Anda di halaman 1dari 75

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG


PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DENGAN
KEJADIAN MALARIA DI RT 17 KELURAHAN
FAKFAK SELATAN WILAYAH KERJA
PUSKESMAS FAKFAK
KABUPATEN FAK FAK

Oleh :

SANTI MAUW
(NIM : 11430120126)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES SORONG
PRODI D IV KEPERAWATAN
TAHUN 2022
HALAMAN SAMPUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG


PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DENGAN
KEJADIAN MALARIA DI RT 17 KELURAHAN
FAKFAK SELATAN WILAYAH KERJA
PUSKESMAS FAKFAK
KABUPATEN FAK FAK

Proposal ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Terapan Keperawatan (S.Tr.Kep)

Oleh :
SANTI MAUW
(NIM : 11430120126)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES SORONG
PRODI D IV KEPERAWATAN
TAHUN 2022

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit


Malaria Dengan Kejadian Malaria di RT 17 Kelurahan Fakfak
Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Fakfak Kabupaten Fakfak

Nama Peneliti : Santi Mauw


NIM : 11430120126
Proposal penelitian ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing I dan II.

Sorong, April 2022

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Simon Lukas Momot, S.Sit, MPH Maria Loihala, S.ST, M.Kes


NIP. 196609261988031011 NIP. 197010131990012002

Mengetahui
Ketua Ketua Prodi D IV Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Sorong

Oktovina Mobalen, M.Kep


NIP. 19710052001122001

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal ini diajukan oleh

Nama : Santi Mauw

NIM : 11430120126
Judul : Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit
Malaria Dengan Kejadian Malaria di RT 17 Kelurahan Fakfak
Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Fakfak Kabupaten Fakfak
Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan penguji dan diterima sebagai
persyaratan yang diperlakukan untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong.

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Yowel Kambu, M.Kep, Sp.KMB ...……………………………


NIP. 197601291999031002

2. Simon Lukas Momot, S.Sit, MPH …...…………………………


NIP. 196609261988031011

3. Maria Loihala, S.ST, M.Kes ……………………………...


NIP. 197010131990012002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Sorong

Simon Lukas Momot, S.SiT, MPH


NIP. 196609261988031011

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Santi Mauw

NIM : 11430120126

Program Studi : D IV Keperawatan

Judul Proposal : Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Pencegahan


Penyakit Malaria Dengan Kejadian Malaria di RT 17
Kelurahan Fakfak Selatan Wilayah Kerja Puskesmas
Fakfak Kabupaten Fakfak
Menyatakan bahwa dalam proposal penelitian yang saya tulis ini adalah benar-
benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya sendiri, kecuali secara tertulis diacuh dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Fakfak, April 2022


Pembuat Pernyataan

Santi Mauw

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Simon Lukas Momot, S.SiT, MPH Maria Loihala, M.Kes


NIP. 196609261988031011 NIP. 197010131990012002

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan Rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan

proposal penelitian dengan judul : Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang

Pencegahan Penyakit Malaria Dengan Kejadian Malaria di RT 17

Kelurahan Fakfak Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Fakfak Kabupaten

Fakfak.

Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

maka proposal ini tidak dapat tersusun dengan baik. Oleh sebab itu melalui

kesempatan yang baik ini, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Ariani Pongoh, S.ST, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Sorong dan Dosen Riset Keperawatan yang telah memberikan

ilmu dan motivasi dalam penyusunan proposal ini.

2. dr. Diana Tan, selaku Kepala Puskesmas Fakfak Kota Kabupaten Fakfak

beserta para dokter dan para staf yang telah mendukung penulis selama

perkuliahan hingga penyusunan proposal ini.

3. Ibu Sunaeni, S.ST, M.Keb, selaku Pudir I yang memberikan motivasi serta

dukungan dalam penyusunan proposal ini.

4. Bapak Simon Lukas Momot, S.SiT, MPH, selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong dan Dosen

Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama

penyusunan proposal ini.

vi
5. Ibu Oktovina Mobalen, M.Kep, selaku Ketua Program Studi D IV

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.

6. Bapak Yowel Kambu, M.Kep, Sp.KMB, selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan masukan untuk penyelesaian tugas proposal ini.

7. Ibu Maria Loihala, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing peneliti dan

mendukung dalam proses penyusunan proposal ini

8. Suami tercinta beserta anak-anak tersayang yang telah memberikan

dukungan moral dan kasih sayang yang tulus sehingga penulis bisa sampai

pada tahap ini.

9. Tak lupa juga kepada sahabat dan teman-teman D IV Keperawatan Kelas

Karyawan Fakfak yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi

serta semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa, berkenan

membalas segala kebaikan bapak/ibu sekalian dalam rangka penyusunan

proposal ini.

Fakfak, April 2022

Santi Mauw

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN.........................................................................i


HALAMAN SAMPUL DALAM........................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.............................................................iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................7
D. Manfaat Penelitian........................................................................................7
E. Keaslian Penelitian.......................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................9


A. Tinjauan Teori Malaria.................................................................................9
B. Konsep Pengetahuan.....................................................................................9
C. Kerangka teori...............................................................................................31
D. Kerangka Konsep..........................................................................................31
E. Definisi Operasional.....................................................................................32
F. Hipotesis.......................................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................33
A. Jenis dan rancangan penelitian.....................................................................33
B. Populasi dan Subjek.....................................................................................33
C. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................................35
D. Bahan dan Alat Penelitian............................................................................35
E. Tehnik Pengolahan Data..............................................................................35
F. Analisa Data.................................................................................................38
I. Etika penelitian.............................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ABSTRAK

viii
DAFTAR TABEL

ix
DAFTAR GAMBAR

x
DAFTAR LAMPIRAN

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit tropis di Indonesia salah satunya adalah

malaria merupakan penyakit menular yang menjadi

perhatian global. Penyakit ini masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat yang berdampak luas pada kualitas

hidup dan ekonomi. Dari empat spesies malaria, spesies

yang dianggap paling berbahaya adalah Plasmodium

Falciparum malaria hal ini dapat mengancam jiwa yang

paling mematikan untuk ketiga jenis lainnya malaria (P.

vivax, P. malariae, P. ovale) yang umumnya kurang

berbahaya dan tidak mengancam hidup (Lumenta et al.,

2021).

Menurut Depkes RI (2011) dalam Munazir (2012),

malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya

pengendaliannya menjadi komitmen global dalam

Millenium Development Goal’s (MDGs). Malaria

disebabkan oleh parasit. Plasmodium yang hidup dan

berkembang biak dalam sel darah merah manusia ditularkan

oleh nyamuk malaria (anopheles) betina, dapat menyerang

semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada semua

xii
golongan umur dari bayi, anak-anak dan orang dewasa.

Sekitar 80% dari kabupaten/kota di Indonesia termasuk

kategori endemis dan lebih dari 45% penduduknya

berdomisili di desa endemis (Nabila A Siregar, 2021).

Menurut Zein, (2012) dalam Munazir, (2012), laporan

badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO)

pada tahun 2011 sejumlah 216 juta kasus malaria di dunia

dan estimasi kematian pada 655.000 kasus

(Damayanti, 2020). Penyebaran penyakit malaria di dunia

sangat luas yakni antara garis lintang 60º di utara dan 40º di

selatan yang meliputi lebih dari 100 negara beriklim tropis

dan subtropis (Erdinal, 2006 dalam Moonti, 2012). Ada 3,3

milyard penduduk dunia berisiko malaria dan di dunia 216

juta kasus positif malaria(Engkeng & Mewengkang, 2017) .

Menurut Depkes RI, (2011) dalam Munazir, (2012), di

dunia setiap tahun ada 655.000 kematian karena malaria,

sebagian besar di Afrika (596.000 orang), sementara di Asia

pada tahun 2011 sebanyak 38.000 kematian (6% dari

kematian total dunia) (Depkes, 2012 dalam Moonti, 2012).

