Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Metode Penelitian

• Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
• Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmun, yaitu
rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan
dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-
langkah tertentu yang bersifat logis.
Klasifikasi Penelitian menurut Tujuan
• Penelitian Dasar (Basic Research) : ialah penelitian yang meliputi pengembangan
ilmu pengetahuan.
• Penelitian Terapan (Applied Research) : merupakan penelitian yang menyangkut
aplikasi teori untuk memecahkan permasalahan tertentu.
• Penelitian Evaluasi (Evaluation Research) : adalah penelitian yang diharapkan dapat
memberikan masukan atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari
dua atau lebih alternatif tindakan.
• Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) : merupakan penelitian
yang bertujuan untuk mengembangkan produk sehingga produk tersebut mempunyai
kualitas yang lebih tinggi.
• Penelitian Tindakan (Action Research) : adalah penelitian yang dilakukan untuk
segera dipergunakan sebagai dasar tindakan pemecahan masalah yang ada.
Klasifikasi Penelitian menurut Metode pendekatannya
• Penelitian Survey : ialah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut,
sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar
variabel sosiologis maupun psikologis. Penelitian survey pada umumnya dilakukan
untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.
• Penelitian Ex Post Facto : adalah suatu penelitian untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk untuk mengetahui faktor-faktor yang
dapat menimbulkan kejadian tersebut. Misalnya : penelitian untuk mengungkapkan
sebab-sebab terjadinya kebakaran pabrik sepatu.
• Penelitian Sejarah (Historical Research): adalah penelitian yang berkenaan dengan
analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu.
• Penelitian Eksperimen : adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat
dan umumnya dilakukan di laboratorium.
• Penelitian Naturalistic (penelitian kualitatif) : adalah penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
• Penelitian Kebijakan (Policy Research): adalah suatu proses penelitian terhadap
masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga temuan dapat direkomendasikan
kepada pembuat keputusan untuk bertindak dalam menyelesaikan masalah.
Klasifikasi Penelitian menurut Tingkat Eksplanasi
• Penelitian Pelaporan (Reporting Research) : merupakan penelitian yg paling
sederhana, dan tidak perlu ada hipotesis karena sifatnya pemberitahuan (laporan)
tentang suatu fakta di lapangan, sehingga tidak perlu ada simpulan.
• Penelitian Deskriptif (Descriptive Research) : merupakan penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain, atau untuk mencari
jawaban mengenai who, what, when, and where. Contoh : Profil pelaku bisnis di
Indonesia.
• Penelitian Eksplanatori (Explanatory Research) : merupakan penelitian yang
dilakukan untuk mencari jawaban why dan how. Umumnya penelitian ini di dasarkan
pada teori yang dipakai sebagai kriteria untuk mencari jawaban tersebut.
• Penelitian Komparatif (Comparative Research) :adalah suatu penelitian yang bersifat
membandingkan. Contoh : Perbandingan kinerja BUMN dengan perusahaan swasta.
• Penelitian Asosiatif/hubungan :merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan
dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol suatu gejala tertentu. Misalnya :Pengaruh iklan terhadap nilai penjualan.
Bentuk Hubungan Penelitian Asosiatif
Pada penelitian asosiatif/hubungan ini minimal terdapat dua variabel yang
dihubungkan. Bentuk hubungan antar variabel ini ada tiga macam,yaitu :
• Hubungan Simetris : adalah suatu bentuk hubungan karena munculnya bersama-sama.
Misalnya ada hubungan antara datangnya kupu-kupu dengan datangnya tamu.
• Hubungan Kausal : adalah suatu bentuk hubungan sebab-akibat. Misalnya bila gaji
PNS maupun swasta naik, maka daya beli masyarakat akan naik.
• Hubungan Interaktif/Resiprocal atau timbal-balik : adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Misalnya : Bila pengeluaran untuk iklan naik, maka nilai penjualan
juga akan naik, dan bila nilai penjualan naik, maka biaya untuk iklan akan naik juga.
