A. LATAR BELAKANG
Anak sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu
golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak
yang berusia 7-12 tahun. Menurut Gunarsa (Syam dan Indriasari, 2018), masa anak
usia sekolah adalah masa tenang atau masa latent dimana apa yang telah terjadi dan
dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-masa
selanjutnya. Tahap usia ini disebut juga sebagai usia kelompok dimana anak mulai
mengalihkan perhatian dan hubungan intim dalam keluarga kerjasama antar teman
dan sikap-sikap terhadap kerja atau belajar. Anak – anak pada usia sekolah memilih
beragam aktifitas sehingga kerap kali melupakan makan pagi dan siang. Sebagai
gantinya mereka mengonsumsi makanan yang berasal dari jajanan disekolah. Hampir
semua anak usia sekolah suka jajan. Mereka menyukai jajan karena makanan yang
dijual disekolah lebih murah, mudah dijangkau, dan memiliki warna yang lebih
menarik.
Makanan jajanan menurut Food and agricultural organization (FAO) dalam
Fitri Dyna et.al (2018) adalah makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual
oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang
langsung dimakan atu dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut.
Istilah makanan jajanan tidak jauh dari istilah junk food, fast food, dan street food
karena istilah tersebut merupakan bagian dari istilah makanan jajanan (Aprilia, 2015).
Menurut Winarno dalam Iklima (2017) makanan jajanan terdiri dari minuman,
makanan kecil (kudapan), dan makanan lengkap, didefinisikan sebagai makanan yang
siap untuk dimakan atau terlebih dahulu dimasak di tempat penjualan, dan di jual di
pinggir jalan, atau tempat umum.
Anak – anak pada usia sekolah memilih beragam aktifitas sehingga kerap kali
melupakan makan pagi dan siang. Sebagai gantinya mereka mengonsumsi makanan
yang berasal dari jajanan disekolah. Hampir semua anak usia sekolah suka jajan.
Mereka menyukai jajan karena makanan yang dijual disekolah lebih murah, mudah
dijangkau, dan memiliki warna yang lebih menarik (Almafaluti & Budi, 2015).
Makanan jajanan selain nilai gizinya rendah, keamanan pangan jajanan juga menjadi
masalah. Memilih jajanan sehat hendaknya di berikan kepada anak sejak dini agar
mereka tidak mengonsumsi jajanan sembarangan dan dapat memilih jajanan yang
sehat/baik untuk dikonsumsi disekolah (Hardono, 2019). Permasalahan kebiasaan
jajanan yang tidak sehat pada siswa harus ditangani agar terhindar dari berbagai macam
penyakit. Badan pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melakukan survey dengan
melibatkan sekolah di Indonesia dan membuktikan bahwa 35% jajanan anak sekolah
kondisinya tidak sehat dan tidak memenuhi syarat. Penelitian menunjukkan bahwa
98,5% anak sekolah mempunyai kebiasaan membeli PJAS setiap harinya dengan
frekuensi dua kali dalam sehari dilakukan oleh 58,8% siswa (Aini, 2019). Studi lain
menunjukkan bahwa pangan jajanan menyumbang 34,4% (589,8±488,3 kkal) energi
dan 4,1% (17,6±19,5 g) protein dari konsumsi pangan harian anak usia 6-12 tahun (Sari
dan Rachmawati, 2020). Untuk mengurangi akibat yang ditimbulkan dari makanan
jajanan yang tidak sehat maka perlu dilakukan sosialisasi atau penyuluahan di sekolah
terutama anak sekolah dasar.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang jajanan sehat dan bergizi,
diharapkan siswa/i di ruang kelas VI dapat mengetahui dan memahami mengenai
jajanan sehat.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan siswa/i mampu:
a. Menjelaskan jajanan sehat dan tidak sehat menggunakan alat peraga boneka
makanan
b. Menyebutkan tips memilih jajanan sehat
c. Menjelaskan manfaat mengonsumsi jajanan sehat serta dampak
mengkonsumsi jajanan tidak sehat diuji melalaui post-test
d. Peserta didik mampu membedakan dan menjelaskan jajanan sehat dan tidak
sehat menggunakan alat peraga
E. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) Waktu pelaksanaan telah disepakati dengan kepala sekolah dan
pembimbing lahan.
b) Laporan pendahuluan telah dipersiapkan, alat dan sarana penunjang telah
dikonfirmasi dengan pembimbing lahan dan dinyatakan alat siap pakai.
c) Topik telah disepakati oleh mahasiswa dan pembimbing lahan
d) Siswa/i memperhatikan penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a) Siswa/i mampu menjelaskan materi secara sederhana.
b) Mahasiswa mampu melibatkan peserta untuk berdiskusi.
c) Siswa/i dapat hadir dan mengikuti kegiatan dariawal sampai akhir.
d) Alat dan media yang digunakan dapat dipersiapkan dan digunakan
dengan baik.