Secara nasional kasus malaria selama tahun 2005-2010

cenderung menurun yaitu pada tahun 2005 sebesar 4,10 per

1.000 penduduk menjadi 1,96 per 1.000 penduduk pada

tahun 2010. Pada tahun 2005 telah dilakukan pemeriksaan

xiii
sediaan darah sebanyak 982.828 (47%) terhadap penderita

klinis yang berjumlah 2.113.265. Pada tahun 2010, telah

dilakukan pemeriksaan sediaan darah sebanyak 1.164.406

(63%) terhadap penderita klinis yang berjumlah 1.848.999

(Noerjoedianto, 2017).

Berdasarkan data 2011 justru mengalami peningkatan.

Meningkatnya kasus malaria di berbagai tempat di

Indonesia dewasa ini diantaranya disebabkan oleh

meluasnya plasmodium yang resisten terhadap obat anti

malaria dan vektor yang resisten terhadap insektisida,

sehingga kebutuhan vaksin malaria sangat dibutuhkan.

Namun demikian usaha untuk menemukan vaksin malaria

yang protektif sampai saat ini masih belum didapatkan

diantaranya oleh karena adanya variasi antigenik antar

plasmodium di berbagai daerah (Layan et al., 2016).

Kasus malaria yang tinggi berdampak terhadap beban

ekonomis yang besar baik keluarga yang bersangkutan dan

bagi pemerintah melalui hilangnya produkvitasnya kerja ,

hilangnya kesempatan rumah tangga untuk membiayai

pendidikan serta beban biaya kesehatan yang tinggi. Dalam

jangka panjang, akan menimbulkan efek menurunnya mutu

Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Indonesia

(Trihono, 2009 dalam Natalia, 2010).

xiv
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Di Propinsi

Papua Barat pada tahun 2019 penderita malaria klinis 183

jiwa dan positif malaria 62 jiwa, pada tahun 2020 penderita

malaria klinis 153 jiwa dan positif malaria 43 jiwa, serta

tahun 2021, data 6 bulan terkhir penderita malaria 112 jiwa

dan posittif malaria 35 jiwa (Dinkes Provinsi Papua Barat ,

2021) dalam (Asila et al., 2022) . Penyakit malaria di

Kabupaten Fakfak sendiri termasuk yang terbanyak dan

dapat dikatakan endemis, dimana AMI (Annual Malaria

Incident) tahun 2020 penderita malaria klinis 54 jiwa dan

positif malaria 23 tahun 2020 penderita malaria kilnis 44

dan positif malaria 20 jiwa, tahun 2021 penderita malaria

klinis 32 jiwa dan positif malaria 21 jiwa (Dinkes kab

Fakfak , 2021).

Di wilayah kerja puskesmas Fakfak Kabupaten Fakfak

sendiri penyakit malaria mengalami fluktuasi, pada tahun

2019 jumlah penderita malaria klinis 43 jiwa dan positif

malaria 17 jiwa, tahun 2020 jumlah penderita malaria klinis

475 jiwa dan positif malaria 55 jiwa, tahun 2021 jumlah

penderita malaria klinis 276 jiwa dan positif malaria 22

jiwa (Dinkes Kabupaten Fakfak, 2021). Penyakit ini masih

termasuk pada 10 besar penyakit tropis yang sedang

menjadi perhatian petugas kesehatan maupun pemerintah

xv
setempat. Wilayah kerja puskesmas Fakfak yang terdiri

dari 3 kampung dan 53 RT angka kejadian malaria

tertinggi (Data Kunjungan Kasus Puskesmas).

Faktor yang cukup penting adalah bagaimana persepsi

masyarakat terhadap malaria. Dengan pengetahuan atau

persepsi yang benar terhadap penyakit seseorang atau

masyarakat akan tumbuh partisipasi dalam upaya

penanggulangan penyakit tersebut. Apabila malaria

dianggap suatu penyakit berbahaya dan menular, maka

seseorang akan berupaya menghindari atau mencegah agar

tidak terkena malaria dan apabila sedang sakit akan

berupaya mencari pengobatan untuk kesembuhan penyakit

atau jika pernah terserang sakit maka segera diatasi agar

terhindar dari penularan penyakit (Manalu, 2018).

Menurut Harijanto, (2010) dan Harahap, (2012),

kurangnya pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat

dalam upaya pengendalian malaria seperti kebiasaan di luar

rumah atau beraktivitas pada malam hari tanpa

perlindungan dari gigitan nyamuk dan adanya penebangan

hutan bakau oleh masyarakat yang akan mengakibatkan

terbentuknya perindukan baru vektor malaria(Akmal Taher,

2021).

xvi
Menurut Dalimunthe (2008) dalam Natalia, (2010).

Pencegahan malaria yang paling efektif adalah dengan

melibatkan peran serta masyarakat melalui perubahan

perilaku yang berhubungan dengan pemberantasan 5

penyakit malaria. Tingkat pengetahuan tentang pencegahan,

cara penularan serta upaya pengobatan penyakit malaria,

sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat yang

selanjutnya akan berpengaruh terhadap terjadinya penyakit

malaria (Akmal Taher, 2021).

Meskipun angka kejadian malaria kelurahan Fakfak

selatan RT 17 masih rendah, akan tetapi pencegahan

terhadap malaria perlu di tingkatkan agar tidak menambah

jumlah kasus malaria di kelurahan Fakfak selatan RT 17

Kita perlu mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan

keluarga tentang pencegahan malaria di kelurahan Fakfak

selatan RT 17 karena semakin tinggi pengetahuan keluarga

terhadap pencegahan malaria, maka akan semakin besar

upaya keluarga maupun petugas kesehatan beserta

pemerintah dalam pengendalian penyakit malaria yang

dapat berdampak pada menurunnya angka kejadian malaria.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

meneliti pengetahuan keluarga dalam pencegahan malaria

dengan kejadian gejala malaria. Identifikasi masalah kasus

xvii
malaria di kelurahan Fakfak selatan RT 17, Kabupaten

Fakfak sendiri masih rendah dimana pada tahun 2019

ditemukan 25 jiwa penderita malaria klinis dan 3 KK positif

malaria, tahun 2020 ditemukan 12 jiwa penderita malaria

klinis dan 6 KK positif malaria sedangkan pada tahun 2021

ditemukan 87 jiwa penderita malaria klinis dan meningkat

menjadi 8 KK positif malaria. Penyakit ini masih termasuk

pada 10 besar penyakit tropis yang sedang menjadi

perhatian petugas kesehatan maupun pemerintah setempat.

Pencegahan terhadap malaria perlu di tingkatkan agar

tidak menambah jumlah kasus malaria di kelurahan Fakfak

selatan RT 17 Kita perlu mengetahui sejauh mana tingkat

pengetahuan keluarga tentang pencegahan malaria di

kelurahan Fakfak Selatan RT 17, karena semakin tinggi

pengetahuan keluarga terhadap pencegahan malaria, maka

akan semakin besar upaya keluarga maupun petugas

kesehatan beserta pemerintah dalam pengendalian penyakit

malaria yang dapat berdampak pada menurunnya angka

kejadian malaria.

Salah satu program yang ditetapkan dalam pembangunan

kesehatan adalah meningkatkan kesadaran bagi setiap

warga masyarakat agar terhindar dari penyakit dan

terciptanya masyarakat yang hidup dengan perilaku dalam

xviii
lingkungan yang sehat yang terbebas dari penyakit dengan

upaya pencegahan yang efektif dan dapat menurunkan

angka kejadian.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis

membuat rumusan masalah “Apakah terdapat hubungan

pengetahuan keluarga tentang pencegahan malaria dengan

kejadian gejala malaria di kelurahan Fakfak selatan RT 17

Kabupaten Fakfak.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara pengetahuan keluarga

tentang pencegahan malaria dengan kejadian gejala

malaria di kelurahan Fakfak RT 17 Distrik Fakfak

Kabupaten Fakfak.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan :

a. Mengetahui pengetahuan keluarga tentang

pencegahan malaria.

xix
b. Mengetahui hubungan pengetahuan keluarga tentang

pencegahan malaria dengan kejadian gejala malaria.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Dapat memberikan gambaran dan informasi bentuk

peran serta masyarakat dalam membantu pemerintah

melaksanakan upaya pencegahan dan pemberantasan

malaria.

