaikan

7 Pengajuan Uji Etik

8 Pengambilan
data penelitian
9 Presentasi hasil

10 Perbaikan hasil
27

K. Alur Penelitian

Mulai

Kajian Pustaka

Menentukan Populasi dan Sampel

Seminar Proposal

Uji Etik

Pengambilan Data

Pengolahan Data dan Analisis


( Menggunakan Soffware Komputer )

Menyajikan Data

Ujian Akhri Skripsi

Selesai
28

Skema 3.1 Tabel Kerangka Penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 sampai dengan
bulan Januari 2023 di Rumah Sakit Umum Daerah Landak. Penelitian ini men
ggambarkan karakteristik ibu yang meliputi usia ibu, jarak kelahiran, paritas,
penyakit ibu serta pendidikan ibu yang dapat mempengaruhi tingkat kejadian
BBLR di Ruang Persalinan Rumah Sakit Daerah Landak. Rumah Sakit
Umum Daerah Landak adalah Rumah Sakit pemerintah daerah Kabupaten
Landak yang menjadi rujukan pertama masyarakat Kabupaten Landak.
Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan rekam medis ibu b
ersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Landak. Berdasarkan data rekam medi
s kasus kelahiran bayi dengan kondisi BBLR sebanyak 69 orang. Dari data
rekam medis yang di dapatkan di ruang bersalin Rumah Sakit Umum Daerah
Landak selanjutnya data tersebut dianalisis secara univariat dan bivariat untuk
melihat distribusi data penelitian yang digunakan dalam penelitian dan juga
melihat hubungan antara variable-variabel yang sudah ditentukna dalam
penelitian ini.

B. Karakteristik Subjek Penelitian


Karakteristik responden yang menjadi subjek pada penelitian ini
ditunjukan pada tabel distribusi yang meliputi usia ibu, paritas, jarak kelahira
n, penyakit ibu, pendidikan ibu dan berat bayi lahir adalah sebagai berikut.
1. Distribusi Karakteristik Ibu yang Berhubungan Dengan Kejadian
BBLR
Di bawah ini ditunjukan data distribusi responden yang menjadi
subjek pada penelitian ini. Distribusi data penelitian disajikan dalam
bentuk tabel yang menyajikan data frekuensi serta persentase untuk
setiap karakteristik yang ditelaah.
Tabel 4.1 Distribusi karakteristik Ibu yang berhubungan dengan BBLR
20

Frekuensi Persentase
Kategori
N %
Usia
<20 & >35 Tahun 20 29
20-35 Tahun 49 71
Jumlah 69 100
Jarak Kehamilan
Kelahiran Pertama 35 50,7
<2 Tahun 0 0
>2 Tahun 34 49,3
Jumlah 69 100
Paritas
Paritas 1 35 50,7
Paritas 2 14 20,3
Paritas 3 9 13
Paritas 4 8 11,6
Paritas 5 2 2,9
Paritas 6 0 0
Paritas 7 1 1,4
Jumlah 69 100
Penyakit
Ada Penyakit Hipertensi 16 23,2
Tidak Ada Penyakit Hipertensi 53 76,8
Jumlah 69 100
Pendidikan
SD 21 30,4
SMP 24 34,8
SMA 19 27,5
Perguruan Tinggi 5 7,2
Jumlah 69 100

Berdasarkan distribusi frekuensi dan persentase yang disajikan dal


am tabel distribusi di atas, diketahui bahwa ibu yang melahirkan dengan
kondisi BBLR pada usia dibawah 20 Tahun dan diatas 35 tahun sebesar
29%. Ibu dengan paritas 1 sebesar 50,7%, ibu dengan paritas 2 sebesar
10,3%, ibu dengan paritas 3 sebesar 13%, ibu dengan paritas 4 sebesar
11,6%, ibu dengan paritas 5 sebesar 2,9%, ibu dengan paritas 7 sebesar
1,4%. Ibu bersalin yang melahirkan anak pertama sebesar 50,7%, Ibu
dengan jarak kelahiran <2 tahun sebesar 0% dan ibu dengna jarak
kelahiran >2 tahun sebesar 49,3% dari total 69 sampe penelitian. Ibu
dengan penyakit hipertensi sebanyak 23,2% dan ibu yang tidak memiliki
Riwayat penyakit hipertensi sebesar 76,8%. Ibu dengan Pendidikan SD
21

sebesar 30,4%, Pendidikan SMP 34,8%, Pendidikan SMA 27,8% dan ibu
dengan Pendidikan tinggi sebesar 7,2%.

2. Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian BBLR


Analisis hubungan karateristik ibu dengan kejadian BBLR di RSU
D Landak dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2 Hubungan karakteristik Ibu dengan kejadian BBLR

Kejadian BBLR 2 p-va CI 95%


No Kategori
Frekuensi Persentas χ lue
OR
Lower Upper
C
(N) e (%)
2 Usia
<20 & >35 T
ahun 20 29 0,466 0,495 1,453 0,496 4,260 0,495
20-35 Tahun 49 71
Jumlah 69 100
3 Jarak Keha
milan
35 50,7
Kelahiran Per
0 0
tama 1,264 0,261 0,582 0,225 1,502 0,261
34 49,3
<2 Tahun
69 100
>2 Tahun
Jumlah
4 Paritas
Paritas 1 35 50,7
Paritas 2 14 20,3
Paritas 3 9 13
Paritas 4 8 11,6
5,533 0,019 3,116 1,188 8,174 0,019
Paritas 5 2 2,9
Paritas 6 0 0
Paritas 7 1 1,4
Jumlah 69 100

5 Penyakit
Ada Penyakit 16 23,2
Hipertensi
Tidak Ada Pe 53 76,8 0,958 0,328 1,833 0,539 6,421 0,328
nyakit Hipert
ensi 69 100
Jumlah
6 Pendidikan
SD
21 30,4
SMP
24 34,8
SMA 9,404 0,024 1,634 1,077 3,012 0,024
19 27,5
Perguruan Ti
5 7,2
nggi
69 100
Jumlah
22

BAB V
PEMBAHASAN

A. Distribusi Karakteristik Responden Penelitian


Karakteristik ibu yang menjadi subjek penelitian adalah umur, jarak
kehamilan, paritas, penyakit dan Pendidikan. Berdasarkan karakteristik usia,
23

ibi yang mengalami kejadin BBLR lebih banyak pada usia 20-35 tahun yaitu
sebanyak 49 orang (72%). Berdasarkan karakteristik jarak kehamilan, ibu
yang menjadi subjek penelitian sebanyak 35 orang ( 50,7%) kelahiran anak
pertama dan 34 orang ( 49,3%). Berdasarkan karakteristik paritas, responden
dominan memiliki paritas 1 yaitu sebanyak 35 orang (50,7%). Berdasarkan
penyakit, responden dominan tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi
sebanyak 53 orang (76,8%). Berdasarkan tingkat Pendidikan, responden yang
mendominasi adalah mereka yang memiliki riwayat Pendidikan terakhir SMP
yaitu sebanyak 24 orang (34,8%) dari total 70 orang responden.

B. Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian BBLR


Karakteristik ibu yang berhubungan dengan kejadian BBLR berdasarkan
tabel 4 meliputi:
1. Paritas
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna
antara paritas dengan kejadian BBLR p-value 0,015. Ibu dengan paritas 1
atau ≥ 4 memiliki risiko 3,1 kali lebih besar untuk mengalami kejadian
BBLR dibandingkan dengan ibu dengan paritas 2-3 (CI 95% 1,188-
8,174). Nilai CI 95% menunjukan bahwa ketika dilakukan penelitian
yang berulang-ulang pada responden yang sama, maka akan di dapatkan
rasio prevalensi yang nilainya berada di rentang jarak CI tersebut.
Adanya hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian BBLR
ini disebabkan karena ibu yang melahirkan lebih dari satu anak akan
beresiko mengalami BBLR. Hal ini disebabkan adanya pengengenduran
otot-otot Rahim pasca melahirkan anak sebelumnya.
Penelitian yang sejalan dilakukan Jumhati dan Novianti (2018) di
peroleh bahwa terdapat hubungan paritas ibu dengan kejadian BBLR den
gan nilai p = 0,000 dan OR 0,001 yang berarti ibu dengan paritas multipa
ra dan grandemultipara berpeluang 0,001 dibandingkan dengan ibu yang
primipara1 . Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian lain yang s
ejalan adalah Yulianti (2021) diperoleh nilai p = 0,00017 dan Saswita (20
24