3. Evaluasi Hasil
a) Minimal 70% siswa/i memiliki pengetahuan dalam kategori baik setelah
penyuluhan
b) Siswa yang hadir aktif dan senang dalam mengikuti penyuluhan
F. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: Moderator
: Penyaji
: Audience
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYULUHAN “JAHAZI”
(Jajanan Sehat & Bergizi)
TUJUAN PENYULUHAN
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang jajanan sehat dan bergizi, diharapkan
siswa/i di ruang kelas VI dapat mengetahui dan memahami mengenai jajanan sehat.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan siswa/i mampu:
1. Menjelaskan jajanan sehat dan tidak sehat menggunakan alat peraga
boneka makanan
2. Menyebutkan tips memilih jajanan sehat
3. Menjelaskan manfaat mengonsumsi jajanan sehat serta dampak
mengkonsumsi jajanan tidak sehat diuji melalaui post-test
4. Peserta didik mampu membedakan dan menjelaskan jajanan sehat dan
tidak sehat menggunakan alat peraga stik tempel gambar makanan
KEGIATAN PENYULUHAN
Langkah Kegiatan
1. Pembukaan Mahasiswa mengucapkan salam kepada siswa/i
( 3 menit ) dan siswa/i menjawab salam
2. Apersif - Mahasiswa menanyakan pengetahuan
siswa/i tentang pengertian, dampak, contoh
( 3 menit )
jajanan tidak sehat, sebagai gambaran
pengetahuan awal siswa
- Siswa/i memperhatikan dan menjawab
pertanyaan
SUSUNAN ACARA :
SARANA PENUNJANG
a. Metode : Ceramah, Tanya jawab, demonstrasi. dan postest
b. Media : Media yang digunakan adalah :
- Alat peraga boneka makanan
- Poster
- PPT
- Stik gambar makanan
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud jajanan sehat?
2. Apa manfaat dari mengonsumsi jajanan sehat?
3. Sebutkan macam-macam jajanan sehat dan tidak
sehat
4. Apa akibat jika memakanan jajanan yang tidak
sehat?
5. Bagaimana cara memilihih jajanan yang sehat?
DAFTAR PUSTAKA
Aini, S.Q., 2019. Perilaku Jajan pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Litbang: Media Informasi
Penelitian, Pengembangan Dan IPTEK, 15(2), pp.133-146.
Aprilia, A., 2015. Obesitas pada anak sekolah dasar. Jurnal Majority, 4(7), pp.45-48.
Dyna, F., Putri, V.D. and Indrawati, D., 2018. Hubungan perilaku komsumsi jajanan pada
pedagang kaki lima dengan kejadian diare. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema
Kesehatan, 3(3), pp.524-530.
Harlita, Immanuela. 2018, Meski Enak, 7 Jajanan Sekolah Tak Sehat Picu Berbagai Peyakit.
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3670563/meski-enak-7-jajanan-sekolah-tak-
sehat-picu-berbagai-penyakit (Diakses tanggal 19 Januari 2023)
Iklima, N., 2017. Gambaran pemilihan makanan jajanan pada anak usia sekolah dasar. Jurnal
Keperawatan BSI, 5(1).
Khoiruddin, K., Kirnantoro, K. and Sutanta, S., 2015. Tingkat pengetahuan berhubungan
dengan sikap cuci tangan bersih pakai sabun sebelum dan setelah makan pada siswa SDN
Ngebel Tamantirta, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan
Indonesia)(Indonesian Journal of Nursing and Midwifery), 3(3), pp.176-180.
Malappiang, F., Jayadi, Y.I. and Radia, U., 2021. PROMOSI JAJANAN SEHAT PADA
SDN SAMATA. Jurnal Imagine, 1(2), pp.56-63.
Pedoman Pangan Jajanan Anak Sekolah Untuk Mencapai Gizi Seimbang, 2021, Badan
Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Pedoman Pangan Jajanan Anak Sekolah Untuk Pencapaian Gizi Seimbang, 2013, Direktorat
Standardisasi Produk Pangan Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan Dan Bahan
Berbahaya Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Ratih, Dwi. 2022 Hati-hati, Ini 6 Masalah Kesehatan akibat Jajan Sembarang.
https://hellosehat.com/nutrisi/tips-makan-sehat/jajan-sembarangan-bikin-sakit/ (Diakses
tanggal 17 Januari 2023)
Syam, A., & Indriasari, R. (2018). Gambaran pengetahuan dan sikap siswa terhadap
makanan jajanan sebelum dan setelah pemberian edukasi kartu kwartet pada anak usia
sekolah dasar di kota Makassar. JURNAL TEPAT: Teknologi Terapan untuk
Pengabdian Masyarakat, 1(2), 127-136.
