Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dipungut atas nilai tambah barang
atau jasa yang didistribusikan dari produsen ke konsumen.Dalam bahasa Inggris, PPN dikenal
dengan istilah Value Added Tax (VAT) atau Goods and Services Tax (GST) PPN termasuk
jenis pajak tidak langsung, artinya pajak tersebut dibayar oleh orang lain selain wajib pajak
(badan usaha), artinya wajib pajak (konsumen akhir) yang membayar pajaknya sendiri, bukan
secara langsung.

Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPN ada pada pedagang atau
produsen, maka istilah Pengusaha Kena Pajak disingkat PKP. Dalam menghitung PPN yang
dibayar oleh PKP dikenal istilah pajak keluaran dan pajak masukan.Pajak Produksi adalah PPN
yang dipungut pada saat PKP menjual produk, dan pajak masukan adalah PPN yang dibayarkan
pada saat PKP membeli, menerima, atau memproduksi produk.Melihat sejarah, PPN
menggantikan pajak penjualan.

Alasan dilakukannya substitusi ini adalah pajak penjualan dirasa belum cukup untuk
memenuhi aktivitas masyarakat dan belum memenuhi kebutuhan pembangunan seperti
peningkatan pendapatan negara, promosi ekspor, dan pemerataan pajak.

Pajak penjualan memiliki beberapa kelemahan.:

1. Ada pajak berganda.


2. Struktur penetapan harga yang berbeda (ada 9 struktur penetapan harga yang berbeda)
mempersulit penerapannya.
3. Tidak mendorong ekspor.
4. Penyelundupan belum kita atasi.

Sedangkan PPN mempunyai keuntungan sebagai berikut:

1. Menghapuskan pajak berganda.


2. Penggunaan tarif tunggal untuk memudahkan pelaksanaan.
3. Netral dalam konvensi nasional.
4. Netral dalam perdagangan internasional.
5. Bersikaplah netral dalam perilaku konsumen.
6. Ekspor dapat ditingkatkan.

Tapi kenyataannya masyarakat kita khususnya desa dan masyarakat awam banyak bertanya
tentang PPN dan PPN BM, apa itu PPN dan PPN BM, apa dasar hukumnya, apa sasarannya?
Saya tidak tahu banyak atau apapun tentang PPN dan PPN BM.

Berdasarkan permasalahan diatas dan ketidaktahuan sebagian masyarakat Indonesia


mengenai PPN dan PPN BM, maka kami terdorong untuk menyajikan secara detail, sedetail
dan sekomprehensif mungkin mengenai permasalahan PPN. Format dokumen PPN Bm di
Indonesia Tulisan ini kami beri judul “PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN
JASA SERTA PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH”.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari makalah yang kami sajikan adalah sebagai berikut.

1. Apa dasar hukum pajak penjualan dan pajak penjualan BM, perkembangan dasar
hukum, ciri-ciri, jenis dan perlakuan pencatatan/pembukuan pajak penjualan?
2. PPN dan cukai atas barang mewah (PPN BM) Apa yang dimaksud dengan pajak
penjualan dan pajak penjualan BM? sasarannya?
3. Apa dasar pengenaan pajaknya?
4. Berapa tarif PPN dan Bm PPNnya?
5. Bagaimana mekanisme pemungutan PPN
6. Bagaimana cara menghitung PPN dan bagaimana cara menghitung PPN BM?
7. Apa yang dimaksud dengan batas waktu perpajakan?
8. Bagaimana mekanisme kredit pajaknya?
9. Apa maksudnya menyerahkan kepada pemungut pajak penjualan?
10. Apa yang dimaksud dengan Surat Pemberitahuan PPN Atas Kegiatan Konstruksi
Sendiri dan Masa PPN (Masa SPT)?
C. TUJUAN

Segala sesuatu perlu mempunyai maksud dan tujuan tertentu, dan makalah yang kita terbitkan
juga mempunyai tujuan.

