Anda di halaman 1dari 3

Nama: Ilham Zinedine Putra

NPM : 23 02 31 0168
Kelas: Informatika D 23
Uas Religion

Analisis

Manusia merupakan satu bagian dari alam semesta yang bersama-sama dengan
makhluk hidup lainnya mengisi kehidupan di alam semesta ini. Dibandingkan dengan
binatang, manusia memiliki fungsi tubuh dan fisiologis yang tidak berbeda. Namun,
dalam hal yang lain manusia tidak dapat disamakan dengan binatang, terutama dengan
kelebihan yang dimilikinya, yakni akal, yang tidak dimiliki oleh binatang. Para ahli
ilmu pengetahuan tidak memiliki kesamaan pendapat mengenai manusia. Perbedaan
pendapat ini disebabkan oleh adanya kekuatan dan peran multidimensional yang
diperankan oleh manusia. Mereka melihat manusia hanya dari satu aspek saja,
padahal aspek yang ada cukup banyak. Karena itulah hasil pengamatan mereka
tentang manusia berbeda-beda antar satu dengan lainnya. Perbedaan aspek ini pula
yang kemudian melahirkan berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan manusia. Di
samping itu, manusia juga dapat mengaktualisasikan dirinya sebagai makhluk yang
mulia dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari makhluk lain dengan berbekal
potensi-potensi.¹

Di bumi manusia dapat berperan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Peran


apa saja yang dimainkan manusia di bumi ini, al Quran menggariskan jangan sampai
manusia keluar dari dua fungsi pokoknya, yakni:

1. Fungsi kekhalifahan (khalifah Allah). Kehadiran manusia di bumi ini adalah


sebagai khalifah atau wakil Allah di bumi. Khalifah bisa juga diartikan sebagai
pemimpin. Karena itu, manusia harus dapat memerankan dirinya sebagai
pemimpin di muka bumi ini. Fungsi kepemimpinan ini harus diperankan manusia
sesuai dengan kapasitasnya masing-masing yang banyak didukung oleh potensi
kecerdasannya.

2. Fungsi ibadah (hamba Allah). Di samping manusia harus menjadi khalifah di


bumi, manusia juga harus melakukan fungsi utamanya, yakni beribadah kepada
Allah. Fungsi ibadah ini dapat dijalankan manusia sesuai dengan petunjuk-
petunjuk yang diberikan oleh Allah melalui al-Quran dan juga yang dijelaskan
oleh Nabi melalui hadisnya. Fungsi ini sangat didukung oleh potensi agama yang
dimiliki manusia. Semakin tinggi potensi keagamaan manusia, maka akan
semakin maksimal dia dapat beribadah kepada Allah.
Dua fungsi di atas harus berjalan bersama-sama dan tidak boleh manusia hanya
menjalankan satu fungsi saja serta meninggalkan fungsi yang lain. Sebagai teladan
manusia, Nabi Muhammad saw. menyontohkan bagaimana melakukan kedua fungsi
itu dalam kehidupan beliau, baik sebagai kepala negara maupun sebagai nabi, yang
dua-duanya dijalankan dengan sebaik mungkin. Sebagai umatnya kita pun harus
meneladaninya dengan berusaha memaksimalkan kedua fungsi itu dalam kehidupan
kita. Keterkaitan antara manusia dengan agama, dapat ditelusuri dari beberapa hal, di
antaranya kodrat manusia beragama, gambaran manusia beragama, dan kebutuhan
manusia akan agama¹ . Keberadaan Tuhan atau kesadaran spiritual bukanlah hal yg
tidak ada, tetapi muncul dalam dinamika kehidupan manusia, terutama dalam
menghadapi ketidakpastian dan tantangan.
Dalam Islam, ajaran-ajaran seperti tawakkal, istighfar , dan doa sebagai bentuk
ibadah menekankan pentingnya hubungan manusia dengan Tuhan dalam segala aspek
kehidupan. Study kasus di atas mencerminkan realitas bahwa orang sering menyadari
ketergantungan mereka pada Tuhan dalam momen-momen kesengsaraan. Ada hadist
yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi Rasulullah bersabda:
“Siapa yang ingin dikabulkan oleh Allah ketika tertimpa kesulitan dan kesusahan,
hendaknya memperbanyak doa ketika senang”.
Kesusahan itu bisa berupa kemelaratan, sakit, musibah, bencana, dan sebagainya.
Ungkapan hidupnya masa dari sesaat dan ringan hanya berarti “menyentuhnya” hanya
itu kesusahan bahwayang panjang, tidak sampai“menimpanya” dengan dahsyat.
Namun demikian, hanya dengan sentuhan sedikit kesusahan saja, mereka sudah
merasa dunia ini gelap. Mereka segera berdoa kepada Allah SWT agar segera
dilepaskan dari kesusahan itu.

