PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dipungut atas nilai tambah barang
atau jasa yang didistribusikan dari produsen ke konsumen.Dalam bahasa Inggris, PPN dikenal
dengan istilah Value Added Tax (VAT) atau Goods and Services Tax (GST) PPN termasuk
jenis pajak tidak langsung, artinya pajak tersebut dibayar oleh orang lain selain wajib pajak
(badan usaha), artinya wajib pajak (konsumen akhir) yang membayar pajaknya sendiri, bukan
secara langsung.
Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPN ada pada pedagang atau
produsen, maka istilah Pengusaha Kena Pajak disingkat PKP. Dalam menghitung PPN yang
dibayar oleh PKP dikenal istilah pajak keluaran dan pajak masukan.Pajak Produksi adalah PPN
yang dipungut pada saat PKP menjual produk, dan pajak masukan adalah PPN yang dibayarkan
pada saat PKP membeli, menerima, atau memproduksi produk.Melihat sejarah, PPN
menggantikan pajak penjualan.
Alasan dilakukannya substitusi ini adalah pajak penjualan dirasa belum cukup untuk
memenuhi aktivitas masyarakat dan belum memenuhi kebutuhan pembangunan seperti
peningkatan pendapatan negara, promosi ekspor, dan pemerataan pajak.
Tapi kenyataannya masyarakat kita khususnya desa dan masyarakat awam banyak bertanya
tentang PPN dan PPN BM, apa itu PPN dan PPN BM, apa dasar hukumnya, apa sasarannya?
Saya tidak tahu banyak atau apapun tentang PPN dan PPN BM.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah yang kami sajikan adalah sebagai berikut.
1. Apa dasar hukum pajak penjualan dan pajak penjualan BM, perkembangan dasar
hukum, ciri-ciri, jenis dan perlakuan pencatatan/pembukuan pajak penjualan?
2. PPN dan cukai atas barang mewah (PPN BM) Apa yang dimaksud dengan pajak
penjualan dan pajak penjualan BM? sasarannya?
3. Apa dasar pengenaan pajaknya?
4. Berapa tarif PPN dan Bm PPNnya?
5. Bagaimana mekanisme pemungutan PPN
6. Bagaimana cara menghitung PPN dan bagaimana cara menghitung PPN BM?
7. Apa yang dimaksud dengan batas waktu perpajakan?
8. Bagaimana mekanisme kredit pajaknya?
9. Apa maksudnya menyerahkan kepada pemungut pajak penjualan?
10. Apa yang dimaksud dengan Surat Pemberitahuan PPN Atas Kegiatan Konstruksi
Sendiri dan Masa PPN (Masa SPT)?
C. TUJUAN
Segala sesuatu perlu mempunyai maksud dan tujuan tertentu, dan makalah yang kita terbitkan
juga mempunyai tujuan.
1. Penjelasan tentang dasar hukum PPN dan PPN BM, perkembangan dasar hukum, ciri-
ciri, jenis dan pencatatan/pembukuan PPN.
2. Pelajari tentang PPN dan pajak konsumsi (PPN BM) atas barang mewah.
3. Menjelaskan apa dasar pemungutan pajak.
4. Menjelaskan tarif PPN dan PPN Bm.
5. Jelaskan mekanisme pemungutan PPN.
6. Menjelaskan cara menghitung PPN dan cara menghitung PPN BM.
7. Mohon dijelaskan apa yang dimaksud dengan batas waktu perpajakan.
8. Penjelasan cara kerja kredit pajak.
9. Mohon dijelaskan apa yang dimaksud dengan penyerahan kepada Pemungut PPN.
10. Mohon penjelasan mengenai pengertian Surat Pemberitahuan PPN dan Masa PPN
(SPT Masa) untuk kegiatan pembangunan sendiri.
E. METODE PENYAJIAN
Dalam esai yang kami sajikan, metode penulisan yang digunakan dikenal dengan istilah
metode perpustakaan, atau lebih dikenal dengan metode perpustakaan.Artinya isi esai ini
terutama merupakan hasil kutipan dan referensi dari berbagai sumber buku.