1. Penjelasan tentang dasar hukum PPN dan PPN BM, perkembangan dasar hukum, ciri-
ciri, jenis dan pencatatan/pembukuan PPN.
2. Pelajari tentang PPN dan pajak konsumsi (PPN BM) atas barang mewah.
3. Menjelaskan apa dasar pemungutan pajak.
4. Menjelaskan tarif PPN dan PPN Bm.
5. Jelaskan mekanisme pemungutan PPN.
6. Menjelaskan cara menghitung PPN dan cara menghitung PPN BM.
7. Mohon dijelaskan apa yang dimaksud dengan batas waktu perpajakan.
8. Penjelasan cara kerja kredit pajak.
9. Mohon dijelaskan apa yang dimaksud dengan penyerahan kepada Pemungut PPN.
10. Mohon penjelasan mengenai pengertian Surat Pemberitahuan PPN dan Masa PPN
(SPT Masa) untuk kegiatan pembangunan sendiri.

E. METODE PENYAJIAN

Dalam esai yang kami sajikan, metode penulisan yang digunakan dikenal dengan istilah
metode perpustakaan, atau lebih dikenal dengan metode perpustakaan.Artinya isi esai ini
terutama merupakan hasil kutipan dan referensi dari berbagai sumber buku.
BAB II

PEMBAHASAN

Dasar hukum pemungutan pajak pertambahan nilai atas barang mewah


adalah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
serta Pajak Pertambahan Nilai Atas Barang Mewah.
PPN dan PPnBM Menurut Pasal 4 UU tersebut, selain penyerahan Barang Kena Pajak
(BKP), barang mewah (PPnBM) juga dikenakan PPN. Beberapa hal yang perlu Anda pahami
tentang PPnBM adalah:
1. PPnBM merupakan biaya tambahan di atas PPN.
2. PPnBM ini hanya dikenakan satu kali saja, yaitu pada saat penyerahan BKP yang
tergolong barang mewah oleh badan usaha manufaktur pada saat diimpor.
3. PPN tidak dapat ditambahkan pada PPnBM.
(Namun apabila eksportir mengekspor BKP yang termasuk dalam barang mewah, maka
PPnBM yang telah dibayarkan pada saat pembelian dapat dikembalikan.)
LATAR BELAKANG PENGENAAN PPNBM
1. PPN mempunyai dampak regresif, Semakin besar kemampuan membayar konsumen
maka semakin rendah beban pajak yang ditanggungnya Untuk meringankan regresif
tersebut, konsumen yang mengonsumsi BKP premium dikenakan beban pajak
tambahan yaitu PPnBM.
2. Konsumsi BKP mewah bersifat kontraproduktif, Hal ini sebagai upaya untuk
mengurangi kebiasaan tidak produktif dan konsumsi tinggi di masyarakat.
3. Produsen kecil dan tradisional menghadapi persaingan yang ketat dengan bahan baku
impor. Dengan motif tersebut, pemberlakuan PPnBM bertujuan untuk melindungi
produsen kecil dan tradisional atau untuk tujuan konservasi
4. Permintaan pendapatan negara meningkat setiap tahun
Pajak penjualan atas barang mewah dikenakan dengan pertimbangan :
a. Beban pajak harus disamakan antara konsumen berpendapatan rendah dan tinggi
b. Perlu adanya pengendalian terhadap pola konsumsi BKB yang tergolong barang
mewah
c. Perlindungan terhadap konsumen ritel tradisional diperlukan
d. Harus memastikan persetujuan negara
Batasan Suatu barang termasuk BKB Yang tergolong mewah adalah:
a. Barang bukan kebutuhan hidup
b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu.
c. Umumnya barang-barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
d. Barang-barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpendapatan tinggi
e. Item ini digunakan untuk menampilkan status
PPnBM dikenakan atas:
a. Penyerahan BKB yang tergolong barang mewah oleh pengusaha yang memproduksi
BKB yang tergolong barang mewah dalam menjalankan usaha atau kegiatan profesinya
di daerah
b. Impor BKB yang tidak tergolong barang mewah oleh siapapun
Objek pajak penjualan atas barang mewah :
1. Penyerahan Barang Kena Pajak yang mewah oleh pengusaha yang memproduksi
Barang Kena Pajak yang mewah di dalam daerah pabean dalam rangka kegiatan usaha
atau pekerjaannya.
2. Impor Barang Kena Pajak yang tergolong Barang Mewah.