2. Bagi Dinas kesehatan dan Puskesmas dapat menjadi

masukan dan pengambilan kebijakan pembangunan

kesehatan khususnya dalam upaya penggulangan

penyakit malaria.

3. Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian

selanjutnya.

E. KEASLIAN PENELITIAN

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


N N J M K P
O a u e e e
m d t s r
a u o a b
l d m e
P e a d
e P a a
n e n a
e n n
l e
i l
t i
i t
i
a
n
1 H P D T
L u e a i
a b n l d
y u e a a

xx
a n l m k
n g i
, a t p t
n i e e
A a n r
k A n e d
i n l a
l t i i p
i a n t a
, r i i t
a a
& m n h
P e u
R e r i b
o n u n u
m g p i n
b e a g
o t k m a
t a a e n
, h n n
u j a
2 a p e n
0 n e l t
1 n a a
6 d e s r
a l k a
n i a
t n P
S i e
i a t n
k n e g
a n e
p s t t
u a a
D r n h
e v g u
n e a
g i p n
a e
n a n d
T n c e
i a e n
n l g g
d i a a
a t h n
k i a
a k n T
n i
d p n
P e e d
e n n a
n g y k
c a a a
e n k n
g i

xxi
a r t P
h a e
a n m n
n c a c
a l e
P n a g
e g r a
n a i h
y n a a
a n
k c
i r P
t o e
s n
M s y
a a
l s k
a e i
r c t
i t
a i M
o a
d n l
i a a
l r
W . i
i a
l S
a a d
y m a
a p n
h e
l t
K e
e d r
r i d
j t a
a e p
n a
P t t
u u
s k h
k a u
e n b
s u
m d n
a e g
s n a
g n
B a
a n a
c n
a r t
n u a
m r

xxii
T u a
i s
m S
u S i
r l k
o a
K v p
a i
b n d
u e
p d n
a a g
t n a
e n
n m
e T
H t i
a o n
l d d
m e a
a k
h S a
e i n
r m
a p P
l e
S e n
e c
l R e
a a g
t n a
a d h
n o a
m n
2
0 S P
1 a e
6 m n
p y
l a
i k
n i
g t

M
a
l
a
r
i
a
2 A P D T
n e a e
N a n l r
l e a d

xxiii
o i l m a
s i p
e i t p a
s i e t
r a n
P n e h
j e l u
n m i b
o g e t u
e r i n
e t u a g
a p n a
d h a n
u k i
i a a n y
n n i a
a n
d p m g
n a e e
n n n b
t e j e
S l e r
o i i l m
k t a a
, a i s k
p a k n
n a a
M n
2 a k a
s u t n
0 y a e t
a n n a
1 r t t r
a i a a
7 k t n
a a g p
t t e
i p n
T f e g
e n e
r d c t
h e e a
a n g h
d g a u
a a h a
p n a n
n
P d d
e e p a
r s e n
i a n
l i y s
a n a i
k k k
u c i a

xxiv
r t p
U o
p s m t
a s a e
y l r
a s a h
e r a
P c i d
e s a a
n i p
c o
e n p
g a e
a l r
h i
a l
n a
k
P u
e
n u
y p
a a
k y
i a
t
p
M e
a n
l c
a e
r g
i a
a h
a
d n
i
p
P e
u n
s y
k a
e k
s i
m t
a
s m
a
K l
o a
n r
i i
a
K
o

xxv
t
a

J
a
m
b
i
3 A J D H
E e a u
n D n l b
g e i a u
k n s m n
e g g
n a P p a
g n e e n
n n
& T e e a
i l l n
M n i i t
e d t t a
w a i i r
e k a a a
n a n n
g n p
k i i e
a C n n n
n a i i g
g r e
, a b m t
e e a
2 P r n h
0 e s j u
1 n i e a
7 c f l n
e a a
g t s d
a k e
h k a n
a u n g
n a a
n t n
M t e
a i n t
l t t i
a a a n
r t n d
i i g a
a f k
p a
d d e n
i e n
n c p
D g e e
e a g n

xxvi
s n a c
a h e
p a g
J e n a
i n h
k d p a
o e e n
k n
U a y p
t t a e
a a k n
r n i y
a t a
C k
K r m i
e o a t
c s l
a s a m
m r a
a S i l
t e a a
a c r
n t i
i a
N o
u n p
a a =
n l 0
g . ,
a 2
n D 5
a 9
K t
a a d
b a
u d n
p i
a a n
t n i
e a l
n l a
i i
B s
o a O
l R
a s =
a e 0
n c ,
g a 5
r 0
M a 5
o
n u 9
g n 5
o i %

xxvii
n v
d a C
o r I
w i =
a 0
T t ,
i 1
m d 5
u a 2
r n -
1
b ,
i 6
v 7
a 7
r
i .
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

m
e
t
o
d
e

C
h
i

S
q
u
a
r

xxviii
e

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI MALARIA

1. Definisi malaria

Malaria adalah penyakit yang menyerang sel darah

merah disebabkan oleh parasit plasmodium ditularkan

kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles

betina yang terinfeksi. Penyakit ini banyak terdapat di

daerah tropis seperti Afrika, Asia Tenggara, Amerika

Tengah dan Selatan. Terdapat 5 spesies parasit

plasmodium yang menyebabkan malaria pada manusia

yaitu Plasmodium falsifarum, Plasmodium vivax,

Plasmodium ovale, Plasmodium malariae dan

Plasmodium knowlesi (Akmal Taher, 2021)

xxix
Dari beberapa spesies tersebut jenis Plasmodium

falsifarum dan Plasmodium vivax menjadi ancaman

terbesar. Plasmodium falciparum merupakan malaria

yang paling berbahaya dapat menyebabkan malaria

berat sementara Plasmodium vivax tersebar paling luas

terutama di Asia jika tidak ditangani dengan cepat dapat

menyebabkan komplikasi hingga kematian terutama

pada anak-anak. Penderita malaria dapat terinfeksi satu

atau lebih dari satu jenis parasit plasmodium (mixed

infection) (Akmal Taher, 2021)

Penyakit malaria biasanya ditandai dengan gejala

demam, menggigil, sakit kepala, mual-muntah dan sakit

seperti flu, setiap jenis malaria dapat muncul gejala

yang berbeda. Pada infeksi malaria berat terjadi anemia

berat akibat hemolisis, sulit bernafas, gula darah rendah,

penurunan kesadaran, kejang, koma, atau kelainan

neurologis (Damayanti, 2020).

2. Klasifikasi Parasit Malaria

Menurut World Health Organization (WHO) malaria

dapat diklasifikasikan menjadi 5 yaitu Plasmodium

falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale,

Plasmodium malariae dan Plasmodium knowlesi

(Rahayu & Anna, 2017).

xxx
a. Plasmodium falciparum

Plasmodium falciparum merupakan jenis yang

paling berbahaya karena siklus perkembangan yang

cepat merusak sel darah merah dan dapat

menyumbat aliran darah sehingga dapat

mengakibatkan anemia dan cerebral. Malaria ini

dapat berkembang dengan baik di daerah tropis dan

sub tropis, dan mendominasi di beberapa negara

seperti Afrika dan Indonesia.

b. Plasmodium vivax

Plasmodium ini tersebar di daerah tropis dan sub-

tropis seluruh dunia. Hidup pada sel darah merah,

siklus seksual terjadi pada 48 jam. Menyebabkan

penyakit tertian yang ringan dimana demam terjadi

setiap tiga hari. Parasit ini bisa dorman di hati

manusia “hipnozoid” dan dapat kambuh setelah

beberapa bulan bahkan tahun.

c. Plasmodium ovale

Plasmodium ovale banyak ditemukan di Afrika

terutama Afrika Barat dan pulau-pulau di Pasifik

xxxi
Barat, morfologi mirip Plasmodium vivax.