21) dengan nilai p = 0,006 dimana nilai p < 0,05, terdapat hubungan parit
as ibu dengan kejadian BBLR. Sejalan dengan teori bahwa ibu dengan pa
ritas 1 atau > 4 beresiko melahirkan BBLR.
Pada primipara disebabkan karena belum siapnya fungsi organ tu
buh selama kehamilan dan persalinan, sedangkan ibu yang pernah melahi
rkan 4 kali atau lebih dapat menyebabkan terganggunya uterus terutama
pada pembuluh darah dan kerusakan dinding pembuluh darah pada uterus
sehingga dapat mempengaruhi transfer nutrisi ke janin dan akibatnya terj
adi gangguan pada pertumbuhan janin serta melahirkan bayi dengan BBL
R.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sofiana
(2019) terhadap ibu di Rumah Sakit Ben Mari Malang, Sofiana
mengatakan bahwa kehamilan yang terlalu sering selain akan mengendur
kan otot-otot tersebut sehingga resiko bayi dilahirkan premature atau BB
LR, juga akibat jaringan parut dari kehamilan sebelumnya yang bisa men
yebabkan sirkulasi ibu ke janin terganggu sehingga akan mengakibatkan
gangguan perkembangan janin. Pada umumnya kejadian BBLR dan kem
atian perinatal meningkat seiring dengan meningkatnya paritas ibu. Parita
s berisiko melahirkan BBLR adalah paritas nol yaitu bila ibu pertama kali
hamil dan ibu paritas lebih dari 4 (empat).
2. Pendidikan Ibu
Pada tabel 4 menunjukkan nilai uji chi-square sebesar 0,024.
Angka tersebut menginterpretasikan adanya hubungan antara Pendidikan
terakhir ibu dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah
Landak. Hubungan dapat dilihat dari hasil uji Chi-Square p-value sebesar
0,024 < 0,05. Secara klinis Rasio Prevalens pendidikan ibu untuk
kejadian BBLR sebesar 1,6 yang berarti pendidikan ibu mempengaruhi
sebesar 1,6 kali berisiko untuk melahirkan BBLR (CI 95% 1,077-3,012)
dan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,024 menunjukkan hubungan
antara Pendidikan dan Kejadian BBLR cukup kuat.
25

Karakteristik ibu yang tidak berhubungan dengan kejadian BBLR


berdasarkan tabel 4 meliputi:
1. Usia Ibu
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna
antara usia ibu dengan kejadian BBLR. Hal itu dapat dilihat dari nilai p-
value 0,495 yang kurang dari 0,05. Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan teori yang menyatakan adanya hubungan umur terhadap potensi
kejadian BBLR. Peneliti meyakini bahwa hal ini disebabkan karna
populasi dari penelitian yang mayoritas berumur diatas 20 tahun. Usia
ibu paling muda yang menjadi subjek penelitian adalah 18 tahun dan
persentase ibu yang diusia beresiko hanya sebesar 29% dari total 69
sampel. Terdapat penelitian yang sejalan dengan hasil penelitian ini, dila
kukan oleh Sujianti (2018) yaitu tidak ada hubungan usia ibu dengan keja
dian BBLR dengan p-value = 0,504 dan usia ibu tidak beresiko memiliki
peluang 1,27 kali lipat untuk melahirkan BBLR dibandingkan ibu hamil
dengan usia yang beresiko8 . Penelitian lain yang mendukung dilakukan
oleh Handayani (2019) dengan nilai p = 0,3109 , dan Muu (2021) dengan
nilai p = 0,25910 .
Ketidakadaan hubungan dapat disebabkan karena bukan hanya usia
ibu yang menjadi faktor mempengaruhi terjadinya kejadian BBLR di RS
UD Landak, tetapi jarak kehamilan, status gizi, dan anemia pada kehamil
an. Ibu dengan jarak kehamilan < 2 tahun, status gizi ibu kurang, dan sela
ma hamil ibu mengalami anemia dapat menjadi faktor yang mempengaru
hi terjadinya BBLR. Menurut teori, usia ibu yang dianggap optimal untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Ibu dengan usia 35 tahun t
ermasuk resiko tinggi. Ibu dengan usia < 20 tahun memiliki resiko karena
pada usia tersebut ibu masih mengalami masa pertumbuhan, dimana asup
an nutrisi untuk kebutuhan gizi di dalam tubuh dan untuk janin kurang se
hingga menyebabkan lahirnya bayi dengan BBLR. Ibu yang berusia >35
tahun juga memiliki resiko untuk melahirkan bayi dengan BBLR, karena
tingkat metabolisme telah turun menyebabkan penyerapan asupan gizi da
26

