NIM : 201851254
MATA KULIAH : Analisis Kimia Pangan Halal
DOSEN PENGAMPU : Apt. Dede Komarudin,M.Farm.
TANGGAL UJIAN : Sabtu/ 8-Mei-2021
NO.BANGKU/NO.RUANG : 404/44
1. Jelaskan dasar hukum, latar belakang, undan – undang dan tujuan dari produk halal!
Jawab : Dasar hukum yang mengatur tentang produk halal yaitu surat al baqoroh ayat 168
2. Apa yang anda ketahui dari identifikasi produk pangan halal menggunakan
polymerase chain reaction, lalu jelaskan tahapannya!
Jawab : Polymerase chain reaction (PCR) adalah teknik di bidang biologi molekuler yang
digunakan untuk mereplikasi salinan sepotong DNA di bagian tertentu, sehingga
menghasilkan ribuan hingga jutaan salinan sekuens DNA tertentu. Molekul dengan prinsip
kerja polymerase chain reaction (PCR) merupakan metode biologi, dan metode analisis
khusus yang dapat digunakan untuk pengujian halal adalah metode biologi molekuler.
Prinsip dari metode ini adalah memperkuat fragmen DNA spesifik yang menjadi DNA
target. Analisis PCR makanan dimulai pada tahap mengisolasi DNA dari makanan, dan
kemudian DNA target diamplifikasi dengan PCR.
Tahapan
• Denaturasi
DNA cetakan dipisahkan menjadi dua untai tunggal dengan pemanasan 950 C di
dalam campuran yang mengandung oligonukleotida primer dengan jumlah
berlebih serta keempat dNTP. Suhu ini kemudian dikurangi menjadi 550 C, untuk
memberi kesempatan primer menempel (anneal) pada sekuen target.
• Penempelan primer (annealing)
Primer akan membentuk ikatan hidrogen dengan cetakan pada daerah sekuen
yang komplementer dengan sekuen primer. Suhu penempelan tergantung pada
panjang primer dan sekuen DNA targetnya. Setelah penempelan primer, suhu
inkubasi dinaikkan menjadi 720C untuk proses perpanjangan (extension) sekuen
DNA target.
• Pemanjangan (elongation)
Proses perpanjangan ini dapat terjadi karena enzim DNA polimerase. Produk pertama dari
hasil amplifikasi akan berfungsi sebagai cetakan untuk siklus kedua, demikian seterusnya.
Apabila sikus denaturasi, penempelan primer dan pemanjangan diulang-ulang maka DNA
target akan dilipatgandakan. Produk utama yang dihasilkan adalah segmen DNA untai ganda
yang panjangnya ditentukan oleh jarak antara kedua primer.
3. Dari ketiga Metode PCR, mana menurut anda yang paling baik dalam identikasi
kandungan babi, Berikanalasannya!
Jawab : Menurut saya salah satu metode analisis cepat dan spesifik yang dapat digunakan
untuk halal test yaitu melalui pendekatan biologi molekuler dengan prinsip kerja Polymerase
Chain Reaction (PCR). Dimana prinsip metode ini mengamplifikasi fragmen DNA spesifik
yang menjadi DNA target. Analisis PCR pada makanan dimulai dari tahap isolasi DNA dari
produk makanan, amplifikasi DNA target dengan PCR. pada rapid test (tes cepat) yang
diperiksa potongan protein dari babi, baik lemak atau daging. Sementara pada tes PCR yang
diperiksa DNA dari babi tersebut. (PCR) lebih akurat, tapi mahal dan harus di laboratorium.
Sebab akurasinya juga berdampak kalau ada kontaminan, ikut terdeteksi, jadi yang negatif
terbaca positif. Kemungkinan adanya senyawa inhibitor (penghambat) maka reaksi PCR
terutama dari bahan pangan olahan bisa dikira negatif (tidak ada pita) tapi sebenarnya ada
kandungan bahan babi cuma reaksi PCR tidak bekerja. Selain kelemahan itu, (PCR) mahal,
perlu tenaga ahli, lab terakreditasi, dan juga kemungkinan pencemaran dalam penyiapan
(false positive).
4. Apa yang anda ketahui dari metode ELISA dalam identifikasi produk pangan halal?
Jelaskan kelebihan dan kekurangannya
Jawab : Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) adalah teknik biokimia yang terutama
digunakan di bidang imunologi untuk mendeteksi adanya antibodi atau antigen dalam
sampel. Metode ELISA sangat cocok untuk pengujian rutin karena dapat digunakan untuk
jumlah sampel yang banyak, waktu yang relatif cepat, peralatan yang cukup rumit, namun
dengan harga yang terjangkau. ELISA memiliki stabilitas yang baik terhadap epitop dalam
perlakuan panas dan penambahan natrium nitrat, natrium klorida, fosfat, sitrat, dan askorbat.
Metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) memiliki kemampuan yang baik
untuk mengidentifikasi ras babi dalam makanan hewani. Metode ELISA digunakan sebagai
metode pengujian untuk mengidentifikasi spesies yang tidak diinginkan pada pangan hewani
di masyarakat, khususnya metode penambahan babi pada pangan hewani berbasis daging
sapi.
Kelebihan ELISA: