Anda di halaman 1dari 8

KARYA TULIS ILMIAH

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT BETAWI DALAM


PROSESI PERNIKAHAN DI ERA MODERN

SAID TAFTAZANI

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 4 JAKARTA

2022
Tahun 2022

LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul “Kearifan Lokal Masyarakat Betawi Dalam Prosesi
Pernikahan di Era Modern” ini diajukan sebagai syarat kenaikan kelas tahun pelajaran
2020/2021 dinyatakan telah disetuji.
Jakarta, Maret 2022

Disetujui oleh,

Wali Kelas Guru Pembimbing

Syarif Hidayatullah M.Pd Ziya Syifa Ulya


NIP . NIP .

Mengetahui,

Kepala Madrasah
Dra. Hj. Retno Dewi Utami, M.Pd
NIP . 196712151994032003

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini tepat pada waktunya.
Karya tulis ilmiah yang berjudul “Kearifan Lokal Masyarakat Betawi

Dalam Prosesi Pernikahan di Era Modern ” ini ditulis untuk memenuhi nilai
akhir Kinerja Ilmiah dan syarat kenaikan kelas 8.5 tahun ajaran 2021/2022. Dalam
pembuatan karya tulis ini, penulis ingin berterimakasih kepada:
1. Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta, Dra. Hj. Retno Dewi
Utami,M.Pd
2. Para Wakil Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta
3. Guru Pembimbing penulis Ziya Syifa Ulya SP.d dan juga kepada wali kelas
penulis kelas 8.5 Syarif Hidayatullah MP.d
4. Seluruh dewan guru yang telah membantu penulis selama proses pembuatan
karya ilmiah.
5. Orang tua dan teman-teman yang berperan besar dalam pembuatan karya tulis
ilmiah.
Kritik maupun saran sangat diharapkan oleh penulis. Semoga karya tulis ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, Maret 2022

ii
Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era Modern dapat dikatakan sebagai suatu masa yang telah mengalami
percepatan alur pertukaran informasi di banyak bidang dalam kehidupan. Era Modern
ditandai dengan majunya sistem pendidikan, pemerintahan, teknologi dan kebudayaan,
serta diiringi dengan pola berpikir yang semakin terbuka dan berkembang terhadap
faktor-faktor percepatan pertukaran informasi di segala bentuk bidang. Salah satu
bentuk percepatan pertukaran informasi di Era Modern ialah terjadinya kemungkinan
bagi budaya dan paham-paham asing untuk masuk dan menyebar luas secara cepat.
Tidak dipungkiri bahwa di Era Modern banyak aspek-aspek kehidupan yang bergeser
dari nilai kebudayaannya menuju cara-cara yang lebih modern, termasuk prosesi
pernikahan.
Proesi pernikahan kerap diartikan sebagai tahap pertama dalam sebuah jalinan
rumah tangga. Tahapan awal ini dimaknai sebagai penyatuan kedua belah pihak dengan
dirayakan bersama kerabat dengan cara-cara tertentu sesuai kebudayaan dan
kepercayaan yang dianut. Prosesi pernikahan juga dapat disebut sebagai upacara
maupun pesta pernikahan. Di Era Modern yang sudah maju, sebagian masyarakat
Indonesia merasa masih terikat dengan adat istiadat dan perlu mengikuti aturan adat
dalam melangsungkan prosesi pernikahan. Namun, sebagian besar masyarakat terutama
yang tinggal di area metropolitan sudah melupakan nilai budayanya, dan cenderung
mengikuti cara modern yang dinilai lebih praktis.
Kearifan lokal didefinisikan sebagai nilai-nilai luhur yang berlaku dalam suatu
tatanan masyarakat yang bertujuan antara lain melindungi dan mengelola lingkungan
hidup. Secara luas, kearifan lokal adalah filosofi atau pandangan hidup suatu
kebudayaan atau kepercayaan yang telah mencirikan kebudayaan dan kepercayaan
tersebut. Nilai kearifan lokal yang diajarkan turun menurun melalui media keluarga
dalam menilai dan memandang sebuah peristiwa sosial adalah faktor pembentuk pola
pikir masyarakat terhadap kebudayaannya. Kelompok masyarakat yang kehidupannya

