Oleh :
LUSI OKTAVIANA
223510045
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah
ini. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan bagi nabi kita Muhammad
SAW, keluarga dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai bahan laporan
harian bagi mahasiswa dalam kegiatan PKL dimana untuk menambah wawasan
pengetahuan tentang Perbedaan PCR Konvensional dengan Real-time PCR, dengan
makalah ini saya mengharapkan bisa memberikan manfaat kepada pembaca. Saya
menyaadari sepenuhnya pada makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih
banyak kekurangan dalam pembahasan materi dan teknis penulisan, maka besar
harapan saya akan saran dan masukan untuk perbaikan kedepannya.
Tidak lupa saya ucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan arahan untuk membuat makalah ini dan tidak lupa untuk rekan-
rekan saya ucapkan terimakasih semoga bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
iii
ABSTRAK
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
contoh yang terkenal yaitu deteksi Human Papiloma Virus mengunakan tes Pap
Smear atau deteksi kelainan sel menggunakan metode imunohistokimia. Namun
terkadang, deteksi semacam itu rentan akan terjadinya kesalahan dalam penafsiran
hasil dikarenakan rendahnya sensitifitas metode yang mungkin terjadi karena
rusaknya antibodi yang digunakan (misalkan salah proses penyimpanan atau
kadaluarsa) atau rendahnya kualitas sampel jaringan akibat proses penyimpanan yang
terlalu lama.
1.3 Tujuan
2
BAB II
Tinjauan Pustaka
3
target PCR dan digunakan untuk mengawali sintesis rantai DNA. Panjang basa DNA
primer umumnya 15-25 nukleotida dan mempunyai 50-60% kandungan Guanine
ditambah Cytocine. Primer yang digunakan dalam PCR ada dua yaitu oligonukleotida
yang mempunyai sekuen yang identik dengan salah satu rantai DNA cetakan pada
ujung 5’-fosfat dan oligonukleotida yang kedua identik dengan sekuen pada ujung 3’-
OH rantai DNA cetakan yang lain. Masing-masing dari dua primer PCR melengkapi
untaian tunggal yang berbeda dari target untaian ganda. Untuk mendapatkan skrining
sekuen yang potensial dan homolog, rancangan primer ditetapkan dengan
menggunakan perangkat lunak seperti Oligo (National Biosciences, Plymouth, NC)
atau situs pencarian online seperti BLAST (NCBI, www.ncbi.nlm.nih.gov/BLA ST/).
4
Perpanjangan atau ekstensi fragmen DNA dengan enzim polimerase dan
primer untuk menghasilkan kopi DNA yang dapat berfungsi sebagai DNA cetakan
untuk siklus selanjutnya yang berlangsung pada suhu 70-78oC.
Kedua DNA cetakan asli dan target yang teramplifikasi selanjutnya berfungsi
sebagai substrat untuk proses denaturasi, penempelan primer dan perpanjangan
fragmen DNA. Berdasarkan teori, setiap siklus akan menggandakan jumlah kopi
target DNA sehingga terjadi amplifikasi geometri. Amplifikasi DNA target sebanyak
25 siklus akan menghasilkan 33 juta kopi. Setiap penambahan 10 siklus
menghasilkan 1024 lebih kopi. Rataan perubahan suhu atau tahapan lamanya inkubasi
di setiap suhu dan jumlah waktu setiap siklus yang diulang, dikontrol dengan suatu
program dari alat thermal cycler. Jumlah siklus amplifikasi PCR harus dioptimasi
tergantung pada konsentrasi awal DNA target. Minimal diperlukan 25 siklus untuk
dapat melipatgandakan satu kopi sekuenDNA target sehingga hasil PCR dapat dilihat
secara langsung dengan menggunakan agar elektroforesis.
Keberhasilan proses PCR ditentukan oleh jenis enzim DNA polimerase yang
digunakan. Enzim DNA polimerase yaitu enzim yang melakukan katalisis reaksi
sintesis rantai DNA. Enzim DNA polymerase idealnya harus tahan panas,
mempunyai laju polimerisasi dan prosesivitas yang tinggi. Prosesivitas adalah
kemampuan suatu enzim polimerase untuk menggabungkan nukleotida dengan suatu
primer secara terus menerus tanpa terdisosiasi dari kompleks primer- DNA cetakan.
5
silang lebih sedikit, kemampuan aplikasi penggunaannya untuk pengujian lebih
banyak. Polymerase Chain Reaction (PCR) real time tepat untuk berbagai aplikasi
seperti analisis ekspresi gen, penentuan jumlah virus, deteksi organisme yang
mengalami mutasi genetik, diskriminasi alel dan genotipe single nucleotide
polymorphisms (SNP).
Jumlah siklus yang diperlukan untuk mencapai ambang batas disebut Ct.
Siklus Ct adalah prinsip dasar dari PCR real time dan sebagai bagian yang sangat
penting untuk memperoleh data yang akurat. Nilai Ct PCR real time sangat
berkorelasi dengan kuantitas urutan DNA target.