Study kasus

Kadang kala keyakinan seseorang ditutupi dan tidak dinyatakan. Namun dalam
keadaan tertentu ia muncul tiba-tiba. Misalnya dalam keadaan gembira ria orang
sering melupakan Tuhannya, namun dalam keadaan kritis, missal Ketika dalam
keadan bahaya maut antara hidup dan mati, Ketika sedang berlayar ditengah lautan
dengan badai dan topan, orang khusyuk berdo’a memohon keselamatan kepada Allah
SWT.

Kasus diatas memungkinkan bahwa pada prinsipnya pada setiap manusia mengakui
adanya Allah SWT. Analisislah dan Jelaskan bagaimana tanggapan saudara terhadap
perilaku manusia dalam kasus tersebut !

Tanggapan

Pernyataan yang diatas itu memberikan gambaran terkait pengamatan umum


mengenai perilaku manusia dalam beberapa kondisi yang berbeda. Beberapa orang
mungkin lebih cenderung mencari kehadiran Tuhan ataupun memperkuat keyakinan
mereka disaat yang sulit. Hal tersebut dapat diartikan sebagai bentuk refleksi alamiah
manusia yang sadar akan keterbatasannya serta kebutuhan akan bantuan atau
perlindungan dari yang lebih besar, yang banyak diidentifikasi sebagai Tuhan atau
kekuatan ilahi.

Manusia di dunia pasti di hadapkan pada salah satu dari dua hal yaitu kesenangan dan
kesulitan, dua hal ini adalah sunnatullah yang merupakan manifestasi dari penciptaan
pasangan oleh Allah bagi segala makhluk, ada siang dan malam, ada hidup dan mati,
ada kaya dan miskin, dan ada pula yang senang dan sengsara, dan semua itu dimiliki
oleh manusia tapi penerimaannya yang berbeda beda, jadi tidak heran kalau sifat
manusia itu sering berubah ubah karena sudah sunnatullahnya, kita sebagai manusia
harus mendalami ilmu agama supaya tau mana yang benar dan mana yang salah, dan
kita juga harus banyak bersabar dan bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada
kita. Islam mengajarkan bahwa ketika kita berada dalam kesulitan, maka sikap sabar
yang mesti dilakukan. Sebab dengan kesabaran, seseorang akan menjadi lapang dan
Rela menerima segala yang ditakdirkan oleh Allah swt.. terutama takdir yang buruk
Diharapkan Dengan kesabaran ini, Allah swt. Akan mengganti keadaan yang sulit
dengan kemudahan.

Kutipan
1 Aflatun Mukhtar, Tunduk kepada Allah: Fungsi dan Peran Agama dalam
Kehidupan Manusia,

(Jakarta: Paramadina, 2001), h. 102.

Refrensi
https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/riayah/article/download/2810/1902/

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6373125/definisi-iman-dalam-islam-
sebuahkeyakinan-terhadap-allah-dan-rasul-nya

https://iqra.republika.co.id/berita/riv73h320/alquran-jelaskan-perilaku-negatif-
manusia-saatsusah-dan-senang

Anda mungkin juga menyukai