Penelitian ditinjau dari CARA
1. Penelitian Laboratorium / Eksperimental
-Jalannya penelitian dikondisikan,
-beberapa variabel dikendalikan
-Kejadiannya sengaja diadakan
-Lebih terukur
-Tidak terlalu mencerminkan /mewakili kondisi nyata
2. Penelitian Lapangan
- Pengukuran dilakukan dengan mengikuti kondisi yang ada/nyata di lapangan
- Variabel tidak dikendalikan
- Kemungkinan terjadi ‘bias’ dataMencerminkan kondisi nyata
Penelitian ditinjau dari PENGUKURAN DATA
1. Penelitian Kualitatif
-Data bersifat kualitatif
-Analisis secara kualitatif
-Kesimpulan cenderung Deskriptif
2. Penelitian Kuantitatif
-Data bersifat Kuantitatif (dengan angka)
-Analisis secara Kuantitatif (dengan statistik)
-Kesimpulan bersifat Analitis dan Inferensial
Penelitian ditinjau dari KEDALAMAN PEMBAHASAN
1. Penelitian Deskriptif
Dilakukan hanya sebatas pengungkapan data atau masalah sebagaimana adanya,
sehingga hanya merupakan pengungkapan fakta (mendeskripsikan/ menyatakan fakta)
2. Penelitian Inferensial
Dilakukan lebih dari sekedar mengungkap fakta / masalah, namun jauh hingga melihat
kemungkinan-kemungkinan dibalik fakta tersebut. Jenis penelitian ini cenderung
digunakan untuk memprediksi/ memperkirakan sesuatu dibalik fakta.
Jenis data (secara Umum)
1. Kualitatif
• Primer
• sekunder
2. Kuantitatif (statistik)
• Primer
• sekunder
Macam-macam skala pengukuran (data statistik)
1. DATA NOMINAL
Data Nominal biasa disebut data skala nominal adalah data yang diperoleh dengan cara
kategorisasi atau klasifikasi. Contoh: Jenis pekerjaan, diklasifikasi sebagai:
- Pegawai negeri, diberi tanda 1,
- Pegawai swasta, diberi tanda 2,
- Wiraswasta, diberi angka 3
• Ciri Data Nominal:
Posisi data setara. Dalam contoh tersebut, pegawai negeri tidak lebih tinggi/lebih
rendah dari pegawai swasta.
• Tidak bisa dilakukan operasi matematika (X, +, - atau : ). Contoh, tidak mungkin 3-
2=1 (Wiraswasta dikurangi pegawai swasta=pegawai negeri
2. DATA ORDINAL
Data yang disusun atas dasar jenjang dalam atribut tertentu. Skala ini didasarkan pada
ranking. Skala pengukuran ordinal ini digunakan dalam menentukan ranking suatu
kelompok tertentu. Dalam ranking ini hanya dipertimbangkan urutan obyek dari hasil
yang paling besar sampai yang paling kecil atau dari yang paling tinggi hingga paling
rendah. Contoh : rangking kelas
3. DATA INTERVAL
Skala ini menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai
bobot yang sama. Dalam skala interval hubungan tata urutan dan jarak antara angka-
angkat itu mempunyai arti. Skala interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah
memiliki jarak, tetapi jarak tersebut belum merupakan kelipatan (skala interval tidak
memiliki nilai nol mutlak). Contoh: Temperatur ruangan. Bisa diukur dalam Celsius,
atau Fahrenheit, dengan masing-masing punya skala sendiri. Untuk air membeku dan
mendidih: Celcius pada 0° C sampai 100° C. Sakala ini jelas jaraknya, bahwa 100-
0=100. Fahreinheit pada 32° F sampai 212°F. Skala ini jelas jaraknya, 212-32=180
4. DATA RASIO
Data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, dimana jarak
dua titik pada skala sudah diketahui, dan mempunyai titik nol yang absolut. Ini berbeda
dengan skala interval, dimana taka da titik nol mutlak/absolut. Seperti titik 0°C tentu
beda dengan titik 0°F. atau pergantian tahun pada system kalender Masehi (setiap 1
Januari) berbeda dengan pergantian tahun Jawa, China dan lainnya. Sehingga tak ada
tahun baru dalam artian diakui oleh semua kalender sebagai tahun baru. Contoh:Jumlah
buku di kelas: Jika 5, berarti ada 5 buku. Jika 0, berarti taka da buku (absolut 0)
Ciri Data Rasio:
- Tak ada kategorisasi atau pemberian kode.
- Bisa dilakukan operasi matematika. Missal: 100 cm + 35 cm = 135 cm; 5 mangga + 2
mangga = 7 mangga.
umumnya statistic dibagi dua (penggunaan data)
• Statistik deskriptif, yang merupakan pengantar menuju statistic inferensi. Statistic
deskriptif menjelaskan bagaimana data dikumpulkan dan diringkas pada hal-hal yang
penting.
• Statistik inferensi, yang mengambil peran menganalisis data dan kemudian
menginterpretasikan hasil-hasil analisis tersebut. Statistic inferensi mempunyai dua
tujuan utama yaitu, mengestimasi dan menguji hipotesis.
