Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Safina Nurul Qonita

NIM : 201851254
MATA KULIAH : Analisis Kimia Pangan Halal
DOSEN PENGAMPU : Apt. Dede Komarudin,M.Farm.
TANGGAL UJIAN : Sabtu/ 8-Mei-2021
NO.BANGKU/NO.RUANG : 404/44

1. Jelaskan dasar hukum, latar belakang, undan – undang dan tujuan dari produk halal!
Jawab : Dasar hukum yang mengatur tentang produk halal yaitu surat al baqoroh ayat 168

َ ‫شي ْٰط ِۗ ِن اِنَّهٗ لَ ُك ْم‬


‫عدُو ُّم ِبيْن‬ َّ ‫ت ال‬
ِ ‫ط ٰو‬ َ ‫ض َح ٰل اًل‬
ُ ‫ط ِيباا َّۖو َْل تَت َّ ِبعُ ْوا ُخ‬ ُ َّ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الن‬
َ ْ ‫اس ُكلُ ْوا مِ َّما فِى‬
ِ ‫اْل ْر‬
Terjemahan
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata
bagimu.
Dimana terdapat juga undang undang yang mengatur yaitu untuk memastikan setiap
pemeluk agama beribadah dan melaksanakan ajaran agamanya, negara berkewajiban
memberikan perlindungan dan jaminan dalam hal kehalalan dan kegunaan. Hukum syariah
menginstruksikan umatnya untuk makan atau menggunakan bahan hukum, terlepas dari
apakah komunitas itu suci atau bersih. Produk yang dikonsumsi Oleh karena itu, umat
Islam perlu memiliki pemahaman yang jelas tentang makanan, minuman, obat-obatan,
kosmetik, produk biokimia, dan makanan halal dan Haram yang direkayasa secara genetik.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 negara diwajibkan untuk
menjamin kemandirian setiap warganya dalam rangka menunjang agama dan ibadah sesuai
dengan keyakinan agamanya.Untuk memastikan setiap pemeluk agama beribadah dan
menjalankan ajaran agamanya, negara berkewajiban memberikan perlindungan dan
jaminan kehalalan produk yang dikonsumsi dan digunakan oleh masyarakat. Jaminan
produk halal harus didasarkan pada prinsip perlindungan, keadilan, kepastian hukum,
akuntabilitas dan transparansi, efektivitas dan efisiensi, serta profesionalisme. Melalui
penggunaan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengolahan produk,
dimungkinkan untuk mencampurkan makanan halal dengan makanan yang disengaja, baik
disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu, untuk mengetahui kehalalan dan
kesucian produk diperlukan penelitian khusus, dan diperlukan pengetahuan multidisiplin,
seperti pangan, kimia, biokimia, teknik industri, biologi, farmasi, dan pemahaman hukum
Islam.
Latar Belakangnya yaitu Peraturan tentang kehalalan produk menjamin kepastian hukum
dan merupakan peraturan perundang-undangan. Menurut UU JPH, tujuan penyelenggaraan
jaminan produk halal itu sendiri adalah untuk memberikan kenyamanan, keamanan,
keamanan, dan ketersediaan produk halal kepada masyarakat saat menggunakan dan
menggunakan produk. Selain itu, guna meningkatkan nilai tambah produk halal yang
diproduksi dan dijual oleh peserta komersial, tujuan ini juga penting mengingat pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pangan, obat dan kosmetika. Hal
ini sangat mempengaruhi pengolahan dan pemanfaatan bahan baku makanan, minuman,
kosmetik, farmasi dan produk lainnya dari yang sederhana dan alami hingga hasil rekayasa
ilmiah, sehingga mengolah dan memanfaatkan bahan baku.