TARIF PAJAK

1. Tarif pajak konsumsi atas barang mewah paling rendah sepuluh persen (10 persen) dan
paling tinggi tujuh puluh lima persen (75 persen).Tarif pajak penjualan barang mewah
dapat ditetapkan dalam beberapa kelompok tarif.Artinya, tarif pajak terendah sebesar
sepuluh persen (10 persen) dan tarif pajak tertinggi sebesar tujuh puluh lima persen (75
persen). Perbedaan kelompok tarif tersebut didasarkan pada pengelompokan Barang
Kena Pajak yang tergolong barang mewah, yang penyerahannya juga dikenakan PPN
barang mewah.Pengelompokan Barang Kena Pajak ini ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.
2. Atas ekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah, dikenakan pajak sebesar 0%
(nol persen).Pajak Penjualan Barang Mewah adalah pajak yang dipungut atas konsumsi
barang kena pajak yang tergolong barang mewah dalam daerah pabean. Oleh karena
itu, terhadap Barang Kena Pajak yang tergolong barang mewah dan diekspor atau
dikonsumsi ke luar daerah pabean, dikenakan PPN atas barang mewah sebesar 0% (nol
persen).Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah yang telah dibayar atas pembelian
Barang Kena Pajak yang tergolong Barang Mewah Ekspor dapat dikembalikan.

KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH BERUPA


KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PPN ATAS BARANG MEWAH

Tarif
Jenis Barang Kena Pajak
(%)

10 Kendaraan listrik berkapasitas apa pun dengan mesin pengapian atau pengapian
kompresi (diesel/semi diesel) yang ditujukan untuk tempat duduk 10 hingga 15
orang, termasuk pengemudi.

Kendaraan listrik yang dirancang untuk mengangkut kurang dari 10 orang,


termasuk seorang pengemudi, selain sedan atau station wagon, dilengkapi dengan
mesin pengapian bensin atau kompresi (diesel/semi diesel) dengan sistem poros 1
penggerak (4x2). Perpindahan tidak melebihi 1500cm3.

25 Kendaraan listrik bertenaga bensin atau mesin pengapian kompresi (diesel/semi


diesel), dilengkapi dengan sistem poros satu penggerak (4x2), dan dirancang untuk
mengangkut kurang dari 10 orang, termasuk pengemudi, dengan kendaraan selain
sedan atau station wagon. Kapasitas silinder berkisar antara 1500 cc hingga lebih
dari 2500 cm3
Gandar kendaraan listrik berkabin ganda, berupa kendaraan terbuka atau
tertutup, mengangkut tiga penumpang atau lebih termasuk pengemudi,
dilengkapi dengan mesin pengapian bensin atau kompresi (diesel/semi diesel)
dan dengan penggerak Sistem 1 (4x2 ) atau dua poros penggerak (4x4) dengan
kapasitas total silinder dan massa total kurang dari 5 ton.

30 Kendaraan sedan atau station wagon dengan mesin pengapian atau kompresi
(diesel/semi diesel) dengan kapasitas perpindahan sampai dengan 1500 cm3.
Kendaraan listrik selain sedan atau station wagon dengan kapasitas perpindahan
sampai dengan 1500 cm3, dilengkapi dengan mesin pengapian bensin atau
kompresi (diesel/semi diesel) dan sistem penggerak dua poros (4x4).

50 Kendaraan listrik cc dengan kapasitas lebih dari 2500 cc, dilengkapi mesin
pengapian positif dan sistem poros 1 penggerak (4x2), dirancang untuk
mengangkut kurang dari 10 orang, termasuk pengemudi, tidak termasuk sedan atau
station wagon;
Kendaraan listrik dengan sistem penggerak dua gandar (4x4), berbentuk sedan atau
station wagon, dirancang untuk mengangkut kurang dari 10 orang, termasuk
pengemudi sepeda motor berbusi. Tidak termasuk sedan atau station wagon.
Perpindahan lebih besar dari 1500 cm3 dan sampai dengan 3000 cm3
Kendaraan listrik berbentuk sedan atau station wagon dan bentuk selain sedan atau
station wagon, dilengkapi dengan mesin pengapian kompresi (diesel/semi diesel)
dan dirancang untuk mengangkut kurang dari 10 orang termasuk pengemudi. 2
Sistem penggerak gandar (4x4) dengan perpindahan dari 1500 cm3 hingga 2500
cm3 atau lebih. Dan semua jenis kendaraan khusus yang dibuat untuk golf.

60 Sepeda motor dengan kapasitas di atas 250cc dan di bawah 500cc.Dan


Kendaraan khusus dan kendaraan sejenis untuk berkendara di salju, di pantai, di
pegunungan.