4
masih kental akan nilai kearifan lokal cenderung akan menerapkan nilai tersebut
kedalam prosesi pernikahannya. Sebaliknya, masyarakat modern yang sudah
teridentifikasi dalam era modern tidak akan menerapkan nilai tersebut. Hal ini tentu
menjadi sebuah permasalahan dalam konteks regenerasi penerus kebudayaan dan nilai
kearifan lokal, terutama di kota-kota metropolitan. Contoh konkret dalam permasalahan
ini yaitu tergerusnya nilai kearifan lokal masyarakat Betawi mengenai cara-cara dalam
prosesi pernikahan di Ibukota Jakarta dalam Era Modern.
Masyarakat Betawi memiliki catatan pertama kalinya pada abad ke-17 disekitar
Batavia yang kini telah menjadi Ibukota Jakarta. Pada awal kemunculannya masyarakat
Betawi belum mengidentifikasi diri mereka kedalam satu suku yang memiliki kesatuan,
sebagian besar dari mereka mengidentifikasikan diri sesuai dengan tempat tinggal,
contohnya adalah Orang Kemayoran atau Orang Rawabelong. Pada saat ini sebagian
besar masyarakat Betawi mengidentifikasikan diri sebagai sebuah kesatuan yang berasal
dari campuran beberapa suku bangsa yang ada di Batavia semenjak era kolonial,
pengaruh terbesar dalam kebudayaannya adalah corak Tionghoa, Arab, Jawa dan Sunda.
Hal ini tergambar dalam bahasa, pakaian, alat musik, tarian dan banyak hal lain tak
terkecuali prosesi pernikahan. Bagi masyarakat Betawi kehidupan berkeluarga dianggap
suci, maka prosesi pernikahan yang dilangsungkan haruslah mengikuti tahapan-tahapan
yang memiliki arti tersendiri. Prosesi pernikahan adat Betawi identik dengan suasana
yang ramai, meriah dan unik. Diiringi oleh banyaknya rangkaian acara yang bahkan
dilangsungkan beberapa bulan sebelum hari pernikahan berlangsung. Di Era Modern,
masyarakat modern cenderung lebih menyukai rangkaian prosesi pernikahan yang
sederhana dibandingkan dengan prosesi pernikahan dengan kearifan lokal Betawi yang
rumit dan membutuhkan dana besar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja nilai kearifan lokal masyarakat Betawi dalam melangsungkan prosesi
pernikahan?
2. Apa tujuan yang diinginkan masyarakat era modern dalam melangsungkan
prosesi pernikahan?

5
3. Bagaimana relevansi nilai kearifan lokal masyarakat Betawi dalam prosesi
pernikahan dengan masyarakat modern di era modern?
4. Bagaimana cara mengakulturasikan kearifan lokal masyarakat Betawi dalam
prosesi pernikahan dengan tendensi sikap dan selera masyarakat era modern?

1.3 Tujuan Penilitian


Mengidentifikasi nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Betawi dalam prosesi
pernikahan kedalam kata-kata konkret yang menunjukan sebab berkurangnya minat
untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut kedalam prosesi pernikahan era
modern. Serta bertujuan untuk mengkaji, menelaah dan mencari solusi atas
ketidaksinambungan pola pikir masyarakat era modern terhadap nilai kearifan lokal,
demi melestarikan nilai kearifan lokal Betawi di era modern.

6
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Deskripsi Teorititis

Pada bagian ini, akan dibahas hakikat era modern, hakikat prosesi pernikahan,
hakikat masyarakat Betawi dan hakikat kearifan lokal.

2.1.1 Hakikat Era Modern

Era berartikan suatu masa atau zaman dalam kurun waktu tertentu yang ditandai
dengan ciri dan karakteristik berbeda pada tiap-tiap masa atau zaman tersebut.
Karakteristik sebuah era dijadikan klasifikasi berdasarkan kelas-kelas faktor pencirian
yang menjadi pembeda bagi tiap-tiap era. Perbedaan setiap era pada jangka waktu
singkat tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan, berlainan dengan perbedaan
dalam jangka waktu yang relatif lama yang menunjukkan perbedaan jelas antara era
lampau dan era kini. Hal ini menyiratkan jika perbedaan dalam periodesasi era terjadi
sebab perubahan grafik hidup manusia yang meningkat maupun menurun. Grafik hidup
manusia yang mengalami perubahan dan percepatan akan mengakibatkan pergeseran
trend suatu era karena faktor-faktor pembangunan sosial, ekonomi dan pendidikan,
pembangunan yang ditujukan juga merujuk pada pembangunan fisik yang terdiri atas
komponen kebudayaan dalam skema arsitektur, etimologi bahasa, penggunaan pakaian,
mata pencaharian dan prosesi berbasis adat.

Modern

Anda mungkin juga menyukai