Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan terkini metode analisis makanan


Analisis makanan merupakan salah satu aspek penting dalam memahami
kandungan nutrisi dan keamanan pangan. Seiring dengan kemajuan teknologi dan
penelitian ilmiah, metode analisis makanan terus mengalami perkembangan untuk
memberikan informasi yang lebih akurat, cepat, dan komprehensif. Perkembangan ini
menjadi krusial karena tuntutan akan keamanan pangan yang semakin meningkat di
tengah perubahan pola konsumsi dan tantangan global terkait ketahanan pangan.
Pork Detection Test atau Porcine Test, sebuah metode uji cepat menggunakan
immunokromatografi lateral flow, digunakan untuk kualitatif atau semi-kuantitatif
deteksi antigen daging babi dalam sampel makanan. Metode ini berbasis protein
dengan prinsip ikatan antibodi-antigen, di mana antigen dari sampel berikatan dengan
antibodi spesifik pada partikel mikro berwarna. Kecepatan pengujian menjadi
keunggulan utama, meskipun kelemahan terkait sifat protein yang tidak stabil
terhadap panas perlu diatasi. Proses kerjanya melibatkan pergerakan lateral campuran
sampel, partikel mikro, dan antibodi babi, membentuk garis berwarna pada strip tes
sebagai indikasi positif deteksi daging babi. Dalam konteks perkembangan metode
analisis makanan, inovasi terus dilakukan untuk meningkatkan kestabilan protein dan
akurasi deteksi.1
Gas Chromatography (GC) atau kromatografi gas adalah metode analisis yang
memanfaatkan laju aliran tinggi dan berat molekul rendah untuk memberikan waktu
analisis yang singkat dan suhu elusi yang rendah. Dalam konteks analisis makanan,
khususnya untuk mendeteksi pemalsuan seperti pada miyak, lemak, dan alkohol, GC
digunakan untuk membandingkan waktu retensi dan daerah puncak asam lemak.
Metode ini terbukti efektif dalam mengidentifikasi sumber lipid, serta profil
metabolik alkohol yang relevan dalam konteks kepatuhan terhadap prinsip-prinsip
halal. Teknik GC menjadi bagian integral dari Pork Detection Kit (PDK) untuk
otentikasi produk halal, memberikan kontribusi pada pengembangan metode analisis
makanan yang akurat dan sesuai dengan prinsip kehalalan pangan dalam Islam.2
Matrix-Assisted Laser Desorption Ionization-Time of Flight Mass Spectrometry
(MALDI-TOF-MS) dan Fourier Transform-Infrared Spectroscopy (FTIR) adalah dua
metode spektrometri yang berperan kunci dalam analisis makanan. MALDI-TOF-MS
efektif dalam mengidentifikasi asal usul daging dan gelatin, termasuk deteksi gelatin
babi dalam campuran, dengan keunggulan kecepatan, keandalan, dan hemat biaya.
Sementara itu, FTIR menjadi alternatif menarik dengan kemampuannya memberikan
analisis konsisten lemak babi dalam campuran, meskipun memiliki keterbatasan
1
Andriyani, E., Fais, N. L., & Muarifah, S. (2019). Perkembangan Penelitian Metode Deteksi Kandungan Babi untuk
Menjamin Kehalalan Produk Pangan Olahan. Journal of Islamic Studies and Humanities, 4(1), 104–126.
https://doi.org/10.21580/jish.41.4888
2
Ibid
dalam identifikasi jenis dan kandungan spesifik sampel. Kedua teknik ini
memberikan kontribusi penting dalam pengembangan metode analisis makanan,
memainkan peran vital dalam otentikasi makanan halal dengan sensitivitas terhadap
kontaminan seperti lemak babi dalam produk pangan.3
Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan teknologi biologi molekuler yang
memungkinkan perbanyakan sekuens DNA tertentu secara invitro. Dengan