lam tubuh berkurang yang mempengaruhi bayi berat bada lahir rendah (B
BLR).
Teori lain mengatakan bahwa ibu hamil usia < 20 tahun perkemban
gan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Emos
i dan kejiwaan ibu dengan usia < 20 tahun belum berfungsi baik sehingga
pada saat hamil ibu belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempu
rna dan sering terjadi komplikasi. Pada ibu hamil dengan usia > 35 tahun
sering muncul penyakit penyakit degenerative seperti hipertensi dan lainn
ya. Otot uterus sudah mulai melemah sehingga pada saat persalinan, ibu
dengan usia > 35 tahun dapat mengalami kesulitan karena kontraksi yang
tidak adekuat serta timbul kelainan pada tulang panggul tengah.
2. Jarak Kelahiran
Jarak kelahiran yang menjadi subjek utama yang dapat dianalisis
dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang melahirkan anak kedua atau
lebih dari 2. Hasil penelitian ini membuktikan tidak adanya hubungan
antara jarak kelahiran dengan kejadian BBLR. Hal ini dibuktikan melalui
nilai uji chi-square dengna nilai p sebesar 0,261 (0,261 > 0,005). Secara
klinis ibu yang melahirkan dengan jarak kelahiran <2 tahun memiliki
risiko 0,5 kali lebih beresiko untuk mengalami kejadian BBLR. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Kusumaningrum (2012) yang dilakukan di Temanggung menyatakan
bahwa tidak ada hubungan bermakna antara jarak kelahiran dengan
kejadian BBLR dengan p-value 0,55. Sesuai penelitian ini, secara klinis
penelitian Kusumaningrum juga menunjukkan bahwa ibu dengan jarak
kelahiran <2 tahun 2,9 kali lebih besar melahirkan BBLR (CI 95% 1,055-
8,258). Perbedaan besar risiko terjadinya BBLR dengan penelitian
sebelumnya dikarenakan jumlah sampe dan lokasi penelitian yang
berebeda.
3. Penyakit Ibu
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan
bermakna antara penyakit ibu dengan kejadian BBLR dengan p-value
27

0,328 (0,328 > 0,005) Namun, secara klinis ibu dengan penyakit
hipertensi atau jantung atau ginjal memiliki risiko1,8 kali lebih besar
untuk mengalami kejadian BBLR. Hal ini di tunjukin dari nilai rasio
prevalensi yang nilainya sebesar 1,833. Tidak adanya hubungan yang
signifikan antara penyakit hipertensi dengna kejadian BBLR ini
disebabkan karena jika dilihat dari distribusi karakteristik berdasarkan
penyakit hipertensi, responden yang mempunyai riwayat hipertensi
jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan mereka yang tidak memiliki
riwayat penyakit hipertensi. Sehingga tidak tergambarkan dengan jelas
apakah ada kaitan yang berarti antara penyakit hipertensi dengan
kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah Landak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Felix (2011). Dalam penleitiannya menyatakan tidak ada hubungan
antara riwayat penyakit ibu dengan kejadian BBLR (p=0,109). Ketidakse
suaian antara kepustakaan dengan hasil penelitian di atas dapat disebabka
n beberapa faktor seperti berbedanya karakteristik ibu yang diteliti denga
n penelitian sebelumnya dan berbedanya metode penelitian ini dengan pe
nelitian sebelumnya.

C. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian


Adapun keterbatasan dalam penelitian ini salah satunya adalah
kesulitan dalam mengumpulkan data di Rekam Medis Rumah Sakit Umum
Daerah Landak yang penempatan dan penyusunan masih belum ter tata
dengan baik sehingga harus berkoordinasi dengan Kepala Ruangan Rekam
Medis untuk bisa mencari data pasien yang diperlukan.

D. Implikasi terhadap Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian Keperawatan


5. Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
masukan bagi petugas kesehatan persalinan terlibat dalam memberikan
28

edukasi bagi perempuan terkhusus faktor resiko kejadian BBLR.


Berdasarkan dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa pendidikan sangat
erat hubungannya dengan kejadian BBLR. Hal ini menunjukan baik
buruknya pengetahuan ibu untuk memperhatikan kondisi saat hamil dapat
menentukan peluang terjadinya kondisi BBLR.
6. Pendidikan Keperawatan
Institusi pendidikan kesehatan di harapkan dapat menjadi garda
utama untuk bisa menemukan cara yang efektif dalam mengedukasi
permpuan terkhusus mereka yang dalam kondisi hamil agar menjaga
kondisi kehamilan dengan baik sehingga dapat memperkecil peluang
terjadinya kondisi BBLR.
7. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan dasar bagi
peneliti-peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan dengan jumlah
responden yang lebih luas dan untuk variasi umur beresiko seimbang
dengan responden pada umur tidak beresiko.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Tidak ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian BBLR di Rumah
Sakit Umum Daerah Landak tahun 2022.
29

2. Tidak ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian BBLR di


Rumah Sakit Umum Daerah Landak tahun 2022
3. Ada hubungan antara paritas dan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum
Daerah Landak tahun 2022.
4. Tidak ada hubungan penyakit hipertensi dengan kejadian BBLR di
Rumah Sakit Umum Daerah Landak tahun 2022
5. Ada hubungan antara Pendidikan dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit
Umum Daerah Landak tahun 2022

B. Saran
Beberapa hal yang dapat direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian ini
diantaranya adalah :
1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengambil data dengan
populasi yang lebih besar supaya hasil penelitian berdasarkan
perhitungan statistik bisa sesuai dengan teori yang ada.
2. Dari hasil penelitian terlihat bahwa hubungan antara Pendidikan dan
kejadian mempunyai nilai yang signifikan. Hal ini menandakan
kurangnya edukasi maslaah kehamilan bagi mereka yang berpendidikan
rendah. Saran bagi fasilitas kesehatan aalah untuk bisa memberikan
pengetahuan dan ilmu mengenai cara menjaga kesehatan saat kondisi
hamil.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. (2013). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.


Amima Fajriana, Annas B. (2018). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kej
adian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Semampir Surabaya. Media G
izi Indonesia. 12(1) : pp 71-80.
30

Anil, K. C. et al. (2020). 'Low birth weight and its associated risk factors: Health f
acility-based case-control study’, PLoS ONE, 15 (6 June), pp. 1–10. doi: 10.
1371/journal.pone.0234907.
Arisman, M. B. (2015). Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan. Edisi-3. Jak
arta: EGC.
Astria, Y., Christopher, S.S., Benedicta, M.S., Felix, F.W., Rinawati, R. (2016). L
ow Birth Weight Profiles at H. Boejasin Hospital South Borneo, Indonesia in
2010–2012. Paediatrica Indonesiana, [e-journal] 56 (3): pp. 155–161.
Astuti, (2016). Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Ham
il di Puskesmas Undaan Lor Kabupaten Kudus. Jurnal Stikes Muhammadyah
Kudus, pp. ISN 2407-9189.
BKKBN, BPS, Kementerian Kesehatan. (2012). Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik, Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional, Kementerian Kesehatan, United States
Agency for International Development.