Menyebabkan malaria ovale atau malaria tertiana

benigna ovale, dapat dorman dihati manusia.

d. Plasmodium malariae

Menyebabkan malaria malariae atau malaria

kuartana. Siklus di sel darah merah terjadi selama 72

jam dan menimbulkan demam setiap empat hari.

e. Plasmodium knowlesi

Parasit ini merupakan kasus baru yang hanya

ditemukan di Asia Tenggara, penularannya melalui

monyet (monyet berekor panjang, monyet berekor

coil) dan babi yang terinfeksi. Siklus

perkembangannya sangat cepat bereplikasi 24 jam

dan dapat menjadi sangat parah. P. knowlesi dapat

menyerupai baik Plasmodium falciparum atau

Plasmodium malariae. Seorang penderita dapat

dihinggapi lebih dari satu jenis plasmodium, infeksi

demikian disebut infeksi campuran (mixed

infection). Infeksi campuran Plasmodium falciparum

dengan vivax atau malariae merupakan infeksi yang

paling sering terjadi.

xxxii
3. Siklus Hidup Malaria

Siklus hidup parasit plasmodium terjadi di tubuh

manusia dan nyamuk Anopheles betina. Ada dua siklus

hidup plasmodium dalam berkembang biak yaitu siklus

sporogoni (seksual) dan schizogony (tahap aseksual).

a. Siklus hidup plasmodium di tubuh manusia (siklus aseksual)

Parasit yang masuk dalam tubuh melalui gigitan

nyamuk Anopheles yang terifeksi (sporozoid) akan

menginfeksi sel di hati dan akan melakukan replikasi

aseksual menjadi schizon, schizon akan pecah dan

menghasilkan banyak merozoid biasanya sekitar

2000-40.000 tergantung dari jenis spesies, menjadi

matur “merozoid” terjadi 10-14 hari sampai beberapa

siklus (siklus eksoeritrositic). Merozoid selanjutnya

akan menyebar ke dalam aliran darah dan

menginfeksi sel darah merah, pada P. vivax dan P.

ovale tidak semua parasit menyebar ke aliran darah

ada yang dorman di hati dan dapat aktif kembali.

Merozoit yang menginfeksi sel darah merah akan

berkembang menjadi parasit dengan bentuk cincin

karena adanya vakuola di dalam sel parasit sehingga

sel inti berada di tepi (tropozoit). Tropozoit matur

bentuknya lebih besar sehingga bentuk cincin terlihat

xxxiii
jelas. Tropozoit kemudian bereplikasi aseksual

dengan pembelahan inti menjadi schizon yang terdiri

dari 10-30 inti bergantung species parasitnya.

Schizon yang telah matur akan pecah dan melepaskan

banyak merozoid baru yang akan menginfeksi sel

darah merah lainnya (siklus eritrositer).

Siklus replikasi menyebabkan banyak eritrosit

yang pecah dan rusak, berulangnya replikasi dan

kerusakan menyebabkan timbulnya gejala klinis.

Periode sejak gigitan nyamuk yang infektif sampai

timbulnya gejala klinis dikenal sebagai masa

inkubasi intrinsik. Setelah beberapa kali bereplikasi,

beberapa tropozoid berkembang menjadi gamet

jantan (mikrogametosit) dan betina (makrogamet)

pada tahap inilah parasit akan terbawa nyamuk saat

menghisap darah manusia yang terinfeksi dan akan

berkembang di dalam tubuh nyamuk.

b. Siklus hidup plasmodium di tubuh nyamuk (pembiakan seksual /

sporogoni)

Mikrogamet dan makrogamet yang terhisap dari

darah manusia yang terinfeksi, akan terjadi

perkawinan silang antara jantan (mikrogamet) dan

betina (makrogamet) menjadi zigot, zigot

xxxiv
berkembang dan memanjang menjadi ookinete yang

akan menembus dinding lambung (midgut)

selanjutnya menjadi ookista. Ookista yang telah

matur akan pecah menghasikan ribuan sporozoid

baru yang akan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk

termasuk kelenjar ludah. Proses perkembangan dari

zigot sampai sporozoid membutuhkan waktu 12-14

hari disebut masa inkubasi ekstrinsik. Spesies siklus

eksoeritrositik (hari) Siklus eritrositik (jam) Jumlah

merozoid dalam shcizon P. falciparum 5-7

48 40.000 P. vivax 6-8 48 10.000 P. ovale 9 48

15.000 P. malariae 14-16 72 2.000 (Akmal Taher,

2021).

4. Gejala klinis malaria

Infeksi parasit malaria dapat mengakibatkan

berbagai gejala, mulai dari tidak ada atau sangat ringan

sampai penyakit yang parah dan bahkan kematian.

Periode dari masuknya parasit sampai menimbulkan

gejala klinis disebut masa inkubasi intrinsik, masa

inkubasi tergantung dari spesies(Akmal Taher, 2021).

Plasmodium falciparum mempunyai periode yang

lebih pendek 12 hari (9-14) dan periode yang paling

xxxv
panjang adalah P. malariae 28 hari (18-40 hari)

sementara untuk malaria vivax 12-17 hari, 17 hari (16-

18 hari) pada Plasmodium ovale. Gejala klinis muncul

pada infeki malaria dipengaruhi oleh daya tahan tubuh,

jenis plasmodium dan jumlah parasit yang menginfeksi.

Gejala yang muncul tidak spesifik, seperti lemah, lesu,

ketidaknyamanan perut dan nyeri otot, demam diikuti

dengan gejala prodormal seperti rasa dingin atau

menggigil dan berkeringat, sakit kepala, menggigil dan

muntah. Selain demam, gejala yang paling sering timbul

pada malaria (terutama pada infeksi P. vivax) adalah

anemia dan munculnya ikterus karena pemecahan

eritrosit pada siklus replikasi eritrositer (Markuss,

2016).

Malaria kronik juga menyebabkan limpa hipertrofi

untuk mendaur ulang sisa eritrosit yang pecah, sehingga

limpa dapat diraba di bawah rusuk kiri dan abdomen

yang membesar. Gambaran khas dari penyakit malaria

ialah adanya demam yang periodik, pembesaran limpa

(splenomegali), dan anemia (turunnya kadar

hemoglobin dalam darah) (Markuss, 2016).

a. Demam

xxxvi
Semua gejala klinis yang muncul terjadi oleh

siklus eritrositer. Ketika parasit berkembang di

eritrosit, banyak zat-zat limbah dan racun seperti

pigmen hemozoin yang terakumulasi dalam eritrosit.

Ketika sel darah merah pecah bersama dengan

keluarnya merozoid, zat-zat tersebut keluar dan

beredar ke aliran darah, hemozoin dan faktor

beracun lainnya seperti glukosa isomerase fosfat

menstimulasi makrofag dan sel lain untuk

menghasilkan sitokoin dan faktor larut lainnya yang

dapat menimbulkan demam. Sebelum timbul

demam biasanya penderita malaria akan mengeluh

lesu, sakit kepala, nyeri tulang dan otot, kurang

nafsu makan, rasa tidak enak di bagian perut, diare

ringan, dan kadangkadang merasa dingin di

punggung.

Umumnya keluhan seperti ini timbul pada

malaria yang disebabkan P. vivax dan P. ovale,

sedangkan pada malaria karena P. falciparum dan P.

malariae, keluhan-keluhan tersebut tidak jelas.

Demam malaria timbul secara periodik bersama

dengan sporulasi (pecahnya eritrosit keluarnya

merozoit), pada P. vivax dan oval demam setiap tiga

xxxvii
hari, P. falciparum demam timbul secara tidak

teratur 24-48 jam, P. malariae tiap empat hari .

Menurut (Sembiring, 2019), gejala paroksisme,

yang terdiri dari 3 stadium berurutan terjadi selama

8-12 jam :

1. Menggigil

Terjadi setelah pecahnya skizon dalam sel darah

merah yang diikuti keluarnya zat-zat antigen.

