Anda di halaman 1dari 2

MUTIARA YANG LEBIH BERKILAU DARI

REMBULAN
Achmad Dyo Ilham Afandi
email:akutayo817@gmail.com

Abstrak- Menurut sebagian kecil manusia dimuka bumi ini, penghadiran seseorang pada hidup
mereka merupakan karunia yang bukan sembarang ditetapkan Tuhan. Selain itu, mereka
percaya bahwa hidup adalah doa panjang yang tidak ada ujungnya. Berbicara tentang hidup,
semua orang mempunyai kebebasan dalam mengkaryakan hidupnya. Alih-alih menikmati
proses yang ada, entah itu suka ataupun duka, cinta ataupun luka, semua adalah ketetapan
Tuhan yang tidak bisa dipaksakan. Maka dari itu, penelitian ini dibuat sebagai bentuk
penghargaan atas rasa syukur yang tak terhingga dari cinta yang sudah terlanjur dirasakan.
Metode penelitian ini menggunakan teknik membaca tapi bukan tulisan, mendengar tapi
bukan suara, dan melihat tapi bukan dari mata Melainkan hati. Sumber data yang didapat
yaitu berasal dari suka dan duka mengenal seseorang yang nama depannya memakai nama
Mutira, Perempuan kelahiran tahun 2007 yang siapa sangka telah menjadi kecintaan penulis
sepanjang sisa hidupnya. Tidak seistimewa emas batangan atau intan permata, tapi dia
benar-benar berharga