6
4. Terjadi Proses Aneling unutk memasang primer untuk memperpanjang
segmen sDNA
5. Setelah terbentuk segmen cDNA bar kemudian pemeriksaan melalui
proses pemeriksaan seperti biasa.
Analisa pengukuran DNA Genom terhadap kualitas dan kuantitas DNA yang
telah diisolasi dapat diuji secara kualitatif dengan elektroforesis gel agarose dan
kuantitatif dengan spektrofotometer. Pengukuran jumlah DNA melalui
spektrofotometer didasarkan pada prinsip iradiasi sinar ultra violet (UV) yang diserap
oleh nukleotida dan protein dalam larutan.
7
Hasil deteksi amplifikasi yang dijalankan dengan Real Time PCR dalam
Rotor Gene Q ditampilkan dalam bentuk grafik pada layar komputer dengan softwer
Rotor Gene Q Series. Grafik-grafik yang ditampilkan barupa grafik sampe kontrol
positif dan grafik amplifikasi sampel uji. Amplifikasi beberapa tingkat pengeceran
kontrol positif secara otomatis oleh software Roto Gene Q Series akan digambarkan
dalam bentuk kurva standar, selain grafik amplifikasi sampel uji. Tiga titik pada
kurva standar menunjukkan terdapat tiga tingakt pengenceran yang memiliki nilai
CT. Kurva ini akan memplotkan log dari konsentrasi tiga atau lebih sampel yang
telah diketahui nilai kosentrasinya, sehingga kurva standar dapat digunakan untuk
mengihutung konsentrasi sampel. Sebuah kurva standar dengan standar positif harus
memiliki kriteria nilai efisiensi >80%, nilai slope diantara -3.1 sampai -3.8, dan nilai
R2 >0.980. Hasil positif ditandai dengan adanya akumulasi pada signal fluoresen dan
melintasi base line thershold. sedangkan nilai negatif tidak melintasinya.
8
2.5 Validasi Polymerase Chain Reaction Konvensional dan Real Time-PCR
9
RNA mempunyai pengaruh terhadap terbentuknya kurva standar. Penggunaan bahan
acuan tergantung pada identifikasi efisiensi amplifikasi bahan acuan dan sampel
cDNA. Sampel cDNA biasanya mengandung penghambat PCR yang diperoleh dari
sisa proses ekstraksi RNA, penggunaan DNase, tahap reverse transcriptase, atau
semua hal yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap efisiensi PCR.
10
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Metode PCR dibedakan menjadi dua yaitu PCR konvensional dan real time.
Analisis hasil amplifikasi fragmen DNA pada PCR konvensional dilakukan dengan
visualisasi di agar elektroforesis. Sedangkan PCR real time, jumlah DNA yang
diamplifikasi dapat dideteksi dan diukur di setiap siklus proses PCR.
11
PCR Konvensional Real-time PCR (qPCR)
Memerlukan waktu yang Memerlukan waktu yang
lebih lama lebih cepat dari PCR
Konvensional
Bersifat kualitatif Bersifat kuantitatif
Sensitivitas rendah Sensitivitas tinggi
Presisi rendah Presisi tinggi
Kurang sensitif Akurat
Ada tahapan setelah PCR Tidak ada tahapan setelah
PCR
Deteksi keberadaan DNA Pengamatan dapat
dilakukan pada akhir dilakukan saat reaksi
reaksi berlangsung
Pengamatan keberadaan Keberadaan DNA hasil
DNA hasil amplifikasi amplifikasi dapat diamati
dilakukan di gel agarosa pada grafik yang muncul
setelah dilakukan sebagai hasil akumulasi
elektroforesis flouresensi dari probe
(penanda)
Biaya relatif lebih murah Biaya relatif lebih mahal
3.2 Saran
Pemeriksaan PCR harus dikerjakan baik dan benar, pengunaan ruangan di
usahakan tidak terdapat kontaminasi dari virus atau bakteri lain yang akan
mengganggu. Pada setiap melakuakan PCR harus dilakukan juga kontrol positif,
ini diperlukan untuk memudahkan pemecahan masalah apabila terjadi hal yang
tidak diinginkan. Selain itu juga dilakukan terhadap kontrol negatif untuk
menghindari kesalahan positif semu.
12
DAFTAR PUSTAKA
Bugi Ratno Budiarto. 2015. Polymerase Chain Reaction (PCR). Perkembangan dan
Perannya Dalam Diagnostic Kesehatan.Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI
Dyah Ayu Hewajuli dan Dharmayanti NLPI. 2014. Perkembangan Teknologi Reverse
Transcriptase-Polymerase Chain Reaction dalam Mengidentifikasi Genom.
Avian Influenza dan Newcastle Diseases. Balai Besar Penelitian Veteriner.
Joni, K., & Arumingtyas, E. A. 2020. Polymerase Chain Reaction (PCR). Teknik dan
Fungsi. Malang. UB Press.
Waller, Joseph, Parveer, K., & Tucker, A. 2020. Diagnostic Tool for Coronavirus
Disease (COVID-19). Comparing CT and RT-PCR Viral Nucleic Acid
Testing. University Collage of Medicine
13