Anda di halaman 1dari 33

MINGGU KE 11

PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

Pokok Bahasan:
1. Pengertian dan dasar hukum
2. Objek pajak
3. Tarif PPnBM
4. Dasar Pengenaan Pajak
5. Perhitungan PPnBM terhutang

Tujuan Instruksional Khusus:


Agar mahasiswa mampu memahami, menyebutkan,menghitung
menjelaskan pengertian dan dasar hukum, objek pajak dan bukan
objek pajak, tarif, dasar pengenaan pajak dan perhitungan PPnBM
Referensi:
1. Waluyo (2017), Perpajakan Indonesia, Buku 2 edisi revisi, Jakarta: Salemba
Empat
2. UU no 42 tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas UU no 8 tahun 1983
tentang PPN barang dan jasa dan PPnBM
3. Peraturan – peraturan terkait (PP, KMK, SE )

PERPAJAKAN Page 1
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM)

PPn BM
adalah pajak yang dikenakan atas penyerahan barang kena
pajak yang tergolong mewah dan impor barang kena pajak
yang tergolong mewah

Dasar Hukum
UU no. 42 tahun 2009 tentang Perubahan ketiga atas UU no 8
tahun 1983 tentang PPN barang dan jasa dan PPnBM

PERPAJAKAN Page 2
Dasar Pertimbangan Mengapa Barang Mewah
Dikenakan PPnBM adalah:
1. Perlu keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang
berpenghasilan rendah dengan konsumen yang berpenghasilan
tinggi
2. Perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas BKP yang tergolong
mewah
3. Perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil atau tradisional
4. Perlu untuk mengamankan penerimaan negara

PERPAJAKAN Page 3
Ciri - Ciri Barang Kena Pajak Yang Tergolong
Mewah adalah :

1. Barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok


2. Barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
3. Barang yang pada umumnya dikonsumsi oleh
masyarakat berpenghasilan tinggi
4. Barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status
sosial

PERPAJAKAN Page 4
Karakteristik PPnBM

• PPnBM merupakan pungutan tambahan setelah atau di samping PPN.


• PPnBM bukanlah pajak yang dapat dikreditkan dengan PPN.
• PPnBM hanya dipungut sekali saja, yakni pada saat impor BKP yang
termasuk mewah atau saat penyerahan BKP mewah yang dilakukan oleh
PKP pabrikan dari BKP yang tergolong mewah itu.
• Jika eksportir melakukan ekspor BKP yang tergolong mewah, PPnBM yang
sudah dibayar saat perolehannya dapat Anda minta kembali (direstitusi)

PERPAJAKAN Page 5
.Subyek Pajak PPnBM:
• Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menghasilkan atau
memproduksi BKP yang terbilang mewah.
• Pengusaha yang melakukan impor barang terbilang mewah
(importir).
Objek Pajak PPnBM:
1. Penyerahan BKP yang tergolong mewah yang dilakukan oleh
pengusaha yang menghasilkan barang tersebut di dalam
daerah pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya
2. Impor BKP yang tergolong mewah

PERPAJAKAN Page 6
.
BKP yang tergolong mewah yang dikenakan PPnBM
dikelompokkan pada 2(dua) kelompok besar
yaitu :
1. Kelompok Selain Kendaraan Bermotor
dasar hukumnya PMK Nomor 33/PMK.010/2017
diperbaharui PMK No. 86/PMK.010/2019
2. Kelompok Kendaraan Bermotor
dasar hukumnya PMK Nomor 35/PMK.010/2017

Pengelompokkan ini didasarkan pada:


1. Tingkat kemampuan golongan masyarakat yang
mempergunakan barang tersebut
2. Nilai guna bagi masyarakat pada umumnya
3. Pengelompokkan ini setelah berkonsultasi dengan DPR.

PERPAJAKAN Page 7
Tarif PPnBM
1. Serendah-rendahnya 10% dan paling tinggi
200% (tergantung kepada pada
pengelompokan BKP yang tergolong mewah)

2. Atas ekspor BKP yang tergolong mewah


dikenakan pajak dengan tarif 0%

PERPAJAKAN Page 8
PERPAJAKAN Page 9
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 10
PERPAJAKAN Page 11
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 12
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 13
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 14
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 15
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 16
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 17
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 18
PMK 86/PMK 0.10/2019
• Merupakan aturan terbaru untuk kelompok non
kendaraan bermotor
• Perbedaan dengan aturan PMK 35/PMK 0.10/2017
terletak pada kelompok dengan tariff 20%, hanya
untuk Kelompok hunian mewah seperti rumah
mewah, apartemen, kondominium, townhouse,
dan sejenisnya dengan harga jual sebesar
Rp30.000.000.000,00 (tiga puluhmiliar rupiah) atau
lebih

28/11/2023 19
Dasar Pengenaan Pajak (DPP):
1. Harga Jual
2. Nilai Impor
3. Nilai Ekspor

Perhitungan PPnBM Terhutang:

PPnBM Pabrikan = % Tarif x DPP

PPnBM Impor = % Tarif x (CIF + Bea Masuk


+ Bea Masuk Tambahan)

PERPAJAKAN Page 20
Contoh penghitungan PPnBM
Diketahui:
• Harga Impor (CIF) = $50.000 x Rp 10.000
• Bea masuk = 50%
• Hitunglah PPN dan PPnBM yang terutang jika tariff PPnBM = 20%

Jawaban:
DPP = CIF + Bea Masuk = Rp 500jt + Rp 250jt
= Rp 750jt
PPn = 10% x Rp 750jt = Rp 75jt
PPnBM = 20% x Rp 750jt = Rp 150jt

PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 21


PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 22
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 23
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 24
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 25
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 26
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 27
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 28
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 29
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 30
PERPAJAKAN Minggu 10 & 11 Page 31
Retur Barang yang sudah dikenakan PPnBM

Jika terdapat pengembalian BKP yang tergolong


mewah, maka dapat dikurangkan dari PPnBM yang
terutang dalam masa pajak terjadinya
pengembalian BKP tersebut.

PERPAJAKAN Page 32
Terima kasih

28/11/2023 33

Anda mungkin juga menyukai