PENDAHULUAN
Menurut Marsudi Fitro Wibowo (2008), makna Penulis tahu betul. Tuhan bisa dengan
kasih sayang tidaklah berujung, sedangkan rasa kasih mudah membolak-balikkan hati manusia, dan hati
sayang adalah sebuah fitrah yang mesti di realisasikan manusia jelas bukan mainan sekalipun Tuhan
sepanjang kehidupan di dunia. Dalam bukunya Seni berkenan unnik membolak-balikkan. Ketika Tuhan
Mencinta, Erich Fromm menyebutkan bahwa cinta itu menitipkan cinta, tidak semua orang bisa melihat
terutama memberi, bukan menerima, dan memberi cahaya itu dan tidak semua orang mau menerima
merupakan ungkapan yang paling tinggi dari cahaya itu. Dengan itu tertulislah jurnal ini '
kemampuan. Yang paling penting dalam memberi Mutiara yang lebih berkilau dari rembulan'.
ialah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Biarlah penulis menginterpretasikan pencapaian
Maka dari itu, biarlah penulis mengabadikan kasih ini dari cerita yang tidak akan pernah usai dibaca.
sayangnya dalam jurnal ini. Tidak untuk dijadikan Mengapa tidak?, jelas bukan karena selesai atau
takaran seberapa kenal penulis dengan materi kajian, tidaknya penulis memahami dan mempelajari
melainkan hanya sebatas peluapan dari kerinduan hidup seorang Mutiara Vida Timur Aulya Inatsan
dan kasih sayang yang seluas lautan. Budiono, melainkan cinta adalah ketidak
berujungan. Mutiara Vida Timur Aulya Inatsan
Pertama-tama dan yang paling penting Budiono bukanlah novel atau prosa yang hisa
penulis sampaikan, seperti yang ia bilang, penulis ditelaah alineanya, ataupun puisi yang bisa dikaji
adalah laki-laki keras kepala yang gemar sekali diksi dan maknanya.Mutiara Vida Timur Aulya
menyukai apa-apa yang bertolak belakang dengan Inatsan Budiono adalah wujud nyata karunia.
yang seharusnya di sukai. Tidak ada yang bisa Seperti halnya kehidupan, Mutiara Vida Timur
penulis janjikan selain kekurangan- kekurangan Aulya Inatsan Budiono adalah doa panjang yang
yang penulis harap senantiasa di beri barang tidak akan ada ujungnya.
secuil pemakluman, atau yang lebih di harapkan
lagi adalah ia mengajak berdiskusi untuk
mengurusi kekurangan itu.
METODE Tidak ada yang tahu apakah besok rasa ini
Metode yang digunakan dalam penulisan ini masih sama atau mulai berganti. Penulis sadar
adalah deskriptif kualitatif. Metode penelitian betul bahwa manusia hanyalah pemeran dari
deskriptif kualitatif merupakan jenis, desain, atau sebuah naskah yang berjudul takdir. Meskipun
rancangan penelitian yang biasa digunakan untuk begitu, Mutiara Vida Timur Aulya Inatsan
meneliti objek penelitian yang alamiah atau dalam Budiono tetap akan menjadi doa panjang yang
kondisi riil dan tidak disetting seperti pada tidak akan pernah selesai untuk penulis rapalkan
eksperimen. Selain itu, penulis juga menggunakan kepada Tuhan.
kata hati yaitu dengan membaca tapi bukan tulisan
KESIMPULAN
, mendengar tapi bukan suara, dan melihat tapi
Tamatlah pada bagian akhir dari jumal ini.
bukan dari mata. Melainkan hati.
Kesimpulan dari semUa huruf yang sudah tertulis
pada jurnal ini adalah sebisa mungkin bersyukur
HASIL DAN DISKUSI
atas apa yang selah ditetapkan. Berbahagia
Berdasarkan waktu yang sudah dilewati sejak
dengan melakukan apapun yang membuat
hari pertama, sudah banyak proses yang tiada
senang. Menceritakan secara gamblang
henti dijalani. Telah di dapati kesan menakjubkan
bagaimana penulis mencintai Mutiara Vida
dalam mengenal Mutiara Vida Timur Aulya Inatsan
Timur Aulya Inatsan Budiono adalah hal yang
Budiono. Selain menjadi anak kesayangan mamah,
sedikit mengurangi kerinduan dan ke
saat ini ia juga menjadi kesayangan penulis.
overthinkingan penulis kepada Mutiara Vida
Sepertinya lupa tentang hal yang disukai oleh
Timur Aulya Inatsan Budiono. Entah apa tujuan
Mutiara Vida Timur Aulya Inatsan Budiono
jelasnya, dengan kesadaran penuh penulis
sehingga tidak memungkinkannya penulis untuk
merasa cukup atas kehadiran seorang Mutiara
membuat tabel fakta.
Vida Timur Aulya Inatsan Budiono di
Tentu saja ini hal sang sangat menyedihkan.
kehidupannya. Semoga selalu dimudahkan segala
Namun mengingat bahwa penulis tersendiri adalah
niat haiknya, Jalan pulang selalu terbuka. Biar
hal yang disukai oleh Mutiara Vida Timur Aulya
orang berkata apa, mereka tidak akan menjadi
Inatsan.
diriku. SOOOOOO WILL U BE MY LOVERRRR??!?!?
Seperti kata Jalaludin Rumi, "Ada seribu cara !?!?!?
untuk berlutut dan mencium tenah, ada seribu
cara untak pulang lagi.." Segala cerita yang
didalamnya selalu ada kejutan sudah dialami
penulis ketika mencintai Mutiara Vida Timur
Aulya Inatsan Budiono. Sejauh dan se'mbabyak
apapun deni purnama, pasti ada jalan menuju
pulang. Entah bagaimana alurnya karena itu kuasa
Tuhan, yang terpenting, bersyukur dan tidak
kemana- mana adalah pilihan penulis untuk
melanjutkan hidup dengan mencintai Mutiara Vida
Timur Aulya Inatsan Budiono.
Meskipun begitu, rasa kepemilikan sangatlah
jauh dan tidak pernah sekalipun di Imani penulis.
Hal tersebut dikarenakan agar tidak terjadinya
kehilangan yang sangat tidak di inginkan. Namun,
adanya kehadiran penulis hanya untuk Mutiara
Vida Timur Aulya Inatan Budiono seorang tidak
untuk yang lain. Karena yang mendampingi tidak
harus menjadi yang terbaik hagi diri dan hati
penulis, tapi diri penulislah yang harus menjadi
terbaik bagi siapapun yang mendampingi penulis.

Anda mungkin juga menyukai