BAB II
PEMBAHASAN
TARIF PAJAK
1. Tarif pajak konsumsi atas barang mewah paling rendah sepuluh persen (10 persen) dan
paling tinggi tujuh puluh lima persen (75 persen).Tarif pajak penjualan barang mewah
dapat ditetapkan dalam beberapa kelompok tarif.Artinya, tarif pajak terendah sebesar
sepuluh persen (10 persen) dan tarif pajak tertinggi sebesar tujuh puluh lima persen (75
persen). Perbedaan kelompok tarif tersebut didasarkan pada pengelompokan Barang
Kena Pajak yang tergolong barang mewah, yang penyerahannya juga dikenakan PPN
barang mewah.Pengelompokan Barang Kena Pajak ini ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.
2. Atas ekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah, dikenakan pajak sebesar 0%
(nol persen).Pajak Penjualan Barang Mewah adalah pajak yang dipungut atas konsumsi
barang kena pajak yang tergolong barang mewah dalam daerah pabean. Oleh karena
itu, terhadap Barang Kena Pajak yang tergolong barang mewah dan diekspor atau
dikonsumsi ke luar daerah pabean, dikenakan PPN atas barang mewah sebesar 0% (nol
persen).Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah yang telah dibayar atas pembelian
Barang Kena Pajak yang tergolong Barang Mewah Ekspor dapat dikembalikan.
Tarif
Jenis Barang Kena Pajak
(%)
10 Kendaraan listrik berkapasitas apa pun dengan mesin pengapian atau pengapian
kompresi (diesel/semi diesel) yang ditujukan untuk tempat duduk 10 hingga 15
orang, termasuk pengemudi.
30 Kendaraan sedan atau station wagon dengan mesin pengapian atau kompresi
(diesel/semi diesel) dengan kapasitas perpindahan sampai dengan 1500 cm3.
Kendaraan listrik selain sedan atau station wagon dengan kapasitas perpindahan
sampai dengan 1500 cm3, dilengkapi dengan mesin pengapian bensin atau
kompresi (diesel/semi diesel) dan sistem penggerak dua poros (4x4).
50 Kendaraan listrik cc dengan kapasitas lebih dari 2500 cc, dilengkapi mesin
pengapian positif dan sistem poros 1 penggerak (4x2), dirancang untuk
mengangkut kurang dari 10 orang, termasuk pengemudi, tidak termasuk sedan atau
station wagon;
Kendaraan listrik dengan sistem penggerak dua gandar (4x4), berbentuk sedan atau
station wagon, dirancang untuk mengangkut kurang dari 10 orang, termasuk
pengemudi sepeda motor berbusi. Tidak termasuk sedan atau station wagon.
Perpindahan lebih besar dari 1500 cm3 dan sampai dengan 3000 cm3
Kendaraan listrik berbentuk sedan atau station wagon dan bentuk selain sedan atau
station wagon, dilengkapi dengan mesin pengapian kompresi (diesel/semi diesel)
dan dirancang untuk mengangkut kurang dari 10 orang termasuk pengemudi. 2
Sistem penggerak gandar (4x4) dengan perpindahan dari 1500 cm3 hingga 2500
cm3 atau lebih. Dan semua jenis kendaraan khusus yang dibuat untuk golf.
75 Sepeda motor pengapian berupa sedan atau station wagon dan kendaraan bermotor
dengan sistem gardan penggerak tunggal (4x2) atau 2 (selain sedan atau station
wagon) yang dirancang untuk mengangkut kurang dari 10 orang termasuk
pengemudi. dengan final drive (4x4) dengan perpindahan lebih dari 3000 cm3.
Sedan atau station wagon yang dilengkapi dengan mesin pengapian kompresi
(diesel/semi diesel) berkapasitas kurang dari 10 orang termasuk pengemudi, dan
sistem kendaraan listrik (4x2) dengan satu poros penggerak atau dua poros
penggerak (selain sedan atau station wagon) 4x4) dengan perpindahan 2500 cm3
atau lebih.
Kendaraan listrik roda dua dengan kapasitas perpindahan melebihi 500 cm3.
Trailer tipe karavan, semi trailer untuk keperluan perumahan atau berkemah.
Tarif
Jenis Barang Kena Pajak
(%)
10 Sekelompok peralatan rumah tangga, lemari es, pemanas dan penerima televisi.
Kelompok pesawat televisi, antena dan reflektor antena (asalkan tidak dikenakan
bea masuk 10%).
30 Kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, perahu dan kano, selain untuk
keperluan pemerintah atau angkutan umum.
Barang dan perlengkapan olah raga kelompok dibebaskan dari tarif 10%.
kapal atau kelompok perahu, perahu dan kano lainnya (selain yang digunakan
untuk keperluan pemerintah atau angkutan umum dan dikenakan bea masuk
sebesar 30%);
Kelompok balon udara terkendali dan panas serta pesawat udara tak bertenaga
lainnya.
Kelompok peluru untuk senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk
keperluan pemerintah.
Koleksi barang-barang yang terbuat dari porselen, tanah liat cina, keramik, dan
lain-lain.
Kelompok barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu, selain batu
jalan atau batu tepi jalan.
50 Sekelompok karpet yang terbuat dari bulu hewan halus.
Kelompok pesawat udara tidak dikenakan bea masuk 40% kecuali untuk
keperluan pemerintah atau angkutan udara niaga.
kelompok barang dan perlengkapan olah raga tidak dikenakan tarif 10% dan
30%.
Kelompok senjata api dan senjata api lainnya selain untuk keperluan pemerintah.
Sekelompok barang yang sebagian atau seluruhnya terdiri dari batu mulia
dan/atau mutiara, atau campuran daripadanya.
Apabila kendaraan listrik yang dikecualikan dari pengenaan PPnBM di atas ternyata telah
dipindahtangankan atau digunakan kembali sehingga tidak sesuai dengan peruntukannya dalam
jangka waktu 5 tahun sejak diimpor atau diperoleh, maka pajak impor atas impor barang
mewah tersebut akan dikenakan. Atau bayar pada saat pembelian. Pengembalian dana akan
dilakukan dalam waktu satu bulan setelah pengalihan atau perubahan nama Barang Kena Pajak.
Apabila PPN yang dipungut atas barang mewah tidak dibayar atau kurang dibayar dalam waktu
satu bulan, Direktur Jenderal Pajak akan menerbitkan Surat Pemberitahuan Kurang Bayar
Pajak (SKPKB) dan mengenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Atas impor barang dan/atau bangunan yang tidak dikenakan pajak penjualan, BM:
Mobil angkutan penumpang dan mobil van yang diubah dari kendaraan sasis, dikenakan PPN
BM menurut Peraturan .
Penentuan waktu pembayaran PPN BM diatur sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak :
a. Apabila PPN BM dibayar atas barang impor BKP, berarti barang tersebut telah
dilakukan pengurusan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Kepabeanan.cara.
Pemungutan ini terjadi bersamaan dengan pemungutan bea masuk Formulir CBU
untuk Kendaraan Bermotor, PPN BM dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai .
b. Untuk pengiriman mobil
1. Hasil perakitan CKD sebelumnya
2. Kendaraan modifikasi dari sasis dan kendaraan angkutan barang
Mekanisme Pengenaan PPn BM Atas Kendaraan Bermotor
a. Impor kendaraan listrik dalam kondisi ATPM atau pabrikan dibongkar (CKD) tidak
dikenakan PPnBM
b. Penyerahan kendaraan bermotor dalam keadaan CKD dalam daerah pabean oleh
ATPM dikenakan PPnBM DPP 125% (harga kendaraan ditetapkan sebesar 25%)
c. Impor kendaraan sedan dalam kondisi rakitan/CBU oleh non-ATPM dikenakan
PPnBM. Nilai CIF < 80% dari nilai CIF kendaraan sejenis yang diimpor ATPM, DPP
penghitungan PPN dan PPnBM adalah 150D44
d. Impor kendaraan sedan yang dipasang ATPM tidak dikenakan PPnBM Penyerahan
kendaraan impor ke bea cukai dikenakan PPnBM.