BPS Indonesia. (2016). Istilah. Diakses pada 24 Agustus 2022 dari http://www.bp
s.go.id/index.php/istilah/index?istilah_page=4
Chen et al. (2013). An epidemiological survey on low birth weight infants in Chin
a and analysis of outcomes of full-term low birth weight infants. BMC Pregn
ancy and Childbirth. Volume 13 page 242. Diakses pada 22 Januari 2017 dari
http://www.biomedcentral.com/1471-2393/13/242.
Depkes RI. (2016). Kamus. diaksespada 30 Agustus 2022
dari http://www.depkes.go.id/folder/view/full-content/structure-kamus.ht
ml
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. (2016). Profil Kesehatan Kota Yogyakarta 20
16. Yogyakarta: Departemen Kesehatan Kota Yogyakarta
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. (2020). Profil Kesehatan
Kalimantan Barat 2020.
Dinas Kesehatan Kabupaten Landak. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten
Landak 2020.

Fikawati Sandra, Syafiq Ahmad, Krima Khaula. (2015). Gizi Ibu Dan Bayi. Jakart
a. PT Rajagrafindo Persada.
Hidayat, A.A. ( 2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Da
ta. Jakarta: Salemba medika.
31

Helena F. Sipahutar. (2013). Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Trimester Pe


rtama dan Pola Makan Dalam Pemenuhan Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas
Parsorban Kecamatan Habinsaran Kabupaten Toba Samosir. 1– 7.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2014). Bayi Berat Lahir Rendah, in Stand
ar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, Edisi I, Jakarta.
Indrayati, N. (2020). ‘Kesiapan orangtua dalam merawat bayi berat lahir rendah m
elalui edukasi perawatan BBLR’, Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(4), pp. 5
49–556.
Istiany, Ari Dan Rusilanti. (2013). Gizi Terapan. Bandung. PT Remaja Rosdakary
a.
JO Awoleke. (2012). Maternal risk factors for low birth weight babies. Archives
of Gynecology and Obstetrics. Volume 285, Issue 1; Pages 1-6. Diakses pada
26 Agustus 2022 dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21431841
KBBI. (2016). Umur. Diakses pada 09 Agustus 2022 di http://kbbi.web.id/umur.
Kementerian Kesehatan. (2014). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementeria
n Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
75. (2013). Available from http://gizi.depkes.go.id/download/Kebija kan%20
Gizi/PMK%2075-2013.pdf.
Kemkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta. Kepala Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kemkes RI.
Khoiriah, A. (2017). Hubungan Antara Usia Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Bay
i Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palemban
g. Jurnal Kesehatan Vol 8 No. 2.
Kumalasari, I., Tjekyan, R. S., & Zulkarnain, M. (2018). Faktor Resiko Dan Angk
a Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di RSUP Dr. Mohammad H
oesin Palembang Tahun 2014. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat 9(1), 41-5
2.
Manuaba I A C, dkk.. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jak
arta: EGC
Maryuni, Anik, dkk. (2013). Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. C
V Trans Media : Jakarta Timur
Mutiara, S. dan Hastuti, P. R. (2016). ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Tingkat Kecemasan Orang Tua Bayi BBLR di RSUD HM Ryacudu Dan RS
Handayani Kotabumi – Lampung Utara’, Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawa
9(1), pp. 51–55.
32

Nuha Ulin. (2016). Faktor-Faktor Yang Berkaitan Dengan Kejadian Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo Ponorogo. Po
norogo.

Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta


Nurarif. A. H & Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Nurmalasari, Diana (2014). Gambaran Faktor Risiko Berat Lahir Rendah di Ruma
h Sakit Umum Pusat Fatmawati Pada Tahun 2014. Laporan Skripsi Universi
tas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Nur, R., Arifuddin, A., dan Novilia, R., (2016). Analisis Faktor risiko kejadian ber
at badan lahir rendah di RSU Anutapura Palu Jurnal Preventif, 1 (7). Tersedi
a pada : http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Preventif/article /view/581
7/4574.
Proverawati dan Sulisyorini. (2017). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Cetakan
I. Nuha Medika. Yogyakarta.
Perry dan Potter. (2013). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep. Jakarta:
EGC.
Puspita, Dwi A. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Persali
nan pada Ibu Bersalin di Puskesmas Mergangsan. STIKES Aisyah Yogyaka
rta.
Rahayu, Mai. (2013). Pengaruh Karakteristik Perilaku Dan Sosial Ekonomi Ibu T
erhadap Kelahiran Bayi BBLR Di Kabupaten Sidoarjo.
Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian RI Tahun 2013.
RSUD Kota Yogyakarta. (2017). Profil. Diakses pada 20 Agustus 2022 dari http:/
/rumahsakitjogja.jogjakota.go.id/index.php/profile
Saputra, Lyndon. (2014) Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Tanggerang: Bina Ak
sara.
Saswita, R. 2021. Pengaruh Paritas terhadap BBLR dan Prematur di RS Muhamm
adiyah Palembang 2019. Jurnal Kesehatan dan Pembangunan, 11(21): 87 –
93.
Sulistyoningsih Hariyani. (2016). Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Yogyakar
ta. Graha Ilmu.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.CV.
Sholeh, M., Yunanto, A., Dewi, R., Sarosa, G. I., dan Usman, A., 2014. Buku Aja
r Neonatologi Edisi Ke-1. [e-book]. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
33