melibatkan tiga tahap, yaitu denaturasi, penempelan primer, dan pemanjangan, PCR
mampu memperbanyak DNA target dengan cepat dan efisien. Keunggulan utama
PCR terletak pada kemampuannya untuk memperbanyak sekuen target pada preparasi
DNA kasar atau RNA tanpa perlu pemurnian cetakan. Analisis biologi molekuler
menggunakan PCR memiliki kelebihan, terutama dalam mendeteksi dan
mengidentifikasi spesifik DNA, dengan kestabilan DNA yang tinggi pada produk
makanan. Metode PCR dapat dikembangkan dengan berbagai variasi, seperti
Multiplex PCR yang memungkinkan perbanyakan beberapa target DNA secara
simultan, Real-Time Polymerase Chain Reaction DNA (RT-PCR) yang memiliki
kemampuan mendeteksi jumlah sampel yang sedikit, dan Duplex droplet digital PCR
(dddPCR) yang menghadirkan kombinasi primer spesifik dan andal untuk identifikasi
material sapi dan babi dalam produk campuran daging. Dengan demikian, PCR
menjadi alat yang efektif dalam analisis makanan, terutama dalam mendeteksi dan
mengonfirmasi kandungan daging babi dalam produk pangan.4
Uji Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) merupakan metode
imunologis yang umumnya digunakan untuk mengukur antibody, antigen, protein,
dan glikoprotein dalam sampel biologis. Dalam konteks analisis makanan, Tukiran et
al. (2016) telah mengembangkan suatu metode ELISA yang dapat digunakan untuk
mendeteksi dengan cepat gelatin babi pada sarang burung yang dapat dimakan.
Meskipun ELISA dapat memberikan hasil yang cepat dalam deteksi, metode ini
memiliki kelemahan karena membutuhkan waktu yang cukup lama dan sulit untuk
menemukan antigen yang spesifik. Dalam perbandingan dengan metode analisis lain,
seperti Polymerase Chain Reaction (PCR) yang mencapai amplifikasi DNA secara
cepat dan spesifik, ELISA memiliki keterbatasan tertentu dalam kecepatan dan
kemudahan deteksi antigen tertentu. Meski demikian, ELISA tetap menjadi salah satu
alat yang berguna dalam analisis makanan, terutama dalam konteks identifikasi bahan
tertentu, seperti gelatin babi dalam produk pangan.5
Proton Nuclear Magnetic Resonance (1H NMR) adalah teknik spektroskopi NMR
yang memanfaatkan resonansi magnetik inti hidrogen (1H) dalam molekul untuk
menentukan struktur molekulnya. Dalam konteks analisis makanan, 1H NMR telah
digunakan secara luas untuk otentikasi minyak zaitun. Keunggulan teknik ini meliputi
persiapan sampel yang minimal, waktu analisis yang singkat, sifat non-destruktif, dan
reproduktivitas yang baik. Fang et al. (2013) melakukan penelitian terkait otentikasi
3
Andriyani, E., Fais, N. L., & Muarifah, S. (2019). Perkembangan Penelitian Metode Deteksi Kandungan Babi untuk
Menjamin Kehalalan Produk Pangan Olahan. Journal of Islamic Studies and Humanities, 4(1), 104–126.
https://doi.org/10.21580/jish.41.4888
4
Ibid
5
Ibid
minyak nabati dengan memanaskan lemak berbeda menggunakan 1H NMR dan gas
chromatography/mass spectroscopy (GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
data NMR tidak mencapai tingkat deteksi yang baik dibandingkan dengan data
GC/MS dalam hal sensitivitas dan spesifitas. Meski demikian, model Partial Least
Square (PLS) berhasil dibuat untuk mendeteksi sekitar 5% lemak babi dan lemak sapi
dalam minyak canola. Meskipun 1H NMR memiliki kelebihan tertentu, keterbatasan
dalam mendeteksi komponen tertentu menunjukkan bahwa kombinasi dengan teknik
analisis lain, seperti GC-MS, dapat meningkatkan ketepatan dan keandalan hasil
analisis makanan.6