75 Sepeda motor pengapian berupa sedan atau station wagon dan kendaraan bermotor
dengan sistem gardan penggerak tunggal (4x2) atau 2 (selain sedan atau station
wagon) yang dirancang untuk mengangkut kurang dari 10 orang termasuk
pengemudi. dengan final drive (4x4) dengan perpindahan lebih dari 3000 cm3.
Sedan atau station wagon yang dilengkapi dengan mesin pengapian kompresi
(diesel/semi diesel) berkapasitas kurang dari 10 orang termasuk pengemudi, dan
sistem kendaraan listrik (4x2) dengan satu poros penggerak atau dua poros
penggerak (selain sedan atau station wagon) 4x4) dengan perpindahan 2500 cm3
atau lebih.

Kendaraan listrik roda dua dengan kapasitas perpindahan melebihi 500 cm3.

Trailer tipe karavan, semi trailer untuk keperluan perumahan atau berkemah.

KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH (TIDAK


TERMASUK KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PPN ATAS
BARANG MEWAH )

Tarif
Jenis Barang Kena Pajak
(%)

10 Sekelompok peralatan rumah tangga, lemari es, pemanas dan penerima televisi.

Kelompok perlengkapan dan aksesoris olah raga.

sistem pendingin udara grup.

Kelompok peralatan perekam dan reproduksi gambar, penerima radio.

Perlengkapan fotografi kelompok, perlengkapan dan perlengkapan film.

20 Kelompok peralatan rumah tangga, lemari es dan pemanas (dengan ketentuan


tidak berlaku tarif 10%).

kelompok perumahan mewah termasuk rumah mewah, apartemen, kondominium,


dan townhouse.

Kelompok pesawat televisi, antena dan reflektor antena (asalkan tidak dikenakan
bea masuk 10%).

AC, mesin pencuci piring dan pengering kelompok.


Pesawat elektromagnetik dan alat musik.

30 Kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, perahu dan kano, selain untuk
keperluan pemerintah atau angkutan umum.

Barang dan perlengkapan olah raga kelompok dibebaskan dari tarif 10%.

40 kelompok minuman yang mengandung alcohol;


kelompok barang yang terbuat dari kulit atau kulit tiruan;
kelompok permadani yang terbuat dari sutra atau wool;
kelompok barang kaca dari kristal timbal dari jenis yang digunakan untuk meja,
dapur, rias, kantor, dekorasi dalam ruangan atau keperluan semacam itu;
Sekelompok produk yang sebagian atau seluruhnya terdiri dari logam mulia,
logam yang dilapisi dengan logam mulia, atau campurannya.

kapal atau kelompok perahu, perahu dan kano lainnya (selain yang digunakan
untuk keperluan pemerintah atau angkutan umum dan dikenakan bea masuk
sebesar 30%);

Kelompok balon udara terkendali dan panas serta pesawat udara tak bertenaga
lainnya.

Kelompok peluru untuk senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk
keperluan pemerintah.

Tipe sepatu kelompok.

Perabot Rumah dan Kantor Grup .

Koleksi barang-barang yang terbuat dari porselen, tanah liat cina, keramik, dan
lain-lain.

Kelompok barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu, selain batu
jalan atau batu tepi jalan.
50 Sekelompok karpet yang terbuat dari bulu hewan halus.

Kelompok pesawat udara tidak dikenakan bea masuk 40% kecuali untuk
keperluan pemerintah atau angkutan udara niaga.

kelompok barang dan perlengkapan olah raga tidak dikenakan tarif 10% dan
30%.

Kelompok senjata api dan senjata api lainnya selain untuk keperluan pemerintah.

75 Kelompok minuman beralkohol yang tidak dikenakan tarif 40%.

Sekelompok barang yang sebagian atau seluruhnya terdiri dari batu mulia
dan/atau mutiara, atau campuran daripadanya.

Kelompok kapal pesiar mewah (tidak termasuk keperluan pemerintah atau


angkutan umum).

Pengecualian Pengenaan PPnBM Atas Kendaraan Bermotor

Kendaraan listrik yang dikecualikan dari pengenaan PPnBM antara lain .

1. Ambulans, mobil jenazah, pemadam kebakaran, kendaraan penjara, kendaraan


angkutan umum.
2. Kendaraan yang digunakan untuk keperluan pencatatan nasional.
3. Kendaraan bermotor untuk mengangkut 10 penumpang atau lebih, termasuk
pengemudi, dilengkapi dengan mesin pengapian kompresi (diesel atau semi diesel)
dengan kapasitas berapa pun, sebagaimana dimaksud pada kendaraan bermotor
golongan 1 huruf “a” (10%) Digunakan pada kendaraan dinas TNI atau Polri.