Solehati, T., Kosasih, C. E., Rais, Y., Fithriyah, N., Darmayanti, D., & Puspitasari,
N. R. (2018). Kangaroo Mother Care Pada Bayi Berat Lahir Rendah : Siste
matik Review. PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1), 83. https://
doi.org/10.31934/promotif.v8i1.234.
Sutan, R., Mazlina, M., Aimi, N.M., Azmi, M.T. (2014). Determinant of Low Birt
h Weight Infants: A Matched Case Control Study. Open Journal of Preventi
ve Medicine, [e-journal] 4 (3): pp. 91–99.
Tripathy, P. (2014). Clinical characteristics & morbidity pattern among Low Birth
Weight Babies. International Journal of Scientific and Research Publications,
Volume 4 Issue 4. 1-4.
Unicef. (2016). Undernourishment in the womb can lead to diminished potential
and predispose infants to early death. Diakses pada 15 Desember 2016 dari h
ttp://data.unicef.org/topic/nutrition/low-birthweight/#.
WHO. (2015). Levels & Trends in Child Mortality. United States of America: Uni
ted Nations Children’s Fund, The World Bank, World Health Organization, a
nd United Nations Population Division.
WHO (2018). Report of a WHO technical consultation on birth spacing, 2018. htt
p://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/birth_spacing.pdf -
Oktober 2016.
Yulianti, L. (2021). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon. Jurnal Ilmiah Ke
sehatan, 50-53.
34

LAMPIRAN
Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

Saya Falentina Sunarty, mahasiswi dari ITEKES MUHAMMADIYAH PO


NTIANAK akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Faktor Ibu
Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum
Daerah Landak: Studi Retrospektif”.
Penelitian ini bertujuan mengetahui Hubungan Faktor Ibu Dengan
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah
Landak. Penelitian ini membutuhkan 69 responden, dengan menggunakan lembar
kerja yang berisi data nomor rekam medis (RM), nama inisial ibu, usia ibu, paritas,
jarak kelahiran, penyakit ibu, pendidikan ibu, dan berat lahir bayi. Penelitian ini a
kan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2022.
A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian
Saudara dapat mengikuti dalam penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila Saudara
sudah memutuskan memberikan izin untuk ikut serta dalam penelitian ini, mak
a Saudara diharapkan dapat mengisi dan menandatangani lembar persetujuan. S
audara juga dapat mengundurkan diri dalam penelitian ini jika berubah pikiran
atau tidak berkenan untuk dilakukan penelitian.

B. Prosedur Penelitian.
Apabila Saudara telah memberikan izin untuk berpatisipasi dalam penelitian ini,
maka akan diminta untuk menandatangani lembar persetujuan sebanyak rangk
ap dua, satu untuk saudari simpan, dan satu untuk peneliti. Prosedur selanjutny
a adalah saudari akan diminta mengisi lembar kerja yang berisi data nomor rek
am medis (RM), nama inisial ibu, usia ibu, paritas, jarak kelahiran, penyakit ib
u, pendidikan ibu, dan berat lahir bayi terkait Tingkat Hubungan Faktor Ibu
Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
35

C. Kewajiban subjek penelitian


Sebagai subjek penelitian, Saudari berkewajiban mengikuti aturan atau petunju
k penelitian seperti yang tertulis diatas. Bila ada yang belum jelas, Saudari dap
at bertanya lebih lanjut kepada peneliti.