Proses menggigil berlangsung 15 – 60 menit.

2. Demam

Timbul setelah menggigil, biasanya sekitar 37,5

- 40° C pada penderita hiperparasitemia (hitung

parasit >5%), suhu bisa meningkat sampai >

40°C. Wajah memerah, kulit kering dan terasa

panas seperti terbakar, frekuensi napas

meningkat, nadi penuh dan berdenyut keras,

sakit kepala semakin hebat, muntah-muntah,

kesadaran menurun, sampai timbul kejang (pada

anak-anak). Proses demam berlangsung 2 - 6

jam.

3. Berkeringat

Timbul setelah demam, terjadi akibat gangguan

metabolisme yang menjadikan produksi

xxxviii
keringat bertambah. Proses ini berjalan 2 - 4

jam. Setelah berkeringat biasanya penderita

merasa sehat kembali, 2-3 hari kemudian

serangan demam akan terulang kembali.

b. Splenomegali (pembesaran limpa)

Pembesaran limpa merupakan gejala khas pada

malaria kronis. Limpa merupakan organ

retikuloendotelial, plasmodium dihancurkan oleh

sel-sel makrofag dan limfosit. Penambahan selsel

radang menyebabkan limpa bengkak dan terasa

nyeri. Lamalama konsistensi limpa menjadi keras

karena bertambahnya jaringan ikat.

c. Anemia

Anemia atau penurunan kadar hemoglobin darah

disebabkan penghancuran sel darah merah yang

berlebihan oleh parasit malaria. Anemia timbul

akibat gangguan pembentukan sel darah merah di

sumsum tulang dan umur sel darah merah yang

lebih pendek. Plasmodium falciparum biasanya

menginfeksi semua sel darah merah, sehingga

malaria falciparum lebih besar mengakibatkan

anemia. Infeksi P. vivax dan ovale menginfeksi sel

darah merah muda saja dan P. malariae menginfeksi

xxxix
sel darah merah tua saja sehingga pada infeksi jenis

ini tidak menimbulkan anemia namun pada infeksi

kronik dapat menimbulkan anemia berat

(Sembiring, 2019).

d. Malaria berat

Malaria berat biasanya terjadi oleh infeksi

Plasmodium falciparum.

5. Diagnosis

Diagnosa klinis malaria berat yaitu adanya satu atau

lebih komplikasi, seperti malaria serebral, anemia berat,

gagal ginjal akut, edema paru, hipoglikemia (kadar gula

yang rendah) (Sembiring, 2019).

Diagnosis malaria Malaria dapat dicurigai

berdasarkan gejala-gejala dan tandatanda fisik yang

ditemukan pada saat pemeriksaan. Gejala utama demam

sering didiagnosis dengan infeksi lain, seperti demam

typhoid, demam dengue, leptospirosis, chikungunya,

dan infeksi saluran nafas.

Diagnosis pada penyakit malaria dapat dilakukan

berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pasti dilakukan

dengan pemeriksaan laboratorium mikroskopis atau

Rapid Diagnosis Tes (RDT) (Sembiring, 2019).

xl
a. Anamnesis

Anamnesis yang dilakukan dengan menanyakan

beberapa hal yang berhubungan keluhan dan faktor

lainnya.

1) Menanyakan gejala utama seperti demam,

menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit

kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan

pegal-pegal.

2) Memiliki riwayat tinggal di daerah endemik

malaria, berkunjung dan bermalam 1-4 minggu

yang lalu ke daerah endemik malaria, sakit

malaria, minum obat malaria satu bulan terakhir

dan mendapat transfusi darah.

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik ini dapat dilakukan pada (Leo

Apriansyah, 2019):

1) Malaria tanpa komplikasi yaitu pengukuran suhu (≥ 37,5OC),

konjungtiva atau telapak tangan pucat, pembesaran limpha

(Splenomegali) dan pembesaran hati (Hepatomegali).

2) Malaria dengan komplikasi yaitu keadaan umum yang lemah (tidak

bisa duduk maupun berdiri), penurunan kesadaran kejang-kejang,

urine berwarna kehitaman, panas sangat tinggi, mata atau tubuh

xli
kuning. Umumnya pada kebanyakan kasus tanda-tanda klinik awal

malaria tidak khas dan perlu dikonfirmasi dengan tes laboratorium.

c. Diagnosis klinis

Diagnosis klinis ini didasarkan pada anamnesis

berdasarkan dari gejala penyakit dan faktor yang

mendukung. Gejala awal malaria seperti demam,

menggigil, berkeringat, sakit kepala, sakit otot, mual

dan muntah tidak spesifik dan ditemukan juga pada

penyakit lain seperti flu dan infeksi virus lain. Di

daerah endemis malaria, semua orang demam

≥37,5°C atau dengan riwayat demam tanpa sebab

yang jelas dianggap suspek malaria, pada anak-anak

yaitu hemoglobin (Leo Apriansyah, 2019).

d. Diagnosis Laboratorium

Malaria dapat didiagnosis menggunakan

pemeriksaan laboratorium seperti mikroskopis, RDT,

Polimeration Chain Reaction (PCR) maupun

serologi, WHO merekomendasikan bahwa semua

kasus yang dicurigai malaria dikonfirmasikan

menggunakan tes diagnostik (baik mikroskop atau

tes diagnostik cepat) sebelum memberikan

pengobatan. Pemeriksaan Mikroskopis sejak

ditemukan tahun 1904 pemeriksaan mikroskopis

xlii
masih dianggap paling baik sampai sekarang dan

menjadi standar emas yang dapat mengidentifikasi

parasit malaria dengan pewarnaan giemsa.

Pemeriksaan mikroskopis dapat dilakukan dengan

sediaan tebal maupun sediaan tipis. Prinsip kerja

pemeriksaan ini adalah pembuatan melihat parasit

dengan pewarnaan giemsa 10x dibawah mikroskop

dengan lensa objektif 100 x pada 100 lapangan

pandang sampai ditemukan parasit. Pemeriksaan

mikroskopis masih menjadi standar emas dalam

pemeriksaan malaria. Pemeriksaan malaria secara

mikroskopis tidak selalu menunjukkan hasil yang

tepat. Ketidaktepatan dalam pemeriksaan malaria

dapat disebabkan oleh petugas yang kurang terampil,

peralatan yang kurang memadai, bahan dan reagen

tidak sesuai standar, jumlah sediaan yang diperiksa

melebihi beban kerja.( Pelatihan bagi tenaga

mikroskopis diharapkan dapat meningkatkan kinerja,

berdasarkan penelitian bahwa pelatihan petugas

laboratorium mikroskopis malaria dapat

meningkatkan pengetahuan dan skill dalam

mendeteksi parasit malaria. Agar sesuai dengan

tuntutan kerja pengadaan pelatihan/ pendidikan perlu

xliii
dilakukan seperti pelatihan case manajemen bagi

dokter dan paramedis (bidan dan perawat), pelatihan

parasitologi malaria (mikroskopis dari pusat sampai

puskesmas / UPT), pelatihan manajemen dan

epidemiologi malaria (Basic Training) dan pelatihan

juru malaria desa (JMD) atau kader dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan

kemampuan, memperbaiki, mengatasi kekurangan

dalam pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan

standar kebijakan program. Managemen kasus

malaria perlu diadakan pelatihan tentang diagnosis

laboratorium penggunaan mikroskop dan RDT,

pengobatan malaria (Akmal Taher, 2021).

B. KONSEP PENGETAHUAN

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia,

atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera

yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan

persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan

xliv
seseorang diperoleh melalui indera pendengaran

(telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo,

2005) dalam (Sinarta, 2020).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor

pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat

hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan

tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah

pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek

mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif.

Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap

seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang

diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif

terhadap objek tertentu (Dewi & Wawan, 2010) dalam

(Putri, 2015) .

Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974)

yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), perilaku adalah

semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat

diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh

pihak luar (Dewi & Wawan, 2010) dalam (Nabila A

Siregar, 2021). Sedangkan sebelum mengadopsi

xlv
perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses

yang berurutan, yakni (Nabila A Siregar, 2021) :

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian

dan tertarik pada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan

baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini

berarti sikap responden sudah baik lagi.

d. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.

e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Pada penelitian selanjutnya

Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoadmojo (2003), menyimpulkan

bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti diatas dan

didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku

tersebut akan berlangsung langgeng (long lasting). Namun sebaliknya

jika perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran,

maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung

lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik,

psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai

gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan

sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman,

keyakinan, sarana fisik, dan sosial budaya (Sembiring, 2019).

xlvi
2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahun yang cukup didalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2003)

dalam (Asila et al., 2022) :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi

yang telah pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam

pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham

terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

xlvii
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi

disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukumhukum, rumus, metode, prinsip

dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-

komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan

xlviii
kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu

materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada suatu kreteria yang ditentukan

sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan (Notoatmodjo,)

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah

dapat dikelompokan menjadi dua, yakni (Damayanti,

2020) :

a. Cara Memperoleh Kebenaran Non Ilmiah

1) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang

pernah digunakan oleh manusia dalam

memperoleh pengetahuan adalah melalui cara

coba coba atau dengan kata yang lebih dikenal

“trial and error”. Metode ini telah digunakan

oleh orang dalam waktu yang cukup lama

xlix
untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan

sampai sekarang pun metode ini masih sering

digunakan, terutama oleh mereka yang belum

atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam

memecahkan suatu masalah yang dihadapi.

Metode ini telah banyak jasanya, terutama

dalam meletakan dasar-dasar mennemukan

teoriteori dalam berbagai cabang iilmu

pengetahuan.

2) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi

karena tidak disengaja oleh orang yang

bersangkutan. Salah satu contoh adalah

penemuan enzim urease oleh Summers pada

tahun 1926.

3) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak

sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi

yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik

atau tidak kebiasaan seperti ini tidak hanya

terjadi pada masyarakat tradisional saja,

melainkan juga terjadi pada masyarakat

l
modern. Para pemegang otoritas, baik

pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun

ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya

mempunyai mekanisme yang sama di dalam

penemuan pengetahuan.

4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian

bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung

maksud bahwa pengalaman itu merupakan

sumber pengetahuan, atau pengalaman itu

merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Oleh karena itu

pengalaman pribadi pun dapat digunakan

sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal

ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada

masa yang lalu.

5) Cara Akal Sehat atau common sense

Kadang-kadang dapat menemukan teori atau

kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini

berkembang, para orang tua zaman dahulu agar

anaknya mau menuruti nasihat orang

li
tuanya,atau agar anak disiplin menggunakan

cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah,

misalnya dijewer telinganya atau dicubit.

Ternyata cara menghukum anak ini sampai

sekarang berkembang menjadi teori atau

kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan

metode (meskipun bukan yang paling baik)

bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan

hukuman (reward and punishment) merupakan

cara yang masih dianut oleh banyak orang

untuk mendisiplinkan anak dalam konteks

pendidikan.

6) Kebenaran Melalui Wahyu Ajaran dan Dogma Agama

adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari

Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus

diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut

agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah

kebenaran tersebut rasional atau tidak.

7) Kebenaran secara Intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia

cepat sekali melalui proses diluar kesadaran

dan tanpa melalui proses penalaran atau

berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui

lii
intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini

tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan

yang sisitematis. Kebenaran ini diperoleh

seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara

hati atau bisikan hati saja.

8) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan

umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut

berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam

memperoleh kebenaran pengetahuan manusia

telah menggunakan jalan pikirannya, baik

melalui induksi maupun deduksi.

9) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan

yang dimulai dari pernyataan-pernyataan

khusus ke pertanyaan yang bersifat umum.

Proses berpikir induksi berasal dari hasil

pengamatan indra atau halhal yang nyata, maka

dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari

liii
hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang

abstrak.

10) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari

pernyataan pernyataan umum yang ke khusus.

Aristoteles (384-322SM) mengembangkan cara

berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara yang

disebut “silogisme”. Silogisme merupakan

suatu bentuk deduksi berlaku bahwa sesuatu

yang dianggap benar secara umumpada kelas

tertentu, berlaku juga kebenarannya pada

semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang

termasuk dalam kelas itu

b. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh

pengetahuan pada dewasa ini lebih sistimatis, logis

dan ilmiah. Cara ini disebut „metode penelitian

ilmiah‟, atau lebih popular disebut metodologi

penelitian (research methodology). Cara ini mula-

mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-

1626). Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan mengadakan

observasi langsung, dan membuat pencatatan-

liv
pencatatan terhadap semua fakta sehubungan

dengan objek yang diamati. Pencatatan ini

mencakup tiga hal pokok yakni :

1) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala

tertentu yang muncul pada saat dilakukan

pengamatan.

2) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala

tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan

pengamatan.

3) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi,

yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada

kondisi-kondisi tertentu.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

(Mardiah, 2018).

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan diperlukan untuk mendapat

informasi misalnya hal-hal yang menunjang

kesehatan sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup. Menurut YB Mantra yang

dikutip Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga

perilaku seseorang akan pola hidup terutama

lv
dalam memotivasi untuk sikap berperan serta

dalam pembangunan pada umumnya makin

tinggi pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalha kebutuhan yang harus

dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan keluarga.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung

mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

dalam berfikir dan bekerja.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat

dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

lvi
4. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) dalam (Lumenta et al., 2021),

pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,

yaitu :

a. Baik : Hasil presentase 76%-100%.

b. Cukup : Hasil presentase 56% - 75%.

c. Kurang : Hasil presentase < 55 %.

C. KERANGKA TEORI

Persepsi Individu Faktor Modifikasi

Kemungkinan Tindakan

- Umur, jenis kelamin,dan


suku bangsa - Persepsi hambatan
- Akses ke pelayanan
kesehatan - Persepsi manfaat
- Pengalaman sebelumnya

- Pengetahuan

- Persepsi kerentanan
terhadap gejala
penyakit malaria Ancaman penyakit Perilaku
- Persepsi keseriusan / malaria yang pencegahan
keparahan penyakit dirasakan penularan malaria
malaria

Pendorong (cues) untuk


bertindak : saran dari orang lain,
menonton TV, membaca artikel /
koran

lvii
Gambar 2.1 Kerangka Teori (Rahayu & Anna, 2017)

D. KERANGKA KONSEP

Variabel Independen Variabel

Dependen

Pencegahan Penyakit
Pengetahuan Keluarga
Malaria

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

E. DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 2.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Ukur
1 Variabel B
independen : a
Pengetahuan Pengetahuan yang Kuesioner Ordinal i
Keluarga diketahui keluarga k
tentang pencegahan
penyakit Malaria :

7
6
%
-
1
0
0
%
C
u
k

lviii
u
p

5
6
%
-
7
5
%
K
u
r
a
n
g

<

5
5

2 Variabel dependen
:
Pencegahan Upaya menghindari Lembar Nominal 1.
T
penyakit malaria gigitan nyamuk untuk Observasi
mencegah infeksi 2.
parasit malaria S

F. HIPOTESIS

Hipotesis yang menjadi dasar penelitian ini sebagai berikut :

1. Ho :

lix
Tidak ada hubungan pengetahuan keluarga tentang

pencegahan penyakit malaria dengan kejadian malaria.

2. Ha :

Ada hubungan pengetahuan keluarga tentang pencegahan

penyakit malaria dengan kejadian malaria.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional

dengan rancangan Cross sectional study yang digunakan

untuk menganalisis data variabel yang dikumpulkan pada

satu titik waktu tertentu di seluruh populasi sampel atau

subset yang telah ditentukan. Pada penelitian ini akan

mencari hubungan pengetahuan keluarga tentang

pencegahan penyakit malaria dengan kejadian penyakit

malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Fakfak Kabupaten

Fakfak.