2.2 Perkembangan terkini metode analisis BKO dalam jamu


Dalam menghadapi tantangan keamanan dan kualitas produk jamu, penting untuk
meninjau perkembangan terbaru dalam teknik analisis BKO yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan menetapkan kandungan bahan kimia obat dalam produk jamu.
Perkembangan metode analisis ini menjadi krusial mengingat potensi dampak negatif
kesehatan yang dapat dihasilkan oleh BKO dalam jamu. Oleh karena itu, pemahaman
mendalam tentang metode analisis BKO dalam jamu menjadi landasan untuk
memastikan keamanan dan keefektifan produk tradisional ini dalam mendukung
kesehatan masyarakat.
Strip indikator merupakan alat uji cair yang menggunakan reagen spesifik untuk
mendeteksi senyawa tertentu. Dalam konteks penelitian terbaru, strip indikator tidak
hanya digunakan untuk mengidentifikasi bahan kimia obat (BKO) seperti rhodamin
B, metampiron, dan formalin dalam jamu, tetapi juga untuk mendeteksi sirkulasi
antigen katodik (CCA) sebagai diagnosis Schistosomiasis. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa strip indikator dapat menjadi alternatif yang cukup baik untuk
deteksi BKO dalam jamu, dengan spesifisitas dan sensitivitas tertentu. Sebagai
contoh, pengembangan strip indikator berbasis polistiren divinilbenzen (PSDVB)
digunakan untuk identifikasi parasetamol dalam jamu, menunjukkan hasil yang
menjanjikan dengan batas deteksi yang cukup rendah. Selain itu, pengembangan
prototype strip indikator series dari selulosa bakterial memberikan harapan untuk
identifikasi senyawa analgesik seperti parasetamol, aspirin, dan asam mefenamat
dalam jamu. Penelitian ini menggambarkan kemajuan signifikan dalam
pengembangan metode analisis BKO dalam jamu, menunjukkan potensi strip
indikator sebagai alat yang efektif dan praktis dalam pemantauan kualitas produk
tradisional ini.7
Penelitian Pratiwi Ayu, & Arinda Nur Cahyani, yang menggunakan metode reaksi
warna dan kromatografi lapis tipis untuk menganalisis Bahan Kimia Obat (BKO)
dalam jamu pegal linu di wilayah Ajibarang, dapat diperkaya dengan
mengintegrasikan perkembangan terkini dalam metode analisis BKO. Metode-metode
6
Andriyani, E., Fais, N. L., & Muarifah, S. (2019). Perkembangan Penelitian Metode Deteksi Kandungan Babi untuk
Menjamin Kehalalan Produk Pangan Olahan. Journal of Islamic Studies and Humanities, 4(1), 104–126.
https://doi.org/10.21580/jish.41.4888
7
Nurrohmah, S., & Mita, S. R. (2016). Review Artikel : Analisis Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Jamu Menggunakan
Strip Indikator. Farmaka, 15(2), 200–206. http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/13248
mutakhir seperti spektrometri massa, kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC), dan
penggunaan kecerdasan buatan dapat meningkatkan ketepatan identifikasi dan
kuantifikasi senyawa dalam jamu. Adopsi teknologi informasi dan pemodelan
statistik juga dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam terkait komposisi dan
keamanan jamu. Integrasi teknologi ini akan mendukung penelitian lebih lanjut untuk
memahami secara komprehensif profil kimia jamu tradisional, serta mendukung
pengembangan standar analisis yang lebih canggih.8
Penelitian ini menyoroti relevansi perkembangan terkini dalam metode analisis
Bahan Kimia Obat (BKO) dalam jamu, terutama dalam konteks identifikasi dan
penentuan kadar sibutramin HCl. Meskipun metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
digunakan untuk analisis kualitatif, kemajuan terbaru dalam teknik analisis BKO
dapat mencakup penggunaan metode-metode modern, seperti kromatografi cair
berkinerja tinggi (HPLC) atau kromatografi gas-massa (GC-MS). Pendekatan-
pendekatan ini dapat memberikan hasil yang lebih akurat, sensitif, dan dapat
diandalkan dalam mendeteksi komponen-komponen tertentu, termasuk sibutramin
HCl, dalam jamu.9
Pengembangan metode analisis Bahan Kimia Obat (BKO) dalam jamu, seperti
yang terjadi dalam penelitian ini pada jamu pegal linu, mencerminkan respons
terhadap kebutuhan akan teknik analisis yang lebih canggih dan terkini. Penelitian ini
memfokuskan pada pengembangan metode semikuantitatif menggunakan gambar
digital hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) untuk mendeteksi BKO, khususnya
parasetamol. Seiring dengan perkembangan teknologi, metode semikuantitatif ini
memanfaatkan aplikasi qTLC untuk pemrosesan gambar digital, memungkinkan
evaluasi yang lebih akurat. Meskipun penelitian ini fokus pada satu BKO tertentu,
prinsip semikuantifikasi ini dapat diperluas untuk analisis BKO lainnya dalam jamu.
Hal ini menggarisbawahi pentingnya mengadopsi metode analisis yang terkini guna
memastikan kualitas dan keamanan jamu tradisional yang beredar di masyarakat,
serta meningkatkan efektivitas pengawasan produk-produk tersebut.10