D. Risiko dan Efek Samping dan penanganannya.


Penelitian ini tidak mempunyai risiko klinis terhadap responden.

E. Manfaat
Penelitian ini diharapkan bagi responden serta tim kesehatan lainnya dapat men
jadi masukan dan tambahan ilmu pengetahuan berkaitan tentang Hubungan
Faktor Ibu Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit
Umum Daerah Landak

F. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas Saudara sebagai responden a
kan dirahasiakan dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian
akan dipublikasikan tanpa indentitas Saudara.

G. Kompensasi
Peneliti tidak memberikan kompensasi.

H. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti tanp
a meminta sedikitpun biaya pada responden.

I. Informasi Tambahan

Saudara diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas
sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu membutuhkan
36

penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi peneliti Falentina Sunarty secara


langsung melalui nomor telepon 085348374286

Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,
37

Saya Falentina Sunarty, mahasiswa Program Studi S1 Institut Teknologi dan


Kesehatan Muhammadiyah Pontianak bermaksud melakukan penelitian yang berj
udul “Hubungan Faktor Ibu Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
di Rumah Sakit Umum Daerah Landak: Studi Retrospektif”. Tujuan dalam penelit
ian ini yaitu untuk melihat Hubungan Faktor Ibu Dengan Kejadian Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah Landak

Segala informasi yang diberikan melalui kuesioner yang telah disusun oleh
peneliti dijamin kerahasiaannya dan peneliti bersedia bertanggung jawab apabila i
nformasi yang diberikan akan merugikan. Saudara berhak untuk bersedia ataupun
menolak menjadi responden apabila ada pertanyaan yang tidak berkenan.

Sehubungan dengan itu, saya memohon kesediaan saudara untuk ikut berpar
tisipasi dalam penelitian ini sebagai responden penelitian dengan mengisi kuisione
r yang akan peneliti berikan. Saudara tidak perlu khawatir akan benar atau salah ja
waban yang saudara berikan. Oleh karena itu, berikanlah jawaban yang jujur sesua
i dengan apa yang saudara ketahui dan rasakan. Atas perhatian dan kesediaan saud
ara, saya mengucapkan terima kasih.

Pontianak, Oktober 2022

Falentina Sunarty

Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN UNTUK KEIKUTSERTAAN DA
LAM PENELITIAN
38

Semua penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan oleh Falentina Sunarty,
dari Mahasiswa ITEKES Muhammadiyah Pontianak tentang “Hubungan Faktor
Ibu Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum
Daerah Landak: Studi Retrospektif” telah disampaikan kepada saya dan semua per
tanyaan telah dijawab oleh peneliti. Saya mengerti bahwa bila memerlukan penjel
asan, saya dapat menanyakan kepada Falentina Sunarty secara langsung atau lewa
t telepon pada no HP 085245838487
.
Saya sebagai responden: …………………….. (kode diisi oleh peneliti)
SETUJU
Untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Tanggal :
Tanda tangan responden :
Nama responden :
Tanda tangan saksi :
Nama saksi :

Lampiran 4

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah dijelaskan maksud dan tujuan penelitian ini, maka saya bersedia me
njadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari:
39

Nama : Falentina Sunarty

NIM : SNR212250053

Alamat :

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak Progra


m Studi SI Keperawatan dengan judul “Hubungan Faktor Ibu Dengan Kejadian
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah Landak: Studi
Retrospektif”.

Dengan persetujuan ini, saya tanda tangani dengan sukarela menjadi respon
den tanpa paksaan dari pihak manapun.

No. Responden (Di isi oleh peneliti)

Pontianak, Oktober 2022

Responden

(...................................)

Lampiran 5
Format Pengumpulan Data
Responden ke

No. MR :
40

Nama ibu :

Tanggal lahir ibu :

Tanggal persalinan :

Tanggal persalinan :
sebelumnya
Paritas :

BB lahir : gram

Penyakit ibu : Hipertensi/Jantung/Ginjal/Tidak ada

Pendidikan ibu :

Anda mungkin juga menyukai