Apabila kendaraan listrik yang dikecualikan dari pengenaan PPnBM di atas ternyata telah
dipindahtangankan atau digunakan kembali sehingga tidak sesuai dengan peruntukannya dalam
jangka waktu 5 tahun sejak diimpor atau diperoleh, maka pajak impor atas impor barang
mewah tersebut akan dikenakan. Atau bayar pada saat pembelian. Pengembalian dana akan
dilakukan dalam waktu satu bulan setelah pengalihan atau perubahan nama Barang Kena Pajak.
Apabila PPN yang dipungut atas barang mewah tidak dibayar atau kurang dibayar dalam waktu
satu bulan, Direktur Jenderal Pajak akan menerbitkan Surat Pemberitahuan Kurang Bayar
Pajak (SKPKB) dan mengenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Impor yang tidak dikenakan PPn BM

Atas impor barang dan/atau bangunan yang tidak dikenakan pajak penjualan, BM:

a. Sepeda motor dengan kapasitas perpindahan sampai dengan 250 cm3


b. Kendaraan sasis

Mobil angkutan penumpang dan mobil van yang diubah dari kendaraan sasis, dikenakan PPN
BM menurut Peraturan .

Saat Terutang PPn BM

Penentuan waktu pembayaran PPN BM diatur sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak :
a. Apabila PPN BM dibayar atas barang impor BKP, berarti barang tersebut telah
dilakukan pengurusan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Kepabeanan.cara.
Pemungutan ini terjadi bersamaan dengan pemungutan bea masuk Formulir CBU
untuk Kendaraan Bermotor, PPN BM dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai .
b. Untuk pengiriman mobil
1. Hasil perakitan CKD sebelumnya
2. Kendaraan modifikasi dari sasis dan kendaraan angkutan barang
Mekanisme Pengenaan PPn BM Atas Kendaraan Bermotor

a. Impor kendaraan listrik dalam kondisi ATPM atau pabrikan dibongkar (CKD) tidak
dikenakan PPnBM
b. Penyerahan kendaraan bermotor dalam keadaan CKD dalam daerah pabean oleh
ATPM dikenakan PPnBM DPP 125% (harga kendaraan ditetapkan sebesar 25%)
c. Impor kendaraan sedan dalam kondisi rakitan/CBU oleh non-ATPM dikenakan
PPnBM. Nilai CIF < 80% dari nilai CIF kendaraan sejenis yang diimpor ATPM, DPP
penghitungan PPN dan PPnBM adalah 150D44
d. Impor kendaraan sedan yang dipasang ATPM tidak dikenakan PPnBM Penyerahan
kendaraan impor ke bea cukai dikenakan PPnBM.

Cara Menghitung PPnBM


Besaran PPN yang terutang atas barang mewah dapat dihitung dengan mengalikan tarif
PPN barang mewah dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Untuk itu, Partai Demokrat
perlu memperhatikan apakah itu harga jual, harga impor, harga penggantian, harga ekspor,
atau harga lainnya yang ditetapkan Menteri Keuangan.

Rumus yang digunakan :

Jumlah pembayaran PPnBM = Tarif pajak PPnBM x Dasar pengenaan pajak


Contoh :

Harga mobil termasuk Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah (30%) sebesar Rp 140.000.000,00

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dihitung :

t
x harga atau pembayaran atas penyerahan BKP
110+t

t = besaran tarif PPnBM

10
x Rp 140.000.000,00 = Rp 30.000.000,00
110+30

Contoh lainnya apabila harga jual mobil (DPP) Rp 280.000.000,00

PPnBM terutang (tarif 30%) = 30% x Rp 280.000.000,00

= Rp 84.000.000,00

PPnBM Bukan Kredit Pajak

PPN atas barang mewah yang dibayarkan atas pembelian atau impor barang kena pajak
yang tergolong barang mewah tidak dapat dikurangkan dari PPN. PPN atas barang mewah
yang dibayar berdasarkan UU PPN dan UU PPnBM juga tidak bisa dipungut.Berbeda
dengan PPN yang dipungut berdasarkan tingkat penawaran, PPN atas Barang Mewah
dipungut berdasarkan tingkat penawaran dari Pengusaha Kena Pajak yang memproduksi
Barang Kena Pajak yang tergolong Barang Mewah, atau atas impor Barang Kena Pajak
yang tergolong Barang Mewah. diterapkan hanya pada Oleh karena itu, pajak penjualan
atas barang mewah bukan merupakan pajak masukan dan tidak dapat diimbangi.
Oleh karena itu, PPN atas Barang Mewah dapat ditambahkan pada harga Barang Kena
Pajak yang bersangkutan atau diperhitungkan sebagai biaya sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Contoh soal