Learning Objectives
• Untuk mempelajari empat mode alternatif dasar untuk mengumpulkan data survei
• Untuk memahami kelebihan dan kekurangan masing- masing dari berbagai mode
pengumpulan data
• Untuk memahami faktor-faktor yang dipertimbangkan peneliti ketika memilih metode
survei tertentu
Surveys
• A survey involves interviews with a large number of respondents using a predesigned
questionnaire. Survei melibatkan wawancara dengan sejumlah besar responden
menggunakan kuesioner yang telah dirancang sebelumnya.
• Surveys are able to help us to understand what people say or say they think. Survei
dapat membantu kami memahami apa yang orang katakan atau katakan menurut
mereka
• They’re also able to help us to collect basic factual data about respondents (though
much of it is more subjective than we tend to admit). Mereka juga dapat membantu
kami mengumpulkan data faktual dasar tentang responden (meskipun sebagian besar
lebih subjektif daripada yang cenderung kami akui.
• Surveys tend to provide us with a quantitative assessment. Survei cenderung memberi
kita penilaian kuantitatif.
• Four basic survey methods:
1. Person-administered surveys = Survei yang dikelola orang
2. Computer-assisted surveys = Survei dengan bantuan komputer
3. Self-administered surveys = Survei yang dikelola sendiri
4. Mixed-mode (hybrid) surveys = Survei mode campuran (hibrida)
Advantages of Surveys
• Standardization = Standardisasi
• Ease of administration = Kemudahan administrasi
• Ability to tap the “unseen” = Kemampuan untuk mengetuk "tak terlihat
• Suitability to tabulation and statistical analysis = Kesesuaian dengan tabulasi dan
analisis statistik
• Sensitivity to subgroup differences = Sensitivitas terhadap perbedaan subkelompok
Disadvantages of Surveys
• Surveys require assumptions that can result in bias. = Survei membutuhkan asumsi
yang dapat mengakibatkan bias
• Surveys don’t always yield truthful results. = Survei tidak selalu memberikan hasil
yang jujur
• Surveys are only as good as the sample they’re drawing from. = Survei hanya sebagus
sampel yang mereka ambil
Choice of Survey Method
In selecting a data collection mode, the researcher balances quality against the
following:
• Time available for data collection = Waktu yang tersedia untuk pengumpulan data
• Money available for data collection = Uang tersedia untuk pengumpulan data
• Type of respondent interaction required (such as sampling a product, viewing an ad,
etc.) = Jenis interaksi responden yang diperlukan (seperti pengambilan sampel produk,
melihat iklan, dll.)
• Incidence rate: screen by online or telephone = Tingkat insidensi: layar melalui online
atau telepon
• Cultural/infrastructure considerations: Scandinavian countries dislike strangers in
homes. Canada is more open. In Some places, <10% have phones. = Pertimbangan
budaya/infrastruktur: Negara-negara Skandinavia tidak menyukai orang asing di
rumah. Kanada lebih terbuka. Di Beberapa tempat, <10% memiliki ponsel
Basic Concepts in Measurement = Konsep Dasar dalam Pengukuran
• Properties: specific features or characteristics of an object that can be used to
distinguish it from another object = Properti: fitur atau karakteristik spesifik dari suatu
objek yang dapat digunakan untuk membedakannya dari objek lain
• Objective properties are physically verifiable. = Properti objektif dapat diverifikasi
secara fisik.
• Subjective properties are mental constructs. = Sifat subjektif adalah konstruksi mental
• Objective properties are physically verifiable characteristics such as age, gender, or
number of bottles purchased. = Properti objektif adalah karakteristik yang dapat
diverifikasi secara fisik seperti usia, jenis kelamin, atau jumlah botol yang dibeli
• Subjective properties cannot be directly observed because they are mental constructs
such as a person’s attitudes, opinions, or intentions. = Sifat subjektif tidak dapat diamati
secara langsung karena merupakan konstruksi mental seperti sikap, pendapat, atau niat
seseorang
• For subjective properties, researchers must translate mental constructs onto an
intensity continuum. = Untuk sifat subjektif, peneliti harus menerjemahkan konstruksi
mental ke dalam kontinum intensitas.
• Scale development is designing questions and response formats to measure the
subjective properties of an object. = Pengembangan skala adalah merancang pertanyaan
dan format respons untuk mengukur sifat subjektif suatu objek.

Anda mungkin juga menyukai