LAMPIRAN
A. Materi Penyuluhan
1. Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
1.1 Pengertian Makanan Jajanan
Pada anak sekolah, sarapan tetap menjadi prioritas dalam asupan gizi
anak sekolah. Jika kebutuhan gizi anak sekolah belum tercukupi dari sarapan
maka PJAS menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi
tersebut. Sarapan merupakan bagian dari perilaku untuk mewujudkan gizi
seimbang yang penting bagi hidup sehat, aktif, dan cerdas. Berbagai kajian
membuktikan bahwa gizi yang cukup dari sarapan membekali tubuh untuk
berpikir, beraktivitas fisik secara optimal setelah bangun pagi. Bagi anak
sekolah, sarapan terbukti dapat meningkatkan kemampuan belajar dan
stamina anak. Sarapan atau makan pagi yaitu makanan yang dimakan pada
pagi hari sebelum beraktifitas, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk
atau makanan kudapan. Energi dari sarapan untuk anak-anak dianjurkan
berkisar 20-25% yaitu 200-300 kalori. Dalam menyusun menu sarapan perlu
diperhatikan kelengkapan gizi yang dikandungnya.
Makanan merupakan bahan makanan selain obat yang mengandung
zat gizi dan atau unsur atau ikatan senyawa kimia yang dapatdiubah
menjadi zat gizi oleh tubuh, dimana zat gizi tersebut apabila
dimasukkan ke dalam tubuh akan berguna bagi tubuh (Adriani dan
Wirjatmadi 2012). Pengertian jajanan menurut Puspitasari (2013) merupakan
makanan dan minuman yang dipersiapkan dan atau dijual oleh pedagang
kaki lima di jalan dan di tempat-tempat keramaian umum yang langsung
dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan lebih lanjut atau persiapan
lebih lanjut. Irianto (2007) mengungkapkan bahwa makanan jajanan
adalah makanan yang banyak ditemukan dipinggir jalan yang dijajakan
dalam berbagai bentuk, warna, rasa serta ukuran sehingga menarik minat
dan perhatian orang untuk membelinya. Menurut BPOM, Pangan Jajan Anak
Sekolah (PJAS) adalah Pangan yang ditemui di lingkungan sekolah dan
secara rutin dikonsumsi oleh sebagian besar anak sekolah.
1.4. Faktor Penyebab Anak Jajan Sembarangan atau Jajan Tidak Sehat
Afni (2017) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan
konsumsi makanan jajanan pada anak sekolah adalah pengetahuan, sikap,
teman sebaya, peran orang tua, dan kebiasaan anak membawa bekal ke
sekolah. Dalam penelitian lain Wowor (2018) menyebutkan bahwa adanya
hubungan antara sikap terhadap makanan jajanan,pengetahuan gizi,
pengaruh teman sebaya, kebiasaan membawa bekal, dan kebiasaan sarapan
pagi dengan perilaku konsumsi jajanan pada pelajar.
e. Gulali
Gulali mengandung gula tambahan buatan, biasanya jenis fruktosa,
dan sedikit sekali zat gizinya. Penelitian menyebutkan, fruktosa dapat
meningkatkan risiko diabetes tipe-2 dan obesitas. Selain itu, terlalu
banyak mengonsumsi gulali dapat menyebabkan beberapa kondisi, seperti
merusak gigi.
1.7 Tips Untuk Anak Agar Tidak Mengonsumsi Jajanan Tidak Sehat
a. Membawa bekal makanan sehat dari rumah
Maraknya penggunaan zat kimia berbahaya dalam makanan jajanan,
seperti pewarna, penyedap rasa, hingga pengawet perlu diwaspadai. Salah
satu cara agar anak terhindar dari makanan jajanan tersebut adalah dengan
membawa makanan bekal dari rumah
b. Cuci tangan sebelum makan
Tangan adalah media utama bagi penularan kuman-kuman penyebab
penyakit. Akibat kurangnya kebiasaan cuci tangan, anak-anak merupakan
penderita tertinggi dari penyakit diare dan penyakit pernafasan, hingga
tidak jarang berujung pada kematian.
B. Soal Pre Test dan Post Test
1. Soal Pre Test
Kunci jawaban
Pretest :
1. C
2. A
3. A
4. B
5. A
Postest :
1. Jajanan sehat adalah jajanan yang bergizi dan tidak berbahaya bagi anak-anak
2. Dapat memenuhi kebutuhan gizi, menghindarkan dari berbagai penyakit dan dapat
membuat tubuh menjadi sehat
3. Contoh jajanan sehat yaitu salad buah, salad sayur,cokies,susu,onigiri, sandwich
Contoh jajanan tidak sehat yaitu telur gulung, mie instan,gulali , lidi-lidian, sarang
laba-laba, cimol,es lilin
4. Diare, radang, masalah gigi, keracunan
5. Cara memilih jajanan sehat yaitu
a. Jaga kebersihan
b. Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin edar dan Kadaluarsa)
c. Perhatikan warna, rasa dan aroma
C. Media Penyuluhan
1. Boneka Makanan
3. Poster
4. PPT