Harga mobil termasuk Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah (30%) sebesar Rp 140.000.000,00
t
x harga atau pembayaran atas penyerahan BKP
110+t
10
x Rp 140.000.000,00 = Rp 30.000.000,00
110+30
= Rp 84.000.000,00
PPN atas barang mewah yang dibayarkan atas pembelian atau impor barang kena pajak
yang tergolong barang mewah tidak dapat dikurangkan dari PPN. PPN atas barang mewah
yang dibayar berdasarkan UU PPN dan UU PPnBM juga tidak bisa dipungut.Berbeda
dengan PPN yang dipungut berdasarkan tingkat penawaran, PPN atas Barang Mewah
dipungut berdasarkan tingkat penawaran dari Pengusaha Kena Pajak yang memproduksi
Barang Kena Pajak yang tergolong Barang Mewah, atau atas impor Barang Kena Pajak
yang tergolong Barang Mewah. diterapkan hanya pada Oleh karena itu, pajak penjualan
atas barang mewah bukan merupakan pajak masukan dan tidak dapat diimbangi.
Oleh karena itu, PPN atas Barang Mewah dapat ditambahkan pada harga Barang Kena
Pajak yang bersangkutan atau diperhitungkan sebagai biaya sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Contoh soal
1. Bpk.Andi seorang importir mengimpor BKP Barang Mewah dengan tarif 20% seharga Rp
200.000.000,- hitung :
- PPN dan PPN-BM
- jumlah yang di bayar Bpk.Andi
jawab :
2. PT. Cahaya membeli BKP Barang Mewah Langsung dari pabrik seharga Rp 500.000.000
tarif barang Mewah 20% kemudian barang tersebut dijual lagi seharga Rp 750.000.000 di
dalam negeri.
hitunglah :
- PPN dan PPN BM
- Jumlah yang dibayar PT Cahaya
- Jumlah Yang dibayar pembeli
Jawab :
-PPN 10% X Rp 500.000.000 Rp 50.000.000
PPN BM 20% X Rp 500.000.000 Rp 100.000.000
-----------------------+
-PPN dan PPN BM yang harus dibayar Rp 150.000.000
Jawab :
Jumlah Pembayaran Rp 300.000.000,-
PPN 10% X Rp300.000.000 Rp 30.000.000,-
PPN BM 30% X Rp 300.000.000 Rp 90.000.000,-
-----------------------+
Jumlah yang harus dibayar Rp 420.000.000,-
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Undang-undang yang mengatur mengenai pemungutan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM) adalah Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1983 tentang PPN Atas Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah; Waktunya tetap. Undang-undang ini disebut Undang-Undang PPN
Tahun 1984.
2. Objek Kena PPN :
a. Penyerahan BKP dalam daerah pabean dilakukan oleh pengusaha SM
Impor BKP
b. Penyerahan JKP dalam daerah pabean oleh pengusaha
c. Penggunaan BKP tidak berwujud dan penggunaan dalam daerah pabean dari
luar daerah pabean
d. Penggunaan JKP dari luar daerah pabean f Ekspor barang BKP oleh Wajib
Pajak
e. Ekspor BK tidak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
f. Kegiatan yang dikonstruksi sendiri yang tidak dilakukan sebagai bagian dari
kegiatan usaha atau pekerjaan seseorang atau organisasi dan hasilnya
dimanfaatkan oleh diri sendiri atau pihak lain.
g. Penyerahan BKP berupa harta yang pada umumnya tidak dimaksudkan
untuk dijual atau dibeli oleh PKP, kecuali penyerahan harta yang tidak
dapat dikreditkan pajak masukan.
3. Tarif pajak penjualan barang mewah
Tarif pajak penjualan barang mewah dapat diterapkan pada beberapa kelompok
tarif, dengan tarif minimum sebesar 10% dan tarif maksimum sebesar 200%.
4. Mekanisme
yang umum berlaku adalah ketika PKP menyerahkan BKP dan/atau JKP kepada
pemungut PPN, maka PKP yang bersangkutan tidak memungut PPN dan PPnBM.
PPN dan PPnBM yang telah dibayarkan atas perbekalan dipungut oleh Petugas
Pemungut PPN dan disetorkan ke kas negara.
B. Saran
Saran Pembicara Kami berharap artikel ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami di
kemudian hari dan bagi seluruh pembaca pada umumnya.Dan semoga tulisan saya tentang
PPN dan Bm PPN kedepannya bisa lebih baik lagi.Amin.