2. Apa yang anda ketahui dari identifikasi produk pangan halal menggunakan
polymerase chain reaction, lalu jelaskan tahapannya!
Jawab : Polymerase chain reaction (PCR) adalah teknik di bidang biologi molekuler yang
digunakan untuk mereplikasi salinan sepotong DNA di bagian tertentu, sehingga
menghasilkan ribuan hingga jutaan salinan sekuens DNA tertentu. Molekul dengan prinsip
kerja polymerase chain reaction (PCR) merupakan metode biologi, dan metode analisis
khusus yang dapat digunakan untuk pengujian halal adalah metode biologi molekuler.
Prinsip dari metode ini adalah memperkuat fragmen DNA spesifik yang menjadi DNA
target. Analisis PCR makanan dimulai pada tahap mengisolasi DNA dari makanan, dan
kemudian DNA target diamplifikasi dengan PCR.
Tahapan
• Denaturasi
DNA cetakan dipisahkan menjadi dua untai tunggal dengan pemanasan 950 C di
dalam campuran yang mengandung oligonukleotida primer dengan jumlah
berlebih serta keempat dNTP. Suhu ini kemudian dikurangi menjadi 550 C, untuk
memberi kesempatan primer menempel (anneal) pada sekuen target.
• Penempelan primer (annealing)
Primer akan membentuk ikatan hidrogen dengan cetakan pada daerah sekuen
yang komplementer dengan sekuen primer. Suhu penempelan tergantung pada
panjang primer dan sekuen DNA targetnya. Setelah penempelan primer, suhu
inkubasi dinaikkan menjadi 720C untuk proses perpanjangan (extension) sekuen
DNA target.
• Pemanjangan (elongation)
Proses perpanjangan ini dapat terjadi karena enzim DNA polimerase. Produk pertama dari
hasil amplifikasi akan berfungsi sebagai cetakan untuk siklus kedua, demikian seterusnya.
Apabila sikus denaturasi, penempelan primer dan pemanjangan diulang-ulang maka DNA
target akan dilipatgandakan. Produk utama yang dihasilkan adalah segmen DNA untai ganda
yang panjangnya ditentukan oleh jarak antara kedua primer.

3. Dari ketiga Metode PCR, mana menurut anda yang paling baik dalam identikasi
kandungan babi, Berikanalasannya!
Jawab : Menurut saya salah satu metode analisis cepat dan spesifik yang dapat digunakan
untuk halal test yaitu melalui pendekatan biologi molekuler dengan prinsip kerja Polymerase
Chain Reaction (PCR). Dimana prinsip metode ini mengamplifikasi fragmen DNA spesifik
yang menjadi DNA target. Analisis PCR pada makanan dimulai dari tahap isolasi DNA dari
produk makanan, amplifikasi DNA target dengan PCR. pada rapid test (tes cepat) yang
diperiksa potongan protein dari babi, baik lemak atau daging. Sementara pada tes PCR yang
diperiksa DNA dari babi tersebut. (PCR) lebih akurat, tapi mahal dan harus di laboratorium.
Sebab akurasinya juga berdampak kalau ada kontaminan, ikut terdeteksi, jadi yang negatif
terbaca positif. Kemungkinan adanya senyawa inhibitor (penghambat) maka reaksi PCR
terutama dari bahan pangan olahan bisa dikira negatif (tidak ada pita) tapi sebenarnya ada
kandungan bahan babi cuma reaksi PCR tidak bekerja. Selain kelemahan itu, (PCR) mahal,
perlu tenaga ahli, lab terakreditasi, dan juga kemungkinan pencemaran dalam penyiapan
(false positive).

4. Apa yang anda ketahui dari metode ELISA dalam identifikasi produk pangan halal?
Jelaskan kelebihan dan kekurangannya
Jawab : Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) adalah teknik biokimia yang terutama
digunakan di bidang imunologi untuk mendeteksi adanya antibodi atau antigen dalam
sampel. Metode ELISA sangat cocok untuk pengujian rutin karena dapat digunakan untuk
jumlah sampel yang banyak, waktu yang relatif cepat, peralatan yang cukup rumit, namun
dengan harga yang terjangkau. ELISA memiliki stabilitas yang baik terhadap epitop dalam
perlakuan panas dan penambahan natrium nitrat, natrium klorida, fosfat, sitrat, dan askorbat.
Metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) memiliki kemampuan yang baik
untuk mengidentifikasi ras babi dalam makanan hewani. Metode ELISA digunakan sebagai
metode pengujian untuk mengidentifikasi spesies yang tidak diinginkan pada pangan hewani
di masyarakat, khususnya metode penambahan babi pada pangan hewani berbasis daging
sapi.
Kelebihan ELISA:

• Teknik pengerjaan yang relatif sederhana


• Ekonomis
• Memiliki sensitivitas yang cukup tinggi
Kekurangan ELISA

• Kemungkinan besar terjadinya hasil positif palsu, karena adanya reaksi


silang antara antigen yang satu dengan antigen lain. Dan hasil negatif
palsu dapat terjadi apabila uji ini dilakukan pada window period, yaitu
waktu pembentukan antibodi terhadap suatu virus baru dimulai
sehingga jumlah antibodi tersebut masih sedikit dan kemungkinan tidak
dapat terdeteksi

5. Jelaskan jenis Differential Scanning Calorimeter, jelaskan prinsip dasar identifikasi


dan pengukuran untuk pemastian produk dijamin kehalalannya!
Jawab : Power – Compensation DSC, Pada Power – Compensation DSC tungku yang sama
dan tungku terpisah digunakan untuk mengatur suhu sampel dan perbandingan secara
manual. Dengan mengubah daya masukan dari dua tungku, suhu sampel dan suhu
perbandingan dapat dibuat sama. Energi yang diperlukan untuk melakukannya adalah ukuran
entalpi atau perubahan termal sampel ke pembanding.
Heat – Flux DCS, Pada Heat – Flux DSC sampel dan pembanding dihubungkan dengan
suatu lempengan logam. Sampel dan pembanding ditempatkan dalam tungku. Perubahan
entalpi sampel atau kapasitas panas akan menyebabkan perbedaan suhu antara sampel dan
pembanding, dan efisiensi termal yang dihasilkan lebih kecil dari pada Differential Thermal
Analysis (DTA). Ini karena ada hubungan termal yang baik antara sampel dan pembanding.
Percobaan kalibrasi digunakan untuk mencatat perbedaan suhu dan menghubungkannya
dengan perubahan entalpi sampel.
Prinsip dasar yang mendasari teknik ini adalah bahwa ketika sampel mengalami
transformasi fisik seperti transisi fase, perubahan panas akan diperlukan untuk mengalir dari
referensi dan sampel untuk mempertahankan keduanya pada suhu yang sama. Apakah panas
yang dibutuhkan kurang atau lebih yang harus mengalir ke sampel tergantung pada apakah
proses ini eksotermik atau endotermik. Misalnya, sebagai sampel padat yang meleleh
menjadi cairan, itu akan memerlukan lebih banyak panas mengalir ke sampel untuk
meningkatkan suhu pada tingkat yang sama sebagai referensi. Hal ini disebabkan penyerapan
panas oleh sampel karena mengalami transisi endotermik fase dari padat ke cair. Demikian
juga, sebagai sampel mengalami proses eksotermik (seperti kristalisasi) lebih sedikit panas
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sampel. Dengan mengamati perbedaan aliran panas
antara sampel dan referensi, diferensial scanning kalorimeter mampu mengukur jumlah panas
yang diserap atau dilepaskan selama transisi tersebut.DSC juga dapat digunakan untuk
mengamati perubahan fisik yang lebih halus, seperti transisi kaca. Hal ini banyak digunakan
dalam pengaturan industri sebagai instrumen pengendalian kualitas karena penerapannya
dalam mengevaluasi kemurnian sampel dan untuk mempelajari kemurnian polimer.Prinsip
DSC, adalah mengukur sejumlah energi (panas) yang diserap ata dilepaskan oleh suatu
sampel ketika dipanaskan, didinginkan atau didiamkan pada temperatur konstan. Metode
DSC (Diffrential Scanning Calorimetry) juga dapat memantau dekomposisi themo-oksidatif
dan untuk mendeteksi pemalsuan dalam lemak dan minyak.

Anda mungkin juga menyukai