B. POPULASI DAN SUBJEK (SAMPEL)

1. Populasi

lx
Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga yang

bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Fakfak

dan menderita penyakit malaria klinis serta tercatat

pada register rawat jalan Puskesmas Fakfak Kabupaten

Fakfak pada bulan Januari 2020 sampai Januari 2021

yang berjumlah 82 kasus.

2. Subjek (Sampel)

a. Sampel Kasus

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh

populasi (Notoadmodjo, 2014). Jumlah sampel pada

penelitian ini dihitung menggunakan rumus besar

sampel untuk penelitian Cross sectional study

berdasarkan rumus Lemeshow, (1990) sebagai

berikut :

Jumlah sampel pada penelitian ini dihitung

menggunakan rumus besar sampel untuk penelitian

Cross sectional study berdasarkan rumus Lemeshow,

(1990) sebagai berikut :

N= 𝑧21−𝑎/2 𝑃(1−𝑃).𝑁
𝑎² (N – 1) +Z² 1- 𝑎/2 P (1 - P )

Keterangan :
n = jumlah sampel

lxi
Z² 1- 𝑎/2 = derajat kemaknaan 95% (α=0,05)
sehingga nilai Z = 1,96
P = Poporsi populasi (0,5)
d = presisi absolut (0,1)
N = Jumlah Populasi (82)

n = (1,96)² (0,5) (1- 0,5) 82


(0,1) ² (82-1) + (1,96)² (0,5) (1-0,5)

n = (3,84) (0,5) (0,5) 82


(0,01) (81) + (3,84) (0,5) (0,5)

n = (3,84) ( 20,5 )
(0,81) + (0,96)

n = 78,72
1, 77
n = 44,47

n = 45

Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel maka

responden dalam penelitian berjumlah = 45 orang.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel pada kelompok kasus pada penelitian ini

adalah Keluarga / rumah tangga yang anggota

keluarganya pernah menderita malaria pada Januari -

Desember 2020 dan pada bulan Januari – Desember

2021.

C. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini rencana dilaksanakan pada bulan Maret

sampai April 2021 dan berlokasi di RT 17 Kelurahan

Fakfak Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Fakfak

lxii
Kabupaten Fakfak wilayah kerja Puskesmas Fakfak

Kabupaten Fakfak.

D. BAHAN DAN ALAT PENELITIAN

1. Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini

adalah :

a. Kuesioner

Digunakan untuk mengumpulkan data yang

berhubungan dengan variabel penelitian melalui

metode pengamatan dan wawancara.

b. Lembar Observasi

Alat yang digunakan untuk mengukur data penelitian

sebelum dan sesudah intervensi.

2. Jalannya Penelitian

a. Tahap persiapan

1) Menyiapkan lembar kuesioner dan lembar observasi .

2) Keluarga sebagi responden diberikan penjelasan tentang prosedur

penelitian dan diminta untuk bekerja sama.

3) Kontrak waktu dengan responden untuk kesiapan saat dilakukan

kegiatan penelitian.

b. Tahap perlaksaaan

1) Tahap pelaksanaan

a) Peneliti mengunjungi responden di rumahnya.

lxiii
b) Peneliti melakukan pengumpulan data dengan

cara wawancara dan obervasi sebagai tahap

pre intervensi.

c) Peneliti mencatat hasil pengukuran pretes pada

lembar observasi dan kuesioner yang telah

disiapkan untuk masing-masing responden.

d) Peneliti berpamitan kepada responden dan

keluarganya.

E. JALANNYA PENELITIAN

Sebelum menyusun proposal, peneliti mengajukan judul

penelitian kepada dosen pembimbing dan setelah disetujui

maka dilanjutkan dengan mengurus surat untuk pengambilan

data awal di Dinas Kesehatan Kabupaten Tim Gugus Tugas

Covid-19 Kabupaten Fakfak untuk mendapatkan informasi

tentang distribusi dan frekwensi kasus Covid-19 di

Kabupaten Fakfak khususnya di lokasi penelitian.

Setelah menyusun proposal dan diuji serta disetujui oleh

dosen penguji, maka peneliti mengurus Etical clearence,

selanjutnya mengurus surat ijin lokasi penelitian di tingkat

Kabupaten Fakfak maupun Distrik Weri, maka tahap

selanjutnya adalah :

1. Peneliti mengunjungi responden di rumahnya.untuk

mengumpulkan data dengan metode wawancara

lxiv
menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan).

2. Sebelum kegiatan wawancara dilaksanakan, peneliti

memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan

penelitian serta menyerahkan surat permohonan menjadi

responden untuk dibaca oleh responden, apabila bersedia,

maka selanjutnya responden menandatangani lembar

persetujuan menjadi responden (Informed concern).

3. Selanjutnya kegiatan wawancara dilaksanakan dengan

daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah disiapkan,

selanjutnya berpamitan dengan responden dan

keluarganya.

4. Hasil penelitian selanjutnya dianalisis

F. TEHNIK PENGOLAHAN DATA

1. Editing, setelah data dikumpulkan atau diperoleh,

peneliti memeriksa kembali untuk memastikan apakah

semua kuesioner masih ada yang belum diisi dan hasil

yang telah diisi secara lengkap.

2. Coding, merupakan kegiatan pemberian kode terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori, hal ini dimaksud

untuk memudahkan pada waktu melakukan pengolahan

data.

3. Scoring, merupakan kegiatan menjumlahkan data kode

numeric terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori

lxv
atau memberikan skor pada data yang terkumpul.

4. Tabulasi, penyusunan data atau pengorganisasian data

sedemikian rupa agar dengan mudah untuk dijumlah,

disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisa.

G. ANALISA DATA

Setelah seluruh data yang diperoleh telah akurat, maka

diadakan proses analisa dengan dua cara yaitu :

1. Analisis Univariat

Dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.

Analisis ini menghasilkan distribusi dan presentasi dari

tiap variabel yang diteliti.

2. Analisis Bivariat

Uji yang dipakai pada tahap analisa ini adalah Chi-

Square test untuk mengetahui hubungan dua variabel

yaitu variabel hubungan Pengetahuan keluarga tentang

pencegahan penyakit malaria dengan kejadian malaria di

RT 17 Kelurahan Fakfak Selatan Wilayah Kerja

Puskesmas Fakfak Kabupaten Fakfak.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini adalah

jika nilai Asymp sig < 0,05, artinya terdapat hubungan

antar variabel Dependen dengan independent dan apabila

nilai Asymp sig > 0,05, artinya tidak terdapat hubungan

yang signifikan antar dua varibel yang diteliti.

lxvi
H. ETIKA PENELITIAN

1. Informed Consent (Memberi Lembar Persetujuan)

Subjek harus mendapat informasi secara lengkap tentang

tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai

hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi

responden.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas, peneliti tidak akan

mencampur adukkan nama subjek pada lembar

persetujuan hanya diberi nomor kode tertentu.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Confidentiality merupakan etika dengan menjamin

kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah di

kumpulkan di jamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

penelitian.

lxvii
lxviii
DAFTAR PUSTAKA

Akmal Taher. (2021). KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN BIOLOGI