1. Bpk.Andi seorang importir mengimpor BKP Barang Mewah dengan tarif 20% seharga Rp
200.000.000,- hitung :
- PPN dan PPN-BM
- jumlah yang di bayar Bpk.Andi
jawab :

Jumlah pembayaran Rp200.000.000,-


PPN 10% X Rp 200.000.000 Rp 20.000.000,-
PPN-BM 20% X Rp 200.000.000 Rp 40.000.000,-
----------------------+
jumlah yang harus dibayar Rp 260.000.000,-

2. PT. Cahaya membeli BKP Barang Mewah Langsung dari pabrik seharga Rp 500.000.000
tarif barang Mewah 20% kemudian barang tersebut dijual lagi seharga Rp 750.000.000 di
dalam negeri.
hitunglah :
- PPN dan PPN BM
- Jumlah yang dibayar PT Cahaya
- Jumlah Yang dibayar pembeli

Jawab :
-PPN 10% X Rp 500.000.000 Rp 50.000.000
PPN BM 20% X Rp 500.000.000 Rp 100.000.000
-----------------------+
-PPN dan PPN BM yang harus dibayar Rp 150.000.000

-PPN 10% X Rp 750.000.000


Jumlah yang dibayar pembeli Rp 75.000.000
3.Bpk Sarno seorang importir mengimpor BKP Barang Mewah dengan tarif 30% seharga Rp
300.000.000,-
Hitung :
-PPN dan PPN Bm
-Jumlah yang harus dibayar

Jawab :
Jumlah Pembayaran Rp 300.000.000,-
PPN 10% X Rp300.000.000 Rp 30.000.000,-
PPN BM 30% X Rp 300.000.000 Rp 90.000.000,-
-----------------------+
Jumlah yang harus dibayar Rp 420.000.000,-
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Undang-undang yang mengatur mengenai pemungutan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM) adalah Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1983 tentang PPN Atas Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah; Waktunya tetap. Undang-undang ini disebut Undang-Undang PPN
Tahun 1984.
2. Objek Kena PPN :
a. Penyerahan BKP dalam daerah pabean dilakukan oleh pengusaha SM
Impor BKP
b. Penyerahan JKP dalam daerah pabean oleh pengusaha
c. Penggunaan BKP tidak berwujud dan penggunaan dalam daerah pabean dari
luar daerah pabean
d. Penggunaan JKP dari luar daerah pabean f Ekspor barang BKP oleh Wajib
Pajak
e. Ekspor BK tidak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
f. Kegiatan yang dikonstruksi sendiri yang tidak dilakukan sebagai bagian dari
kegiatan usaha atau pekerjaan seseorang atau organisasi dan hasilnya
dimanfaatkan oleh diri sendiri atau pihak lain.
g. Penyerahan BKP berupa harta yang pada umumnya tidak dimaksudkan
untuk dijual atau dibeli oleh PKP, kecuali penyerahan harta yang tidak
dapat dikreditkan pajak masukan.
3. Tarif pajak penjualan barang mewah
Tarif pajak penjualan barang mewah dapat diterapkan pada beberapa kelompok
tarif, dengan tarif minimum sebesar 10% dan tarif maksimum sebesar 200%.
4. Mekanisme
yang umum berlaku adalah ketika PKP menyerahkan BKP dan/atau JKP kepada
pemungut PPN, maka PKP yang bersangkutan tidak memungut PPN dan PPnBM.
PPN dan PPnBM yang telah dibayarkan atas perbekalan dipungut oleh Petugas
Pemungut PPN dan disetorkan ke kas negara.
B. Saran
Saran Pembicara Kami berharap artikel ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami di
kemudian hari dan bagi seluruh pembaca pada umumnya.Dan semoga tulisan saya tentang
PPN dan Bm PPN kedepannya bisa lebih baik lagi.Amin.

Anda mungkin juga menyukai