2.3 Perkembangan terkini metode analisis Kosmetika


2.4 Perkembangan terkini metode analisis PKRT

SUMBER PUSTAKA

8
Pratiwi Ayu, & Arinda Nur Cahyani. (2023). ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF BAHAN KIMIA OBAT (BKO)
ANTALGIN PADA JAMU PEGAL LINU TIDAK BPOM YANG BEREDAR DI WILAYAH AJIBARANG. Jurnal Mahasiswa Ilmu
Kesehatan, 1(1), 1–10. https://doi.org/10.59841/jumkes.v1i1.21
9
Wisnu, A., Sudewi, S., & Lolo, W. A. (2017). Analisis Bahan Kimia Obat Sibutramin Hcl pada Jamu Pelangsing yang
Beredar di Kota Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT, 6(4), 75–81.
https://doi.org/10.35799/pha.6.2017.17720
10
Ferry Fernanda, M. A. H., & Kusuma Wardani, R. (2022). Analisis Semikuantitatif Parasetamol Dalam Jamu Pegal
Linu Menggunakan Pemrosesan Gambar Digital dari Hasil Kromatografi Lapis Tipis. Pharmaceutical Journal of
Indonesia, 8(1), 71–77. https://doi.org/10.21776/ub.pji.2022.008.01.7
Andriyani, E., Fais, N. L., & Muarifah, S. (2019). Perkembangan Penelitian Metode Deteksi
Kandungan Babi untuk Menjamin Kehalalan Produk Pangan Olahan. Journal of Islamic
Studies and Humanities, 4(1), 104–126. https://doi.org/10.21580/jish.41.4888
Ferry Fernanda, M. A. H., & Kusuma Wardani, R. (2022). Analisis Semikuantitatif Parasetamol
Dalam Jamu Pegal Linu Menggunakan Pemrosesan Gambar Digital dari Hasil
Kromatografi Lapis Tipis. Pharmaceutical Journal of Indonesia, 8(1), 71–77.
https://doi.org/10.21776/ub.pji.2022.008.01.7
Nurrohmah, S., & Mita, S. R. (2016). Review Artikel: Analisis Bahan Kimia Obat (BKO) dalam
Jamu Menggunakan Strip Indikator. Farmaka, 15(2), 200–206.
Pratiwi Ayu & Arinda Nur Cahyani. (2023). ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF
BAHAN KIMIA OBAT (BKO) ANTALGIN PADA JAMU PEGAL LINU TIDAK
BPOM YANG BEREDAR DI WILAYAH AJIBARANG. Jurnal Mahasiswa Ilmu
Kesehatan, 1(1), 1–10. https://doi.org/10.59841/jumkes.v1i1.21
Wisnu, A., Sudewi, S., & Lolo, W. A. (2017). Analisis Bahan Kimia Obat Sibutramin Hcl pada
Jamu Pelangsing yang Beredar di Kota Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi-
UNSRAT, 6(4), 75–81. https://doi.org/10.35799/pha.6.2017.17720

Anda mungkin juga menyukai