TEMPAT PERINDUKAN POTENSIAL LARVA Anopheles sp. DAN
INDEKS HABITAT DI DESA SUKAMAJU KECAMATAN PUNDUH
PIDADA KABUPATEN PESAWARAN. Klinik Einkauf, 03(03), 6–7.
https://doi.org/10.1055/s-0041-1731206
Asila, N., Mintaningtyas, S. I., & Pihahey, P. J. (2022). MALARIA PADA ANAK
USIA. 6(April), 297–301.
Damayanti, C. (2020). Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Terhadap Pencegahan
Penyakit Malaria di Desa Bagan Dalam Kecamatan Tanjung Tiram
Kabupaten Batu Bara. In Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara: Skripsi.
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27694/141000041.pdf
?sequence=1&isAllowed=y
Engkeng, S., & Mewengkang, R. M. D. (2017). Analisis Pengetahuan dan Sikap
dengan Tindakan Pencegahan Malaria di Desa Jiko Utara Kecamatan
Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Al-Sihah: Public Health
Science Journal, 9(2), 103–111.
Layan, P. D., Akili, R. H., & Rombot, D. V. (2016). Hubungan Antara
Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Malaria Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bacan Timur Kabupaten Halmahera Selatan 2016.
Pharmacon, 5(4), 291–297.
Leo Apriansyah. (2019). SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
IBU TENTANG MALARIA KLINIS TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN
PENYAKIT MALARIA PADA ANAK DI PUSKESMAS TANJUNG
KEMUNING KABUPATEN KAUR TAHUN 2016. August.
Lumenta, A. P. A., Sorisi, A. M. H., & Pijoh, V. D. (2021). Pengetahuan Dan
Sikap Masyarakat Terhadap Penyakit Malaria Di Desa Kolongan Kecamatan
Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Biomedik:JBM, 13(1), 84.
https://doi.org/10.35790/jbm.13.1.2021.31751
Mardiah. (2018). Hubungan Penyuluhan Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit
Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba
Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar, 2008. USU e-Repository ©
2008.
Markuss, S. (2016). Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan
Malaria Di Wilayah Kerja Uptd Kesehatan Kec. Nangapenda Kab. Ende
Flores Nusa Tenggara Timur. Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Nabila A Siregar. (2021). Perilaku Keluarga Dalam Pencegahan Malaria.
Noerjoedianto, D. (2017). Analisis Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap
Perilaku Upaya Pencegahan Penyakit Malaria Di Puskesmas Koni Kota
Jambi. Jurnal Kesmas Jambi, 1(2), 1–14.
https://doi.org/10.22437/jkmj.v1i1.6525
Putri, E. (2015). Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan Pencegahan Malaria Di
Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Tahun ….
Repository.Unej.Ac.Id. https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65948
Rahayu, P., & Anna, A. (2017). Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat
Kekambuhan Malaria Di Ruang Internal Rumah Sakit Umum Daerah Yowari
Kabupaten Jayapura. Jurnal Kesehatan Aeromedika, 57–62.
https://jurnal.poltekestniau.ac.id/jka/article/view/10%0Ahttps://jurnal.polteke
stniau.ac.id/jka/article/download/10/9
Sembiring, V. (2019). Analisis Spasial dan Faktor Risiko Kejadian Malaria di
Kecamatan Endemis Kabupaten Asahan. 89–91.
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/24779
Sinarta, R. (2020). Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Masyarakat
Dalam Pencegahan Malaria Terhadap Kejadian Malaria Di Desa Muroi
Kecamatan Mentangai Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengan Tahun 2020.
Universitas Islam Kalimantan Fakultas Kesehatan Masyarakat, 1–6.
Lampiran 1 : Permohonan Menjadi Responden

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdra/Sdri Calon Responden
Di Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


Judul :

Nama Peneliti : Santi Mauw


NIM : 11430120126
Sebagai Mahasiswa Program Studi Diploma IV Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Sorong yang akan melaksanakan penelitian dengan judul “Hubungan
Pengetahuan Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit Malaria Dengan Kejadian
Malaria di RT 17 Kelurahan Fakfak Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Fakfak
Kabupaten Fakfak 2022 “.
Peneliti memohon dengan hormat kepada Bapak/Ibu/Sdra/Sdri
untuk bersedia menjadi responden dan mau mengisi data serta
memberikan tanggapan yang layak dengan sejujur-jujurnya untuk
kepentingan ilmu pengetahuan. Penelitian ini tidak akan mneimbulkan
akibat apapun bagi semua responden. Kerahasiaan semua informasi yang
diberikan akan dijaga dan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian.

Atas perhatian dan kesediaannya, saya ucapkan terima kasih.

Fakfak,….Maret 2022
Peneliti,

Santi Mauw

Lampiran 2 : Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden


LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)

Nama :………………………….
Umur :………………………….
Jenis Kelamin :………………………….
Alamat :………………………….

Menyatakan bahwa setelah mendapat penjelasan dari Sdri. Santi Mauw


Mahasiswa Program Studi Diploma IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong
yang akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Keluarga
Tentang Pencegahan Penyakit Malaria Dengan Kejadian Malaria di RT 17
Kelurahan Fakfak Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Fakfak Kabupaten Fakfak
2022 “, maka dengan ini saya bersedia untuk menjadi responden dan mengikuti
proses penelitian dengan menjawab kuesioner dengan sejujur-jujurnya. Kesediaan
saya ini secara suka rela dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Demikian pernyataan kesediaan dari saya sebagai calon responden,
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Fakfak, Maret 2022


Responden

…………………………

KUESIONER PENELITIAN
“HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN
PENYAKIT MALARIA DENGAN KEJADIAN MALARIA DI RT 17
KELURAHAN FAKFAK SELATAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS
FAKFAK KABUPATEN FAKFAK 2022 “.

Tanggal Wawancara :
Nama Pewawancara :
No. Kode Responden :

1. Identitas Responden :

Nama :……………………………………………..

Umur :……. ..tahun

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki

2.Perempuan

Pendidikan terakhir : SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

Pekerjaan PNS / TNI/POLRI

Wiraswasta/Karyawan

Petani / Nelayan

Pekerjaan Lainnya

3. Petunjuk Pengisian :
a. Bacalah setiap pertanyaan dan pilihan jawaban dengan teliti.!
b. Beri tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling benar.

No. PERTANYAAN KODING


P1. Menurut anda, ap aitu penyakit malaria
a. Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk
…………
b. Penyakit yang disebabkan oleh air yang kotor
c. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
P2. Apa penyebab penyakit malaria? ………..
a. Nyamuk
b. Parasit
c. Kuman
P3. Vektor apa yang berperan dalam penyakit malaria ? ………..
a. Nyamuk
b. Lalat
c. Genangan air
P4. Bagaimana cara penularan penyakit malaria ………..
a. Melalui gigitan nyamuk aedes aegipty
b. Melalui gigitan nyamuk anopheles
c. Melalui air yang tergenang
P5. Dimana tempat sarang nyamuk malaria ? ……….
a. Air mengalir
b. Air selokan
c. Air genangan
P.6 Bagaimana cara mencegah penularan penyakit malaria ………..
a. Tidur pakai kelambu
b. Hindari kontak erat dengan penderita malaria
c. Tidak mengkonsumsi makanan berlemak
P.7 Tindakan untuk mencegah malaria dilingkungan rumah
a. Mengkonsumsi makanan rendah lemak
b. Hindari asap rokok atau pencemaran udara
…………
c. Menguras bak air seminggu sekali, membakar
sampah, mengubur benda bekas yang dapat
menampung air
P.8 Gejala awal penyakit malaria adalah :
a. Buang air besar yang encer lebih dari 5 kali sehari
b. Demam tinggi, sakit kepala, nyeri pada tulang dan
…………
otot disertai mual dan muntah
c. Mual dan muntah disertai buang air besar lebih dari
5 kali dan berat badan menurun dan pucat
P.9 Apa yang harus dilakukan oleh masing-masing …………
keluarga dalam rumahnya agar terkena malaria ?
a. Tetap menjaga hygiene perseorangan
b. Memantau pekarangan bila ada hujan untuk
mencegah banjir
c. Membersihkan dan merapihkan rumah (seperti
pakaian yang bergantungan) sehingga tidak menjadi
tempat berteduhnya nyamuk anopheles.

10. Cara memutuskan mata rantai penularan malaria adalah


dengan cara :
1. Konsumsi makanan bergizi, tidur pakai kelambu,
dan segera memeriksa Kesehatan apabila mengalami
demam dan sakit kepala …………
2. Segera memeriksa Kesehatan ke Puskesmas apabila
menderita malaria
3. Hindari gigitan nyamuk dengan membakar obat
nyamuk disaat tidur

Anda mungkin juga menyukai